IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 02 AGUSTUS 2011
Tema: YA ABBA, YA BAPA
(Seri 15)
Subtema: JANGAN MENOLAK PANGGILAN TUHAN
Shalom. Salam sejahtera,
dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Karena kasih Nya
besar, kita dapat beribadah pada malam hari ini, lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Biarlah kita semakin giat
dan semakin bersungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan, dan jangan menolak
panggilan Tuhan.
Kembali kita melihat Roma
8
Roma 8: 14-15
(8:14) Semua orang, yang dipimpin
Roh Allah, adalah anak Allah. (8:15)
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,
tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh
Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah,
tetapi jika tidak hidup dipimpin oleh Roh Allah, melainkan hidup menurut
daging, bukanlah anak-anak Allah. Oleh Roh itu sendiri kita berseru “ya Abba,
ya Bapa” kepada Allah, sebab “Ya Abba, Ya Bapa” adalah seruan dari anak-anak Tuhan kepada
Allah.
Abba artinya: Bapa
yang baik, Bapa yang memelihara
anak-anak Nya. Berarti suatu keuntungan bagi kita bila
berseru “ya Abba, ya Bapa”, itu sebabnya biarlah semakin hari kita semakin
sungguh-sungguh dan semakin giat dalam beribadah kepada Tuhan, terutama dalam
doa penyembahan, karena ukuran ibadah dari anak-anak Tuhan adalah saat ibadah
doa penyembahan. Dalam Wahyu 11: 1-2,
yang diukur adalah mezbah. Mezbah à doa penyembahan
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Itu sebabnya, kalau hidup dalam daging, maka memikirkan hal-hal yang dari daging; dan kalau hidup
menurut Roh, pasti memikirkan hal-hal yang dari Roh itu sendiri, dan dengan Roh
itu, kita bisa berseru “ya Abba, ya Bapa”.
Oleh sebab itu, biarlah kita memberi diri untuk
dipimpin Roh Kudus, dan jangan hidup menurut keinginan daging.
Mari kita memperhatikan, satu kisah yang menarik dalam kitab Yunus.
Yunus 1: 1-4
(1:1) Datanglah
firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: (1:2) "Bangunlah, pergilah ke Niniwe,
kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah
sampai kepada-Ku." (1:3) Tetapi Yunus bersiap untuk
melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan
mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya
perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke
Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN. (1:4) Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke
laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul
hancur.
Yunus lari dari panggilan Allah, ini menunjukkan bahwa Yunus tidak
hidup di dalam pimpinan Roh Kudus, melainkan hidup menurut keinginan daging,
tidak memikirkan hal-hal yang rohani, yaitu panggilan Tuhan kepadanya.
Biarlah kita semua yang dipanggil oleh Tuhan semakin
sungguh-sungguh dalam Tuhan dan jangan lari dari panggilan Tuhan, terutama bagi
kita yang sudah dipercayakan ibadah pelayanan oleh Tuhan. Apa pun yang Tuhan
percayakan kepada kita, biarlah hal itu sampai itu tertanam dalam hati, dan biarlah hal itu kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, sebab kalau lari dari
panggilan, maka hal itu membahayakan
diri sendiri.
Ciri-ciri lari dari panggilan TUHAN.
Yunus 1: 5-6
(1:5) Awak kapal menjadi
takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke
dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah
turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu
tertidur dengan nyenyak.
(1:6) Datanglah
nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur
begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu
akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."
Ciri-cirinya ialah Yunus tertidur dengan
nyenyak à Kerohanian yang sedang tertidur.
Berarti kalau tidak berseru “ya Abba, ya Bapa”, tidak mengagungkan memuliakan Tuhan / tidak hidup
di dalam doa penyembahan, maka kerohanian akan tertidur dengan nyenyak.
Kalau kerohanian tertidur, seluruh anggota tubuh tidak dapat
dipergunakan untuk melayani Tuhan, dan tidak dapat berseru “ya Abba, ya Bapa”
kepada Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang menciptakan lagit dan
bumi dan segala isinya. Ini adalah suatu kerugian yang besar, itu sebabnya saya
katakan kalau tidak hidup dalam pimpinan Roh Kudus adalah kerugian yang besar
karena tidak ada seruan kepada Allah.
Kalau kerohanian tertidur dengan nyenyak, maka tidak akan
mengetahui keadaan dan tidak merasakan keadaan di sekitar kita, seperti orang
yang tidur nyenyak, tentu ini adalah kerugian yang sangat besar bagi diri
sendiri dan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan Tuhan.
ADA 2 HAL YANG TERJADI kalau tidak berseru “ya Abba, ya Bapa”, YANG PERTAMA:
Yunus 1: 2
(1:2) "Bangunlah, pergilah
ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya
telah sampai kepada-Ku."
Tidak dapat menolong orang yang hidup dalam dosa
kejahatan, seperti orang-orang Niniwe, yang kejahatannya sudah sampai kepada
Allah. Seharusnya, orang-orang yang seperti inilah yang harus
ditolong, tetapi karena tidak ada seruan kepada Allah dan kerohanian sudah tidur,
sehingga tidak dapat menolong mereka.
Mari kita lihat; kejahatan orang-orang Niniwe.
Yunus 2: 8
(2:8)
Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang
meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia.
Kejahatan orang-orang Niniwe adalah berpegang teguh pada berhala kesia-siaan
sehingga meninggalkan Allah yang mengasihi mereka. Berhala
adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
ADA 2 HAL YANG TERJADI kalau tidak berseru “ya Abba, ya Bapa”, YANG KEDUA:
Yunus 1: 4-5
(1:4) Tetapi TUHAN menurunkan
angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu
hampir-hampir terpukul hancur. (1:5) Awak
kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka
membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi
Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ,
lalu tertidur dengan nyenyak.
Kalau tidak melayani Tuhan karena lari dari
panggilan Tuhan, maka kerugiannya IALAH tidak
memperhatikan keberadaan orang-orang yang ada di sekitar kita, yaitu mereka
yang sedang menghadapi pergumulan / yang berbeban berat, seperti kapal yang
diterpa badai besar, yaitu gelombang laut yang besar.
Orang-orang yang menghadapi pergumulan / yang
berbeban berat sebetulnya sangat membutuhkan pertolongan dari Tuhan lewat
hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan yang dipanggil untuk melayani Tuhan,
seperi Yunus, tetapi mereka yang berbeban berat tidak dapat pertolongan karena
pelayan-pelayan Tuhan lari dari panggilan.
Oleh sebab itu, anak-anak Tuhan yang sudah
dipercaya melayani Tuhan sebaiknya memperhatikan panggilan masing-masing di
hadapan Tuhan.
Keadaan seseorang yang sedang berbeban berat:
1.
Berteriak
ketakutan. Kalau
seseorang sedang berbeban berat akan mengalami ketakutan sampai berteriak; Hal ini
bisa menimpa siapa saja.
2.
Membuang
barang-barang atau muatan kapal untuk meringankannya
Seseorang yang berbeban berat
seringkali mengambil jalan pintas untuk meringankan beban yang sedang dihadapi; ini
adalah suatu kerugian yang besar. Banyak orang yang bermasalah /
yang berbeban berat seringkali merugikan diri sendiri sampai membuang
berkas-berkas / harta yang dia punya dengan begitu saja, karena tidak tahu cara
menyelesaikan masalah yang dialami, maksudnya untuk meringankan beban justru
membuang-buang berkat / harta yang dia punya.
Sebagai JALAN KELUARNYA, supaya kita bisa menolong mereka yang
hidup dalam kejahatan dan menolong mereka yang sedang berbeban berat.
Yunus 1: 11-12, 15
(1:11) Bertanyalah
mereka: "Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak
menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora." (1:12) Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah
aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan
tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar
ini menyerang kamu." (1:15)
Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut
berhenti mengamuk.
Jalan keluar supaya badai besar itu berlalu, yaitu Yunus harus dicampakkan ke dalam laut,
sebab Yunus sadar, karena dirinyalah yang menyebabkan badai menyerang mereka.
Dan biarlah saya dan saudara menyadari kekurangan kita di
hadapan Tuhan, seperti Yunus, dan merelakan dirinya dicampakkan ke dalam
lautan.
Lukas 13: 23-28
(13:23) Dan ada
seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang
diselamatkan?" (13:24) Jawab Yesus kepada orang-orang di
situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab
Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan
dapat. (13:25) Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu,
kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah
kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana
kamu datang. (13:26) Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di
hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. (13:27) Tetapi Ia
akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari
hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! (13:28) Di sanalah
akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan
Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan
ke luar.
Dicampakkan ke luar, berarti; harus berjuang untuk masuk melalui pintu yang
sesak, pintu yang sempit. Inilah jalan keluarnya.
Oleh sebab itu, nabi Yunus menyadari diri “campakkanlah aku ke dalam laut, sebab aku
tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu” Jalan yang sempit diumpamakan
seperti lobang jarum yang kecil.
Lukas 18: 23
(18:23) Ketika orang
itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. (18:24) Lalu Yesus
memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke
dalam Kerajaan Allah. (18:25) Sebab lebih mudah seekor unta
masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan
Allah." (18:26) Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika
demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" (18:27) Kata Yesus:
"Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
Untuk masuk dalam Kerajaan Sorga, bagi orang yang memiliki banyak uang, itu sangatlah
sukar, tetapi lebih mudah seekor unta
masuk ke dalam lobang jarum. Secara logika, seekor unta yang masuk ke
dalam lobang jarum, tidak lah mungkin, tidak masuk akal, tetapi bagi Tuhan
semuanya mungkin.
Seekor unta yang masuk ke dalam lobang jarum à kerendahan hati.
Jadi, orang kaya sukar
masuk sorga, bukan karena kekayaannya, tetapi tidak ada kerendahan hati, sebab dalam perumpamaan tadi, orang kaya
tadi dibandingkan dengan seekor unta.
Biarlah kita berjuang melalui jalan yang sempit, sehingga
dalam beribadah melayani Tuhan pun harus tetap merendahkan diri, saat menghadapi
masalah harus tetap rendah hati, seperti Maria;
-
saat mendengarkan
firman Tuhan merendahkan diri di kaki Tuhan,
-
saat menghadapi masalah
tetap merendahkan hati bukan bersungut-sungut,
-
dan saat mempersembahkan
korban persembahan yang berbau harum tetap merendahkan hati, sebab banyak anak Tuhan
kalau sudah memberi korban persembahan untuk Tuhan, sudah merasa lebih besar
sehingga tidak mau ditegor oleh gembala sidang.
Maria à Kehidupan gereja Tuhan di
akhir zaman yang tetap
merendahkan hati di kaki Tuhan untuk menerima dan mendengarkan Firman TUHAN =
Kehidupan yang hatinya penuh dengan Firman.
Ciri-ciri orang yang rendah hati seperti Maria, dapat dilihat dari SEEKOR UNTA.
1.
Bertekuk lutut saat
dinaiki à Doa penyembahan.
Biarlah kita
senantiasa hidup di dalam doa penyembahan kepada Tuhan sebagai tanda penyerahan
diri sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, sama seperti unta, dia harus bertekuk
lutut saat dinaiki di atas punggungnya.
2.
Sanggup menerima
beban di atas punggung itu à Tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan
dalam ibadah pelayanan. Kalau kita sudah
melayani Tuhan, harus dapat bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan oleh
Tuhan, bisa menerima beban, jangan
menjadi beban bagi orang lain.
Inilah jalan yang sempit itu,
Kalau dulu, untuk bertambah 1 ibadah saja sudah menjadi beban; tetapi sekarang, sudah menjadi kerinduan untuk mengikuti 3
macam ibadah, yaitu Ibadah Pendalam
Alkitab, Ibadah Doa Penyembahan
seperti malam hari ini, dan Ibadah Umum
Minggu. Tiga macam ibadah sudah menjadi kerinduan kita; dan sekarang, tanggung jawab kita
adalah ibadah pelayanan yang sudah
Tuhan percayakan.
Oleh sebab itu, biarlah kita melayani Tuhan lebih
sungguh-sungguh lagi; tanggung jawab
sekecil apapun haruslah kita kerjakan dengan segenap hati dan dengan tulus
ikhlas. Biarlah jalan ini kita lalui dengan baik.
Matius 7: 13-14
(7:13) Masuklah
melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang
menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (7:14) karena sesaklah
pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang
mendapatinya."
Firman yang keras itu bagaikan jalan yang sempit, sehingga banyak orang yang mengundurkan diri.
Tetapi kalau kita berjalan melalui jalan yang sempit, maka akan menuju kepada
kehidupan yang kekal, masuk dalam kerajaan sorga; namun sedikit orang yang mendapatkannya. Oleh sebab itu, biarlah kita berada
di antara orang yang sedikit mendapatkannya.
PRAKTEK DICAMPAKKAN.
Yunus 1: 17
(1:17) Maka atas penentuan TUHAN datanglah
seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan
itu tiga hari tiga malam lamanya.
Prakteknya: Yunus
berada di dalam perut ikan selama 3 hari, 3 malam
3 hari 3 malam à pengalaman kematian
dan kebangkitan, artinya: masuk dalam pengalaman kematian dan
kebangkitan Kristus (Roma 6: 4)
-
Kuasa kematian Kristus: mengubur
hidup yang lama. Biarlah kita
mengubur segala hidup yang lama dalam ibadah pelayanan kita kepada Tuhan,
supaya segala sesuatu yang kita persembahkan berkenan dan menyenangkan hati
Tuhan.
-
Kuasa kebangkitan Kristus: hidup dalam hidup yang baru. Biarlah kita hidup dalam hidup yang baru,
terus menerus dibaharui baik dalam ibadah maupun di luar ibadah, sampai kepada
pembaharuan Yerusalem yang baru, yaitu hidup suci .
Kalau kita satu di dalam kematian Kristus, kita pasti satu di
dalam kebangkitan Kristus, sebab sia-sialah pengikutan kita kepada Kristus
kalau tidak dibangkitkan dari antara orang mati.
Hasilnya, YANG PERTAMA:
Yunus 2: 1-2
(2:1) Berdoalah
Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu, (2:2) katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru
kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku
berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
Dalam pegalaman kematian dan kebangkitan, Yunus berseru kepada
Tuhan, Yunus kembali mengagungkan
dan memuliakan nama Tuhan.
Yunus 3: 1-5
(3:1) Datanglah
firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: (3:2)
"Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah
kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." (3:3) Bersiaplah
Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah
kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. (3:4) Mulailah
Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru:
"Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." (3:5) Orang Niniwe percaya kepada Allah,
lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak,
mengenakan kain kabung.
Kalau kita berseru “ya Abba, ya Bapa” kepada Tuhan, yaitu
mengagungkan dan memuliakan nama Tuhan, maka kita
pasti peduli kepada orang-orang di sekitar kita, itu
artinya; saya dan saudara
sanggup menolong orang-orang yang di sekitar kita yang perbuatannya jahat
sekali, seperti orang-orang di Niniwe.
Hasilnya, YANG KEDUA:
Yunus 1: 14-15
(1:14) Lalu
berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, janganlah kiranya
Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau
tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN,
telah berbuat seperti yang Kaukehendaki." (1:15) Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu
mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.
Kalau kita berseru “ya Abba, ya Bapa” kepada Tuhan, yaitu
mengagungkan dan memuliakan nama Tuhan, maka kita pasti peduli kepada orang-orang di
sekitar kita, itu artinya; saya dan saudara
sanggup menolong orang-orang yang di sekitar kita yang berbeban berat karena 1001 macam masalah yang sedang
dihadapi, seperti kapal dan orang-orang yang ada di dalamnya sedang menghadapi
gelombang laut yang besar, terlebih mereka yang belum mengenal Tuhan, supaya turut
memuliakan nama Tuhan, seperti awak kapal tersebut.
Yunus 1: 16
(1:16) Orang-orang
itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan
bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar.
Orang-orang yang berada di dalam kapal menjadi takut kepada
Tuhan / takut akan Tuhan, sehingga mereka memuliakan nama Tuhan dengan mempersembahkan korban sembelihan bagi
Tuhan, yaitu jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk (Mazmur 51: 19),
serta mengikrarkan nazar kepada
Tuhan.
Yunus 2: 9
(2:9) Tetapi aku,
dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang
kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!"
Di sini kita melihat: Yunus juga bernazar
kepada Tuhan yang memberi keselamatan.
Mazmur 50: 14
(50:14)
Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu
kepada Yang Mahatinggi! (50:15) Berserulah kepada-Ku pada waktu
kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan
Aku." S e l a
Biarlah kita membayar nazar kepada Tuhan lalu berseru “ya
Abba, ya Bapa” kepada Tuhan pada waktu kesesakan, maka Tuhan meluputkan,
melepaskan kita dari segala kesesakan, sebab Dialah pembela dan pemelihara jiwa
.
Kuasa
menepati nazar kepada Tuhan: Bukan hanya roh saja yang penurut, tetapi
daging menjadi penurut.
Selama ini roh kita penurut tetapi daging lemah. Saat mendengar firman Tuhan, kita berjanji di
dalam hati bahwa kita ingin menuruti firman Tuhan yang kita dengar, tetapi setelah
mendengar firman Tuhan, semuanya sirna; inilah yang disebut roh itu penurut.
Tetapi biarlah mulai malam ini, kita menepati nazar yang kita
janjikan di dalam hati kita dan langsung melakukannya di hadapan Tuhan, sampai daging kita
juga penurut.
Ulangan 3: 21
(23:21) "Apabila
engkau bernazar kepada TUHAN, Allahmu, janganlah engkau menunda-nunda
memenuhinya, sebab tentulah TUHAN, Allahmu, akan menuntutnya dari padamu,
sehingga hal itu menjadi dosa bagimu. (23:22) Tetapi apabila engkau tidak
bernazar, maka hal itu bukan menjadi dosa bagimu. (23:23) Apa yang
keluar dari bibirmu haruslah kaulakukan dengan setia, sebab dengan sukarela
kaunazarkan kepada TUHAN, Allahmu, sesuatu yang kaukatakan dengan mulutmu
sendiri."
Kalau kita bernazar kepada Tuhan, mengikrarkan nazar kepada Tuhan, biarlah kita tetap kerjakan
dengan setia dan berseru “ya Abba, ya
Bapa” kepada Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment