IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 29
JUNI 2012
Shalom
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh beribadah
malam hari ini.
Kembali kita memeriksa Maleakhi 2.
Maleakhi 2: 1
(2:1)
Maka sekarang, kepada kamulah tertuju perintah ini, hai para imam!
Secara khusus, firman Tuhan ditujukan
kepada para imam yang melayani di Tabernakel.
Keluaran 19: 5
(19:5)
Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang
pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari
antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
Apabila sungguh-sungguh mendengarkan
firman Tuhan, kemudian berpegang teguh pada perjanjian Tuhan, maka akan menjadi
harta kesayangan bagi Tuhan, sesuai dengan janji Tuhan.
Harta kesayangan = menjadi kesenangan
Allah.
Anak Allah menjadi kesenangan bagi
Allah Bapa. Ketika Allah Bapa menciptakan langit dan bumi, Anak Allah
bermain-main di hadapan Allah Bapa, karena Anak Allah menjadi kesenangan bagi
Allah Bapa. Anak Allah sudah terlebih dahulu ada sebelum langit bumi dan segala
sesuatunya diciptakan (Amsal 8: 30-31).
Bermain-main = beribadah melayani
dalam segenap rumah Tuhan.
Berarti, kalau kita menjadi
kesenangan Allah Bapa, maka segala sesuatunya terlebih dahulu bagi kita.
Keluaran 19: 6
(19:6)
Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah
semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Selanjutnya menjadi kerajaan imam
bagi Allah.
Menjadi kerajaan imam bagi Allah =
bangsa yang kudus.
Lebih rinci kita perhatikan
1 Petrus 2: 9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar
dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Menjadi kerajaan imam = bangsa yang
terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah
sendiri.
Imamat yang rajani ->
pelayan-pelayan yang berkuasa / melayani dengan kuasa Allah, dengan tujuan
supaya memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah.
Kembali kita memperhatikan Maleakhi
2: 2.
(2:2)
Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian
untuk menghormati nama-Ku, firman TUHAN semesta alam, maka Aku akan
mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk,
dan Aku telah membuatnya menjadi kutuk, sebab kamu ini tidak memperhatikan.
Namun, kalau kita perhatikan disini,
imam-imam yang melayani di Tabernakel, tidak memperhatikan firman Tuhan yang
disampaikan secara khusus kepada mereka.
Kisah
yang sama kita perhatikan dalam Kisah Para Rasul 13.
Kisah Para Rasul 13: 44-46
(13:44)
Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk
mendengar firman Allah.
(13:45)
Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka
dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang
dikatakan oleh Paulus.
(13:46)
Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada
kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan
menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu
kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.
Sesungguhnya, firman Allah
pertama-tama ditujukan kepada orang-orang Yahudi, tetapi disini kita
perhatikan, mereka menolak, membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.
Sesungguhnya, kalau firman Tuhan
disampaikan, ditujukan secara khusus, itu adalah hak istimewa.
Saya teringat ketika Allah berfirman
kepada bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun selama 40 tahun, pertama-tama
firman Allah itu ditujukan kepada Musa, selanjutnya Musa menyampaikan kepada bangsa Israel.
Firman Tuhan yang disampaikan secara
khusus, itu adalah injil kerajaaan, sebab ketika Allah berfirman kepada Musa,
Allah berfirman diantara 2 kerubim, itulah injil kerajaan.
Dalam Wahyu 22: 1, injil kerajaan itu
jernih = tidak ada campuran-campuran = murni = ayat yang satu menguatkan ayat
yang lain = tidak dicampur dengan cerita-certita isapan jempol, dongeng
nenek-nenek tua, itulah firman Tuhan yang ditujukan secara khusus.
Sesungguhnya, kalau seseorang
diistimewakan, itu adalah orang yang luar biasa, tetapi kalau seseorang tidak mau
diistimewakan, itu adalah orang bodoh.
Jikalau orang-orang Yahudi menolak,
membantah firman Tuhan yang disampaikan oleh Rasul Paulus, itu semua karena
mereka dikuasai oleh roh iri hati.
Roh iri hati ini cukup membahayakan
dan mengganggu keadaan seseorang, juga cukup mengganggu ibadah pelayanan dalam
kandang penggembalaan, sebab sifatnya; mengacaukan.
Tetapi sikap anak Tuhan yang benar,
saat mendengarkan firman Tuhan adalah memposisikan diri rendah di hadapan
Tuhan.
Yakobus 3: 14-16
(3:14)
Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
(3:15)
Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu
manusia, dari setan-setan.
(3:16)
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada
kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Dimana ada iri hati dan
kepentingan-kepentingan diri sendiri, disitu ada kekacauan dan segala macam perbuatan-perbuatan
kejahatan. ini harus kita sadari.
Seringkali kita tidak menyadari,
sesungguhnya dalam ibadah pelayanan ada iri hati dan kepentingan-kepentingan,
sehingga ketika ada kekacauan dan kejahatan, ia tidak mau bertanggung jawab.
Inilah yang membuat orang-orang
Yahudi menolak, membantah dan tidak memperhatikan firman Tuhan.
Akibat iri hati.
Kisah Para Rasul 13: 45
(13:45)
Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka
dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang
dikatakan oleh Paulus.
Akibat iri hati; orang-orang Yahudi menghujat.
Mari
kita lihat penghujat.
HUJAT YANG KEDUA
Pada minggu yang lalu kita sudah
memperhatikan hujat yang pertama yaitu binatang yang keluar dari dalam laut,
itulah antikris.
Sekarang kita memperhatikan hujat yang kedua:
Wahyu 17: 3
(17:3)
Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan
duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan
nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
Seekor binatang yang merah ungu, yang
penuh tertulis dengan nama-nama hujat = pada seluruh tubuh binatang itu
tertulis nama-nama hujat.
Binatang -> manusia tanpa roh =
tidak berakal budi, tidak mempunyai pengertian yang benar, tentang gambar
KhalikNya.
Kalau kita perhatikan disini, seluruh
tubuh binatang itu tertulis nama-nama hujat.
Ini digambarkan seperti seseorang
yang hidup penuh dengan dosa; seluruh anggota tubuh ditandai dengan dosa, mulai
dari ujung rambut sampai ujung kaki; tidak ada kebenaran sedikitpun yang
terdapat pada tiap-tiap anggota tubuh.
Bagaimana dengan anggota tubuh kita
semua, apakah ada tertulis firman Tuhan atau nama hujat?
Barangkali kelihatan baik, tetapi di
dahi, di hati, tertulis nama-nama hujat, berarti seluruh anggota tubuh tidak
tertulis firman Tuhan, sebagai kebenaran.
Sebagai
contoh.
Kalau cerdik tanpa ketulusan, berarti;
tidak ada kebenaran dalam seluruh anggota tubuhnya, sebab apa yang keluar, itu
berasal dari dalam hati. Kalau mulut memuji Tuhan tetapi hati jauh dari Tuhan,
itu berarti munafik = menjadi najis.
2 Petrus 2: 12
(2:12)
Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang
yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa
yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka
sendiri akan binasa seperti binatang liar,
Nabi-nabi palsu digambarkan seperti binatang / hewan yang tidak berakal = tidak memperoleh pengertian yang benar.
Binatang dilahirkan hanya untuk
ditangkap dan dimusnahkan.
Oleh sebab itu, biarlah ini kita
perhatikan, jangan sampai kita binasa karena tidak memperoleh pengertian yang
benar, karena tidak berakal budi.
Nabi-nabi palsu berarti melayani
dengan ajaran-ajaran palsu.
Matius 7: 22-23
(7:22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Nabi-nabi palsu disebut juga pembuat
kejahatan.
Yang menyebabkan mereka disebut
nabi-nabi palsu adalah pelayanan mereka lebih berorientasi kepada 3 perkara;
1.
Bernubuat.
Bernubuat berarti
mengartikan bahasa lidah. Berarti, pelayanan dari pada nabi-nabi palsu puas hanya
sebatas itu.
Berbanding terbalik
dengan firman nubuatan. Jika firman nubuatan disampaikan = menyampaikan firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah firman para nabi, yang sifatnya
memeriksa, mengoreksi sampai menyucikan dosa.
Kalau tersingkap /
terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala sesuatu yang terselubung
akan tersingkap, tetapi bernubuat, hanyalah mengartikan bahasa lidah.
2.
Puas dengan
mengusir setan.
Sedangkan ukuran
untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, bukan karena gagah dan hebatnya seorang
hamba Tuhan, bukan karena dia bisa mengusir setan. Itu sebabnya disini
dikatakan bahwa; bukan setiap orang yang menyebut Tuhan, Tuhan! akan masuk Kerajaan Sorga.
Sedikit kesaksian.
Di awal pelayanan,
saya dipercaya Tuhan untuk mengusir setan dari beberapa orang laki-laki, namun itu bukanlah ukuran bagi saya untuk
masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Tetapi disini kita
melihat, nabi-nabi palsu, pelayanan mereka hanya sebatas mengusir setan saja,
mereka puas dengan pelayanan yang seperti itu.
3.
Mengadakan
banyak mujizat
Mujizat tidak salah
jika terjadi dalam kehidupan anak-anak Tuhan. Apa yang tidak timbul di dalam hati,
apa yang tidak terpikirkan, apa yang tidak didengar oleh telinga, itu pasti
akan diberikan oleh Tuhan, bagi mereka yang mengasihi Tuhan, itu adalah mujizat
= yang tidak ada menjadi ada.
Tetapi bukan berarti
apa yang tidak ada menjadi ada, membuat seseorang masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Bukan itu ukurannya.
Ukuran untuk masuk Kerajaan Sorga adalah
Matius 7: 21
(7:21)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Ukuran untuk masuk sorga adalah melakukan kehendak Bapa yang di sorga.
Mari
kita lihat kehendak Bapa di sorga
Matius 3: 13-15
(3:13)
Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis
olehnya.
(3:14)
Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu,
dan Engkau yang datang kepadaku?"
(3:15)
Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena
demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."
Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
Yohanes Pembaptis melakukan seluruh
kehendak Bapa di sorga, yaitu mengadakan pembaptisan; membaptiskan Yesus
Kristus.
Baptisan air berarti;
- Membasuh,
membersihkan hati nurani yang jahat, sehingga dengan demikian, menghadap Allah
dengan tulus ikhlas dan dengan keyakinan iman yang teguh.
- membasuh
perbuatan yang sia-sia, yang diwariskan oleh nenek moyang.
Perbuatan sia-sia
dari orang-tua / nenek moyang, harus diputuskan dengan baptisan air; mati dan
bangkit bersama dengan Kristus (Ibrani 10: 22).
Sehingga dalam Efesus 5: 26-27, kalau dimandikan oleh air firman Tuhan,
sidang jemaat menjadi cemerlang di hadapan Tuhan, tanpa cacat cela, atau kerut
atau yang serupa itu = tanpa noda dosa. Itulah yang disebut melakukan kehendak
Bapa yang di sorga.
Matius 3: 16
(3:16)
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit
terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
Setelah dibaptis air, Roh Kudus turun
atas-Nya seperti burung merpati.
Yohanes 3: 2-5
(3:2)
Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu,
bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun
yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak
menyertainya."
(3:3)
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
(3:4)
Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau
ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
(3:5)
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Jika seseorang tidak dilahirkan oleh
air dan Roh, tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Dengan kata lain, kehendak Bapa di
sorga adalah: dilahirkan oleh air dan Roh.
Pelayanan tidak cukup hanya
bernubuat, tanda heran, mujizat dan sebagainya, tidak boleh puas sampai disitu
tetapi harus melakukan kehendak Bapa di sorga; dilahirkan oleh air dan Roh,
supaya melihat kerajaan Bapa di sorga.
Tujuan nabi-nabi palsu melayani.
2 Petrus 2: 1-3
(2:1)
Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian
pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan
pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
(2:2)
Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan
karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
(2:3)
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung
dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan
mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Tujuan mereka adalah; berusaha
mencari untung, artinya;
1. Serakah,
tamak = cinta akan uang.
2. Mencari
popularitas, ketenaran, supaya terkenal.
Semua pelayanan mereka hanya karena
motivasi-motivasi, kepentingan-kepentingan pribadi, sehingga kalau kita
perhatikan disini, jalan kebenaran akan
dihujat.
Bayangkan, firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan disebut juga pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel, firman yang benar dan murni untuk membawa gereja Tuhan masuk dalam pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna, tetapi oleh karena nabi-nabi palsu ini, jalan
kebenaran dihujat.
Kesimpulannya; nabi-nabi palsu
menghambat pembangunan tubuh Kristus, menghalang-halangi gereja Tuhan untuk
menjadi mempelai perempuan yang sempurna. Ini harus kita perhatikan di
hari-hari terakhir ini.
Oleh sebab itu saya himbau, hati-hati
dengan roh iri hati dan jangan ada kepentingan-kepentingan. Sebab kalau ada roh
iri hati dan kepentingan, disitu ada kekacauan dan kejahatan.
Sasaran kita adalah, supaya saya dan saudara
masuk dalam pesta nikah Anak Domba, boleh merasakan sukacita yang besar,
seperti mereka, himpunan yang besar, berseru bagaikan desau air bah, ini adalah
puncak sukacita yang besar. Kalau kita tidak sampai masuk ke dalam puncak
sukacita, alangkah malangnya kita ini.
Keadaan binatang yang penuh dengan tulisan nama-nama hujat.
Wahyu 17: 1-3
(17:1)
Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu
dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan
atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
(17:2)
Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi
telah mabuk oleh anggur percabulannya."
(17:3)
Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan
duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan
nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
Keadaan binatang tersebut; binatang
itu ditunggangi oleh wanita Babel / pelacur besar.
Kemudian, di tangan wanita Babel
tersebut ada suatu cawan emas.
Kalau dikaitkan dalam pola
Tabernakel, cawan emas, berada di atas mezbah, yang ada di dalam ruangan suci.
Mezbah dupa itu adalah penyembahan /
persembahan. Berarti wanita babel / pelacur besar mempersembahkan sesuatu
kepada binatang itu.
Ada 2 hal yang dipersembahkan wanita Babel kepada binatang itu;
1. Wahyu 17: 4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu
dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di
tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan
kenajisan percabulannya.
Yang pertama;
kekejian, itulah yang dipersembahkan kepada binatang itu.
Mari kita lihat kekejian
a. Amsal 28: 9
(28:9) Siapa memalingkan telinganya
untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Memalingkan telinga
terhadap firman Tuhan, doanya adalah kekejian.
Saya menghimbau
kepada sidang jemaat; jangan palingkan telinga dari firman Tuhan, sebab doa
orang semacam ini, merupakan kekejian.
Orang yang suka
berdoa tetapi tidak suka mendengar firman Tuhan, doanya adalah kekejian.
Kita tidak dengar
perkataan Tuhan, tetapi kita ingin didengar oleh Tuhan, itu adalah kekejian.
Bagaimana seseorang
memuliakan Tuhan kalau tidak percaya? Bagaimana seseorang percaya kepada Tuhan,
kalau ia tidak mendengarkan firman Tuhan?
Tidak salah kalau
menaikkan doa, tetapi jangan memalingkan telinga dari hadapan Tuhan.
b. Ulangan 17:
1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan
bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang
buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN,
Allahmu."
Mempersembahkan
seekor binatang yang cacat / yang buruk, baik lembu atau domba, yang demikian
adalah kekejian bagi Tuhan.
Lebih rinci kita melihat binatang yang
cacat / buruk.
Ulangan 15: 21
(15:21) Tetapi apabila ada cacatnya, jika timpang
atau buta, bahkan cacat apa pun yang buruk, maka janganlah engkau
menyembelihnya bagi TUHAN, Allahmu.
Secara khusus,
binatang yang cacat adalah;
- Binatang yang timpang
Dikaitkan dengan
Matius 23.
Matius 23: 23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan
dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Mengembalikan
sepersepuluh tetapi yang terpenting dari hukum taurat diabaikan = berlaku
timpang di hadapan Tuhan = mempersembahkan binatang yang timpang di hadapan
Tuhan.
Yang sudah mengembalikan
milik Tuhan, jangan sombong, jangan abaikan yang terpenting dari hukum taurat.
3 hal yang
menyebabkan ahli Taurat dan orang Farisi berlaku timpang di hadapan Tuhan.
1)
mengabaikan
keadilan
Kalau keadilan
diabaikan, maka yang lemah tertindas = mengecilkan yang kecil, membesarkan yang
besar.
2)
Mengabaikan
belas kasihan
Berarti tidak
menanggung kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan pada diri orang lain =
tidak menjadi tabib bagi orang lain.
3)
Mengabaikan
kesetiaan
= tidak taat sampai
mati
- Binatang yang buta
Dikaitkan dengan
Matius 23.
Matius 23: 16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai
pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan
orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang
menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah
itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah
itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang buta,
apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan
itu?
Ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi melayani tetapi terikat dengan perkara-perkara lahiriah,
itu sebabnya mereka berkata;
· Bersumpah demi Bait Suci, mereka berkata sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, mereka berkata sumpah itu
mengikat.
· Bersumpah demi mezbah, mereka berkata sumpah itu tidak
sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, mereka berkata sumpah
itu mengikat.
Ini menunjukkan
bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melayani tetapi terikat pada
perkara-perkara lahiriah, hati pikiran tertuju pada perkara-perkara lahiriah =
mempersembahkan binatang yang buta.
Itu sebabnya disini
dikatakan bahwa mereka adalah pemimpin-pemimpin buta.
Kalau lebih
mengutamakan pekerjaan, lebih mengutamakan hal-hal yang lahiriah, pelayanan
yang seperti ini adalah kekejian, sehingga ibadah pelayanan tidak ada kuasa.
Tetapi kalau ada kerinduan yang berapi-api, yang digambarkan seperti permata
yaspis, jernih seperti kristal, maka Tuhan akan membukakan jalan untuk dapat
beribadah.
Ada
2 hal yang dipersembahkan wanita Babel kepada binatang itu;
2. Wahyu 17: 4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu
dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di
tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan
percabulannya.
Yang kedua; di
tangannya penuh dengan kenajisan
percabulannya. Inilah yang dipersembahkan wanita Babel kepada binatang yang
berwarna merah ungu.
Wahyu 18 :2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang
kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia
telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh
najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Babel itu tempatnya roh-roh jahat dan tempat bersembunyinya semua roh najis yang dibenci oleh Tuhan.
Hati-hati dalam ibadah
pelayanan, jangan dikuasai oleh roh najis, sebab itu sangat dibenci oleh Tuhan.
Roh najis
digambarkan seperti burung-burung yang bersarang.
Matius 8: 19-20
(8:19) Lalu datanglah seorang ahli Taurat
dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja
Engkau pergi."
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala
mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia
tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Kalau Anak Manusia
tidak mendapat tempat untuk meletakkan kepalaNya = tidak menempatkan Kristus
sebagai kepala.
Kalau tidak menempatkan Kristus
sebagai kepala, maka tubuh;
- Menjadi liangnya serigala
= tempatnya roh-roh
jahat.
Serigala adalah
gambaran dari roh-roh jahat, yang pekerjaannya; mencerai beraikan kawanan
domba = merusak kandang penggembalaan.
- Menjadi sarangnya burung
Artinya; menjadi
tempatnya roh najis bersembunyi.
Inilah
yang harus kita waspadai di hari-hari terakhir ini. Bukankah firman pengajaran
ditujukan secara khusus, kepada kita, yang berarti; menerima hak istimewa, supaya kita
kelak bersanding dengan mempelai pria sorga, disitu terjadi sukacita bagaikan
keramaian kota = ibadah pelayanan.
Tetapi,
Yesus pernah mengeluh terhadap Yerusalem karena membunuh nabi-nabi dan
melemparinya dengan batu, sehingga Yerusalem sunyi sepi, laksana jandalah ia, tidak ada
sukacita. Demikian juga kalau seseorang tidak menghargai firman para nabi,
itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, tidak akan mengalami
sukacita, tidak masuk dalam pesta nikah anak domba, karena firman para nabi /
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan membawa gereja Tuhan masuk ke dalam
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai perempuan Tuhan.
Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang