Tema: BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
(seri 2)
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh beribadah dan
melayani Tuhan. Sungguh kita berbahagia karena kemurahan Tuhan.
Kembali
kita memperhatikan Matius 9: 35-38
Kita fokus memperhatikan ayat 36.
(9:36)
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Orang banyak yang mengikuti Yesus, mereka lelah dan terlantar.
Lelah dan terlantar, itu digambarkan seperti domba yang tidak bergembala. Tidak
bergembala = tidak mempunyai gembala.
Dengan demikian, tergeraklah hati Yesus oleh belas
kasihan kepada mereka.
Mari kita
melihat keadaan yang lelah dan terlantar.
Keterangan: LELAH
Dikaitkan dengan Esau.
Kejadian 25: 29
(25:29)
Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Disini kita melihat, Esau dalam kondisi lelah.
Yang menyebabkan Esau lelah adalah karena ia suka tinggal
di padang.
Padang -> dunia.
1 Yohanes 2: 16
(2:16)
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan
hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Ada 3 hal di dalam dunia, yaitu;
1. Keinginan
daging
Daging
memiliki banyak keinginan, namun bertolak belakang dengan keinginan Roh Kudus.
2. Keinginan
mata
Manusia
duniawi selalu ingin menuruti keinginan mata, tanpa ada rasa puas-puasnya;
setelah melihat yang satu, ingin melihat yang lain, sampai ibadah pelayanan
dikorbankan, jauh dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
Itu
sebabnya, bagi anak Tuhan yang menuruti keinginan mata, ia jauh dari setiap
pertemuan-pertemuan ibadah.
3. Keangkuhan
hidup
Angkuh =
sombong, seperti Lucifer.
Itulah keadaan orang-orang dunia.
1 Yohanes 2: 15
(2:15)
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan
Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Jika mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, maka
kasih Allah Bapa tidak ada di dalam orang itu = kehilangan kasih Allah Bapa.
Roma 9: 12-13
(9:12)
dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua
akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13)
seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
Esau kehilangan kasih Allah, sehingga Esau, anak yang tua,
akan menjadi hamba.
Perlu kita perhatikan, kalau seseorang kehilangan kasih
Allah, dia akan menjadi hamba.
Hamba -> budak dosa.
Yohanes 15: 15
(15:15)
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba
tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu
sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah
Kudengar dari Bapa-Ku.
Seorang hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya.
Roma 6: 15-16, 20
(6:16)
Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang
sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu
taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam
ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
(6:20)
Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari
kebenaran.
Waktu kamu hamba dosa, kamu bebas
dari kebenaran = tidak hidup di dalam kebenaran.
Itu sebabnya, seorang hamba tidak
tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, itulah Esau = tidak tahu berbuat benar.
Ciri-ciri manusia duniawi.
Yohanes 7: 2-5
(7:2)
Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
(7:3)
Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan
pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang
Engkau lakukan.
(7:4)
Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau
diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat
hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."
(7:5)
Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya.
(7:6)
Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu
selalu ada waktu.
Saudara-saudara Yesus adalah gambaran
dari manusia duniawi; mereka berkata “Jikalau
Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia”.
Kita beribadah melayani bukan untuk
diperlihatkan / dipertontonkan kepada dunia, melainkan melayani Tuhan, yang
tidak kelihatan.
Itu sebabnya Yesus berkata “waktu-Ku belum tiba”.
Artinya; Yesus belum saatnya untuk
disalibkan.
Kalau tiba waktunya, Dia harus
menunjukkan kebenaran yang sejati kepada dunia, itulah salib Kristus, bukan
pelayanan secara lahiriah; bukan mujizat-mujizat, bukan menunjukkan gereja yang
mewah kepada dunia.
Itulah
yang seharusnya dilakukan, tetapi saudara-saudara Yesus adalah manusia duniawi,
ibadah mereka adalah ibadah lahiriah. Ibadah pelayanan yang demikian, akan
mengarah kepada antikris.
1 Yohanes 4: 2-5
(4:2)
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus
Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
(4:3)
dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia
telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam
dunia.
(4:4)
Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi
palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada
di dalam dunia.
(4:5)
Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi
dan dunia mendengarkan mereka.
Manusia duniawi / mereka yang berasal
dari dunia, mereka sangat fasih sekali berbicara tentang hal-hal duniawi, sebab
dunia mendengarkan mereka.
Seorang hamba yang fasih berbicara
tentang hal-hal duniawi, dengan otomatis ia akan mengesampingkan /
menomorduakan perkara-perkara yang rohani, yaitu pemberitaan firman tentang
salib Kristus / kebenaran yang sejati, itulah nabi-nabi palsu yang, dikuasai
roh antikris.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur
kepada Tuhan, kita berada di dalam kandang penggembalaan yang tepat,
digembalakan dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Kegiatan di padang / dunia.
Kejadian 25: 27
(25:27)
Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau
menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang,
tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Berburu adalah kegiatan di padang,
seperti yang dilakukan oleh Esau.
Apa
yang diburu?
Kejadian 25: 28
(25:28)
Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging
buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Yang diburu adalah daging.
Berarti memburu daging = menuruti
hawa nafsu dan keinginan daging.
Saudara, saya tambahkan sedikit.
- Ishak sayang
kepada Esau, karena suka dengan daging buruan.
Kalau hubungan hanya
sebatas daging, hubungan mereka hanya sebatas sayang.
Sebagai contoh:
Perlu diketahui,
pacaran itu adalah keinginan daging, hubungan hanya sebatas sayang, tanpa kasih
Agape.
- Tetapi Ribka
kasih kepada Yakub.
Kalau kita tinggal diam
dan tenang di dalam rumah Tuhan, hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan
kasih, hubungan yang disertai dengan pengorbanan, bukan sebatas sayang.
Kasih menutupi
banyak sekali dosa, seperti Yesus menutupi banyak dosa manusia, sedangkan
sayang, itu terjadi karena ada keinginan-keinginan daging.
Itulah kegiatan di padang; memburu
daging = hanya sebatas sayang; tidak mungkin bisa mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
Jika masih hidup dalam keinginan
daging, tidak bisa mengasihi Allah.
Galatia 5: 19-21
(5:19)
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa
nafsu,
(5:20)
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri
hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan,
roh pemecah,
(5:21)
kedengkian, kemabukan,
pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 perbuatan daging, yang meliputi tubuh, jiwa dan roh;
roh
|
daging / tubuh
|
jiwa
|
- Percabulan
|
- Perseteruan
|
- Kemabukan
|
- Penyembahan
berhala
|
- Perselisihan
|
- Kecemaran
|
- Sihir
|
- Iri hati
|
- Pesta pora
|
- Roh pemecah
|
- Amarah
| |
- Kepentingan
diri sendiri
|
||
- Hawa nafsu
|
||
- Percideraan
|
||
- Kedengkian
|
Setiap orang yang hidup menuruti hawa
nafsu dan keinginan daging, tidak akan mendapat bagian di dalam Kerajaan Sorga.
Roma 8: 5, 7-8
(8:5)
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
(8:7)
Sebab keinginan daging adalah perseteruan
terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang
tidak mungkin baginya.
(8:8)
Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin
berkenan kepada Allah.
Kalau hidup menurut keinginan daging
- Memikirkan hal-hal yang dari daging.
Kalau selalu
menuruti hawa nafsu dan keinginan daging, seperti yang firman Tuhan katakan,
orang yang demikian tidak akan memikirkan perkara-perkara rohani / perkara yang
di atas, melainkan memikirkan perkara-perkara daging / lahiriah.
- Menjadi seteru Allah, karena
daging tidak takluk kepada hukum Allah / firman Tuhan.
- Tidak berkenan kepada Allah
Kalau hidup menuruti
keinginan daging tidak mungkin berkenan kepada Allah, termasuk ibadah
pelayanannya.
Itu sebabnya pada ayat 6 ...
(8:6)
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Kalau seseorang menuruti keinginan
daging, akan menuju kepada kematian = binasa.
Saya kira kita sadar, kita mengetahui
betul, keinginan daging apa yang mendasar dalam kehidupan kita, tetapi kalau itu
terus menerus dituruti, maka akan menuju maut.
Barangkali kita belum dilemparkan ke
dalam api neraka, tetapi kehidupan kita sudah berada di dalam maut = dalam
suasana panas; nikah rumah tangga panas, hidup panas, segala sesuatu panas
karena hati yang panas. Seperti orang kaya; setelah ia mati, ia berada di dalam
alam maut, ia sangat mengalami kepanasan (Lukas 16: 24).
Berbanding terbalik dengan kehidupan
yang menuruti keinginan Roh, adalah hidup dan damai sejahtera.
Akibat tinggal di padang:
Kejadian 25: 30-34
(25:30)
Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari
yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya
disebutkan Edom.
(25:31)
Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
(25:32)
Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah
gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
(25:33)
Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia
kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
(25:34)
Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan
dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak
kesulungan itu.
Esau menjual hak kesulungannya karena
ia memandang ringan / rendah hak kesulungan itu.
Ada 2 hak kesulungan yang
utama:
1. Keluaran 4:
22-23
(4:22) Maka engkau harus berkata kepada
Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23) sebab itu Aku berfirman kepadamu:
Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah
kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan
membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Hak kesulungan yang
pertama adalah beribadah melayani Tuhan.
Berarti kalau tidak
beribadah melayani Tuhan; kehilangan hak kesulungan.
Oleh sebab itu,
hargailah ibadah pelayanan yang sudah Tuhan percayakan, ibadah pelayanan
sekecil apapun, jangan dianggap ringan, sebab itu adalah hak kesulungan yang
dipercayakan oleh Tuhan.
Jangan anggap ringan
ibadah pelayanan, hanya karena sepiring kacang merah / sesuap nasi.
2. 1 Korintus
15: 20-21, 23
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati, sebagai yang sulung dari orang-orang
yang telah meninggal.
(15:21) Sebab sama seperti maut datang
karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan
orang mati datang karena satu orang manusia.
(15:23) Tetapi tiap-tiap orang menurut
urutannya: Kristus sebagai buah sulung;
sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Hak kesulungan yang
kedua adalah bersuasana kebangkitan; satu di dalam kebangkitan Kristus.
Kuasa kebangkitan
Kristus; hidup dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu.
Biarlah kita
senantiasa beribadah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Jika dikaitkan
dengan baju efod, kebangkitan terkena pada warna ungu tua / biru laut.
Biru laut ->
pribadi Yesus Kristus sebagai seorang hamba, melayani dengan segala kerendahan
hati.
Pertahankanlah hak
kesulungan ini. Bila Tuhan datang, yang diangkat adalah anak sulung, sesuai
urutannya.
Kalau kita menjadi
anak sulung, maka akan diangkat bersama-sama dalam kemuliaan-Nya.
Mari kita
melihat keadaan yang lelah dan terlantar.
Keterangan: TERLANTAR
Yehezkiel 34: 3-6
(34:3)
Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu
sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan.
(34:4)
Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu
injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman.
(34:5)
Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka
menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak
(34:6)
dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh
tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorang pun yang memperhatikan atau
yang mencarinya.
Domba yang terlantar
digambarkan seperti;
- Yang lemah tidak dikuatkan
Ulangan 25: 17-18
(25:17) "Ingatlah apa yang dilakukan
orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir;
(25:18) bahwa engkau didatangi mereka di
jalan dan semua orang lemah pada barisan
belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak
takut akan Allah.
Orang Amalek menghantam
barisan belakang dari orang-orang Israel.
Barisan belakang
-> kerohanian yang lemah, lelah dan lesu, ini adalah sasaran dari pada iblis
setan.
Amalek adalah gambaran
dari iblis setan.
Kalau ada yang lemah
dalam satu kandang penggembalaan, harus dikuatkan.
Tetapi kalau yang
lemah tidak dikuatkan, maka menjadi sasaran empuk dari iblis setan.
- Yang sakit tidak kamu obati
Kalau yang sakit
tidak diobati, maka penyakitnya akan bertambah parah.
Itu sebabnya, Yesus
berbicara kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, “yang Kukehendaki adalah belas kasihan” (Matius 9: 13).
Kalau kita
mempelajari belas kasih, kita pasti menjadi obat, menjadi tabib bagi orang-orang
yang sakit.
Tetapi kalau domba
tidak bergembala, yang sakit tidak disembuhkan sehingga penyakit bertambah
parah.
Dosa adalah sakit
rohani, kalau tidak segera ditangani, dosa akan semakin bertambah / semakin
parah.
- Yang luka tidak kamu balut
Kalau luka tidak
dibalut, itu sangat berbahaya; akan terinfeksi oleh
·
udara, itulah ajaran palsu.
·
Kotoran-kotoran, itulah dosa.
Oleh sebab itu,
sangat disayangkan sekali, kalau domba tak bergembala; yang luka tidak dibalut.
- Yang tersesat tidak dibawa pulang
Banyak orang Kristen
yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang tersesat di jalan.
Apa bukti orang
Kristen tersesat di jalan? seperti domba berada di pegunungan yang satu, lalu
berada di pegunungan yang lain, bahkan setiap gunung dia jalani = masuk gereja
satu dan yang lain / banyak gereja yang dikunjungi. Kerohanian yang demikian
adalah sesat.
- Yang hilang tidak kamu cari
Sesungguhnya, kalau
ada domba yang terhilang itu harus dicari dan dibawa kembali ke dalam kandang
penggembalaan.
Akibat terlantar;
Yehezkiel 34: 5
(34:5)
Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan.
Domba-domba-Ku berserak
(34:6)
dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit
yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa
seorang pun yang memperhatikan atau yang mencarinya.
Akibatnya;
- Menjadi makanan bagi segala binatang di
hutan.
= menjadi makanan
binatang buas, salah satunya adalah anjing hutan / serigala.
Pekerjaan dari
serigala adalah merusak, mencerai beraikan kawanan domba dalam satu kandang,
satu gembala.
Jangan ijinkan roh
itu menguasi kehidupan kita semua.
Jangan injinkan
sesuatu hal membuat kita jauh dari kandang penggembalaan.
- Domba-domba berserak, tersesat di semua
gunung dan di semua bukit yang tinggi.
Artinya; tidak
tergembala dalam satu kandang, satu gembala, semua gunung dan bukit dia
datangi.
Inilah akibat domba
yang tak bergembala / tidak mempunyai gembala; domba-domba tercerai berai.
Tetapi Tuhan memberikan kita jalan
keluar pada malam hari ini.
Jalan keluar.
Matius 9: 36
(9:36)
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati
Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala.
Jalan keluarnya; tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka.
Inilah jalan keluarnya supaya
domba-domba tergembala dalam satu kandang, satu gembala, menjadi satu kawanan
dalam satu kandang.
Belas
kasihan dikaitkan dengan pemecahan roti yang pertama dan yang kedua.
Keterangan:
PEMECAHAN
ROTI YANG PERTAMA
Matius 14: 14
(14:14)
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada
mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
Belas kasihan kepada orang banyak
adalah: menyembuhkan mereka yang sakit.
Matius 9: 10-13
(9:10)
Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai
dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
(9:11)
Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid
Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang
berdosa?"
(9:12)
Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan
orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
(9:13)
Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang
Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang
bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Yang harus kita pelajari malam hari
ini adalah belas kasihan, bukan persembahan.
Kalau kita mempelajari belas kasihan,
maka dibutuhkan pengorbanan, seperti Yesus menanggung kelemahan manusia di atas
kayu salib = tabib bagi orang yang sakit.
Kalau saja Tuhan tidak penuh dengan belas
kasihan, kita ini sudah menjadi orang yang terkutuk, sejak diusir dari Firdaus,
tetapi karena belas kasih, kita yang dahulu jauh menjadi dekat.
Kalau kita mempelajari belas kasih,
kita satu dengan sengsara salib = menjadi obat bagi orang yang sakit. Kelemahan
orang lain kita tanggung = menjadi tabib.
Itu sebabnya, injil Lukas ->
sengsara Krsitus, sebab Lukas sendiri adalah seorang tabib.
Belas
kasihan dikaitkan dengan pemecahan roti yang pertama dan yang kedua.
Keterangan:
PEMECAHAN
ROTI YANG KEDUA
Matius 15: 32
(15:32)
Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah
tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak
mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
Belas kasih yang kedua; Yesus tidak
mau membiarkan mereka pulang dalam keadaan lapar, nanti mereka pingsan di
jalan.
Pingsan = tidak hidup, tidak mati =
tidak sadar
Tuhan tidak menghendaki yang
demikian, berarti Tuhan menghendaki supaya orang banyak tetap sadar, tidak
pingsan.
1 Petrus 5: 8
(5:8)
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si
Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang
yang dapat ditelannya.
Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Sadarlah = berjaga-jaga.
Berjaga-jaga, dalam Maitus 26: 40-41;
menyembah selama satu jam.
Supaya kita tetap sadar, maka harus
berjaga-jaga dan berdoa, sebab lawan kita adalah si iblis, berjalan keliling
seperti singa yang mengaum-aum, mencari mangsa yang dapat ditelannya, yaitu
mereka yang tidak berjaga-jaga.
Oleh sebab itu, biarlah sidang jemaat
semakin tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan, karena di hari-hari terakhir ini,
iblis setan semakin dewasa, semakin mengerti untuk menjatuhkan manusia ke dalam
berbagai-bagai dosa.
Di dalam kita Kejadian, iblis setan
masih disebut ular, sedangkan dalam kitab Wahyu, predikatnya semakin bertambah,
yaitu si ular tua naga merah padam.
Biarlah
kita memperoleh belas kasihan, lewat pemecahan roti yang pertama dan yang
kedua.
Oleh
sebab itu, pelajarilah belas kasih, supaya menjadi tabib yang dapat mengobati
mereka yang sakit.
Belas
kasih berarti dibutuhkan pengorbanan, sama seperti Yesus, menanggung kelemahan manusia
di atas kayu salib.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment