IBADAH
RAYA MINGGU, 24 JUNI 2012
Tema: BELAS
KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
(seri 4)
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera,
salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya yang
besar, kita boleh beribadah malam hari ini.
Terlebih dahulu kita
mendengarkan kebenaran firman Tuhan dari injil Matius 9: 35-38
Tetapi pada malam hari ini kita
fokus membaca Matius 9: 37-38
(9:37) Maka kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
(9:38) Karena itu mintalah
kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu."
Tuaian memang banyak tetapi
pekerja sedikit.
Kalau tuaian lebih banyak dari
pada pekerja-pekerja, ini menunjukkan keadaan yang tidak seimbang.
Kalau tuaian lebih banyak tetapi
pekerja sedikit, maka hasilnya tidak maksimal, tidak sesuai dengan harapan
Tuhan tentunya.
2 Tawarikh 29: 32
(29:32) Jumlah korban
bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekor, domba
jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor.
Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
Jemaah membawa binatang untuk
dibawa sebagai korban bakaran kepada Tuhan, antara lain;
-
Lembu 70 ekor
-
Domba jantan 100 ekor
-
Domba muda 200 ekor
2 Tawarikh 29: 33
(29:33) Persembahan-persembahan
kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing
domba tiga ribu ekor.
Sebagai persembahan-persembahan
kudus yang dipersembahkan kepada Tuhan, terdiri dari;
-
Lembu sapi 600 ekor
-
Kambing domba 3000 ekor
Maka, total binatang yang
dipersembahkan kepada Tuhan; 3970 ekor semuanya.
2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah
imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua
korban bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi,
membantu mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan
dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan
dirinya dari pada para imam.
Imam-imam yang melayani, yang
menguliti korban bakaran itu terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup
menguliti semua korban bakaran.
Jumlah yang sedikit memberi
arti;
-
Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
-
Tidak sungguh-sungguh untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
-
Tidak sungguh-sungguh / tidak sepenuhnya melayani Tuhan.
Inilah yang terjadi kalau jumlah
pekerja lebih sedikit.
Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah
ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut
bagian-bagian tertentu.
Korban bakaran yang
dipersembahkan untuk Tuhan memang harus dikuliti.
Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah
membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu,
lalu mengenakannya kepada mereka.
Tuhan Allah membuat pakaian dari
kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu.
Kesimpulannya; kalau
pekerja-pekerja, yaitu para imam tidak sanggup menguliti korban bakaran,
berarti, tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan Allah, yaitu menutupi
ketelanjangan manusia karena dosa.
Supaya hal ini terwujud, mari
kita lihat jalan keluarnya.
Matius 9: 37-38
(9:37) Maka kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
(9:38) Karena itu mintalah
kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu."
Jalan keluarnya; mintalah
kepada tuan yang empunya tuaian, supaya dikirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu.
Saya merindukan supaya
Tuhan mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu di dalam kandang
penggembalaan yang Tuhan percayakan ini.
Tuaian-tuaian itu memang banyak,
tetapi pekerja-pekerja terlalu sedikit, sehingga tidak dapat mewujudkan apa
yang menjadi kerinduan Tuhan yaitu supaya dosa ketelanjangan tertutupi.
Oleh sebab itu, biarlah kita
meminta kepada Tuhan, sebagai tuan yang empunya tuaian mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu, semoga Tuhan memperhatikan kerinduan-kerinduan
kita.
Kita bandingkan dengan injil
Lukas 13: 1-2
(10:1) Kemudian dari pada itu
Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka
berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
(10:2) Kata-Nya kepada mereka:
"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah
kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu.
Kalau kita lihat pekerja-pekerja
tuaian disini, itu adalah mereka yang diutus oleh Tuhan, seperti 70 murid-murid.
Setelah kita menikmati syarat
pengutusan yang pertama pada minggu yang lalu yaitu;
70 murid yang
lain diutus
berdua-dua untuk mendahului Yesus Kristus. Saudaraku, Tuhan ingin
mencetak pekerja-pekerja untuk tuaian itu, oleh sebab itu biarlah kita
memberi diri untuk diutus seperti nabi Yesaya dan nabi Yeremia juga hamba-hamba Tuhan yang lain.
Sekarang
mari kita perhatikan suasana pengutusan
Suasana pengutusan:
Lukas 10: 3
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku
mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Suasana pengutusan; Yesus
mengutus 70 murid seperti Anak Domba ke tengah-tengah
serigala.
Yohanes 7: 27-29
(6:27) Bekerjalah, bukan untuk
makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai
kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab
Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
(6:28) Lalu kata mereka
kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan
pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
(6:29) Jawab Yesus kepada
mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu
percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Yesus Kristus, Dialah Anak Domba
yang diutus Allah ke dalam dunia.
Diutus
ke dalam dunia = diutus ke tengah-tengah serigala.
Sekarang
kita perhatikan terlebih dahulu SIFAT TABIAT / PEKERJAAN DARI PADA
SERIGALA
Yohanes 10: 11-12
(10:11) Akulah gembala yang
baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
(10:12) sedangkan seorang upahan
yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika
melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala
itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Pekerjaan dari pada serigala
adalah menerkam dan selanjutnya mencerai-beraikan
domba-domba itu.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, terkam / menerkam artinya; meloncat untuk menangkap, selanjutnya, serigala mencerai-beraikan domba-domba
itu.
Sebagai bukti;
Matius 26: 31
(26:31) Maka berkatalah Yesus
kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku.
Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu
akan tercerai-berai.
Ada
tertulis: “Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu
akan tercerai-berai.”
Artinya: setelah Yesus (Dialah Gembala Agung), ditangkap untuk dibunuh, maka kawanan domba akan tercerai-berai.
Hati-hati saudaraku, kalau jauh
dari kandang penggembalaan / tidak tergembala dalam satu kandang satu gembala = tercerai-berai.
Sekarang pertanyaannya; SIAPAKAH
SERIGALA YANG DIMAKSUD?
SERIGALA
GOLONGAN PERTAMA
Matius 27: 20
(27:20) Tetapi oleh hasutan imam-imam
kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad
untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati.
Sesuai dengan yang dikatakan
oleh Yesus, setelah Anak Domba ditangkap untuk dibunuh, selanjutnya serigala
mencerai-beraikan kawanan domba. Serigala disini adalah;
-
Imam-imam kepala
-
Tua-tua
-
Orang banyak
Lebih rinci lagi kita perhatikan
serigala itu
Matius 16: 21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus
mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan
menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga.
Serigala yang dimaksud adalah
mereka yang membunuh dan menyalibkan Yesus, itulah tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat.
Keterangan;
1.
Tua-tua
= orang yang dituakan = orang
yang terpandang.
Kalau dituakan, namun masih
bersikap seperti kanak-kanak / kerohanian kanak-kanak, itu tidak akan
mencerminkan bahwa ia adalah seorang tua-tua yang dewasa rohani. Kalau ini
terjadi terhadap seseorang, berarti dia sedang dikuasai oleh roh serigala.
Cepat atau lambat, orang semacam ini akan terpisah / tercerai-berai dari
kawanan domba, sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Percayalah!!
2.
Imam-imam kepala
Imam-imam = pelayan-pelayan.
Kalau
kita perhatikan disini, imam-imam kepala menyalibkan Yesus tetapi
membebaskan Barabas = melayani tanpa belas kasih karena lebih menginginkan
hal-hal yang jahat, ini menunjukkan bahwa mereka sedang dikuasai oleh
roh serigala. Ibadah
pelayanan dari imam-imam kepala hanya ibadah yang lahiriah; tidak mengandung
janji dan kuasa.
Kalau menanggung kelemahan /
melayani dengan belas kasih, menjadi obat, menjadi tabib bagi orang yang sakit,
seperti perkataan Yesus kepada orang Farisi “Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit.”
Seperti Yesus telah menolong Matius,
pemungut cukai, Yesus menjadi tabib baginya (Matius 9: 9-13).
3.
Ahli-ahli Taurat
Ahli Taurat; mengerti bahkan
menguasai hukum taurat, itulah firman Tuhan, tetapi tidak menjadi pelaku firman
Tuhan.
Kalau mengerti firman Tuhan,
tetapi tidak menjadi pelaku; menjadi batu sandungan. Kalau seseorang bersikap seperti
ini, berarti ia sedang dikuasai roh serigala, hati-hatilah, supaya tidak
tercerai-berai dari kawanan domba.
Oleh sebab itu, mari kita
perhatikan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan sampai kita diterkam,
selanjutnya tercerai-berai dari kawanan domba sehingga jauh dari
kandang penggembalaan = tidak tergembala = binasa.
Mari kita lihat sikap yang salah
saat melihat pekerjaan serigala:
Matius 26: 31-33
(26:31) Maka berkatalah Yesus
kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku.
Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan
tercerai-berai.
(26:32) Akan tetapi sesudah Aku
bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
(26:33) Petrus menjawab-Nya:
"Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali
tidak."
Yesus berkata bahwa Ia akan
ditangkap dan dibunuh sehingga kawanan domba itu akan tercerai-berai. Setelah mendengar pernyataan
Yesus, Petrus menjawab “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena
Engkau, aku sekali-kali tidak”.
Sepintas kita lihat, ketika
Petrus menyikapi perkataan Yesus tentang pekerjaan serigala, sepertinya
dia betul-betul luar biasa dan hebat.
Kemudian untuk yang kedua
kalinya Yesus berkata kembali.
Matius 26: 34-35
(26:34) Yesus berkata kepadanya:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam
berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
(26:35) Kata Petrus kepada-Nya:
"Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal
Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.
Yesus berkata “sebelum ayam
berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali”, tetapi dengan gagah
Petrus berkata “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan
menyangkal Engkau”.
Ini menunjukkan bahwa, Petrus
menyikapi pekerjaan serigala dengan mengandalkan kekuatan manusia / daging,
mengandalkan pengertiannya sendiri = tidak dengar-dengaran terhadap perkataan
Yesus.
Kalau Petrus adalah manusia
rohani, saat menyikapi perkataan Yesus yang pertama, dia pasti merendahkan
diri dan meminta pertolongan Tuhan.
Menyikapi pekerjaan dari pada
serigala, tidak boleh mengandalkan kekuatan daging, pikiran, kekuatan manusiawi
dan mengikuti pengertian sendiri, sebab kekuatan manusia terbatas adanya. Yang benar adalah
dengar-dengaran, mendengar perkataan Yesus, selanjutnya, meminta pertolongan,
supaya memperoleh kekuatan sehingga tidak tercerai-berai dari kawanan domba.
Ini sudah menjadi fenomena di
dalam gereja, di akhir zaman. Saya banyak melihat hal yang sama dengan
Petrus; ketika menyikapi pekerjaan dari serigala, seringkali mengandalkan
manusia daging, mengandalkan kekuatannya, sedangkan kekuatan manusia terbatas,
tetapi kuasa Tuhan tidak ada batasnya.
Yang benar adalah dengar-dengaran saja, kepada firman pengajaran yang benar dan murni, itulah pengajaran mempelai dalam
terangnya Tabernakel.
Yohanes 8: 31-32
(8:31) Maka kata-Nya kepada
orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap
dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
(8:32) dan kamu akan mengetahui
kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Seorang murid mengetahui
kebenaran, dan kebenaran itu yang akan menolong ia, memerdekakan ia dari dosa
kejahatan.
Murid berarti; mau diajar = taat
dengar-dengaran = tidak mengandalkan kekuatan manusia.
Saya teringat dengan satu kisah
yang menarik, yaitu; kisah tentang Yakub:
Yakub adalah seorang yang
dengar-dengaran terhadap Ribka, ibunya, sehingga yang menanggung kutuk itu,
adalah Ribka, ibunya (Kejadian 27: 9-16).
Demikian juga, kalau saya dan
saudara dengar-dengaran terhadap firman pengajaran, maka yang menanggung kutuk
dosa adalah Tuhan, sehingga kita dimerdekakan oleh kebenaran.
Oleh sebab itu, jauh lebih baik
kalau saya dan saudara menjadi seorang yang dengar-dengaran terhadap firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan seperti seorang
murid yang selalu mau diajar.
Barangkali apa yang kita lakukan
tidak sesuai dengan manusia, tetapi kalau kita dengar-dengaran terhadap firman
Tuhan, maka firman Tuhan itu yang akan menolong kita, memerdekakan kita dari
dosa. Jadilah murid, yang selalu mau diajar.
Kesimpulannya; kalau seseorang
dengar-dengaran seperti seorang murid ia tidak akan mengandalkan
kekuatannya sendiri saat menyikapi pekerjaan si serigala.
Yohanes 8: 33
(8:33) Jawab mereka: "Kami
adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana
Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"
Supaya kita dimerdekakan dari
dosa, biarlah kita menjadi seorang murid yang taat setia; dengar-dengaran,
selalu mau diajar oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah
firman yang benar dan murni, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan,
sebaliknya, jika tidak dengar-dengaran terhadap firman pengajaran yang benar
dan murni, akan menjadi hamba dosa seperti orang-orang Yahudi, tidak
mendengarkan perkataan-perkataan Yesus.
Itulah sikap yang salah, sikap yang bodoh saat melihat
pekerjaan serigala.
SERIGALA
GOLONGAN KEDUA
Lukas 13: 31-32
(13:31) Pada waktu itu datanglah
beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah
tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
(13:32) Jawab Yesus kepada
mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu:
Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada
hari yang ketiga Aku akan selesai.
Herodes hendak membunuh Yesus.
Ini menunjukkan bahwa Herodes adalah serigala, sesuai dengan pernyataan Yesus
Kristus kepada orang Farisi.
Sebagai bukti;
Matius 2: 2-3, 7-8, 12, 15-16
(2:2) dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
(2:3) Ketika raja Herodes
mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:7) Lalu dengan diam-diam
Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada
mereka, bilamana bintang itu nampak.
(2:8) Kemudian ia menyuruh
mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal
mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku
supaya aku pun datang menyembah Dia."
(2:12) Dan karena diperingatkan
dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke
negerinya melalui jalan lain.
(2:15) dan tinggal di sana
hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan
oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
(2:16) Ketika Herodes tahu,
bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu
ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu
anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat
diketahuinya dari orang-orang majus itu.
Setelah melihat bahwa ia
diperdaya oleh orang-orang Majus, maka Herodes membunuh semua anak di Betlehem dan
sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah.
Membunuh anak-anak dua tahun ke
bawah, itu menunjukkan bahwa Herodes adalah serigala yang buas.
Kalau Herodes berusaha membunuh
Yesus Kristus, itu menunjukkan bahwa; Herodes mempertahankan takhta dan
kedudukannya sebagai seorang raja.
Mempertahankan
kedudukan dan takhta = mempertahankan egosentris, kepentingan diri sendiri,
mempertahankan kebenaran diri sendiri, mempertahankan harga diri, dan lain sebagainya.
Kalau
mempertahankan takhta dan kedudukan maka tidak memberi kesempatan kepada Yesus
Kristus sebagai Raja, bertakhta, berkuasa atas diri sendiri.
Mari kita melihat, keadaan
Herodes saat mempertahankan kedudukan, takhtanya sebagai seorang raja.
Keadaan seseorang yang
mempertahankan kedudukan / takhta.
1.
Matius 2: 3
(2:3) Ketika raja Herodes
mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
Keadaannya; Herodes terkejut, saat mendengar tentang kelahiran Yesus Kristus.
Terkejut berarti; kaget, terperanjat, tidak menyangka.
Inilah keadan seseorang kalau
mempertahankan kedudukannya.
2.
Matius 2: 4
(2:4) Maka dikumpulkannya
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan
dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Keadaannya; Herodes mengumpulkan
semua imam kepala dan ahli-ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu meminta keterangan
dari mereka tentang Mesias yang dilahirkan itu = menyukai ajaran-ajaran palsu
dari nabi-nabi palsu.
Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat -> nabi-nabi palsu yang memberi
ajaran palsu, sebab imam-imam kepala; melayani tanpa belas kasihan,
sedangkan ahli-ahli
Taurat;
mengerti hukum Tuhan tetapi tidak menjadi pelaku.
Saudaraku, kita bandingkan
dengan 2 Timotius.
2 Timotius 4: 3
(4:3) Karena akan datang
waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan
guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
Kalau mempertahankan kedudukan,
maka ia tidak mau diusik dari kedudukannya / tidak suka mendengarkan firman
Tuhan yang benar dan murni, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa, sehingga ia akan mengumpulkan guru-guru palsu untuk
memuaskan telinganya.
Di hari-hari ini, hal itu banyak
terjadi; banyak gereja tidak menyukai firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi sampai menyucikan dosa-dosa.
Kalau itu terjadi, berarti
sedang dikuasai roh serigala, seperti Herodes.
3.
Matius 2: 7-8
(2:7) Lalu dengan diam-diam Herodes
memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka,
bilamana bintang itu nampak.
(2:8) Kemudian ia menyuruh
mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal
mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku
supaya aku pun datang menyembah Dia."
Keadaannya; diam-diam Herodes
memanggil orang-orang majus, dan dengan teliti bertanya kepada mereka
selanjutnya ia memberi pesan “segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah
kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia”.
Saudaraku, penyembahan dari
Herodes ini adalah penyembahan palsu, karena sesungguhnya
Herodes tidak bermaksud untuk menyembah Yesus melainkan ada niat-niat jahat, berbanding terbalik dengan
penyembahan orang-orang majus, menyembah Yesus dengan tulus.
Keadaan orang yang
mempertahankan kedudukan / takhta, bertolak belakang dengan 3 oknum Allah.
- Terkejut, bertolak belakang dengan pribadi Allah Roh kudus, sebab terkejut
bukanlah kesaksian yang benar yang berasal dari Allah Roh
Kudus melainkan kesaksian dari orang-orang malam.
Orang-orang malam -> orang-orang yang hidup di dalam kegelapan dosa, bagi mereka, kedatangan Tuhan bagaikan pencuri di malam hari (1 Tesalonika
5:3-5).
Kesaksian = kehidupan yang
dipimpin ROH KUDUS.
- Mengumpulkan imam-imam, bertolak belakang dengan pribadi Allah Anak, Yesus Kristus, sifat tabiatNya; hidup benar
sesuai dengan FIRMAN TUHAN.
-
Penyembahan Herodes bertolak belakang dengan Allah Bapa, sifat
tabiatNya; KASIH.
Doa penyembahan Herodes ini
palsu, sesungguhnya dia tidak ingin menyembah Yesus.
Kalau betul-betul menyembah
Allah, pasti hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.
Kalau seseorang mempertahankan harga diri / egosentris, kebenaran diri
sendiri, kepentingan-kepentingan diri sendiri, dan lain sebagainya, masih
berkuasa, bertakhta di dalam diri seseorang, itu menunjukkan dia sedang
dikuasai roh serigala, kalau tidak segera bertobat, cepat atau lambat ia akan
tercerai-berai dari kawanan domba dalam satu kandang, satu gembala.
Inilah suasana pengutusan.
Hati-hati saat diutus, hati-hati menyikapi serigala dengan pekerjaanya.
Saya berharap supaya kita semua
tetap menjadi satu kawanan dan satu gembala, di dalam kandang penggembalaan.
Jalan keluar bagi kita
sekarang.
Lukas 10: 3
(10:3) Pergilah, sesungguhnya
Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Jalan keluarnya; pekerja-pekerja tuaian, diutus seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia
membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang
yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Anak domba berada di
tengah-tengah serigala, itu digambarkan seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; dia dianiaya tetapi dia membiarkan diri ditindas, tidak membuka
mulutnya.
Tidak
membuka mulut = tidak bersungut-sungut, tidak ngomel saat mengalami
penderitaan, tetapi
justru dengan demikian, kita akan berkemenangan saat kita diutus.
Roma 8: 33-36
(8:33) Siapakah yang akan
menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah
yang akan menghukum mereka?
(8:34) Kristus Yesus, yang telah
mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan
Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
(8:35) Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan,
atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis:
"Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah
dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Rasul Paulus, di tengah-tengah pengutusan,
seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Dia dianggap seperti domba
sembelihan, dia tetap melayani Tuhan sekalipun dalam;
-
Penindasan
-
Kesesakan
-
Penganiayaan
-
Kelaparan
-
Ketelanjangan
-
Bahaya
-
Pedang
Roma 8: 31
(8:31) Sebab itu apakah yang
akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah
yang akan melawan kita?
Jika Allah di pihak kita,
siapakah yang akan melawan kita?
Artinya;
di tengah-tengah pengutusan tidak
ngomel, tidak
bersungut-sungut, sekalipun mengalami
penderitaan, karena Allah menjadi pembela bagi mereka yang diutus. Dengan demikian, kita lebih dari
pada pemenang. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment