IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 08
JUNI 2012
Shalom
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya kita boleh beribadah pada
malam hari ini.
Biarlah kita boleh menikmati kebahagiaan sorga,
lewat pembukaan rahasia firman pada malam ini.
Kembali kita memeriksa Maleakhi 1, tiba saatnya
kita melihat ayat 13.
Maleakhi 1: 13
(1:13)
Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah
payahnya!" dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu
membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit,
kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari
tanganmu? firman TUHAN.
Imam-imam yang melayani di Tabernakel berkata, “alangkah susah payahnya!”.
“Alangkah
susah payahnya!” menunjukkan kondisi imam-imam dalam keadaan lemah dan putus asa.
Ibrani 12: 3-4
(12:3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung
bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
(12:4)
Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
Lemah dan putus asa, itu terjadi karena melupakan korban Kristus, berarti; tidak tekun menanggung bantahan.
Itu sebabnya, disini dikatakan “ingatlah selalu akan Dia, yang tekun
menanggung bantahan”.
Kalau dalam ibadah pelayanan tidak tekun
menanggung bantahan, seseorang menjadi lemah dan putus asa.
Kembali kita memperhatikan Maleakhi 1: 13
(1:13)
Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu menyusahkan
Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa binatang
yang dirampas, binatang yang timpang
dan binatang yang sakit, kamu membawanya
sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman
TUHAN.
Sesungguhnya, yang menyebabkan imam-imam lemah dan putus asa, susah payah dalam melayani Tuhan, adalah karena kesalahan mereka sendiri, sebab mereka membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang, binatang yang sakit, untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Ketika mempersembahkan binatang yang demikian,
maka imam-imam akan mengalami susah payah dalam pelayanannya kepada Tuhan,
karena itu merupakan perbuatan jahat di mata Tuhan.
Mari kita lihat keterangan; binatang yang dirampas, binatang
yang timpang, binatang yang sakit, yang
DIKAITKAN DENGAN MATIUS 23.
Keterangan;
BINATANG YANG DIRAMPAS
Matius 23: 25-26
(23:25)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya,
tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
(23:26)
Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka
sebelah luarnya juga akan bersih.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
membersihkan cawan dan pinggan di sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan .
Lukas 11: 37-39
(11:37)
Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di
rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.
(11:38)
Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci
tangan-Nya sebelum makan.
(11:39)
Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan,
tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
Disini kita dapat melihat bahwa, ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi
bagian dalamnya penuh rampasan dan kejahatan / kerakusan.
Membersihkan cawan dan pinggan bagian luar =
mencuci tangan sebelum makan = mengikuti adat istiadat orang Yahudi.
Matius 15: 1-3
(15:1)
Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada
Yesus dan berkata:
(15:2)
"Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat
istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak
membasuh tangan sebelum makan."
(15:3)
Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun melanggar perintah
Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?
Mencuci tangan sebelum makan, namun melanggar
perintah Allah demi menuruti adat istiadat.
Kalau melanggar perintah Allah hanya karena
menuruti adat istiadat orang Yahudi = membersihkan cawan dan pinggan sebelah
luarnya, sedangkan bagian dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan /
kejahatan.
Sebagai
contoh.
Matius 15: 4-6
(15:4)
Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang
mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.
(15:5)
Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu,
sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah,
(15:6)
orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya
atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi
adat istiadatmu sendiri.
Hanya demi adat istiadat orang Yahudi, ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi tidak wajib lagi menghormati
ayah dan ibunya, dengan
demikian, firman Allah tidak berlaku lagi = melanggar hukum yang kelima = perbuatan jahat.
Ciri-cirinya; tidak menghormati bapanya atau
ibunya karena telah mempersembahkan korban persembahan kepada Tuhan.
Ayah dan ibu adalah gambaran dari gembala sidang
yang menyampaikan perintah dan ajaran.
Amsal 6: 20
(6:20)
Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu,
dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.
(6:23)
Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik
itu jalan kehidupan,
Perintah = pelita, yang berasal dari ayah.
Ajaran = cahaya, yang berasal dari ibu.
Berarti, tidak menghormati ayah dan ibu = tidak
menghargai perintah, yaitu pelita, dan tidak menghargai ajaran, yaitu cahaya.
Dengan kata lain, ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi tinggal di dalam kegelapan = penuh dengan rampasan dan kerakusan /
kejahatan = tanpa perintah dan ajaran, sedangkan dalam Mazmur 119: 105, “firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan
terang bagi jalanku” = berada dalam terang firman.
Itulah bagian dalam dari orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat.
Keterangan;
BINATANG YANG TIMPANG
Maitus 23: 23-24
(23:23)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari
selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan
dan yang lain jangan diabaikan.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
mengembalikan milik Tuhan, yaitu persepuluhan,
tetapi mengabaikan; keadilan, belas kasihan dan kesetiaan = berlaku timpang = mempersembahkan binatang yang
timpang.
Kalau melakukan bagian dari kebenaran firman Tuhan
tetapi mengabaikan yang lain = berlaku timpang = mempersembahkan binatang yang
timpang di hadapan Tuhan, seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi; mereka
mengembalikan persepuluhan tetapi mengabaikan keadilan, belas kasihan dan
kesetiaan.
Ini sudah menjadi fenomena dalam kehidupan
orang-orang Kristen di hari-hari terakhir ini.
Ada 3 hal yang menyebabkan ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi berlaku timpang di hadapan Tuhan;
1.
Mengabaikan keadilan
Yesaya 11: 3-4
(11:3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN.
Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang
saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
(11:4) Tetapi ia
akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan
keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia
akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan
nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
Keadilan berarti tidak
menghakimi dengan sekilas pandang, sehingga orang-orang lemah memperoleh
keadilan.
Keadilan datangnya dari hakim
yang adil.
Hakim yang adil;
-
Tidak memandang muka
-
Tidak mendengarkan cerita palsu
-
Tidak menerima bukti-bukti palsu
Yesaya 11: 5
(11:5) Ia tidak
akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap
terikat pada pinggang.
Tidak menyimpang dari kebenaran
dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang, itulah
keadilan.
2.
Belas kasihan
1 Petrus 2: 10
(2:10) kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi
yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang
dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
Diterima menjadi umat Allah, itu karena belas
kasihan.
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang
ajaib:
Umat Allah = bangsa yang
terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah
sendiri = dipercaya untuk melayani Tuhan.
Matius 9: 9-13
(9:9) Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat
seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya:
"Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
(9:10) Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang
berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
(9:11) Pada waktu orang Farisi melihat hal itu,
berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan
bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
(9:12) Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi
orang sakit.
(9:13) Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman
ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan
dan bukan persembahan, karena Aku datang
bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Tuhan menghendaki belas kasihan,
bukan persembahan. Ini yang harus kita pelajari pribadi lepas pribadi.
Kalau kita mempelajari hal ini,
berarti kita mampu menerima banyak kekurangan-kekurangan dari orang lain, seperti
Yesus mampu menerima kekurangan-kekurangan orang lain. Dia sudah membuktikan
hal itu; Yesus makan bersama-sama dengan orang berdosa di rumah pemungut cukai.
Itu sebabnya Yesus berkata “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib,
tetapi orang sakit” .
Kalau kita mempelajari belas
kasih, berarti; kita menjadi tabib, menjadi obat, bagi mereka yang sakit rohani,
seperti Yesus terhadap Matius, pemungut cukai.
Terlebih saya, seorang hamba
Tuhan, harus mempelajari belas kasih, bukan semata-mata hanya bisa menyampaikan
firman Tuhan / persembahan. Saya sendiri banyak kekurangan, tetapi dalam
kekurangan itu, saya terus bergumul untuk mempelajari belas kasih, sebab sidang
jemaat membutuhkan pelayanan dari seorang gembala sidang.
3.
Kesetiaan
Mazmur 89: 3
(89:3) Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya;
kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
Kasih setia Tuhan tegak seperti
langit.
Yesaya 66: 1
(66:1) Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah
tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah
yang akan menjadi perhentian-Ku?
Langit adalah takhta Allah =
kerajaan Allah = kebenaran, damai sejahtera, sukacita yang dikerjakan oleh Roh
Kudus (Roma 14: 17, 18).
Kembali kia memperhatikan Mazmur
89: 3
(89:3) Sebab kasih
setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
Kerajaan Sorga kekal sampai
selama-lamanya.
Itu sebabnya disini dikatakan “kasih setia-Mu dibangun untuk
selama-lamanya”.
Kesimpulannya; kesetiaan itu tegak
seperti langit / kerajaan Sorga.
Mazmur 89: 9
(89:9) Ya TUHAN, Allah semesta alam, siapakah
seperti Engkau? Engkau kuat, ya TUHAN, dan kesetiaan-Mu
ada di sekeliling-Mu.
Kesetiaan ada di sekeliling dari
pada Allah.
Berarti, kesetiaan itu
ditunjukkan terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita, dan tegak seperti
langit.
Tegak seperti langit = hidup dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Tegak seperti langit = hidup dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
3 hal tadi dirangkum dalam Mazmur 85: 11-14
(85:11) Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.
(85:12) Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan
menjenguk dari langit.
(85:13)
Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya.
(85:14)
Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi
jalan.
-
Kasih dan kesetiaan bertemu
-
Keadilan dan damai sejahtera bercium-ciuman
-
Kesetiaan akan tumbuh dari bumi dan
keadilan menjenguk dari langit
Keterangan;
BINATANG YANG SAKIT
Matius 23: 27-28
(23:27)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang
sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh
tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
(23:28)
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan
dan kedurjanaan.
Di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata
orang, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan kemunafikan dan kedurjanaan
= sakit rohani = mempersembahkan binatang
yang sakit.
-
Munafik
Artinya; di luar dan di dalam
tidak sama.
Matius 15: 7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan
Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh
dari pada-Ku.
Bibir memuliakan Tuhan, padahal
hatinya jauh dari pada Tuhan = munafik = ibadah lahiriah.
Matius 15: 9
(15:9) Percuma
mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran
yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Kalau ibadah dilangsungkan
secara lahiriah; tidak berkenan kepada Tuhan. Itu sebabnya, Allah berfirman “Percuma mereka beribadah kepada-Ku”.
Matius 15: 11
(15:11) "Dengar dan camkanlah: bukan yang
masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
Apa yang keluar dari mulut,
itulah yang menajiskan orang.
Artinya; bibir memuliakan Tuhan
tetapi hati jauh dari Tuhan, itulah yang menajiskan orang = menjadi najis di
hadapan Tuhan = mempersembahkan binatang yang sakit.
Oleh sebab itu, hati-hatilah
mulai malam ini, supaya tidak menjadi najis di hadapan Tuhan, maka saat bibir
memuliakan Tuhan, hati dekat dan tertuju kepada Tuhan.
-
Kedurjanaan
= kejahatan = orang jahat.
Kejahatan digambarkan seperti
kuburan yang dilabor putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya,
tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran (Matius
23: 27) = kedurjanaan.
Kita kembali memperhatikan Maleakhi 1: 13
(1:13)
Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta
alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang
yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan
berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN.
Apa yang dipersembahkan oleh imam-imam tidak
berkenan di hadapan Tuhan, karena mempersembahkan binatang yang dirampas,
timpang dan sakit.
Akibatnya; menyusahkan Tuhan, karena susah payah
yang dialami oleh imam-imam dalam pelayanan mereka kepada Tuhan.
Biarlah ini menjadi pelajaran bagi kita semua,
sehingga sidang jemaat, terlebih imam-imam yang melayani Tuhan, tidak lagi
membawa binatang yang dirampas, timpang dan sakit untuk dipersembahkan kepada
Tuhan, sehingga tidak menyusahkan hati Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment