IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15
JUNI 2012
Shalom
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Tuhan Yesus Kristus.
Biarlah kiranya Tuhan memberkati kita pada malam
hari ini, supaya ibadah pada malam ini tidak sia-sia, sebab ibadah itu mengandung
janji di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Kembali kita memperhatikan kitab
Maleakhi 1, tiba saatnya kita memperhatikan ayat 14.
Maleakhi 1: 14
(1:14)
Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor
binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia
mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang
besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.
Terlebih dahulu kita memperhatikan
Maleakhi 1: 14a, “Terkutuklah
penipu”.
Berarti, setiap penipu, akan menerima
segala kutukan.
Saudaraku, perlu kita mengetahui
bahwa kutukan itu mulai berlaku setelah Adam dan Hawa diusir dari taman Eden,
sebab sejak mereka melanggar hukum Allah, mereka kehilangan kemuliaan Allah,
tidak segambar dan serupa dengan Allah.
Perbuatan sia-sia yang diwariskan = kutuk.
Perbuatan sia-sia yang diwariskan = kutuk.
Oleh sebab itu, biarlah kita
perhatikan malam hari ini, firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, kiranya saya
dan kita sekalian bukan seorang penipu, supaya kutuk ini tidak berlaku atas
kita sekalian.
Terlebih
dahulu kita memperhatikan kutuk.
Ulangan 28: 15-19
(28:15)
"Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan
ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:
Kutuk berlaku bagi mereka yang tidak
melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan yang disampaikan oleh
Allah.
Berarti, orang yang tidak setia dalam
segala perintah dan ketetapan-Nya = seorang penipu.
a. Ulangan 28:
16
(28:16) Terkutuklah
engkau di kota dan terkutuklah engkau di
ladang.
- Terkutuklah engkau di kota = di tempat
yang ramai
Sekalipun di dalam
keramaian, suasana kutuk berlaku bagi seorang penipu = berlaku bagi mereka yang
tidak setia dalam segala perintah dan ketetapan-Nya.
Kita beribadah malam
ini, digambarkan seperti keramaian kota. Tetapi sekalipun demikian, bagi
penipu, kutuk itu tetap berlaku.
Saya berulang kali
mengatakan, berusahalah untuk memutuskan hubungan / ikatan dosa, dimulai dengan
pertobatan / penyaliban dosa atas tubuh, kalau tidak, kutuk akan berlangsung
turun temurun.
Saya adalah hamba
Tuhan yang sangat bersyukur sekali, karena Tuhan memberi kemampuan untuk mau
mengakui kesalahan-kesalahan, dosa-dosa yang paling mendasar sekali, itu adalah
kasih karunia, kemurahan Tuhan bagi saya.
- Terkutuklah engkau di ladang
Artinya; menerima
kutukan di tempat pekerjaan, sebab ladang -> pekerjaan.
Tidak sedikit orang
yang terkutuk di tempat pekerjaannya, karena tidak berlaku jujur / menipu.
Bagi yang bekerja,
jujurlah dalam pekerjaan dan jangan mengambil yang bukan miliknya.
b. Ulangan 28:
17
(28:17) Terkutuklah
bakulmu dan tempat adonanmu.
Terkutuklah bakulmu
dan tempat adonanmu.
Artinya; hidup
seseorang mengalami kutukan, sebab bakul dan adonan -> keadaan seseorang.
1 Korintus 5: 6-7
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Berarti, kalau khamir dengan ragi keburukan dan kejahatan = terkutuk.
1 Korintus 5: 6-7
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Berarti, kalau khamir dengan ragi keburukan dan kejahatan = terkutuk.
c. Ulangan 28:
18
(28:18) Terkutuklah
buah kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.
Terkutuklah buah
kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.
- Buah
kandungan -> anak cucu.
- Hasil bumi
-> hasil tanah.
- Anak lembu
sapi dan kandungan kambing domba -> hasil ternak.
d. Ulangan 28:
19
(28:19) Terkutuklah
engkau pada waktu masuk dan terkutuklah engkau pada waktu keluar.
Terkutuklah engkau
pada waktu masuk dan terkutuklah engkau pada waktu keluar.
Artinya: terkutuk
setiap saat, setiap waktu.
Suasana kutuk dapat kita perhatikan
pada Ulangan 28: 15-46.
46 -> hukum taurat, berarti setiap
orang yang hidup di bawah hukum taurat, akan hidup dalam kutuk.
- 4 -> loh
batu yang pertama.
- 6 -> loh
batu yang kedua.
Galatia 3: 10-13
(3:10)
Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan
hukum Taurat, berada di bawah kutuk.
Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala
sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
(3:11)
Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di
hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena:
"Orang yang benar akan hidup oleh iman."
(3:12)
Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya,
akan hidup karenanya.
(3:13)
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk
karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada
kayu salib!"
Terkutuklah orang yang hidup di bawah
hukum taurat, sebab tidak ada orang yang dibenarkan karena melakukan hukum
taurat.
Pertanyaannya: Siapakah
penipu itu?
Sekarang kita kembali pada Maleakhi
1: 14
(1:14)
Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor
binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia
mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang
besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.
Penipu disini adalah seseorang yang
mempunyai seekor binatang jantan, yang dinazarkannya kepada Tuhan, tetapi justru
mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan.
Terlebih dahulu kita memeriksa
Ulangan 17.
Ulangan 17: 1
(17:1)
Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang
ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Mempersembahkan seekor binatang, baik
dari lembu ataupun domba, yang cacat ataupun yang buruk, itu merupakan kekejian
bagi Tuhan.
Kekejian sama halnya dengan seseorang
yang menaikkan doa-doa permohonan kepada Tuhan, tetapi memalingkan telinga dari
firman Tuhan (Amsal 28: 9).
Lebih
rinci kita melihat binatang yang cacat tersebut.
Ulangan 15: 21
(15:21)
Tetapi apabila ada cacatnya, jika timpang atau buta,
bahkan cacat apa pun yang buruk, maka janganlah engkau menyembelihnya bagi
TUHAN, Allahmu.
Janganlah mempersembahkan dan
menyembelih binatang yang cacat bagi Tuhan Allah.
Adapun yang dimaksud dengan binatang
yang cacat adalah;
1.
Binatang
yang timpang
Dikaitkan dengan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23.
Matius 23: 23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan
kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu:
keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan
yang lain jangan diabaikan.
Mengembalikan milik
Tuhan, yaitu sepersepuluh, tetapi mengabaikan keadilan dan belas kasihan dan
kesetiaan = berlaku timpang di hadapan
Tuhan.
Inilah yang harus
kita perhatikan, binatang yang cacat seperti ini, tidak boleh dipersembahkan
kepada Tuhan.
Yang menyebabkan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berlaku timpang;
- Mengabaikan keadilan
= tidak berlaku
adil, yang rugi adalah orang yang lemah.
Kalau pemimpin tidak
adil, yang rugi tentu adalah yang lemah.
Saya belajar untuk
menjadi seorang gembala yang adil, salah satu buktinya adalah memberi
kesempatan kepada sidang jemaat yang rohaninya lemah untuk melayani. Tetapi
kehidupan yang tidak menghargai kemurahan Tuhan = mengubur talenta yang Tuhan
percayakan.
Kita masih ingat
dengan jelas, hamba yang ketiga dipercaya satu talenta, tetapi dia tidak
mempertanggung jawabkannya = mengubur talenta = mengubur masa depan = binasa.
- Mengabaikan belas kasihan
Kalau mengabaikan
belas kasihan, maka;
a. orang yang
sakit tidak memperoleh kesembuhan
b. orang yang
lemah tidak memperoleh kekuatan yang baru
Tetapi kita
perhatikan, Matius pemungut cukai, gambaran dari seseorang yang mengalami sakit
rohani, memperoleh belas kasihan dari Yesus Kristus. Itu sebabnya Yesus berkata
“bukan orang sehat yang membutuhkan
tabib, tetapi orang sakit”, seperti Matius, pemungut cukai.
- Mengabaikan kesetiaan
Kalau mengabaikan
kesetiaan berarti, tidak taat sampai mati, seperti apa yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus, Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib =
setia.
2.
Binatang
yang buta
Dikaitkan dengan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23.
Matius 23: 16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai
pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah
demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci,
sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan
orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang
menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah
demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada
di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah
yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, terikat dengan perkara-perkara yang lahiriah, dalam ibadah
pelayanan mereka kepada Tuhan.
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi berkata;
- “Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak
sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat”
- “Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat”
Artinya disini
adalah; Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melayani Tuhan tetapi terikat
dengan perkara-perkara lahiriah.
Ini adalah ibadah
pelayanan yang tidak berkenan, jauh dari sempurna. Ini = mempersembahkan
binatang yang buta.
Orang buta disamakan
dengan orang bodoh. Bodoh = tidak bijaksana, tidak berakal budi = seperti
binatang, hidup tanpa pimpinan Roh-El Kudus.
Kalau saja dalam
ibadah pelayanannya, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi hidup dalam
pimpinan Roh Kudus, mereka tidak akan terikat dengan perkara-perkara lahiriah.
Akibat mempersembahkan
binatang yang cacat kepada Tuhan.
Kembali kita memperhatikan Maleakhi
1: 14
(1:14)
Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan
ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat
kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman
TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.
Akibatnya; tidak menghormati Raja yang besar.
Yesus Kristus adalah Raja yang besar,
sebab Dia adalah Raja di atas segala raja.
Sewaktu saya kecil, ada sebuah film yang
mengisahkan tentang Yesus Kristus yang disalibkan, dengan judul “King of king”, artinya; Raja di atas
segala raja.
Saudaraku, kita harus memahami betul,
bahwa Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja, dengan bukti; Dia menjadi
Raja di dalam seluruh kehidupan saya dan saudara.
Sebagai
contoh.
Ester 1: 10-12, 15
(1:10)
Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur,
bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan
Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros,
(1:11)
supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan,
menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan
pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.
(1:12)
Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap
menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat
geramlah raja dan berapi-apilah murkanya.
(1:15)
"Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang-undang, karena
tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang
disampaikan oleh sida-sida?"
Ratu Wasti tidak menghargai dan tidak
melakukan titah raja Ahasyweros, yang disampaikan oleh sida-sida.
Artinya; ratu Wasti tidak menghargai
raja Ahasyweros / tidak menghargai Ahasyweros sebagai raja.
Dampak negatif jika tidak
menghargai Raja di atas segala raja.
Ester 1: 16-17
(1:16)
Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: "Wasti, sang
ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan
segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros.
(1:17)
Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua
perempuan, sehingga mereka tidak
menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros
menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia
tidak mau datang.
Dampak negatifnya; semua perempuan
yang berada di bawah pimpinan raja Ahasyweros, tidak lagi menghiraukan para
suaminya = tidak tunduk kepada Kristus,
sebagai kepala, dari tiap-tiap gereja.
Kalau seorang istri tidak tunduk
kepada suami, itu berbahaya sekali.
Oleh sebab itu, perhatikanlah ibadah
pelayanan kita kepada Tuhan, jangan sampai kita mempersembahkan binatang yang
cacat, akibatnya; tidak tunduk kepada Kristus, sebagai kepala atau sebagai
suami.
Kolose 3: 18
(3:18)
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu,
sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
Istri harus tunduk, sebab itu sudah
seharusnya di dalam Tuhan, tidak bisa ditawar-tawar.
Kalau tidak tunduk, berarti merubah
tatanan di dalam nikah rumah tangga = merubah tatanan kerajaan sorga, yang
Tuhan sudah tentukan.
Yang menjadi kepala dalam nikah rumah
tangga adalah suami, sedangkan yang tunduk adalah istri.
Demikian juga dalam nikah rohani,
yang menjadi kepala adalah Kristus, dan yang tunduk adalah gereja-Nya.
Efesus 5: 22
(5:22)
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan,
(5:23)
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kalau istri tunduk kepada suami,
istri memperoleh keselamatan, sebab kepalalah yang menyelamatkan tubuh, bukan
tubuh yang menyelamatkan kepala.
Oleh sebab itu, jangan coba-coba
merubah tantanan kerajaan sorga, jangan coba-coba merubah tatanan nikah rumah
tangga, baik yang jasmani maupun yang rohani.
Sebagai
bukti, bahwa kepala mampu menyelamatkan tubuh.
Efesus 5: 29
(5:29)
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,
sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Sebagai bukti;
- Kristus mengasuh tubuh-Nya
Mengasuh kata
dasarnya adalah asuh. Asuh berarti ditujukan kepada seorang anak, yang
membutuhkan asuhan dari kedua orang tuanya, supaya kehidupannya terpelihara.
- Kristus merawati tubuh-Nya
Kata dasar merawati
adalah rawat. Dirawat berarti betu-betul dijaga, dilindungi, diayomi, tidak
dibiarkan tersakiti, terganggu oleh apapun.
Kolose 2: 19
(2:19)
sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala,
dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat
dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
Seluruh tubuh menerima pertumbuhan
ilahinya, adalah dari kepala.
Berarti, tubuh, yaitu gereja Tuhan,
tidak akan memperoleh pertumbuhan bila tanpa kepala, yaitu Kristus.
Kita
bandingkan dengan Raja yang besar, dalam Wahyu 19.
Wahyu 19: 6-9
(19:6)
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8)
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9)
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Kalau Yesus menjadi Raja di atas
segala raja dalam kehidupan kita, kita dibawa masuk dalam pesta nikah anak
domba, bagaikan kumpulan orang banyak dari 4 penjuru bumi, mereka masuk dalam
pesta nikah anak domba, dan berseru “Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja”.
Sama seperti Ester, menempatkan
Ahasyweros sebagai kepala, sebagai raja yang besar; ia masuk dan menjadi ratu,
ganti Wasti, gambaran dari mempelai perempuan Tuhan (Ester 2: 8-18).
Anak domba jantan, itulah pribadi
Yesus Kristus, Dialah Raja di atas segala raja.
Biarlah
di hari-hari terkahir ini, kita tidak lagi menipu Tuhan dengan membawa binatang
yang cacat, melainkan betul-betul mempersembahkan seekor binatang jantan yang
tak bercacat.
Anak
domba jantan -> Yesus Kristus, sebagai Raja di atas segala raja dan Mempelai
Pria Sorga yang akan datang, bagi sidang jemaat Serang dan Cilegon, dan juga
kepada anak-anak Tuhan di 4 penjuru bumi, termasuk anak-anak Tuhan yang tekun
menikmati firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, lewat Buli Buli Emas
Berisi Manna, dengan alamat www.gptserangcilegon.blogspot.com
.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment