IBADAH
RAYA MINGGU, 12
MEI 2013
Tema: JEMAAT
EFESUS (dari Wahyu 2: 1-7)
(Seri
09)
Subtema: MENERIMA WAHYU
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan, mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Segera kita memperhatikan sidang jemaat di Efesus sebagai
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dari kitab Wahyu 2: 1-7, namun terlebih dahulu kita membaca ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1) "Tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman
dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan
berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam
untuk memeriksa, mengoreksi, bahkan menyucikan dosa-dosa sidang jemaat di
Efesus.
Setelah dikoreksi lewat firman Allah yang
tajam, kita bisa melihat keberadaan sidang jemaat di Efesus, pada ayat 2-3.
Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih
payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu,
bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah
mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Setelah dikoreksi lewat firman Allah yang tajam, maka terlihatlah
keberadaan dari sidang jemaat di Efesus, yaitu memiliki KELEBIHAN-KELEBIHAN di
hadapan Tuhan, antara lain;
1.
penuh dengan JERIH PAYAH di
tengah-tengah ibadah pelayanan,
2.
penuh dengan KETEKUNAN / bertekun
di hadapan Tuhan,
3.
TETAP SABAR di tengah-tengah
ibadah pelayanan,
4.
RELA MENDERITA OLEH KARENA NAMA
TUHAN = aniaya karena firman = sengsara salib,
5.
TIDAK MENGENAL LELAH, sekalipun
berjerih lelah di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Inilah lima perkara sebagai kelebihan dari
sidang jemaat di Efesus, dan kita patut angkat jempol kepada sidang jemaat di
Efesus karena lima kelebihan yang luar biasa ini.
Namun, pada ayat 4 ...
Wahyu 2: 4
(2:4) Namun demikian Aku
mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Sekalipun sidang jemaat di Efesus memiliki
kelebihan lima perkara tadi (dalam Wahyu 2: 2-3), namun Tuhan tetap mencela sidang
jemaat di Efesus, karena sidang jemaat di Efesus telah MENINGGALKAN KASIH YANG
SEMULA.
Meninggalkan kasih yang semula bukan suatu
perkara yang kecil, bukan suatu perkara sepele, ini adalah suatu perkara yang
besar.
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang
semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku
akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Pada ayat 5 ini, Yesus mengatakan: “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau
telah jatuh!”
Dosa karena meninggalkan kasih yang semula
adalah KEJATUHAN YANG AMAT SANGAT DALAM.
Jadi, meninggalkan kasih yang semula, itu
bukanlah perkara kecil / bukan perkara sepele, hal ini tidak boleh dianggap
main-main.
Saya beri contoh;
-
Dalam nikah rumah
tangga; jika salah satu dari pasangan suami isteri menghiati pasangannya, tentu
itu sangat menyakitkan.
-
Demikian juga terhadap
sesama; kalau kita mengabaikan sesama, tidak peduli terhadap sesama,
menyepelekan sesama, padahal orang itu sangat membutuhkan pengertian dan
perhatian kita, tetapi ia tidak mendapatkannya (karena kita kehilangan kasih
yang semula), itu sangat menyakitkan sekali.
Saya himbau pada saat malam ini; belajarlah
untuk memperhatikan sesama, jangan biasakan diri mengabaikan orang lain yang
membutuhkan pertolongan, atau bahkan pura-pura tidak tahu (padahal tahu), ini
adalah kebiasaan yang buruk.
Oleh sebab itu ...
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah
jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa
yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya,
jikalau engkau tidak bertobat.
Di sini kita perhatikan; dengan kasih, Tuhan
menghimbau sidang jemaat di Efesus, supaya mereka KEMBALI KEPADA KASIH YANG
SEMULA itu. Itu sebabnya di sini Yesus berkata: “... lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”
Kembali kepada kasih yang semula, dengan
jalan BERTOBAT.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan
jangan berbuat lagi, jangan mengulangi lagi, kembalilah kepada Allah, seperti
dua tangan dan dua kaki yang terpaku tidak dapat berbuat apa-apa, justru dari
sanalah darah mengalir.
Berarti, orang yang bertobat dibutuhkan
pengorbanan, dibutuhkan perjuangan, sebab memang, kebiasaan lama sangatlah
sukar untuk ditinggalkan, oleh sebab itu, dibutuhkan pengorbanan, dibutuhkan
perjuangan (tanda darah).
Kalau tidak kembali kepada kasih yang semula,
dengan kata lain tidak mau bertobat, konsekuensinya adalah YESUS AKAN MENGAMBIL
KAKI DIAN DARI TEMPATNYA = kaki dian diambil DARI TENGAH-TENGAH SIDANG JEMAAT
DI EFESUS.
Kalau kaki dian diambil dari tengah-tengah
sidang jemaat di Efesus, maka yang terjadi adalah SUASANA GELAP = sidang jemaat
Efesus berada dalam suasana gelap.
Suasana gelap digambarkan dalam empat hal,
yaitu;
1.
Bagaikan pelita / kaki
dian yang menyala, yang diletakkan di bawah GANTANG.
2.
Bagaikan pelita / kaki
dian yang menyala, yang diletakkan di bawah TEMPAYAN.
3.
Bagaikan pelita / kaki
dian yang menyala, yang diletakkan di bawah TEMPAT TIDUR.
4.
Bagaikan pelita / kaki
dian yang menyala, yang diletakkan DI KOLONG RUMAH / CERUK-CERUK.
Kemudian, pada ayat 6 ...
Wahyu 2: 6
(2:6) Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut
Nikolaus, yang juga Kubenci.
Masih ada kelebihan yang lain dari pada
sidang jemaat di Efesus, yaitu MEMBENCI SEGALA PERBUATAN PENGIKUT-PENGIKUT
NIKOLAUS, yang juga dibenci oleh Tuhan.
Jadi, sidang jemaat di Efesus membenci apa
yang dibenci oleh Tuhan, berarti apa yang disukai oleh Tuhan, juga disukai oleh
sidang jemaat di Efesus.
Kalau Tuhan membenci perbuatan yang tidak
baik, namun justru menyukai apa yang dibenci oleh Tuhan, itu namanya
pemberontak = penghianat = tidak satu roh = tubuh dan kepala tidak menyatu /
tidak satu roh.
-
Jika salah satu pasangan
suami isteri menyukai apa yang dibenci oleh salah satu pasangannya, inilah yang
disebut penghianat.
-
Demikian halnya dengan
gembala sidang dan sidang jemaat; kalau gembala sidang membenci sesuatu hal,
namun sidang jemaat menyukai apa yang dibenci oleh gembala sidang, ini adalah
pemberontak / penghianat, dan penghianat itu kejam sekali.
Wahyu 2: 1-6 sudah saya uraikan, sekarang
tiba saatnya bagi kita untuk memperhatikan ayat 7.
Wahyu 2: 7
(2:7) Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat:
Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di
Taman Firdaus Allah."
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh Kudus, arti rohaninya; MENERIMA WAHYU DARI TUHAN.
Wahyu 1: 1
(1:1) Inilah wahyu Yesus
Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada
hamba-hamba-Nya apa yang harus segera
terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya,
Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes.
Rasul Yohanes menerima wahyu Yesus Kristus,
berarti Tuhan menunjukkan apa yang akan segera terjadi.
Jadi, kalau sidang jemaat menerima wahyu dari
Tuhan, maka Tuhan akan segera menunjukkan apa yang akan terjadi, dan ini harus
menjadi kebiasaan kita untuk mendengarkan apa yang diakatakan oleh Roh, jangan
mendengar apa yang dikatakan oleh suara daging, sebab itu bukanlah wahyu.
Kalau menerima wahyu, maka Tuhan akan segera
menunjukkan segala sesuatu yang akan terjadi. Oleh sebab itu, tentu kita patut
bersyukur malam hari ini, sebab kita senantiasa mendengarkan apa yang dikatakan
oleh Roh, dengan kata lain senantiasa mendengar wahyu Yesus Kristus.
Oleh sebab itu, jangan mau dibodoh-bodohi dan
jangan lagi mendengarkan apa yang dikatakan oleh suara daging, apalagi kalau
fasih bercerita tentang dunia, itu bukanlah wahyu Yesus Kristus.
TUHAN MENUNJUKKAN SATU PERKARA DENGAN JELAS KEPADA RASUL
YOHANES.
Wahyu 1: 9-11
(1:9) Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan,
dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang
bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
(1:10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku
mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah
di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna,
ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
Rasul Yohanes menerima wahyu di pulau Patmos,
untuk selanjutnya wahyu itu ditulis dalam sebuah kitab dan dikirimkan kepada
tujuh sidang jemaat, antara lain;
1.
Kepada sidang jemaat
di Efesus. 5. Kepada sidang
jemaat di Sardis.
2.
Kepada sidang jemaat
di Smirna. 6. Kepada sidang
jemaat di Filadelfia.
3.
Kepada sidang jemaat
di Pergamus. 7. Kepada sidang
jemaat di Laodikia.
4.
Kepada sidang jemaat
di Tiatira.
Berarti, dalam hal ini, TUJUH SIDANG JEMAAT
DI ASIA KECIL INI MENERIMA PEWAHYUAN, sebab apa yang dilihat oleh Rasul
Yohanes, segera ia tuliskan di sebuah kitab dan segera ia kirimkan kepada tujuh
sidang jemaat di Asia kecil.
Kalau kita menerima wahyu dari Tuhan, ini
adalah kebahagiaan yang besar. Jadi, rasa penasaran kita akan masa yang akan
datang, akan mudah terjawab, asal saja;
1.
dalam kesusahan tidak
meninggalkan Tuhan,
2.
juga tekun dalam
kerajaan (imamat rajani),
3.
kemudian tekun untuk
menantikan Yesus Kristus sebagai raja dan Mempelai Pria Sorga.
Tekun
berarti, tekun dalam tiga macam ibadah utama, antara lain;
-
Tekun dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab, disertai perjamuan suci.
-
Tekun dalam Ibadah
Raya Minggu, disertai kesaksian.
-
Tekun dalam Ibadah Doa
Penyembahan.
Oleh sebab itu, saya selalu menghimbau;
biarlah kita sungguh-sungguh melayani Tuhan, tekun dalam tiga macam ibadah
utama, supaya rasa penasaran kita untuk masa yang akan datang segera terjawab.
Wahyu 1: 12-13
(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang
berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah
kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
(1:13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang
panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Sewaktu Yohanes diliputi oleh kuasa Roh
Kudus, dia mendengar suara dari belakang.
Pada saat Yohanes berpaling (melihat ke
belakang) untuk melihat suara itu, tampaklah dua hal;
YANG PERTAMA: TAMPAKLAH TUJUH KAKI DIAN DARI EMAS.
Artinya; dengan menerima wahyu Yesus Kristus,
tujuh sidang jemaat di Asia kecil MENJADI TUJUH KAKI DIAN, MENJADI TERANG =
MENJADI KESAKSIAN DI TENGAH-TENGAH DUNIA INI, mulai dari perkataan, sikap,
tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik menjadi terang /
menjadi kesaksian.
Kita patut bersyukur, di dalam kandang
penggembalaan ini, kita senantiasa mendengarkan apa yang dikatakan Roh Kudus,
dan saya juga berupaya semaksimal mungkin, supaya suara daging itu tidak
keluar, melainkan betul-betul dari apa yang dikatakan oleh Roh Kudus.
Saya ingin melihat kemajuan dari sidang
jemaat, bukan hanya dalam perkara rohani, namun juga dalam perkara lahiriah,
oleh sebab itu, perhatikan baik-baik apa yang Tuhan nyatakan pada malam hari ni
bagi kita semua.
Biarlah kita sungguh-sungguh ketika menerima
wahyu dari Yesus Kristus, jangan lagi gunakan pikiran, jangan lagi gunakan perasaan,
jangan andalkan harga diri, jangan andalkan kekayaan, jangan andalkan kedudukan,
sebab itulah yang membuat sidang jemaat terpuruk dan tidak akan maju, baik
dalam hal rohani maupun jasmani.
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh
yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala
di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Untuk menjadi kesaksian di hadapan Tuhan,
berarti bukan karena gagah dan keperkasaan seseorang, namun oleh Roh Tuhan.
Jadi, tujuh obor yang menyala-nyala di
hadapan takhta itu, itulah tujuh Roh Allah.
Pada saat Yohanes berpaling (melihat ke
belakang) untuk melihat suara itu, tampaklah dua hal;
YANG KEDUA: TAMPAKLAH / ADALAH SEORANG SERUPA ANAK MANUSIA, BERPAKAIAN JUBAH YANG
PANJANGNYA SAMPAI DI KAKI.
Artinya; dengan menerima wahyu Yesus Kristus,
IMAM BESAR HADIR DI TENGAH-TENGAH IBADAH PELAYANAN YANG TUHAN PERCAYAKAN.
Sebab, Anak Manusia yang berpakaian jubah ->
kehadiran Yesus kristus sebagai Imam Besar, sedangkan jubah adalah pakaian Imam
Besar.
Bukankah ini adalah keuntungan bagi kita,
kalau Imam Besar hadir di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan?
Kalau Imam Besar tidak hadir dalam setiap pertemuan ibadah, sungguh adalah
kerugian yang besar.
Terlebih dahulu kita memeriksa ...
Ibrani 5: 7, 9-10
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan
dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah
didengarkan.
(5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia
menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
(5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Yesus Kristus, Anak Allah, sebagai Imam
Besar, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan disertai dengan ratap tangis
dan keluhan di hadapan Allah Bapa, hanya untuk memperdamaikan dosa saya dan
saudara di hadapan Allah Bapa.
Kalau malam hari ini Imam Besar hadir di
tengah-tengah ibadah ini, berarti Ia telah memperdamaikan dosa saya dan
saudara, lewat pembukaan rahasia firman pada malam hari ini
Kalau saja Simon Petrus tidak menerima doa
dari Imam Besar, iman dari simon Petrus akan gugur, tetapi Yesus berkata kepada
Simon Petrus: “... Aku telah berdoa untuk
engkau, supaya imanmu jangan gugur.”
Kalau iman kita gugur di tengah-tengah
penantian kita atas kedatangan Tuhan untuk yang kedua kalinya, apa artinya
ibadah pelayanan selama ini? Tetapi di sini kita perhatikan, Dia sebagai Imam
Besar mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan yang
amat sangat kepada Allah Bapa di atas kayu salib, hanya untuk memperdamaikan
dosa manusia.
Biarlah apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes (yaitu
seorang serupa Anak Manusia, berpakaian
jubah yang panjangnya sampai di kaki) berlaku bagi kita di tempat ini, biarlah
kehadiran Imam Besar ada di tengah-tengah kita, sehingga firman yang kita terima
betul-betul meneguhkan, menyentuh, dan menjangkau setiap hati kita yang hadir
pada malam hari ini.
Ia membersihkan segala noda dosa kita di atas
kayu salib, dan biarlah kita menghargai apa yang dilakukan oleh Imam Besar,
sebab keluhan Imam Besar ini tidak boleh diabaikan begitu saja.
Kalau kita meresponi sahabat atau teman
mengeluh, biarlah lebih lagi kita meresponi keluhan Imam Besar, lewat ibadah
pelayanan yang Tuhan percayakan.
Bukti kehadiran Imam Besar di tengah-tengah
ibadah / kebaktian.
Keluaran 28: 33, 35
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima
dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung
gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,
(28:35) Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia
menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus
kedengaran, apabila ia masuk ke dalam
tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan
mati.
Setiap kali Harun berada di tempat kudus (ruangan
suci) untuk melayani Tuhan, Harun harus mengenakan gamis baju efod di mana di
bawahnya ada giring-giring yang berselang-seling dengan buah delima, dan suara giring-giring
itu harus kedengaran apabila Harun masuk ke dalam tempat kudus.
Jadi, bukti kehadiran Imam Besar di
tengah-tengah ibadah kebaktian adalah MENGELUARKAN SUARA GIRING-GIRING yang
berada di ujung gamis baju efod Imam Besar.
Artinya; ada bahasa Roh, ada bahasa asing /
bahasa yang lain, dengan kata lain BERLOGAT GANJIL.
Mari kita perhatikan hal ini ...
Yesaya 28: 11-12
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang
yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian
kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka
tidak mau mendengarkan.
Bahasa asing, bahasa lidah itu adalah
perhentian bagi orang lelah.
Orang lelah -> orang yang berada dalam
kesusahan yang besar, mengalami banyak kesulitan, mengalami banyak perkara,
yang membutuhkan pelayanan Imam Besar.
Dengan kehadiran Imam Besar, semua masalah
itu terselesaikan, itu sebabnya di sini dikatakan: “Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah;
inilah tempat peristirahatan!”
Saya dan saudara pasti lelah dengan segala
dosa yang menyebabkan banyak persoalan, oleh sebab itu, kita membutuhkan tempat
perhentian. Kita semua datang dari tempat masing-masing, baik jauh maupun
dekat, untuk beribadah kepada Tuhan, dan tentu tujuan kita beribadah adalah
untuk merasakan pelayanan dari Imam Besar, supaya dapat keluar dari kesusahan
yang besar.
Kita lelah dengan banyak masalah / banyak
perkara yang dihadapi; masalah yang pertama belum selesai, datang lagi masalah
yang kedua, masalah yang kedua belum selesai, muncul masalah yang ketiga.
Tetapi saya bersyukur, Imam Besar hadir di
tengah-tengah ibadah kebaktian ini, selain menolong kita / memperdamaikan dosa,
juga melayani kita yang lelah karena banyaknya masalah.
Justru pada saat kita mengalami banyak
masalah, seharusnya kita menghadapinya dengan datang kepada Tuhan, bukan
meninggalkan ibadah, yang justru membuat masalah terus bertambah, karena tidak
ada hari perhentian
1 Korintus 14: 2-4
(14:2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak
berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun
yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata
kepada manusia, ia membangun, menasihati
dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa
yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Dengan bahasa lidah, ia sedang membangun
hidupnya di hadapan Tuhan, membangun diri dari segala keterpurukan, membangun
diri dari segala kehancuran.
Sebab Tuhan tidak membiarkan kita terpuruk,
Tuhan ingin memulihkan kita, pribadi lepas pribadi, memulihkan nikah rumah
tangga, Tuhan tidak akan membiarkan bangunan Allah itu rubuh hancur sampai
akhirnya puing-puing itu menutupi hukum Allah, tetapi Tuhan ingin membangun
kita.
Kita adalah rumah Tuhan yang senantiasa harus
dibangun, oleh sebab itu, jangan biarkan bangunan itu hancur berkeping-keping
karena dosa kenajisan dan dosa-dosa yang lain.
Dia sudah mempersembahkan tubuh-Nya di atas
kayu salib, Dia sudah mempersembahkan doa-doa di atas kayu salib, Tuhan tidak
ijinkan kehidupan kita hancur berkeping-keping, sebab Tuhan tidak ijinkan
puing-puing rumah Tuhan menutupi hukum Allah. Sebagaimana zaman raja Yosia
merasakan pelayanan dari Imam Besar, pada saat itu Bait Allah dipulihkan
kembali.
Kemudian, kalau kita memperhatikan 144000 orang
yang berdiri di bukit Sion bersama dengan Anak Domba Allah, selain di dahi
mereka ada nama-Nya dan nama Bapa-Nya, mereka juga menyanyikan suatu nyanyian
baru yang tidak diketahui oleh siapapun, kecuali mereka sendiri, ini
menunjukkan hubungan yang intim antara tubuh dan kepala.
Yesus Kristus adalah kepala dari tiap-tiap
gereja, Dialah suami, sedangkan gereja Tuhan adalah tubuhnya / isteri. Ketika suami
isteri melangsungkan hubungan yang intim tidak satupun yang mengetahui.
Selain kita dibangun, dengan bahasa lidah, hubungan
kita dengan Tuhan begitu intim sekali.
Hubungan ini bukanlah hubungan yang dibangun
bukan karena kata orang, bukan karena hal-hal lahiriah, melainkan ada hubungan
yang intim dengan Tuhan; hati kita menyatu dengan hati Tuhan. Kalau saja
manusia dunia berupaya menyatukan hubungannya dengan pacaranya, lebih lagi kita
dengan Tuhan.
Keuntungan menerima wahyu.
YANG PERTAMA.
Efesus 1: 17-18
(1:17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus,
yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu
untuk mengenal Dia dengan benar.
(1:18) Dan supaya Ia
menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti
pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya
kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,
Kalau kita menerima wahyu;
-
Kita akan mengenal Dia
dengan benar, sebab Dia menjadikan mata hati kita terang.
-
Mengerti pengharapan
apa yang terkandung dalam setiap kehidupan manusia saya dan saudara.
Kita
harus mengerti dalam panggilan-Nya kepada kita, pengharapan apa yang bisa kita
harapkan kepada Tuhan.
Efesus 3: 3-6
(3:3) yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku
dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.
(3:4) Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari
padanya pengertianku akan rahasia Kristus,
(3:5) yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak
diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam
Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus,
(3:6) yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita
Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta
dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.
Karena menerima wahyu, kita mengetahui
panggilan yang terkandung, yaitu selain menjadi ahli waris, orang-orang yang
bukan Yahudi (itulah orang kafir) juga menjadi anggota tubuh Kristus yang
sempurna, menjadi mempelai perempuan Tuhan.
Bukankah kita adalah orang kafir? tetapi oleh
karena pemberitaan injil ini, orang kafir, itulah saya dan saudara, menjadi
anggota tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan, menjadi
ahli waris kerajaan sorga.
Ini adalah keuntungan kalau kita menerima
wahyu Yesus Kristus, dan inilah yang harus kita syukuri.
Matius 15: 22, 24-28
(15:22) Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari
daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena
anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
(15:24) Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel."
(15:25) Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia
sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
(15:26) Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing."
(15:27) Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun
anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
(15:28) Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya:
"Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang
kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Perempuan Siro-Fenisia (perempuan Kanaan)
menghargai firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, sehingga perempuan
Siro-Fenisia (orang kafir) ditolong oleh Tuhan.
Sebetulnya, orang kafir digambarkan seperti
anjing, selain menjilat borok / menyukai borok, anjing juga menjilat
muntahannya, artinya; menyukai dosa dan selalu kembali mengulangi
kesalahan-kesalahan.
Tetapi sekalipun demikian, asal saja kita mau
menghargai firman Tuhan sampai firman mendarah daging, maka Tuhan akan tolong kita.
Kita tidak lebih dari anjing, yang selalu
menjilat borok dan muntahannya, tetapi Tuhan tolong kita, Tuhan pulihkan
kembali, asal saja kita mau menghargai firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, maka Tuhan tolong kita, Tuhan pulihkan kita semua, bahkan kita
menjadi anggota tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai perempuan Tuhan,
sekalipun kita dari latar belakang manusia berdosa, seperti anjing yang menjilat
muntah dan borok.
Siapa kita ini, yang digambarkan seperti anjing
namun boleh bersatu dengan anak-anak Allah, kafir dengan Israel, bukankah ini
adalah kemurahan?
Biarlah kita bersyukur ketika menerima wahyu
dari Tuhan: “Siapa bertelinga, hendaklah
ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh”, jangan masuk telinga kanan, keluar
telinga kiri, tetapi dengarkan baik-baik.
Hasilnya.
Wahyu 1: 2-3
(1:2) Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan
tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang
telah dilihatnya.
(1:3) Berbahagialah ia
yang membacakan dan mereka yang mendengarkan
kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa
yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
Berbahagialah ia yang MEMBACAKAN dan mereka
yang MENDENGARKAN kata-kata nubuatan dan yang MENURUTI apa yang tertulis di
dalamnya.
Oleh sebab itu, dalam setiap ibadah harus ada
yang membaca, lalu ada yang mendengar penjelasan firman yang disampaikan, dan
selanjutnya untuk dilakukan, maka otomatis yang menerima wahyu akan berbahagia.
KEBAHAGIAAN INI SETARA DENGAN DUA HAL;
1.
Wahyu 20: 6
(20:6) Berbahagia dan kuduslah ia, yang
mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak
berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi
imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah
sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Kebahagiaan
yang pertama setara dengan raja-raja di dalam kerajaan 1000 tahun damai, mereka
itu adalah orang-orang yang telah menerima kebangkitan yang pertama.
Kebangkitan
yang pertama, maksudnya; setelah masa aniaya antikris, akan ada kebangkitan
yang pertama, setelah itu berlalu, ada kerajaan 1000 tahun damai dan mereka
menjadi raja bersama dengan Krsitus selama 1000 tahun damai, dan kematian yang
kedua tidak berlaku bagi mereka.
Jadi,
kebahagiaan di sini setara dengan kerajaan 1000 tahun damai, sebab tidak
mengalami kematian yang kedua.
KEBAHAGIAAN INI SETARA DENGAN DUA HAL;
2.
Wahyu 19: 9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku:
"Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan
ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Kebahagiaan
yang kedua; mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba = masuk dalam
pesta nikah Anak Domba, dan ini adalah sasaran akhir dari ibadah pelayanan di
muka bumi ini.
Ini
adalah kebahagiaan yang tiada taranya, melebihi kebahagiaan yang ada di atas
muka bumi ini, oleh sebab itu tidak boleh bersungut-sungut ketika mendengarkan
apa yang dikatakan oleh Roh / ketika menerima wahyu, bahkan sekalipun harus
dikoreksi seperti jari telunjuk yang menunjuk dosa, itu harus kita terima,
supaya merasakan kebahagiaan yang kekal.
Dengan menerima wahyu ini, maka kita akan
segera melihat apa yang terjadi, Tuhan akan menyatakannya asal kita sungguh-sungguh
menguduskan diri, sepenuh hati menyerahkan diri di hadapan Tuhan, tekun dalam
tiga macam ibadah, maka Tuhan akan menyatakan masa depan yang indah kepada kita,
dan kita akan memperoleh kebahagiaan yang luar biasa, yang tidak ada taranya;
masuk dalam pesta nikah anak domba dan menjadi raja dalam kerajaan 1000 tahun
damai. Perkataan ini tepat dan benar, tidak perlu diragukan.
Wahyu 1: 4-6
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia
Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan
yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan
takhta-Nya,
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang
pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi
ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --
bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Sekalipun tujuh sidang jemaat di Asia kecil
adalah orang kafir (bukan Israel), namun dengan menerima wahyu, mereka
dibebaskan dari dosa oleh darah Anak Domba, dan tidak berhenti sampai di situ,
selanjutnya dijadikan imamat yang rajani / pelayanan yang berkuasa. Biarlah
kita patut bersyukur pada malam hari ini. Terpujilah Tuhan kekal sampai
selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment