IBADAH
RAYA MINGGU, 05
MEI 2013
Tema: JEMAAT
EFESUS (dari Wahyu 2: 1-7)
(Seri
08)
Subtema: SATU BAHASA, SATU LOGAT
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Segera kita memperhatikan sidang jemaat di Efesus sebagai
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dari kitab Wahyu 2: 1-7.
Pertama-tama kita memperhatikan ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1)
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam
untuk memeriksa, mengoreksi bahkan menyucikan dosa sidang jemaat di Efesus.
Setelah sidang jemaat di Efesus dikoreksi
lewat firman Allah yang tajam, mari kita lihat; KEBERADAAN DARI SIDANG JEMAAT
DI EFESUS, pada ayat 2 dan 3.
Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih
payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu,
bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah
mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Setelah dikoreksi lewat firman Allah yang tajam, maka terlihatlah
keberadaan dari sidang jemaat di Efesus, yaitu memiliki KELEBIHAN-KELEBIHAN di
hadapan Tuhan, antara lain;
1.
penuh dengan JERIH PAYAH di
tengah-tengah ibadah pelayanan,
2.
penuh dengan KETEKUNAN / bertekun
di hadapan Tuhan,
3.
TETAP SABAR di tengah-tengah
ibadah pelayanan,
4.
MENDERITA OLEH KARENA NAMA TUHAN =
aniaya karena firman = sengsara salib,
5.
TIDAK MENGENAL LELAH, sekalipun
berjerih lelah di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kelebihan yang dimiliki oleh sidang jemaat di
Efesus adalah kelebihan yang luar biasa, sehingga kita patut angkat jempol
kepada sidang jemaat di Efesus.
Namun, bila kita perhatikan ayat 4...
Wahyu 2: 4
(2:4) Namun demikian Aku
mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Sekalipun sidang jemaat di Efesus memiliki
kelebihan lima perkara tadi (dalam Wahyu 2: 2-3), namun Tuhan tetap mencela,
karena sidang jemaat di Efesus telah MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA.
Meninggalkan kasih yang semula bukan suatu
perkara yang kecil, bukan suatu perkara sepele, ini adalah suatu perkara yang
besar.
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang
semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku
akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Dosa karena meninggalkan kasih yang semula
adalah KEJATUHAN YANG AMAT SANGAT DALAM.
Jadi, meninggalkan kasih yang semula, itu
bukanlah perkara kecil / bukan perkara sepele, hal ini tidak boleh dianggap
main-main.
Saya beri contoh;
-
Dalam nikah rumah
tangga; jika salah satu dari pasangan suami isteri menghiati pasangannya, tentu
itu sangat menyakitkan pasangannya.
- Demikian juga terhadap
sesama; kalau kita mengabaikan sesama, tidak peduli terhadap sesama,
menyepelekan sesama, padahal orang itu sangat membutuhkan pengertian dan
perhatian kita, tetapi ia tidak mendapatkannya (karena kita kehilangan kasih
yang semula), itu sangat menyakitkan sekali.
Oleh sebab itu saya katakan, meninggalkan
kasih semua itu bukanlah perkara kecil, itu sebabnya pada ayat 5 dikatakan: “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau
telah jatuh!”
Hal ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh, baik saya dan saudara.
Oleh sebab itu ...
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah
jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa
yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya,
jikalau engkau tidak bertobat.
Di sini kita perhatikan; dengan kasih, Tuhan
menghimbau sidang jemaat di Efesus supaya mereka KEMBALI KEPADA KASIH YANG
SEMULA itu, dengan jalan BERTOBAT.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan
jangan berbuat lagi, jangan mengulangi lagi, seperti dua tangan dan dua kaki
yang terpaku tidak dapat berbuat apa-apa, justru dari sanalah darah mengalir.
Artinya, ketika seseorang berusaha untuk
bertobat, berusaha untuk kembali kepada kasih yang semula itu, dibutuhkan
pengorbanan / tanda darah, sebab memang kebenaran itu meterainya adalah darah
pengorbanan, dan memang, kebiasaan lama sangatlah sukar untuk ditinggalkan,
oleh sebab itu, dibutuhkan pengorbanan.
Kalau tidak kembali kepada kasih yang semula,
dengan kata lain tidak mau bertobat, konsekuensinya adalah TUHAN AKAN MENGAMBIL
KAKI DIAN DARI TEMPATNYA = Tuhan mengambil kaki dian DARI TENGAH-TENGAH SIDANG
JEMAAT DI EFESUS.
Dalam pola Tabernakel, kaki dian terkena pada
pelita emas.
Kalau kaki dian diambil dari tengah-tengah
sidang jemaat di Efesus, maka yang terjadi adalah SUASANA GELAP = sidang jemaat
Efesus berada dalam suasana gelap.
Suasana gelap adalah tempat yang paling efektif
untuk menyembunyikan dosa, sebab tidak ada dosa yang disembunyikan di tempat
yang terang.
Dalam 1 Yohanes 2: 11, dikatakan; orang buta
digambarkan berada di dalam kegelapan, tidak tahu harus berbuat apa-apa.
Kalau orang buta dibiarkan berjalan; kalau
tidak menabrak, ya ditabrak. Sungguh mengerikan sekali kalau tidak mau bertobat
/ tidak mau kembali pada kasih yang semula.
Suasana gelap digambarkan dalam empat hal,
yaitu;
1.
Bagaikan pelita / kaki
dian yang menyala, yang diletakkan di bawah GANTANG.
2.
Bagaikan pelita / kaki
dian yang menyala, yang diletakkan di bawah TEMPAYAN.
3.
Bagaikan pelita / kaki
dian yang menyala, yang diletakkan di bawah TEMPAT TIDUR.
4.
Bagaikan pelita / kaki
dian yang menyala, yang diletakkan DI KOLONG RUMAH / CERUK-CERUK.
Malam ini, kita fokus memperhatikan ayat 6.
Wahyu 2: 6
(2:6) Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut
Nikolaus, yang juga Kubenci.
Ternyata, selain lima perkara tadi (dalam
Wahyu 2: 2-3), sidang jemaat di Efesus juga memiliki kelebihan yang lain, yaitu
MEMBENCI SEGALA PERBUATAN PENGIKUT-PENGIKUT NIKOLAUS, yang juga dibenci oleh
Tuhan.
Jadi, apa yang dibenci oleh Tuhan, juga
dibenci oleh sidang jemaat di Efesus.
Sesungguhnya, banyak hal yang dibenci oleh
Tuhan, misalnya; saksi dusta, tugu berhala, itu sangat dibenci oleh Tuhan, dan
masih banyak lagi kejahatan-kejahatan yang lain.
Memang, di sini tidak disebutkan secara
gamblang mengenai dosa-dosa pengikut-pengikut Nikolaus. Namun yang pasti, apa
yang DIBENCI OLEH TUHAN, itu juga yang DIBENCI OLEH SIDANG JEMAAT DI EFESUS.
Mari kita lihat; SATU PERKARA YANG DIBENCI
TUHAN ...
Wahyu 18: 2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya:
"Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi
tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat
bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Roh najis (dosa kenajisan) itu sangat dibenci
oleh Tuhan.
Hal ini harus kita pahami; apa yang dibenci
oleh Tuhan, itu juga dibenci oleh sidang jemaat di Efesus, dan dosa yang sangat
dibenci oleh Tuhan adalah dosa kenajisan.
Saya seringkali menyampaikan; kiranya kita
kuat di dalam Tuhan. Kalau roh najis menggoda, kita harus tetap kuat, jangan
terpikat atau pun memikat.
Saudaraku, tempatnya roh najis di sini adalah
BABEL, di situlah roh najis bersembunyi.
Berarti, kita dapat menyimpulkan, bahwa;
pengikut-pengikut Nikolaus juga dikuasai oleh roh najis yang sangat dibenci
oleh Tuhan, itu sebabnya sidang jemaat di Efesus sangat membenci perbuatan
pengikut-pengikut Nikolaus.
Sekarang, mari kita lihat; KISAH MENARA BABEL.
Kejadian 11: 4
(11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara
yang puncaknya sampai ke langit, dan
marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
Setelah peristiwa air bah, semua yang hidup /
semua yang bernyawa binasa, kecuali Nuh, isterinya, tiga anak dan tiga menantunya.
Kemudian, dari tiga anak Nuh ini, melahirkan anak-anak / keturunan-keturunan
mereka.
Kalau kita perhatikan pada ayat ini;
keturunan dari Sem, Ham dan Yafet ini MENDIRIKAN SEBUAH KOTA dan SEBUAH MENARA,
YANG PUNCAKNYA SAMPAI KE LANGIT.
Dalam Yesaya 66: 1, dikatakan: langit adalah takhta Allah, namun mereka
punya rencana untuk mendirikan sebuah kota dan sebuah menara yang puncaknya
sampai ke langit.
Mari kita lihat persamaan dari ayat ini dalam
Yesaya 14.
Yesaya 14: 13
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi
bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh
di sebelah utara.
Bintang Timur, putera Fajar, yang disebut Lucifer,
itulah iblis setan, hendak naik ke langit, hendak mendirikan takhta untuk
mengatasi bintang-bintang Allah.
Yesaya 14: 14
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Hendak menyamai Yang Mahatinggi -> dosa kesombongan.
Siapa yang bisa menyamai Allah? tentu tidak
ada.
Jika ingin menyamai Allah, ini adalah dosa
ketinggian hati = dosa kesombongan.
Mari kita perhatikan ...
Tujuan mereka mendirikan menara Babel.
Kejadian 11: 4
(11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi
kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan
marilah kita cari nama, supaya kita jangan
terserak ke seluruh bumi."
Tujuan mereka membangun suatu kota dan sebuah
menara yang puncaknya sampai ke langit adalah hanya untuk MENCARI NAMA, bukan
untuk mencari nama Tuhan.
Kalau membangun hidup dengan keperkasaan,
dengan kekuatan, dengan kepintaran, dengan harta, dengan kekayaan, dengan apa
saja, namun dengan tujuan untuk mencari nama, supaya terkenal / supaya
popularitas, itu adalah kesombongan.
Nas firman Tuhan berkata: “... apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh
Allah.” (Lukas 16: 15)
Seharusnya, kita lebih mencari nama Tuhan, bukan
mencari nama yang lain, supaya Tuhan lebih kita kagumi dari pada yang lain. Oleh
sebab itu, kalau seseorang dikuasai oleh roh najis, cintanya tidaklah kepada
Tuhan.
Membangun suatu kota dan sebuah menara yang
puncaknya sampai ke langit, ini adalah pembangunan yang keliru, pembangunan
yang salah.
Saudaraku, kalau mungkin ada di antara kita yang
membangun diri hanya untuk mencari nama, saya kira saudara salah alamat, sebab
itu adalah pembangunan yang keliru. Saya sarankan: jangan lanjutkan lagi,
jangan teruskan, sebab itu tidak ada artinya, hanya mendatangkan kesia-siaan.
Yesaya 14: 15
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau
diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.
Intinya; dosa kesombongan adalah kejatuhan
yang amat sangat dalam, dan dosa kesombongan adalah kejatuhan yang pertama.
Sebelum Adam dan Hawa melakukan dosa, setan
(yang adalah Bintang Timur, putera Fajar, itulah Lucifer) sudah terlebih dahulu
melakukan dosa.
Seseorang yang hidup dalam dosa kesombongan,
sudah diikuti dengan kejatuhannya.
Oleh sebab itu, jangan main-main dengan dosa
kesombongan, jangan coba-coba mencari nama dalam segala perkara.
Jangan lakukan segala sesuatu supaya dilihat
orang, tetapi lakukanlah segala sesuatu tanpa diketahui oleh orang lain,
seperti nas firman Tuhan berkata: “...
jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang
diperbuat tangan kananmu.”
Ingat saudaraku; DOSA KESOMBONGAN DIIKUTI
DENGAN KEJATUHAN.
-
Kalau saudara punya
segala sesuatu, itu karena Tuhan,
-
kalau saudara ada, itu
karena Tuhan, bukan karena bisa.
Inilah yang harus kita perhatikan mulai saat
ini, dan seterusnya ke depan, sampai Tuhan datang pada kali yang kedua.
Akibat dosa kesombongan dari Bintang Timur,
putera Fajar.
Kejadian 11: 6-7
(11:6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa
dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai
dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan
dapat terlaksana.
(11:7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa
mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
TUHAN MENGACAUBALAUKAN BAHASA MEREKA sehingga
satu dengan yang lain tidak saling mengerti bahasa masing-masing.
Kalau bahasa sudah kacau, tidak bertemu satu
dengan yang lain, maka rencana-rencana yang indah tidak akan terwujud,
misalnya; suami mengatakan A, isteri mengatakan B, maka rencana-rencana tidak
akan terwujud.
Biarlah kita memohon kepada Tuhan supaya
diberi kesatuan baik dalam;
-
penggembalaan yang
kecil, itulah nikah rumah tangga,
-
juga penggembalaan
yang besar, itulah kandang penggembalaan.
Kejadian 11: 8
(11:8) Demikianlah mereka
diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan
kota itu.
Akhirnya, mereka berhenti mendirikan kota itu
dan dari situlah mereka BERSERAK KE SELURUH BUMI.
Berserak = tercerai-berai = tidak ada
kesatuan hati.
KESATUAN HATI ITU TERJALIN KARENA ADA YANG
MENGIKAT, ITULAH KASIH ALLAH.
Berarti, dapat kita simpulkan, bahwa; akhirnya
mereka KEHILANGAN HARTA YANG BESAR, itulah kasih Allah yang mempersatukan satu
dengan yang lain.
Apa artinya kita memiliki segala sesuatu di
bumi ini, kalau kita kehilangan kasih Allah. Jika kehilangan kasih, berarti
tidak mendapatkan keselamatan, sebab ada tertulis: “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti;
pengetahuan akan lenyap.” (1 Korintus 13: 8)
Pertahankanlah KASIH MEMPELAI, lewat PENGAJARAN
MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL, jangan karena harta, kekayaan, kedudukan, dan
jabatan, saudara meninggalkan kasih mempelai.
Saudaraku, jangan harapkan kasih manusia, itu
tidak ada artinya, sebab kasih manusia itu terbatas, tetapi kasih Tuhan tidak
terbatas; apa artinya kita memiliki harta, kalau kita tidak memiliki kasih.
Pertanyaannya; APA YANG MENYEBABKAN MEREKA
MENDIRIKAN MENARA BABEL YANG PUNCAKNYA SAMPAI KE LANGIT?
YANG PERTAMA.
Kejadian 11: 2
(11:2) Maka berangkatlah
mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu
menetaplah mereka di sana.
Berangkatlah mereka ke sebelah timur dan
menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu mereka menetap di sana.
Kalau kita menggunakan pola Tabernakel, yang
benar adalah DARI TIMUR berangkat sampai KE BARAT = dari PINTU GERBANG, sampai
dibawa masuk ke dalam RUANGAN MAHA KUDUS.
Berarti, kalau mereka berangkat ke sebelah
timur = berada di luar pola Kerajaan Sorga = berada di luar rencana Allah,
sebab rencana Allah dalam hidup saya dan kita semua adalah; dari timur
berangkat sampai ke barat.
Jangan sekali-kali membuat rencana yang
berada di luar rencana Allah, sebab itu tidak ada artinya, percayalah.
Yesaya 55: 7-8
(55:7) Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan
orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka
Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan
dengan limpahnya.
(55:8) Sebab rancangan-Ku
bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah
jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Kita ada pada malam hari ini, itu bukanlah
suatu kebetulan, melainkan Tuhan ingin menyatakan isi hati-Nya.
Oleh sebab itu, mari kita mendengar isi hati
Tuhan, ijinkan hati saudara menyatu dengan hati Tuhan.
-
Rancangan manusia
bukan rancangan Tuhan,
-
jalan manusia bukan
jalan Tuhan.
Banyak orang menyangka bahwa jalannya lurus,
padahal itu menuju maut (Amsal 14: 12).
Oleh sebab itu, Tuhan mengatakan / menghimbau
kepada saya dan saudara: “Baiklah orang
fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah
ia kembali kepada TUHAN ... , sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. ”
Yesaya 55: 9
(55:9) Seperti tingginya
langit dari bumi, demikianlah tingginya
jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari
rancanganmu.
-
Jalan Tuhan dan jalan
manusia seperti tingginya langit dari bumi,
-
rancangan Tuhan dari
rancangan manusia seperti tingginya langit dari bumi.
Jadi, tidak ada yang bisa memahami jalan-Nya
Tuhan, dan tidak ada yang bisa menyelami rancangan Tuhan, seperti tingginya langit
dari bumi, oleh sebab itu, tinggal ikuti saja jalan-Nya / rancangan-Nya Tuhan.
Pertanyaannya; APA YANG MENYEBABKAN MEREKA
MENDIRIKAN MENARA BABEL YANG PUNCAKNYA SAMPAI KE LANGIT?
YANG KEDUA.
Kejadian 11: 3
(11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain:
"Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
Mereka membuat batu bata menjadi batu.
Bata itu terbuat dari tanah liat, ia tidak
akan pernah menjadi batu.
Bandingkan dengan ...
1 Petrus 2: 5-6
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah.
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
Di Sion ada sebuah batu yang terpilih, siapa yang
percaya, tidak akan dipermalukan, dan kita semua adalah rumah rohani.
Oleh sebab itu, Tuhan merindukan supaya kita
menjadi batu rohani untuk dijadikan sebagai rumah rohani, dan setiap bangunan
itu harus didirikan di atas batu, bukan di atas bata.
Matius 7: 24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini
dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu
angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak
rubuh sebab didirikan di atas batu.
Kalau rumah
dibangun di atas batu, tidak akan dipermalukan oleh Tuhan, sekalipun ada ujian
dari segala arah penjuru, sebab rumah itu dibangun di atas batu, itulah pribadi
Yesus Kristus yang dikorbankan.
1 Korintus 3: 10-11
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang
dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah
meletakkan dasar, dan orang lain membangun
terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia
harus membangun di atasnya.
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Dasar dari
setiap bangunan adalah BATU, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan = KORBAN
KRISTUS.
Kalau berdiri
di atas dasar korban Kristus, kita menjadi kuat, tetapi kalau berdiri di atas
dasar yang lain, maka kita tidak akan kuat.
Oleh sebab itu,
batu bata tidak bisa dijadikan sebagai batu, sebab batu bata adalah gambaran
dari manusia daging, di mana manusia itu dibuat dari debu tanah / tanah liat.
Kita semua
adalah bangunan Allah / rumah Tuhan, biarlah kiranya setiap rumah memperhatikan
bangunan yang dibangun di atas batu, sebagai dasar yang diletakkan.
Dengan korban
Kristus; segala pikiran dan hati yang najis bisa dihentikan / direm, karena
selalu mengingat korban Kristus.
Kalau dasarnya
korban Kristus, maka kita menjadi kuat, tetapi kalau berdiri / dibangun di atas
dasar batu bata, tidak akan terwujud segala rencana-rencana yang indah, sebab kekuatan
manusia terbatas adanya.
Kita kembali memperhatikan ayat 7-8 ...
Kejadian 11: 7-8
(11:7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana
bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
(11:8) Demikianlah mereka
diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.
Segala rencana-rencana
mereka tidak terwujud karena;
-
mereka pergi ke
arah timur,
-
dan pada saat mereka
membangun, batu bata dijadikan batu,
maka dengan
demikian, rencana-rencana yang indah tidak terwujud, akhirnya mereka terserak ke
seluruh bumi, bahkan sampai ke nusantara ini, berarti tidak sesuai dengan rencana
semula, di mana pada ayat 4, mereka berkata: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang
puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan
terserak ke seluruh bumi.” (Kejadian 11: 4)
Setelah
berserak sampai ke nusantara ini, juga memiliki bahasa yang berbeda-beda,
sesuai dengan suku masing-masing, sebagai contoh;
- Ada suku batak.
Pada suku batak saja ada lima bahasa; ada batak toba, batak karo, batak
simalungun, batak mandailing, ada juga batak pakpak (Dairi).
- Ada suku jawa.
Suku Jawa juga berbeda-beda.
Intinya; tidak
satu bahasa dan juga tidak satu logatnya.
Kejadian 11: 1
(11:1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
Sesungguhnya,
seluruh bumi bahasanya satu, logatnya satu.
Apa yang
membuat saya dan saudara jadi satu bahasa? Itu karena kasih Allah.
Mari kita lihat;
KASIH ALLAH itu dengan SATU BAHASA YANG BESAR.
1.
Wahyu 19: 1
(19:1) Kemudian dari
pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang
banyak di sorga, katanya: "Haleluya!
Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
Di sini kita melihat; ADA KESATUAN HATI, bahasa mereka hanya satu, yaitu
HALELUYA, segala puji syukur, hormat dan kebesaran, kemuliaan, pengagungan
hanya bagi Tuhan, tidak ada lagi bahasa lain, sebab kemuliaan hanya bagi Tuhan.
Hanya satu bahasa dan satu logat, berarti; tidak membawa hati
masing-masing.
Tetapi mereka mempunyai rencana yang salah, itulah yang membuat segala
sesuatunya hancur, tidak terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna
supaya masa depan indah.
Wahyu 19: 2
(19:2) sebab benar dan
adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang
telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan
percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas
pelacur itu."
Dengan satu bahasa dan satu logat, PELACUR YANG BESAR ITU TELAH DIKALAHKAN,
itulah Babel, tempat bersembunyinya roh najis = terlepas dari roh najis.
2.
Wahyu 19: 3
(19:3) Dan untuk kedua
kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya,
asapnya naik sampai selama-lamanya."
Kalau kita satu bahasa dan satu logat, maka apa yang kita persembahkan,
berkenan di hadapan Tuhan.
Biarlah ada kesatuan hati di antara kita;
-
antara sidang
jemaat dan gembala sidang ada kesatuan bahasa,
-
antara suami
dan isteri ada kesatuan bahasa.
Ketika satu bahasa dan satu logat, asapnya naik, artinya; APA YANG KITA
MOHONKAN, APA YANG KITA MINTA DIKABULKAN OLEH TUHAN.
3.
Wahyu 19: 6
(19:6) Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Kalau kita satu bahasa dan satu logat, maka TUHAN MENJADI RAJA, Tuhan yang
berkuasa atas kita, Tuhan yang bertakhta di hati kita, Tuhan yang menguasai
seluruh kehidupan kita = tubuh, jiwa, roh dikuasai oleh Tuhan karena Tuhan yang
berkuasa.
Wahyu 19: 7-9
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan
memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah
benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Kalau satu
bahasa, satu logat, akhirnya MASUK DALAM RENCANA ALLAH YANG BESAR, yaitu masuk
dalam PEMBANGUNAN TUBUH KRISTUS YANG SEMPURNA / masuk dalam PESTA NIKAH ANAK
DOMBA.
Yesus Kristus adalah
Mempelai Pria Sorga, Dialah kepala / suami, sedangkan kita semua (gereja Tuhan)
adalah tubuh Kristus, mempelai perempuan, yang kelak masuk dalam perjamuan
kawin Anak Domba.
Kalau satu
bahasa dan satu logat, arahnya jelas, yaitu mengarah pada pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna. Kalau tadi, arah pembangunannya kepada tubuh Babel,
dikuasai roh najis.
Mulai sekarang,
kembalilah kepada rencana Allah yang besar ini supaya terwujud satu bahasa dan satu
logat, jangan ada lagi pikiran yang macam-macam, hati yang jahat, dan biarlah
kita mengakui kekurangan-kekurangan selama ini, apabila itu pernah terjadi di
hadapan Tuhan.
Selama kita
satu bahasa dan satu logat;
1.
Roh jahat dan
roh najis dikalahkan.
2.
Doa penyembahan
didengar.
3.
Masuk dalam
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Jadi, jangan
pernah membawa hati masing-masing, mulai malam hari ini.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment