IBADAH KENAIKAN YESUS KRISTUS, 09 MEI 2013
Tema: KENAIKAN YESUS KRISTUS
Subtema; ROTI
YANG TURUN DARI SORGA MEMBAWA KITA NAIK KE SORGA
Shalom!
Selamat malam,
salam sejahtera, salam dalam kash Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena
kasih-Nya kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, untuk beribadah melayani Tuhan,
dan kita patut bersyukur tentunya.
Biarlah sejenak
kita memperhatikan firman Tuhan, tentang ibadah kenaikan Yesus Kristus, dari Efesus
4: 9-10
Efesus 4: 9-10
(4:9) Bukankah "Ia
telah naik" berarti, bahwa Ia juga
telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
(4:10) Ia yang telah
turun, Ia juga yang telah naik jauh
lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
Yesus telah naik,
berarti ia juga telah turun.
Kemudian, pada
ayat 10 dikatakan: Ia yang telah turun,
Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk
memenuhkan segala sesuatu. / untuk menggenapi segala sesuatu.
Kita patut
bersyukur lewat kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus, dengan
demikian, Ia memenuhi / menggenapi segala sesuatu.
Sekarang kita
melihat; YESUS TELAH TURUN, dalam WUJUD ROTI.
Yohanes 6: 31-35
(6:31) Nenek moyang kami telah makan manna di padang
gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."
(6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga,
melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
(6:34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan,
berikanlah kami roti itu senantiasa."
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup;
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Yesus adalah
roti yang turun dari sorga, Dialah roti hidup.
Itu sebabnya di
sini dikatakan; barangsiapa datang kepada-Nya, tidak akan lapar dan tidak akan
haus (Yohanes 6: 35). Berarti, kehidupannya sama seperti malaikat; karena
TIDAK
MENGALAMI RASA LAPAR dan TIDAK
MENGALAMI RASA HAUS.
Kalau
seandainya Yesus bukan roti hidup, maka orang lain tetap lapar dan haus, sehingga
dengan demikian, manusia tidak akan menjadi seperti malaikat, manusia akan
tetap di dunia ini (berarti kehidupannya hanya satu kali), dan juga tidak akan
mengalami kenaikan, seperti Yesus yang naik ke sorga.
Lukas 20: 34-36
(20:34) Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan,
(20:35) tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat
bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan
dari antara orang mati, tidak kawin dan
tidak dikawinkan.
(20:36) Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama
seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah
anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
Kehidupan
seperti malaikat itu, tidak sama seperti kehidupan manusia duniawi, yang masih
memikirkan perkara – perkara
lahiriah yaitu;
kawin dan dikawinkan.
Sedangkan pada
saat kebangkitan manusia; TIDAK LAGI MEMIKIRKAN PERKARA-PERKARA LAHIRIAH (tidak
memikirkan kawin dan mengawinkan), berarti KEHIDUPAN SEPERTI MALAIKAT.
Kehidupan
seperti malaikat = manusia rohani.
Perkara-perkara
yang lahiriah adalah hal-hal yang berada di bawah / di dunia ini.
Bagi kehidupan
seperti malaikat, hal-hal yang duniawi / perkara-perkara lahiriah tidak lagi memiliki daya
tarik, dengan kata lain KEHIDUPAN YANG SEPERTI MALAIKAT TERLEPAS DARI DAYA
TARIK BUMI.
Kolose 3: 1-2
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan
Kristus, carilah perkara yang di atas, di
mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di
bumi.
Kehidupan yang
bersuasanakan kebangkitan itu; SELALU MEMIKIRKAN PERKARA DI ATAS = senantiasa
memikirkan perkara-perkara rohani, yang berkaitan dengan ibadah pelayanan. Misalnya;
tidak lagi memikirkan ke mana akan shopping, tidak memikirkan ke mana akan
jalan-jalan, dan lain sebagainya yang bersifat duniawi.
Kalau sudah
dibangkitkan, pikirannya selalu dan hanya tertuju pada perkara di atas, di mana Yesus
Kristus duduk di sebelah kanan = memikirkan ibadah pelayanan, hanya itu saja yang
dipikirkan, tidak yang lain = manusia rohani.
Duduk di
sebelah kanan -> kebenaran, sedangkan ibadah pelayanan adalah kebenaran.
Saya menghimbau
kepada saudara malam hari ini; pikirkanlah perkara yang di
atas / perkara yang rohani, dimana Yesus duduk di sebelah kanan Allah, sekali lagi saya katakan,
pikirkanlah ibadah
pelayanan, jangan yang lain.
Mari kita lihat
...
Keadaan manusia
rohani (kehidupan seperti malaikat).
Wahyu 7: 11
(7:11) Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan
tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan
menyembah Allah,
Inilah
kehidupan seperti malaikat dan manusia rohani;
-
Malaikat itu berdiri di sekeliling takhta itu
-
Kemudian 24 tua-tua dan 4 makhluk juga berada di sekeliling takhta
itu, mereka tersungkur / menyembah di hadapan takhta Anak Domba.
Inilah keadaan
malaikat dan manusia rohani; tersungkur di
hadapan takhta itu dan menyembah Allah, tidak ada kegiatan yang lain.
Penyembahan artinya; hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.
Pada pasal-pasal
berikutnya, bahwa; PARA MALAIKAT DI SORGA setia MELAYANI TUHAN.
Sekarang, mari
kita melihat; MANUSIA ROHANI, yang digambarkan oleh 24 TUA-TUA dan 4 MAKHLUK.
1.
DUA PULUH EMPAT (24) TUA-TUA.
Wahyu 4: 4
(4:4) Dan sekeliling
takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh
empat tua-tua,
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel (sesuai dengan apa yang dilihat
oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos), 24 tua-tua terkena pada MEJA ROTI SAJIAN yang
terdapat di dalam ruangan suci.
Di atas meja terdapat 12 ketul roti;
-
satu tumpuk
(sebelah kiri) terdapat 6 ketul roti,
-
satu tumpuk
(sebelah kanan) terdapat 6 ketul roti,
kalau dijumlahkan, seluruhanya ada 12 roti.
Sedangkan 24 tua-tua -> 12 rasul hujan awal, itulah 12 murid Yesus
dan 12 rasul hujan
akhir itulah gereja Tuhan yang didewasakan oleh firman Tuhan,
lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Mari, kita memberi diri dipuaskan oleh firman Tuhan, jangan puas dengan
pemberitaan firman yang disertai dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan
jempol yang tidak jelas arahnya, sebab MANUSIA ROHANI MEMBERI DIRI DIDEWASAKAN
oleh PENGAJARAN MEMPELAI, lewat PENDALAMAN ALKITAB, yang
disertai
dengan PERJAMUAN SUCI.
2.
EMPAT (4) MAKHLUK
Wahyu 4: 6
(4:6) Dan di hadapan
takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di
sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan
mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
4 makhluk tersebut penuh dengan mata.
Matius 6: 22-23, dikatakan, bahwa; mata adalah pelita tubuh. Kemudian,
kalau kita bandingkan dengan Mazmur 119: 105, firman adalah pelita.
Berarti, kalau 4 makhuk penuh dengan mata, artinya; HIDUP MEREKA TELAH
DITERANGI / TIDAK ADA LAGI DOSA YANG DISEMBUNYIKAN DI DALAM KEGELAPAN.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini, mata itu berada di;
-
DI SEBELAH
BELAKANG.
Arti rohaninya; dosa masa lalu telah diterangi oleh firman Tuhan.
-
DI SEBELAH MUKA
(DEPAN).
Arti rohaninya; perjalan rohani ke depan telah diterangi oleh Tuhan.
Barangkali di tengah-tengah perjalan rohani menuju Yerusalem baru, rumah
Bapa di sorga;
·
ada ular (itulah
roh jahat dan roh najis), kita bisa lalui, karena diterangi oleh firman Tuhan,
·
ada onak duri, kita
bisa lalui (dengan kata lain tidak menusuk hati orang lain dan tidak tertusuk)
karena diterangi oleh firman Tuhan,
·
ada batu
sandungan dari siapapun, kita bisa lewati karena mata ada di depan / diterangi
oleh firman Tuhan,
sehingga dengan demikian, kita tiba di tujuan, yaitu rumah Bapa di sorga,
itulah manusia rohani yang penuh dengan mata, kehidupannya yang sudah diterangi
oleh firman Tuhan, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan di tempat yang gelap.
Jadi, kehidupan
seperti malaikat = manusia rohani, itulah;
-
24 tua-tua yang
didewsaakan oleh firman Tuhan lewat ketekunan dalam ibadah
pendalama Alkitan yang disertai dengan perjamuan suci,
-
dan 4 makhluk,
itulah kehidupan yang telah diterangi oleh firman Tuhan.
Tentu, tidak
serta merta kita semua menjadi manusia rohani, sama halnya, pada waktu kita pertama
kali digembalakan oleh firman pengajaran, kita masih mengulangi dosa kesalahan
yang adalah kebodohan di hadapan Tuhan.
Oleh sebab itu,
untuk menjadi sama seperti malaikat / manusia rohani, tentu dibutuhkan prosesnya.
Proses
untuk menjadi manusia rohani / seperti malaikat.
1 Korintus 15: 45-47
(15:45) Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam
menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang
menghidupkan.
(15:46) Tetapi yang
mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang
yang rohaniah.
(15:47) Manusia pertama berasal dari debu tanah dan
bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
Pertama-tama
adalah manusia lahiriah / manusia daging, kemudian barulah datang manusia
rohani.
Kita ini hina
seperti debu tanah karena dosa, itu adalah manusia pertama, makhluk alamiah, Adam
yang pertama, tetapi Adam yang kedua, itulah Yesus Kristus, Dialah manusia
rohani berasal dari Sorga.
Jadi, tidak
serta merta manusia itu menjadi manusia rohani.
Ukuran manusia
rohani itu tidak dilihat ketika seseorang berdiri di atas mimbar untuk
menyampaikan firman Tuhan atau pun ketika sedang memimpin pujian.
Kita kembali memperhatikan
...
Yohanes 6: 57-58
(6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku
hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh
Aku.
(6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan
roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa
makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
Makan roti yang
turun dari sorga; ia akan hidup selama-lamanya = tidak lagi mengalami kematian.
Mari kita
lihat; BUKTINYA.
Lukas 20: 35-36
(20:35) tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat
bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan
dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
(20:36) Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama
seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah
anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
Jika menikmati
roti yang turun dari sorga, maka akan mengalami hidup yang kekal, seperti
malaikat, sebab mereka telah dibangkitkan dari kematian.
Kita tentu
heran, ROTI APA YANG DIMAKSUD, SEHINGGA SESEORANG AKAN HIDUP SELAMA-LAMANYA /
TIDAK LAGI MENGALAMI KEMATIAN.
Untuk menjawab
rasa heran itu, mari kita perhatikan ...
Yohanes 6: 60
(6:60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari
murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang
sanggup mendengarkannya?"
Roti yang turun
dari sorga, itulah firman yang keras, bukan firman yang meninabobokan, bukan
firman yang ditambahkan dengan
cerita-cerita isapan jempol dan firman yang dikurangkan yaitu pemberitaan firman
Tuhan diganti dengan teori-teori kemakmuran / pelayanan hanya berorientasi
pada tanda-tanda heran (mujizat-mujizat).
Sebab tidak mungkin
satu dua ayat dikuatkan oleh cerita-cerita isapan jempol, dan tidak mungkin cerita-cerita dapat menyucikan dosa-dosa
sidang jemaat.
Cerita-cerita
tidak memberi hidup yang kekal, tetapi saya heran, di hari-hari terakhir ini,
banyak orang Kristen suka dengan pemberitaan firman Tuhan yang disertai dengan
cerita-cerita, tentang; si buaya atau si kancil dan yang
lain-lain, itu bukanlah
roti hidup, bukan roti yang turun dari sorga, melainkan roti yang dari dunia
ini.
Roti yang turun
dari sorga itu murni, tidak dikhamiri dengan ragi, karena
roti yang turun dari sorga itulah pribadi Yesus Kristus, yang tertulis di dalam
alkitab dari Kejadian sampai Wahyu
/ ayat satu menjelaskan ayat yang lain.
Mari kita
lihat; PERSAMAAN FIRMAN YANG KERAS.
Yohanes 6: 45
(6:45) Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka
semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap
orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran
dari Bapa, datang kepada-Ku.
Firman yang
keras itu disebut juga FIRMAN PENGAJARAN YANG RAHASIANYA DIBUKAKAN.
Dalam Mazmur
119: 130 dikatakan; “Bila tersingkap,
firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh”
= bila terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, segala yang terselubung dalam
hati akan tersingkap, dengan kata lain tidak ada yang tersembunyi.
Tetapi kalau
firman Tuhan ditambahkan dengan cerita-cerita lahiriah, ia tidak dapat menyucikan
dosa-dosa, dan tidak dapat menyingkapkan segala sesuatu yang terselubung.
Ketika terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan, memang keras, itu sebabnya banyak dari
murid-murid Yesus berkata: “Perkataan ini
keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”, sebab firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan sifatanya memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan
hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Hati nurani
yang jahat / dosa yang terselubung dalam hati, HANYA BISA DISUCIKAN / DIBASUH
OLEH AIR YANG MURNI, firman Allah yang murni, ayat satu menjelaskan ayat yang
lain, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah roti yang
turun dari sorga, bukan roti dengan cerita-cerita isapan jempol.
Setelah hati
yang jahat dibersihkan oleh air yang murni, maka kita menghadap takhta Allah
dengan ketulusan, tidak lagi dengan kepura-puraan.
Kalau hati
nurani yang jahat sudah dibasuh oleh air yang murni (roti yang turun dari
sorga), maka tubuh / tampilan luar juga terlihat bersih, tidak dibuat-buat,
jujur, polos, tampil apa adanya, sebab apa yang keluar berasal dari dalam
(hati).
Oleh sebab itu,
saya seringkali mengatakan; belajarlah tampil apa adanya, sesuai dengan firman
Tuhan, jangan ditambah-tambahkan.
Yohanes 6: 63
(6:63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali
tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan
hidup.
Firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan (roti yang turun dari sorga), itulah firman yang
keras, adalah roh dan hidup, berarti firman yang keras itu adalah: “roh kita dan hidup kita.”
Sedangkan, cerita-cerita isapan jempol, itu bukan roh dan hidup,
sekalipun bahasanya dibuat
intelektual ketika menyampaikan firman Tuhan, karena tidak mengandung nilai rohaninya.
Saya menghimbau
saudara; jangan mau dibodoh-bodohi oleh firman yang disertai dengan cerita-cerita
isapan jempol! Sekalipun dengan
bahasa yang intelektual.
Yohanes 6: 66
(6:66) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Disini kita melihat, pada Injil Yohanes
6:66 murid – murid yang lain dan orang – orang lain yang mengikuti Yesus
mengundurkan diri, karena perkataan Yesus yang keras.
Perhatikan
saudaraku: kalau menolak firman pengajaran yang rahasianya dibukakan adalah
antikris.
Jika kita
perhatikan ayat di atas, yaitu Yohanes 6: 66 -> 666, yang adalah cap meterai
dari antikris.
Kalau hanya
menyukai firman satu ayat lalu dibumbui dengan cerita yang panjang lebar, itu
bukanlah roh dan hidup. Untuk apa kita memiliki seisi dunia, memiliki kekayaan,
tetapi tidak hidup, tentu tidak ada gunanya bukan?
Namun, mari kita
lihat; PRIBADI YANG SANGAT MENGAGUMKAN.
Yohanes 6:
67-68
(6:67) Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya:
"Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
(6:68) Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada
siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
Firman yang
keras, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan adalah hidup yang kekal sesuai dengan pernyataan Simon
Petrus.
Percayalah,
jangan pernah tinggalkan firman yang keras, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi
dan menyucikan dosa, jangan tinggalkan firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan hanya demi sesuap nasi.
Saudaraku, saya
tegaskan malam ini; jangan garansikan nyawa dan hidup saudara terhadap
pemberitaan yang tidak jelas, tetapi belajarlah seperti Simon Petrus mempertahankan
hidup yang kekal (nyawanya) = mempertahankan firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, firman yang keras karena sifatnya memeriksa, mengoreksi dan
menyucikan.
Sekalipun kita
memiliki banyak kekurangan seperti Simon Petrus, tetapi saudara harus ingat:
nyawa dan hidup kita harus kita garansikan kepada firman pengajaran yang keras.
Biarlah kita pertaruhkan nyawa hanya untuk firman pengajaran yang keras.
Praktek
untuk menerima pengajaran yang keras / roti yang turun dari sorga.
Yohanes 6: 54-55
(6:54) Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55) Sebab daging-Ku
adalah benar-benar makanan dan darah-Ku
adalah benar-benar minuman.
Praktek
menerima firman pengajaran yang keras adalah MAKAN DAGING YESUS dan MINUM DARAH
YESUS, karena daging Yesus benar-benar makanan dan darah Yesus benar-benar
minuman.
Artinya;
menikmati tubuh dan darah Yesus = satu di dalam pengorbanan Yesus Kristus =
rela menderita karena aniaya firman (bukan karena pukulan) = menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita
pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu
kamu harus menderita, maka itu adalah kasih
karunia pada Allah.
Menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung adalah kasih karunia = makan daging
dan minum darah Yesus = satu di dalam pengorbanan Yesus.
Kalau Yesus
disalibkan / menderita di atas kayu salib, itu bukanlah karena
kesalahan-Nya, tetapi karena menanggung dosa manusia = menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung.
Kalau tidak
menerima pengajaran yang keras, maka ia akan menajadi pribadi yang keras, yaitu kejahatan
dibalas dengan kejahatan, sebaliknya kalau seseorang menerima firman pengajaran yang keras, maka
ia adalah pribadi yang mau menganggung penderitaan, mau menerima kelemahan
orang lain = mau mengalah = pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.
Kalau masih menjalankan kehidupan yang keras
(kejahatan dibalas dengan kejahatan), biarlah pada malam ini kita mengoreksi hati nurani masing-masing, apakah kita
sudah menikmati pengorbanan Yesus Kristus, apakah kita sudah menikmati tubuh
dan darah Yesus, atau belum?
Sebab
pengalaman salib, (makan daging / tubuh dan minum darah Yesus) itu harus dinikmati, dan pada saat kita menikmati pengalaman salib,
tanpa terasa / tanpa disadari air mata mengalir, air mata tidak bisa ditahan.
Kalau tubuh dan
darah Yesus tidak dapat dinikmati, maka tidak akan bisa merasakan kasih Allah,
oleh sebab itu tubuh dan darah Yesus / pengorbanan Yesus harus dinikmati,
sekalipun sakit rasanya.
2 Korintus 4:
10-11
(4:10) Kami senantiasa
membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
(4:11) Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus
diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup
Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
Kalau kita satu
di dalam penderitaan Yesus Kristus, maka orang lain akan melihat pribadi Yesus
Kristus menjadi nyata dalam kehidupan kita, ini adalah kesaksian hidup.
Kesaksian hidup
terlihat dari perbuatan, bukan dari perkataan.
Sama seperti
Rasul Paulus, terus menerus menghadapi maut baik dari pihak Yunani, juga pihak Yahudi, setiap
hari ia harus menanggung penderitaan, supaya Yesus nyata dalam kehidupan Rasul
Paulus di tengah-tengah ibadah pelayanannya.
Demikian juga
dengan kita semua pada malam ini, nikmatilah pengorbanan Yesus, supaya pribadi Yesus
nyata dalam kehidupan kita, dan tanpa kita sadari, kita sudah
mencucurkan air mata.
1 Korintus 11:
23-25
(11:23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah
aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan,
mengambil roti
(11:24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia
memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi
kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
(11:25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan,
lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu
meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
Bila seseorang menikmati tubuh dan darah
Yesus Kristus / satu di dalam penderitaan Yesus Kristus, maka ia senantiasa
mengucap syukur dalam segala sesuatu.
Kemudian, menikmati tubuh dan darah Yesus
adalah kebenaran yang sejati. Sedangkan, kebenaran yang sejati, meterainya
adalah; darah Yesus Kristus
1 Korintus 11:
26
(11:26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Kalau kita satu
dalam penderitaan Kristus, berarti kita memberitakan kematian Yesus Kristus sampai Ia datang, artinya; ketika Yesus datang
pada kali yang kedua, kita layak di
hadapan Tuhan, dan selanjutnya naik ke sorga.
Yesus telah
turun berarti Ia telah naik, Yesus telah naik berarti ia telah turun, Dialah
roti yang turun dari sorga, Dialah roti hidup ,yang membawa kita naik ke sorga,sesuai dengan ayat yang tertulis: "Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini,kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang." Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment