IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 NOVEMBER 2013
Tema: HAL
BERDOA (dari Matius 6: 5-13)
(Seri 64)
Subtema: SEORANG HAMBA TAAT KEPADA TUANNYA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita kembali memperhatikan Matius 6: 5-13.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
[Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan
kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Kita memperhatikan sebagian dari ayat 13, yaitu: “Engkaulah yang empunya ... kemuliaan sampai selama-lamanya”, untuk
itu kita mengatakan: “Amin”
Lebih jauh kita memperhatikan ...
1 Petrus 4: 7-11
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan
jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang
lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak
bersungut-sungut.
(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah
diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
(4:11) Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang
yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia
melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan
dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah
yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus, Ialah yang
empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya, untuk itu kita mengatakan: “Amin.”
SUPAYA ALLAH
DIMULIAKAN DALAM SEGALA SESUATU, ADA BEBERAPA HAL YANG HARUS KITA PERHATIKAN;
YANG KEEMPAT (bagian C)
1 Petrus 4: 10
(4:10) Layanilah seorang akan yang
lain, sesuai dengan karunia yang
telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih
karunia Allah.
Melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang telah diperoleh sebagai
seorang pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
Kalau kita memperoleh karunia-karunia untuk pekerjaan pelayanan itu
merupakan kasih karunia, dan biarlah itu kita kerjakan dengan baik, melayani
Tuhan dengan sungguh-sungguh, supaya dengan demikian kita disebut pengurus yang
baik dari kasih karunia Allah.
1 Petrus 4: 11
(4:11) Jika ada orang yang berbicara,
baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia
melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan
dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan
dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Ada dua hal yang harus kita perhatikan di tengah-tengah ibadah pelayanan
yang Tuhan percayakan:
-
YANG PERTAMA: “Jika ada orang
yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman
Allah”
- YANG KEDUA: “Jika ada orang
yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah”
KETERANGAN (yang pertama):
“JIKA ADA ORANG
YANG BERBICARA, BAIKLAH IA BERBICARA SEBAGAI ORANG YANG MENYAMPAIKAN FIRMAN
ALLAH”
Sebagai seorang imam, sebaiknya memperhatikan setiap perkataan-perkataan
yang keluar dari mulut, supaya kita tidak menjadi sandungan terhadap orang lain
di manapun kita berada.
Roma 12: 6
(12:6) Demikianlah
kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang
dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu
adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
Karunia-karunia yang dianugerahkan oleh Allah yang diterima oleh tiap-tiap
orang berbeda-beda / berlain-lainan: oleh sebab itu, jikalau karunia itu bernubuat, baiklah kita melakukannya
sesuai dengan iman kita.
Bernubuat, berarti; membangun orang lain lewat perkataan-perkataan yang
keluar dari mulut.
1 Korintus 14: 3
(14:3) Tetapi siapa
yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
Siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia.
Kalau seseorang berbicara, biarlah ia berbicara sebagai orang yang
menyampaikan firman Tuhan = bernubuat.
Bernubuat, berarti; membangun, menasihati dan menghibur orang lain.
Biarlah kiranya perkataan-perkataan yang keluar dari mulut seorang imam
membangun, menghibur dan menasihati supaya jangan menjadi batu sandungan.
1 Korintus 14: 4-5
(14:4) Siapa yang
berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang
bernubuat, ia membangun Jemaat.
(14:5) Aku suka,
supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu,
supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang
bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa
roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat
dibangun.
Bernubuat itu lebih berharga dari orang yang berkata-kata dengan bahasa
lidah.
Jikalau seorang imam berbicara sesuai dengan firman Tuhan itu jauh lebih
berharga dari pada bahasa lidah / bahasa Roh. tetapi saya tidak menghambat
karunia bahasa Roh / bahasa lidah, kalau memang Tuhan mengaruniakan bahasa
lidah / bahasa Roh, biarlah itu kita terima sebab itu adalah karunia dari
Tuhan.
Syarat-syarat berbicara sebagai orang yang menyampaikan
firman Allah (bernubuat).
Roma 12: 6
(12:6) Demikianlah
kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang
dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya
sesuai dengan iman kita.
Syaratnya; MELAKUKAN SESUAI DENGAN IMAN kita.
Iman = firman Tuhan. Kalau melakukan sesuai dengan iman, berarti firman
iman ada di mulut, firman iman ada di dalam hati.
Roma 10: 8-10
(10:8) Tetapi apakah
katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."
Itulah firman iman, yang kami beritakan.
(10:9) Sebab jika kamu
mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah
Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa
Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati, maka kamu akan diselamatkan.
(10:10) Karena dengan
hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan.
Firman iman itu ada di dalam mulut dan di dalam hati.
Sekarang kita memperhatikan; FIRMAN IMAN ADA DI DALAM MULUT.
Jikalau firman iman ada di dalam mulut, maka mulut mengaku bahwa Yesus
adalah Tuhan.
Artinya;
1. Menjadi kesaksian
Kalau firman
termeterai di dalam mulut, maka saya dan saudara menjadi kesaksian, sebab apa
yang keluar dari mulut, berasal dari dalam hati.
2. Terlepas dari
penyembahan berhala.
Sekarang kita memperhatikan; FIRMAN IMAN ADA DI DALAM HATI.
Jikalau firman iman ada di dalam hati, maka percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan
dari antara orang mati = bersusanakan kebangkitan.
Roma 6: 3-7
(6:3) Atau tidak
tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah
dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian
kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian,
supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh
kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
(6:5) Sebab jika kita
telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
(6:6) Karena kita
tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita
hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
(6:7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
Suasana kebangkitan adalah hidup dalam hidup yang baru, berarti; yang lama
telah berlalu.
Jikalau kita satu di dalam kematian Yesus Kristus, maka otomatis kita satu
di dalam kebangkitan Yesus Kristus.
Siapa yang telah satu di dalam kematian Yesus Kristus, ia telah bebas dari
dosa / tidak menghambakan diri terhadap dosa, itulah hidup dalam hidup yang
baru.
1 Korintus 15: 12-17
(15:12) Jadi, bilamana
kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana
mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang
mati?
(15:13) Kalau tidak
ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
(15:14) Tetapi
andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
(15:15) Lebih dari
pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami
katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak
membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
(15:16) Sebab jika
benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
(15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
Kalau Yesus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, maka;
-
sia-sialah pemberitaan firman
Tuhan.
-
sia-sialah kepercayaan kita kepada
Tuhan.
Intinya; TETAP DI DALAM DOSA.
Tetapi kebenarannya adalah bahwa Allah telah membangkitan Yesus dari antara
orang mati, Dia hidup bagi kita untuk selama-lamanya.
Roma 10: 10-11
(10:10) Karena dengan
hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan.
(10:11) Karena Kitab
Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya
kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
Barangsiapa percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan, sebab dia telah
memperoleh keselamatan yaitu hidup yang kekal.
KETERANGAN (yang kedua):
“JIKA ADA ORANG YANG MELAYANI, BAIKLAH IA MELAKUKANNYA DENGAN KEKUATAN
YANG DIANUGERAHKAN ALLAH”
Roma 12: 7
(12:7) Jika karunia untuk melayani, baiklah
kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
Melayani sesuai
dengan kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah, jangan melayani dengan kekuatan sendiri,
kemampuan sendiri, kepintaran sendiri, dan lain sebagainya.
Ibrani 10: 24
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita
saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
Saling
memperhatikan dan saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik, inilah
kekuatan dari seorang pelayan yang dianugerahkan oleh Allah.
Kalau kita memiliki
kasih Allah, maka kita mempunyai kekuatan untuk saling mendorong satu dengan
yang lain di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kasih adalah
kekuatan kita untuk melayani Tuhan, melayani sesama.
Efesus 6: 7
(6:7) dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti
orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
Rela menjalankan
pelayanannya seperti orang yang melayani Tuhan, bukan melayani manusia,
berarti; melayani tanpa kepentingan-kepentingan pribadi dan melayani bukan
untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan diri di hadapan manusia / orang lain.
Efesus 6: 5-6
(6:5) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia
dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada
Kristus,
(6:6) jangan hanya di
hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai
hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati
melakukan kehendak Allah,
Seorang hamba harus
taat kepada tuannya. Kemudian, dengan tulus ikhlas mengerjakan pekerjaan bukan untuk
dilihat orang lain.
Oleh sebab itu,
pada ayat 6 dikatakan: “ ... jangan hanya
di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang ...”, kemudian “... dengan segenap hati melakukan kehendak Allah”
Efesus 6: 8
(6:8) Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun
orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.
Kemudian, kalau
kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, pasti kita memperoleh balasan dari
Tuhan.
Biarlah kita
mengharapkan balasan dari Tuhan saja, sebab kita melayani Tuhan, bukan melayani
manusia.
Jauh lebih baik
mengharap balasan dari Tuhan, dari pada mengharap balasan dari manusia, sebab kalau
manusia memberi sanjungan, justru sanjungan itu bisa menjerumuskan saya dan
saudara.
Tetapi kalau
kita menerima upah balasan dari pekerjaan pelayanan yang kita kerjakan di
hadapan Tuhan, maka upah itu otomatis membawa kepada hidup yang kekal, menolong
saya dan saudara, dan karunia-karunia yang kita peroleh semakin dipertajam oleh
Tuhan.
Roma 12: 4-5
(12:4) Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai
banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu
mempunyai tugas yang sama,
(12:5) demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita
masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
Tiap-tiap orang
memperoleh karunia-karunia yang berbeda-beda.
Jadi, setiap
anggota tubuh mempunyai tugas yang tidak sama, tetapi sekalipun demikian setiap
orang saling melengkapi tubuh Kristus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus.
Biarlah kita
melayani Tuhan dengan setia sampai Ia datang pada kali yang kedua.
Wahyu 7: 15
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah
dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya.
Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan
kemah-Nya di atas mereka.
Kalau kita
setia melayani Tuhan siang dan malam, jaminannya adalah melayani Dia siang
malam di Bait Suci-Nya, dengan kata lain pelayanan itu memberi jaminan hidup
yang kekal, tetapi tentunya melayani sesuai dengan yang tertulis di dalam
Efesus 6: 5-7, seorang hamba taat kepada tuannya, melakukan pekerjaan dengan
tulus ikhlas / dengan segenap hati, tidak mencari muka, tidak untuk dilihat
orang lain, melainkan benar-benar untuk menyenangkan hati Tuhan.
Kita semua
adalah hamba-hamba Tuhan, hamba kebenaran, Yesus Kristus adalah Tuan kita,
kepada-Nyalah kita mempertanggung-jawabkan segala sesuatunya.
Selanjutnya, dikatakan;
“Dan Ia yang duduk di atas takhta itu
akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka”
Tuhan akan
membentangkan kemah bagi mereka yang melayani Tuhan siang dan malam, berarti;
ada jaminan, baik jasmani maupun rohani, baik sekarang sampai selama-lamanya,
Tuhan pelihara, Tuhan lindungi, Tuhan membela kita sekaliannya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang