IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 01 NOVEMBER 2013
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: BAHASA YAHUDI ADALAH BAHASA KASIH
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Kembali kita memperhatikan Maleakhi 2: 10-11
Maleakhi 2: 10-11
(2:10) Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa?
Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat
satu sama lain dan dengan
demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
(2:11) Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di
Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang
dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.
Yehuda telah menjadi suami anak perempuan allah asing,
sehingga kalau kita perhatikan di sini; bangsa Israel berkhianat satu sama
lain, kemudian mereka menajiskan Israel dan Yerusalem, dan itu merupakan
perbuatan keji di hadapan Tuhan.
Sehingga kalau kita perhatikan di sini; mereka menajiskan
perjanjian nenek moyang mereka.
Menjadi suami anak perempuan allah asing = kawin campur =
menjadi pasangan yang tidak seimbang.
Ezra 9: 1
(9:1)
Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan
berkata: "Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak
memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang
Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang
Mesir dan orang Amori.
Bangsa Israel tidak memisahkan diri dari tujuh penduduk
negeri Kanaan, dimulai dari;
-
orang Kanaan, - orang Amon,
-
orang Het, - orang Moab,
-
orang Feris, - orang
Amori,
-
orang Yebus,
Setelah bangsa Israel dibebaskan dari tanah Mesir,
sesungguhnya Tuhan telah mengadakan perjanjian dengan nenek moyang bangsa
Israel, supaya mereka memisahkan diri dari tujuh penduduk negeri Kanaan, tetapi
di sini kita melihat mereka menajiskan perjanjian nenek moyang mereka, yaitu tidak
memisahkan diri dari tujuh penduduk negeri Kanaan, ironisnya, mereka tidak
memisahkan diri dari orang-orang Mesir, sementara mereka telah dibebaskan dari
tanah Mesir, tanah perbudakan.
Ezra 9: 2
(9:2)
Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu
untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang
kudus dengan penduduk negeri, bahkan para
pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia
itu."
Bangsa Israel tidak memisahkan diri dari tujuh penduduk
negeri Kanaan, karena mereka telah mengambil anak perempuan dari tujuh penduduk
negeri Kanaan dan negeri Mesir, dan ironisnya yang terlebih dahulu melakukannya
adalah PARA PEMUKA dan PENGUASA, dan itu membuat hati Tuhan miris, membuat hati
Tuhan pilu.
Untuk sekarang, pemuka dan penguasa disebut tua-tua,
karena didewasakan oleh pengajaran mempelai.
Kita sekaliannya telah didewasakan oleh pengajaran
mempelai, jangan sampai kita sekaliannya menjadi pasangan yang tidak seimbang.
2 Korintus 6: 13-14
(6:13)
Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku
--: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
(6:14)
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang
tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?
Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Nasihat Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus,
supaya sidang jemaat di Korintus jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang.
Dan untuk firman Tuhan malam ini, biarlah kiranya kita
membuka hati selebar-lebarnya, dengan demikian kita menghargai nasihat-nasihat
firman, sebab kita semua adalah anak-anak Tuhan. Janganlah menjadi pasangan
yang tidak seimbang.
2 Korintus 11: 2
(11:2)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu
ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Rasul Paulus berusaha membawa sidang jemaat di Korintus
sebagai perawan suci kepada Kristus, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga.
Kalau sidang jemaat di Korintus menjadi perawan suci
berarti menjadi pasangan yang seimbang dengan Kristus, sebagai kepala dari
tiap-tiap gereja, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga.
Rasul Paulus cemburu ilahi terhadap sidang jemaat Korintus,
sebab kecemburuannya cukup beralasan, yaitu supaya sidang jemaat di Korintus
menjadi perawan suci untuk dipertunangkan kepada satu laki-laki, itulah
Kristus, kepala dari tiap-tiap gereja, Mempelai Laki-Laki Sorga.
2 Korintus 11: 3
(11:3)
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang
sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.
Kemudian Rasul Paulus juga memiliki rasa takut (rasa
was-was), kalau-kalau nanti pikiran dari sidang jemaat di Korintus ini
disesatkan dari kesetiaan mereka kepada Kristus, sebagai Mempelai Laki-Laki
Sorga.
Pikiran ini memang harus dikendalikan, supaya pikiran
yang sesat itu tidak lanjut dan tersimpan di dalam hati.
Jujur saja, saya, sebagai gembala sidang memiliki rasa
was-was, kalau-kalau pikiran dari sidang jemaat mulai sesat karena diperdaya
oleh iblis setan, itulah roh jahat dan roh najis.
Sekarang kita melihat ...
Contoh pasangan yang tidak seimbang (kawin campur).
2 Korintus 6: 14-16
(6:14)
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang
tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(6:15)
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus
dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang
percaya dengan orang-orang tak percaya?
(6:16)
Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?
Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan
mereka dan hidup di tengah-tengah
mereka, dan Aku akan menjadi Allah
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Pasangan yang tidak seimbang, antara lain;
1.
KEBENARAN dengan KEDURHAKAAN.
KEBENARAN
itu berasal dari firman Tuhan, sedangkan KEDURHAKAAN itu adalah pemberontakan
seorang anak, ketidakpatuhan seorang anak kepada Bapanya.
2.
TERANG dengan GELAP.
TERANG hanyalah
berbuahkan keadilan dan kebenaran, sedangkan GELAP itu adalah tempat yang
paling efektif untuk menyembunyikan dosa, sehingga orang-orang gelap
(orang-orang yang masih menikmati dosa) tidak akan mau datang ke tempat yang
terang, supaya perbuatan yang gelap itu tidak kelihatan, sehingga ia tidak
terlepas dari dosa masa lalunya, yang membuat keadaan rohani seseorang semakin
terpuruk, tidak akan pernah naik / meningkat.
3.
KRISTUS dengan BELIAL.
KRISTUS itu
kepala dari tiap-tiap gereja = Roh Kudus. Kalau minyak urapan Roh Kudus ada di
atas kepala, maka ia akan memimpin kita dalam seluruh kebenaran firman Tuhan.
Kemudian dalam
1 Yohanes 2: 27, dikatakan: "Sebab
di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya.
Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana
pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu
benar, tidak dusta -- ...”
Biarlah
kiranya minyak urapan itu ada di atas kepala kita, memimpin kita dalam seluruh
kebenaran, sehingga setiap sikap, tindakan kita tidak ada lagi yang salah,
tidak ada yang keliru di hadapan Tuhan.
Sedangkan BELIAL
adalah gambaran dari iblis setan.
Perlu untuk
diketahui; dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu hanya ada satu kali
penyebutan Belial.
4.
ORANG-ORANG PERCAYA dengan ORANG-ORANG
YANG TIDAK PERCAYA.
ORANG-ORANG
PERCAYA = orang-orang yang beriman.
Iman yang
benar; percaya walaupun tidak melihat = memiliki masa depan yang cerah, dan
sesungguhnya firman itu dekat di mulut dan di hati, tidak langit tempatnya,
tidak di seberang laut tempatnya, supaya mulut memuji Tuhan, tidak memuji yang
lain dan hati percaya bahwa Yesus dibangkitkan dari antara orang mati, supaya
dengan demikian kita hidup dalam hidup yang baru.
ORANG-ORANG
YANG TIDAK PERCAYA = orang-orang yang tidak beriman, tidak memiliki Tuhan dan
Juruselamat, itulah atheis.
Banyak
penduduk negara-negara maju yang tidak memiliki Tuhan, tidak memiliki
kepercayaan kepada Tuhan, mereka lebih percaya / mengandalkan kekuatan manusia,
mereka lebih percaya pada harta, kekayaan, kedudukan dan jabatan. Tetapi itu
tidak menyelamatkan, yang menyelamatkan adalah Yesus kristus, Tuhan dan
Juruselamat, Ia telah menebus dosa kita dari perbuatan yang sia-sia di atas
kayu salib, dengan darah yang mahal, darah yang suci, bukan dengan barang yang
fana (emas dan perak).
Alangkah
malangnya mereka, orang-orang yang tidak percaya, mereka tidak mempunyai Tuhan
dan Juruselamat, pendeknya; tidak memperoleh keselamatan.
5.
BAIT ALLAH dan BERHALA.
BAIT ALLAH
adalah rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam.
Saudaraku,
rumah Allah itu dibangun di atas dasar yang benar. Yesus Kristus, korban
Kristus adalah dasar dari tiap-tiap bangunan. Kalau Bait Allah, rumah Tuhan
dibangun di atas batu, sekalipun ada ujian, ia kuat, tidak akan rubuh.
Sedangkan BERHALA
adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, bisa saja pekerjaan, harta, kekayaan,
kedudukan dan jabatan, kalau hal-hal itu semua melebihi dari Tuhan, itu adalah
berhala.
Bait Allah
tidak ada kaitannya dengan berhala, oleh sebab itu, biarlah kita sekaliannya
jangan menjamah apa yang najis, jangan menjamah apa yang tidak berkenan di
hadapan Tuhan.
2 Korintus
6: 17
(6:17) Sebab itu:
Keluarlah kamu dari antara mereka,
dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah
menjamah apa yang najis, maka Aku
akan menerima kamu.
Jangan
menjamah apa yang najis karena Bait Allah hidup menurut firman Allah.
Itulah gambaran dari pasangan yang tidak seimbang.
Pendeknya menjadi pasangan yang tidak seimbang adalah
NODA KEKAFIRAN = dosa-dosa yang diperbuat oleh orang-orang kafir (orang-orang
yang di luar Tuhan).
Galatia 2: 11-14
(2:11)
Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya,
sebab ia salah.
(2:12)
Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan
dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia
mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang
bersunat.
(2:13) Dan
orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga
Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan
mereka.
(2:14)
Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran
Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau,
seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau
dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara
Yahudi?"
Kalau hidup seperti orang kafir, penuh dengan noda
kekafiran; TIDAK AKAN MENJADI KESAKSIAN, baik dengan orang yang bersunat (orang
yang di dalam Tuhan), baik orang yang tidak bersunat (orang yang di luar Tuhan
/ kafir).
Perhatikanlah firman Tuhan malam hari ini, justru oleh
karena noda kekafiran ini, seseorang hidup penuh dengan kemunafikan; di luar
terlihat baik, tetapi di dalamnya penuh dengan kejahatan.
Kalau kita beribadah tampak seperti malaikat, biarlah
kiranya ketika di luar ibadah juga tampak seperti malaikat, tidak ada rasa
dengan arus dan pengaruh dunia.
Dampak negatif menjadi pasangan yang tidak seimbang
(kawin campur).
Nehemia 13: 23-24
(13:23)
Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri perempuan-perempuan
Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan Moab.
Betapa degilnya hati bangsa Israel, tidak hanya tujuh
penduduk negeri Kanaan dan penduduk negeri Mesir + orang-orang Asdod, ditambah
lagi dengan anak-anak hasil perzinahan antara Lot dengan dua anak perempuannya,
itulah Amon dan Moab.
Nehemia 13: 24
(13:24)
Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain
itu dan tidak tahu berbicara bahasa Yahudi.
Anak cucu (keturunan) orang-orang Yahudi TIDAK TAHU LAGI
MENGGUNAKAN BAHASA YAHUDI oleh karena kawin campur / pasangan yang tidak
seimbang.
Sedikit kesakaian;
Saya adalah orang batak kawin dengan keturunan chines,
kemudian Tuhan karuniakan seorang anak laki-laki, Isai David, sekarang berumur
4 tahun. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena anak saya ini dapat mengucapkan
dua, tiga kata bahasa batak, karena dia adalah keturunan batak.
Mari kita lihat; BAHASA YAHUDI.
Matius 26: 73-74
(26:73)
Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan
berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari
bahasamu."
(26:74)
Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang
itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
Bahasa Yahudi adalah BAHASA KASIH.
Yesus adalah orang Nazaret, Raja orang Yahudi. Yesus rela
disalibkan. Sebelum Dia disalibkan, terlebih dahulu Dia dibawa ke Mahkamah
Agama untuk diadili di hadapan Imam Besar Kayafas. Ketika Ia diadili, tidak
terdapat satu kesalahan yang didapati dalam diri Yesus. Bahkan ketika Ia
diadili, disakiti, dizholimi, difitnah, namun Yesus tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan, itulah bahasa kasih, bahasa orang Yahudi.
Kalau tidak menggunakan bahasa orang Yahudi (bahasa
kasih), maka seseorang pasti menggunakan dua bahasa lain (bahasa asing), itulah
bahasa kutuk dan bahasa sumpah.
Keterangan:
-
BAHASA KUTUK.
Yakobus 3:
9
(3:9) Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan
dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
(3:10) dari mulut yang
satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini,
saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Dari mulut
yang satu keluar kutuk dan dari muulut yang sama memuji dan memuliakan Tuhan,
sesungguhnya hal itu tidak boleh terjadi.
Berarti,
biarlah kita benar-benar menggunakan bahasa kasih, bahasa Yahudi, supaya dari
mulut bibir lidah yang satu ini hanya keluar kata-kata yang memuji memuliakan
Tuhan, bukan kata-kata kutuk.
Kalau kita
perhatikan dari kitab Ulangan 28, orang-orang yang menerima kutuk adalah
orang-orang tidak mendengar firman dan tidak menerima firman, dan akhirnya
binasa.
Manusia
hidup bukan hanya dari roti tetapi dari setiap perkataan-perkataan yang keluar
dari mulut Allah, itulah firman Allah.
Itu
sebabnya, ketika saya mengajar, baik SD, SMP, SMA, kalau saya mendengar
bahasa-bahasa bukan dengan bahasa kasih, saya akan cepat menegor mereka.
Biarlah kita berbicara sesuai dengan tatanan yang sudah ditentukan, tatanan
Kerajaan Sorga, supaya dari mulut yang satu hanya keluar / mengucapkan kata-kata
yang memuliakan Tuhan = firman dekat di mulut.
Yakobus 3:
11
(3:11) Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit
dari mata air yang sama?
Kemudian,
ada pernyataan yang menarik di sini; sumber mata air tidak dapat memancarkan
air tawar dan air pahit dari mata air yang sama.
Yakobus 3:
12
(3:12) Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat
menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara?
Demikian juga mata air asin tidak dapat
mengeluarkan air tawar.
·
Pohon ara tidak dapat menghasilkan buah zaitun.
Artinya;
manusia daging tidak dapat menghasilkan buah Roh-El Kudus.
Pohon ara à manusia daging. buah zaitun à buah Roh-El Kudus, sebab buah zaitun bisa menghasilkan
minyak, gambaran dari Roh-El Kudus.
·
Pohon anggur tidak dapat menghasilkan buah ara.
Artinya;
manusia rohani adalah penghuni-penghuni sorgawi tidak dapat dipengaruhi oleh
sifat-sifat dari daging = manusia ilahi tidak dapat dipengaruhi oleh sifat /
tabiat daging.
·
Mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Air laut
adalah air asin, dan air yang berasal dari laut tidak akan pernah berubah
menjadi tawar.
Seberapa
banyak sungai yang bermuara di laut, tetapi air laut tidak akan pernah berubah
menjadi air tawar, dan volumenya tidak akan pernah bertambah, dari dahulu
sampai sekarang.
Arus sungai
Yordan, menghanyutkan dan mematikan kerohanian dari anak-anak Tuhan, itu adalah
gambaran dari orang yang tawar hati. tetapi orang yang tawar hati tidak dapat
mempengaruhi rasa asin / air laut, gambaran dari garam dunia. Oleh sebab itu, sekali
garam dunia tetaplah garam dunia.
Keterangan:
-
BAHASA SUMPAH.
Matius 5: 34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit
adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan
kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
(5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu,
karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
(5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih
dari pada itu berasal dari si jahat.
Sesungguhnya
seseorang tidak boleh bersumpah. Kalau ya, hendaklah ia mengatakan: “Ya”, kalau tidak hendaklah ia
mengatakan: “Tidak” = ya di atas ya,
tidak di atas tidak.
Sebab lebih
dari pada itu berasal dari si jahat = pendusta.
Banyak
orang untuk mencari aman, ia berkata: “Tidak”, namun sesungguhnya ya, sebaliknya
ia berkata: “Ya”, namun sesungguhnya tidak untuk mencari posisi aman.
Seharusnya,
kalau ya katakan: “Ya”, kalau tidak
katakan: “Tidak”, apa pun resiko dan
hukuman yang kita terima, sebab lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Kalau
tidak berani terima resiko, orang semacam ini akan mengeluarkan kata-kata
sumpah. Kalau seseorang bersumpah;
·
ia tidak akan
menghargai takhta Allah = langit,
·
ia tidak akan
menghargai bumi (tumpuan kaki Tuhan), langkah-langkah Yesus Kristus selama ada
di bumi,
·
ia tidak akan
menghargai kepala = tidak menempatkan Kristus sebagai kepala,
·
dan ia tidak
menghargai Yerusalem, itulah tempatnya ibadah dan pelayanan, itulah kota Raja
besar, kota yang mulia, yang ramai.
Kesimpulannya;
Kalau seseorang menggunakan BAHASA KUTUK dan BAHASA
SUMPAH menunjukkan bahwa ia MENYANGKAL YESUS dan TIDAK MEMIKUL SALIBNYA, sama
seperti Simon Petrus, tiga kali menyangkal Yesus Kristus.
Sebagaimana Rasul Paulus memberi nasihat kepada sidang
jemaat di Korintus, supaya mereka membuka hati lebar-lebar, supaya sidang
jemaat di Korintus tidak menjadi pasangan yang tidak seimbang, biarlah kiranya
malam hari ini kita membuka hati lebar-lebar terhadap nasihat-nasihat firman
Tuhan, jangan diabaikan begitu saja.
Matius 16: 24-25
(16:23)
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau
suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Ketika Petrus menyangkal Yesus (tidak memikul salibnya),
ia menjadi batu sandungan terhadap rencana penyelamatan yang dikerjakan oleh
Allah di dalam Kristus Yesus, sebab Simon Petrus tidak memikirkan apa yang
dipikirkan oleh Allah.
Pikiran Allah adalah supaya manusia memperoleh
keselamatan lewat salib Kristus, tetapi justru Simon Petrus menyangkal salib
Kristus Yesus.
Matius 16: 24
(16:24)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Sesungguhnya yang benar; setiap orang yang mengikuti
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, harus MENYANGKAL DIRI dan MEMIKUL
SALIBNYA.
-
Menyangkal diri =
tidak mengakui keberadaan diri sendiri = tidak mengasihi diri sendiri.
Tidak
mengasihi diri sendiri, berarti; tidak bermegah.
Kalau
seseorang tidak menyangkal dirinya, ia akan bermegah, ia suka mengakui dirinya di
hadapan orang lain, juga di hadapan Tuhan, ini adalah pengikutan yang keliru,
pengikutan yang salah di hadapan Tuhan.
-
Memikul salib,
berarti; menerima sengsara salib, menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung = aniaya karena firman.
Satu kali
saya melihat film animasi, di mana ada seorang laki-laki yang memikul salibnya.
Karena terlalu berat salib yang dipikulnya, di tengah jalan dia memotong
salibnya. Kemudian karena masih terlalu berat salib yang dipikulya, ia memotong
lagi salibnya, dan seterusnya. Setelah tiba di tapal jurang, ia tidak bisa
meneruskan jalannya, sebab salib yang dipikulnya, yang merupakan penghubung / jembatan telah menjadi pendek karena ia terus memotong salibnya di tengah perjalanan.
Biarlah kira
terus berjuang walaupun harus memikul beban yang berat.
Matius 16: 25
(16:25)
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena
Aku, ia akan memperolehnya.
Barangsiapa menyangkal diri, memikul salibnya, ia akan
memperoleh hidup yang kekal.
Jalan keluarnya.
2 Korintus 6: 17
(6:17)
Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka,
dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa
yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
KELUAR dan MEMISAHKAN DIRI DARI ANTARA MEREKA = tidak
menjadi pasangan yang tidak seimbang, itulah kebenaran firman Tuhan.
Seperti perjanjian nenek moyang bangsa Israel di hadapan
Allah; setelah mereka berada di tanah Kanaan, harus memisahkan diri dari tujuh
penduduk negeri tanah Kanaan, bahkan menumpas habis penduduk negeri tanpa belas
kasih.
Harus ada ketegasan untuk memisahkan diri, jangan menjadi
pasangan yang tidak seimbang.
Lebih baik ditolak asalkan kita tetap berpegang pada kebenaran
firman, dari pada kita diterima, tetapi bercampur dengan ketidakbenaran.
Tuhan sudah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada
kita untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan, dengan menggunakan dua tangan, itu
semua adalah barang yang kudus.
Saya ulangi kembali; jangan toleransi terhadap apa yang
najis, jangan gunakan perasaan yang bodoh!
Prakteknya.
Matius 26: 75
(26:75)
Maka teringatlah Petrus akan apa yang
dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal
Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus
kepadanya, artinya; INGAT KEMBALI terhadap nasihat FIRMAN TUHAN yang pernah
kita dengar, yang pernah kita terima, dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah
yang Tuhan percayakan kepada kita.
Mengingat kembali firman Tuhan yang kita pernah dengar
dan terima = MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN, dengan kata lain terjadi perenungan.
Mazmur 1: 2
(1:2)
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Orang benar suka terhadap firman Tuhan (Taurat Tuhan),
bahkan merenungkan firman Tuhan siang dan malam, itu digambarkan seperti
binatang lembu; siang hari makan rumput, malam hari dimamah-biak sampai memperoleh
sari-sarinya, sampai firman Tuhan mendarah daging, supaya kita sekalian menjadi
surat Kristus, surat pujian yang bisa dibaca dan dikenal setiap orang mulai
dari sikap, perkataan, sudut pandang, gerak-gerik di manapun kita duduk dan
berdiri.
Dibalik kekurangan, kekonyolan, Rasul Petrus juga
memiliki kelebihan, yaitu mengingat / merenungkan firman Tuhan.
Saya kira, ada baiknya sebelum kita tidur, ada baiknya
kita evaluasi perjalanan rohani kita; apa yang telah kita perbuat dan bagaimana
tindakan kita ke depan, sebab kita mengetahui dosa itu seperti pendendam.
Matius 26: 75
(26:75)
Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum
ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke
luar dan menangis dengan sedihnya.
Kalau kita merenungkan firman Tuhan siang dan malam,
sekaligus kita mengevaluasi keadaan / kondisi kerohanian kita di hadapan Tuhan,
saat itu hati kita pasti mudah sekali hancur di hadapan Tuhan, tanda bagi orang
yang hatinya hancur; air mata itu mudah sekali mengalir, seperti Simon Petrus menangis
dengan sedihnya, sebagai tanda penyesalan.
Kalau seseorang keras hati, ia tidak mudah hancur hati,
dan orang semacam ini tidak ada rasa penyesalan di dalam dirinya, sekalipun dia
telah menyakiti hati Tuhan.
Sedikit kesaksian;
Ketika mengakui segala dosa kejahatan di hadapan Tuhan,
hati saya hancur, dan tidak terasa air mata mengalir keluar, namun bukan
berarti kita cengeng di hadapan Tuhan, justru bersikap seperti laki-laki;
mengakui segala kekurangan, tidak menjadi pengecut, tidak menjadi pecundang.
Dan ayat yang paling menarik dalam Mazmur; sengsara
dihitung-hitung, air mata ditampung dalam kirbat Tuhan.
Malam hari ini kita evaluasi, kita akui segala
kekurangan. Allah bersemayam di takhta kemuliaan, tetapi bersemayam juga di
dalam hati yang patah dan remuk.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment