IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 08 NOVEMBER 2013
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: BANGSA ISRAEL MENAJISKAN PERJANJIAN NENEK MOYANG MEREKA.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Segera kita
memperhatikan Maleakhi 2: 10-11
Maleakhi 2: 10-11
(2:10) Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa?
Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat
satu sama lain dan dengan demikian
menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
(2:11) Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di
Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang
dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.
Bangsa Israel
telah berkhianat satu sama lain oleh karena perbuatan-perbuatan orang-orang Yehuda, dimana mereka telah menjadi suami anak perempuan allah asing, sehingga MENAJISKAN
PERJANJIAN NENEK MOYANG MEREKA.
Sekalipun
bangsa Israel satu Bapa, itulah Bapa Abraham, Ishak dan Yakub, dan mereka satu
Allah yang menciptakan langit bumi dan segala isinya, tetapi karena perbuatan
dari Yehuda, mereka berkhianat satu sama lain, karena menajiskan perjanjian
nenek moyang mereka.
Menajiskan
perjanjian nenek moyang = MELANGKAHI FIRMAN TUHAN, berarti; tidak menghargai
firman Tuhan.
Kalau firman ini
Tuhan nyatakan, berarti di tengah-tengah kita masih ada yang berkhianat satu
sama lain, itu pasti, tidak bisa tidak. Biarlah hal ini
diperhatikan, kita
belajar menghargai nikah rumah tangga, siapapun di antara kita.
Kalau tidak,
sekalipun kita satu Bapa dan satu Tuhan, tetap saja terjadi pengkhianatan satu
sama lain.
Keluaran 34: 11-13
(34:11) Tetapi engkau, berpeganglah pada yang
Kuperintahkan kepadamu pada hari ini. Lihat, Aku akan menghalau dari depanmu
orang Amori, orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
(34:12) Berawas-awaslah, janganlah kauadakan
perjanjian dengan penduduk negeri yang kaudatangi itu, supaya jangan mereka
menjadi jerat bagimu di tengah-tengahmu.
(34:13) Sebaliknya, mezbah-mezbah mereka haruslah kamu
rubuhkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, dan tiang-tiang berhala
mereka kamu tebang.
Dengan jelas
dinyatakan; perjanjian Allah dengan nenek moyang bangsa Israel, yaitu supaya
mereka memisahkan diri dari tujuh penduduk negeri yang dijanjikan Tuhan Allah
kepada mereka dan jangan bergaul dengan mereka, supaya jangan menjadi jerat
bagi mereka.
Ezra 9: 1
(9:1) Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para
pemuka mendekati aku dan berkata: "Orang-orang Israel awam, para imam
dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala
kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus,
orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori.
Bangsa Israel
tidak memisahkan diri dari penduduk negeri yang dijanjikan oleh Allah.
Ada tujuh
penduduk negeri, tanah yang dijanjikan Allah, yaitu; orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang
Moab, dan orang Amori, ditambah lagi orang Mesir.
Dalam hal ini,
bangsa Israel telah melanggar perjanjian nenek moyang mereka.
Ezra 9: 2
(9:2) Karena mereka telah mengambil isteri dari antara
anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka,
sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah
yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu."
Dan akhirnya
mereka mengambil isteri dari antara anak perempuan penduduk negeri, sehingga
bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri.
Ironisnya, yang
terlebih dahulu melakukan hal itu adalah pemuka dan penguasa.
Pemuka-pemuka
di sini adalah orang-orang yang telah dituakan oleh Tuhan, justru mereka itulah
yang terlebih dahulu melakukan perbuatan keji di hadapan Tuhan.
Kalau pemuka /
tua-tua / penguasa melakukan hal ini, otomatis hidupnya tidak menjadi
kesaksian.
Kiranya firman
ini diperhatikan dengan baik.
Kerugian-kerugian
karena (melalaikan firman Tuhan) menajiskan perjanjian nenek moyang
Israel.
YANG PERTAMA:
Ulangan 29: 25
(29:24) bahkan segala bangsa akan berkata: Apakah
sebabnya TUHAN berbuat demikian kepada negeri ini? Apakah artinya murka yang
hebat bernyala-nyala ini?
(29:25) Maka orang akan menjawab: Sebab mereka itu telah
melalaikan perjanjian TUHAN, Allah nenek moyang mereka, yakni perjanjian yang
diikat-Nya dengan mereka ketika mereka dibawa-Nya keluar dari tanah Mesir,
(29:26) dan sebab mereka itu sudah pergi berbakti kepada
allah lain dan sujud menyembah kepadanya, yakni allah yang tidak dikenal mereka
dan yang tidak diberikan TUHAN kepada mereka sebagai bagiannya.
(29:27) Itulah sebabnya murka TUHAN bangkit terhadap
negeri ini, sehingga didatangkan ke atasnya
segala kutuk yang tertulis dalam kitab ini:
MENERIMA KUTUK.
Kutuk merupakan
penghukuman dari Tuhan, bagaikan langit tembaga di atas kepala, dan orang yang
menerima penghukuman yang bersifat kutuk adalah orang yang tidak menghargai korban
Kristus, orang yang tidak mau bertobat.
Sesungguhnya
kita mengetahui, Yesus telah tergantung di atas kayu salib untuk menerima
penghukuman karena dosa manusia.
Itu sebabnya
dalam kitab Galatia 3:13 dikatakan: ” terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib
” berarti kalau seseorang tidak menghargai salib, maka kutuk itu
akan menjalar. Dan kalau kita perhatikan dalam kitab Ulangan 5:9, kutuk itu menjalar sampai keturunan yang keempat. Jadi jangan heran
kalau tabiat dari bapa
turun kepada anak juga sampai kepada cucu.
Mari kita
perhatikan; KUTUK YANG TERTULIS DALAM KITAB INI.
Ulangan 28: 15
(28:15) "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan
setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari
ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:
Tidak mendengar
firman Tuhan dan tidak memperhatikan firman Tuhan, maka segala kutuk akan
mencapai.
Tidak mendengar
dan tidak memperhatikan firman Tuhan = melalaikan firman Tuhan
seperti bangsa Israel telah menajiskan perjanjian nenek moyang mereka.
SALAH SATU KUTUK YANG DAPAT KITA LIHAT.
Ulangan 28: 16
(28:16) Terkutuklah
engkau di kota dan terkutuklah engkau di
ladang.
Terkutuklah
engkau di KOTA dan terkutuklah engkau di LADANG.
-
KOTA raja besar à tempat kita
beribadah sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Jadi sekalipun berada di tengah-tengah ibadah, suasana kutuk itu akan tetap
berjalan, kalau melalaikan perjanjian, mengabaikan firman Tuhan.
-
LADANG à pekerjaan, pelayanan bagi Tuhan.
Jadi sekalipun bekerja, melayani Tuhan, keadaan kutuk itu akan tetap
berjalan, kalau mengabaikan firman Tuhan.
Bukankah ini
merugikan kita sekaliannya? Masakan kita berada di dalam kota Raja besar,
itulah tempat kita beribadah sekaligus mempersembahkan korban, juga masakan
kita melayani Tuhan namun kutuk itu tetap berlangsung? Tentu ini sangat
disayangkan.
Bayangkan,
sekalipun beribadah dan melayani tetapi suasana kutuk itu tetap berlangsung,
bukankah ini mengerikan sekali?
Saya, sebagai
seorang gembala, tahu arah dari ibadah pelayanan, sehingga kalau melihat
kejadian-kejadian seperti ini, sangat mengerikan sekali tentunya.
Barangkali
banyak kesalahan yang terjadi, tetapi biarlah itu tidak terjadi lagi, asalkan
dosa masa lalu dituntaskan.
Dosa itu
bagaikan pendendam, sebelum terbalaskan, ia tidak akan pernah berhenti. Oleh
sebab itu dosa harus dituntaskan, diakui di hadapan Tuhan, tidak perlu malu
mengakui dosa, supaya ada damai sejahtera.
Kerugian-kerugian
karena (melalaikan firman Tuhan) menajiskan perjanjian nenek moyang
Israel.
YANG KEDUA:
Ulangan 29: 28
(29:28) TUHAN telah menyentakkan mereka dari tanah mereka
dalam murka dan kepanasan amarah dan gusar-Nya yang hebat, lalu melemparkan mereka ke negeri lain, seperti
yang terjadi sekarang ini.
DILEMPARKAN KE NEGERI LAIN = berada di pembuangan.
Kita mengetahui, bangsa Israel pernah dibuang ke Babel.
Dibuang, berari
dijajah. Dijajah adalah hal yang tidak enak, tidak ada kebebasan untuk
beribadah melayani Tuhan.
Kiranya jangan sampai Tuhan melemparkan kita ke negeri lain,
tidak berada di negeri
pembuangan, tidak dijajah oleh apapun, berarti terlepas
dari segala ikatan, dan terlepas dari segala perbudakkan dosa supaya kita bebas beribadah melayani Tuhan.
Ulangan 31: 20-21
(31:20) Sebab Aku akan
membawa mereka ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang
mereka, yakni tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya; mereka akan makan
dan kenyang dan menjadi gemuk, tetapi mereka akan berpaling kepada allah lain
dan beribadah kepadanya. Aku ini akan dinista mereka dan perjanjian-Ku akan
diingkari mereka.
(31:21) Maka apabila banyak kali mereka ditimpa malapetaka serta kesusahan, maka nyanyian ini akan menjadi kesaksian terhadap mereka,
sebab nyanyian ini akan tetap melekat pada bibir keturunan mereka. Sebab Aku
tahu niat yang dikandung mereka pada hari ini, sebelum Aku membawa mereka ke
negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka."
Bangsa Israel melalaikan firman Tuhan / menajiskan perjanjian nenek moyang mereka, sehingga
mereka ditimpa MALAPETAKA, serta KESUSAHAN.
Kita mengetahui
dalam Wahyu 16, ada 7 malapetaka, dan itu menimbulkan kesusahan yang besar bagi
mereka yang melalaikan firman Tuhan.
Semua itu telah
terjadi kepada bangsa Israel secara keseluruhan, tetapi ini juga berlaku secara
pribadi lepas pribadi, kalau ia mengabaikan / melalaikan firman Tuhan.
Oleh sebab itu,
MARI KITA KAITKAN DENGAN
PRIBADI SAUL.
1 Samuel 15: 1
(15:1) Berkatalah Samuel kepada Saul: "Aku telah
diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya;
oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman TUHAN.
(15:2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang
dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek
menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir.
(15:3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas
kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya,
laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu
maupun domba, unta maupun keledai."
Firman Tuhan kepada
Saul, lewat perantaraaan nabi Samuel, yaitu; supaya menumpas habis orang Amalek dari yang terkecil sampai yang terbesar,
tua muda, laki-laki perempuan, kanak-kanak sampai anak-anak yang menyusui,
bahkan seluruh ternak mereka, baik lembu,
kambing domba, keledai, semua harus ditumpas habis tanpa belas kasih.
Kalau kita ingat kisah; pada waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, Amalek menghalang-halangi perjalanan bangsa
Israel, mereka mencari barisan belakang, barisan yang paling lemah, mereka membunuh
laki-laki maupun perempuan (Ulangan 25:17-19). Itu menunjukkan bahwa Amalek menghalang-halangi rencana Allah untuk membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, tanah perjanjian. Oleh
sebab itu, Allah berfirman kepada Saul dengan perantaraan nabi Samuel untuk
menumpas habis Amalek, orang-orangnya dan Agag raja Amalek, serta seluruh
ternaknya tanpa belas kasihan.
Kita melihat rencana
penyelamatan Allah kepada semua manusia termasuk Simon Petrus lewat salib
Kristus,
namun Simon Petrus
menolak salib, dalam hal ini Simon Petrus menjadi batu sandungan terhadap rencana
Allah yang besar. Orang yang menjadi batu sandungan terhadap rencana Allah yang
besar adalah orang yang tidak menghargai salib Kristus.
Orang semacam
ini hanya memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia, tidak memikirkan apa
yang dipikirkan Allah. Pikiran Allah adalah untuk menyelamatkan manusia lewat salib Kristus
(Matius 16:22-23).
Hati-hati,
sebagai sidang jemaat jangan menjadi batu sandungan, sebab itu membuat syak
orang lain, tidak membangun kerohanian orang lain.
Apakah kita
tidak mempunyai hati nurani lagi, apakah hati kita bebal di hadapan Tuhan, sehingga
susah untuk diubah? Melayani tetapi mementingan diri sendiri, itu membuat syak orang
lain, menjadi batu sandungan, justru membuat orang lain berbantah-bantah,
seperti bani Korah mempengaruhi orang lain.
1 Samuel 15: 7-9
(15:7) Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari
Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir.
(15:8) Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup,
tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang.
(15:9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan
kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas
semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk,
itulah yang ditumpas mereka.
Saul memukul
kalah orang Amalek,
baik kecil maupun
besar, tua muda, laki-laki perempuan ditumpasnya, tetapi ia menyelamatkan dan membiarkan Agag, raja Amalek hidup. Demikian juga,
ia menumpas segala ternak dan
hewan yang tidak berharga dan yang buruk, tetapi menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang
terbaik dan tambun.
Berarti, dalam
hal ini Saul melalaikan / mengabaikan firman Tuhan, persis seperti bangsa
Israel yang menajiskan perjanjian nenek moyang mereka.
-
AGAG, RAJA
AMALEK, adalah gambaran dari iblis setan,
itulah ROH JAHAT dan ROH NAJIS.
Kita disebut laskar Kristus, maju berperang di tengah-tengah ibadah
pelayanan, tetapi kalau membiarkan roh jahat dengan
perbuatan-perbuatan jahat dan roh najis sehingga tetap dengan segala kenajisan, sama artinya tidak menghargai firman Tuhan.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis yang sangat dibenci oleh
Tuhan.
Apa yang dibenci oleh Tuhan, seharusnya itu juga yang
kita benci. Menyukai apa
yang dibenci oleh Tuhan, berarti kita berpihak kepada musuh untuk melawan Allah. Apakah kita menyadari hal ini?
-
LEMBU-LEMBU DAN
KAMBING DOMBA YANG TAMBUN à daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri
hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu
-- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 perbuatan daging, yaitu;
1. Percabulan 6.
Perseteruan 11.
Percideraan
2. Kecemaran 7.
Perselisihan 12.
Roh pemecah
3. Hawa nafsu 8.
Iri hati 13.
Kedengkian
4. Penyembahan berhala 9. Amarah 14. Kemabukan
5. Sihir 10.Kepentingan
diri sendiri 15. Pesta pora
Barangsiapa melakukan 15 perbuatan daging, ia tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah.
Itu sebabnya firman Allah dengan perantaraan nabi Samuel terhadap Saul;
supaya menumpas habis segala hewan dan ternak, yang tambun dan berharga.
Apa artinya kita maju berperang sebagai laskar Kristus, dan melayani Tuhan,
tetapi hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging.
Barangkali firman ini sudah berulang kali kita dengar, tetapi mengapa hal ini
masih terus terjadi?
Begitu bebalkah kita di hadapan Tuhan, sampai jauh dari hati bijaksana?
Bukankah perbuatan ini tidak mendatangkan keselamatan, tetapi mengapa kita
lebih menyukai perbuatan ini?
Lihat, orang yang hidup menurut hawa nafsu, di situ terjadi percideraan,
roh pemecah, amarah, dan sebagainya.
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal
yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang
dari Roh.
Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging.
Kalau hidup menurut hawa nafsu daging, ia pasti memikirkan apa yang
menyenangkan untuk daging, ia tidak akan pernah memikirkan perkara-perkara di
atas / di sorga, tidak akan memikirkan perkara-perkara rohani, tidak memikirkan
pekerjaan Tuhan, selain untuk menyenangkan diri sendiri.
Roma 8: 7
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah,
karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin
baginya.
Hidup menurut hawa nafsu daging menjadi seteru Allah, karena ia tidak
takluk kepada hukum Allah.
Apakah kita merasa nyaman dan tenang oleh karena menuruti hawa nafsu daging
sehingga menjadi seteru Allah? Saya kira, itu tidak mungkin.
1 Samuel 15: 10-11
(15:10) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel,
demikian:
(15:11) "Aku
menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak
melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru
kepada TUHAN semalam-malaman.
Saul tidak
menghargai firman Tuhan, itu menunjukkan bahwa IA TELAH
BERBALIK DARI PADA TUHAN.
Jadi, jangan
sampai kita punya pemikiran bahwa kita ini masih berada di pihak Tuhan, padahal
kita tidak menghargai firman Tuhan.
Kalau tidak
takluk pada hukum Allah, sudah pasti menjadi seteru Allah. lihat saja pernyataan Tuhan kepada nabi Samuel: “...ia telah
berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku ...”, sehingga kalau kita perhatikan di sini; Tuhan menyesal.
Penyesalan
Tuhan tidak sama dengan penyesalan manusia. Kalau Tuhan menyesal itu mengerikan
sekali, karena penyesalan Tuhan terjadi hanya satu kali, tidak untuk dua kali, tetapi manusia
berkali-kali menyesal karena berkali-kali melakukan kesalahan.
Selain
membuat
Tuhan menyesal, perbuatan Saul itu juga membuat SAKIT HATI SAMUEL.
Nabi = firman
nubuatan, berarti itu menggambarkan sakit hati seorang hamba Tuhan yang
menyampaikan firman nubuatan. Sehingga
sepanjang malam nabi Samuel berseru kepada Tuhan.
Sebagai seorang
bapa, tahu anak-anaknya satu per satu. Sebagai gembala, tahu bagaimana keadaan
domba-domba sebagai sidang jemaat. Sebagai seorang gembala, hati saya sering sakit, dan tidak sedikit berseru kepada Tuhan,
tidak sedikit menangis kepada Tuhan karena keadaan seseorang berbalik dari Tuhan. Tetapi saya tidak boleh lari dari kenyataan, saya harus
menghadapi hal itu.
Tetapi, dari
peristiwa yang saya alami, saya harus mengambil sisi positifnya. Sebagai
seorang hamba Tuhan yang menyampaikan firman nubuatan, memang harus
berseru-seru kepada Tuhan semalam-malaman untuk menjaga kawanan domba, bahkan
saya harus bergumul semalam-malaman, dan tidak ada satu pun yang tahu.
1 Samuel 15: 13
(15:13) Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul
kepadanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan
firman TUHAN."
Ketika Samuel
bertemu dengan Saul, Saul berkata: “Diberkatilah
kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN.”
Saul tidak
menyadari bahwa ia telah berbalik dari Tuhan karena sesungguhnya ia telah melalaikan /
mengabaikan firman Tuhan = tidak sadar diri.
1 Samuel 15: 14,
18-21
(15:14) Tetapi kata Samuel: "Kalau begitu apakah
bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang
kudengar itu?"
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan:
Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah
melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
(15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN?
Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata
TUHAN?"
(15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang
mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku
dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah
kutumpas.
(15:21) Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk
mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
Kembali saya
katakan; Saul mengabaikan firman Tuhan karena ia telah mengambil jarahan,
itulah lembu-lembu, domba-domba yang tambun, sesungguhnya itu harus ditumpas
namun Saul membiarkannya hidup-hidup, dengan alasan untuk dipersembahkan
sebagai korban persembahan kepada Tuhan, ini menunjukkan kekerasan hati.
Orang yang
keras hati adalah orang yang paling pintar mencari alasan, supaya tidak
terlihat kekerasan hatinya.
Kemudian, ia
juga membiarkan Agag, raja Amalek, hidup. Hal ini tidak sesuai dengan kebenaran
firman Tuhan.
Sekarang kita
perhatikan ayat 22 ...
1 Samuel 15: 22
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu
berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada
mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan
lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada
lemak domba-domba jantan.
Alasan Saul
mengambil lembu-lembu dan domba-domba yang tambun adalah untuk dipersembahkan
sebagai korban persembahan kepada Tuhan.
Tetapi dengan
jelas Samuel mengatakan: “... mendengarkan lebih baik dari pada korban
sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.”
Sesungguhnya:
- MENDENGAR FIRMAN TUHAN itu jauh lebih baik dari pada mempersembahkan KORBAN
SEMBELIHAN.
- MEMPERHATIKAN FIRMAN TUHAN lebih baik
dari LEMAK DOMBA-DOMBA JANTAN.
Mendengar dan memperhatikan firman Tuhan
jauh lebih baik dari pada mempersembahkan korban sebelihan dan lemak
domba-domba jantan, sebab bila korban sembelihan dan lemak domba-domba jantan
yang lebih penting, dari pada mendengar dan memperhatikan firman Tuhan = berada
di bawah hukum Taurat / hidup seperti berada di dalam perjanjian lama, dimana
ibadah itu dilangsungkan secara lahiriah. Kalau ibadah dilangsungkan secara
lahiriah, berarti mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan.
Saya tambahkan sedikit: Kalau hidup di
bawah hukum Taurat, berarti; tangan ganti tangan, gigi ganti gigi, mata
ganti mata artinya, kejahatan dibalas
dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari penghukuman = tidak
mendapat kesempatan untuk diselamatkan.
KITA MELIHAT BILA MENGABAIKAN / MELALAIKAN
FIRMAN TUHAN.
1 Samuel 15: 23
(15:23) Sebab pendurhakaan
adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau
telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Mengabaikan firman Tuhan adalah;
-
DOSA
PENDURHAKAAN.
Kita memperhatikan kedurhakaan bani Korah; dia berkata-kata melawan Musa,
yang dipilih Tuhan untuk menjadi gembala, untuk memimpin bangsa Israel keluar
dari Mesir ke tanah Kanaan. Musa tidak mengangkat dirinya sebagai seorang
gembala, sebagai seorang pemimpin atas bangsa Israel, tetapi di sini kita
melihat bani Korah merasa diri bisa untuk memimpin bangsa Israel, dan ini
adalah pendurhakaan seorang anak terhadap bapanya.
Dan akhirnya, bumi menelan bani Korah dan orang-orang yang berpihak kepada
bani Korah.
Barangkali kita memang masih beribadah melayani kepada Tuhan, tetapi
apabila kita mendurhaka dan mempengaruhi orang lain untuk melawan
gembala, maka bumi akan menelan kita seperti Korah dan pengikutnya. Kalau ditelan bumi, maka tidak ada kesempatan untuk bertobat.
Tidak ada kehidupan di dalam dunia orang mati, karena disitulah tempatnya roh jahat iblis setan, ke
sanalah Tuhan melemparkan Lucifer. Hati-hati dengan dosa pendurhakaan.
Kemudian, dengan
jelas Samuel berkata, bahwa DOSA PENDURHAKAAN = DOSA BERTENUNG.
Dosa bertenung adalah dosa meramal, pergi kepada dukun untuk meramal masa
depan.
Mari kita melihat
ketika Saul bertenung…
1 Samuel 28: 7
(28:7) Lalu berkatalah
Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak
pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya."
Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang
sanggup memanggil arwah."
Saul pergi kepada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah-arwah
untuk meminta petunjuk, sebab Allah telah meninggalkan
Saul seperti yang telah dikatakan oleh Samuel bahwa Ia tidak lagi bersama-sama
Saul.
1 Samuel 28: 8
(28:8) Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika
mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul:
"Cobalah engkau menenung bagiku dengan
perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan
kusebut kepadamu."
Karena dosa bertenung, maka raja Saul MENYAMAR sehingga ia memakai pakaian lain.
Menyamar, berarti; mengubah jati diri.
Kalau kita adalah anak-anak Tuhan, kita harus menunjukkan jati diri
kita dihadapan Tuhan, baik di rumah, di tempat bekerja, di sekolah, di tempat
kuliah, di mana saja kita berada harus menunjukkan jati diri
kita, tidak boleh seperti
serigala berbulu domba, tidak boleh ada kemunafikan
itulah yang disebut penyamaran.
Kemudian saat ia menyamar, ia mengganti pakaiannya dan MENGGUNAKAN
PAKAIAN LAIN.
Pakaian à kelakuan sehari-hari.
Seorang raja seharusnya mengenakan pakaian kebesaran / pakaian raja, tetapi
dengan mengenakan pakaian lain tidak menunjukkan bahwa ia adalah seorang raja.
Seharusnya, sebagai seorang raja ia harus memakai pakaian raja. Sebagai
seorang imam, harus memakai baju efod, itulah yang benar.
BAJU EFOD adalah:
pakaian imam besar disebut juga perhiasan kemuliaan.
Pakaian menunjuk
kepada kelakuan hidup sehari-hari.
Mengabaikan firman Tuhan adalah;
-
KEDEGILAN HATI
SESEORANG.
Kedegilan hati = kekerasan hati yang sangat sukar untuk diubah.
Kita telah melihat kedegilan hati bangsa Israel; sekalipun mereka telah
melihat mujizat-mujizat yang diperbuat oleh Tuhan, tetapi terus menerus mereka
melakukan kesalahan yang sama.
Kemudian dengan jelas, Samuel mengatakan bahwa KEDEGILAN
= KEKERASAN
HATI = dosa
penyembahan berhala
dan terafim.
·
Berhala adalah
segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. orang yang keras hati digambarkan
seperti tanah yang berbatu-batu. Kalau benih (firman Tuhan) itu ditaburkan di
tanah yang berbatu-batu, ia segera tumbuh, namun hanya sebentar saja. Sehingga ketika ada aniaya / ujian datang, ia segera
murtad, berbalik dari Tuhan, mudah terpengaruh dengan hal-hal yang tidak suci =
tidak tahan uji.
·
Terafim adalah
kayu pahatan yang dijadikan berhala, untuk meminta
petunjuk-petunjuk.
Akibat
menolak / melangkahi firman Tuhan.
1 Samuel 15: 23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa
bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.
Karena engkau telah menolak firman TUHAN,
maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
TUHAN MENOLAK
SAUL SEBAGAI RAJA ATAS SELURUH ISRAEL.
Raja = imamat à pelayan-pelayan.
Itu sebabnya di
dalam Tuhan (Lukas 22:26) dikatakan: “…yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang
paling muda
dan pemimpin sebagai pelayan.”
Jadi
kesimpulannya, kalau seseorang tidak memperhatikan firman Tuhan, melalaikan
firman Tuhan, sekalipun ia melayani, namun sebetulnya Tuhan tidak mengakui dia
sebagai seorang pelayan.
Berarti,
pelayanan itu hanyalah karena keinginan diri sendiri, dan ini cukup merugikan
diri sendiri, karena pelayanannya tidak ada artinya dihadapan Tuhan,
ini perlu untuk diperhatikan.
Apa artinya
kita berkorban namun tidak menghargai dan tidak memperhatikan firman Tuhan,
untuk apa kita melakukan pekerjaan Tuhan (melayani) sementara Tuhan tidak
mengakui?
Mari kita melihat pembelaan Saul ketika ia
melangkahi firman Tuhan…
1 Samuel 15: 24-25
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah
berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku
mengabulkan permintaan mereka.
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku;
kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN."
Di sini kita
melihat, Saul mengaku dosa, ini
merupakan PENGAKUAN DOSA YANG PERTAMA.
Saul mengaku dosa karena ia telah melangkahi firman Tuhan / titah Tuhan, tetapi
PENGAKUAN DOSANYA TIDAK TUNTAS, sebab Saul berkata: “... aku takut kepada rakyat ...”
Rupa-rupanya
Saul lebih takut kepada manusia dari pada Tuhan. Orang yang semacam ini adalah
orang yang suka mencari muka.
Berapa banyak
kita mengaku dosa kepada Tuhan? ketika mendengar firman Tuhan kita bersuka
hati, lalu dengan mudahnya mengaku dosa dan mengucapkan janji di hadapan Tuhan,
tetapi kenyataannya terjadi pengulangan dosa.
Kalau kita mau
mengakui dosa, pasti berusaha menyenangkan hati Tuhan, tidak lagi menyenangkan
hati manusia. Seringkali kita menyukakan hati sendiri, tidak menyukakan hati Tuhan,
dan itu membuat syak orang lain.
Biarpun
seseorang pandai bicara, pandai bersaksi, biarpun ia banyak mengeluarkan air
mata, tetapi saya tetap mempunyai pendirian, yaitu kembali kepada kebenaran firman Tuhan.
Dampak
negatif tidak tuntas mengakui dosa.
1 Samuel 15: 25
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku;
kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada
TUHAN."
Sesungguhnya
menyembah Allah itu tidak harus dengan menggunakan syarat, tetapi di sini
dikatakan: “ampunilah kiranya dosaku;
kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN”,
ini adalah penyembahan yang tidak benar.
Tidak perlu
orang lain bersama-sama dengan kita, berpihak dengan kita, kalau memang harus
menyembah, menyembah saja.
1 Samuel 15: 26
(15:26) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak
akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman
TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."
Tuhan tidak
akan pernah lagi bersama-sama dengan Saul, sebab Roh Tuhan telah undur dari padanya.
-
Kalau melayani
tanpa ROH TUHAN, itu tidak ada artinya.
-
Kalau melayani
tanpa NABI, itulah firman nubuatan / pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel,
itu tidak ada artinya.
-
Melayani tanpa PENYEMBAHAN yang benar = melayani tanpa KASIH,
itu juga tidak benar.
1 Samuel 15:
27-28
(15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul
memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
(15:28) Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN
telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah
memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.
Tuhan tidak
lagi bersama-sama dengan Saul, sekalipun ia masih duduk di
atas takhta raja, sesungguhnya ROH Tuhan telah undur dari Saul , FIRMAN Tuhan telah undur Saul dan KASIH Tuhan telah undur dari Saul, dengan bukti; terkoyaknya
punca jubah Samuel karena Saul yang mengoyakkannya.
Di bawah punca
jubah imam besar terdapat buah delima berselang seling dengan giring-giring,
itu menunjukkan persekutuan dengan Allah di dalam urapan Roh-El Kudus. Tetapi dengan koyaknya punca jubah, maka Tuhan tidak
bersama-sama lagi dengan Saul (tanpa persekutuan dengan Roh,
Firman, dan Kasih Tuhan), sekalipun ia
masih duduk di atas takhta menjadi raja.
Bagaimana
dengan persekutuan kita kepada Tuhan, apakah lebih banyak bersekutu dengan roh
jahat dan roh najis?
Kalau melayani dengan demikian tidak ada
lagi artinya dihadapan Tuhan = hidup tidak berarti.
1 Samuel 15: 29
(15:29) Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia
tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."
Penyesalan
Tuhan menunjukkan bahwa Saul tidak akan menjadi raja, dan kalaupun Saul tidak
menjadi raja, Tuhan tidak akan menyesal untuk yang kedua kalinya.
Semoga kita mau
menyesal dan penyesalan kita permanen di hadapan Tuhan, malam ini dan
seterusnya.
Sekarang kita
melihat; pengakuan dosa yang kedua.
1 Samuel 15: 30
(15:30) Tetapi kata Saul: "Aku telah berdosa; tetapi
tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan
di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud
menyembah kepada TUHAN, Allahmu."
Untuk yang
kedua kalinya Saul mengaku dosa, tetapi pengakuan dosanya tidak tuntas di hadapan Tuhan,
karena ia MASIH MENGINGINKAN PENGHORMATAN DARI
SEORANG NABI.
“Orang yang ingin dihormati adalah orang yang masih mempertahankan harga
dirinya dan orang yang mempertahankan harga diri adalah orang yang tidak akan
pernah tuntas mengakui dosanya.”
Yang saya tahu;
ada tertulis di dalam 1 Timotius 5:17 “Penatua-penatua
yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat,
terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan
mengajar. “ orang yang
menerima pengajaran menghormati dua kali lipat orang yang memberikan pengajaran.
Kalau sidang
jemaat masih mengharapkan untuk dihormati, maka ia tidak akan pernah tuntas
mengakui dosa, sekalipun air matanya berderai begitu banyak.
Penyembahan
yang benar adalah menyembah dalam roh dan kebenaran, tetapi kalau masih mengharapkan
penghormatan, maka penyembahannya tidak akan berkenan.
Saya kira
wajar, seorang gembala untuk mengajar kawanan domba supaya tersusun dengan rapi. Tetapi kalau
sidang jemaat mempertahankan harga diri untuk dihormati, itu tidaklah masuk
akal.
Kalau sidang
jemaat menantikan penghormatan dari seorang gembala yang menyampaikan firman
nubuatan / firman para nabi / firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan, menunjukan bahwa ia orang yang tidak mau berubah,
tidak mengakui dosanya dengan tuntas = keras hati.
Mengharapkan penghormatan dari seorang nabi
karena masih mempertahankan harga diri adalah penyembahan berhala. Kiranya hal
ini dijauhkan dari kita sekaliannya,
sebagaimana di dalam Keluaran 34:13 bunyinya: “…mezbah-mezbah mereka haruslah kamu rubuhkan, tugu-tugu berhala mereka
kamu remukkan, dan tiang-tiang berhala mereka kamu tebang.”
Menebang tiang-tiang berhala itu adalah
suatu keharusan supaya segala penyembahan berhala tidak lagi tegak berdiri,
supaya nama Tuhan ditegakkan.
1 Samuel 15: 31
(15:31) Sesudah itu kembalilah Samuel mengikuti Saul. Dan
Saul sujud menyembah kepada TUHAN.
(15:32) Lalu berkatalah Samuel: "Bawa ke mari Agag,
raja Amalek itu." Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab pikirnya:
"Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat."
(15:33) Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu
membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan
anak di antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.
Samuel
mencincang, membunuh, menumpas habis Agag, raja Amalek di hadapan Tuhan, tanpa
belas kasihan.
Kalau
membiarkan Agag, raja Amalek hidup = membiarkan roh jahat dan roh najis
merajalela.
Roh jahat dan
roh najis menyebabkan kematian rohani dari pada anak-anak Tuhan, sehingga di
sini kita perhatikan; Samuel berkata kepada Agag raja
Amalek: “seperti pedangmu membuat
perempuan-perempuan kehilangan anaknya.” Perempuan-perempuan = para ibu.
Para ibu-ibu à gembala sidang.
Gembala sidang akan
kehilangan sidang jemaat sebagai anak-anak rohani, kalau roh jahat dan roh najis merajalela
atas mereka.
Itu sebabnya
Samuel mencincang-cincang Agag, raja Amalek tanpa belas kasihan,
untuk itu sidang jemaat mengatakan amin, supaya nama Tuhan dipermuliakan.
Dan akhirnya
...
1 Samuel 15: 35
(15:35) Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul
lagi, tetapi Samuel berdukacita karena Saul. Dan TUHAN menyesal, karena Ia
menjadikan Saul raja atas Israel.
Saul terpisah
dari Tuhan untuk selama-lamanya.
Jangan sampai
kita menajiskan firman Tuhan karena melangkahi firman Tuhan, sama seperti bangsa
Israel menajiskan perjanjian nenek moyang mereka.
Banyak firman
yang sudah kita terima, tetapi kalau kita tidak memperhatikannya, tentu itu
sangat disayangkan.
Jalan
keluarnya.
Ulangan 28: 1
(28:1) "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara
TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas
segala bangsa di bumi.
Mendengarkan
firman Tuhan Allah dan melakukannya dengan setia segala perintah-Nya, maka Tuhan Allah akan mengangkat saya dan saudara di
antara segala bangsa di atas muka bumi ini.
Diangkat,
berarti; naik bukan turun, kepala bukan ekor.
Kalau kita
kepala, maka tidak perlu dipimpin oleh siapapun, karena Roh Tuhan memimpin kita dalam seluruh kebenaran, berbeda dengan ekor yang terus mengikuti dari belakang
= selalu diajar, selalu dipimpin.
Biarlah kita
dengan baik mendengarkan suara Allah supaya nyata pengangkatan Tuhan kepada
kita.
Berkat yang diterima apabila mendengar dan
melakukannya dengan setia…
Ulangan 28: 2-7
(28:2) Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi
bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:
(28:3) Diberkatilah
engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang.
(28:4) Diberkatilah buah
kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan
kandungan kambing dombamu.
(28:5) Diberkatilah bakulmu
dan tempat adonanmu.
(28:6) Diberkatilah engkau
pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.
(28:7) TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu.
Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan
lari dari depanmu.
-
BERKAT YANG
PERTAMA; DIBERKATILAH DI KOTA DAN
DIBERKATILAH ENGKAU DI LADANG.
·
KOTA itu adalah kota raja besar, penuh dengan keramaian à tempat kita beribadah kepada Tuhan.
Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah
itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup sekarang maupun untuk hidup yang akan datang.
·
LADANG à tempat kita bekerja, melayani Tuhan.
Kalau pekerjaan pelayanan kita diberkati, maka apa yang kita perbuat, apa
yang kita kerjakan di hadapan Tuhan, berkenan di hadapan Tuhan, tidak menjadi
sia-sia.
-
BERKAT YANG
KEDUA; DIBERKATILAH BUAH KANDUNGAN.
Buah kandungan adalah anak, dan itu diberkati, baik juga buah kandungan
dari ternak diberkati oleh Tuhan, hasil tanah juga diberkati.
Tanah yang diberkati adalah tanah yang subur, tanah yang lembut, yang telah digarap dan dikerjakan
oleh firman Tuhan, maka ia akan menghasilkan buah;
100 kali lipat, itulah Kerajaan Sorga
60 kali lipat, itulah ibadah pelayanan
30 kali lipat, itulah kehidupan baru, memulai babak baru, seperti Yesus
Kristus setelah dibaptis selanjutnya ia memulai pelayanan pada usia 30 tahun.
-
BERKAT YANG
KETIGA; DIBERKATILAH BAKUL DAN TEMPAT
ADONAN.
Bakul yang diberkati adalah bakul yang terisi penuh.
Biarlah kita penuh dengan firman, penuh dengan Roh-El Kudus, penuh dengan
kasih Allah.
Adonan yang diberkati, berarti; tidak ada ragi, hidup tanpa ragi. Sesungguhnya,
sedikit ragi akan
mengkhamiri seluruh adonan, berarti adonan yang diberkati adalah adonan tanpa
ragi, tanpa dosa kejahatan dan dosa keburukan.
-
BERKAT YANG
KEEMPAT; DIBERKATILAH PADA WAKTU MASUK
DAN DIBERKATILAH PADA WAKTU KELUAR.
Ini adalah gambaran dari kehidupan yang tergembala dengan baik
(Yohanes 10:9).
Kalau kita tergembala dengan baik, setiap saat, setiap
waktu akan diberkati,
baik waktu keluar, baik waktu masuk akan menemukan padang
rumput , itulah rumput
penggembalaan, kebenaran yang senantiasa menggembalakan kehidupan kita setiap
saat, setiap waktu, di manapun kita berada.
-
BERKAT YANG
KELIMA; MUSUH YANG MAJU TERPUKUL KALAH.
Musuh kita adalah penghulu-penghulu di udara yang gelap, dengan segala tipu
muslihatnya.
Jadi, kita berjuang bukan melawan darah dan daging tetapi penghulu-penghulu
di udara yang gelap dengan segala tipu muslihatnya.
Ibrani 8: 7
(8:7) Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak
bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.
(8:8) Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata:
"Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan,
"Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum
Yehuda,
(8:9) bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan
nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka
keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku
menolak mereka," demikian firman Tuhan.
(8:10) "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan
kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan
menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka,
maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka
akan menjadi umat-Ku.
Menghargai
perjanjian Tuhan, berarti menaruh hukum itu di dalam hati dan di dalam akal budi,
dan di sini dikatakan: “Aku akan menjadi
Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku”
Ibrani 8: 11-13
(8:11) Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama
warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab
mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
(8:12) Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap
kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
(8:13) Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian
yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi
tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada
kemusnahannya.
Kalau firman
Tuhan tertulis dalam hati kita, itu menunjukkan bahwa kita menghargai
perjanjian yang Tuhan buat bagi kita, dan Tuhan menaruh hukum-Nya pada pikiran
kita, dan kita menjadi umat Tuhan.
Yehezkiel 36:
7-9
(36:7) Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku
bersumpah bahwa bangsa-bangsa yang di sekitarmu sendiri pasti akan menanggung
noda mereka.
(36:8) Maka kamu, gunung-gunung Israel, akan bertunas
kembali dan akan memberi buah untuk umat-Ku Israel, sebab mereka akan segera
kembali.
Di sini kita
melihat; gunung-gunung Israel akan bertunas kembali.
Kalau firman
mendapat tempat dalam hati kita, maka gunung-gunung Israel akan bertunas
kembali, itu menunjuk kepada kelembutan hati.
Biarlah firman
Tuhan memperoleh tempat dalam hati kita, menghargai perjanjian yang baru dengan
Tuhan, sehingga dengan demikian, gunung-gunung Israel akan bertunas kembali.
Yehezkiel 36: 9
(36:9) Hati-Ku
akan baik kembali dan Aku akan berpaling kepadamu dan kamu akan dikerjakan dan
ditaburi.
Tuhan kembali memberikan
kebaikan kepada saya dan
saudara, berarti Tuhan akan menggarap, mengerjakan hati kita semua,
sehingga tidak ada lagi benih
yang kudus bercampur dengan benih yang tidak kudus.
Yehezkiel 36:
25-26
(36:25) Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang
akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu
Aku akan mentahirkan kamu.
(36:26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang
baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan
Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Selanjutnya
Tuhan mentahirkan kita semua dengan air yang jernih, sehingga kita semua
terlepas dari segala dosa kenajisan dan berhala-berhala.
Kemudian Tuhan
akan memberikan hati yang baru, roh yang baru di dalam batin, dan Tuhan menjauhkan dari tubuh kita hati yang keras dan memberikan hati yang taat kepada kita sekaliannya.
Biarlah kiranya
firman ini tidak diabaikan begitu saja. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment