IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14
JANUARI 2014
Tema: HAL BERDOA (dari Matius 6:
5-13)
(Seri 67)
Subtema: MEMBERIKAN TUMPANGAN KEPADA ORANG ASING
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena belas kasihan Tuhan, kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan pada malam hari ini.
Sebelum kita membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu
kita memperhatikan firman Tuhan dari injil Matius 6: 5-13, namun kita hanya
memperhatikan ayat 13 saja.
Matius 6:13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah
kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah
yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Bunyi sebagian dari ayat 13 ini, yaitu: “Engkaulah yang empunya
kemuliaan sampai selama-lamanya”, untuk itu kita mengatakan: “Amin”
1 Petrus 4: 7-11
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu
dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang
lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak
bersungut-sungut.
(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang
telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia
Allah.
(4:11) Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang
yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia
melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan
dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah
yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus, Ialah yang
empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya, untuk itu kita mengatakan: “Amin”, supaya terjadi dalam kehidupan
kita semuanya.
SUPAYA
ALLAH DIMULIAKAN DALAM SEGALA SESUATU, ADA BEBERAPA HAL YANG HARUS KITA
PERHATIKAN;
YANG KETIGA
1 Petrus 4: 9
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan
yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
MEMBERI TUMPANGAN SEORANG AKAN YANG LAIN DENGAN TIDAK BERSUNGUT-SUNGUT.
Jadi, memberi tumpangan itu tidak boleh dengan bersungut-sungut, berarti
dengan tulus ikhlas memberi tumpangan kepada orang lain, juga dalam hal
perbuatan baik yang lain, tidak dengan bersungut-sungut. Itulah tanda imamat
yang rajani, pelayanan yang berkuasa.
Berkaitan dengan itu, kita segera melihat ...
Roma 12: 13
(12:13) Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus
dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
Memberi tumpangan, berarti; MEMBANTU ORANG LAIN DALAM KEKURANGAN MEREKA,
sebagaimana domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan Allah, mereka melakukan
itu semua (Matius 25).
Mazmur 39: 13
(39:13)
Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong,
janganlah berdiam diri melihat air mataku! Sebab aku menumpang pada-Mu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku.
Selama kita ada di atas muka bumi ini (selama berada di dunia ini), kita
sekaliannya adalah PENDATANG, ORANG YANG MENUMPANG KEPADA TUHAN.
Sesungguhnya kewargaan kita berasal dari Kerajaan Sorga bukan berasal dari dunia ini, .
Kemudian
perlu untuk kita ketahui ; selama berada di dunia ini, tidak akan berhenti air
mata mengalir sebagai tanda banyaknya kesusahan, banyaknya masalah yang dialami
setiap orang.
2 Tesalonika 1: 5
(1:5) suatu
bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak
menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang
sekarang menderita karena Kerajaan itu.
Di dalam penantian untuk kembali menjadi warga Kerajaan Sorga, kita memang banyak mengalami
penderitaan, tetapi itu memang harus terjadi. Di mana ada kesusahan, air
matapun tidak pernah berhenti, sesuai dengan pernyataan Rasul Paulus kepada sidang
jemaat di Tesalonika: “... kamu yang
sekarang menderita karena Kerajaan itu.”
Sekarang kita melihat; DOMBA-DOMBA YANG DI SEBELAH KANAN MEMBERI
TUMPANGAN KEPADA MEREKA YANG MEMBUTUHKAN TUMPANGAN.
Matius 25: 33, 35
(25:33) dan Ia
akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di
sebelah kiri-Nya.
(25:35) Sebab
ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku
minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi
Aku tumpangan;
Domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan itu memberi tumpangan
kepada orang asing (orang yang membutuhkan tumpangan).
Syarat memberi tumpangan kepada orang asing: MEMBERI MAKAN DAN MINUM
ORANG YANG LAPAR DAN HAUS.
Kalau kita biasa memberikan orang makan dan minum, biarlah itu karena
KEBENARAN FIRMAN yang kita terima, bukan lagi karena sebuah rutinitas, bukan
karena supaya orang lain melihat perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan,
tetapi biarlah itu semua karena kebenaran firman Tuhan supaya kelak nanti kita
ditempatkan di sebelah kanan, sebagaimana gembala itu memisahkan domba-domba
dari kambing; domba-domba ditempatkan di sebelah kanan, kambing-kambing
ditempatkan di sebelah kiri.
Yohanes 6: 33, 35
(6:33) Karena
roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari
sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
(6:35) Kata
Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup;
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Yesus memberi makan dan minum orang yang lapar dan haus karena Ia adalah
roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Yesus memberi makan dan minum orang yang lapar dan haus (pendatang di
dunia ini), oleh sebab itu Dia harus meninggalkan sorga-Nya, turun ke bumi
untuk menjangkau orang asing (pendatang di atas muka bumi ini).
Kalau dahulu, sebelum saya dipanggil untuk menjadi seorang hamba Tuhan,
saya tidak mengerti tentang kebenaran ini. Yang saya tahu, kalau orang butuh,
dialah yang harus datang kepada saya, tetapi sekarang lain; orang asing yang
membutuhkan tumpangan harus dijangkau.
Yohanes 6: 55
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
Daging Yesus benar-benar makanan, darah Yesus benar-benar minuman untuk
memberi makan dan minum orang-orang yang lapar dan haus.
Bukti bahwa daging Yesus adalah benar-benar makanan.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
Firman itu telah menjadi manusia, berarti; mendarah daging.
Kalau Firman mendarah daging menunjukkan bahwa daging Yesus adalah
benar-benar makanan.
Sebab kalau kita menikmati makanan, maka otomatis makanan itu akan
mendarah daging.
Yesus telah
mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib, itulah yang disebut roti yang
dipecah-pecahkan, yaitu roti tanpa ragi.
Roti tanpa ragi, berarti; tanpa keburukan dan tanpa kejahatan.
Bukti bahwa darah Yesus adalah benar-benar minuman.
1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara
hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan
barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19)
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak
domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Kita telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia (perbuatan yang
sia-sia), bukan dengan
barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah
yang mahal, yaitu darah Kristus yang tak bernoda dan tak bercacat.
Oleh karena dosa, maka darah manusia itu telah tercemari dengan dosa /
dosa telah mendarah daging.
Namun oleh karena darah Yesus mengalir di hidup manusia, menyatu dengan
darah manusia, yang berkuasa
menyucikan darah manusia yang tercemari oleh perbuatan yang sia-sia.
Sebagai
kesimpulan bahwa daging dan darah Yesus adalah benar-benar makanan dan
benar-benar minuman.
1 Korintus 11: 23-25
(11:23) Sebab
apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa
Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
(11:24) dan
sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata:
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku!"
(11:25)
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini
adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap
kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
- Makan roti yang
dipecah-pecahkan menunjukkan bahwa daging Yesus benar-benar makanan rohani.
Roti yang dipecah – pecahkan adalah roti tanpa ragi,
tanpa dosa kejahatan dan keburukan, itulah pribadi Yesus Kritsus
- Minum dari
cawan Allah menunjukkan bahwa darah Yesus benar-benar minuman.
Matius 26:42
(26:42)Lalu
Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila
Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus Kristus harus minum cawan Allah supaya kehendak
Allah Bapa jadi.
Minum cawan Allah artinya; Yesus harus menanggung
penderitaan di atas kayu salib untuk melakukan kehendak Allah.
1 Korintus 11:25
(11:25) Demikian juga Ia
mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian
baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu
Ketika Yesus melakukan kehendak Allah / minum dari cawan Allah, yang
menjadi meterainya (capnya / tandanya) adalah darah Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur atas tubuh
dan darah Yesus, sebagai makanan dan minuman secara rohani, yang telah diberikan kepada orang
yang lapar dan haus / orang asing, yang menumpang kepada Tuhan karena sebagai
pendatang di dunia ini, itulah saya dan saudara yang menantikan kerjaan surga,
kerajaan yang tidak tergoncangkan.
Selanjutnya, Tindakan yang harus kita perhatikan setelah member makan
dan minum.
Matius 25: 36
(25:36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;
ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku.
Selanjutnya, domba –
domba yang ditempatkan disebelah kanan itu MEMBERI PAKAIAN KEPADA
ORANG YANG TELANJANG.
Kita membuka ...
Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang
untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Tuhan memberikan pakaian dari kulit binatang kepada Adam dan isterinya.
Binatang yang dikuliti merupakan gambaran dari korban Kristus.
Berarti, untuk menutupi ketelanjangan, yaitu kekurangan dan kelemahan
orang lain, maka dibutuhkan pengorbanan; rela menanggung penderitaan yang tidak
harus ditanggung, disebut juga aniaya karena firman = sengsara salib
Sebagaimana dalam ...
2 Korintus 5: 21
(5:21) Dia yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.
Yesus rela dikuliti supaya kita dibenarkan oleh Allah.
Ketika Yesus dikuliti, dia rela menanggung penderitaan di atas kayu
salib karena dosa manusia supaya dengan demikian kita dibenarkan oleh Allah =
memiliki pakaian untuk menutupi ketelanjangan.
Pengalaman ketika dikuliti adalah pengalaman yang sangat menyakitkan
sekali, sebab sebagaimana korban bakaran; setelah dikuliti selanjutnya
potongan-potongan daging itu dipersembahkan di atas mezbah, dibakar/dibiarkan
sampai pagi sampai daging dari korban bakaran itu hangus.
Memang demikianlah orang yang mengalami sengsara salib, menghanguskan
diri di hadapan Tuhan.
Secara logika hal ini memang tidak masuk akal dan tidak enak bagi
daging, tetapi itu adalah suatu keharusan.
Oleh sebab itu, sebagai pengikut-pengikut Kristus, tidak boleh memilih dan
berkata: “Ah Tuhan, pergumulan orang lain
lebih ringan (lebih enak) dari pergumulan yang saya alami”, selanjutnya
berkata: “Mengapa bukan pergumulan itu
saja yang saya alami?”
Memang untuk menutupi kekurangan orang lain dibutuhkan pengorbanan,
ketika dikuliti adalah pengalaman yang paling menyakitkan, namun kita tidak
bisa memilih-milih, sebab Tuhan tahu bagian-bagian kita, Tuhan jauh lebih tahu dari apa yang kita pikirkan, supaya kita
tidak berdosa di hadapan Tuhan.
Andai saja kita memilih-milih salib, maka kita akan berdosa (banyak
salah) nantinya di hadapan Tuhan.
Kalau kita dipakai Tuhan untuk menutupi kekurangan orang lain, kita
tidak dapat berkata apa-apa, kita hanya tinggal siap dikuliti saja.
Justru kalau kita renungkan, kita sepatutnya bersyukur, sebab dengan
pergumulan yang kita alami, proses untuk dikuliti tercapai.
Jadi, kita tinggal mengucap syukur saja dan berkata: “Terima kasih Tuhan dengan cara ini / proses
ini, aku mampu untuk dikuliti.”
Sesungguhnya, kita tidak boleh menolak rencana Allah di dalam kehidupan kita
sekaliannya, berarti kita tidak boleh menolak salib, sebagaimana bunyi dalam
injil Matius 16: 24, “Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Dampak positif memberi tumpangan kepada orang asing.
Yesaya 58: 7
(58:7) supaya
engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang
miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya
engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan
diri terhadap saudaramu sendiri!
Dengan melakukan semua hal itu, berarti kita tidak menyembunyikan diri
terhadap sesama/saudara = menunjukkan perbuatan baik di hadapan Tuhan.
Yesaya 58: 8
(58:8) Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti
fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan
depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Dampak positif;
- YANG PERTAMA: Pada
waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, bagaikan matahari
terbit dari sebelah timur, demikianlah terang itu terbit di dalam pribadi
seseorang apabila melakukan hal itu semua.
Oleh karena kesalahan yang pernah
saya perbuat, banyak orang dan tidak sedikit hamba-hamba Tuhan melecehkan dan
mengecilkan saya, namun saya tetap setia melayani kepada Tuhan.
Sebagai seorang hamba Tuhan yang
telah menerima karunia jabatan gembala, saya belajar untuk setia menggembalakan
kawanan domba yang telah Tuhan percayakan, sampai pada akhirnya terang itu terbit
seperti matahari terbit di sebelah timur pada waktu fajar.
- YANG KEDUA: Lukamu
akan pulih dengan segera.
Kalau luka seseorang dipulihkan,
itu adalah belas kasihan Tuhan, kemurahan hati Tuhan.
Saya adalah salah seorang yang
terluka, dan oleh karena pengalaman itu, tercipta satu lagu yang berkaitan
dengan itu, tetapi akhirnya Tuhan pulihkan, dan itu adalah belas kasihan yang
saya terima dari Tuhan.
Mari kita lihat bagaimana Tuhan menyatakan belas kasih
itu
Lukas 10: 33-34
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke
tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan.
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia
menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas
keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Menolong orang yang menderita dan
membalut luka-lukanya, itu karena belas kasihan Tuhan, sebagaimana orang Samaria itu
menolong orang yang dipukuli sampai setengah mati.
Belas kasihan Tuhan terlihat
dengan jelas; sebelum luka-luka itu dibalut, maka terlebih dahulu;
1. Disiram dengan minyak
Untuk menghasilkan minyak zaitun,
maka terlebih dahulu buah pohon zaitun itu ditumbuk untuk menghasilkan minyak
zaitun.
Ketika Yesus Kristus menanggung
penderitaan di atas kayu salib, itu adalah proses penumbukan.
Dialah pohon zaitun yang ditumbuk
di atas kayu salib untuk menghasilkan minyak zaitun.
2. Menyiraminya dengan air anggur
Demikian juga untuk menghasilkan
air anggur yang manis, prosesnya lewat penyaliban.
Kesimpulannya; salib Kristus adalah tanda belas
kasihan Tuhan.
Itu sebabnya tadi saya katakan di
atas; luka-luka yang dibalut/dipulihkan itu karena belas kasihan Tuhan, tidak
seorangpun manusia sanggup memulihkan luka-luka batin dalam diri orang lain,
kecuali oleh karena belas kasihan Tuhan.
Kalau Tuhan tidak berbelas
kasihan, luka-luka batin tidak akan bisa disembuhkan.
Saudara bisa melihat orang yang
mengalami akar pahit, itu adalah orang yang belum dipulihkan, belum menerima
belas kasihan Tuhan.
Akar pahit ini sangat berbahaya.
Kalau akar tidak dicabut, itu akan merambat ke mana-mana, sehingga menjadi
jurang pemisah antara hubungan kita dengan sesama. Kalau ada jurang pemisah dengan
sesama, maka itu menjadi jurang pemisah dengan Tuhan, akibatnya;
- Tuhan tidak
mendengarkan doa / teriakan
- Tangan Tuhan
tidak terulur.
Jadi, mau tidak mau kita harus
hidup oleh karena belas kasihan Tuhan.
- YANG KETIGA: Kebenaran
menjadi barisan depanmu.
Kalau kebenaran menjadi barisan
depan seseorang, berarti ada rasa percaya. diri, optimisme itu timbul di dalam
diri seseorang.
Tetapi sebaliknya, orang yang selalu melakukan kesalahan adalah
orang yang selalu merasa tertuduh, orang yang
semacam ini tidak memiliki rasa percaya diri, tidak memiliki rasa optimisme.
Perlu untuk diketahui dasar Kerajaan
Sorga itu adalah kebenaran dan
keadilan, sehingga Kerajaan Sorga itu kuat dan kokoh, tidak tergoncangkan.
- YANG KEEMPAT: Kemuliaan
Tuhan barisan belakangmu.
Kita mengetahui bahwa dosa itu
sama seperti si pendendam; sebelum dendam terbalaskan, maka dosa masa lalu akan
terus mengejar. Tetapi kalau kemuliaan Tuhan menjadi barisan belakang kita,
maka dosa masa lalu tidak akan bisa mengejar, tidak terulang kembali.
Kalau kita mau mengakui segala
kekurangan / mengakui dosa masa lalu di hadapan Tuhan, maka nyatalah kemuliaan
Tuhan, sebab kalau seseorang mau mengakui kesalahannya berarti akar-akar dosa
telah tercabut, sebaliknya kalau seseorang berusaha membenarkan diri, bagaikan
pohon yang ditebang namun akarnya belum dicabut, maka itu akan terus bercabang
dan dosa itu akan terus terulang, bahkan menjadi sandungan di tengah-tengah ibadah
pelayanan.
Yesaya 58: 9
(58:9) Pada
waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN
akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini
Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi
menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
(58:10) apabila
engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan
memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu
akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu
akan seperti rembang tengah hari.
Terang akan terbit dalam gelap, kemudian kegelapan (dosa masa lalu) akan
terlupakan seperti rembang tengah hari, semakin siang akan semakin terang.
Rembang tengah hari, berarti; posisi matahari berada pada porosnya
(tepat pukul 12 siang), sehingga kalau seseorang berdiri di bawah matahari,
tidak akan terlihat bayangan, gambaran dan bayangan dari dosa masa lalu.
Keuntungannya: pada waktu itulah Tuhan mendengarkan, Tuhan menjawab
segala doa-doa / teriakan minta tolong sebagai permohonan kepada Tuhan, Tuhan
akan menyatakan diri-Nya, Tuhan memperlihatkan kemuliaan-Nya.
Mazmur 15: 1-3
(15:1) Mazmur
Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam
di gunung-Mu yang kudus?
(15:2) Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
(15:3) yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang
tidak berbuat jahat terhadap temannya dan
yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;
Kalau kita memberikan tumpangan kepada sesama, maka Tuhan juga memberi
tumpangan kepada saya dan saudara; tinggal di rumah Tuhan, di gunung Sion yang
kudus, berarti ada timbal balik.
Mereka yang tinggal di rumah Tuhan, di gunung Sion yang kudus, yaitu;
- dia yang berlaku tidak bercela = tidak mencemarkan diri,
- yang melakukan apa yang adil = berpegang pada kebenaran
- dan yang mengatakan kebenaran
dengan segenap hatinya = hati yang tulus,
- yang tidak menyebarkan fitnah
dengan lidahnya = tidak dusta dan tipu tidak ada
dalam mulutnya,
- yang tidak berbuat jahat terhadap
temannya = mengasihi sesama
- dan yang tidak menimpakan cela
kepada tetangganya =
menghormati orang
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment