IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 10 JANUARI 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: LELAH
DAN TIDAK MENDAPAT KETENANGAN
ADALAH ORANG
YANG SELALU BERKELUH KESAH
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih dan kemurahan-Nya, kita boleh berada di
dalam rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus mempersembahkan
korban.
Ibadah
Pendalaman Alkitab malam hari ini adalah yang pertama kali di hadapan Tuhan,
berarti ini adalah persembahan sulung di hadapan Tuhan.
Kembali kita
memeriksa Maleakhi.
Maleakhi 2: 13
(2:13) Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata,
dengan tangisan dan rintihan, oleh karena
Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari
tanganmu.
Dengan air
mata, dengan tangisan dan dengan rintihan atau keluh kesah (dalam ejaan lama),
umat Israel menutupi mezbah Tuhan, dengan kata lain, orang yang berkeluh kesah
tidak dapat mempersembahkan apa-apa kepada Tuhan.
Sesungguhnya,
kalau kita perhatikan ayat 10-11, yang menyebabkan mereka berkeluh kesah adalah
karena kesalahan mereka.
Pertama-tama;
setiap laki-laki dari suku Israel telah menjadi suami dari anak perempuan
asing. Itu sebabnya dengan tegas Tuhan melenyapkan dari kemah-kemah Yakub
segenap orang yang berbuat demikian, sekalipun mereka mempersembahkan korban di
hadapan Tuhan.
Oleh karena hal
inilah mereka berkeluh kesah dan tidak dapat mempersembahkan korban kepada
Tuhan.
Mazmur 139: 4-5
(139:4) Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan,
sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
(139:5) Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung
aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.
Orang yang
berkeluh kesah adalah orang yang tidak memiliki pengharapan.
Kalau kita
perhatikan di sini, orang yang berkeluh kesah hanya membicarakan ajal /
kematian.
Berarti orang
yang berkeluh kesah tidak punya pengharapan, dan orang yang seperti ini mudah
putus asa, mudah kecewa dan mudah sekali meninggalkan Tuhan.
Ratapan 1: 4
(1:4) Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena
pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri
pilu hatinya.
Di sini kita
melihat, bahwa yang berkeluh kesah adalah IMAM-IMAM.
Selanjutnya,
bersedih pedih dara-daranya adalah gambaran dari gereja Tuhan yang belum dewasa
secara rohani.
Oleh karena
keluh kesah dari para imam dan sedih pedih dari dara-daranya, di sini kita
melihat; PENGUNJUNG-PENGUNJUNG PERAYAAN TIADA.
Artinya; tidak
ada lagi kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah pelayanan, sehingga sunyi
senyaplah = tidak ada keramaian.
Yeremia 45: 3
(45:3) Oleh karena engkau telah berkata: Celakalah aku,
sebab TUHAN telah menambahkan kedukaan kepada penderitaanku! Aku lesu karena keluh kesahku dan aku tidak mendapat ketenangan,
Orang yang
berkeluh kesah menjadi LESU dan TIDAK MENDAPAT KETENANGAN, bagaikan Esau.
Kejadian 25: 25-27,
29
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh
tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang
tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada
waktu mereka lahir.
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau
menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang,
tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu,
lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Esau adalah
orang yang lelah ataupun letih dan lesu, dan tidak ada ketenangan di dalam
hidupnya, berbanding terbalik dengan Yakub, ia adalah seorang yang tenang, suka
tinggal di kemah.
Kejadian 25: 27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau
menjadi seorang yang pandai berburu,
seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang,
yang suka tinggal di kemah.
Ciri-ciri
orang yang lelah (letih lesu) dan tidak mendapat ketenangan.
YANG PERTAMA: ESAU SEORANG YANG PANDAI BERBURU DAGING.
Artinya; hidup
hanya menuruti hawa nafsu dan keinginan daging.
Di dalam kitab
Galatia 5, ada 15 perbuatan daging.
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka yang hidup
menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup
menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Mereka yang
hidup menurut daging, hanya memikirkan hal-hal yang dari daging saja, ia tidak
akan pernah memikirkan hal-hal yang dari roh, tidak akan pernah memikirkan
hal-hal yang rohani / hal-hal yang dari atas, tidak akan pernah memikirkan kemajuan
dari ibadah pelayanan.
Roma 8: 7
(8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada
hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Setiap orang
yang hidup menurut hawa nafsu daging; menjadi seteru Allah karena ia tidak
takluk kepada hukum Allah = tidak taat, tidak patuh pada ajaran yang benar.
Kerugian
bila hidup menurut keinginan daging:
-
Roma 7: 5
(7:5) Sebab waktu kita
masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh
kita, agar kita berbuah bagi maut.
Kalau hidup menurut keinginan daging; MUDAH SEKALI DIRANGSANG OLEH HUKUM
TAURAT, sehingga hukum Taurat itu bekerja sepenuhnya di dalam seluruh anggota
tubuh dan akhirnya menjadi buah bagi maut.
Memang, hukum Taurat itu merangsang dosa. Di dalam hukum Taurat terdapat
larangan, mulai dari jangan mencuri, jangan berzinah, jangan membunuh, tetapi
semua larangan itu justru dilakukan.
Berbanding terbalik kalau berada di bawah hukum kasih karunia; hukum kasih
karunia tidak merangsang dosa.
Roma 8: 3
(8:3) Sebab apa yang
tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak
berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus
Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa
karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
Hukum kasih karunia; menanggung penderitaan, sebagaimana Yesus menanggung
penderitaan di atas kayu salib, di mana hukuman karena dosa itu ditanggung di
dalam daging Yesus.
Hukum Taurat merangsang dosa, sekalipun ada larangan, namun larangan itu
justru dilanggar, itu menunjukkan bahwa hukum Taurat tidak memiliki kuasa, ia
lemah terhadap daging.
-
Kejadian 25: 28
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada
Yakub.
Kalau hidup menurut keinginan daging; HIDUP HANYA SEBATAS MEMILIKI KASIH
FILEO (kasih terhadap sesama / persaudaraan).
Selama ada perbuatan-perbuatan baik yang berasal dari keinginan daging, seseorang
dapat merasakan kasih sayang dari orang lain, tetapi jika perbuatan-perbuatan
daging itu berhenti, maka kasih sayang akan berhenti, itulah kasih fileo.
Sedangkan kasih Agape adalah kasih Allah, murni, tanpa
kepentingan-kepentingan.
Ciri-ciri
orang yang lelah (letih lesu) dan tidak mendapat ketenangan.
YANG KEDUA: ESAU SEORANG YANG SUKA TINGGAL DI PADANG.
Ini
menggambarkan bahwa Esau adalah manusia duniawi. Padang = dunia.
1 Korintus 3: 1-4
(3:1) Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak
dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan
manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
(3:2) Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan
keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat
menerimanya.
(3:3) Karena kamu masih manusia
duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah
hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi
dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
(3:4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain
berkata: "Aku dari golongan Apolos,"
bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia
duniawi yang bukan rohani?
Kalau seseorang
berpihak pada satu golongan menunjukkan bahwa ia adalah manusia duniawi, bukan
manusia rohani.
Manusia duniawi
hidup secara manusiawi (ayat 3); mulai dari cara berpikir sama seperti manusia
duniawi, cara berbicara sama seperti manusia duniawi, sudut pandang sama
seperti manusia duniawi, sikap, tingkah laku, gerak-gerik sama seperti manusia
duniawi, itulah hidup secara manusiawi.
Jadi, segala
sesuatu yang dikerjakan tidak rohani / tidak ada kaitannya dengan kerohanian.
Selanjutnya
saya tambahkan; kalau berpihak kepada satu golongan, maka ia menerima dan
mengakui golongan itu tanpa mengakui dan tanpa menerima golongan yang lain.
Sama seperti
sidang jemaat di Korintus; sebagian dari sidang jemaat di Korintus berkata: “Aku dari golongan Paulus”, dan sebagian
lagi berkata: “Aku dari golongan Apolos”
Perlu
diketahui, kalau seseorang berpihak kepada satu golongan, berarti ia TIDAK
BERPIHAK KEPADA TUHAN.
Sehebat apapun
seorang hamba Tuhan, ia tetap manusia. Jadi, sebenarnya kita tidak boleh
berpihak kepada manusia, yang benar adalah berpihak kepada Tuhan saja.
Sebaliknya,
seburuk apapun seorang hamba Tuhan, ia adalah anggota tubuh Kristus yang tidak
boleh dipisahkan. Itu sebabnya dengan tegas Rasul Paulus berkata: orang yang berpihak kepada satu golongan,
jelas bahwa ia adalah manusia duniawi.
Kolose 3: 18
(2:18) Janganlah kamu
biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah
kepada malaikat, serta berkanjang pada
penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan
membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi,
Perlu untuk
kita perhatikan nasihat Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose, yaitu: jangan membiarkan kemenangan itu digagalkan
oleh mereka yang berpikiran secara duniawi.
Mari kita
melihat; ORANG YANG BERPIKIRAN SECARA DUNIAWI.
Orang yang
berpikiran duniawi dapat dilihat dengan jelas, yaitu;
-
Pura-pura merendahkan diri.
Sesungguhnya yang benar, merendahkan dirilah di bawah tangan Tuhan yang
kuat, sesuai dengan suratan Petrus.
Berarti, kalau pura-pura merendahkan diri, ketika ia merendahkan diri di
bawah tangan Tuhan yang kuat, akan terjadi gejolak, karena ia berpura-pura
merendahkan dirinya.
-
Beribadah kepada malaikat sorga.
Kalau beribadah kepada malaikat sorga, ini menunjukkan kemunafikan
seseorang; di dalam ibadah, ia seperti malaikat, tetapi di luar ibadah, ia
kembali kepada tabiat yang lama.
Sebab kalau kita bandingkan dengan orang yang sungguh-sungguh beribadah
kepada Tuhan; dalam ibadah ia tertib, sopan (berarti hidup dalam kasih),
berusaha menjaga kekudusan di dalam segala sesuatu saat kapan dan di manapun ia
berada.
-
Berkanjang pada penglihatan-penglihatan.
Ini menunjukkan bahwa seseorang merasa diri lebih rohani dari pada yang
lain.
-
Tanpa alasan membesar-besarkan diri.
Inilah manusia duniawi; sewaktu ibadah natal pemuda remaja dan ibadah natal
persekutuan, saya menyatakan kebaikan Tuhan, di mana pemuda remaja di GPT “BETANIA” Serang & Cilegon diberkati oleh Tuhan dengan melimpah. Hal ini saya
nyatakan bukan untuk membesar-besarkan diri tanpa alasan.
Tetapi manusia duniawi tanpa alasan membesar-besarkan diri dan suka
bermegah.
Ada 3
kerugian menjadi manusia duniawi.
1 Korintus 3: 1-3
(3:1) Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan
manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa
dalam Kristus.
(3:2) Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat
menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di
antara kamu ada iri hati dan perselisihan
bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup
secara manusiawi?
-
YANG PERTAMA:
BERBICARA SEPERTI ANAK-ANAK.
Kalau anak-anak berbicara; ia asal berbicara / berbicara seenaknya, ia tidak
berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara, apakah perkataan itu merugikan
orang lain atau membangun orang lain.
Berbeda dengan dewasa rohani di dalam Kristus; ia berbicara secara dewasa,
perkataan-perkataan yang keluar dari mulut adalah perkataan-perkataan rohani
yang sifatnya membangun.
-
YANG KEDUA:
TIDAK SANGGUP MENERIMA MAKANAN KERAS.
Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan adalah makanan keras, sebab
jika terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala yang terselubung akan
tersingkap.
Tetapi manusia duniawi, ia tidak akan mampu dikoreksi oleh firman yang
keras, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan / pemberitaan firman tentang
salib Kristus.
-
YANG KETIGA: ADA
IRI HATI DAN PERSELISIHAN SATU DENGAN YANG LAIN.
Orang yang dikuasai iri hati, ia tidak mau melihat orang lain maju. Apabila
seseorang dikuasai oleh roh iri hati, di situ terdapat perselisihan.
Akibat
berkeluh kesah.
Ratapan 1: 5-7
(1:5) Lawan-lawan
menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya
merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan
sebagai tawanan.
(1:6) Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya;
pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput; mereka
berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya.
(1:7) Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan
penderitaannya, akan segala harta benda yang dimilikinya dahulu kala; tatkala
penduduknya jatuh ke tangan lawan, dan tak
ada penolong baginya, para lawan memandangnya, dan tertawa karena
keruntuhannya.
JATUH KE TANGAN
LAWAN = lawan-lawan menguasainya, inilah akibat kalau berkeluh kesah.
Ketika
lawan-lawan menguasainya, seteru-seteru itu berbahagia dan tidak ada yang
menolongnya.
Sekarang kita
lihat; KETIKA JATUH DI TANGAN LAWAN.
Yesaya 14: 17
(14:17) yang telah membuat
dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak
melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?
-
Membuat dunia seperti padang gurun, gersang /
kering-kering
Kering-kering, artinya; tidak dapat menghasilkan apa-apa = tidak dapat
menghasilkan buah.
Yohanes 15: 2, 5-6
(15:2) Setiap ranting
pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:5) Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa
tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi
kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Musuh, itulah iblis setan membuat dunia seperti padang gurun, gersang =
kering-kering.
Kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa, tidak menghasilkan buah, seperti
ranting yang kering.
Ranting yang kering adalah tanda bahwa ranting itu tidak melekat pada pokok
anggur = tanpa persekutuan dengan Kristus, sebagai kepala.
-
Menghancurkan kota-kotanya.
Artinya; tidak ada lagi ibadah dan pelayanan sebagai tempat keramaian,
dengan kata lain tidak berminat untuk beribadah, tidak ada minat untuk melayani
Tuhan.
Sekali lagi saya katakan; kalau seseorang tidak ada minat untuk beribadah
dan tidak ada minat untuk melayain Tuhan, itu menandakan bahwa iblis setan
telah menghancurkan kota-kotanya.
-
Tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke
rumah.
Artinya; tetap terikat dan terbelenggu oleh dosa.
Orang yang masih terikat dan terbelenggu oleh dosa, ia tidak akan pernah
kembali kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya.
Sesungguhnya, kita adalah rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam, tetapi
kalau seseorang terikat, terbelenggu dalam dosa, ia tidak akan pernah menjadi
rumah Tuhan, Roh Allah tidak berdiam di dalamnya.
Ratapan 1: 6
(1:6) Lenyaplah dari
puteri Sion segala kemuliaannya; pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang
tidak menemukan padang rumput; mereka berjalan tanpa daya di depan yang
mengejarnya.
Keadaan
orang yang berkeluh kesah.
-
Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya.
= Tuhan telah meninggalkannya.
Kalau Tuhan meninggalkan, berarti tidak ada penyertaan Tuhan, sebagaimana
bangsa Israel untuk beberapa waktu lamanya mereka ditinggalkan, mereka
dibiarkan berada di Mesir, mereka ditindas dengan kerja paksa sampai memahitkan
bangsa Israel. Itu tanda bahwa segala kemuliaan Allah telah lenyap.
Kemudian, kita juga melihat; ketika tabut Allah dirampas oleh bangsa
Filistin, kemuliaan Allah lenyap dari bangsa Israel, sehingga bangsa Israel
dijajah oleh bangsa-bangsa lain, sampai akhirnya bangsa Israel dibuang ke
Babel.
Tabut Allah berbicara tentang kemuliaan Allah.
Pendeknya, kalau kemuliaan Allah lenyap;
· pertama-tama TERIKAT
DENGAN KERJA PAKSA, DITINDAS sampai MEMAHITKAN HATI BANGSA ISRAEL.
· Berada di
PEMBUANGAN, berada di daerah Babel, berarti; jatuh dalam DOSA KEJAHATAN dan
DOSA KENAJISAN.
-
Pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa tidak menemukan padang
rumput.
Artinya; Tuhan tidak mempercayakan pembukaan rahasia firman Tuhan, melalui
seorang gembala sebagai pemimpin.
Oleh sebab itu, saya menghimbau kepada seluruh sidang jemaat; berdoa untuk
kami, suami isteri, supaya nikah rumah tangga kami diberkati, tidak ada keluh
kesah, tidak ada rintihan, sehingga dengan demikian, Tuhan selalu memakai saya
dalam pembukaan rahasia firman Tuhan.
-
Mereka berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya
= tidak mampu, tidak berkuasa untuk mengalahkan musuh.
Musuh utama kita ada dua;
1.
musuh dalam
selimut, itulah hawa nafsu dan keinginan daging.
Hawa nafsu dan keinginan daging ibarat binatang buas yang sekali waktu siap
menerkam.
2.
Iblis setan,
itulah roh jahat dan roh najis.
Ratapan 1: 7
(1:7) Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan
penderitaannya, akan segala harta benda yang dimilikinya dahulu kala; tatkala
penduduknya jatuh ke tangan lawan, dan tak ada penolong baginya, para lawan memandangnya, dan tertawa karena keruntuhannya.
Para lawan
memandangnya dan tertawa karena keruntuhannya.
Iblis setan
bersorak sorai kalau kita jatuh ke dalam tangan musuh, tetapi beribu-ribu malaikat
di sorga bersorak sorai kalau satu orang bertobat.
Setelah kita
telusuri Maleakhi 2: 13 ini, di mana bangsa Israel berkeluh kesah, menangis,
merintih, menutupi mezbah Tuhan dan akhirnya mereka hidup menurut hawa nafsu
dan keinginan daging, kemudian menjadi manusia duniawi, akibatnya; jatuh ke
tangan lawan, dan sangat memprihatinkan sekali.
Keluh kesah = orang
yang selalu bersungut-sungut, orang yang tidak pernah mengucap syukur, orang
yang suka mempersalahkan Tuhan dan sesama. Sesungguhnya bansga Israel berkeluh
kesah karena kesalahan mereka sendiri.
Keluh kesah
merugikan saya dan saudara, persungutan-persungutan tanpa ucapan syukur
merugikan saya dan saudara. Oleh sebab itu, biarlah kita mengucap syukur dalam
segala sesuatu.
1 Yohanes 3: 3
(3:3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu
kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci.
Orang yang menaruh
pengharapan kepada Allah adalah orang yang tidak berkeluh kesah, orang yang
tidak merintih, orang yang tidak menangis, orang yang tidak bersungut-sungut.
Selanjutnya,
orang yang menaruh pengharapannya kepada Allah, menyucikan dirinya kepada
Allah.
Jadi, pengharapan
itu adalah kesucian.
Sedangkan orang
yang berkeluh kesah adalah orang yang mudah putus asa dan kecewa dan
selanjutnya meninggalkan Tuhan, tidak mau berjuang untuk memperbaiki diri = orang yang tidak berpengharapan.
Biarlah dari
sehari ke sehari kita menyucikan diri, memberi diri disucikan oleh air firman yang
banyak menandakan bahwa kita berpengharapan.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment