IBADAH
RAYA MINGGU, 19 JANUARI 2014
Tema: JEMAAT
DI SARDIS (Wahyu 3: 1-6)
(Seri
01)
Subtema: KUASA DARI KESAKSIAN MENGHANGUSKAN DAN MENJADIKAN BARU
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Tuhan Yesus
Kristus.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk beribadah,
melayani sekaligus mempersembahkan segala korban di tempat yang Tuhan pilih,
itulah rumah Allah Yakub, gunung Sion.
Jalan Tuhan adalah jalan kebenaran. Firman Allah adalah kebenaran, pelita bagi kaki dan terang bagi jalan-jalan
kita. Biarlah kiranya kebenaran itu menjadi barisan depan kita dan kemuliaan
Allah menjadi barisan belakang kita.
Tiba saatnya bagi kita untuk memperhatikan sidang jemaat di Sardis, sidang
jemaat yang kelima yang dikoreksi oleh Tuhan, dari tujuh sidang jemaat yang berada di Asia kecil dari Wahyu 3: 1-6, namun kita
hanya membaca bagian ayat yang pertama saja.
Wahyu 3: 1
(3:1) "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu:
engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Kepada sidang jemaat di Sardis, Yesus tampil sebagai;
-
Yang memiliki ketujuh Roh Allah
-
Yang memiliki ketujuh bintang
Pertama-tama kita akan melihat penampilan Yesus sebagai yang MEMILIKI
KETUJUH ROH ALLAH.
Yesaya 11: 2
(11:2) Roh TUHAN akan
ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan,
roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
Tunas Daud yang keluar dari tunggul Isai, itulah pribadi Yesus Kristus,
penuh dengan tujuh Roh Allah, yaitu;
-
Roh Tuhan - Roh Keperkasaan
-
Roh Hikmat - Roh Pengenalan
-
Roh Pengertian - Roh Takut Akan
Tuhan
-
Roh Nasihat
Itulah tujuh Roh Allah.
Berkaitan dengan itu, kita memperhatikan ...
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta
itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di
hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Tujuh obor atau tujuh pelita yang menyala-nyala di hadapan takhta itu,
itulah ketujuh Roh Allah.
Sebaliknya, tujuh Roh Allah, itulah ketujuh obor atau ketujuh pelita di
atas kaki dian.
Berarti, penuh dengan tujuh Roh Allah menunjuk bahwa Yesus adalah terang
dunia.
Lebih rinci kita melihat DI MANA YESUS ADALAH TERANG DUNIA.
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat
di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua
itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata
tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Anak Domba yang telah disembelih bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah
yang diutus ke seluruh bumi.
Berarti, Yesus betul-betul terang dunia, sebab dalam Matius 6: 22 dikatakan
bahwa mata itu adalah pelita, dan pelita itu adalah terang dunia.
Pendeknya; Yesus adalah terang dunia.
Yohanes 8: 12
(8:12) Maka Yesus
berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan
berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan
mempunyai terang hidup."
Yesus adalah terang dunia, sesuai dengan judul dan sesuai dengan pengakuan
Yesus sendiri, kata-Nya: “Akulah terang
dunia”
Oleh sebab itu, barangsiapa mengikuti Dia, maka seseorang tidak akan lagi
berjalan dalam kegelapan / tidak akan berada dalam kegelapan = tidak akan
menyembunyikan dosa di tempat yang gelap, bahkan dosa kenajisan tidak lagi
berkuasa, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.
Mari kita lihat; TERANG HIDUP.
Yohanes 1: 4
(1:4) Dalam Dia ada
hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Di dalam Yesus Kristus ada hidup dan hidup di dalam Yesus Kristus adalah
terang dunia.
Saya balik; kalau hidup di dalam terang, itulah yang disebut hidup yang
sesungguhnya.
Itu sebabnya Yesus Kristus adalah hidup dan hidup itulah terang manusia.
Lebih jauh kita perhatikan ayat 5...
Yohanes 1: 5
(1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Selanjutnya terang itu akan bercahaya di dalam kegelapan. Terang itu akan
menguasai kegelapan, sebaliknya kegelapan tidak akan menguasai terang.
Jadi, mulai malam ini kita harus mengerti arti hidup yang sebenarnya.
Di dalam Dia ada hidup, dan hidup di dalam Yesus Kristus itulah terang
manusia.
Kalau kita hidup di dalam terang, itulah hidup yang sebenarnya, sebaliknya
kalau tidak hidup dalam terang berarti kita tidak hidup.
Itu sebabnya tadi saya katakan; mulai malam hari ini kita harus mengerti
arti hidup.
Kita kembali memperhatikan di mana Yesus mengakui bahwa Dia adalah terang
dunia.
Yohanes 8: 13
(8:13) Kata
orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau
bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar."
Namun orang-orang Farisi TIDAK MENGAKUI KESAKSIAN YESUS KRISTUS, itu
sebabnya mereka berkata kepada Yesus: “Engkau
bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar”, menunjukkan bahwa
orang-orang Farisi ini BERADA DALAM KEGELAPAN DOSA, TINGGAL DALAM KEGELAPAN
DOSA = menyembunyikan dosa di tempat yang gelap, sebab kegelapan adalah tempat yang efektif untuk menyembunyikan dosa, tidak ada orang yang
menyembunyikan dosa di tempat yang terang, sebab terang itu menelanjangi segala
sesuatunya.
Sebab ragi Farisi adalah kemunafikan, artinya; di luar dan di dalam tidak
sama. Di luar terlihat baik, benar, tetapi di dalamnya penuh dengan kejahatan. Kelihatannya orang-orang Farisi ini hidup dalam terang, namun sesungguhnya
tidak, sesungguhnya mereka tinggal dalam gelap oleh karena kemunafikan.
Hati-hati dengan dosa kemunafikan, terlebih imam-imam yang telah
dikaruniakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan, sebab karunia jabatan kita
terima lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Jadi, jangan anggap enteng
pelayanan.
Hentikan segala dosa kemunafikan, di luar dan di dalam kiranya harus sama.
kalau tidak, itulah yang menyebabkan orang Farisi tidak tinggal dalam terang.
Sesungguhnya orang farisi adalah golongan / kaum intelektual pada zaman
itu, tetapi sekalipun mereka adalah kaum bangsawan, jika hidup dalam kemunafikan,
maka tidak akan menjadi terang.
Sebagai bukti;
Yohanes 8: 15
(8:15) Kamu menghakimi
menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun,
Orang-orang Farisi menghakimi sesamanya menurut ukuran manusia.
Kalau menghakimi menurut ukuran manusia, berarti menghakimi menurut logika,
menurut kebenaran yang berasal dari manusia, sebagaimana ahli-ahli Taurat dan
orang Farisi, ketika mereka melihat seorang perempuan yang kedapatan berzinah
di pagi hari, mereka hendak membunuh / merajami dengan batu sampai mati, itu
adalah ukuran manusia.
Tidak sedikit anak-anak Tuhan, bahkan yang telah dipercaya melayani suka
menghakimi sesamanya, merajam dengan batu, melontar dengan kata-kata keras,
tanpa memikirkan apakah kata-kata itu melukai hati Tuhan atau tidak.
Sangat disayangkan, golongan bangsawan, kaum intelektual tetapi memiliki sikap picisan / murahan.
Bandingkan kesaksian
yang menjadi terang manusia.
Yohanes 8: 16-18
(8:16) dan jikalau Aku
menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi
Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.
(8:17) Dan dalam kitab
Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah;
(8:18) Akulah yang
bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi
tentang Aku."
Di sini kita melihat tentang penghakiman yang berasal dari Yesus itu adalah
benar, sebab didukung oleh DUA SAKSI.
Jadi, apa yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus sebagai terang dunia
didukung oleh dua saksi.
Ayat firman Tuhan berkata, dua tiga orang saksi adalah sah.
1 Yohanes 5: 7
(5:7) Sebab ada tiga
yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa,
Firman dan Roh
Kudus; dan ketiganya adalah satu.
Ada tiga yang memberikan kesaksian di dalam sorga;
-
Yang pertama: Bapa
Tabiat-Nya adalah KASIH, Dialah Tuhan Allah.
Kita patut bersyukur dengan kasih ALLAH BAPA, Ia mengaruniakan anak-Nya
yang tunggal supaya setiap orang yang berdosa beroleh hidup yang kekal.
Bayangkan, andaikata saja Allah tidak mengaruniakan anak-Nya yang tunggal,
tidak menyatakan kasih-Nya, maka dunia dan seisinya tidak beroleh hidup yang
kekal, dunia dan seisinya caruk maruk, penuh dengan kekacauan, menyatakan hakim
/ kebenarannya sendiri, saling mempersalahkan, saling menuduh, saling membela
diri.
Sebaiknya kalau dunia ini menghakimi dengan ukuran manusia, hal itu tidak
perlu disahut, tidak perlu panas hati.
-
Yang kedua: Firman
Firman adalah KEBENARAN yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, Dialah Anak
Allah, penuh dengan kebenaran.
Yesus telah melakukan kehendak Allah, Dia telah minum cawan Allah, berarti
menanggung penderitaan di atas kayu salib, sehingga dengan demikian jadilah
kehendak Allah.
Ketika Dia disalibkan, Dia diremukkan dengan kesakitan, oleh karena itu
kehendak Allah jadi, itulah kebenaran, itulah firman Tuhan yang telah
dikerjakan oleh Yesus, ANAK ALLAH.
-
Yang ketiga: Roh Kudus
Pekerjaan dari Roh Kudus; memimpin kita dalam seluruh kebenaran, menolong kita saat kita lemah, saat
kita tidak mampu, saat kita tidak kuat, menghibur kita tatkala kita
dalam kesusahan, kesedihan, kepedihan hati, sekaligus mengajar kita di dalam
kebodohan saya dan saudara, dan ajaran-Nya itu semuanya benar, tidak dusta.
Roh Kudus = Kristus
Jadi, dengan tegas, dengan tidak ragu-ragu Yesus berkata kepada orang
banyak, terkhusus kepada orang-orang Farisi: Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang
mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.
Kesaksian dari sorga adalah Bapa, firman dan Roh Kudus.
Kalau kita menerima kesaksian dari sorga, selanjutnya akan nyata TIGA
KESAKSIAN DI BUMI.
1 Yohanes 5: 8
(5:8) Dan ada tiga
yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah
dan ketiganya adalah satu.
Ada tiga yang memberi kesaksian di bumi / di bawah,
-
Yang pertama: baptisan Roh
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada pintu kemah.
Pintu kemah memisahkan antara ruangan suci dari halaman / pelataran, sebab daerah
pelataran masih ada bau daging yaitu; daging binatang yang dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan di atas
mezbah korban bakaran, supaya kita boleh berada di dalam ruangan suci, di dalam
pengudusan, dengan kata lain MANTAP DI DALAM KANDANG PENGGEMBALAAN, tergembala
dengan baik di dalam satu kandang penggembalaan.
Sedangkan di dalam ruangan suci mulai dari tiang – tiangnya, papan
jenangnya dan kayu lintangnya serta meja roti sajian dan mezbah dupa semuanya
terbuat dari kayu penaga yang telah disalut dengan emas.
Emas adalah gambaran dari tabiat Ilahi
Kayu penaga à manusia daging dengan segala tabiat – tabiatnya
Adapun kayu penaga itu;
-
Warnanya hitam kecoklat – coklatan, gambaran dari dosa
-
Berduri, menggambarkan bahwa manusia itu menusuk dan menyakiti perasaan
orang lain
-
Keras, menggambarkan kekerasan hati manusia
Namun semuanya itu telah disalut dengan emas
Oleh sebab itu, tidak boleh melayani / berada di ruangan suci jikalau masih
terlihat perbuatan daging (bau daging). Sesungguhnya, seseorang yang baru bertobat, tidak boleh
melayani Tuhan, terlebih dahulu harus tergembala dengan baik
dalam satu kandang penggembalaan, dengan kata lain tekun dalam 3 macam ibadah
utama, disaat itulah Roh Tuhan memberikan karunia – karunia sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya kepada tiap – tiap orang.
-
Yang kedua: baptisan air.
Baptisan air disebut juga dengan 2 hal.
YANG PERTAMA: BAPTISAN KRISTUS
Roma 6: 3-4
(6:3) Atau tidak
tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis
dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian
kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup
yang baru.
Dibaptis dalam Kristus, berarti; telah dibaptis di dalam kematian-Nya.
Baptisan Kristus; satu di dalam
kematian & kebangkitan Kristus, sebab barangsiapa telah mati bersama
dengan Kristus, maka ia juga satu di dalam kebangkitan-Nya.
Roma 6: 5
(6:5) Sebab jika kita
telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Kalau kita satu di dalam kematian Yesus Kristus, maka tentu juga kita satu
di dalam kebangkitan-Nya.
-
Kuasa kematian Yesus; mengubur
hidup yang lama.
-
Kuasa kebangkitan Yesus Kristus;
hidup dalam hidup yang baru, yang lama telah berlalu.
Dalam bahasa Yunani, baptisan disebut dengan baptizo, yang artinya; ditenggelamkan.
Baptisan air disebut juga dengan 2 hal.
YANG KEDUA: PERMANDIAN AIR
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan
demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat
atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Baptisan air = permandian air, berarti; dimandikan, disucikan dengan air
dan firman.
Kalau disucikan, berarti dimandikan. Orang yang mandi supaya bersih, tidak
cukup dengan dua tiga gayung air, melainkan harus dengan air yang banyak, itu
sebabnya di sini dikatakan; dimandikan dengan air dan firman.
Dengan demikian, Ia menempatkan sidang jemaat di hadapan-Nya dengan
cemerlang, tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu = jemaat kudus dan
tidak bercela.
Air yang banyak, firman yang limpah mampu menyucikan hati nurani yang
jahat, juga membasuh kita dari perbuatan yang sia-sia.
Kalau hanya dua tiga ayat firman Tuhan disampaikan, tidak mungkin dapat
menyucikan hati nurani yang jahat, dan tidak mungkin dapat dibasuh dari
perbuatan yang sia – sia. Itulah yang dimaksud dengan baptisan air.
Baptisan air kalau dikaitkan dengan pola tabernakel terkena pada kolam
pembasuhan.
-
Yang ketiga: darah
Sebetulnya, kesaksian yang ketiga ini boleh juga disebut dengan baptisan
darah, tetapi rupa-rupanya, banyak orang Kristen tidak menerima kalau disebut dengan
baptisan darah, sebab anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan, tandanya
selain air adalah darah.
Kalau air dapat disebut baptisan air, mengapa darah tidak dapat disebut
dengan baptisan darah?
Semakin kita berlumuran darah, maka akan semakin terlihat tanda pertobatan.
Tetapi banyak orang tidak memahami hal ini, mereka hanya memahami baptisan
air, juga baptisan Roh.
Sesungguhnya, tidak salah kalau saya sebut baptisan darah, dan saya sudah
siap menerima resiko jika ada seseorang yang mencela hal ini, sebab ini bukan ajaran
sesat.
Semakin kita berlumuran darah dari ujung kepala sampai ujung kaki, berarti
seluruh anggota tubuh benar-benar bertobat.
Bertobat artinya; berhenti berbuat dosa dan tidak mengulanginya lagi, seperti 2 tangan dan 2 kaki yang terpaku tidak dapat berbuat apa – apa,
justru dari sanalah darah itu mengalir.
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, baptisan darah terkena pada
mezbah korban bakaran.
Mezbah à salib, sedangkan yang dipersembahkan di atas mezbah (kayu salib) adalah
pribadi Yesus Kristus, Dialah Anak Domba Allah yang disembelih, darah-Nya
tercurah (mengalir), sehingga tidak ada tubuh Yesus yang tidak berlumuran darah.
Saudaraku, darah adalah meterai dari perjanjian baru.
Yesus telah membatalkan perjanjian yang lama. Yesus telah minum dari cawan
Allah, Dia menanggung penderitaan di atas kayu salib, Dia diremukkan dengan
kesakitan, Dia ditikam karena pemberontakan dan kejahatan kita, seluruh badan
Yesus dilumuri oleh darah, supaya dengan demikian setiap anggota tubuh manusia berhenti
melakukan dosa.
Luka yang terakhir lambung Yesus ditombak, satu dari lima luka utama Yesus.
Artinya; segala dosa yang tersembunyi, yang masih bercokol di dalam hati,
telah disucikan oleh darah Yesus.
Siapa yang mampu menyucikan dosa yang bercokol di dalam hati, kalau bukan
darah Yesus?
Saudara mungkin terharu ketika melihat gambar Yesus disalibkan, tetapi pada
saat saudara menangis, apakah itu benar-benar mengalami pertobatan atau tidak?
Kalau menangis tanpa pertobatan, itu hanyalah luapan hati saudara, itu hanyalah
perasaan saudara.
Biarlah hal ini dimengerti dengan baik. Kiranya daging / seluruh tubuh semuanya
dilumuri oleh darah / mengalami baptisan darah sebagai salah satu kesaksian di
bumi.
Sekarang, kita kembali memperhatikan ...
Yohanes 8: 18-19
(8:18) Akulah yang
bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi
tentang Aku.
(8:19) Maka kata
mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik
Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku,
kamu mengenal juga Bapa-Ku."
Orang banyak, terkhusus orang-orang Farisi, tidak mengenal Bapa karena
tidak menerima kesaksian yang dikerjakan oleh Yesus sebagai terang dunia (tidak
menerima kesaksian dari surga).
Berarti, jikalau tidak menerima kesaksian Yesus / kesaksian dari Surga, maka
seseorang tidak akan menjadi kesaksian di bumi = tidak mengalami baptisan Roh,
air dan darah.
Tidak ada yang sampai kepada Bapa di sorga, kalau tidak melalui Anak. Yesus
Kristus Anak Allah, Dialah terang dunia, Dialah jalan, kebenaran dan hidup.
Barangkali kita sering berkata dan mengaku bahwa : “Tuhan Allah adalah Bapa”, apalagi di dalam pergumulan dengan cepat kita
berkata: “Bapa, inilah anaku”, tetapi
tidak menerima kesaksian Yesus, bagaimana mungkin doanya dikabulkan / diterima
oleh Bapa di sorga? Karena kita sendiri tidak mengenal Bapa di
surga karena tidak menerima kesaksian Yesus sebagai terang
dunia, sama seperti orang farisi.
Yohanes 8: 20
(8:20) Kata-kata itu
dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu
Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia,
karena saat-Nya belum tiba.
Semua yang dikatakan oleh Yesus, dikatakan Yesus DEKAT PERBENDAHARAAN yang
ada di dalam Bait Allah (ruangan suci).
Perbendaharaan berada di dalam rumah Tuhan, dan ini ada kaitannya dengan
sepersepuluh.
Dalam kitab Maleakhi 3:10 dikatakan: “bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendarahaan
supaya ada persediaan makanan di rumah Tuhan”.
Biarlah kita sekaliannya menjadi terang dunia karena mau menggembalikan apa
yang menjadi miliknya Tuhan yaitu
membawa persembahan sepersepuluh, supaya ada persediaan makanan di rumah Tuhan.
Kita telah menerima tiga kesaksian dari sorga dan tiga kesaksian dari bumi,
dan biarlah itu menjadi pengalaman hidup kita semua.
Dampak positif menjadi terang dunia.
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat
di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua
itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata
tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah, yang diutus ke seluruh bumi.
Artinya; apabila menjadi terang akan menjadi kesaksian di atas muka bumi.
Zakharia 4: 6, 10
(4:6) Maka
berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya:
Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku,
firman TUHAN semesta alam.
(4:10) Sebab siapa
yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria
melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN,
yang menjelajah seluruh bumi."
Ketujuh mata Tuhan menjelajah seluruh bumi, artinya; apabila anak-anak
Tuhan menjadi terang, maka akan menjadi kesaksian di atas muka bumi, di manapun
saya dan saudara menjelajah, di manapun saya dan saudara berada duduk dan
berdiri.
Sekarang, kita lihat ayat 11 ...
Zakharia 4: 11-14
(4:11) Lalu
berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di
sebelah kanan dan di sebelah kiri kandil ini?"
(4:12) Untuk kedua
kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun
yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya
itu?"
(4:13) Ia menjawab
aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku:
"Tidak, tuanku!"
(4:14) Lalu ia
berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan
seluruh bumi!"
Yang berdiri di sebelah kanan dan kiri kaki dian, itulah kedua pohon zaitun,
pribadi yang diurapi yang menjadi kesaksian di atas muka bumi. Kalau saya dan
saudara menjadi terang maka kita akan menjadi kesaksian.
Jika pada awalnya Zakharia tidak memahami apa yang dia lihat, akhirnya
Tuhan memberi pengertian.
Biarlah kita betul-betul hidup di dalam terang, terang itulah hidup
manusia, supaya saya dan saudara menjadi kesaksian, artinya; hidup menjadi
berarti di manapun kita berada, baik di Yerusalem, di Yudea, di Samaria, sampai ke ujung bumi.
Saya kira kita rindu supaya orang yang jauh, orang yang belum mengenal
Yesus Kristus percaya kepada Dia dan mengenal Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Sekarang kita lihat; DUA POHON ZAITUN YANG MENJADI KESAKSIAN.
Wahyu 11: 3-6
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua
saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh
hari lamanya.
(11:4) Mereka adalah
kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta
alam.
(11:5) Dan jikalau ada
orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api
dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang
yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka
mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka
bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas
segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka
menghendakinya.
Dua pohon zaitun; MUSA dan ELIA, nantinya akan menjadi kesaksian selama
1260 hari lamanya.
Kemudian saudaraku, jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah
api dari mulut mereka (Elia), kemudian segala air menjadi darah, itulah yang
diperbuat oleh Musa, sebagaimana tulah pertama dari sepuluh tulah yang
diperbuat oleh Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir.
Bayangkan, kalau kita menjadi kesaksian, tabiat daging, perbuatan daging
dihanguskan oleh karena kesaksian hidup. Tidak perlu banyak bicara akan
menghanguskan tabiat daging dengan segala keinginan-keinginannya.
Air berubah menjadi darah, itu adalah baptisan air; satu dalam kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus, menjadi manusia baru.
Orang lain berubah menjadi baru, yang lama berlalu. Jangan membangkit -
bangkitkan dosa terhadap orang lain, tetapi jadilah pohon zaitun, jadilah
kesaksian, supaya tabiat daging orang-orang yang di sekitar kita dihanguskan,
dan orang yang di sekitar kita berubah menjadi manusia baru dan bertobat. Air
dan darah adalah tanda kelahiran baru.
Jangan lagi menggunakan cara yang lama; melayani tetapi tidak menjadi
terang, tidak menjadi kesaksian, sehingga menimbulkan hawa nafsu dosa bagi
orang lain.
Dalam kitab Ulangan 25:4 dikatakan; “jangan engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik”.
Saat ini kita sedang dalam pengirikan, supaya gandum terpisah dari sekam lalu
dikumpulkan di dalam lumbu-Nya. Oleh sebab itu, jangan tolak firman Tuhan
terlebih pada malam ini dan jangan bersungut-sungut bila menerima nasihat dan
terguran firman Tuhan.
Lembu-lembu telah disembelih sebagai korban penghapus dosa, jangan memberangus lembu yang sedang
mengirik.
Perkataan dari Elia menghanguskan tabiat daging, perbuatan dari Musa merubah
orang lain menjadi baru. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment