IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 19 FEBRUARI 2014
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 02)
Subtema: YANG “JAUH” MENJADI “DEKAT” TANDA ADANYA
DAMAI SEJAHTERA YANG DICIPTAKAN OLEH SALIB KRISTUS
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kebaikan dan kemurahan hati Tuhan, kita boleh
berada di rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus
mempersembahkan segala korban di tempat yang Tuhan pilih, itulah gunung Sion,
rumah Allah Yakub.
Sebelum kita memperhatikan surat Paulus kepada jemaat di
Kolose, terlebih dahulu saya mengatakan; Rasul Paulus menulis surat sebanyak 14
surat. 10 surat kepada sidang jemaat di Asia kecil, 3 surat kepada perorangan
(pribadi Timotius, Titus, Filemon), dan yang terakhir kepada orang Hebrew
(orang Ibrani).
Ciri penulisan surat Paulus diawali dengan kata “salam”,
baik kepada 10 sidang jemaat di Asia kecil maupun kepada perorangan, tetapi
surat yang ditulis kepada orang Hebrew (Ibrani), tidak diawali dengan kata
salam.
Hal ini perlu kita ketahui, supaya kita dapat
membandingkan alasan penulisan Rasul Paulus ini.
Terlebih dahulu kita melihat ...
Ibrani 1: 1
(1:1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan
dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan
nabi-nabi,
Pada zaman dahulu, pada zaman nabi-nabi, Allah berulang
kali berbicara kepada nenek moyang bangsa Israel dengan perantaraan nabi-nabi.
Berbicara berulang kali menunjukkan bahwa bangsa Israel
juga berulang kali melakukan dosa kejahatan.
Itu sebabnya, kalau Tuhan berulang kali berbicara kepada
nenek moyang bangsa Israel dengan perantaraan nabi-nabi, tentu karena bangsa
Israel berulang kali melakukan kesalahan.
Andaikata bangsa Israel tidak berulang kali melakukan
kesalahan, maka Tuhan pun tidak akan berulang-ulang berbicara kepada nenek
moyang bangsa Israel.
Sesungguhnya, perkataan-perkataan yang keluar dari mulut
Allah tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi berhubung bangsa Israel melakukan
kesalahan-kesalahan, maka otomatis Tuhan berulang kali berbicara kepada nenek
moyang bangsa Israel dengan perantaraan para nabi.
Kalau kita perhatikan 1 Korintus 10: 1 dan seterusnya, di
mana bangsa Israel terus menerus mengulangi kesalahan-kesalahan, sampai
akhirnya bangsa Israel tiba di tanah Kanaan pun bangsa Israel juga melakukan
kesalahan, melangkahi titah Tuhan, menajiskan perjanjian nenek moyang bangsa
Israel.
Oleh sebab itu, kita dapat memahami, mengapa penulisan
Rasul Paulus kepada orang Ibrani ini tidak diawali dengan kata “salam”, karena
bangsa Israel sendiri adalah umat kepunyaan Allah, umat pilihan Allah, umat
yang dikhususkan, sehingga tidak perlu ada kata-kata salam. Namun, Rasul Paulus
mengingatkan kembali akan kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh nenek moyang
bangsa Israel ini supaya jangan terulang kembali.
Kemudian, ketika Allah berbicara kepada bangsa Israel
berulang kali, juga dalam pelbagai cara; dengan cara yang halus, dengan cara
yang lemah lembut, dengan cara ketegasan, dengan cara disiplin.
Intinya; dengan kasih sayang dan kasih setia, Tuhan
berbicara kepada bangsa Israel.
Tetapi mereka terus berulang kali melakukan kesalahan.
Bagaimana dengan kita malam hari ini?
Ibrani 1: 2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada
kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang
ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia
duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Pada zaman dahulu (para nabi), Allah berbicara kepada
nenek moyang bangsa Israel dengan perantaraan nabi-nabi, namun kita melihat,
bangsa Israel berulang kali melakukan kesalahan.
Di zaman akhir ini, Allah berbicara kepada kita dengan
perantaraan anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus.
Sebab oleh Dia (Yesus Kristus) Allah telah menjadikan
alam semesta, langit bumi dan segala isinya, menunjukkan bahwa Yesus tidak
pernah gagal di dalam mengerjakan pekerjaan-Nya, cukup satu kali Dia disalibkan
untuk melakukan kehendak Allah Bapa.
Setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa di atas kayu
salib, selanjutnya Ia duduk di sebelah kanan yang Maha Besar, di tempat yang
maha tinggi. (Markus 16:19)
Kalau seorang pelayan/hamba Tuhan/imam mampu
menyelesaikan pekerjaan Allah dengan baik, maka sudah pasti memperoleh
kedudukan yang baik, berbeda dengan mereka yang tidak mampu mengerjakan
pekerjaan Allah, mereka yang tidak mampu melakukan kehendak Allah, kedudukan
mereka tidak akan aman / tidak tenang.
Di sini kita melihat pribadi Yesus dalam tiga hal;
-
Ia adalah
cahaya kemuliaan Allah
2 Korintus 4:4
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang
adalah gambaran Allah.
Yesus Kristus adalah cahaya
kemuliaan Allah, karena Dia adalah cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang
adalah gambaran Allah.
Namun mereka, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman yaitu; orang – orang yang tidak
percaya tidak akan melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus itu = tidak mendapatkan pembukaan rahasia Firman Tuhan =
tetap dalam dosanya, berujung kepada maut.
-
Gambar
wujud Allah
Sesungguhnya
manusia diciptakan menurut gambar dan wujud Allah, tetapi oleh karena dosa yang
diperbuat Adam dan Hawa, gambar dan rupa Allah menjadi rusak, dan dosa itu
menjalar kepada kita sampai sekarang
Berarti
supaya kembali kepada gambar dan wujud Allah, biarlah kita memperhatikan apa
yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.
Selama
dosa itu terus berlangsung dikerjakan, dilakukan oleh setiap orang, maka gambar
dan rupa/wujud yang terlihat persis seperti setan, baik perbuatan, cara
berbicara yang bercabang, menjalar dengan dagingnya sehingga penuh dengan
liku-liku, semuanya persis seperti setan.
Sebagai
gambar wujud Allah, Yesus Kristus diutus ke dunia untuk mengembalikan citra
Allah, gambar wujud Allah
-
Menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan
Segala
sesuatu ditopang oleh kuasa firman Tuhan; sebab firman Allah sanggup mengadakan
yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali (Roma 4: 17).
Inilah
kekuatan yang dimiliki oleh Yesus Kristus karena
Dia sendiri adalah firman Allah.
Memperhatikan apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, berarti memperhatikan
firman Tuhan, yang menopang segala sesuatu.
Injinkanlah firman itu mengerjakan hidup saya dan saudara sehingga firman itu sendiri menopang dalam segala sesuatu.
Kolose 1:16
(1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga
dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Di dalam Dialah telah
diciptakan segala sesuatu, baik yang ada di surga dan yang dibumi, segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Kembali saya katakan;
Kalau surat yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada
orang Ibrani tidak
diawali dengan kata “salam”, tujuannya; mengingatkan
kembali kegagalan nenek moyang bangsa Israel supaya hal itu jangan terulang lagi
dan supaya bangsa Israel melihat apa yang telah dikerjakan Yesus Kristus.
Kita kembali melihat surat Paulus kepada sidang jemaat di
KOLOSE, yang diawali dengan (perikop/judul): “SALAM”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, SALAM memberi arti;
-
Damai
Berarti,
salam damai sejahtera.
-
Hormat
Berarti,
salam hormat.
Dalam bahasa Ibrani, salam = shalom, yang memberi arti; salam damai sejahtera.
Dan memang, seorang hamba Tuhan harus membawa damai
sejahtera di manapun ia berada, jangan seperti Yudas; berkata “shalom”,
tetapi ciumannya penuh dengan kemunafikan, penuh dengan kebencian.
Membawa damai sejahtera = menjadi pendamaian.
SEBAGAI PEMBUKTIAN;
Kolose 1: 1-2
(1:1) Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak
Allah, dan Timotius saudara kita,
(1:2) kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya
dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu.
Kita akan mengutip penulisan Rasul Paulus pada ayat yang
kedua, dikatakan: “damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu”
Itulah kerinduan dari pada Rasul Paulus kepada sidang
jemaat di Kolose, terlebih mereka yang hidup dalam kekudusan dan yang percaya
kepada Kristus.
Sekarang kita lihat ...
Lukas 2: 10-14
(2:10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan
takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa:
(2:11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu
Kristus, Tuhan, di kota Daud.
(2:12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai
seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
(2:13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan
malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
(2:14) "Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya."
Setelah malaikat memberitahukan peristiwa tentang
lahirnya Yesus Kristus, di kota Daud, kepada para gembala, kemudian sebelum
malaikat terangkat ke sorga, malaikat itu berkata:
-
Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang mahatinggi
-
damai
sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya
Berarti,
kehadiran Yesus di bumi membawa damai sejahtera karena Yesus Kristus sendiri
adalah damai sejahtera itu.
Untuk menguatkan ayat ini ...
Yesaya 9: 5
(9:5) Sebab seorang anak telah
lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk
kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Yesus Kristus telah lahir untuk kita, seorang Putera
telah diberikan untuk kita, Dialah Raja
Damai.
Yesaya 9: 6
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak
akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam
kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai
selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
Sebagai seorang Raja, Dia adalah Raja yang berkuasa,
bahkan besar kekuasaan-Nya.
Namun tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya damai
sejahtera tidak berkesudahan di atas takhta Daud.
Ini yang patut kita syukuri, karena dasar dari kerajaan-Nya
adalah KEBENARAN dan KEADILAN.
Roma 14: 17
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman, bukan soal
perkara lahiriah, tetapi Kerajaan Allah soal KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA dan
SUKACITA oleh Roh Kudus.
Roma 14: 18-19
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara
ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
(14:19) Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk
saling membangun.
Barangsiapa melayani dengan sistem Kerajaan Allah, di
mana di dalamnya ada kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus,
selain dikenan oleh Allah, juga dihormati oleh manusia.
Dalam Lukas 2: 14 dikatakan: “damai sejahtera di bumi
di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya”, di sini juga dikatakan: “barangsiapa melayani Kristus
dengan cara ini, ia berkenan pada
Allah dan dihormati oleh manusia”
Oleh sebab itu, biarlah kita mengejar apa yang
mendatangkan damai sejahtera itu, sebab berguna untuk saling membangun.
Kalau seseorang tidak hidup di dalam damai sejahtera,
maka ia tidak akan mampu membangun sesamanya.
Tadi dikatakan, bahwa; Yesus adalah Raja Damai dan damai
sejahtera tidak berkesudahan.
Sekarang kita perhatikan ...
Efesus 2: 13-16
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang
dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
(2:14) Karena Dialah
damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan
mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala
perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru
di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu
tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Darah salib Kristus menciptakan damai sejahtera, sebab
oleh karena mati-Nya Yesus di atas kayu salib, Ia telah merubuhkan tembok
pemisah, yaitu perseteruan.
Jadi, tembok pemisah antara satu dengan yang lain adalah
perseteruan, dan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sudah dirubuhkan oleh darah
salib Kristus, sehingga terciptalah kesatuan antara orang kafir (orang tak bersunat)
dan orang Yahudi (orang bersunat dan yang memiliki hukum Taurat).
Ini juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari; kalau kita
masing-masing tinggikan salib Kristus, maka tembok pemisah, yaitu perseteruan,
itu akan rubuh, maka terciptalah damai sejahtera di antara manusia yang
berkenan kepada-Nya.
Terbuktilah perkataan terakhir dari malaikat sebelum ia
naik ke sorga: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya”
Adapun tembok pemisah yaitu perseteruan, antara kafir dengan Yahudi
adalah HUKUM TAURAT.
Hukum
Taurat berarti tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya;
kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari
hukuman (tanpa pengampunan).
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai
orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat
oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang
dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang
dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi
"dekat" oleh
darah Kristus.
Oleh karena darah salib Kristus/karena kematian Yesus
Kristus di atas kayu salib, kita yang dahulu “JAUH” sudah menjadi “DEKAT”,
bahkan lebih dari pada itu, kafir dan Israel telah disatukan, menjadi satu
kesatuan menjadi anggota-anggota tubuh Kristus.
Dahulu, orang kafir tidak menerima janji dari Allah / tidak memiliki ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia ini, tidak memiliki Kristus.
Kalau bukan karena salib Kristus, maka saya dan saudara
terpisah, tidak akan terwujud kesatuan. Oleh karena darah salib Kristus, Dia
memberi damai sejahtera, sebab tidak ada lagi perseteruan, tidak ada lagi
tembok pemisah, yang jauh menjadi dekat.
Berarti damai sejahtera itu adalah kasih Allah di dalam
pribadi Yesus Kristus.
Efesus 2: 16
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan
pada salib itu.
Jadi, kafir dan Israel keduanya diperdamaikan di dalam
satu tubuh (itulah tubuh Kristus) kepada
Allah dengan melenyapkan
perseteruan, oleh
salib Kristus.
Mari, satu dengan yang lain masing-masing menyangkal diri dan memikul salibnya supaya terwujudnya
kesatuan tubuh Kristus, yaitu menjadi mempelai wanita Tuhan.
Efesus 2: 17
(2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang
"dekat",
Yesus
datang ke bumi untuk memberitakan damai sejahtera; maka baik yang “jauh” maupun yang “dekat”, sama-sama menerima damai sejahtera.
Biarlah kita senantiasa membawa berita pendamaian di
manapun kita berada untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, sekaligus
membawa jiwa-jiwa masuk ke dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan,
sama-sama kita menerima firman pengajaran mempelai, yang adalah berita
pendamaian.
Pendeknya;
Damai sejahtera tercipta oleh darah salib Kristus,
sebagai kebenaran yang sejati, kebenaran yang datang dari atas, dari sorga,
dari Allah.
Kita sudah melihat damai sejahtera yang dikerjakan oleh
firman Allah.
Sekarang kita melihat; DAMAI SEJAHTERA YANG DIKERJAKAN
OLEH ROH KUDUS.
Efesus 2: 18
(2:18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
Selanjutnya, kedua belah pihak hidup dalam satu Roh, yang bersumber dari Roh yang satu dan yang sama
itu, itulah Roh Allah untuk beroleh jalan masuk kepada Bapa di sorga.
Yohanes 16: 7-8, 13
(16:7) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
(16:8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
(16:13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya
itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang
akan datang.
Selanjutnya, Yesus harus pergi meninggalkan 12 murid dan
itu jauh lebih baik, sebab jikalau Yesus tidak pergi (kembali ke rumah Bapa di
sorga), maka Penghibur itu tidak akan datang.
Tetapi kalau Ia pergi, Ia akan mengutus Penghibur itu
untuk menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Selanjutnya, Roh Penghibur akan memimpin
dalam seluruh kebenaran.
Oleh karena Roh Kudus (Roh Penghibur), maka dunia
diinsafkan akan dosa, dan di situlah tercipta damai sejahtera.
Yohanes 14: 16-18
(14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang
lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak
melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai
kamu dan akan diam di dalam kamu.
(14:18) Aku tidak akan
meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.
Sekalipun Yesus harus pergi meninggalkan dunia ini untuk
sesaat lamanya, tetapi Dia tidak meninggalkan kita sebagai yatim piatu,
Dia mengutus Roh Penghibur, Roh Penolong, Roh Kebenaran sampai selama-lamanya.
Oleh karena Roh yang diutus inilah dunia diinsafkan akan
dosa supaya dunia tetap dalam damai sejahtera.
Yohanes 16: 32-33
(16:32) Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa
kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan
Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
(16:33) Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu
beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan,
tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Semuanya itu telah dikatakan oleh Yesus kepada 12 murid
supaya mereka beroleh damai sejahtera di dalam Yesus Kristus.
Jadi, Yesus Kristus meyakinkan 12 murid. Memang Dia harus
pergi, seperti dikatakan dalam Yohanes 16: 17, Sebab jikalau Aku
tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku
pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Kesimpulannya;
Kebenaran firman yang letaknya pada salib Kristus
mendatangkan damai sejahtera dan Roh Kudus yang menginsafkan dosa itu juga
mendatangkan damai sejahtera.
Dan semua itu telah dikatakan-Nya kepada 12 murid, supaya
mereka jangan takut lagi sekalipun dalam penderitaan.
Ciri-ciri damai
sejahtera.
Kolose 1: 2
(1:2) kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya
dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera
dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu.
Diawali dengan KASIH KARUNIA.
Perlu
untuk diketahui; damai sejahtera diawali dengan kasih karunia.
1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita
pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu
kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung
adalah kasih karunia.
Jika karena berbuat baik dan karena itu seseorang harus
menderita, maka itu adalah kasih karunia kepada Allah.
1 Petrus 2: 21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus
pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya
kamu mengikuti jejak-Nya.
Sebagai orang-orang yang dipanggil di dalam Kristus,
kiranya saya dan saudara mengikuti jejak-Nya, yaitu menanggung penderitaan yang
tidak harus Ia tanggung supaya kita sekaliannya hidup oleh karena kasih karunia, kasih
karunia tidak bermegah atas yang lain yaitu; tidak bermegah atas harta,
kekayaan, uang, dan kelebihan – kelebihan yang dimiliki.
Hidup kita ini adalah hidup karena kasih karunia, bukan
karena gagah hebat kita, sekali
lagi saya katakan hidup ini semua
karena kemurahan hati Tuhan saja.
Sebaliknya, mereka yang tidak mau menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung, berarti tidak hidup dalam kasih karunia, persis
seperti orang-orang dunia (manusia duniawi), menjalankan hidupnya secara manusia duniawi, hidup menurut
akal pikiran secara manusiawi.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran yang sejati, yang terletak pada SALIB KRISTUS. Dia telah menanggung
penderitaan yang tidak harus Ia tanggung.
Jadi, damai sejahtera itu selalu diawali dengan kasih
karunia. Dan damai sejahtera tidak akan tercipta kalau tidak diawali dengan
kasih karunia.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment