IBADAH RAYA MINGGU, 09 FEBRUARI 2014
Tema: JEMAAT
DI SARDIS (dari Wahyu 3: 1-6)
(Seri 04)
Tema: BANGUNLAH, HAI KAMU YANG TIDUR!
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan kita.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan kita.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus mempersembahkan segala korban kepada
Tuhan, sehingga ibadah ini mengandung janji dan kuasa.
Kita patut bersyukur, bahwa kita berada di tempat yang
Tuhan pilih, di gunung Sion, di rumah Allah Yakub, dari sanalah pengajaran itu
keluar.
Gunung Sion tegak berdiri di hulu gunung-gunung,
menjulang tinggi di atas bukit-bukit, mengatasi segala persoalan.
Kiranya itu terjadi, sampai kita benar-benar menjadi
kesaksian, menjadi terang di tengah-tengah dunia ini.
Kembali kita memperhatikan sidang jemaat di Sardis dari
Wahyu 3: 1-6, namun kita hanya membaca ayat 1-2 saja.
Wahyu 3: 1-2
(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang
itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau
dikatakan hidup, padahal engkau mati!
(3:2) Bangunlah,
dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku
dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
Pada minggu yang lalu saya telah menyampaikan: “engkau
dikatakan hidup, padahal engkau mati!”
Dalam Roma 8, rohlah yang memberi hidup, daging itu mati.
Jadi, Roh Allah itu kehidupan, sedangkan daging / tubuh
itu mati, binasa karena dosa.
Oleh sebab itu, kita perhatikan pada ayat 2, dengan jelas
Tuhan berkata: “... tidak satu
pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku”
Hal ini mengerikan sekali tentunya, dari sekian banyak
pekerjaan yang dikerjakan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan, satu pun tidak didapati sempurna, ini adalah suatu keanehan.
Kembali saya mengatakan; dari sekian banyak pekerjaan
yang dikerjakan oleh sidang jemaat di Sardis, tidak satu pun sempurna, berarti
tidak satu pun berkenan di hadapan Tuhan.
Oleh sebab itu, Tuhan dengan kasih sayang, kasih setia-Nya
yang abadi menghimbau sidang jemaat di Sardis dengan satu kata, yaitu: “Bangunlah”
- Dalam ejaan lama: “Berjagalah”,
- kemudian dalam
bahasa batak: “Tarsunggul
ma ho”, artinya; bangunlah kamu,
-
sedangkan dalam bahasa
Inggris (NKJV): “Be
watchful”, yang artinya;
terjaga dari tidur.
Kesimpulannya; bangunlah, berarti bangkit dari tidur,
bangkit dari keterpurukan, supaya jangan dikatakan hidup padahal mati.
Langsung saja kita melihat ...
Efesus 5: 14
(5:14) Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai
kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas
kamu."
Itulah sebabnya firman Allah mengatakan:
-
Bangunlah,
hai kamu yang tidur
-
Bangkitlah
dari antara orang mati
Orang mati gambaran dari orang yang terpuruk karena hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging sehingga
untuk Tuhan ia tidak
dapat berbuat apa-apa, hal ini harus dipahami dengan baik.
Amsal 6: 4-5
(6:4) janganlah
membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;
(6:5) lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan,
seperti burung dari pada
tangan pemikat.
Di sini dengan jelas dikatakan: “janganlah membiarkan
matamu tidur”, berarti; kelopak mata tidak menutupi bola mata.
Kelopak mata itu adalah daging yang menutupi bola mata.
Jadi, jangan dibiarkan hal itu terjadi.
Daging dengan segala hawa nafsunya jangan dibiarkan
menutupi mata, supaya kita dapat melihat kemuliaan Allah yang akan dinyatakan.
Oleh sebab itu berusahalah
untuk melepaskan diri, seperti;
-
“Kijang
dari pada tangkapan”, supaya tidak binasa.
Kalau
kijang dapat ditangkap oleh si pemburu, selanjutnya kijang tersebut akan
disembelih, dipotong-potong (dijagal) =
binasa.
-
“Burung
dari tangan pemikat”, sehingga tidak terbang bebas.
Kalau
burung tertangkap oleh si pemikat, maka burung akan terus berada di sangkarnya yang memberi arti, tidak adanya kebebasan untuk melayani Tuhan, tidak ada kebebasan untuk
memuji Tuhan, tidak ada kebebasan untuk berkarya bagi Tuhan sampai kapanpun.
Kalau kita
perhatikan dalam ktiab Yesaya 14: 17, pekerjaan dari pada iblis setan, selain
menjadikan dunia ini gersang, juga menghancurkan kota-kotanya, orang-orangnya
juga dibuat terkurung, tidak dapat pulang ke rumah. Itulah pekerjaan dari iblis
setan; mengikat, membelenggu, sehingga tidak dapat beribadah dan melayani
Tuhan.
Bangunlah berarti bangkit
dari tidur,
dari segala keterpurukan, supaya
kita dapat melihat cahaya kemuliaan Kristus, jangan sampai mata ditutupi oleh
daging dengan segala hawa nafsu supaya kerohanian tidak tertidur.
Amsal 6: 9-10
(6:9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?
Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
(6:10) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar
lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" --
Pekerjaan dari si pemalas; “Tidur sebentar lagi,
mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring”
Artinya; tidak ada aktivitas, tidak ada usaha untuk
melepaskan diri dari segala ikatan, seperti kijang dari tangan si pemburu,
seperti burung dari tangan si pemikat = tidak ada ibadah pelayanan, karena membiarkan
kerohanian tertidur / terpuruk.
SEDIKIT KESAKSIAN;
Saya memiliki saudara yang memiliki anak perempuan.
Beberapa anak perempuannya mati karena penyakit TBC. Saya perhatikan dia tidak
memiliki usaha supaya lekas sembuh, ia hanya tidur di kamar, terpuruk dan terus
terpuruk, sampai akhirnya ia mati.
PERHATIKAN;
Jangan biarkan kerohanian tertidur, jangan biarkan
kerohanian berada dalam suasana terpuruk.
Amsal 6: 11
(6:11) maka datanglah
kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang
bersenjata.
Akhirnya, 2 hal
menimpa si pemalas (kerohanian yang terpuruk) tersebut;
-
datanglah
kemiskinan seperti seorang penyerbu
Kalau
kemiskinan datang seperti seorang penyerbu, maka yang diserbu tidak dapat
berbuat apa-apa, selain bingung, kacau, carut marut, keadaan tidak menentu, ia
hanya bisa pasrah saja, ujung – ujungnya stress
-
kekurangan
seperti orang yang bersenjata
Kekurangan
itu datang seperti orang yang bersenjata.
Kalau seandainya
ada orang bersenjata lalu tiba-tiba menodongkan senjatanya kepada
orang yang tidak ada persiapan, apa yang bisa ia perbuat? Tentu tidak ada, selain hanya bisa pasrah saja dan menjadi tawanan.
Pendeknya; ORANG YANG MALAS ITU LEMAH TIDAK BERDAYA (stress dan menjadi tawanan) oleh karena KEMISKINAN dan KEKURANGAN.
Itu sebabnya dalam kitab Pengkotbah: hikmat orang miskin
tidak didengar oleh siapa pun, karena ia tidak berdaya.
Perhatikanlah firman ini dengan baik, aplikasikanlah
mulai dari dalam rumah, supaya kita layak untuk melayani Tuhan. Kalau tidak,
dari sekian banyak pekerjaan yang kita kerjakan, satu pun tidak berkenan di
hadapan Tuhan.
Kita lihat; KESAMAAN DARI SI PEMALAS.
Amsal 24: 30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur
orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju,
dan temboknya sudah roboh.
Ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak
berakal budi;
-
ditumbuhi
onak
Onak
adalah sejenis rotan yang berduri.
Artinya;
hati yang selalu menusuk, menyakiti.
-
tanahnya
tertutup dengan jeruju
Jadi, permukaan tanah/ladang itu tertutupi dengan jeruju yaitu semak
duri, di mana batang dan daunnya berduri.
Siapa yang
bisa melewati tanah yang seluruhnya ditumbuhi jeruju, siapa yang dapat berada
di tengah-tengah ladang itu kalau seluruh tanahnya ditumbuhi jeruju?
-
temboknya
sudah roboh
Berarti,
tidak ada lagi penjagaan, tidak ada lagi pembelaan, tidak ada lagi pemeliharaan
dari Tuhan, itulah ladang si pemalas.
Keadaan yang semacam ini sangat
memprihatinkan, karena, tidak ada lagi pembelaan, perlindungan, penjagaan dari
Tuhan, sehingga dengan demikian, binatang buas, binatang liar akan merusak,
seluruh hasil ladang dan merusak kebun anggur.
Oleh sebab itu, kerajianan kita jangan menjadi kendor di
tengah-tengah ibadah pelayanan ini, jangan malas! Biarlah roh kita
bernyala-nyala di tengah ibadah pelayanan ini, apapun pekerjaan yang Tuhan
percayakan, kiranya kita mau memikul tanggung jawab itu di atas pundak kita masing-masing,
supaya kita berarti di hadapan Tuhan.
Kalau tidak, persis seperti hamba yang ketiga,
dipercayakan tuannya hanya satu talenta saja, namun ia sembunyikan di dalam
tanah, ia mengubur talentanya.
Mengubur / menyembunyikan talenta dalam tanah berarti segambar serupa dengan debu tanah yang hina.
Sedangkan dalam kitab Kejadian 3, Tuhan berfirman kepada
ular: debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu
Berarti, orang yang tidak melayani Tuhan adalah makanan
dari ular, gambaran dari iblis setan, yaitu roh jahat dan roh najis,
pahamilah ini.
Jadi, jangan bersungut-sungut di saat melayani Tuhan seolah-olah Tuhan membebani
kita dengan pelayanan yang
dipercayakan di atas pundak kita, sesuai dengan karunia-karunia yang kita
peroleh, justru Tuhan mau mengangkat kita dari debu tanah yang hina, membebaskan kita dari mata ular.
Mulai dari sejak
sekarang giatlah dalam
melayani Tuhan, biarlah kita melayani dengan roh yang bernyala – nyala, dan
kerajinan itu tidak menjadi kendor, jangan malas sampai akhinya pada masa
antikris kita tertolong.
Sekarang, Tuhan
melihat tanah hati kita, apakah ditumbuhi oleh onak atau ditumbuhi oleh jeruju.
Ladang yang demikian temboknya sudah rubuh, tidak ada
penjagaan dari Tuhan.
Kerohanian yang seperti ini dekat sekali dengan kutuk
atau kematian. Sadar atau tidak sadar banyak orang Kristen yang mengalami
keadaan seperti ini.
Amsal 24: 32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku
melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk
tinggal berbaring,"
Orang yang lewat melintasi ladang si pemalas itu, ia
mengambil suatu kesimpulan / pelajaran dari ladang si pemalas, yaitu: “Tidur
sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal
berbaring,” artinya;
tanpa aktifitas dihadapan Tuhan.
Oleh sebab itu ...
Amsal 24: 34
(24:34) maka datanglah
kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan
seperti orang yang bersenjata.
Karena
tidak ada aktifitas, tidak melayani Tuhan, akhirnya;
-
datanglah
kemiskinan itu
digambarkan seperti seorang penyerbu yang sedang menyerbu.
Ketika
penyerbu datang menyerang, yang diserbu tidak dapat berbuat apa-apa selain bingung dan kacau.
-
datanglah
kekurangan yang
digambarkan seperti orang yang bersejata.
Ketika
seseorang memegang senjatanya lalu ditodongkan kepada si pemalas, ia tidak
dapat berbuat apa-apa selain pasrah saja.
Jalan
keluarnya.
Amsal
20: 13
(20:13) Janganlah menyukai tidur,
supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah matamu dan engkau akan makan sampai
kenyang.
“Janganlah
menyukai tidur”, berarti
bangun / bangkit dari tidur / dari ketererpuruk supaya saya dan saduara tidak
jatuh miskin.
Persamaannya;
kelopak mata jangan menutupi mata.
Malas
itu adalah tabiat daging, itulah kelopak mata yang menutupi bola mata.
Amsal 6:
6
(6:6)
Hai pemalas, pergilah kepada semut,
perhatikanlah lakunya dan jadilah
bijak:
Belajar
kepada SEMUT dan memperhatikan lakunya, tingkahnya, sifatnya, perbuatannya,
supaya saya dan saudara menjadi bijaksana.
Amsal 6:
7-8
(6:7)
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,
(6:8) ia menyediakan rotinya di musim
panas, dan mengumpulkan
makanannya pada waktu panen.
Tiga hal
yang terjadi yang diperbuat oleh semut:
-
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya
atau penguasanya
-
ia menyediakan rotinya di musim panas
-
mengumpulkan makanannya pada waktu panen
kalau
kita memperhatikan apa yang dilakukan oleh semut ini, maka saya dan saudara
menjadi orang yang bijak.
Biasanya
orang mau melakukan pekerjaan, kalau ada pemimpin, kalau ada pengatur, kalau
ada penguasa. Kalau tidak, ia akan berhenti, tidak melakukan kegiatan, itu
adalah orang malas.
Tetapi
semut tidak malas; tanpa pemimpin, tanpa pengatur / penguasa, dia tetap
bekerja, mengumpulkan roti di musim panas, mengumpulkan makanan pada waktu
panen.
Selanjutnya,
selain tanpa pengatur, pemimpin, penguasa, semut menggunakan waktu yang tepat
dalam setiap pekerjaannya.
Dia bisa
mengatur waktu, itulah orang bijak, tetapi orang malas tidak dapat mengatur waktunya, suka menyia-nyiakan waktu.
Ada
waktu untuk bekerja (ada waktu untuk melakukan aktivitas), tetapi orang malas: tidur sebentar lagi, mengantuk
sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.
Sewaktu
saya masih bersekolah SD (Sekolah Dasar), pada dinding / tembok ruangan kelas,
banyak dihiasi dengan tulisan: “time is money”,
artinya waktu adalah uang.
Waktu itu sangat penting, sangat berharga, dan barangsiapa
mengunakan waktu dengan baik itu adalah uang atau kekayaan.
Jangan
malu, jangan mengeraskan hati, ketika kita menerima nasihat firman, sebab kita
ini siapa dihadpan Tuhan.
Pergunakanlah
waktu dengan baik. semakin kita jauh melangkah, berjalan menyia-nyiakan waktu,
maka sedikit waktu / kesempatan bagi kita.
Mari kita lihat: 3 perbuatan dari
semut dan arti
rohaninya.
YANG
PERTAMA: biarpun tidak ada
pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya
Tidak
ada pemimpinnya, pengaturnya, penguasanya artinya; hidup dalam pimpinan Roh El
Kudus
Jadi,
sekalipun tanpa pemimpin secara lahiriah / jasmanI, namun kalau hidup dalam
pimpinan Roh-El Kudus, Roh itu sendiri yang mengajar dalam seluruh kebenaran.
1
Yohanes 2: 27
(2:27)
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari
pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi
sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak
dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya
kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Jikalau
hidup dalam Roh, maka Roh Kudus itu yang mengajar saya dan saudara dalam segala
sesuatu, dalam segala perkara, dan ajaran-Nya itu benar, tidak salah, tidak
dusta.
Oleh
sebab itu, seseorang yang hidup dalam pimpinan Roh kudus, ia tidak perlu diatur
oleh orang lain, sama seperti semut.
Pengurapan
itu penting, jaga dan rawatlah itu, jangan sampai mata ditutupi oleh daging,
dengan kata lain jangan hidup dalam hawa nafsu dan keinginanya, sebab daging itu
mati, roh yang memberi hidup (Roma 8)
Mari kita lihat: 3 perbuatan dari
semut dan arti
rohaninya.
YANG
KEDUA: ia menyediakan
rotinya di musim panas
Artinya;
hidup di dalam kebenaran firman Tuhan.
Sebagaimana
firman Tuhan mengatakan; “perhatikanlah
cara kamu mendengar.”
Saudaraku,
semut adalah salah satu bangsa yang kecil, lemah, tidak berdaya, tidak punya
kemampuan apa-apa, itu terlihat dalam diri Lazarus. Sebagai orang yang lemah,
kecil, tak berdaya, untuk menghilangkan rasa laparnya ia berbaring di bawah
meja orang kaya itu, dan mengumpulkan setiap remah-remah yang berjatuhan dari
meja orang kaya itu.
Mengumpulkan
setiap makanan yang berjatuhan dari meja orang kaya itu berarti menghargai
setiap ayat, setiap pasal firman Tuhan.
Sesungguhnya
kita ini bangsa yang kecil, lemah, tidak berdaya, tetapi liat, tidak kapok,
tidak jera melakukan dosa.
Berbanding
terbalik dengan semut; menyadari diri sebagai bangsa yang lemah dan kecil,
namun yang berusaha mengumpulkan makanannya pada waktu musim panas dan pada
waktu panen.
Kalau
saya dan saudara mengumpulkan roti / makanan, pasti setiap ayat, setiap firman
yang kita dengar, itu semua dikumpulkan, dan untuk mengumpulkan firman Tuhan
dibutuhkan kerendahan hati.
Seperti
Lazarus mengumpulkan makanan yang tercecer dari meja orang kaya itu, dia
berbaring di bawah meja orang kaya itu.
Demikian
juga Maria; dia tidak sibuk dengan segala perkara lahiriah, dia memilih bagian
yang terbaik, yaitu; duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengar firman Allah
(merendahkan diri dihadapan Tuhan).
Itulah
yang membuat seseorang berhasil, sesuai dengan Yesaya 55: 11, dikatakan: “demikianlah
firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan
sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil
dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Mari
kita intropeksi diri saat mendengar firman. Seperti apa hidup kita di hari-hari
sebelumnya. Ada orang disaat mendengar dan menerima firman Tuhan
sepertinya sungguh-sungguh tetapi hatinya berkecamuk, ada juga saat
mendengar firman Tuhan tetapi kosong / hampa, ada juga dengan sikap menantang,
itu semua adalah sikap yang salah saat
mendengar firman Tuhan.
Kalau
saya dan saudara rindu mengumpulkan makanan / firman Tuhan, ada ayat mengatakan: “perhatikanlah cara kamu mendengar.”
Mari kita lihat: 3 perbuatan dari
semut dan arti
rohaninya.
YANG
KETIGA: mengumpulkan
makanannya pada waktu panen
Musim
panen (musim panas), artinya; hidup dalam KASIH dan kemurahan Tuhan.
Dari
tiga pengertian ini, kita harus mengakui, bahwa seseorang harus belajar dari
semut dan memperhatikan lakunya, ia pasti bijaksana, dan itu harus kita akui.
Belajar
mengakui kasih dan kemurahan hati Tuhan, sebagai tanda orang-orang
bijaksana.
Kita
kembali membaca ...
Amsal 6:
6
(6:6)
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
Belajar
kepada semut dan memperhatikan lakunya untuk menjadi orang yang bijaksana, itu
dituliskan dalam Amsal 6: 6.
Dua
angka 6 bila disatukan, maka menjadi: 66.
66 à jumlah seluruh kitab yang tertulis dalam kitab suci.
Saudaraku,
jadilah bijaksana, perhatikan semut sebagai salah satu bangsa yang kecil,
perhatikanlah lakunya.
Perhatikanlah
firman Tuhan dari ayat ke ayat, dari pasal ke pasal, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, seluruhnya berjumlah 66 kitab.
Kelebihan orang bijak.
Matius
7:24-25
(7:24)
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama
dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25)
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Mendengar
dan melakukan firman Tuhan adalah orang bijaksana.
Kelebihan
orang yang bijaksana; mendirikan rumahnya di atas batu.
Batu à Kristus yang disalibkan /
korban Kristus
Saudaraku,
kalau rumah didirikan di atas batu ada kekuatan sehingga sekalipun ada ujian
namun rumah itu kuat, tidak rubuh ( ayat 25).
Adapun
ujian itu antara lain;
1. Turunlah
hujan à ujian yang datangnya dari atas yaitu; tipu
daya / tipu muslihat dari pada penghulu di udara
2. datanglah
banjir à ujian yang dari bahwah yaitu; roh
najis
3. angin melanda
rumah itu à ujian yang
berasal dari dari nabi – nabi palsu dengan
ajaran-ajarannya yang palsu oleh karena kelicikan mereka
Berkaitan
dengan SUPAYA MENJADI ORANG BIJAK ...
Efesus
5: 15-18
(5:15)
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal,
tetapi seperti orang arif,
(5:16)
dan pergunakanlah waktu yang
ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
(5:17)
Sebab itu janganlah kamu
bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
(5:18)
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu,
tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
Perhatikanlah
dengan saksama, bagaimana kita hidup;
-
Jangan seperti orang bebal, tetapi jadilah
seperti orag arif (orang bijaksana).
Orang bijaksana itu
mempergunakan waktu dengan baik, apalagi hari-hari ini adalah hari-hari yang
jahat sebagai tanda bahwa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Kasih sudah semakin dingin,
kejahatan sudah semakin bertambah-tambah, menandakan waktu kedatangan Tuhan
sudah tidak lama lagi.
Oleh sebab itu, pergunakanlah
waktu yang sudah tidak lama lagi. Kalau Tuhan memberi waktu, itu adalah panjang
sabarnya Tuhan, bukan karena yang lain. Perhatikanlah waktu yang Tuhan berikan
dengan baik.
Belajarlah dari nasihat firman,
supaya kita menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana, seperti semut.
-
Janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah
supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Supaya terlepas dari kebodohan
itu, berarti berusaha untuk mengerti kehendak Tuhan.
Kehendak Tuhan terletak pada
salib, di luar salib tidak ada kehendak Tuhan.
-
Janganlah kamu mabuk oleh anggur, tetapi
hendaklah kamu penuh dengan Roh
Artinya; jangan hidup menurut
hawa nafsu dan keinginan daging, jangan mabuk dengan segala perkara-perkara
daging, berarti hendaklah penuh dengan Roh / hidup dalam Roh.
Ada 9 buah Roh Kudus, yang
diawali dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, dan seterusnya, diakhiri dengan
penguasan diri. Hiduplah dalam Roh / penuh dengan Roh, sebab hukum
manapun tidak ada yang menentang sembilan buah Roh Kudus, sebaliknya, hidup
menurut hawa nafsu daging, dengan 15 tabiatnya; ditentang dan tidak berkenan
kepada Tuhan.
Kita lihat; PRIBADI YANG PENUH
DENGAN ROH
Efesus 5: 19-21
(5:19) dan berkata-katalah
seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani.
Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
(5:20) Ucaplah syukur
senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah
dan Bapa kita
(5:21) dan rendahkanlah dirimu
seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus..
Pribadi yang penuh dengan Roh
Kudus, terlihat jelas dengan tiga hal;
1.
Berkata-katalah seorang kepada
yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani = bernyanyi dan
bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Jadi, jangan berkata-kata
kepada orang lain dengan kata-kata yang lain, dengan kata-kata yang menyusahi
hati Tuhan.
Biarlah satu dengan yang lain
berkata-kata, bermazmur, ajak orang lain bernyanyi memuji Tuhan, himbau orang
lain menyembah, beribadah kepada Tuhan, itulah perkataan yang membangun. Oleh
sebab itu, penuhlah dengan Roh!
2.
Ucaplah syukur senantiasa atas
segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
Artinya; mengucap syukur dalam
segala sesuatu di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kepada Allah Bapa.
Mengucap syukur kepada manusia
tetapi tidak mengucap syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus, itu salah.
Kalau kita mengucap syukur di
dalam nama Tuhan Yesus Kristus, itu menunjukkan bahwa semuanya karena kemurahan
Tuhan, karena belas kasihan Tuhan, termasuk melayani Tuhan itu karena belas
kasih Tuhan, kemurahan Tuhan, salib Kristus di Joljuta.
3.
Rendahkanlah dirimu seorang
kepada yang lain di dalam takut akan Kristus
= satu dengan yang lain saling
merendahkan diri, dengan dasar takut akan Tuhan, takut akan Kristus.
Jadi, jangan merendahkan diri
dengan dasar supaya dilihat orang, supaya disukai orang, tetapi dasarnya adalah
karena takut akan Tuhan, berarti membenci segala kejahatan.
Lukas
22: 46
(22:46)
Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya
kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
Setelah
melihat murid - murid Yesus berkata; “mengapa
kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah”
Artinya;
berjaga – jaga lewat doa penyembahan selama satu jam, supaya kerohanian tidak
tidur terlepas dari kemalasan.
Peliharalah
itu, jangan malas, tekunlah berdoa selama satu jam, sebab roh itu penurut,
tetapi daging lemah.
Kita mau
segala sesuatunya baik, tetapi kenyataannya daging lemah, tidak berdaya.
Berarti supaya keadaan tetap baik, bangunlah, hiduplah di dalam doa penyembahan
selama satu jam / berjaga – jaga, jangan tidur, sehingga dengan demikian Tuhan
akan memberikan kekuatan yang ajaib.
Taman
Getsemani adalah awal dari proses penyaliban. Doa penyembahan adalah awal kita
sanggup untuk memikul tanggung jawab di atas pundak. Dari situlah awal mulanya,
Tuhan memberi kemampuan yang ajaib,
kekuatan yang ajaib untuk memikul salib, memikul tanggung jawab (pelayanan) sebagai kebenaran di hadapan
Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment