IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 FEBRUARI 2014
Tema: STUDY
YUSUF (Kejadian 37: 1-36)
(seri 69)
Subtema: TULANG
DAN DAGING ADALAH HASIL OPERASI (PEMBEDAHAN)
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh
karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk beribadah melayani Tuhan
malam hari ini sebagaimana biasanya, dan mempersembahkan korban kepada Tuhan,
dan kita patut bersyukur karena kita beribadah di tempat yang Tuhan pilih.
Beribadah
di tempat yang Tuhan pilih, berarti berada di gunung Sion, di rumah Allah
Yakub, dari sana keluar pengajaran.
Kita
kembali memperhatikan PRIBADI YUSUF dari kitab Kejadian 37, secara khusus malam
ini kita memperhatikan ayat 33-34.
Kejadian
37: 30-34
(37:30)
dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada
lagi, ke manakah aku ini?"
(37:31)
Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu
mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
(37:33)
Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang
buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
(37:34)
Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya
dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
Setelah
Yakub memeriksa jubah Yusuf, jubah yang maha indah itu, di mana jubah itu telah
dicelup dalam darah; BERKABUNGLAH YAKUB.
Kita
memperhatikan kata BERKABUNG.
Yesaya
24: 4
(24:4)
Bumi berkabung dan layu, ya, dunia merana dan layu, langit dan
bumi merana bersama.
Ketika
bumi berkabung, diikuti dengan kata layu. Demikian halnya ketika dunia merana
oleh karena perkabungan, juga diikuti dengan kata layu. Selanjutnya di sini
dikatakan langit dan bumi merana bersama.
Jadi,
ketika bumi dan dunia berkabung/merana selalu diikuti dengan kata layu.
Persamaan
kata layu adalah tidak berkembang. Ini adalah situasi orang yang berkabung;
kerohanian tidak berkembang, pelayanan tidak berkembang, segala sesuatu yang
berkaitan dengan ibadah pelayanan tidak berkembang, tidak maju.
Kondisi
yang semacam ini tentu sangat memprihatinkan sekali. Kalau kita mengikuti Tuhan
dari tahun ke tahun tanpa perkembangan, tentu sangat memprihatikan.
Kalau
kita perhatikan pohon yang rindang, akan menjadi tempat berteduh bagi
burung-burung. Sebaliknya kalau layu, ibadah pelayanan tidak berkembang; tidak
menjadi tempat perteduhan.
Yesaya
24: 5
(24:5)
Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang,
mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi.
Rupa-rupanya
bumi telah cemar karena tingkah laku penduduk bumi itu sendiri, di mana
penduduk bumi itu melanggar undang-undang yang telah ditentukan, selanjutnya
mengubah ketetapan-ketapan yang ada dan mengingkari perjanjian yang abadi,
persis seperti bangsa Israel; setelah menduduki tanah Kanaan, tanah yang
dijanjikan itu, mereka menajiskan perjanjian nenek moyang mereka, sebab umat
Israel tidak setia kepada isteri masa muda mereka.
Yesaya
24: 7
24:6
Sebab itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat
hukuman; sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal
sedikit.
(24:7) Air
anggur tidak menggirangkan lagi, pohon anggur merana, dan semua orang yang
bersukahati mengeluh.
Sebab
itu, sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman,
sehingga, bagi orang yang berkabung, kesukaan-kesukaan dari sorga (air anggur)
tidak lagi menggirangkan hati, melainkan semua orang yang bersuka hati justru
mengeluh.
Yesaya
24: 8-11
(24:8) Kegirangan
suara rebana sudah berhenti, keramaian orang-orang yang beria-ria
sudah diam, dan kegirangan suara kecapi sudah berhenti.
(24:9) Tiada
lagi orang minum anggur dengan bernyanyi, arak menjadi pahit bagi
orang yang meminumnya.
(24:10) Kota
yang kacau riuh sudah hancur, setiap rumah sudah tertutup, tidak
dapat dimasuki.
(24:11)
Orang menjerit di jalan-jalan karena tiada anggur, segala sukacita
sudah lenyap, kegirangan bumi sudah hilang.
Ada 9
hal yang terjadi oleh karena berkabung;
1. Kegirangan
suara rebana sudah berhenti
Rebana adalah alat musik yang
dipukul, dan yang digunakan saat ibadah dan pelayanan, namun itu sudah tidak
ada lagi.
2. keramaian
orang-orang yang beria-ria sudah diam,
Ini menunjukkan bahwa, sukacita
di tengah – tengah ibadah dan pelayanan tidak terlihat
3. kegirangan
suara kecapi sudah berhenti
Berarti tidak ada lagi
orang memetik kecapi, untuk mengiringi nyanyian puji – pujian kepada Tuhan.
4. Tiada
lagi orang minum anggur dengan
bernyanyi
Artinya; tidak dapat menikmati
kasih dari Surga, saat memuji – muji Tuhan
5. arak
menjadi pahit bagi orang yang meminumnya
Berarti segala yang manis
berubah menjadi pahit
6. Kota
yang kacau riuh sudah hancur
Kalau hanya kekacauan, masih
ada kemungkinan untuk dapat diperbaiki, tetapi kalau kota sudah hancur, maka
yang terlihat adalah puing – puing yang akhirnya menutupi kebenaran.
7. setiap
rumah sudah tertutup, tidak dapat dimasuki
Berarti, tidak ada
penghuni/kosong. Sesungguhnya, kita adalah rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam.
8. Orang
menjerit di jalan-jalan karena tiada anggur
Menjerit itu adalah tanda
kesakitan dan tanda ketidak puasan, bahwa ternyata perkara – perkara lahiriah
tidak sanggup menghibur dan memberi sukacita bahkan tidak sanggup menyelesaikan
masalah.
9. sukacita
sudah lenyap, kegirangan bumi sudah hilang
Yesaya
24: 11-13
(24:12) Yang
terdapat dalam kota hanya kerusakan, pintu gerbang telah didobrak
dan runtuh.
(24:13)
Sebab beginilah akan terjadi di atas bumi, di tengah-tengah bangsa-bangsa,
yaitu seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, seperti pada waktu
pemetikan susulan, apabila panen buah anggur sudah berakhir.
Setelah
kegirangan itu lenyap, selanjutnya yang terlihat dengan jelas;
-
yang terdapat dalam kota hanya kerusakan.
Kota (kota raja
besar/keramaian) menunjuk tempat ibadah dan pelayanan.
Berarti, sekalipun berada di
tengah-tengah ibadah pelayanan, yang ada hanyalah kerusakan, semuanya rusak,
tidak ada yang baik, tidak ada yang benar, mulai dari hati, pikiran, perasaan
rusak. Kalau hati, pikiran, perasaan rusak, moral juga rusak dan mental juga
rusak.
-
pintu gerbang telah didobrak dan runtuh
Berarti, tidak mempunyai pintu
gerbang.
Kalau tidak mempunyai pintu
gerbang, maka semua yang tidak baik, yang tidak benar, yang tidak suci, akan
masuk ke dalamnya.
Pintu
gerbang -> kebenaran/iman.
Sama halnya kalau seseorang
tidak memiliki kebenaran/iman sebagai perisai, maka segala yang tidak baik,
tidak benar, tidak suci, semuanya akan masuk.
Inilah
yang akan terjadi di atas muka bumi sehingga tidak ada lagi kegirangan seperti
panen buah anggur berakhir, yang ada hanyalah kesusahan.
Kesusahan
itu seperti menjolok buah zaitun, seperti pada waktu pemetikan susulan,
tidak ada lagi kesukaan.
Yesaya
61:1-3
61:1.
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah
mengutus aku untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang
yang remuk hati, untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang
terkurung kelepasan dari penjara,
61:2 untuk memberitakan tahun rahmat
TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk
menghibur semua orang berkabung,
61:3 untuk mengaruniakan kepada mereka
perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian
ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon
tarbantin kebenaran", "tanaman
TUHAN" untuk
memperlihatkan keagungan-Nya.
Kalaupun
berkabung, tetaplah berada di gunung Sion, untuk menerima kabar selamat.
Adapun
kabar selamat tersebut, antara lain;
-
Untuk menyampaikan kabar baik kepada orang – orang sengsara dan
merawat orang yang remuk hati
-
Untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan dan kepada orang-orang yang terkurung
kelepasan dari penjara,
-
untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah
-
untuk menghibur semua orang berkabung,
-
untuk mengaruniakan kepada mereka
·
perhiasan kepala ganti abu
·
minyak untuk pesta ganti kain kabung
·
nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar
Setelah
menerima kabar selamat di Gunung Sion, Tuhan memberi sebutan kepada mereka, yaitu; "pohon
tarbantin kebenaran", "tanaman
TUHAN"
Dengan
sebutan inilah Tuhan memperlihatkan keagungannya.
Yesaya
61:4
61:4.
Mereka akan membangun
reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan
akan mendirikan kembali
tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah
turun-temurun menjadi sunyi.
Mereka
yang menerima kabar selamat di Gunung Sion, akan bertindak benar dihadapan
Tuhan, yaitu;
-
Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan
mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi
-
mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang
telah turun-temurun menjadi sunyi.
Dampak
negatif bila berkabung.
Kejadian
37: 34
(37:34)
Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada
pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
“Yakub
mengoyakkan jubahnya”, sebagai
dampak negatif apabila seseorang berkabung.
Oleh
karena perkabungan itu, yakub mengoyakkan jubahnya, ia tidak peduli lagi
terhadap jubah yang membuat seseorang begitu menawan, menarik dan berwibawa.
Mari
kita lihat sedikit mengenai JUBAH.
Keluaran
28: 1-3
(28:1)
"Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya
datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam
bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2)
Haruslah engkau membuat pakaian
kudus bagi Harun, abangmu,
sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3)
Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi
dengan roh keahlian, membuat pakaian
Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam
bagi-Ku.
Jubah
adalah pakaian imam besar / jubah dipakai oleh seseorang yang memegang jabatan
imam (pelayan).
Jubah ->
kelakuan / perbuatan sehari-hari.
Berarti,
kalau jubah dikoyakkan, maka otomatis seseorang tidak lagi menarik karena
kelakuannya tidak benar di hadapan Tuhan.
Sesungguhnya,
kesucian dan kekudusan, itulah yang membuat kita menarik di hadapan Tuhan.
Itu
sebabnya di sini dikatakan: jubah adalah pakaian kudus sebagai perhiasan
kemuliaan (ayat 2).
Keluaran
28: 4
(28:4)
Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju
efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat
pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun,
abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Jubah/pakaian Imam Besar terdiri dari;
-
tutup dada, - kemeja yang ada raginya,
-
baju efod, - serban,
-
gamis, - ikat pinggang.
Itulah
jubah/pakaian kudus yang dikenakan oleh seorang yang memegang jabatan imam,
sebagai perhiasan kemuliaan.
Namun
dalam hal ini saya tidak dapat menyampaikan secara rinci mengenai jubah
tersebut.
Keluaran
28:2-3
28:2 Haruslah engkau membuat pakaian
kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
28:3
Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi
dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya
dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.
Jubah
disebut pakaian kudus, sesuai dengan perkatan Tuhan kepada Musa, yaitu; "membuat pakaian Harun, untuk
menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagiku".
Berarti,
setiap imam, pelayan harus hidup di dalam kekudusan dan pelayanan itu
menjadikan dirinya kudus dihadapan Tuhan. oleh sebab itu, setiap imam, pelayan
jangan pernah melepaskan tanggung jawab yang Tuhan percayakan.
Mari
kita lihat ...
Peristiwa
mengenai jubah yang koyak.
1 Samuel
15: 27-28
(15:27)
Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul
memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
(15:28)
Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu
jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang
lain yang lebih baik dari padamu.
Seperti
jubah Samuel yang dikoyakkan oleh Saul, seperti itulah Tuhan mengoyakkan dari
pada Saul jabatan Raja atas Israel.
Berbicara
mengenai raja itu berbicara tentang pelayanan.
Raja-raja
= imam-imam = imamat yang rajani = pelayanan yang berkuasa.
Kalau
seseorang melepaskan jabatan imam / meninggalkan pelayanan, itu sangat
merugikan diri sendiri, seperti yang sudah saya sampaikan tadi; membuat dia
tidak menarik, tidak berwibawa di hadapan Tuhan.
Imamat
rajani, artinya; pelayanan yang berkuasa, berarti berkuasa terhadap dosa yang
ditimbulkan oleh tiga hal, itulah;
-
iblis setan dengan
roh jahat dan roh najisnya,
-
daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya,
-
arus dan pengaruh
dunia yang menghanyutkan yang dapat menyebabkan kematian rohani.
Seperti
kisah di dalam Matius 25, hamba yang ketiga itu dipercaya satu talenta namun
sayangnya ia menyembunyikan talenta itu ke dalam tanah.
Meyembunyikan
talenta = mengubur talenta.
Jika
seorang hamba mengubur talentanya ke dalam tanah, maka ia sama seperti
debu tanah yang hina, sedangkan debu tanah adalah makanan ular / Iblis Setan
(Kejadian 3).
Keadaan
Saul setelah jabatan raja dikoyakkan.
YANG
PERTAMA.
1 Samuel
15: 29-30
(15:29) Lagi
Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia
bukan manusia yang harus menyesal."
(15:30)
Tetapi kata Saul: "Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu
kepadaku sekarang di depan
para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan
aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu."
Ada hal
yang aneh disini, sebab Saul merasa diri berdosa / mengaku sebagai orang yang
berdosa, namun ia menuntut hormat kepada nabi Samuel, sebagai persyaratan
supaya Saul sujud menyembah kepada Tuhan Allah.
Saya
harap, jangan sampai hal ini terjadi menimpa seluruh kehidupan muda remaja,
sebab ini adalah sikap yang kurang baik, seolah-olah Tuhan membutuhkan kita,
justru sebaliknya kitalah yang membutuhkan Tuhan. Perhatikanlah firman ini
dengan baik.
Kalau
Tuhan mempercayakan karunia – karunia dan jabatan – jabatan di tengah ibadah
dan pelayanan, berarti Tuhan punya maksud yang mulia yaitu; supaya kita tidak
hina seperti debu tanah dan menjadi makanan ular.
Keadaan
Saul setelah jabatannya dikoyakkan.
YANG
KEDUA.
1 Samuel
16: 14-15
(16:14)
Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu
oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.
(16:15)
Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya: "Ketahuilah, roh jahat yang
dari pada Allah mengganggu engkau;
Roh
Tuhan mundur dari pada Saul dan akhirnya ia diganggu oleh roh jahat, atas
seijin Tuhan.
Segala
perbuatan-perbuatan jahat, perbuatan-perbuatan yang tidak baik, tidak suci,
apapun itu bentuknya, itu disebabkan oleh roh jahat, menunjukkan bahwa Roh
Tuhan dan pembelaan Tuhan tidak berlaku atas seseorang.
1 Samuel
15: 21-23
(15:21)
Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang
terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban
kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
(15:22)
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan
korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23)
Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama
seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak
firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Penyebab
jabatan raja atas Israel dikoyakkan dari Saul; Saul menolak firman Tuhan,
melangkahi ketetapan Tuhan.
Adapun
firman Tuhan itu kepada raja Saul adalah supaya membunuh semua orang Amalek,
mulai dari rajanya sampai kepada rakyatnya, kecil, muda, laki-laki, perempuan,
tidak terkecuali segala binatang yang dimiliki oleh orang Amalek, itulah firman
Tuhan yang ditolak oleh Saul, dan itu merupakan pendurhakaan kepada Tuhan.
Pendurhakaan
itu sama seperti;
-
dosa bertenung;
mencari petunjuk kepada arwah-arwah,
-
dosa kedegilan.
Dosa
kedegilan/kekerasan hati, sama seperti menyembah berhala dan terafim.
1 Samuel
15: 34-35
(15:34)
Kemudian Samuel pergi ke Rama, tetapi Saul pergi ke rumahnya, di Gibea-Saul.
(15:35) Sampai
hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita
karena Saul. Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel.
Sampai
hari matinya, Samuel tidak melihat Saul lagi.
Saudaraku,
jangan pernah mengoyakkan, meninggalkan jabatan imam, sebab kalau hal itu
terjadi, sampai kapanpun kita tidak akan pernah melihat firman para nabi,
firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah firman
pengajaran mempelai.
Kita
butuh nubuatan firman supaya kita memiliki pandangan nubuatan, dapat memandang
jauh ke depan.
Kalau
kita bisa melihat jauh ke depan, maka kita dapat mengetahui apa yang akan
terjadi pada hari esok.
Ketika
Samuel berduka/berkabung karena Saul, Tuhan juga menyesal karena menjadikan
Saul raja atas Israel.
Sama
halnya dengan Yakub; ia berkabung karena telah mengetahui bahwa Yusuf, anaknya,
telah diterkam oleh binatang buas.
Sekali
lagi saya katakan; kita butuh firman nubuatan, firman para nabi supaya kita
dapat memandang jauh ke depan, kita dapat mengetahui apa yang terjadi, sehingga
kita dapat beribadah dan mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang.
1 Petrus
2: 9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Sesungguhnya,
tugas dari seorang yang memegang jabatan / imam adalah untuk memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.
Kita
sekaliannya, secara khusus yang telah menerima jabatan imam, telah dipanggil
dari kegelapan kepada terangnya yang ajaib, bersyukurlah kepada Tuhan,
pelayanan itu menjadikan kita pelita, menjadi terang di manapun kita berada.
Ingat; sedikit terang menguasai kegelapan.
1 Petrus
2: 10
(2:10)
kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi
umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas
kasihan.
Seseorang
yang memegang jabatan imam beroleh belas kasihan berarti hidup oleh karena
belas kasihan Tuhan.
Sesungguhnya
kalau kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, kita tidak perlu takut akan
masa depan, sebab sebab seorang pelayan hidup oleh karena belas kasihan Tuhan
saja.
Sungguh-sungguhlah
melayani Tuhan, sekalipun dahulu kita jauh, yang dahulu bukan umat Tuhan, namun
yang sekarang kita hidup oleh karena belas kasihan.
Sekarang
kita kembali memperhatikan ...
Kejadian
37: 35
(37:35)
Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia
menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku
akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang
mati!" Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.
Yakub
tetap berkabung sekalipun anak laki-laki dan anak perempuannya berusaha
menghibur dia.
Itu
sebabnya, dengan tegas Yakub berkata: “Aku akan berkabung, sampai aku turun
mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!"
Perkataan
ini menunjukkan bahwa Yakub sangat mengasihi Yusuf, dan oleh sebab itulah Yakub
berkabung dan menangisi Yusuf.
Mari
kita lihat TANGISAN itu.
Kejadian
37: 3
(37:3)
Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah
anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha
indah bagi dia.
Yakub
begitu mengasihi Yusuf, bahkan lebih mengasihi Yusuf dari pada anak-anaknya
yang lain.
Jadi,
wajar saja kalau Yakub berkabung dan menangisi Yusuf.
Bandingkan
dengan tangisan Yesus Kristus kepada tiga bersaudara.
Yohanes
11: 33
(11:33)
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang
bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
(11:34)
"Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah
dan lihatlah!"
(11:35)
Maka menangislah Yesus.
Yesus
menangis karena hatinya amat sangat terharu, masygullah hati-Nya melihat Maria
karena kematian Lazarus, saudaranya.
Yesus
menangis terhadap Maria bukan karena perkara-perkara lahiriah, bukan karena
yang lain, tetapi Yesus menangis karena Yesus sangat mengasihi Maria.
SEBAGAI
PEMBUKTIAN;
Yohanes
11: 5
(11:5)
Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
Yesus
memang mengasihi Marta, Maria dan Lazarus.
Perkataan “memang” itu menunjukkan kenyataan
yang ada, bahwa Yesus betul-betul atau amat sangat mengasihi 3 bersaudara
tersebut.
Mari
kita perhatikan; ALASAN YESUS MENGASIHI MARTA, MARIA DAN LAZARUS.
YANG
PERTAMA.
Alasan
Yesus mengasihi Lazarus.
Yohanes
11: 11-14
(11:11)
Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus,
saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan
dia dari tidurnya."
(11:12)
Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan
sembuh."
(11:13)
Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka
Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
(11:14)
Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;
Lazarus
telah tertidur (tidur nyenyak) artinya; Lazarus telah mati, inilah alasan Yesus
begitu mengasihi Lazarus.
Yohanes
11: 16
(11:16)
Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu
murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama
dengan Dia."
Pengalaman
dari Lazarus ini juga harus menjadi pengalaman dari kehidupan muda remaja,
sesuai dengan perkataan dari Tomas: “Marilah kita pergi juga untuk mati
bersama-sama dengan Dia”, berarti
satu di dalam kematian Yesus Kristus.
Roma
6:10
(6:10)
Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan
untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Kematian
Yesus adalah kematian terhadap dosa, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi
Allah.
Kalau
kita satu dalam kematian Yesus Kristus, maka hidup lama dikubur dan dosa tidak
berkuasa lagi.
Kalau
kita hidup biarlah kita hidup untuk Tuhan, bukan untuk daging, dengan hawa
nafsu dan keinginannya, bukan untuk iblis setan itulah roh jahat dan roh najis,
bukan untuk dunia dengan segala arus dan pengaruhnya.
Roma 6:7
6:7
Sebab siapa yang telah mati,
ia telah bebas dari dosa.
Siapa
yang telah mati, ia telah bebas dari segala jenis dosa kejahatan dan kenajisan.
Keuntungan/dampak
positif bila tertidur nyenyak / lelap (satu dalam kematian Kristus).
Kejadian
2: 21
(2:21)
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN
Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu
dengan daging.
Disini
kita melihat, Tuhan Allah membuat Adam tidur nyenyak. Pengertian secara rohani
adalah; masuk dalam pengalaman kematian Yesus Kristus.
Kiranya
saya dan kehidupan muda remaja belajar untuk tidur dengan nyenyak, dengan kata
lain; satu di dalam kematian Yesus Kristus, supaya
kita benar dihadapan Tuhan.
Selanjutnya,
ketika Adam tidur dengan lelap, tidur dengan nyenyak, maka Tuhan Allah
mengambil salah satu dari tulang rusuk
Adam.
Artinya;
firman Allah mendapat kesempatan untuk mengoreksi, memeriksa, menyucikan
dosa-dosa yang masih terselubung, dengan kata lain, memberi kesempatan kepada
Tuhan untuk mengambil segala kelemahan – kelemahan, kekurangan – kekurangan
yang ada.
Oleh
sebab itu, sebagai seorang gembala, saya menghimbau kaum muda remaja untuk
tidur dengan nyenyak, tidur dengan lelap, supaya tidak ada lagi persungutan dan
omelan, yang adalah suara daging.
Ibrani
4: 12
(4:12)
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.
Firman
Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua
manapun, dengan bukti ia menusuk amat dalam mampu mengadakan operasi
besar-besaran, sebagai mana Tuhan Allah mengambil salah satu dari tulang rusuk
Adam.
Oleh
sebab itu tidurlah dengan nenyak, maka firman Allah yang tajam itu
mendapat kesempatan untuk mengoreksi, menyelidiki / mengoperasi(membedah)
saya dan saudara.
Kalau
seseorang tidak berubah, bukan berarti firman Allah yang tajam itu tidak
berkuasa untuk menyucikan dosa (mengangkat segala kelemahan), melainkan karena
seseorang tidak mau berubah, tidak mau dikoreksi dan sudah barang tentu orang
semacam ini tidak mau tidur dengan nyenyak.
Kalau
firman Allah mendapat kesempatan untuk mengoperasi penyakit/dosa, maka tiga hal
terjadi;
1. Memisahkan
jiwa dan roh.
Motor penggerak dari tubuh
adalah roh manusia itu sendiri, berarti pergerakan dari tubuh manusia,
ditentukan oleh roh manusia itu sendiri.
Kalau seseorang dikuasai oleh
roh jahat, roh dusta, roh mencuri, roh bersungut-sungut, roh kekerasan hati
(kedegilan), roh kenajisan dan sebagainya, maka pergerakan tubuh akan
ditentukan oleh roh-roh itu semua.
Kalau seseorang dikuasai roh
najis diawali dengan nyanyian berbalas-balasan dan pergerakan itu terlihat.
Tetapi kalau malam ini kita mau
tidur lelap, tidur nyenyak, maka dosa kejahatan yang ditimbulkan oleh roh-roh
jahat sanggup disucikan.
Kalau dosa disucikan oleh
firman Allah yang lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, maka jiwa kita
disegarkan.
2. Memisahkan
sendi-sendi dan sumsum.
Artinya; firman Allah yang
tajam berkuasa untuk menyucikan dosa-dosa yang bersembunyi dibalik celah-celah
(sendi-sendi) dan dosa-dosa yang bersembunyi dibalik kekerasan hati seperti
sumsum yang berada dibalik tulang yang keras.
-
Sendi-sendi = membiarkan dosa bersembunyi di celah-celah
-
Sumsum = dosa yang bersembunyi dibalik kekerasan hati
3. Membedakan
pertimbangan dan pikiran hati manusia.
Kekuatan firman Allah yang
tajam, sanggup membedakan: pertimbangan dan pikiran hati manusia, yang tidak
dapat dilihat oleh mata manusia.
Jadi, saudara
jangan heran kalau seorang hamba Tuhan yang menerima jabatan gembala yang
dipercayakan untuk menyampaikan firman para nabi, firman nubuatan, firman
pengajaran mempelai, dengan mudah sekali membedakan pertimbangan dan pikiran
hati seseorang / sidang jemaat, kaum muda remaja terkhusus.
Kita
kembali memperhatikan ...
Kejadian
2: 22
(2:22)
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah
seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Hasil
dari operasi besar-besaran ini, TUHAN MEMBANGUNKAN SEORANG PEREMPUAN KEPADA
ADAM.
Ini
adalah pasangan yang seimbang untuk menyatakan kasih Allah kepada sesama.
Biarlah
satu dengan yang lain saling mengasihi, tidak egois, tidak mementingkan diri
sendiri, terlebih dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan. Melayani
dengan sungguh-sungguh bukan untuk kepentingan diri sendiri, kepentingan
golongan, sebab kita hidup untuk Tuhan bukan untuk yang lain.
Kejadian
2: 22-23
(2:22)
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah
seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
(2:23)
Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan
daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari
laki-laki."
Setelah
Tuhan membangun seorang perempuan kepada Adam, selanjutnya Adam berkata kepada
perempuan itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”
Perkataan
Adam ini menunjukkan bahwa betapa ia mengasihi perempuan yang dibangun oleh
Tuhan kepadanya.
Sekarang
kita bandingkan dengan hantu.
Lukas
24: 39
(24:39)
Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah,
karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu
lihat ada pada-Ku."
“...
hantu tidak ada daging dan tulangnya”, berarti; hantu tidak dapat
mengasihi karena tidak memiliki tulang dan daging sebagai gambaran dari wujud
Allah.
Perlu
untuk diketahui tentang TULANG dan DAGING;
-
Tulang dan daging adalah tempat Roh Allah berdiam,
karena tulang dan daging adalah rumah Allah (1 Korintus 3: 16)
-
Tulang dan daging adalah tempat firman Allah berdiam,
jikalau firman Allah mendarah daging / menjadi manusia (Yohanes 1:
1,14)
-
Tulang dan daging adalah tempat untuk perwujudan kasih
Allah dalam mempersembahkan korban, sebagaimana Allah telah
mengaruniakan / mengorbankan Anak-Nya yang tunggal sebagai tanda kasih Allah
kepada manusia (Yohanes 3: 16)
Kesimpulannya:
Firman
Allah, Roh Allah, kasih Allah mengambil tempat pada tulang dan daging, sehingga
perempuan yang dibangun oleh Tuhan menjadi penolong yang sepadan bagi Adam.
Efesus
5: 25
(5:25)
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya
Kasih
Kristus kepada saya dan saudara dinyatakan lewat kematian-Nya di atas kayu salib,
supaya kita semua menjadi pasangan yang seimbang dengan Tuhan, itu sebabnya
tulang-tulang-Nya tidak dipatahkan, karena Ia telah mati bagi saya dan saudara
di atas kayu salib (Yohanes 19: 33).
Kaki/tulang-tulang
tidak dipatahkan menunjukkan bahwa Ia mengasuh dan merawat tubuh-Nya, sebagai
tanda kasih Kristus –Nya.
Bandingkan
sebelum terjadi operasi besar-besaran
Kejadian
2: 19-20
(2:19)
Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung
di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia
menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap
makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
(2:20)
Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan
kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai
penolong yang sepadan dengan dia.
Adam
tidak dapat menyatakan kasihnya kepada binatang, karena Adam tidak menjumpai
penolong yang sepadan dengan dia, binatang bukan penolong yang sepadan dengan
Adam. Manusia tanpa roh = binatang yang tidak memiliki akal sehat.
Kalau
kita saling mengasihi satu dengan yang lain, maka kita adalah penolong yang
sepadan, dan kita bukanlah binatang.
Tetapi
puji Tuhan, akhirnya Adam tertidur dengan nyenyak / lelap dengan kata lain
memberi kesempatan bagi Tuhan untuk mengadakan operasi besar-besaran sehingga
disucikan dari jiwa dan roh, disucikan dari sendi-sendi
dan sumsum, juga dapat membedakan pertimbangan dan pikiran
hati manusia.
Satu
dengan yang lain biarlah saling mengasihi. Berilah diri didewasakan oleh firman
Tuhan yang tajam, berilah kesempatan kepada firman penyucian supaya tidak ada
dosa yang tersembunyi / terselebung di hadapan Tuhan.
Jika Tuhan
ijinkan, minggu yang akan datang kita akan menerima kelanjutan dari firman
Tuhan yang kita terima pada malam hari ini.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment