IBADAH RAYA MINGGU, 16 FEBRUARI 2014
Tema: JEMAAT
DI SARDIS (dari Wahyu 3: 1-6)
(Seri 05)
Subtema: berjaga – jaga dan berdoa adalah aktifitas dari anak –
anak siang
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan kita.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan kita.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita mendapat
kesempatan untuk beribadah melayani di dalam rumah Tuhan, sekaligus
mempersembahkan korban kepada Tuhan, yang tidak kalah penting, kita beribadah
di tempat yang Tuhan pilih, itulah gunung Sion, rumah Allah Yakub.
Kembali kita memperhatikan sidang jemaat di Sardis dari
Wahyu 3: 1-6.
Kita akan fokus memperhatikan ayat 2, namun terlebih
dahulu kita membaca ayat 1.
Wahyu 3: 1-2
(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang
itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Yesus tampil
sebagai yang memiliki ketujuh Roh Allah dan sebagai yang memiliki ketujuh
bintang itu untuk mengoreksi sidang jemaat di Sardis.
Setelah
dikoreksi, terlihatlah dengan jelas keadaan dari sidang jemaat di Sardis, itu
sebabnya Tuhan berkata: “Aku tahu
segala pekerjaanmu”
Adapun
pekerjaan yang dimaksud oleh Tuhan adalah: “engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!”
Artinya; sidang
jemaat di Sardis dikatakan hidup menurut Roh, padahal hidup menurut daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Selanjutnya, di
dalam Roma 8 dikatakan; daging itu mati/binasa karena dosa namun Roh Allah
memberi kehidupan.
Wahyu 3: 2
(3:2) Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih
tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati
sempurna di hadapan Allah-Ku.
Karena keadaan dari sidang jemaat di Sardis dikatakan
hidup padahal mati, maka Tuhan berkata: “tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di
hadapan Allah-Ku.”
Jadi, segala
pekerjaan-pekerjaan yang telah dikerjakan oleh sidang jemaat di Sardis,
terlebih kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah pelayanan, tidak satupun
berkenan di hadapan Tuhan.
Memang kalau
seseorang hidup menurut keinginan daging, ia hanya memikirkan
hal – hal yang dari
daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya, berbanding
terbalik dengan mereka yang
hidup menurut Roh, memikirkan hal - hal yang dari Roh, berarti
memikirkan pekara – perkara rohani, yaitu; ibadah dan pelayanan dan kemajuan dalam
kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Itu sebabnya,
kalau melayani tanpa Roh, semuanya mati, kegiatan-kegiatan/pekerjaan-pekerjaan
di dalam kandang penggembalaan semuanya tidak berkenan, satu pun tidak
sempurna.
Seharusnya,
imam-imam hidup menurut Roh supaya kegiatan-kegiatan dalam kandang
penggembalaan tidak mati, melainkan hidup.
Wahyu 3: 3
(3:3) Karena itu ingatlah,
bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan
bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti
pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Selanjutnya
Tuhan menghimbau dengan kasih, supaya sidang jemaat di Sardis mengingat apa
yang telah mereka dengar dan terima.
Yang telah
mereka dengar dan terima adalah firman Allah (yang tertulis pada ayat 2), yaitu:
“Bangunlah” (Pada minggu yang lalu
saya telah menyampaikannya).
Bangunlah,
artinya; bangkit dari tidur, bangkit dari keterpurukan. Orang yang suka
tidur adalah orang
yang berada dalam terpuruk.
Sejenak kita
perhatikan ORANG YANG SUKA TIDUR.
Amsal 24: 30-33
(24:30) Aku melalui ladang seorang
pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua
itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup
dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku
melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar
lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"
Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat
tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, itulah gambaran dari SI PEMALAS.
Secara jasmani,
juga jangan terlalu banyak tidur, itu adalah tanda-tanda orang malas.
Malas = kejahatan seperti yang dikatakan
oleh tuan dari hamba – hamba yang dipercayakan talenta. (Matius 25)
Sekarang kita
perhatikan; LADANG SI PEMALAS.
-
Tanahnya ditumbuhi onak duri.
Onak duri adalah semacam rotan yang berduri.
-
Tanahnya tertutup dengan jeruju.
Jeruju adalah semak duri, di mana daun dan batangnya berduri.
Onak dan jeruju menggambarkan pribadi si pemalas yang selalu menyakiti
orang lain.
-
Tembok sudah rubuh.
Berarti, tidak ada penjagaan, pembelaan dari Tuhan.
Jadi, adalah
suatu kerugian bila menjadi orang yang malas, baik secara jasmani, maupun
secara rohani.
Giatlah di
jalur perlombaan, jangan malas, jangan sampai kerajinan itu kendor.
Oleh sebab itu,
perkataan “bangun” harus diingat.
Syarat
untuk mengingat perkataan “bangun”.
Wahyu 3: 3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah
menerima dan mendengarnya; turutilah itu
dan bertobatlah! Karena jikalau engkau
tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada
waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Syarat untuk
mengingat satu perkataan dari Tuhan, yaitu “bangunlah”
adalah TURUTILAH dan BERTOBATLAH.
Berarti,
perkataan “bangunlah” harus dituruti.
Efesus 5: 14
(5:14) Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."
Bangunlah, hai
kamu yang tidur, bangkitlah dari antara orang mati (gambaran dari orang yang
terpuruk dan tidak dapat berbuat apa-apa), sebab Kristus akan bercahaya kepada
mereka yang menurutinya dan bertobat.
Beberapa
hal kita perhatikan tentang perkataan “BANGUN”
YANG PERTAMA.
Matius 26: 40
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu
dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah
kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
Bangunlah,
artinya; berjaga-jaga lewat doa penyembahan selama satu jam.
Matius 26: 41
(26:41) Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Berjaga-jaga dan
berdoa adalah gambaran dari orang yang bangun, itu harus kita kerjakan dan
turutilah, supaya jangan jatuh dalam pencobaan.
Dunia ini
berada di bawah kuasa si jahat. Jadi, selama kita berada di dunia ini, kita akan banyak menghadapi ujian dan cobaan. Ujian
yang satu belum selesai, ujian yang kedua datang. Ujian kedua belum selesai,
ujian yang ketiga datang, dan seterusnya sebagai
pencobaan.
Oleh sebab itu,
perkataan bangun itu harus dituruti, berarti; berjaga-jaga dan berdoa.
Selanjutnya
Yesus berkata; “roh memang penurut tetapi daging lemah.”
Dan itu telah
kita perhatikan; di mana sidang jemaat di Sardis melayani Tuhan namun hidup di
dalam daging, hidup di dalam kelemahan.
Daging itu
mati, binasa karena dosa, tetapi Roh yang memberi hidup.
Lukas 21: 36
(21:36) Berjaga-jagalah
senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari
semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak
Manusia."
Lebih
ditegaskan kembali; berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa supaya beroleh
kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi, sebab apa yang telah
difirmankan oleh Tuhan, itu akan terjadi, dimana langit, bumi dan segala isinya akan berlalu, dan itu akan
tergenapi.
Harta,
kekayaan, uang tidak akan bisa menyelamatkan saya dan saudara, tidak ada
kekuatan untuk menghadapi apa yang akan terjadi, tidak ada yang bisa menahan
murka Allah.
Kalau kita
perhatikan Wahyu 16, di situ tertulis 7 malapetaka, siapa yang dapat bertahan
menghadapi murka Allah itu? Oleh sebab itu, supaya kita kuat, biarlah kita
berjaga-jaga lewat doa.
Lukas 21: 37
(21:37) Pada siang hari
Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam
hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.
Perhatikan apa
yang dikerjakan oleh Yesus;
-
Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah
Sebagai anak-anak siang, anak-anak terang, kiranya kita sekaliannya memberi
diri untuk diajar oleh firman pengajaran mempelai, jangan bosan ketika kita
diajar oleh firman pengajaran mempelai.
-
Pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.
Pada waktu malam, Yesus naik ke bukit Zaitun untuk berjaga-jaga dan berdoa,
di sanalah Yesus bermalam.
Biarlah kita senantiasa berjaga-jaga di dalam doa, sebab pada malam hari
binatang buas bangun dari tidur untuk mencari mangsa.
Pohon Zaitun, setelah ditumbuk dan diperas akan menghasilkan minyak.
Jadi, berjaga-jaga dan berdoa itu merupakan penumbukan supaya menghasilkan
urapan Roh Kudus.
Oleh sebab itu, jangan banyak tidur, tetapi pergunakanlah waktu untuk
berdoa.
Ini adalah
tugas dari anak-anak Tuhan; pada siang hari memberi diri diajar oleh firman
pengajaran mempelai dan pada malam hari berdoa dan berjaga-jaga.
1 Petrus 5: 8
(5:8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Berjaga-jaga
dalam doa karena kita mengetahui, bahwa musuh utama, itulah iblis setan,
berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum mencari orang yang dapat
ditelannya.
Yang dapat ditelannya
adalah orang yang tidak berjaga-jaga dalam doa, sebab pada siang hari binatang
buas tidur, namun pada malam hari dia bangun dari tidur.
Daging dengan
segala nafsunya disebut juga binatang buas yang sekali waktu siap menerkam.
Oleh sebab itu,
daging dengan segala nafsunya tidak boleh dimanjakan.
1 Tesalonika 5:
4-7
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di
dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan
anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti
orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan
sadar.
Anak-anak siang
disebut juga anak-anak terang, yang senantiasa berjaga-jaga di dalam doa.
Mereka yang
tidur, tidur waktu malam, itulah binatang buas yang hidup dalma kegelapan,
bergerilya pada waktu malam hari, pada waktu kegelapan.
1 Tesalonika 5:
8
(5:8) Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah
kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih,
dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
Kita yang
adalah orang-orang siang, yang senantiasa berjaga-jaga;
-
berbajuzirahkan iman dan kasih.
Kegunaan baju zirah adalah untuk menghalau pedang / tombak dari musuh.
-
berketopongkan pengharapan keselamatan.
Ketopong digunakan oleh prajurit pada kepala supaya kepala terlindungi.
Di dalam kepala terdapat pemikiran-pemikiran yang harus dilindungi supaya
pemikiran ini harus senantiasa berharap sepenuhnya kepada Tuhan, sehingga
dengan demikian kita selamat.
Oleh sebab itu, jangan kita menaruh pengharapan kepada uang, harta,
kekayaan, tetapi biarlah akal sehat ini selalu menaruh pengharapan kepada Tuhan
saja, tidak kepada yang lain.
Bangunlah,
berarti berjaga-jaga dalam doa. Kita adalah anak-anak terang / anak-anak siang,
bukan anak-anak gelap yang bergerilya pada waktu malam.
Beberapa
hal kita perhatikan tentang perkataan “BANGUN”
YANG KEDUA.
Roma 13: 11-12
(13:11) Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu
mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu
untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita
dari pada waktu kita menjadi percaya.
(13:12) Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab
itu marilah kita menanggalkan
perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan
perlengkapan senjata terang!
Inilah saatnya
bagi kita untuk bangun dari tidur, ini harus kita lakukan dan perbuat karena
kita mengetahui keadaan waktu sekarang, yang adalah hari-hari terakhir,
hari-hari menjelang kedatangan Tuhan untuk yang kedua kali sudah tidak lama
lagi.
Perhatikan
saja; kasih sudah semakin dingin, orang jahat semakin jahat perbuataannya, 18 macam
dosa akhir zaman sudah sangat nyata di hari-hari terakhir ini.
Waktu sekarang
adalah hari-hari terakhir, tidak ada waktu untuk tidur, tidak ada waktu untuk
bermalas-malasan.
Oleh sebab itu,
jangan berpikir macam-macam, selain bekerja melayani Tuhan.
“ ... MENANGGALKAN PERBUATAN-PERBUATAN KEGELAPAN dan MENGENAKAN
PERLENGKAPAN SENJATA TERANG” adalah orang yang bangun dari tidur.
Sebab
menanggalkan kegelapan malam, di mana hari sudah siang menunjuk waktu pagi,
waktu untuk bangun dari tidur.
Adapun 3
perbuatan-perbuatan kegelapan yang harus ditanggalkan.
Roma 13: 13
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada
siang hari, jangan dalam pesta pora dan
kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa
nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri
hati.
“Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari”,
berarti; sikap,
perbuatan, tingkah laku kita sopan, di mana saja kita harus sopan, bukan hanya
saat ibadah, karena hidup dengan sopan adalah
perbuatan – perbuatan dari orang – orang siang / anak – anak terang.
Kalau di dalam
ibadah kita berlaku sopan, biarlah di luar ibadah, di mana pun kita berada juga
harus sopan, tidak ada rasa untuk pengaruh yang tidak suci.
Siang, berarti;
diterangi oleh firman pengajaran mempelai.
Kalau tidak
memberi terang, maka ibadah ini tidak ada artinya.
Terlalu bodoh
kita melakukan hal yang bodoh karena sesungguhnya hati
kita telah diterangi
oleh firman pengajaran mempelai.
Sopan
seperti pada siang hari, ada 3 pantangannya;
-
jangan dalam pesta pora dan kemabukan
Janganlah bersukaria karena hawa nafsu daging.
-
jangan dalam percabulan dan hawa nafsu
Percabulan itu adalah perbuatan-perbuatan yang tidak baik, seperti dalam
kitab Wahyu 18, dimana raja-raja, pemuka
– pemuka dan pedagang- pedagang berbuat cabul dengan Babel, yaitu tempat roh
jahat dan roh najis bersembunyi.
Ketika perempuan kekejian itu menunggangi seekor binatang, mereka mabuk karena
minum anggur hawa nafsu cabulnya,
sehingga setiap orang
berbuat cabul dengan perempuan kekejian itu.
Berzinah dengan perempuan kekejian, itu adalah percabulan.
Kalau seseorang berzinah, menduakan hati Tuhan, pada
akhirnya
akan melakukan perbuatan
yang tidak baik, itu adalah percabulan.
-
jangan dalam perselisihan dan iri hati
Jikalau satu dengan yang lain berselisih dan
satu dengan yang lain ada
iri hati, tindakannya
pasti tidak sopan.
Oleh sebab itu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Roma 13: 14
(13:14) Tetapi
kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah
merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
Oleh sebab itu,
supaya kita tidak melaksanakan tiga pantangan tadi, ada hal yang harus kita perhatikan;
1.
Kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai
perlengkapan senjata terang
Tuhan = Allah Bapa, tabiat-Nya adalah
kasih.
Kasih menutupi banyak sekali dosa, mampu menerima kelemahan-kelemahan orang
lain, itulah pakaian yang harus dikenakan.
Yesus = Allah Anak, tabiat-Nya adalah melakukan kebenaran
firman Tuhan / hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.
Yesus telah melakukan kebenaran sesuai dengan firman Tuhan, Allah Bapa
menghendaki supaya Ia minum anggur dari cawan.
Yesus harus menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, persis
seperti firman Tuhan. Dia diremukkan dengan kesakitan di atas kayu salib,
supaya kehendak Allah Bapa terlaksana oleh-Nya, itu harus menjadi pakaian saya
dan saudara, harus melekat pada raga dan pribadi masing-masing.
Kristus = Allah Roh
Kudus, tabiat-Nya adalah menyertai
dalam seluruh kebenaran, memimpin, menolong, menghibur,
mengingatkan.
Suratan 1 Yohanes 2: 27 dikatakan; kalau seseorang hidup dalam
pengurapan, maka pengurapan itu yang mengajari seseorang di dalam seluruh
kebenaran, sehingga tidak perlu diajar oleh orang lain, ajaran-Nya tidak salah dan tidak ada dusta.
Kalau seseorang menjaga mulut, tidak bercabang lidah dalam segala hal
apapun, itu menandakan dia hidup benar, tidak hidup dalam dosa,
melainkan hidup dalam pimpinan
Roh Kudus.
Dalam kitab
Yakobus mengatakan; “kalau seseorang
sempurna di dalam perkataan ia adalah orang yang sempurna.”
Perkataan jangan dibuat-buat, jangan licik tanpa ketulusan, melainkan
hiduplah dalam pimpinan Roh Kudus.
2.
janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya
jangan merawat tubuh untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan daging itu
sendiri.
Seringkali seseorang pergi ke salon hanya untuk memuaskan hawa nafsunya,
bukan untuk melakukan firman Tuhan, misalnya merawat tubuh dengan;
-
mencat rambut
berwarna-warni,
-
merawat kuku
yang panjang,
-
merawat tubuh
supaya langsing,
-
menggunakan
parfum yang beraroma sedemikian rupa, dan lain sebagainya.
Ada juga laki-laki yang pergi ke fitness hanya untuk melampiaskan hawa nafsunya, supaya
menarik perhatian wanita.
Jadi, jangan lagi merawat tubuh untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginannya,
tetapi rawatlah tubuh supaya menjadi rumah Tuhan, sebab dengan tubuh yang
sehat, kita dapat menjalankan aktifitas, pekerjaan dan menjalankan ibadah
pelayanan dihadapan Tuhan.
Kita kembali
membaca ...
Wahyu 3: 3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah
menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah!
Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri
dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Setelah
perkataan bangunlah, dituruti, selanjutnya BERTOBATLAH!
Jadi sebaiknya setelah menuruti hendaknya bertobat,
supaya ibadah dan pelayanan itu berkenan, karena melayani di dalam roh bukan hidup
menurut daging
Bertobat
artinya; berhenti berbuat
dosa, jangan mengulangi lagi, seperti dua tangan dan dua kaki Yesus yang
terpaku
tidak dapat berbuat apa - apa, justru dari sanalah darah itu mengalir.
Orang yang mau
bertobat,
memang tidak semudah
membalikkan telapak tangan, karena dibutuhkan pengorbanan, itulah tanda darah.
Yohanes 19: 28-30
(19:28) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala
sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam
Kitab Suci --: "Aku haus!"
(19:29) Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka
mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada
sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah
Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia
menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Yesus telah
menanggung penderitaan di atas kayu salib, Dia berkorban atas segala
kelemahan-kelemahan, atas segala kekurangan-kekurangan, atas segala dosa
kejahatan dan kenajisan saya dan saudara.
Selanjutnya, setelah Yesus minum anggur
asam, berkatalah
Ia: "Sudah selesai."
Sudah selesai,
artinya;
-
Jangan berbuat
lagi, jangan mengulangi kesalahan yang sama
-
Jangan mengungkit-ungkit
dosa yang diperbuat oleh orang lain, sebab dosa itu telah ditanggung oleh
Tuhan.
Sebelum Yesus
berkata "Sudah selesai",
terlebih dahulu Yesus minum anggur asam.
Anggur asam
adalah hasil perbuatan yang tidak baik, yang tidak benar yang
diperbuat oleh manusia di hadapan Tuhan
(Yesaya 5).
Mari kita lihat
ANGGUR ASAM.
Yesaya 5: 1-2
(5:1) Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku,
nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun
anggur di lereng bukit yang subur.
(5:2) Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan
menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di
tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya
supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.
Di sini kita
melihat; hasil dari buah anggur itu asam.
Tuhan berupaya
untuk menanam pohon anggur pilihan di lereng bukit yang subur, Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan
pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan
menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu
menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur
yang asam.
Yesaya 5: 7
(5:7) Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum
Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya
keadilan, tetapi hanya ada kelaliman,
dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Jadi, air
anggur asam adalah kelaliman dan keonaran dari Bangsa
Isreal.
Keonaran adalah
huru hara, demonstrasi dan unjuk rasa.
Semoga hal ini tidak terjadi di dalam
kandang penggembalan ini, sebab itu adalah perbuatan - perbuatan yang ada di
luaran sana (manusia duniawi), orang – orang yang tidak mengenal Tuhan dan
tidak mengenal korban Kristus. Kelaliman dan keonaran inilah yang ditanggung Yesus Kristus
di atas kayu salib, dan Ia telah meminum anggur asam itu dan setelah Ia meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “sudah selesai”
Wahyu 3: 3
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah
menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau
tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti
pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang
kepadamu.
Alasan Tuhan
meminta menuruti dan bertobat: karena jikalau tidak berjaga-jaga, Tuhan datang
seperti pencuri di tengah malam.
Pencuri di
tengah malam, tidak ada yang tahu kedatangannya. Kalau seseorang mengetahui
kedatangan pencuri, maka orang itu akan berjaga-jaga.
Oleh sebab itu,
berjaga-jaga dan berdoalah sebab kedatangan Tuhan seperti pencuri di malam hari, dengan demikian kita telah siap sedia pada saat kedatangan Tuhan.
1 Tesalonika 5:
1-5
(5:1) Tetapi tentang zaman
dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
(5:2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari
Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman
-- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan
yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput.
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba
mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan
anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti
orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
Berjaga – jaga dan berdoalah, sebab mereka
yang tidur, tidur waktu malam.
Orang yang tidur digambarkan seperti anak –
anak malam, hidup di dalam kegelapan.
Kelebihan anak – anak siang, anak – anak
terang adalah; berjaga – jaga dan berdoa,sehingga tidak perlu dituliskan
tentang zaman dan masa yaitu; tentang kedatangan Tuhan Yesus Kristus untuk yang
kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga. Sedangkan, orang yang
tidur, yang adalah gambaran dari anak – anak malam, yang hidup dalam kegelapan
dosa, hari itu tiba – tiba mendatangi mereka seperti pencuri pada
malam hari, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin,
mereka pasti tidak akan luput.
Orang yang tidak berjaga – jaga dalam doa,
mengatakan; “semua damai dan aman.”
Yang Tuhan
pesankan adalah bangunlah, berjaga-jaga dan berdoalah, sehingga kapan saja
Tuhan datang, kita sudah siap sedia.
Ingat; berjaga-jaga,
sadar dan berdoalah! Turutilah dan bertobatlah, perhatikanlah firman Tuhan ini.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment