IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 31 JANUARI 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: SETIA TERHADAP ISTERI DARI MASA MUDA UNTUK MENGHASILKAN
KETURUNAN ILAHI
Shalom!
Selamat siang, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati-Nya, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pembubaran Panitia Natal 2013, sekaligus Ibadah Pendalaman
Alkitab.
Saya akan kembali menyampaikan firman Tuhan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 2: 15
(2:15) Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah
yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi
jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa
mudanya.
Bagian dari ayat 15 yang harus kita perhatikan adalah: “Jadi jagalah dirimu!”
Berarti; hati, pikiran dan perasaan harus dijaga, serta
tubuh, jiwa, roh harus dijaga, supaya perkataan, sikap, tingkah laku, cara
berpikir, sudut pandang, gerak-gerik tidak salah-salah di hadapan Tuhan.
Mari kita perhatikan ayat 16, di mana Tuhan mengulang
perkataan-Nya.
Maleakhi 2: 16
(2:16)
Sebab Aku membenci perceraian, firman
TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan,
firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu
dan janganlah berkhianat!
“Jagalah dirimu”
supaya tidak terjadi pengkhianatan, supaya satu dengan yang lain tidak saling berkhianat.
Berkhianat akan terjadi bila seorang suami menceraikan
isterinya, itu sebabnya pada ayat 16 ini juga Tuhan berfirman: “Aku membenci perceraian”
Matius 19: 5-6
(19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
itu menjadi satu daging.
(19:6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia."
Perlu untuk diketahui; “apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”, apapun alasannya, kecuali dipisahkan oleh kematian.
Kemudian, kalau kita perhatikan ayat 5: laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging, menjadi satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.
Jadi, cukup beralasan kalau Tuhan membenci perceraian (tubuh
dan kepala tidak boleh terpisah) supaya jangan saling berkhianat satu dengan
yang lain.
Maleakhi 2: 10-11
(2:10)
Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa? Bukankah satu Allah menciptakan
kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
(2:11)
Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan
di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang
dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak
perempuan allah asing.
Laki-laki dari umat Israel, secara khusus dari suku
Yehuda telah menjadi suami dari anak perempuan allah asing, sehingga kalau kita
perhatikan di sini; satu dengan yang lain saling berkhianat, sehingga dengan demikian
bangsa Israel menajiskan perjanjian nenek moyang mereka.
Perjanjian Allah dengan bangsa Israel adalah apabila
mereka menduduki negeri Kanaan, negeri yang dijanjikan Allah, bangsa Israel harus
menumpas tujuh penduduk negeri Kanaan, tetapi rupanya mereka tidak memisahkan
diri dari penduduk negeri, mereka justru menjadi suami dari anak perempuan
allah asing.
Pendeknya; bangsa Israel tidak setia terhadap isteri masa
mudanya.
-
Israel à gereja Tuhan.
-
Yerusalem adalah
gambaran dari ibadah pelayanan.
Kita lihat tentang PEREMPUAN ASING / JALANG.
Amsal 2: 16-17
(2:16) supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang
asing, yang licin perkataannya,
(2:17) yang meninggalkan teman hidup masa
mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya;
Perempuan jalang disebut juga perempuan asing, perkataannya sangat licin.
Perkataan licin = perkataannya tidak dapat dipegang,
artinya; tidak berpegang kepada kebenaran = tidak hidup dalam kebenaran firman
Tuhan.
Karena perempuan asing licin perkataannya, maka dua hal
terjadi;
-
perempuang asing meninggalkan teman hidup masa mudanya
-
dan melupakan perjanjian Allahnya,
seperti bangsa Israel tidak setia kepada isteri masa
mudanya dan menajiskan perjanjian nenek moyang mereka (melupakan perjanjian
Allahnya)
Ezra 9: 1-2
(9:1)
Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan
berkata: "Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak
memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang
Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang
Mesir dan orang Amori.
(9:2)
Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu
untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para
pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia
itu."
Kisah di mana bangsa Israel mengambil anak perempuan
allah asing, itu jelas sekali dituliskan dalam kitab ezra ini, di mana setelah
menduduki negeri Kanaan, negeri yang dijanjikan oleh Allah, bangsa Israel tidak
memisahkan diri dari penduduk negeri, karena mereka telah mengambil isteri dari
anak perempuan orang-orang itu.
Adapun tujuh penduduk negeri Kanaan, antara lain; orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang
Yebus, orang Amon, orang Moab, ... dan orang Amori, ditambah lagi dengan
negeri Mesir, dari mana mereka keluar.
Rupa-rupanya mereka mengambil isteri dari anak perempuan
orang itu, sehingga mereka sukar untuk memisahkan diri, dan akibatnya;
bercampurlah benih yang kudus itu.
Ezra 10: 10
(10:10)
Maka bangkitlah imam Ezra, lalu berkata kepada mereka: "Kamu telah
melakukan perbuatan tidak setia, karena kamu memperisteri
perempuan asing dan dengan demikian menambah
kesalahan orang Israel.
Dengan memperisteri perempuan asing; menambah kesalahan
orang Israel.
Mengapa firman Tuhan mengatakan: menambah kesalahan orang Israel?
Pada akhirnya, Tuhan menggerakkan hati Koresh, raja negeri
Persia, supaya memerintahkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem untuk
mendirikan rumah Tuhan di sana, tetapi baru saja tiba di Yerusalem, bangsa
Israel mengambil anak perempuan allah asing, itulah yang menyebabkan
menambahkan kesalahan orang Israel.
Dan kesalahan semacam ini sering terjadi menimpa gereja
Tuhan; baru saja mendapat kemurahan dari Tuhan, baru saja menikmati pembukaan
rahasia firman Tuhan, dan oleh karena pembukaan rahasia firman itu kita tidak
dapat menahan air mata, tetapi akhirnya kembali mengulangi kesalahan yang sama,
dengan demikian menambah kesalahan di hadapan Tuhan. Kalau kita boleh jujur, bukankah
hal ini sering terjadi dalam kehidupan kita?
Ezra 10: 16
(10:16)
Tetapi mereka yang pulang dari pembuangan melakukannya. Maka imam Ezra memilih beberapa orang, kepala-kepala kaum keluarga,
masing-masing untuk kaum keluarganya, semuanya dengan namanya disebut. Pada
hari pertama bulan kesepuluh mereka bersidang untuk menyelidiki perkara itu,
Sebetulnya, bangsa Israel baru saja kembali dari
pembuangan. Dan kita melihat di sini, imam Ezra bertanggung jawab atas
kesalahan bangsa Israel ini dan dia memikul tanggung jawab di atas pundaknya.
Oleh sebab itu, dia agak kerepotan memikul kesalahan dari bangsa Israel, ini
adalah seorang imam yang baik.
Sebagai seorang gembala harus mau direpotkan, supaya penggembalaan
dapat terus berjalan, sehingga terjadi pembangunan tubuh Kristus.
Seorang imam juga harus bertanggung jawab di hadapan
Tuhan. Kalau melayani Tuhan sesuai dengan karunia yang diperoleh, harus bertanggung
jawab di hadapan Tuhan.
Lebih rinci kita melihat tentang PEREMPUAN ASING.
Amsal 5: 3
(5:3)
Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak,
Langit-langit perempuan asing / perempuan jalang LEBIH
LICIN DARI PADA MINYAK.
Sedikit cerita; setiap tanggal 17 Agustus, bangsa
Indonesia memperingati hari kemerdekaan, dan hari kemerdekaan itu dimeriahkan,
salah satunya dengan cara lomba panjat pinang. Di mana telah tersedia
hadiah-hadiah yang menarik di atas batang pinang itu, dan untuk meraih hadiah
itu tidaklah mudah karena batang pinang telah diolesi dengan minyak.
Kalau perkataan dari perempuan asing ini lebih licin dari
pada minyak, berarti; KEBENARAN FIRMAN SAMA SEKALI TIDAK ADA DALAM KEHIDUPANNYA.
Bukti bahwa perempuan asing / jalang tidak berpegang
kepada kebenaran.
Amsal 7: 5, 10-11
(7:5)
supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan
asing, yang licin perkataannya.
(7:10)
Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik;
(7:11) cerewet dan liat
perempuan ini, kakinya tak dapat tenang di
rumah,
Kondisi dari perempuan asing / jalang;
YANG PERTAMA: Perempuan asing itu berpakaian sundal.
pakaian sundal à perbuatan-perbuatannya yang najis.
Sedangkan pakaian mempelai / pakaian dari seorang imam
adalah lenan halus, artinya; perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus
(Wahyu 19: 8).
Pakaian à kelakuan sehari-hari. Berarti kalau dia berpakaian
sundal, menunjukkan perbuatan-perbuatannya yang najis.
Kalau seorang perempuan lebih suka dengan pakaian mini (sexy), pakaian tidak berlengan, itu
adalah pakaian sudal, menunjukkan perbuatan-perbuatannya yang najis.
Kondisi dari perempuan asing / jalang;
YANG KEDUA: Perempuan asing itu memiliki hati licik.
Lawan kata licik, berarti; tidak tulus.
Kalau seseorang licik, berarti orang semacam ini tidak
tulus menghadap Allah lewat ibadah dan pelayanan, dan juga tidak memiliki
keyakinan iman yang teguh di hadapan Tuhan.
Sudah berapa kali kita mendengar firman yang tajam,
tetapi hati yang licik ini terus berkali-kali terjadi.
Kondisi dari perempuan asing / jalang;
YANG KETIGA: Perempuan asing itu cerewet.
Seringkali kita, anak-anak Tuhan, apalagi orang-orang
dunia yang tidak mengenal kebenaran firman Tuhan, berkata bahwa: “perempuan itu harus cerewet / banyak bicara”,
tetapi sebaliknya firman Tuhan mengatakan: “perempuan
harus berdiam diri.” jangan ubah firman Tuhan dengan mengadopsi cara-cara
dunia.
Kecuali kalau ia adalah perempuan asing / perempuan
jalang, jelas ia cerewet. Cerewet = banyak bicara, banyak berkata-kata,
artinya; hidup menuruti hawa nafsu daging.
Kata-kata yang banyak = suara daging = hawa nafsu daging
yang tidak bisa ditahan.
Kondisi dari perempuan asing / jalang;
YANG KEEMPAT: Perempuan asing itu liat.
Liat = lemah, tetapi tidak mudah putus.
Kalau saudara melihat ular yang sedang menjalar di atas
tanah, dia terlihat lemah, tetapi ular itu liat, tidak mudah putus, buktinya;
kalau ular melilit mangsanya, ia akan melilit sampai mati, dengan demikian
mangsa yang lebih besar dari tubuhnya dapat ia telan.
Ular sanca yang hanya sebesar betis manusia pun dapat
menelan manusia dengan berat 70 kg.
Gereja Tuhan sebetulnya tidak berdaya, tetapi liat, buktinya
apa? TIDAK KAPOK, TIDAK JERA melakukan dosa, tidak cukup satu kali menghakimi
orang lain, tidak cukup satu kali berdusta, tidak cukup satu kali melakukan kenajisan,
dan kejahatan yang lain.
Sampai kapan kondisi kita seperti ini, lemah tidak
berdaya tetapi liat, tidak jera melakukan dosa?
Kondisi dari perempuan asing / jalang;
YANG KELIMA: Perempuan asing itu kakinya tidak dapat tenang di
rumah.
Anak-anak Tuhan, terlebih imam-imam; JANGAN PANJANG KAKI.
Tenang, tinggal di kemah, seperti Yakub, jangan ingin
jalan keluar dari kemah, sebab itu tidaklah ada gunanya.
Kalau kita tidak tenang, suka keluar dari kemah, pasti
berujung dengan dosa. Tetapi kalau kita tenang, kita pasti suka tinggal di
kemah, dengan kata lain menjadi rumah Tuhan / Bait Suci.
Langkah-langkah kaki dari perempuan asing / jalang.
Amsal 7: 12
(7:12) sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat setiap
tikungan ia menghadang.
Perempuan asing ini kakinya tidak dapat tenang di rumah,
sehingga melangkah ke 3 arah, yaitu;
-
Sebentar
ia di jalan
Di sini
kita tidak melihat jalan apa, menuju ke mana, hanya dikatakan sebentar di
jalan, berarti; arah dan tujuannya tidak jelas.
Setahu
saya, setiap jalan, apalagi jalan besar pasti memiliki nama, sehingga kalau
kita melalui jalan itu, kita dapat mengetahui ke mana arah dan tujuan kita.
Sesungguhnya, Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran dan
hidup untuk menuju hidup yang kekal, menuju rumah Bapa di sorga.
-
Sebentar
di lapangan
Kita
lihat; kebenaran tentang berada di lapangan.
Amsal 5:
15-16
(5:15) Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air
dari sumurmu yang membual.
(5:16) Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan?
Mata air
tidak patut meluap keluar ke lapangan-lapangan, artinya; sungai air kehidupan,
kebenaran dari sorga harus menjadi milik / menjadi bagian saya dan saudara.
Kalau
berada di lapangan, berarti kebenaran itu dapat dipermain-mainkan, karena semua
lapangan adalah arena permainan.
Sesungguhnya,
kebenaran itu tidak boleh dipermain-mainkan. Bukankah kita telah menikmati
kebenaran dari sorga, sebesar sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari
takhta Allah, takhta Anak Domba? (Wahyu 22: 1) Tetapi kenyataannya kaki dari
perempuan asing itu melangkah ke lapangan-lapangan.
Oleh sebab
itu perhatikan saja keberadaannya wanita tuna susila; dari laki-laki yang satu
kepada laki-laki yang lain, dia tidak pernah betah dengan satu laki-laki,
bahkan itu menjadi kebanggannya.
-
Dekat
setiap tikungan ia menghadang
Perempuan
asing melangkah dekat setiap tikungan, tujuannya; untuk menghadang.
Sekarang
kita lihat; SIAPA YANG DIHADANG (DIGODA) OLEH PEREMPUAN ASING / PEREMPUAN
JALANG?
Amsal 7:
21
(7:21) Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai
bujukan, dengan kelicinan bibir ia
menggodanya.
Perempuan
asing / jalang berusaha menggoda orang muda dengan kelicinan bibirnya.
Orang muda
menggambarkan gereja Tuhan yang belum dewasa secara rohani, itulah yang
dihadang perempuan asing / jalang.
Amsal 7:
20
(7:20) sekantong uang
dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama."
Perempuan
asing / perempuan jalang MEMBERI PENGHARAPAN KOSONG, sebab di sini ia berkata
mengenai suaminya: “sekantong uang
dibawanya”
Perlu
untuk diketahui dengan jelas; uang + harta tidak menjamin keselamatan. Yang
menjamin keselamatan adalah darah anak domba yang disembelih, darah yang tak
bercacat cela yang menebus saya dan saudara, bukan dengan barang fana, bukan
dengan emas perak, bukan dengan uang + harta.
Dalam
kitab Efesus 4: 1 dan Filipi 1: 27, dengan jelas berkata: supaya sidang jemaat
berpadanan dengan injil Kristus, menyatu dengan injil yang diberitakan, kalau
tidak, pikirannya hanya tertuju kepada uang; seolah-olah uang itu yang
memberikan keselamatan.
Jangan
keliru dengan perempuan asing, di mana perkataannya licin, perkataannya tidak
bisa dipegang, menunjukkan bahwa tidak ada kebenaran di dalam dirinya.
Pikiran jangan
hanya tertuju kepada uang, kalaupun ada uang, pergunakanlah untuk hal-hal yang
baik, untuk kemajuan kandang penggembalaan, sebab lebih dari pada itu, arahnya
menuju kepada dosa.
Daging
seperti binatang buas yang sekali waktu siap menerkam, ingin ini, ingin itu,
sehingga akhirnya berujung kepada dosa.
Dampak negatif jika laki-laki tidak setia terhadap isteri
masa mudanya.
Ezra 9: 2
(9:2)
Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu
untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para
pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia
itu."
Laki-laki dari bangsa Israel mengambil isteri dari anak
perempuan asing, sehingga BERCAMPURLAH BENIH YANG KUDUS dengan BENIH DARI 7
PENDUDUK NEGERI KANAAN, itulah yang disebut kawin campur / pasangan yang tidak
seimbang.
Kita lihat persamannya dalam ...
2 Korintus 6: 14-16
(6:14)
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang
tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(6:15)
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus
dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang
percaya dengan orang-orang tak percaya?
(6:16)
Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?
Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan
mereka dan hidup di tengah-tengah
mereka, dan Aku akan menjadi Allah
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Persamaan dari kawin campur / pasangan yang tidak
seimbang;
-
Kebenaran bercampur dengan kedurhakaan.
Seharusnya
kebenaran adalah kebenaran, kedurhakaan adalah kedurhakaan.
Sebenarnya,
kebenaran tidak dapat bercampur dengan kedurhakaan, itu harus terpisah.
-
Terang bercampur dengan gelap.
Sesungguhnya
ini tidak bisa terjadi, karena ayat firman Tuhan mengatakan; sedikit terang menguasai
kegelapan. Tetapi di sini kita melihat terang bercampur dengan gelap.
-
Kristus bercampur dengan Belial.
Kristus
adalah kepala dari tiap-tiap gereja. Belial adalah iblis setan.
Bagaimana
mungkin Kristus bersatu dengan iblis setan? tidak mungkin, ini merupakan
pasangan yang tidak seimbang.
-
Orang-orang
percaya dengan orang-orang tidak percaya.
-
Bait Allah
dengan berhala.
Bait Allah
adalah rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam, sedangkan berhala, artinya;
segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, keduanya tidak mungkin bisa bersatu /
bercampur.
Lima hal ini bagaikan air dengan minyak, keduanya sama-sama
zat cair, tetapi keduanya tidak bisa menyatu.
Tetapi di sini kita melihat, keduanya bercampur; benih
yang kudus bercampur dengan benih asing.
Oleh sebab itu, dalam Maleakhi 2: 15 mengatakan: JAGALAH
DIRIMU!
Akibat kawin campur.
Nehemia 13: 23-24
(13:23)
Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri
perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan
Moab.
(13:24)
Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain
itu dan tidak tahu berbicara bahasa Yahudi.
Anak-anak mereka / keturunan mereka TIDAK TAHU BERBICARA
BAHASA YAHUDI.
Ini akan menimbulkan masalah-masalah yang kompleks.
Mari kita lihat; ARTI ROHANINYA
Matius 26: 69-70
(26:69)
Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba
perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga
selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."
(26:70)
Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu,
apa yang engkau maksud."
Seorang hamba perempuan berkata: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea
itu."
Simon Petrus berkata (menjawab): “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.”
Ini adalah penyangkalan Petrus yang pertama, dan penyangkalan
Petrus ini bukanlah bahasa orang Yahudi.
Matius 26: 71-72
(26:71)
Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata
kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang
ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
(26:72)
Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku
tidak kenal orang itu."
Hamba lain berkata kepada Petrus: “Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu”
Jawab Petrus: "Aku
tidak kenal orang itu."
Penyangkalan Petrus yang kedua ini, juga bukan bahasa
orang Yahudi.
Matius 26: 73-74
(26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ
datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu
nyata dari bahasamu."
(26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah:
"Aku
tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
Orang lain berkata kepada Petrus: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.”
Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” ini penyangkalan Petrus yang ketiga.
Tiga kali Simon Petrus menyangkal, sedangkan
penyangkalannya itu bukanlah bahasa orang Yahudi.
Perlu diketahui; bahasa orang Yahudi adalah bahasa kasih.
Yesus adalah raja orang yahudi, sesuai dengan apa yang
tertulis di atas kayu salib (INRI).
Ketika Yesus diadili, pertama di hadapan imam besar Kayafas,
di hadapan raja Herodes, dan di hadapan Pilatus, dari setiap pertanyaan-pertanyaan
yang dilontarkan bahkan tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada Yesus, Ia selalu
menjawab dengan menggunakan bahasa kasih, tidak dengan penyangkalan yang menggunakan
bahasa kutuk dan sumpah.
Saya dan saudara adalah Yahudi secara rohani, hendaknya
berkata-kata dengan menggunakan bahasa kasih.
Perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut
pandang, gerak-gerik kiranya dengan bahasa kasih.
Hati-hati bukan kasih fileo, bukan kasih eros tetapi
harus dengan kasih agape sesuai dengan apa yang tertulis di atas kayu salib. Tuhan
tahu apa yang terjadi, sekecil apapun gerak-gerik bahasa tubuh.
Petrus adalah orang yahudi, tetapi ia menyangkal salib
Kristus, berarti dia tidak mau menyangkal diri dan tidak mau memikul salibnya.
Orang yang semacam ini mudah sekali melontarkan kata-kata dari mulutnya,
dipengaruhi oleh perasaan dan suasana, itu bukanlah bahasa kasih.
Yesus Kristus, Dia adalah seorang Yahudi sejati, itu
terlihat dari bahasa-Nya.
Bukankah Tuhan telah berkemurahan bagi kita saat hari
ini, sehingga kita diajar untuk menggunakan bahasa kasih, karena kita seringkali
menggunakan bahasa yang salah yang berasal dari daging.
Gunakanlah bahasa kasih Agape, apapun yang melekat pada
tubuh gunakanlah itu sebagai bahasa kasih Agape.
Terkadang kita duduk dengar firman Tuhan saja tidak
menggunakan bahasa kasih agape, sehingga terjadi kepura-puraan.
Pada saat siang hari ini Tuhan melawat kita, supaya kita
tidak salah-salah dalam menggunakan bahasa.
Jagalah dirimu, inilah kebenaran yang berasal dari firman
Tuhan, maksudnya; jangan sampai laki-laki tidak setia terhadap isteri dari masa
mudanya. Biarlah kita tetap berpasangan dengan kebenaran dan keadilan.
Kristuslah kebenaran dan keadilan. Dialah suami dalam kebenaran, suami dalam
keadilan.
Kalau Tuhan tidak mempercepat waktu, maka tidak tertutup
kemungkinan orang-orang kudus juga terseret.
Oleh sebab itu, kalau kita perhatikan, hari-hari terakhir
ini berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin kita melangsungkan Ibadah Raya
Minggu, karena semuanya serba sibuk; sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan perkara-perkara
duniawi, sibuk melakukan dosa, sibuk menikmati hawa nafsu dan keinginan daging,
sibuk dengan urusan masing-masing, bahkan disibukkan oleh segala
masalah-masalah yang terjadi, baik masalah yang disebabkan oleh
perbuatan-perbuatan yang salah, maupun masalah yang disebabkan oleh karena
kejadian alam, sehingga oleh karena kesibukan-kesibukan itulah, hari-hari
berlalu begitu cepatnya.
Masihkah kita mengeraskan hati, sedangkan waktu ini sudah
dipercepat oleh Tuhan, mengingat bahasa kasih kepada orang-orang pilihan, yaitu
saya dan saudara.
Coba bayangkan, begitu dalamnya Tuhan berbicara kepada
kita saat siang hari ini dengan bahasa kasih.
Kepada imam-imam yang bekerja melayani Tuhan, secara
khusus panitia natal 2013, perhatikan bahasa kasih! Bukan suatu kebetulan kalau
Tuhan berbicara dengan bahasa kasih saat siang hari ini, oleh sebab itu, jangan
mengeraskan hati!
Maleakhi 2: 15
(2:15)
Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang
dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi!
Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa
mudanya.
Ketika laki-laki dan perempuan dipersatukan menjadi satu
daging, yang Tuhan dambakan, yang Tuhan rindukan adalah KETURUNAN ILAHI dari
benih ilahi, benih yang kudus, bukan keturunan yang tidak bisa menggunakan
bahasa Yahudi.
Sekali lagi saya sampaikan; dari kesatuan daging dan roh,
yang Tuhan kehendaki adalah keturunan ilahi, yaitu keturunan yang dapat
menggunakan bahasa kasih.
Kita semua adalah anak-anak Tuhan, Tuhan adalah Bapa
kita. Biarlah kita semua menjadi keturunan ilahi yang dapat menggunakan bahasa
kasih.
Kita lihat; BENIH ILAHI.
Kejadian 15: 1-2
(15:2)
Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku,
karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi
rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
(15:3)
Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga
seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
Tuhan Allah menjanjikan keturunan ilahi kepada Abraham,
itulah Ishak.
Mari kita lihat; APAKAH KETURUNAN ILAHI ITU MENGGUNAKAN
BAHASA KASIH?
Kejadian 22: 2
(22:2)
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni
Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban
bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Ishak adalah keturunan ilahi dari benih ilahi, dia adalah
anak yang dijanjikan Tuhan Allah kepada Abraham.
Kemudian kalau kita perhatikan di sini; Ishak anak tunggal,
anak satu-satunya, dipersembahkan sebagai korban
bakaran.
Korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah
gambaran dari kasih Allah.
Kemudian, daging korban bakaran itu dibakar di atas
mezbah korban bakaran, dibiarkan sampai pagi, berarti dibiarkan sampai hangus,
sampai daging tidak bersuara lagi (tidak menggunakan bahasa asing, selain bahasa
kasih).
Bayangkan, Ishak adalah anak satu-satunya, anak tunggal,
namun ia harus dipersembahkan kepada Allah sebagai korban bakaran, inilah yang
disebut keturunan ilahi dari benih ilahi, sebab Allah sendiri yang
menjanjikannya kepada Abraham.
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa,
segenap akal budi, dan kekuatan, itu merupakan korban bakaran bagi Tuhan.
Praktek sebagai korban bakaran.
Kejadian 22: 6
(22:6)
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban
bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di
tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
Ishak memikul kayu untuk korban bakaran, itu menggambarkan;
ketika Yesus Anak Tunggal Allah Bapa memikul salibnya, menyangkal dirinya, itu
adalah bahasa kasih, itu adalah praktek bahasa kasih, jangan gunakan bahasa
yang lain, biarlah daging ini dibakar dan hangus, sehingga tidak terlihat lagi
bahasa fileo (hubungan daging) dan eros (hubungan terhadap lawan jenis), sebab
itu bersumber dari daging.
Ini adalah keturunan ilahi, bagaimana dengan kita? Apakah
kita keturunan ilahi atau keturunan daging yang belum habis dibakar?
Perhatikan; kalau suami isteri tidak seiring, tidak
terjadi kesatuan, maka korbannya adalah anak. Bahasa yang keluar dari mulut
seorang anak bukan bahasa kasih, melainkan bahasa kutuk.
Jadilah keturunan ilahi dari benih ilahi, yang senantiasa
mempersembahkan korban bakaran kepada Allah, dengan prakteknya; menyangkal
diri, memikul salibnya.
Jika tidak menggunakan bahasa kasih, hal itu cukup
menyakitkan hati Tuhan dan tentunya hati sesama, seperti yang dilakukan oleh
laki-laki bangsa Israel yang telah menjadi suami dari anak perempuan allah
asing.
Kalau kita ingat, sudah berapa kali kita menyakitkan hati
Tuhan, berapa kali kita melakukan yang tidak sopan di hadapan Tuhan, berapa
kali kita melakukan yang tidak sepatutnya kita lakukan?
Kejadian 22: 7
(22:7)
Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham:
"Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di
sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran
itu?"
Kalau seseorang mengasihi Tuhan (dengan menggunakan
bahasa kasih); ia adalah orang yang siap disembelih menunjukkan hati yang
tulus, polos (tidak munafik) di hadapan Tuhan, seperti Ishak yang berkata: Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di
manakah anak domba untuk korban bakaran itu?
Kalau mau menjadi korban bakaran, mau memikul salibnya,
dia pasti seorang yang tulus, polos, tidak menggunakan logika, tidak
menggunakan bahasa daging lagi di tengah-tengah ibadah pelayanan. Untuk apa
kita melayani dengan menggunakan bahasa asing?? Tidak ada artinya, sebab korban
yang demikian tidak menyukakan hati Tuhan.
Kejadian 22: 8
(22:8)
Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban
bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
Saya himbau, jangan sampai menghitung-hitung apa yang
telah saudara persembahkan di hadapan Tuhan, sebab itu tidaklah sebanding
dengan bahasa kasih (bahasa yang berasal dari dalam hati yang paling dalam) yang
telah kita terima, kita dengar pada saat ini.
Kejadian 22: 9
(22:9)
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham
mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya
Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
Dua tangan, dua kaki Ishak diikat, tidak mampu berbuat
apa-apa, tidak berdaya di hadapan Tuhan.
Dia menjadi korban bakaran di hadapan Tuhan, seperti
domba sembelihan yang mulutnya kelu ketika dibawa ke pembantaian, mulutnya
tidak terbuka di depan orang-orang yang menggunting bulunya.
Kejadian 22: 10-12
(22:10)
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk
menyembelih anaknya.
(22:11)
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham,
Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
(22:12)
Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia,
sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau
takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku."
Demikianlah hati Bapa kepada saya dan saudara; telah
mengaruniakan anak-Nya yang tunggal kepada saya dan saudara, supaya dunia ini
beroleh hidup yang kekal.
Pendeknya; keturunan ilahi dari benih ilahi, menggunakan
bahasa kasih, dia polos, tulus, dia menyerahkan hidupnya (kaki dan tangannya
diikat), dia tidak berdaya, seperti domba sembelihan mulutnya tidak terbuka.
Bagaimana dengan kita, apakah kita masih suka bersungut-sungut
di hadapan Tuhan?
Senantiasa naikkanlah syukur kepada-Nya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment