IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 14 FEBRUARI 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: UTUSAN
TUHAN UNTUK MEMPERSIAPKAN JALAN BAGI DIA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati-Nya, kita boleh melangsungkan
Ibadah Pendalaman Alkitab pada malam hari ini.
Kita kembali memperhatikan kitab Maleakhi, sebagai firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, tibalah saatnya bagi kita untuk
memperhatikan Maleakhi 3: 1
Maleakhi 3: 1
(3:1) Lihat,
Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari
itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu,
sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
Firman Tuhan mengatakan: “Lihat, Aku menyuruh
utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!”
Dalam bahasa sehari-hari: “Tuhan menyuruh utusan-Nya
supaya utusan-Nya itu mempersiapkan jalan bagi Tuhan.”
Pekerjaan utusan di sini adalah UNTUK MEMPERSIAPKAN JALAN
BAGI TUHAN, dia akan merintis jalan bagi Tuhan, sebab sesuai dengan
perikop/judul yang ada: TUHAN DATANG UNTUK MENGHUKUM.
Kedatangan Tuhan pada kali yang kedua bukan lagi mencari
orang yang berdosa melainkan menghukum orang yang berdosa.
Oleh sebab itu, sebelum Tuhan datang pada kali yang
kedua, maka Tuhan menyuruh utusan-Nya itu untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan.
Sekarang kita lihat ...
Markus 1: 1-2
(1:1) Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak
Allah.
(1:2) Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului
Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;
Utusan yang mendahului kedatangan Yesus pada kali yang
kedua nanti adalah untuk mempersiapkan jalan bagi Dia.
SIAPAKAH DIA?
Markus 1: 3-4
(1:3) ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",
(1:4) demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang
gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah
dirimu dibaptis dan Allah
akan mengampuni dosamu."
Seorang utusan yang mendahului Tuhan, dialah YOHANES
PEMBAPTIS, yang disebut juga nabi Yohanes.
Yohanes tampil di padang gurun, dia tidak tampil di
kota-kota besar atau di kampung-kampung, melainkan di padang gurun.
Padang gurun à kehidupan yang masih jauh dari Tuhan, sebab padang gurun
itu gersang, rumput tidak tumbuh di sana, air tidak ditemukan di sana, artinya;
tidak tergembala, jauh dari Tuhan.
Kalau kawanan domba itu tergembala, maka seorang gembala
akan membaringkan kawanan domba di RUMPUT YANG HIJAU dan dibawa ke AIR YANG
TENANG (Mazmur 23: 1-2).
Saudaraku, suatu hal yang luar biasa dengan apa yang
dikerjakan oleh Yohanes Pembaptis sebagai seorang perintis yang mempersiapkan
jalan bagi Dia.
Jadi, sekali lagi saya katakan; Yohanes Pembaptis tampil
di padang gurun, tampil kepada mereka yang masih jauh dari Tuhan, yang belum
mengenal Tuhan (kerohanian padang gurun).
Sekarang kita lihat; SERUAN YOHANES PEMBAPTIS DI PADANG
GURUN.
Ada 2 seruan Yohanes Pembaptis di padang gurun:
-
YANG PERTAMA: bertobatlah
Artinya;
berhenti berbuat dosa, jangan mengulangi lagi, seperti dua tangan dua kaki yang
terpaku tidak dapat berbuat apa-apa, justru dari sanalah darah itu mengalir.
Dalam pola
Tabernakel, bertobat terkena pada mezbah korban bakaran.
Orang yang
bertobat, persis seperti binatang yang dipersembahkan kepada Tuhan; setelah
disembelih, selanjutnya dikuliti, kemudian potongan-potongan daging itu
dibiarkan di atas mezbah korban bakaran sampai pagi, sampai hangus, berarti;
daging tidak lagi bersuara, itu adalah tanda orang yang bertobat.
-
YANG KEDUA: berilah dirimu dibaptis
Dalam pola
Tabernakel, terkena pada kolam/bejana pembasuhan à baptisan / permandian air.
Pengertian
baptisan:
1. Dalam bahasa Yunani, baptisan = baptizoo, artinya; ditenggelamkan = segala kehidupan yang lama dikubur,
kemudian satu dalam kuasa kebangkitannya, itulah hidup dalam hidup yang baru,
yang lama berlalu = manusia baru.
2. Disucikan oleh air firman Tuhan.
Efesus 5:
26-27
(5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman,
(5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya
jemaat kudus dan tidak bercela.
Setelah
dimandikan/disucikan oleh air dan firman, dengan demikian sidang jemaat
ditempatkan di hadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu = kudus, tidak bercela, itulah penyucian air firman Tuhan, itulah
keadaan seseorang bila memberi diri dibaptis.
Lukas 1: 75-77
(1:75) dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya
seumur hidup kita.
(1:76) Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah
Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk
mempersiapkan jalan bagi-Nya,
(1:77) untuk memberikan
kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan
pengampunan dosa-dosa mereka,
Yohanes Pembaptis, sebagai perintis yang mempersiapkan
jalan bagi Dia, memberi pengertian akan keselamatan yang berdasarkan
pengampunan dosa-dosa mereka, lewat pertobatan dan baptisan air.
Kita bersyukur, ada seorang utusan yang mendahului
kedatangan Yesus untuk yang kedua kalinya, supaya umat Allah memperoleh
pengertian akan keselamatan dengan dasar pengampunan dosa, yaitu; pertobatan
dan baptisan air.
Perlu untuk diketahui; setelah kita menerima pengertian
akan keselamatan atas dasar pertobatan dan baptisan Kristus ...
Filipi 2:
12
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu
senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan
keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih
hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
Setelah menerima keselamatan lewat pengorbanan Yesus
Kristus, juga kematian dan kebangkitan-Nya, selanjutnya keselamatan itu harus dikerjakan
dengan takut dan gentar.
Untuk mengerjakan keselamatan yang telah diberikan oleh
Tuhan, kalau kita kaitkan pada pola Tabernakel terkena pada RUANGAN SUCI.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat yang menunjuk
kepada ketekunan dalam 3 macam ibadah utama, antara lain;
-
Meja roti
sajian, artinya; tekun dalam IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, disertai dengan perjamuan suci = domba-domba diberi makan, selanjutnya
menghasilkan IMAN.
-
Pelita
emas, artinya; tekun dalam IBADAH RAYA MINGGU
disertai dengan kesaksian-kesaksian = domba-domba diberi minum, selanjutnya
menghasilkan PENGHARAPAN.
Karunia-karunia
yang diperoleh tiap-tiap orang itu juga merupakan kesaksian di hadapan Tuhan.
- Mezbah
dupa, artinya; tekun dalam IBADAH DOA PENYEMBAHAN
= domba-domba diberi nafas kehidupan, selanjutnya menghasilkan KASIH.
Ibrani 10: 21-22
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai
kepala Rumah Allah.
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan
hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah
dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air
yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan
tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya,
setia.
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita
saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Ketekunan dalam tiga macam ibadah utama menghasilkan 3
hal, yaitu;
- Iman.
Iman yang
teguh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh
kita telah dibasuh oleh air yang murni, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.
-
Pengharapan.
Sebagai
orang yang berpengharapan kepada Tuhan, tidak kepada perkara-perkara
lahiriah/di bawah, berupa harta dan kekayaan, marilah kita berpegang teguh pada
pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
-
Kasih.
Dengan
kasih inilah, kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong satu
dengan yang lain, tidak membiarkan orang lain terpuruk.
Iman, harap dan kasih adalah hasil dari ketekunan dalam tiga
macam ibadah, sekaligus dengan manfaatnya.
Namun untuk mengerjakan keselamatan itu, ADA HAL YANG
TIDAK BOLEH DIABAIKAN.
Keluaran 30: 19-21
(30:19) Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh
tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.
(30:20) Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan,
haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati.
Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan
kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN,
(30:21) haruslah mereka membasuh
tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus
menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi
keturunannya turun-temurun."
Yang tidak boleh diabaikan saat memasuki ruangan
suci/tempat pertemuan itu; seorang imam terlebih dahulu membasuh tangan dan kaki.
-
Tangan à segala perbuatan-perbuatan/kelakuan-kelakuan seseorang.
-
Kaki à perjalanan hidup seseorang.
Kedua hal ini harus terlebih dahulu dibasuh.
Ibadah pelayanan tidak boleh diselenggarakan dengan sembarangan,
kalau tidak, akan mengalami kematian, baik kematian secara rohani maupun
kematian tubuh yaitu kebinasaan yang kekal.
Kalau kita perhatikan Malekahi 2: 17 ...
Malekhi 2: 17
(2:17) Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi
kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?"
Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik
di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan -- atau jika
tidak, di manakah Allah yang menghukum?"
Bangsa Israel menyusahi Tuhan dengan perkataan-perkataan
mereka, sebab mereka berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?”
Sebetulnya, perkataan mereka telah menyusahi Tuhan, sebab
menurut pemahaman mereka; melakukan dosa kejahatan dan kenajisan diperbolehkan
di tengah-tengah ibadah pelayanan, seandainya tidak boleh, Tuhan pasti
menghukum mereka.
Sesungguhnya melakukan dosa kejahatan dan dosa kenajisan
di tengah-tengah ibadah pelayanan tidak diperbolehkan. Itu sebabnya untuk masuk
ke dalam ruangan suci ada hal yang tidak boleh diabaikan, yaitu MENCUCI TANGAN
dan MENCUCI KAKI.
Coba saja kalau saudara memperhatikan perjalanan rohani
di waktu-waktu yang lalu; ketika kita berbuat dosa kejahatan dan kenajisan di
tengah-tengah ibadah pelayanan, perkataan dan suara daging pasti menyusahi
Tuhan dan sesama. Oleh sebab itu, saya katakan: “jangan abaikan dua hal
yaitu basuhlah tangan dan kaki, supaya kita tidak menyusahi Tuhan di
tengah-tengah ibadah pelayanan ini.”
Lukas 7: 29
(7:29) Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya,
termasuk para pemungut cukai, mengakui
kebenaran Allah, karena mereka telah memberi
diri dibaptis oleh Yohanes.
Akhirnya mereka yang mendengarkan seruan Yohanes
Pembaptis di padang gurun mengakui kebenaran Allah, termasuk para pemungut
cukai, karena mereka telah memberi diri dibaptis.
Mereka dibenarkan setelah mendengarkan seruan Yohanes
Pembaptis, mereka menerima kebenaran Allah, kebenaran dari sorga.
Kita membutuhkan kebenaran dari sorga, bukan kebenaran
yang berasal dari dunia sebab kebenaran di dunia ini hanya akan menimbulkan
omelan dan sungut-sungut bahkan menolak nasihat firman.
Tetapi kalau kita mau menerima apa yang diserukan Yohanes
Pembaptis, pasti kita mau menerima kebenaran dari Allah, dari sorga. Terimalah
kebenaran dari sorga, supaya tidak ada perkataan/suara daging yang menyusahi
Tuhan.
Kebenaran yang sejati hanya terletak pada salib Kristus,
tidak pada yang lain. Tuhan telah mengerjakan keselamatan dan jangan
menyia-nyiakannya.
SEDIKIT KESAKSIAN;
Waktu saya masih sekolah Alkitab, saya berkeras ingin
pulang (meninggalkan sekolah Alkitab) karena saya selalu merasa dipersalahkan,
bahkan saya berusaha mencari celah / jalan keluar untuk dapat keluar dari
sekolah Alkitab.
Tetapi setiap saya mau pulang, firman Tuhan selalu
memberi pengertian kepada saya.
Barulah sekarang saya memahami arti kebenaran yang
sesungguhnya, sekarang saya mengerti tujuan hidup.
Saya bersyukur saya tidak jadi pulang (meninggalkan
sekolah Alkitab). Andaikata saya pulang, maka hidup saya tidak akan berguna,
melebihi dari kotoran di luaran sana, menjadi lumpur dan sampah.
Alangkah bersyukurnya, bahwa Tuhan mengutus hamba-Nya
untuk mempersiapkan jalan bagi Dia atas kedatangan-Nya untuk kali yang kedua.
Sekarang, apa tujuan hidup kita; mau harta di dunia atau
harta yang kekal?
Tuhan telah mengutus seorang perintis yang luar biasa
untuk mendahului Dia, supaya kita menerima kebenaran yang dari atas, bukan
kebenaran yang tidak kita lihat.
Jangan membiarkan diri seperti ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, tetapi biarlah kita seperti pemungut cukai yang dibenarkan
oleh kebenaran Allah (kebenaran dari surga), karena mendengarkan seruan Yohanes
Pembaptis.
Lukas 7: 30
(7:30) Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat
menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.
Berbanding terbalik dengan orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat; sekalipun mereka mengerti firman Tuhan dan mereka adalah
golongan intelektual, namun mereka menolak maksud Tuhan karena mereka tidak mau
dibaptis oleh Yohanes.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat gambaran dari
kawanan domba yang dibaringkan di padang rumput dan dituntun ke air yang
tenang, namun sekalipun demikian, mereka tetap menolak maksud Allah terhadap
diri mereka.
Lukas 1: 16-17
(1:16) ia akan membuat
banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh
dan kuasa Elia untuk membuat
hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati
orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat
yang layak bagi-Nya."
Yohanes, sebagai perintis yang diutus mendahului Tuhan,
membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, sehingga dua hal terjadi;
-
membuat
hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya,
-
hati
orang-orang durhaka (anak-anak) kepada pikiran orang-orang benar,
selanjutnya ia MENYIAPKAN SUATU UMAT YANG LAYAK BAGI
TUHAN, apabila Ia datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria
Sorga untuk menjemput mempelai perempuannya (hal ini terlihat dalam Wahyu 7: 9
dan Wahyu 19: 6-9).
Oleh sebab itu, biarlah kita memiliki tujuan hidup yang
jelas. Semakin hari kita semakin didewasakan, semakin hari semakin diberi
pengertian akan keselamatan.
Syarat menjadi utusan/perintis yang mendahului.
Lukas 1: 17
(1:17) dan ia akan berjalan
mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk
membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang
durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi
Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."
Yohanes Pembaptis berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia.
Matius 11: 14-15
(11:14) dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu.
(11:15) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Dengan jelas di sini dikatakan: “jika kamu mau
menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu”
Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi, tetapi karena dia
berjalan dalam Roh Tuhan dan kuasa Elia, di sini dikatakan: “ialah Elia yang
akan datang itu”
“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Kita semua memiliki sepasang telinga; gunakan, terima dan
dengar firman Tuhan dengan baik, jangan dengar suara lain.
Ingat tujuan hidup, sebab Tuhan telah mengutus utusan
yang mendahului Dia untuk mempersiapkan suatu umat yang berkenan.
Kuasa Elia.
Wahyu 11: 1-2
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh,
seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut:
"Bangunlah dan ukurlah
Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di
sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada
bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua
bulan lamanya."
Mereka yang telah menerima keselamatan yang telah dikerjakan
oleh Yesus Kristus; MASUK DALAM UKURAN.
Artinya; berada di dalam ruangan suci, tekun dalam tiga
macam ibadah utama dan melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan
percayakan.
Mereka yang diukur adalah suatu umat yang telah
dipersiapkan bagi Tuhan.
Yang diukur di sini adalah;
-
Bait Suci Allah
-
mezbah à doa penyembahan,
-
dan yang beribadah di
dalamnya à tekun dalam tiga macam ibadah utama.
Inilah yang masuk dalam ukuran, yang menerima keselamatan
karena mereka mengerjakan keselamatan itu.
Sedangkan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar tidak
masuk dalam ukuran, sebab mereka akan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain,
itulah antikris, selama 3,5 tahun (42 bulan), alasannya sangat jelas sekali,
sesungguhnya mereka telah melihat / menerima keselamatan itu oleh karena
perbuatan - perbuatanNya yang ajaib, tetapi mereka tidak mau mengerjakan
keselematan itu, untuk tekun dalam tiga macam ibadah utama dan doa
penyembahan (mezbah).
Wahyu 11: 3-5
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku,
supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari
lamanya.
(11:4) Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki
dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
(11:5) Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti
mereka, keluarlah api dari
mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang
hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
Keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh
mereka, berarti kuasa Elia menghanguskan tabiat daging sebagai salah satu musuh
utama.
Menjelang kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, di
awan-awan nan permai, bersama-sama para malaikat di dalam kemuliaan-Nya,
sebagai Raja, sebagai Mempelai Pria Sorga; dua saksi Allah (Musa dan Elia)
yang telah diutus mendahului Yesus Kristus.
Jadi, sama dengan apa yang telah dikerjakan oleh Yohanes
Pembaptis sebagai perintis yang diutus untuk mendahului.
Saya bersyukur dengan Maleakhi 3: 1, apa yang dahulu
tidak saya pikirkan, tidak timbul dalam hati dan tidak didengar oleh telinga,
namun malam hari ini Tuhan nyatakan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Andaikata kerohanian kita adalah kerohanian padang gurun,
namun kalau kita mau menerima seruan Yohanes Pembaptis, berarti menerima
kebenaran dari Allah.
Bukankah Tuhan telah menyatakan isi hati-Nya secara
terang-terangan kepada kita? Bukankah Tuhan telah menyatakan segala sesuatu
bagi kita untuk mendatangkan keselamatan?
Seperti apa respon kita terhadap pemberitaan firman Tuhan
yang kita terima malam hari ini; apakah seperti ahli Taurat dan orang Farisi
atau seperti pemungut cukai yang akhirnya dibenarkan?
Saya tidak lelah mengatakan;
-
ahli Taurat dan orang
Farisi bagaikan kawanan domba yang dibaringkan di padang rumput yang hijau dan
dituntun ke air yang tenang tetapi tidak mau bertobat
-
sedangkan pemungut
cukai yang kerohaniannya digambarkan seperti padang gurun, namun yang mau
menerima kebenaran dari Allah
Saya himbau; berilah diri untuk dipersiapkan dari sekian
banyak umat dalam kumpulan besar orang banyak dari 4 penjuru bumi, untuk
menjadi umat yang berkenan.
Sekali lagi; kuasa Elia itu menghanguskan, dan itu adalah
sifat dari api.
Matius 3: 11
(3:11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda
pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari
padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Yesus akan membaptis dengan roh dan api, sedangkan sifat
api adalah menghanguskan / membakar.
1 Petrus 4: 12
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran
akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada
sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Saudaraku, jangan heran akan nyala api siksaan yang akan
datang sebagai ujian.
Kalau ada ujian yang berat bahkan ujian itu amat sangat
berat, janganlah itu dibesar-besarkan, ijinkan itu terjadi untuk menghanguskan
tabiat daging sebagai baptisan api.
Jadi, nyala api siksaan itu merupakan baptisan api. Ujian
yang berat itu adalah baptisan api.
Biarlah kita jujur, menerima kebenaran dari sorga,
seperti pemungut cukai.
Tetapi kalau kita bersungut-sungut, berarti daging dengan
tabiatnya belum hangus. Sampai kapan hal ini akan terjadi?
1 Petrus 4: 13
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah,
sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan
Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira
dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Biarlah kita bersukacita karena menanggung penderitaan
bersama dengan Kristus, menanggung penderitaan yang tidak harus kita tanggung,
apalagi kalau menderita karena menanggung pukulan/kesalahan.
Oleh sebab itu, kita tidak perlu bersungut-sungut
seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa.
Biarlah kita menanggung penderitaan bersama dengan
Kristus, menderita karena salib, sebab dibalik salib Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya.
1 Petrus 4: 14
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama
Kristus, sebab Roh kemuliaan,
yaitu Roh Allah ada padamu.
Roh kemuliaan itu turun kepada seseorang karena ia mau
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung (baptisan api), dinista
karena salib.
Dapat kita simpulkan: Roh kemuliaan tidak akan turun,
sebelum mengalami baptisan api (sebelum tabiat daging hangus)
Kita membutuhkan Roh Tuhan, sebagaimana Yohanes Pembaptis
berjalan di dalam Roh Tuhan dan kuasa Elia.
1 Petrus 4: 15-16
(4:15) Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita
sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
(4:16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan
hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Kalau harus menanggung penderitaan karena salib Kristus,
tidak perlu malu, tetapi biarlah kita terus memuliakan Tuhan, terus maju,
jangan mundur.
Baptisan api = baptisan Roh.
Oleh karena salib, menanggung penderitaan yang tidak
harus ditanggung sebagai nyala api siksaan, maka seseorang penuh dengan Roh
kemuliaan.
Sebagai pengikut-pengikut Kristus, hendaknya menyangkal
diri dan memikul salib, jangan menolak salib sebagai nyala
api.
Roma 8: 10-13
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh
memang mati karena dosa, tetapi roh
adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan
Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana
itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan
mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Roh Kudus mematikan tabiat-tabiat daging, itulah yang
menghidupkan saya dan saudara, termasuk ibadah pelayanan hidup di hadapan
Tuhan.
Selama seseorang belum penuh dengan Roh, ibadah
pelayanannya dikatakan hidup padahal mati, itu sebabnya hari ini
seseorang bisa saja semangat melayani Tuhan, tetapi bagaimana dengan
besok???
Percayalah, kita tidak mampu melayani tanpa Roh Tuhan.
Kalau Yohanes Pembaptis dipakai Tuhan untuk berjalan mendahului Dia, itu karena
Yohanes Pembaptis berjalan di dalam Roh Tuhan dan kuasa Elia.
Oleh sebab itu, berusahalah hidup / penuh dengan
Roh Tuhan, jangan terpengaruh dengan situasi dan keadaan yang tidak suci.
Utusan yang mendahululi kedatangan Tuhan pada kali yang
kedua sebagai Raja dan mempelai pria Sorga;
-
Pada waktu gereja
hujan awal adalah YOHANES PEMBAPTIS.
-
Pada waktu gereja
hujan akhir adalah MUSA dan ELIA.
Praktek
berjalan dengan Roh dan kuasa Elia:
Yohanes 3: 30-31
(3:30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin
kecil.
Yohanes Pembaptis berkata: “Ia harus makin besar,
tetapi aku harus makin kecil”, dan perkataan ini juga harus tertulis dalam
hati kita, supaya apa yang keluar dari mulut berasal dari firman yang tertulis
dalam hati.
Biarlah semakin hari kita semakin kecil dan terus semakin
kecil. Kalau seseorang masih suka bersungut-sungut itu karena ia masih besar,
sehingga Tuhan yang kecil.
Tetapi biarlah Dia semakin besar, kita semakin kecil.
Jika semakin hari kita kecil, maka Dia semakin besar di dalam hidup kita,
karena tidak ada lagi harga di dalam diri.
Hal itu dibuktikan dalam ...
Matius 11: 10
(11:10) Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku
menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di
hadapan-Mu.
(11:11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan
tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis,
namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Di hadapan Tuhan, tidak ada seorang yang dilahirkan oleh
perempuan yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis, sebab barangsiapa
merendahkan diri dan mau menjadi kecil, ia akan ditinggikan dan menjadi besar
di dalam Kerajaan Sorga.
Tulisan ini adalah tulisan dalam injil Matius. Jadi,
bukan Yohanes sendiri yang mengatakannya, melainkan Matius sendiri yang
menuliskannya, ini adalah kebenaran, karena orang lain melihat kesaksian hidup
seseorang.
Oleh sebab itu, biarlah kita bermegah di dalam kelemahan,
di dalam penderitaan, seperti apa yang dialami Rasul Paulus; ia tidak bermegah
atas penyataan-penyataan yang luar biasa itu, di mana ia diangkat ke tingkat
yang ketiga (2 Korintus 12: 2), sebaliknya ia bermegah di dalam kelemahan, di
dalam penderitaan, selanjutnya Rasul Paulus berkata: “ketika aku lemah, maka
aku kuat.”
Di saat kita lemah, mengalami banyak penderitaan, di
situlah letak kekuatan kita, tetapi ketika kita merasa diri besar dan kuat,
maka kita lemah, tidak ada kekuatan.
Sebagai pembuktian bahwa Yohanes Pembaptis semakin kecil,
Tuhan semakin besar.
Markus 1: 7
(1:7) Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku
akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali
kasut-Nya pun aku tidak layak.
Sesudah Yohanes Pembaptis merintis jalan bagi Dia,
selanjutnya Tuhan akan datang sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga.
Tetapi di sini dia lanjutkan berkata: “membungkuk dan
membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak”
-
Membungkuk à kerendahan hati/mau merendahkan diri.
-
Membuka tali kasut à kehidupan yang kecil dan hina.
Kasut adalah alas kaki yang menginjak debu tanah, segala
kotoran, tetapi untuk membuka itu pun Yohanes Pembaptis merasa tidak
layak, menunjukkan bahwa dia mau menjadi keci, kecil, kecil dan hina.
Oleh sebab itu, jangan selalu merasa diri besar, merasa
diri bisa dan mampu. Biarlah kita dengan mudah mengakui setiap kesalahan -
kesalahan yang kita perbuat, supaya kita jangan menjadikan Tuhan pendusta,
jangan menjadikan orang lain pendusta.
Lukas 3:3
(3:3) Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan
menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,
Dengan bertobat dan memberi diri dibaptis, Tuhan pasti
mengampuni dosa kejahatan, dosa kenajisan, dan segala yang terselubung pasti
Tuhan ampuni bahkan Tuhan angkat setinggi - tingginya dan Tuhan menyatakan
kemuliaan yang dijanjikan-Nya.
Lukas 3: 4-6
(3:4) seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat
Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk
Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
(3:5) Setiap
lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan
menjadi rata, yang
berliku-liku akan diluruskan, yang
berlekuk-lekuk akan diratakan,
(3:6) dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari
Tuhan."
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan
bagi-Nya, maksudnya;
-
Setiap
lembah akan ditimbun
Lembah
memang harus ditimbun supaya tidak tampak suram dan kelam.
-
setiap
gunung dan bukit akan menjadi rata
artinya;
kesombongan, keangkuhan, tinggi hati tidak terlihat lagi, termasuk segala
persoalan yang ditimbulkan oleh kesombongan tidak terlihat lagi.
-
yang
berliku-liku akan diluruskan
Jalan yang
berliku-liku adalah jalan yang ditempuh oleh ular, tidak ada ular yang tidak
berliku-liku apabila ia menjalar di atas tanah. Kalau ular berliku-liku itu
karena tabiat daging, sebab ular tidak berjalan (dengan menggunakan dua
kakinya) melainkan menjalar (dengan menggunakan daging/tubuhnya).
-
yang
berlekuk-lekuk akan diratakan
artinya;
tidak akan ada lagi gelombang-gelombang yang mengguncang, itulah lekuk-lekuk.
Begitu
dalam dan kayanya hikmat Tuhan mempersiapkan suatu umat yang berkenan kepada
Dia.
Lukas 7: 26
(7:26) Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar,
dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih
dari pada nabi.
Biarlah kita pergi melihat nabi itu, berilah diri
dipersiapkan, bahkan lebih dari pada itu; menghargai nabi untuk memperoleh upah
nabi.
Biarlah kita datang dan menghargai nabi supaya kita
memperoleh upah nabi yaitu memiliki pandangan nubuatan bahkan lebih dari pada
itu Tuhan mempersiapkan hidup yang kekal, menyatakan kemuliaan-Nya kepada umat
yang berkenan kepada-Nya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment