IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 MARET 2014
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 07)
Subtema: PENGHARAPAN YANG MELABUHKAN SAMPAI KE BELAKANG TABIR
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Pada malam hari ini kita dimungkinkan untuk beribadah
melayani Tuhan, semua karena kemurahan hati Tuhan bukan karena gagah, hebat,
kuat kita.
Kita kembali memperhatikan surat yang dikirim Rasul
Paulus kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 5C
(1:5) oleh
karena pengharapan, yang disediakan bagi
kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam
firman kebenaran, yaitu Injil,
Rasul Paulus mendengar tentang sidang jemaat di Kolose,
antara lain: iman dalam Kristus
Yesus, tentang kasih mereka terhadap
semua orang kudus, oleh pengharapan
yang disediakan bagi mereka di sorga.
Pengharapan itu telah lebih dahulu mereka dengar dalam
firman kebenaran, yaitu Injil.
Berbicara Injil, berarti; berbicara tentang kisah Yesus
Kristus yang seluruhnya ditulis dalam 4 Injil, yaitu; Injil Matius, Markus,
Lukas dan Yohanes.
-
Injil Matius
menunjukkan kewibawaan, kemuliaan
Yesus sebagai Raja.
-
Injil Markus
menunjukkan pelayanan Yesus
sebagai hamba.
-
Injil Lukas
menunjukkan sengsara yang dialami
Yesus sebagai manusia.
-
Injil Yohanes
menunjukkan keadilan, kebenaran
Yesus sebagai Anak Allah.
Kesimpulannya; 4 Injil tersebut menggambarkan 4
sifat/tabiat Yesus Kristus.
Dikaitkan dengan 4
makhluk dalam ...
Wahyu 4: 6-7
(4:6) Dan
di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk
penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
(4:7)
Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa,
dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu,
dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti
muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti
burung nasar yang sedang terbang.
Di sekeliling takhta Anak Domba itu ada 4 makhluk dengan
4 sifat tabiat Yesus Kristus;
YANG PERTAMA: Makhluk yang pertama sama seperti SINGA
menunjukkan kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai
Raja yang berkemenangan.
Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu
berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau
menangis!
Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu
tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat
membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Singa dari Yehuda
itulah pribadi Yesus Kristus, tunas Daud, telah menang, ini menunjukkan kewibawaan,
kemuliaan Yesus sebagai Raja penuh kuasa mengalahkan musuh.
Matius 6: 13
(6:13) dan
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Amin.]
Disini
dikatakan; “Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan….” berarti kemuliaan dari seorang
raja terletak pada kuasanya. Kalau
seorang raja tidak memiliki kuasa, maka tidak terlihat wibawa dan kemuliaan
seorang raja.
Namun dalam hal ini kita memiliki seorang raja yang
berkuasa, Dialah Tunas Daud, singa dari Yehuda, Dia berkuasa untuk mengalahkan
dosa yang ditimbulkan oleh daging
dengan segala hawa nafsunya, iblis setan
(itulah roh jahat dan roh najis), dunia
dengan segala arus dan pengaruhnya yang menghanyutkan yang membawa kepada
kematian rohani.
Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu
berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis!
Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu
tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat
membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Kemuliaan
Yesus sebagai Raja (Singa dari Yehuda) terlihat dengan jelas, Ia sanggup
membuka gulungan kitab dan membuka ke 7 meterainya, sehingga dapat melihat
sebelah dalamnya, artinya terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan sehingga
segala sesuatu yang terselubung disingkapkan. Kalau yang terselubung itu dapat
disingkapkan itu tanda bahwa dosa telah dikalahkan, selanjutnya terlihat kemuliaan, kewibawaan seorang
raja.
Mazmur 119: 130
(119:130)
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi
terang, memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh.
Bila terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan,
memberi dua hal yaitu:
1. Memberi terang.
Terang itu berkuasa atas
kegelapan, sedangkan kegelapan itu adalah tempat yang paling efektif untuk
menyembunyikan segala dosa,
pendeknya; kegelapan itu membutakan seseorang dan oleh karena kegelapan
orang akan tersandung. Dalam Mazmur
119: 105 dikatakan; “Firman-Mu itu pelita bagi
kakiku dan terang bagi jalanku.
2. Memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Kalau orang bodoh memperoleh
pengertian maka orang itu tidak lagi melakukan kesalahan
– kesalahan sebagai perbuatan bodoh. Itu sebabnya dalam Mazmur 119: 104 dikatakan; “Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci
segala jalan dusta.”
Jadi, oleh karena pembukaan rahasia firman inilah;
1.
Seseorang terlepas
dari kegelapan = tidak menyembunyikan dosa dalam kegelapan,
2.
Tidak lagi mengulangi
kesalahan-kesalahan sebagai kebodohan di hadapan Tuhan.
Wahyu 5: 4
(5:4) Maka
menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap
layak untuk membuka gulungan kitab itu
ataupun melihat sebelah dalamnya.
Di sini terlihat dengan jelas, bahwa; sebelum gulungan
kitab dan meterai-meterainya dibuka, maka Rasul Yohanes menangis, menunjukkan
bahwa masalah-masalah dan penderitaan belum dapat
diselesaikan, sebab tangisan itu terjadi oleh karena banyaknya masalah, sedangkan
masalah itu timbul oleh karena dosa – dosa.
Jika terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala
dosa telah diterangi dan memberi pengertian kepada orang yang bodoh, sehingga
orang yang bodoh tidak lagi mengulangi kesalahannya sebagai perbuatan yang
bodoh di hadapan Tuhan.
Pendeknya, dengan terjadinya pembukaan rahasia firman
Tuhan; segala yang terselubung akan tersingkap = segala masalah terselesaikan =
Tuhan menghapus air mata.
Kemuliaan Yesus, sebagai Raja, dapat kita lihat dalam ...
Matius 2: 11
(2:11)
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria,
ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu
emas, kemenyan dan mur.
Orang-orang Majus dari Timur mempersembahkan persembahan
mereka kepada Yesus Kristus, berupa emas,
kemenyan dan mur, ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja yang mulia, penuh
dengan kuasa.
Dalam Matius 2 ini, kehadiran Yesus sebagai Raja yang
baru lahir, telah mengalahkan dosa yang disebabkan oleh raja Herodes.
Adapun dosa yang ditimbulkan raja Herodes;
1.
Ia adalah seorang pembunuh
Dalam 1
Yohanes 3: 15, membenci sesama adalah seorang pembunuh.
Membunuh,
berarti; tidak memiliki kasih.
2.
Dalam Injil Lukas,
Herodes disebut si Serigala.
Pekerjaan
dari si Serigala adalah: menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba dalam satu
kandang penggembalaan, sehingga kawanan domba menjadi liar, tidak tergembala (Yohanes
10: 12).
Bukti
domba-domba liar, tidak tergembala; tidak dengar-dengaran dan tidak mengikuti
gembala.
Namun kita memiliki seorang Raja, Dialah Tunas Daud,
Singa dari Yehuda, Dia telah menang, Dia telah membukakan rahasia firman Tuhan,
sehingga dengan demikian masalah yang terjadi oleh karena dosa-dosa manusia
telah dikalahkan.
Biarlah kita senantiasa bersatu hati memohon kepada Tuhan
supaya Tuhan hadir di tengah-tengah ibadah menjadi Raja yang berkemenangan,
sehingga terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.
Dan kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan oleh
karena doa permohonan kita kepada Tuhan, biarlah kita menerimanya dengan rendah
hati.
Tidak menghargai pembukaan rahasia firman Tuhan, berarti;
tidak memiliki Raja, tidak mengakui Singa dari Yehuda, Dialah Raja yang
berkuasa, yang sanggup membuka gulungan kitab dan meterai-meterainya.
Di sekeliling takhta Anak Domba itu ada 4 makhluk dengan
4 sifat tabiat Yesus Kristus;
YANG KEDUA: Makhluk yang kedua sama seperti ANAK LEMBU
menunjukkan pelayanan Yesus sebagai seorang HAMBA yang telah mempersembahkan
hidup-Nya kepada Allah Bapa.
Ibrani 10: 10-12
(10:10)
Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah
dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
(10:11)
Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan
berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat
menghapuskan dosa.
(10:12)
Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk
untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
Sebagai seorang hamba, Yesus Kristus telah
mempersembahkan tubuh-Nya satu kali saja sebagai korban untuk menebus dosa
manusia, inilah tugas seorang hamba di tengah-tengah pelayanan-Nya di hadapan
Tuhan.
Pendeknya; Yesus Kristus menjadi pendamaian atas dosa.
Matius 27: 46-50
(27:46)
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama
sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(27:47)
Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil
Elia."
(27:48)
Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang,
mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh
dan memberi Yesus minum.
(27:49)
Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia
datang untuk menyelamatkan Dia."
(27:50)
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan
nyawa-Nya.
Sebagai seorang hamba, Ia telah mempersembahkan tubuh-Nya
di atas kayu salib sebagai korban karena dosa manusia.
Yesus menjadi pendamaian; memperdamaikan dosa manusia
kepada Allah Bapa, persis seperti lembu sapi yang dipersembahkan di atas mezbah
sebagai korban penghapus dosa.
Kalau kita mengambil rupa sebagai hamba, berarti; ia
harus sadar dan rela hati mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan, dengan kata
lain menaklukkan dirinya terhadap salib Kristus = sangkal diri, pikul salibnya.
Jadi, pelayanan dari seorang hamba bukanlah untuk
menonjolkan diri, melayani bukan karena adanya kepentingan-kepentingan, melainkan
betul-betul menjadi pendamaian, menjadi korban.
Ibrani 5: 6-7, 10
(5:6)
sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk
selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7)
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:10) dan
Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah,
menurut peraturan Melkisedek.
Menurut peraturan Melkisedek, Yesus Kristus adalah
seorang Imam Besar.
Tugas dari seorang Imam Besar; mempersembahkan doa dan
permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Allah.
Oleh karena doa dan permohonan-Nya; sanggup
menyelamatkan-Nya dari maut karena sebagai seorang Imam Besar, Dia hidup dalam
kesalehan, itu sebabnya doa-Nya didengar Tuhan.
Terlebih
imam-imam yang telah dipercayakan suatu pelayanan/tanggung jawab di atas
pundak, selain menjadi korban, tugasnya adalah senantiasa menaikkan doa dan
memohonkan belas kasihan Tuhan, supaya segala doa-doa yang dia naikkan mampu
menyelamatkan orang lain dari maut.
Itulah tugas
dari seorang hamba Tuhan, termasuk saya; semua sidang jemaat harus saya doakan,
besar kecil, tua muda, semuanya harus saya doakan, sebab itulah tugas dari
seorang imam, menjadi korban, untuk menyelamatkan sidang jemaat dari maut.
Di sekeliling takhta Anak Domba itu ada 4 makhluk dengan
4 sifat tabiat Yesus Kristus;
YANG KETIGA: Makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti
MUKA MANUSIA menunjukkan sengsara yang dialami oleh Yesus sebagai
MANUSIA.
Kalau kita menaruh pikiran, perasaan yang terdapat dalam
Kristus Yesus, maka yang pertama-tama tidak mempertahankan hak sebagai milik
yang harus dipertahankan. Ia meninggalkan sorga dan takhta-Nya, kemudian Ia
mengosongkan diri, selanjutnya mengambil rupa sebagai seorang hamba. Dan
sebagai seorang manusia, Ia telah merendahkan diri serendah-rendahkan, Ia taat
sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Yohanes 1: 14
(1:14)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Ketika Yesus menjadi manusia (firman menjadi manusia),
dalam keadaan sebagai manusia, Yesus Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran.
1 Petrus 2: 19-20
(2:19)
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung.
(2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung
merupakan kasih karunia kepada Allah.
Aniaya karena firman, menderita karena berbuat baik =
kasih karunia = kebenaran yang sejati.
Sebagai seorang manusia, selain harus merendahkan diri,
Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib sebagai sengsara salib,
itu merupakan kasih karunia.
Kalau kita dapat berdiri menghadap takhta kasih karunia,
melayani di tengah-tengah ibadah ini, itu semua oleh karena kasih karunia,
bukan karena gagah hebat dan kuat kita.
Kasih karunia = kemurahan Tuhan = yang tidak layak
menjadi layak.
Kalau kita mampu menanggung penderitaan yang tidak harus
ditanggung itulah yang menjadikan kita layak di hadapan Tuhan.
Berbanding terbalik dengan orang-orang di luaran sana
yang tidak mengerti kebenaran yang sejati, tidak mengerti kemuliaan Allah. Dia
merasa layak dan dihargai oleh karena segala sesuatu yang dia punya / oleh
karena segala sesuatu yang berharga dengan ukuran manusia lahiriah, sehingga
kalau saudara perhatikan orang-orang kaya, yang berpangkat tinggi, perwira,
selalu duduk di tempat yang layak, tetapi di dalam Tuhan tidak seperti itu.
Sesungguhnya, anak – anak Tuhan menjadi layak, itu karena kasih karunia, yaitu
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Oleh sebab itu mari kita menaruh pikiran perasaan yang
terdapat dalam Kristus Yesus, jangan menaruh pikiran dan perasaan pada manusia
daging.
Sekali lagi saya katakan; sebagai seorang manusia, Yesus
telah merendahkan diri, supaya kita layak di hadapan Tuhan, mari kita
merendahkan diri satu sama yang lain, mulai dari perkataan, sikap, tingkah
laku, cara berpikir, gerak-gerik, semuanya selalu berada di bawah.
Kalau kita merendahkan diri, maka Tuhan yang akan
meninggikan kita setinggi-tingginya dalam Kerajaan Sorga.
Tidak perlu kita meninggikan diri namun pada akhirnya
direndahkan oleh Tuhan.
Di sekeliling takhta Anak Domba itu ada 4 makhluk dengan
4 sifat tabiat Yesus Kristus;
YANG KEEMPAT: Makhluk yang keempat sama seperti BURUNG
NAZAR yang sedang terbang tinggi di udara menunjukkan Kebenaran dan keadilan Yesus Kristus sebagai ANAK ALLAH.
Ayub 39:32-33
(39:32)
Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati;
(39:33)
anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada
yang tewas, di situlah dia."
“ ... di mana ada
yang tewas, di situlah dia” = di mana ada kematian/mayat, di situlah burung
nasar berkerumun.
Yesus Kristus berada di tempat yang maha tinggi, tetapi
Dia mengamat-amati gerak-gerik, langkah-langkah manusia, yaitu mereka yang
masuk dalam pengalaman kematian untuk memberi kebenaran dan keadilan.
Jadi, saya dan saudara jangan merasa rugi ketika kita
masuk dalam pengalaman kematian. Yesus,
Anak Allah, dari sorga turun ke bumi diutus oleh Bapa untuk memberi kebenaran
dan keadilan.
Kemudian di sini kita perhatikan; “anak-anaknya menghirup darah”
Yesus Kristus, Anak Allah, peka sekali dengan mereka yang
mengalami sengsara, menanggung penderitaan oleh karena kebenaran, dan pada saat
itulah Dia turun ke bumi untuk menyatakan kebenaran dan keadilan.
Penciuman Yesus sangat tajam sekali untuk menghirup tanda
darah. Tanda darah adalah hasil dari sengsara salib, aniaya karena firman,
menderita karena kebenaran.
Justru
saya merasa aneh kalau ada anak Tuhan yang memberi diri untuk digembalakan (berada dalam kandang penggembalaan) namun
merasa asing dengan tanda darah, merasa asing dengan pengalaman kematian,
sering bersungut-sungut, tidak terima dengan segala sesuatu yang sifatnya
aniaya karena firman.
Sekali lagi saya katakan; jangan merasa rugi ketika kita
mengalami kematian, jangan rugi dengan tanda darah, hasil dari sengsara salib.
Matius 24: 27-28
(24:27)
Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya
sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar
berkerumun."
Kedatangan Anak Manusia untuk menyatakan kebenaran dan
keadilan kepada mereka yang masuk dalam pengalaman kematian, sama seperti di
mana ada bangkai di situ burung nazar berkerumun.
Oleh sebab itu, sebagai makhluk yang keempat, burung
nazar à kebenaran dan keadilan yang berasal dari Anak Allah.
Keadilan dan kebenaran akan kita peroleh dari Tuhan
ketika kita masuk dalam pengalaman kematian.
Persamaan dari ayat ini ...
Lukas 17: 34-37
(17:34)
Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan
yang lain akan ditinggalkan.
(17:35)
Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang,
yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."
(17:36)
[Kalau ada dua orang di ladang, yang
seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
(17:37)
Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka:
"Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
Pengalaman kematian mengangkat kita hidup-hidup untuk
dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Kejadian ini nanti akan terjadi.
-
Ada dua orang di atas
satu tempat tidur; yang seorang akan di bawa, yang lain ditinggal.
Tempat tidur à hidup dalam doa penyembahan = kasih.
-
Saat ada dua orang
perempuan mengilang; satu dibawa naik, yang lain akan ditinggal.
Mengilang à hidup dalam kebenaran firman = iman.
-
Dua orang di ladang;
seorang akan di bawa, seorang akan ditinggal.
Ladang à hidup dalam kuasa Roh
Kudus= pengharapan.
Itu merupakan kebenaran dan keadilan Yesus
Kristus sebagai Anak Allah. Jadi, mereka yang masuk dalam pengalaman kematian, akan
memperoleh kebenaran dan keadilan.
JIKA DIBUAT DIAGRAM, EMPAT INJIL TERSEBUT AKAN TERLIHAT
GAMBAR SALIB.
Ibrani 6: 19
(6:19)
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman
bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
Salib Kristus memberi pengharapan kepada kita dan
pengharapan itu melabuhkan kita sampai berada di ruangan maha suci, sebab pengharapan itu bagaikan sauh,
jangkar kapal, yang melabuhkan kita sampai ke belakang tabir, itulah ruangan
maha suci = takhta Allah / Kerajaan Sorga.
Kolose 1: 5
(1:5) oleh
karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu
telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,
Pengharapan telah disediakan dalam kerajaan Sorga, oleh
karena salib Kristus yang kita terima dalam firman kebenaran, yaitu Injil
(Matius, Markus, Lukas, Yohanes) dan tadi kita sudah menerima empat injil.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment