IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 MARET 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: DIMURNIKAN UNTUK MENJADI TEMPAYAN YANG BARU
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Kita bersyukur, kita dimungkinkan untuk beribadah melayani
Tuhan, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.
Segera kita memperhatikan kitab Maleakhi.
Maleakhi 3: 5
(3:5) Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi
saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan
yang mendesak ke samping orang asing,
dengan tidak takut kepada-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Tuhan menghakimi orang-orang yang tidak takut kepada
Tuhan, antara lain;
-
Tukang-tukang sihir
Sihir adalah
perbuatan-perbuatan yang ajaib dengan kekuatan gaib dan perbuatan-perbuatan
yang ajaib itu terkadang sangat mempesona, namun sekalipun demikian, itu
merupakan kekuatan yang berasal dari gaib, bukan dari Tuhan.
Sihir sanggup
mengadakan yang tidak ada menjadi ada, kemudian perubahan tanpa melalui proses,
dan ini tidak baik, sebab ketika Yesus yang adalah firman Tuhan, menjadi
manusia, itu terjadi melalui proses kelahiran.
-
Orang-orang berzinah
Contoh
perzinahan; kawin dengan perempuan yang diceraikan, merupakan perzinahan. Sebaliknya
seorang suami yang menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan asing, itu
merupakan perzinahan.
Yang Tuhan mau
supaya tidak terjadi perzinahan; hubungan itu tetap setia. Yang Tuhan mau;
supaya kita tetap setia kepada Tuhan, tidak menduakan hati Tuhan.
-
Orang-orang yang
bersumpah dusta
Dusta itu sama
seperti lidah ular yang bercabang; cabang pertama menuju kepada dosa, cabang
yang lain menuju kepada maut.
Sesungguhnya, yang
benar; jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak, lebih dari pada itu adalah
dusta yang berasal dari si jahat.
-
Orang-orang yang
menindas orang upahan, janda dan anak piatu.
Penindasan
terjadi kalau tidak ada hakim dan wasit.
Hakim memberi
kebenaran dan keadilan, sedangkan wasit memberi keputusan yang jujur kepada
mereka yang tertindas.
Keluaran 22: 22
(22:22) Seseorang janda
atau anak yatim janganlah kamu tindas.
Dengan jelas ada
larangan keras untuk menindas janda dan yatim piatu.
Imamat 19: 13
(19:13) Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan
janganlah engkau merampas; janganlah kautahan
upah seorang pekerja harian sampai besok harinya.
Kemudian, janganlah
merampas dan menahan upah seorang pekerja.
Rasul Paulus pernah
menulis di dalam surat Korintus bahwa upah di tengah-tengah pelayanannya kepada
Tuhan adalah jikalau ia dipercaya.
Saya sebagai
seorang gembala sidang tidak akan mau menahan upah, itu sebabnya saya terlalu
mudah sekali memberi kepercayaan kepada sidang jemaat untuk melayani Tuhan.
Oleh sebab itu,
kita sebagai pekerja-pekerja/imam-imam yang dipercaya oleh Tuhan harus
bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan oleh Tuhan, sebab di sini kita
perhatikan Tuhan sangat memperhatikan pekerja-pekerja, orang-orang yang bekerja
di ladang Tuhan.
Yakobus 5: 4
(5:4) Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena
upah yang kamu tahan dari buruh yang telah
menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam
keluhan mereka yang menyabit panenmu.
Kalau upah
seorang pekerja ditahan, maka ketika pekerja-pekerja itu menaikkan doanya
kepada Tuhan; Tuhan segera mendengarkan doa dari pekerja-pekerja itu.
Jadi, seorang
gembala juga tidak boleh semena-mena menahan upah dari seorang pekerja.
-
Mendesak ke samping
orang asing
Keluaran 22: 21
(22:21) "Janganlah
kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah
orang asing di tanah Mesir.
Larangan untuk
menindas kepada orang asing.
Orang asing =
pendatang, seperti Israel yang dahulu sebagai pendatang di Mesir, mereka sangat
tertekan karena penindasan dari pada Firaun, mereka dipaksa dengan kerja paksa
sampai memahitkan bangsa Israel.
Sebab kalau kita
perhatikan dalam ...
Ibrani 11: 13
(11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai
orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya
dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa
mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi
ini.
Sebagai seorang
pendatang/orang asing, dengan rindu mencari suatu tanah air.
Demikian halnya
saya dan saudara adalah orang asing/pendatang di bumi ini, tentu sebagai
pendatang di bumi rindu mencari tanah air sorgawi, oleh sebab itu orang asing
tidak boleh ditindas.
Sebagai
pendatang di bumi harus memperhatikan pelayanan di bumi, supaya jangan
tertindas.
Lima hal di atas tadi, dihakimi oleh Tuhan karena mereka
adalah orang-orang yang tidak takut kepada Tuhan.
Sebagaimana Maleakhi 3: 1-4, Tuhan duduk sebagai tukang
pemurni untuk memurnikan bangsa Israel, sehingga ketika mereka dimurnikan,
Yehuda dan Yerusalem mempersembahkan korban dengan benar kepada Tuhan.
Memang, seseorang harus terlebih dahulu dimurnikan,
seperti Tuhan memurnikan perak dari sanga, supaya segala sesuatu menjadi murni,
mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, gerak-gerik semuanya
murni, sampai akhirnya apa yang kita persembahkan menjadi murni di hadapan
Tuhan.
Tetapi kenyataannya ada orang-orang yang tidak takut
kepada Tuhan, artinya tidak mau dimurnikan, dan orang-orang semacam ini (yang tidak
mau dimurnikan) akan dihakimi, mereka akan mendapatkan hukuman yang juga
dilebur dalam dapur api.
INI PUN AKAN TERJADI DI HARI-HARI TERAKHIR.
Wahyu 21: 7-8
(21:7) Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan
menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
(21:8) Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang
sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta,
mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan
yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Orang-orang sundal, tukang-tukang sihir dan semua pendusta
mendapat bagian di dalam LAUTAN YANG MENYALA-NYALA OLEH API dan BELERANG,
itulah kematian yang kedua.
Sama seperti dalam kitab Maleakhi tadi, mereka yang tidak
mau dimurnikan itu dipanaskan dalam peleburan api, yang tujuh kali lebih panas
dari dapur api manapun.
Untuk itu, yang harus kita perhatikan ...
Wahyu 21: 5
(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya:
"Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Perkataan Anak Domba yang duduk di atas takhta itu, yang
harus kita perhatikan malam hari ini, yaitu: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!”
Wahyu 21: 1
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru
dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
Tuhan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru,
sebab Tuhan telah melenyapkan langit, bumi yang pertama, bahkan lautan manusia
pun tidak akan ada lagi.
Dalam hal ini Tuhan konsekuen dengan perkataan-Nya,
yaitu: “Lihatlah, Aku menjadikan segala
sesuatu baru!”
Wahyu 21: 2
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Puncak dari pembaharuan adalah Yerusalem yang baru,
itulah kota yang kudus, gambaran dari mempelai wanita Tuhan.
Jadi, puncak dari pembaharuan itu adalah menjadikan saya
dan saudara mempelai wanita Tuhan yang akan bersanding dengan mempelai
laki-laki sorga.
Kemudian, di sini kita melihat; sebagai mempelai wanita,
ia memiliki perhiasan rohani, itu sebabnya ia berdandan untuk suaminya, bukan
untuk yang lain-lain.
Salah satu dari sekian banyak perhiasan rohani yang kita
miliki adalah ANTING-ANTING EMAS.
Anting-anting emas, artinya; dengar-dengaran, itulah
salah satu perhiasan rohani.
Kalau itu dilepaskan, maka terbentuklah anak lembu emas
tuangan, dan akhirnya sujud menyembah kepada berhala. Kalau kita tidak
dengar-dengaran kepada Tuhan, maka kita akan sujud menyembah dan dengar-dengaran
kepada berhala.
Mari kita lihat; PERHIASAN ROHANI.
1 Petrus 3: 3-4
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan
tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Perhiasan yang dimaksud di sini bukanlah perhiasan secara
lahiriah, antara lain;
-
Mengepang-ngepang
rambut.
Sekarang ini
banyak model rambut; ada kepang 3, kepang 10, dibuat lancip/jambul, kemudian
dengan sesuka hati mewarnai rambut, seenaknya saja, namun bukan perhiasan
demikian yang Tuhan maksud.
-
Perhiasan emas.
Saya perhatikan,
banyak anak-anak Tuhan yang menjadi toko emas berjalan; di tangan kiri, tangan
kanan, di leher, di telinga, di cungur-cungur, di hidung juga ada, tetapi bukan
itu yang Tuhan maksud.
-
Pakaian yang
indah-indah, yang mewah-mewah
Bukan itu yang
Tuhan mau. Kalau kita memiliki pakaian tidak perlu yang mahal, hanya bersih
saja, supaya layak melayani Tuhan.
Tetapi yang Tuhan mau adalah perhiasan rohani, yaitu manusia
batiniah yang tersembunyi/manusia dalam, itulah yang Tuhan mau.
Oleh sebab itu, jangan berusaha membuat menarik bagian
luar tetapi bagian dalamnya tidak menarik, penuh dengan kemunafikan.
1 Petrus 3: 5
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan,
yaitu perempuan-perempuan yang menaruh
pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
Anak-anak Tuhan yang memiliki perhiasan rohani (manusia
batiniah yang tersembunyi = manusia dalam); TUNDUK KEPADA SUAMINYA.
Kalau seorang isteri tunduk kepada suami, itu menunjukkan
bahwa dia sedang menaruh pengharapannya kepada Tuhan. sebaliknya, jikalau
seorang isteri tidak tunduk kepada suami berarti ia tidak menaruh
pengharapannya kepada Tuhan, bisa jadi ia menaruh pengharapannya kepada
laki-laki lain.
Kita sebagai mempelai wanita Tuhan harus menunjukkan
ketundukan kita kepada Tuhan, Dialah suami kita, Dialah Mempelai Laki-Laki
Sorga.
Lebih jauh mengenai ketundukan seorang isteri ...
1 Timotius 2: 9-11
(2:9) Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan
pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan
memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
(2:10) tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang
layak bagi perempuan yang beribadah.
(2:11) Seharusnyalah perempuan berdiam diri
dan menerima ajaran dengan patuh.
Ketundukan seorang isteri kepada suami = seorang
perempuan yang berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
Kalau seorang isteri mau berdiam diri dan menerima ajaran
dengan patuh, berarti ajaran yang diterima tidak bergeser sedikitpun, sehingga
tidak suka mencari alasan, tidak ada kata-kata “tapi” atau “karena”.
Biarlah kita belajar menerima ajaran dari Tuhan, menerima
ajaran dengan patuh, dan ajaran-ajaran yang diterima itu tidak bergeser
sedikitpun.
Gereja Tuhan adalah mempelai wanita Tuhan (isteri), yang
menerima ajaran dengan patuh, jangan suka mencari alasan, terimalah ajaran
dengan patuh.
1 Timotius 2: 12
(2:12) Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak
mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
Tuhan tidak mengijinkan perempuan mengajar dan memerintah
laki-laki.
Yesus Kristus adalah mempelai laki-laki sorga, gereja Tuhan
adalah mempelai wanita Tuhan, kiranya kita berdiam diri saja supaya kita mampu
menerima ajaran dengan patuh.
Sebaiknya, sebagai seorang isteri hendaknya berdiam diri,
menerima ajaran dengan patuh, itulah yang menjadi kerinduan Tuhan terhadap saya
dan saudara yang adalah gereja Tuhan.
Sekarang kita lihat ...
2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke
sehari.
Ketika manusia batiniah/manusia bagian dalam dibaharui dari
sehari ke sehari, maka secara otomatis manusia lahiriah merosot, perkara-perkara
lahiriah bukanlah yang utama.
Kalau manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari;
tidak mudah tawar hati di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Orang yang tawar hati adalah orang yang mudah putus asa
dan kecewa. Sedikit kecewa membuat ia tidak lagi cinta kepada Tuhan.
Tetapi di sini kita lihat, apabila manusia batiniah
dibaharui dari sehari ke sehari, ia tidak mudah tawar hati, perkara-perkara
lahiriah bukanlah yang utama baginya.
Sebaliknya, kalau manusia batiniah merosot, maka manusia
lahiriahlah yang menonjol.
Kemudian, kalau kerohanian seseorang sedang merosot mudah
sekali tawar hati, tidak ada lagi rasa cinta kepada Tuhan terhadap ibadah dan
pelayanan.
2 Korintus 4: 17-18
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami
kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada
penderitaan kami.
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang
kelihatan, melainkan yang tak kelihatan,
karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah
kekal.
Manusia batiniah = manusia rohani. Manusia rohani hanya
memperhatikan yang tidak kelihatan, yaitu perkara-perkara rohani, perkara-perkara
di atas, itulah perkara-perkara di sorga.
Secara kasak mata, Kerajaan Sorga belum kita lihat,
tetapi perhatian manusia rohani selalu tertuju pada perkara-perkara rohani,
perkara-perkara di atas/di sorga, artinya; senantiasa memikirkan ibadah
pelayanan, serta kemajuan-kemajuan ibadah pelayanan.
Kalau hanya melihat memperhatikan yang kelihatan,
sifatnya hanya sementara, sebab segala sesuatu yang di bumi ini sifatnya
sementara.
Kemudian, manusia rohani ini rela menanggung penderitaan,
bahkan disebut penderitaan ringan, karena sifatnya sementara.
Penderitaan kita di tengah-tengah penantian
kedatangan-Nya untuk yang kedua kalinya adalah penderitaan ringan, hanya tiga
hari.
Yang membuat seseorang sukar masuk dalam pengalaman
kematian adalah pikiran dan perasaannya.
Oleh sebab itu, bagi manusia batiniah yang dibaharui dari
sehari ke sehari, mereka tidak memikirkan perkara-perkara lahiriah, mata mereka
senantiasa tertuju kepada perkara-perkara yang tidak kelihatan.
Kita sudah melihat bahwa Tuhan telah menjadikan segala
sesuatunya baru, di mana mereka yang memiliki perhiasan rohani terus menerus
dibaharui sampai puncaknya menjadi mempelai wanita Tuhan.
Selanjutnya, untuk kita masuk dalam prakteknya ...
Wahyu 21: 5
(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku
menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah
tepat dan benar."
Dikatakan: “Tuliskanlah,
karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”
Jadi, apa yang didengar dan diterima oleh Rasul Paulus dari
Tuhan, itulah yang dituliskan.
Selanjutnya, apa yang dituliskan oleh Rasul Yohanes itu
tepat dan benar, persis seperti pola Tabernakel; ukurannya tidak boleh tambah
dan kurang, mulai dari panjang, lebar dan tingginya, ukurannya tidak boleh
bertambah dan berkurang, termasuk dari patok-patok Tabernakel, semuanya tepat
dan benar.
Saya perlu tandaskan malam hari ini; kita tidak perlu
ragu untuk digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, yang membawa kita
masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita
Tuhan.
Masakan kita mau menjadi mempelai wanita Tuhan namun
menolak firman pengajaran mempelai, yang sifatnya keras karena mengoreksi dosa?
Wahyu 21: 6
(21:6) Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang
Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi
minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
Apa yang dituliskan oleh Rasul Yohanes merupakan
perkataan-perkataan dari “Alfa dan Omega,
Yang Awal dan Yang Akhir.”
Selanjutnya, tindakan dari Alfa dan Omega: Ia akan
memberi minum orang yang haus dengan cuma-cuma (gratis) dari mata air
kehidupan. Namun sekalipun air kehidupan itu diberi dengan cuma-cuma, bukan
berarti air kehidupan itu murahan.
Sesungguhnya, hidup kita enak, indah di dalam Tuhan
karena kita diberi air kehidupan dengan cuma-cuma, sedangkan di dunia ini tidak
ada yang mudah di dapat apalagi gratis (cuma-cuma), hanya di dalam Tuhan sajalah
kita diberi minum air kehidupan dengan cuma-cuma.
Sekarang kita lihat, satu peristiwa; SEORANG PEREMPUAN
YANG MERASA HAUS RINDU AIR KEHIDUPAN.
Yohanes 4: 10-12
(4:10) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia
Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau
telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
(4:11) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau
memperoleh air hidup itu?
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada
bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum
sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
Ada dua hal yang menggelitik hati saya dari kisah ini,
sebelum perempuan Samaria betul-betul mengenal pribadi Yesus Kristus, adalah
Yang Awal dan Yang Akhir, disebut juga Alfa dan Omega;
1.
Perempuan itu berkata: “Tuhan,
Engkau tidak punya timba”
Biasanya memang,
kalau seseorang belum mengerti firman pengajaran mempelai, mereka hanya melihat
timbanya, apakah ia sudah memiliki nama atau belum. Hal ini menunjukkan bahwa mereka
adalah manusia lahiriah, persis seperti perempuan ini yang berkata: “Tuhan, Engkau tidak punya timba”, ia
tidak tahu siapakah Yesus itu.
Sebaliknya,
anak-anak Tuhan yang telah menerima dan mengerti firman pengajaran mempelai, jangan
mengkultuskan seorang hamba Tuhan yang sudah punya nama.
Terkadang bagi
kebanyakan orang, kalau seorang hamba Tuhan tidak memiliki nama, sekalipun
firman yang disampaikan adalah kebenaran, mereka acuh tak acuh, hal ini harus
diluruskan, tidak boleh dibiarkan.
2.
Perempuan itu berkata: “Adakah
Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub”
Ini juga sering
terjadi menimpa anak-anak Tuhan yang melihat perkara-perkara lahiriah; kalau
gerejanya besar dan mewah, maka ia akan beribadah di dalamnya, kalau tidak
besar dan mewah, maka ia tidak akan beribadah di dalamnya.
Di hari-hari terakhir, hal ini menjadi fenoma;
-
untuk beribadah terlebih dahulu
melihat timbanya, apakah sudah punya nama atau belum,
-
kemudian melihat gerejanya besar dan
mewah.
Yang seperti ini biasanya adalah manusia lahiriah yang
hanya melihat perkara-perkara lahiriah.
Yohanes 4: 13-14
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa
minum air ini, ia akan haus lagi,
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak
akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya,
akan menjadi mata air di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup
yang kekal."
Setelah mendengar pernyataan-pernyataan perempuan Samaria,
Yesus berkata: “Barangsiapa minum air
ini, ia akan haus lagi”, artinya; air yang bersumber dari sumur Yakub tidak
memberi kepuasan, sehingga tidak ada rasa cukup dan tidak ada ucapan syukur.
Sebaliknya barangsiapa minum air yang akan air kehidupan,
seseorang tidak akan haus untuk selama-lamanya, artinya; diberi kepuasan,
bahkan air kehidupan itu menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus memancar (meluap) sampai kepada kehidupan yang
kekal.
Pendeknya; perempuan Samaria tersebut pendapat pemahaman,
pengertian yang amat dalam karena Yesus Kristus telah memberi
pengertian/pemahaman yang baru sehingga cara berpikir dari perempuan Samaria
itu berubah.
Yohanes 4: 15
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan,
berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke
sini untuk menimba air."
Di sini kita lihat, pada akhirnya perempuan Samaria itu
mau menerima air kehidupan.
Saudaraku, dibutuhkan kerelaan hati ketika hendak
dibentuk, sama seperti kedatangan Anak manusia yang diumpamakan seperti pohon
ara; kalau ranting-rantingnya mulai melembut dan bertunas, menunjukkan bahwa musim
panas sudah dekat. Demikian juga, kalau hati sudah melembut, dan dengan mudah
dibentuk, maka Kerajaan Sorga itu sudah dekat kepada orang itu.
Perlu untuk diketahui; kelemahlembutan akan diikuti
dengan kerendahan hati. Jadi untuk menerima air kehidupan itu dibutuhkan
kerelaan hati.
Yohanes 4: 16-19
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang
ke sini."
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata
Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
(4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku,
bahwa Engkau seorang nabi.
Ketika perempuan Samaria mengaku bahwa Yesus adalah
seorang nabi, menunjukkan bahwa ia menerima dan minum air kehidupan itu.
Tugas seorang nabi.
Yeremia 23: 28-29
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan
nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum?
demikianlah firman TUHAN.
(23:29) Bukankah firman-Ku seperti api,
demikianlah firman TUHAN dan seperti palu
yang menghancurkan bukit batu?
Seorang nabi yang beroleh mimpi harus menceritakan
mimpinya itu dan apabila ia beroleh firman Tuhan, harus menceritakan firman itu
dengan benar, tidak boleh ditambahi, tidak boleh dikurangi.
Oleh sebab itu, seorang hamba Tuhan tidak boleh ragu dan
tidak boleh takut dalam pemberitaan firman Tuhan.
Apa yang diterima seorang hamba Tuhan/gembala sidang dari
Tuhan, harus disampaikan seluruhnya kepada sidang jemaat tanpa ragu dan takut,
asal jangan ditambahi dan jangan dikurangi.
Pendeknya; firman para nabi itu sifatnya mengoreksi dosa
dan menyingkapkan segala yang terselubung.
Itu sebabnya firman para nabi digambarkan dengan dua hal;
-
firman para nabi
digambarkan seperti API
Sifat api adalah
menghanguskan segala tabiat daging yang digambarkan seperti jerami.
Roh itu penurut
namun daging itu lemah, artinya; terdapat banyak kelemahan-kelemahan di dalam
daging, seperti dalam Galatia 5, terdapat 15 tabiat-tabiat daging, dan semua
itu merupakan kekurangan/kelemahan, namun jika firman para nabi disampaikan;
menghanguskan tabiat daging.
-
firman para nabi
digambarkan seperti PALU yang menghancurkan
bukit batu.
bukit batu à kesombongan, keangkuhan diri =
kekerasan hati.
Kalau kita betul-betul menerima firman para nabi, firman
pengajaran mempelai yang sifatnya mengoreksi, pasti kita merasakan bahwa saat
ini tabiat daging sedang terbakar habis, juga segala keangkuhan diri,
kesombongan dihancurkan.
Sebetulnya Tuhan menyatakan firman-Nya yang digambarkan
seperti api dan palu, dengan tujuan untuk memisahkan
jerami dengan gandum, itu
sebabnya firman Tuhan berkata: “Apakah
sangkut-paut jerami dengan gandum?”, oleh sebab itu mau tidak mau harus terjadi
pemisahan lewat firman para nabi, firman pengajaran mempelai, hanya ini cara
satu-satunya.
Suatu saat jerami akan dilemparkan ke dalam lautan api
yang menyala-nyala, sedangkan gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung-Nya.
Tujuan/maksud Tuhan begitu mulia, tidak ada maksud untuk
menyakiti perasaan kita, rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan. Oleh sebab
itu, kita harus merendahkan diri dan rela hati untuk menerima firman yang
sifatnya mengoreksi, menyelidiki dosa.
Sekarang kita lihat; FIRMAN PARA NABI.
Yohanes 4: 16
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah,
panggillah suamimu dan datang ke sini."
Ketika Yesus berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.”
Ini adalah firman para nabi yang digambarkan seperti api yang menghanguskan dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu,
sifatnya mengoreksi.
Kita buktikan bahwa firman para nabi itu mengoreksi ...
Yohanes 4: 17-18
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak
mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
(4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Yesus, Dia benar-benar seorang nabi, Ia telah mengoreksi
kejahatan dan kenajisan dari perempuan Samaria ini. Ketika dia dikoreksi,
dengan rela hati perempuan Samaria ini mengakui segala kekurangan dan
kelemahannya, segala kenajisan-kenajisannya.
Sebab di sini dia berkata sebagai pengakuan: “Aku tidak mempunyai suami”, selanjutnya
Yesus berkata: “Tepat katamu”
Perempuan Samaria itu dibenarkan, disucikan oleh firman
para nabi.
Ketika perempuan Samaria itu masih minum dari sumur Yakub,
dia dikuasai oleh roh najis, dengan bukti; tidak ada rasa cukup, tidak ada rasa
puas.
Kalau seseorang tidak mengalami rasa puas, tidak
mengalami rasa cukup, dengan tegas malam hari ini saya mengatakan; itu
merupakan roh najis.
Oleh sebab itu, 5 laki-laki yang dahulu hidup bersama
perempuan Samaria + 1 laki-laki yang sedang bersamanya saat itu, membuktikan
bahwa perempuan Samaria itu tidak mengalami rasa puas (rasa cukup), sehingga dengan
tidak ragu saya berkata; jikalau seseorang hanya memikirkan perkara-perkara
lahiriah, ia telah dikuasai roh najis.
Jika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari,
secara otomatis manusia lahiriahnya akan merosot, tidak peduli dengan perhiasan
secara lahiriah, yaitu dengan rambut dikepang-kepang, memakai emas dan pakaian
yang indah-indah (mahal-mahal).
Oleh karena kuasa firman para nabi, firman pengajaran
mempelai yang sifatnya mengoreksi, sekarang semua telah berubah. Namun Yesus
tidak hanya mengoreksi soal nikah dari perempuan Samaria, Tuhan juga mengoreksi
arah dari penyembahan perempuan Samaria.
Yohanes 4: 20-21
(4:20) Nenek moyang kami menyembah di atas
gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang
menyembah."
(4:21) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan,
saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan
juga di Yerusalem.
Dahulu, sebelum menerima air kehidupan, perempuan Samaria
menyembah di;
-
di atas gunung à dosa kesombongan, keangkuhan diri.
Dan bagi orang
dunia, orang yang di luar Tuhan, yang tidak mengerti kandang penggembalaan,
keangkuhan dan kesombongan itu dipertahankan, dan itu sifatnya pribadi (privasi) sekali, yang tidak boleh
diusik, ini adalah penyembahan berhala, arah penyembahan yang salah.
Tujuan mereka
tetap mempertahankan kesombongan, keangkuhan diri adalah untuk menunjukkan
wibawa.
Saya kira, kita
tidaklah demikian, wibawa dan kemuliaan kita, sebagai anak-anak Tuhan adalah kalau
kita melayani dengan sistem Kerajaan Sorga; dihormati manusia dan dikenan oleh
Allah, berarti; rendah hati, sebab barangsiapa meninggikan diri akan
direndahkan, sebaliknya barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan,
dipermuliakan.
Jadi, jangan
pertahankan keangkuhan dan kesombongan!
-
di Yerusalem à perkara-perkara lahiriah, persis seperti Hagar gambaran dari Yerusalem
yang lahiriah, dia adalah budak/hamba dosa.
Sesungguhnya
yang menjadi kerinduan Tuhan adalah Yerusalem yang rohani, Yerusalem sorgawi,
itulah gambaran Sara.
Jadi, bukan soal
perkara lahiriahnya, bukan soal di Yerusalem untuk menyembah Tuhan, melainkan
menyembah Allah harus di dalam ROH dan KEBENARAN.
SEDIKIT
KESAKSIAN;
Saya pernah
membaca pernyataan dari seorang hamba Tuhan dari Sumatera Utara, tepatnya di
kota Tarutung, yang mengatakan bahwa menyembah harus di Yerusalem, karena Bait
Allah ada di Yerusalem, ini adalah pemahaman secara lahiriah.
Pemahaman secara
lahiriah adalah orang-orang yang pikirannya senantiasa tertuju pada perkara
lahiriah, yang justru menambah dosa kenajisan.
Jadi, pernyataan
hamba Tuhan ini persis seperti pernyataan perempuan Samaria yang belum mengerti
penyembahan yang benar.
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel (miniatur
Kerajaan Sorga), mezbah dupa yang ada di dalam ruangan suci maju lebih dekat
dengan tirai/tabir Bait Suci, selanjutnya ditopang dua alat, itulah MEJA ROTI
SAJIAN à firman Allah sebagai kebenaran, dan PELITA EMAS à kuasa Roh Kudus.
Biarlah kita beribadah sesuai dengan gambaran dan
bayangan dari apa yang ada dalam Kerajaan Sorga, dan itu bisa kita temukan
dalam pola Tabernakel.
Kita adalah orang-orang yang paling bersyukur dan
berbahagia karena kita digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dengan pola
terang Tabernakel gambaran dari Kerajaan Sorga (Ibrani 8: 5).
Alasan harus menyembah dalam roh dan
kebenaran.
Yohanes 4: 22-24
(4:22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang
kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
(4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
(4:24) Allah itu Roh dan barangsiapa
menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Allah itu Roh adanya. Kemudian, dalam Yohanes 1: 1, 14, Allah itu adalah firman.
Jadi, memang, menyembah Allah harus dalam Roh dan Firman
Allah.
Setelah penyembahan dari perempuan Samaria ini dikoreksi
oleh Yesus Kristus ...
Yohanes 4: 25
(4:25) Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan
datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan
segala sesuatu kepada kami."
Perempuan Samaria menerima Yesus Kristus sebagai Mesias,
adalah Anak Allah.
Ini bukanlah perkara yang mudah kalau perempuan Samaria
menerima Yesus Kristus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup.
Sebab kalau kita perhatikan dalam Yohanes 4: 9 dikatakan:
“... Sebab orang Yahudi tidak bergaul
dengan orang Samaria.”
Tetapi setelah penyembahan dari perempuan Samaria ini
dikoreksi, ia tidak ragu mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah.
Mesias = Kristus, artinya; Yang Diurapi.
Berarti, mengaku menerima Yesus adalah Mesias =
menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kristus adalah Kepala.
ADA KEUNTUNGANNYA BILA MENEMPATKAN KRISTUS SEBAGAI
KEPALA.
Efesus 5: 23
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kristus adalah kepala dari jemaat, Dialah yang
menyelamatkan tubuh.
Proses penyelamatannya antara lain;
YANG PERTAMA
Efesus 5: 25-27
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya
dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya
jemaat kudus dan tidak bercela.
Yang pertama; memandikan, menyucikan sidang jemaat dengan
air firman Tuhan
Dengan demikian, menempatkan jemaat di hadapan-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus, tidak bercela.
Firman Allah yang kita terima pada malam hari ini berkuasa
untuk memandikan dan menyucikan sebab Tuhan mau menempatkan kita di hadapan-Nya
dengan cemerlang, tanpa cacat cela atau kerut atau yang serupa itu = kudus,
tidak bercela.
Jadi, kalau kita disucikan oleh air firman menunjukkan
bahwa Yesus adalah kepala rumah Tuhan.
Proses penyelamatannya antara lain;
YANG KEDUA
Efesus 5: 28-30
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya
sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,
sama seperti Kristus terhadap jemaat,
(5:30) karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
Yang kedua; selanjutnya mengasuh dan
merawatinya.
-
Diasuh
Kalau kita ingat
kisah Musa; ia diasuh oleh puteri Firaun, itu merupakan belas kasihan. Pada
saat Musa diasuh, ia dididik dengan segala hikmat orang Mesir, sehingga menjadi
pribadi yang disiplin, berwibawa, memiliki ketegasan, sama seperti seorang raja
di tengah-tengah singgasana.
-
Dirawat
Lukas 10: 30, 33-34
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke
tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
(10:33) Lalu datang seorang
Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat
orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya
dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai
tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Orang Samaria
merawati seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, ia membalut
luka-lukanya, namun sebelum luka-luka itu dibalut, terlebih dahulu menyiraminya
dengan;
1.
Minyak à urapan Roh Kudus.
Minyak zaitun
dihasilkan lewat proses penumbukan.
Proses penumbukan
itu telah dikerjakan di atas kayu salib untuk menghasilkan minyak urapan Roh-El
Kudus.
2.
Anggur à kasih dari sorga.
Air anggur
dihasilkan melalui proses pemerasan, yaitu pada saat penyaliban Yesus Kristus.
Jadi, minyak dan
anggur yang disiramkan, itu adalah gambaran dari belas kasihan Tuhan.
Yesus Kristus adalah kepala rumah Tuhan, mengadakan
penyelamatan lewat dua langkah dan itu merupakan kasih-Nya kepada saya dan
saudara.
Kalau kita betul-betul menempatkan Kristus sebagai
kepala, rumah Tuhan, kita terbebas dari roh jahat dan roh najis, sebab kalau
tubuh tidak menempatkan Kristus sebagai kepala;
-
Tubuh menjadi liangnya serigala,
menjadi tempatnya roh jahat
Pekerjaan serigala;
mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga kawanan domba menjadi liar.
-
Tubuh menjadi sarangnya burung,
menjadi tempatnya roh najis yang sangat dibenci oleh Tuhan.
Roh najis sangat
menghambat laju pertumbuhan rohani anak-anak Tuhan, menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Setelah kita melihat perjalanan panjang dari hidup
perempuan Samaria ini, kita cukup diberkati.
Kita telah melewati hari demi hari, minggu lepas minggu,
tahun lepas tahun, dan kita telah menerima air kehidupan itu dengan cuma-cuma.
Kiranya air kehidupan yang telah kita terima dan minum
menjadi mata air dalam hati kita, meluap dan memancar untuk membawa kita kepada
Tuhan.
Yohanes 4: 26
(4:26) Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, Dia begitu
agung dan mulia, Dia sempurna, Dia Raja di atas segala raja, namun Dia berkata-kata/berbicara
kepada perempuan Samaria yang begitu hina karena dosa kenajisannya.
Kalau malam ini Tuhan berbicara kepada saya dan saudara
dari hati ke hati, itu merupakan kemurahan Tuhan/belas kasihan Tuhan untuk
mengangkat kita dari lumpur dosa, dibawa kepada satu kemuliaan yang sempurna.
Yohanes 4: 28
(4:28) Maka perempuan itu meninggalkan
tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang
di situ:
Akhirnya perempuan samaria meninggalkan tempayan yang
lama, sebab ia menjadi tempayan yang baru; Tuhan telah menjadikan hidupnya
menjadi baru.
Malam hari ini, biarlah kita terima firman Tuhan dengan
rela hati, kita dibentuk oleh firman para nabi, supaya Tuhan menjadikan kita tempayan
yang baru yang dibaharui dari sehari ke sehari, di mana puncak dari pembaharuan
itu adalah menjadikan saya dan saudara mempelai wanita Tuhan yang sempurna.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment