IBADAH RAYA MINGGU, 23 MARET 2014
Tema: JEMAAT DI SARDIS (dari Wahyu
3: 1-6)
(Seri 09)
Subtema: BARANGSIAPA
MENANG
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Kita patut bersyukur untuk malam hari ini karena Tuhan masih memungkinkan kita untuk beribadah melayani sekaligus mempersembahkan
segala korban di tempat yang Tuhan
pilih, itulah gunung Sion, rumah Allah Yakub, dari Sion keluar pengajaran, dari Yerusalem keluar firman Tuhan, menjadi
guru-guru kebenaran, dan di hari-hari terakhir nanti banyak orang akan
berduyun-duyun untuk mencari pengajaran.
Biarlah kita bertahan di dalam firman pengajaran, jangan
segera putus asa dan kecewa, sebab Tuhan sedang menyediakan kemuliaan-Nya atas
kita. Ketika kita masuk dalam pengalaman kematian, tidak ada maksud yang tidak
baik, tetapi di balik itu Tuhan sedang menyediakan kemuliaan-Nya bagi kita.
Kiranya Tuhan memberkati kita malam
ini lewat pembukaan rahasia firman Tuhan dari sidang
jemaat di Sardis dari Wahyu 3: 1-6, namun kita hanya memperhatikan ayat 5 saja.
Sebelum
memperhatikan ayat 5, terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 4;
Wahyu 3: 4
(3:4) Tetapi di Sardis ada
beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan
dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.
Di Sardis ada beberapa
orang yang tidak
mencemarkan pakaiannya, berarti; memperhatikan pakaiannya sehingga tidak cemar
oleh karena keinginan-keinginan terhadap dosa, dan mereka yang memperhatikan
pakaiannya akan berjalan bersama dengan Dia (Anak Domba) karena mereka layak untuk itu.
Kalau kita
berjalan dengan orang yang terpandang, orang yang disegani, kita merasa
terpandang dan terhormat juga. Lebih lagi kalau kita berjalan bersama dengan Tuhan,sebab Dia adalah Raja di atas segala Raja, Dia begitu sempurna, Dia penuh wibawa. Dia tidak pernah
mempermalukan saya dan saudara, Dia tidak pernah mencelakakan saya dan saudara.
Oleh sebab itu,
kalau berjalan bersama dengan Dia, kita tentu akan lebih percaya diri, karena Dia adalah Tuhan yang
berkuasa.
Tetapi di sini
kita lihat, itu berlaku bagi mereka yang tetap mempertahankan pakaiannya putih
bersih berkilau-kilauan, tidak tercemar dosa.
Pada Minggu yang lalu kita telah memperhatikan kitab Amsal 30:18-19; hanya urapan Roh Kudus dan pembukaan rahasia firman
Tuhan yang memberi kita pengertian dan pemahaman-pemahaman sehingga kita diyakinkan untuk berjalan bersama dengan Dia, sampai perjalanan yang terakhir laki-laki berjalan dengan perempuan.
Yesus Kristus
adalah Mempelai laki-laki sorga, saya dan saudara adalah mempelai wanita sorga,
jika memang pakaian putih itu dikaruniakan kepada kita.
Itu sebabnya,
tidak ada keraguan sedikitpun untuk menerima firman pengajaran mempelai, karena
firman pengajaran mempelai membawa kita masuk ke dalam pembentukkan tubuh
Kristus, untuk menjadi mempelai wanita Tuhan. Kalau seseorang masih mempertahankan dosanya, dia akan
menjadi bodoh, dia tidak akan bisa melihat cahaya Injil kemuliaan yaitu; firman
pengajaran mempelai, karena selaput
daging menutupi mata.
Kalau
pemberitaan firman itu tertutup, maka akan tertutup juga kepada orang yang ditentukan untuk
binasa.
Menerima cahaya
Injil kemuliaan adalah tanda yang pertama bahwa saya dan
saudara sedang melangkah menuju kerajaan sorga.
Saya percaya
jika kita tetap setia berpegang pada firman pengajaran mempelai, maka segala sesuatu mampu
kita lewati, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Biarlah kiranya
pedang itu kita sandang dan diikat pada pinggang kita semua, dengan kata
lain tidak
menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan itu.
Sekarang tiba saatnya untuk memperhatikan:
Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang,
ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya
dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan
di hadapan para malaikat-Nya.
Terlebih dahulu
kita memperhatikan: “BARANGSIAPA MENANG”
Kemenangan
terjadi karena ada yang harus dikalahkan.
Bagi anak-anak
Tuhan, yang harus dikalahkan adalah dosa, sehingga disebutlah orang-orang yang
menang di dalam Tuhan.
Kita akan
melihat suatu peristiwa, ketika Yosua menyampaikan kepada Musa tentang apa yang
ia dengar dari perkemahan bangsa Israel.
Keluaran 32: 15-17
(32:15) Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung
dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua
sisinya; bertulis sebelah-menyebelah.
(32:16) Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan
itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak,
berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi
sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
Yosua berkata kepada
Musa: “Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di
perkemahan.”
Jadi, apa yang didengar Yosua, itulah yang
disampaikan kepada Musa.
Sekarang kita
lihat jawaban Musa sebagai seorang gembala yang berpengalaman.
Keluaran 32: 18
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian
kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
Jawab Musa: “Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi
nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan”, itulah yang
didengar oleh Musa.
Berbalas-balasan,
berarti; tidak kalah, tidak menang, sedangkan prajurit yang
sedang berjuang di medan
perang, akan
mengalami dua hal
yaitu; menang atau
kalah.
Saya dan
saudara adalah laskar Kristus, tentara Tuhan yang senantiasa berjuang di medan perang, ketika kita berjuang, dua hal yang
sama juga akan terjadi, menang atau kalah terhadap musuh yang menimbulkan dosa.
Kerinduan Tuhan kepada saya dan saudara
sebagai laskar Kristus / tentara Tuhan supaya kita berkemenangan terhadap
musuh, namun, seandainya hari kemarin atau bahkan hari ini kita masih mengalami
kekalahan, jangan putus asa, tetaplah setia di dalam Tuhan, cepat atau lambat kita
akan berkemenangan, karena Dia adalah pembela bagi kita, Ia segera bertindak
berperang ganti kita.
Pendeknya yang di dengar oleh Musa, bukan bunyi nyanyian kemenangan juga bukan bunyi nyanyian
kekalahan, melainkan bunyi nyanyian berbalas-balasan.
Tidak ada yang
kalah, tidak ada yang menang = tidak panas, tidak dingin.
Wahyu 3: 15-16
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau
dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam
kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku
akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Setelah sidang
jemaat di Laodikia dikoreksi oleh Tuhan, Tuhan mengatakan: “engkau tidak dingin dan tidak panas”
Karena sidang
jemaat di Laodikia tidak dingin, tidak panas, dengan kata lain suam-suam kuku,
maka sidang jemaat di Laodikia dimuntahkan dari mulut Tuhan.
Sesungguhnya, apa yang keluar dari mulut itulah yang menajiskan
seseorang. Jadi karena sidang jemaat di Laodikia tidak panas dan tidak dingin,
mereka menjadi najis di hadapan Tuhan, pengikutan mereka tidak sungguh-sungguh / tidak sepenuh hati.
Saudaraku, hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, hari-hari di mana
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Jadi, kalau kerohanian masih suam-suam,
maka dengan otomatis seseorang tetap dalam dosa kenajisan, dan ini
mengandung resiko karena berujung pada kebinasaan kalau tidak segera menang
terhadap musuh yang menimbulkan dosa.
Jadi, yang Tuhan mau adalah; dingin atau
panas, maksudnya, dingin benar – benar dingin, panas benar – benar panas, tidak
suam – suam, jadi tidak ada istilah bunyi nyanyian berbalas – balasan, tidak
ada istilah suam – suam di dalam pengikutan kita terhadap Tuhan, oleh sebab
itu, dalam kitab Wahyu 22:11
dikatakan; “Barangsiapa
yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar,
biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat
kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!",
jangan sampai di
muntahkan dari mulut Tuhan, istilah dimuntahkan berarti keluar dari anggota
tubuh Kristus. Kemudian Wahyu 22:15 dikatakan: “Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal,
orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang
mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal
di luar.”
Sekarang
kita lihat penyebab terjadinya bunyi nyanyian berbalas – balasan.
Keluaran 32: 4-5
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya
dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak
lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah
Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
(32:5) Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah
di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi
TUHAN!"
Bangsa Israel menyembah
anak lembu emas tuangan = menyembah berhala.
Berhala adalah
segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Kalau segala
perkara yang ada di atas muka bumi ini lebih dari Tuhan, itulah yang disebut
berhala, misalnya; bisa saja itu pekerjaan, karier, cita-cita, uang, harta dan apa saja yang melebihi dari Tuhan,
itu merupakan berhala.
Selanjutnya,
ketika mereka menyembah berhala ...
Keluaran 32: 6
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah
bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
Bangsa Israel mempersembahkan dua hal;
-
Mempersembahkan korban bakaran.
Artinya; lebih mengasihi berhala dari pada mengasihi Tuhan.
-
Mempersembahkan korban keselamatan.
Artinya; seolah-olah berhala itu mampu memberi keselamatan, memberi jaminan.
Harta, uang, kekayaan, kedudukan, jabatan, pekerjaan, tidak sanggup memberi
keselamatan, tidak memberi jaminan hidup.
Pada Wahyu 6: 15-16 dikatakan: “Dan
raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang
kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka
bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu
karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia,
yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu"”, intinya; tidak
ada yang sanggup berdiri tegak menghadapi hari kedatangan Tuhan pada kali yang
kedua.
Jadi, tidak ada artinya kita menyembah berhala, tidak ada artinya kita
mempertahankan kekerasan hati yang adalah bagian dari berhala.
Pengalaman yang
seperti ini sering terjadi dengan anak-anak Tuhan, lebih banyak berkorban dan
berjuang kepada berhala dari pada untuk Tuhan.
Coba saudara
bayangkan; separuh dari apa yang saudara perjuangkan dan korbankan kepada
berhala dipersembahkan kepada Tuhan, itu sangat menyenangkan hati Tuhan.
Terkadang,
untuk sesuatu yang nikmat bagi daging, banyak
orang berjuang untuk itu,
kita banyak luangkan waktu untuk hal-hal yang tidak penting, berjuang untuk
perkara-perkara lahiriah, dan sebagainya.
Percayalah;
berhala tidak memberi keselamatan. Setinggi apapun kedudukan jabatan seseorang,
sebanyak apapun harta yang dia miliki, tetapi itu tidak memberi keselamatan.
Setelah
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, terlihatlah dengan jelas; kekalahan dari bangsa
Israel terhadap dosa.
Keluaran 32: 6
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum;
kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
“ ... sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan
minum ...”
Bangsa Israel
jatuh dalam dosa makan dan minum, ini merupakan kekalahan.
Oleh sebab itu benarlah
perkataan Musa: “Bukan bunyi nyanyian
kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi
berbalas-balasan, itulah yang kudengar.”
Kita lihat
kelanjutan dosa makan dan minum.
Matius 24:
37-38
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh,
demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air
bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh
masuk ke dalam bahtera,
Dosa makan
minum itu diikuti dengan dosa kawin mengawinkan.
-
Dosa makan
minum adalah dosa merokok, sabu-sabu, narkoba, minum-minuman keras.
-
Sedangkan dosa
kawin mengawinkan adalah dosa seks bebas, dosa perzinahan.
Berarti dalam
hal ini bangsa Israel mengalami kekalahan.
Bukan bunyi
peperangan yang didengar oleh Musa, melainkan bunyi nyanyian berbalas-balasan.
Kalau kita
berjuang sebagai laskar Kristus di dalam Tuhan, kita pasti berkemenangan.
Saudaraku,
perhatikanlah hal ini; tidak seorangpun sanggup melepaskan dirinya dari dosa makan minum dan dari dosa kawin mengawinkan jikalau ia masih hidup dalam
penyembahan berhala, percayalah!
Tetapi kalau
kita menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran, maka
seseorang hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.
Selain
mengalami kekalahan ...
Keluaran 32: 8
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang
Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan
kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun
engkau keluar dari tanah Mesir."
Bangsa Israel
menjadi BODOH, tidak sadar, lupa ingatan.
Bukankah darah Anak Domba paskah yang telah disembelih pada waktu senja
membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan oleh karena darah Anak Domba yang disapukan pada kedua tiang dan dua ambang pintu kemah – kemah, bangsa Israel, sehingga mereka luput dari kematian. Dan oleh karena darah Anak Domba, mereka menjadi anak-anak sulung.
Kesimpulannya;
kalau seseorang kalah terhadap dosa kejahatan dan dosa kenajisan, di situlah
seseorang menjadi bodoh, lupa ingatan, tidak sadar.
Orang yang
tidak sadar; berarti tidak mati dan tidak hidup.
Dan ini sedang
terjadi menimpa banyak anak-anak Tuhan karena masih
bermusyawarah terhadap daging dengan segala kelemahan - kelemahannya, sehingga menjadi bodoh, lupa ingatan, tidak sadar, lupa terhadap
kuasa darah salib
Kristus, lupa terhadap darah Anak Domba Paskah yang berkuasa untuk membebaskan.
Kita dibebaskan
bukan dengan barang yang fana, bukan dengan emas dan perak, bukan dengan harta
kekayaan, melainkan dengan darah Anak Domba, darah yang suci dan yang
berharga, itulah yang
membebaskan saya dan saudara. Jangan lupakan itu, jangan menjadi bodoh!
Sadarlah!
Dan oleh karena
darah Anak Domba kita diberikan ibadah, diberi kesempatan untuk melayani
dan mempersembahkan korban kepada Tuhan. Entah berapa banyak kebodohan yang terjadi, tetapi kiranya
jangan terulang lagi kebodohan-kebodohan yang sama.
Keluaran 32: 9
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat
bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Oleh karena kesalahan yang diperbuat bangsa Israel, mereka mendapat julukan sebagai bangsa yang “tegar tengkuk”.
Bangsa Israel terus mengulangi dosa, tetap berada dalam
kebodohan, sehingga disebutlah bangsa yang tegar tengkuk.
Orang yang
tegar tengkuk sukar sekali untuk menundukkan kepala, membawa diri rendah di
bawah kaki Tuhan, sukar untuk merendahkan diri.
Semoga julukan
ini tidak kita terima dan tidak kita alami.
Lebih jauh kita
lihat keberadaan bangsa Israel ...
Keluaran 32: 23
(32:23) Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami
allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah
memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami
tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.
Bangsa Israel
tidak memperdulikan Musa yang menggembalakan mereka, sesuai dengan
pernyataan mereka; “kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia”
Yesus Kristus
adalah gembala Agung, Dia gembala yang baik, yang memelihara jiwa saya dan
saudara.
Tidak memperdulikan gembala = tidak memperdulikan ibadah pelayanan dan kemajuan – kemajuan di
dalam kandang penggembalaan.
Kalau saudara
perduli dengan gembala, pasti saudara perduli dengan kegiatan –
kegiatan di dalam penggembalaan
ini. Namun, kalau saudara perduli dengan penggembalaan, tetapi tidak perduli terhadap gembala berarti ia adalah orang munafik, beribadah
dan melayani karena ada kepentingan
- kepentingan di dalamnya.
Keluaran 32: 24-25
(32:24) Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang
empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku
melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun
telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka –
Kalau daging
dibiarkan/dilepaskan = kuda lepas dari kandangnya, tidak terkendali.
Andaikata kuda
dilepaskan dari kandang namun penunggangnya ada di atasnya, kuda itu tetap terkendali, sama
seperti 4 kuda yang tertulis dalam wahyu 6, semuanya dalam keadaan terkendali.
Sekali lagi
saya katakan; kalau daging dibiarkan/dilepaskan, persis seperti kuda yang lepas
dari kandangnya; tidak terkendali = tidak memberi
diri dipimpin dalam kuasa Roh Kudus.
Kalau saya dan
saudara sungguh-sungguh tergembala dalam satu kandang, satu gembala, maka disebutlah kawanan domba dalam kandang penggembalaan; tidak liar, mendengar
dan mengikuti suara gembala.
Saya himbau
kepada yang masih muda remaja; tergembalalah dengan sungguh-sungguh, apapun
harga yang harus dibayar. Kalau tidak, persis seperti kuda yang lepas dari
kandang, tidak tergembala, liar.
Coba perhatikan
mereka yang tidak tergembala dengan baik; sikap, tingkah laku, cara berpikir,
sudut pandang, gerak-gerik tidak terkendali, jadi sangat mengerikan jika tidak tergembala.
Keluaran 32: 25
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti
kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka –
Akhirnya,
bangsa Israel menjadi buah cemooh bagi lawan mereka. Kalau seseorang lepas kendali, membiarkan daging
dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya, pasti menjadi buah cemooh bagi orang-orang yang disekitarnya.
Berusahalah
menghindari kata-kata cemooh!
Jalan keluarnya supaya terjadi kemenangan, sebagaimana dalam Wahyu 3: 5; “barang siapa menang”…..
Keluaran 32:
11, 13-14
(32:11) Lalu Musa mencoba
melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN,
murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir
dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
(32:13) Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel,
hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu
sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak
bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan
kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya."
(32:14) Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang
dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Musa berusaha melunakkan hati Tuhan Allah, sehingga
Tuhan kembali mengingat tanah Kanaan yang dijanjikan-Nya kepada Abraham, Ishak
dan Isreal (Yakub).
Memang sebaiknya anak – anak Tuhan berusaha
untuk melunakkan hati Tuhan, jangan mengeraskan hati.
Praktek melunakkan hati Tuhan
1 Korintus 15:
52, 54
(15:52) dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang
terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan
dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang
tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati,
maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
Disini kita melihat bahwa; Maut telah ditelan dalam kemenangan oleh kuasa
kebangkitan Yesus Kristus, berarti; mengubur hidup yang lama lewat kuasa
kematian Yesus Kristus.
Roma 6: 3-5
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian,
supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh
kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang
sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya.
Kalau kita satu
dalam kematian Yesus Kristus, maka kita juga satu dengan kebangkitan Yesus
Kristus.
Kematian kita
adalah kematian terhadap dosa, supaya kita hidup benar bagi Allah, sebab
kematian Yesus adalah untuk mengubur hidup yang lama.
Kalau kita satu
dalam kematian Yesus, otomatis kita satu dalam kebangkitan-Nya, yang lama telah
berlalu.
Berarti, untuk
melunakkan hati Tuhan; satu dalam
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, hidup dalam hidup yang baru, yang
lama telah berlalu.
Kematian kita
adalah kematian terhadap dosa, supaya kita hidup dalam kebenaran.
1 Korintus 15:
55-56
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di
manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah
dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
-
Sengat maut adalah dosa
Jadi, sekalipun sengat itu tidak berbisa, tetapi jika seluruh anggota tubuh disengat oleh maut (dosa), maka akan
mengalami kematian, sebab upah dosa adalah maut.
-
Kuasa dosa adalah hukum Taurat
Kuasa dosa membawa seseorang tepat berada di bawah hukum Taurat.
Jadi, kalau seseorang hidup dalam dosa, mempertahankan dosanya, pasti ia
hidup di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi,
artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput
dari hukuman.
Setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat, ia menjalankan ibadahnya
secara lahiriah, sebagaimana pada zaman hukum Taurat; setiap
orang yang berbuat dosa, maka wajib hukumnya mempersembahkan korban dari
lembu sapi / kambing domba sebagai korban penghapus dosa.
Dan orang yang menjalankan ibadahnya secara lahiriah/rutinitas, hanya akan
menambah dosa kenajisan.
Tetapi syukur
bagi Tuhan, ketika kita melunakkan hati Tuhan, dengan praktek satu di
dalam kebangkitan
Yesus Kristus, kita berkemenangan.
Maut telah ditelan oleh kemenangan, oleh kuasa kebangkitan Yesus Kristus,
sehingga pada malam hari ini, pada saat kita melunakkan hati Tuhan, dengan
tegas kita dapat berkata: “Hai maut
di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”
Kebangkitan
Yesus lebih berkuasa terhadap sengat maut, berkuasa terhadap kuasa dosa.
Cobalah untuk
melunakkan hati Tuhan selagi kita masih bisa menaikkan doa-doa kepada Tuhan, dengan
cacatan; berada dalam kuasa kebangkitan.
Apakah selama
ini kita berusaha untuk mencoba melunakkan hati Tuhan? Kalau kita berusaha untuk melunakkan hati Tuhan, tentu kita satu di
dalam kuasa
kebangkitan Yesus Kristus, niscaya; maut telah ditelan oleh kemenangan.
Tanda/ciri-ciri
orang yang berkemenangan.
Roma 8: 35-37
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau
kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai
domba-domba sembelihan."
(8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada
orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Tidak terpisah
dari kasih Kristus, sekalipun harus mengalami tujuh perkara, yaitu; penindasan, kesesakan,
penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, pedang.
Yesus Kristus
yang telah mati, bahkan bangkit, bahkan dipermuliakan, Ia menjadi Pembela bagi
saya dan saudara karena kita menjadi pemenang lebih dari orang-orang yang
menang.
Kalau Tuhan di
pihak kita, siapakah yang menjadi lawan kita? tentu tidak ada.
Roma 8: 38-39
(8:38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup,
baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang,
maupun yang akan datang,
(8:39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang
di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak
akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.
Pemerintah-pemerintah,
penghulu-penghulu yang gelap yang terorganisir dengan segala tipu dayanya tidak
akan sanggup memisahkan saya dan saudara dari kasih Kristus, sebab Dia menjadi
Pembela atas kita, dengan demikian kita
lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Saya telah
merasakan Pembelaan dari Yesus Kristus; kalau saya bisa berdiri di atas mimbar
ini melayani saudara itu tidak terlepas dari pembelaan Tuhan.
Tidak sedikit
saya harus menghadapi ujian, tetapi Tuhan menjadi Pembela. Kalau kita bertahan
sampai saat ini, tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan, itu
karena pembelaan Tuhan, kasih Kristus tidak terlepas dari kita.
Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih
yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan
Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
Tuhan
menyatakan dua hal oleh karena kemenangan;
1.
Ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian
Maksudnya; pakaian putih bersih berkilau-kilauan yang dipakai sebagian
orang pada sidang jemaat di Sardis (ayat 4)
2.
Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan
Tuhan menulis nama kita di dalam kitab kehidupan, tidak akan pernah dihapus, melainkan Anak Domba mengaku
nama kita di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat-Nya. Bukan orang
lain yang mereferensikan mereka yang berkemenangan, melainkan Anak Domba itu sendiri yang mengakui kita di hadapan Allah Bapa
dan para Malaikat.
Kalau keberadaan kita diakui itu merupakan suatu kebanggaan dan penghormatan.
Dahulu kita adalah orang pinggiran, orang buangan, orang tertindas yang
tidak mendapat kebenaran keadilan, sekarang kita diakui oleh Anak Domba di
hadapan Allah Bapa dan para Malaikat, bukankah ini suatu kebanggaan bagi orang yang hina bagaikan debu tanah
karena dosa? Ini adalah suatu
kebanggaan bagi saya dan saudara.
Ketika saudara tidak mendapat keadilan, saudara tertindas. Ketika saudara
tidak memperoleh keputusan yang jujur, saudara tetap dalam kelemahan, tetapi
malam hari ini Anak Domba sendiri mengakui saya dan saudara di hadapan Allah
Bapa dan para Malaikat-Nya, kita menjadi berarti di hadapan Allah Bapa dan para
Malaikat-Nya.
Pada minggu yang akan datang jika Tuhan ijinkan, saya akan menyampaikan dua hal di atas (perkataan Tuhan), yaitu; Ia akan dikenakan
pakaian putih yang demikian
dan Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan.
Ingat kita menjadi
berarti berharga di hadapan Allah Bapa dan para Malaikat-Nya,
karena Anak Domba mengakui kita di hadapan Allah Bapa dan para Malaikat-Nya.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment