IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 14 MARET 2014
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: MEMPERSEMBAHKAN KORBAN YANG BENAR
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita boleh berada dalam
rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan sekaligus mempersembahkan korban
kepada Tuhan.
Kita kembali memperhatikan kitab Maleakhi.
Maleakhi 3: 2-3
(3:3) Ia akan duduk seperti orang yang
memurnikan dan mentahirkan perak; dan
Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak,
supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada
TUHAN.
Setelah Tuhan memurnikan bangsa Israel, selanjutnya mereka
menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.
Jadi, memang terlebih dahulu mengalami pemurnian,
sehingga apabila kehidupan seseorang telah dimurnikan, maka hidupnyapun menjadi
murni di hadapan Tuhan, mulai dari perkataannya murni, segala korban yang
dipersembahkan juga murni kepada Tuhan, tidak ada kepentingan-kepentingan di
dalamnya.
Pada ayat 3 ini, Yesus duduk sebagai Orang yang
memurnikan dan mentahirkan perak, sehingga sanga itu terlepas dari perak,
itulah segala kekotoran-kekotoran dan kenajisan orang Israel.
Sebagai persamaan KETIKA MEMPERSEMBAHKAN KORBAN YANG
BENAR KEPADA TUHAN.
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.
Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan
kepada Allah, inilah persembahan korban yang benar kepada Tuhan.
Terlebih dahulu kita melihat tiga kata yang
terdapat dalam ayat ini;
YANG PERTAMA: persembahan
yang HIDUP.
Kisah Para Rasul 15: 20, 29
(15:20) tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka
menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari
percabulan, dari daging binatang yang mati
dicekik dan dari darah.
(15:29) kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada
berhala, dari darah, dari daging binatang yang
mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal
ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
Kita harus menjauhkan diri dari beberapa hal, salah
satunya adalah menjauhkan diri dari binatang yang mati dicekik, sebab binatang
yang mati dicekik tidak berkenan apalagi untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Tanda persembahan yang hidup adalah ada pengorbanan. Pengorbanan
= tanda darah.
Kalau binatang mati kemudian dipersembahkan kepada Tuhan,
itu bukanlah persembahan yang hidup, sebab persembahan yang hidup itu ada
tandanya yaitu ada pengorbanan = tanda darah.
Yesus Kristus telah mempersembahkan tubuh-Nya sebagai
persembahan yang hidup kepada Allah, Dia mempersembahkan tubuh-Nya, dengan
tanda; darah-Nya tercurah di atas kayu salib.
Kalau beribadah melayani tanpa tanda darah, sebagai tanda
pengorbanan, itu adalah persembahan yang mati, bukan persembahan yang hidup.
Ulangan 12: 7
(12:7) Kemudian dari darahnya
haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada
kedua tiang pintu dan pada ambang atas,
pada rumah-rumah di mana orang memakannya.
Dengan adanya
tanda darah pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu pada rumah-rumah umat
Israel, maka mereka terbebas dari kebinasaan.
Jadi, dengan
adanya tanda darah pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu, berarti; ada
tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh, sehingga bangsa Israel memperoleh
keselamatan, tidak mengalami kebinasaan.
Berbeda dengan
bangsa Mesir; seluruh anak sulung bangsa Mesir sampai kepada anak sulung dari
seluruh binatang bangsa Mesir mengalami kematian.
Terlebih dahulu kita melihat tiga kata yang
terdapat dalam ayat ini;
YANG KEDUA: persembahan
yang KUDUS.
Adalah
persembahan yang tidak bercacat cela.
Ulangan 17: 1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan
bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang
buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi
TUHAN, Allahmu."
Mempersembahkan lembu/domba yang cacat atau sesuatu yang buruk adalah kekejian bagi Tuhan Allah.
Ulangan 15: 21
(15:21) Tetapi apabila ada cacatnya, jika timpang atau buta, bahkan cacat apa pun yang
buruk, maka janganlah engkau menyembelihnya bagi TUHAN, Allahmu.
Jangan
mempersembahkan binatang yang cacat, yaitu binatang timpang dan buta.
-
Timpang =
pendirian yang tidak baik di hadapan Tuhan.
-
Buta, berarti;
berada dalam kegelapan dosa.
Persembahan
yang demikian merupakan kekejian kepada Tuhan.
Memang
sebaiknya seorang pelayan Tuhan harus memiliki pendirian yang teguh, tidak
mendua hati, tidak mudah bimbang.
Terlebih dahulu kita melihat tiga kata yang
terdapat dalam ayat ini;
YANG KETIGA: persembahan
yang BERKENAN.
1 Korintus 10:
25
(10:25) Kamu boleh makan
segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa
mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
Segala sesuatu
yang dijual di pasar daging boleh dimakan, tanpa mengadakan pemeriksaan karena
keberatan-keberatan hati nurani.
Tanpa
keberatan-keberatan hati nurani = berkenan.
Jadi, kalau
tidak ada keberatan – keberatan pada hati nurani, daging apa saja yang
di jual di pasar bebas untuk
dimakan.
Lebih jauh kita
baca ...
1 Korintus 10:
27-28
(10:27) Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak
percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan
kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
(10:28) Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau
memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani.
Makanan-makanan
yang tidak berkenan adalah persembahan
berhala, termasuk keberatan-keberatan
hati nurani. Janganlah itu dimakan, itu bukanlah persembahan yang berkenan
kepada Tuhan.
Saya banyak memperhatikan
anak-anak Tuhan mempersembahkan persembahannya, termasuk
persembahan sepersepuluhnya dari
hasil kejahatan, misalnya; dari hasil menjual rokok, hasil menjual minuman
keras, hasil berjudi (togel), itu merupakan persembahan berhala, tidak berkenan
kepada Tuhan.
Kita telah
mengikuti tentang korban persembahan yang benar kepada Tuhan.
Namun supaya kita mampu mempersembahkan korban dan persembahan yang benar, yaitu persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan,
segera kita memperhatikan ...
Roma 12: 2-3
(12:2) Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
(12:3) Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan
kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut
kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu
menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu
masing-masing.
Supaya
mampu mempersembahkan persembahan yang benar, ada dua larangan yang harus
diperhatikan (dikerjakan);
YANG PERTAMA: “Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini”
1 Yohanes 2:
15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di
dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di
dalam orang itu.
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan
hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Ada tiga hal
yang menyebabkan seseorang menjadi serupa dengan dunia;
1.
Keinginan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya
2.
Keinginan mata
3.
Keangkuhan hidup
Orang yang angkuh identik dengan dosa kesombongan.
Sebagai contoh;
1 Korintus 3:
3-4
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di
antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan,
bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup
secara manusiawi?
(3:4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari
golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan
Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Kalau seseorang
menempatkan dirinya di dalam satu golongan, itu menunjukkan bahwa ia adalah
manusia duniawi.
Disini kita melihat manusia duniawi penuh dengan IRI HATI dan PERSELISIHAN,
berarti suka membuat suatu perbedaan karena merasa lebih baik, lebih benar dari
orang lain. Kemudian manusia duniawi
hidup secara manusiawi; segala sesuatu dijalankan secara manusiawi, ibadah
pelayanan dijalankan secara manusiawi, bukan dijalankan menurut caranya Tuhan,
sehingga ibadah pelayanan identik dengan logika dan ilmiah manusia = menjalankan
ibadah secara lahiriah, dengan cara, hal-hal yang lahiriah dirohanikan,
sehingga seorang artis mengambil alih tugas seorang gembala dalam pemberitaan
firman dan masih banyak lagi hal lahiriah dirohanikan.
Kalau menjalankan
hidup secara manusiawi / manusia lahiriah; maka nantinya akan
dikuasai oleh roh yang lain.
1 Yohanes 4: 2-5
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh
yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari
Allah,
(4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal
dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus
dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia
sudah ada di dalam dunia.
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu
telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih
besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
(4:5) Mereka berasal dari
dunia; sebab itu mereka berbicara tentang
hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
Antikris itu
berasal dari dunia, sehingga mereka itu fasih sekali berbicara tentang hal-hal
dunia, dan manusia duniawi suka mendengar tentang hal-hal dunia dari pada
pemberitaan firman tentang salib Kristus, inilah roh antikris.
Kita patut
bersyukur, karena di dalam kandang penggembalaan ini, kita bersama-sama
digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, disebut juga firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan = firman para nabi, firman nubuatan yang sifatnya
mengoreksi, menyelidiki sampai menyucikan dosa untuk menjadikan seseorang
murni.
Sesungguhnya, ketika
seorang gembala sidang menyampaikan firman pengajaran mempelai, tidak ada
kesempatan untuk memberitakan tentang hal-hal yang berasal dari dunia
(tidak fasih berbicara tentang hal – hal duniawi), itu menunjukkan bahwa hamba Tuhan tersebut tidak
dikuasai oleh roh antikris, sebab antikris itu berasal dari dunia, bukan dari
Tuhan.
Kemudian, perlu
untuk diketahui; jikalau seorang hamba Tuhan fasih berbicara tentang hal-hal
duniawi, dalam pemberitaan firman lebih banyak berbicara tentang hal-hal
duniawi dan berpikir secara manusiawi, saya tidak segan
–
segan untuk mengatakannya, bahwa ia adalah nabi-nabi palsu.
Sekarang kita
melihat ...
Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Supaya kita
mampu menghargai larangan yang pertama; janganlah menjadi serupa dengan dunia
ini, maka yang harus kita perhatikan adalah MENGALAMI KEUBAHAN oleh karena
pembaharuan budi.
Ibrani 10: 15-16
(10:15) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi
kesaksian kepada kita,
(10:16) sebab setelah Ia berfirman: "Inilah
perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia
berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku
di dalam hati mereka dan menuliskannya
dalam akal budi mereka,
Setelah hukum
Tuhan ditaruh/ditulis di dalam hati dan menuliskannya di dalam akal budi, maka
Tuhan tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka, sebab ketika firman
Tuhan mendapat tempat dalam hati dan berkuasa atas akal budi, itu menunjukkan
bahwa perjanian yang pertama telah dibatalkan, sebab perjanjian yang pertama
telah dinajiskan oleh bangsa Israel, sehingga dengan demikian, Tuhan mengadakan
perjanjian yang baru, Ia telah mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib
untuk saya dan saudara.
Tanda ketika
perjanjian yang baru telah dibuat; hukum itu ditulis di dalam hati dan pikiran,
sehingga Tuhan tidak lagi mengingat dosa-dosa yang kita perbuat.
Ibrani 10:
17-18
(10:17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan
kesalahan mereka."
(10:18) Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.
Karena Tuhan
telah mengadakan pendamaian dan dosa kita diampuni, maka tidak perlu lagi
dipersembahkan korban kepada Tuhan oleh karena dosa, dengan kata lain tidak
perlu mempersembahkan binatang (lembu, kambing domba) sebagai korban bakaran, korban
sembelihan, korban penghapus dosa, dan untuk korban yang lain.
Yeremia 31: 33-34
(31:33) Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan
kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh
Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan
menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
(31:34) Dan tidak usah
lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan:
Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah
firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi
mengingat dosa mereka."
Dengan
ditulisnya hukum di dalam hati dan di dalam batin (akal budi), maka seseorang
tidak perlu lagi diajar untuk mengenali Allah, sebab mereka semua, besar kecil,
akan mengenal Tuhan, dengan kata lain dapat membedakan mana yang baik dan yang
berkenan untuk Tuhan karena kita memiliki akal yang sehat, di mana akal itu
telah dikuasai oleh hukum Tuhan/firman Tuhan.
Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna.
Setelah mengetahui hukum Allah ditulis di dalam hati dan di dalam akal budi, maka seseorang dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, apa yang berkenan kepada Allah dan apa yang sempurna kepada Allah.
Kiranya, kalau
kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, maka kita dapat mempersembahkan
apa yang baik, berkenan dan sempurna kepada Allah.
Supaya
mampu mempersembahkan persembahan yang benar, ada dua larangan yang harus
diperhatikan;
YANG KEDUA: “Janganlah
kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan”
Jangan
memikirkan yang di luar jangkauan manusia, berpikirlah sederhana, sedemikian
rupa, sebagai orang-orang yang dipanggil dalam Tuhan.
SEDIKIT
KESAKSIAN;
Sebelum saya
terpanggil sebagai seorang hamba Tuhan, saya jauh dari kebenaran, tidak
mengerti maksud Tuhan, jalan-jalan Tuhan di dalam hidup saya. Saya seringkali memikirkan apa yang tidak patut dipikirkan oleh manusia, sehingga menjadi
penghayal-penghayal.
Dahulu saya
mempunyai pemikiran; saya akan bekerja keras sekalipun tidak beribadah
melayani, dengan kata lain jauh dari Tuhan. Dengan hasil dari kerja keras ini
saya akan membangun hidupku, pertama-tama saya akan membeli sebidang tanah dan
membangun rumah di atasnya, kemudian saya akan memperlengkapi diri dengan
kendaraan motor, mobil dan mencukupkan diri dengan segala sesuatunya.
Tetapi
sekarang, setelah terpanggil sebagai seorang hamba Tuhan, bahkan menerima
jabatan sebagai gembala dalam kandang penggembalaan ini, pemikiran saya sederhana
saja, saya hanya memikirkan ibadah dan pelayanan, tidak lebih, tidak kurang.
Justru
sekarang, saya fokus memikirkan kemajuan ibadah pelayanan dalam kandang
penggembalaan, itu saja, dengan kata lain memikirkan perkara-perkara rohani, perkara-perkara
yang di atas, yang berasal dari sorga, supaya kita jangan dibuat bingung oleh
karena pemikiran-pemikiran yang tidak wajar, kita dapat menjalankan hidup ini
dengan santai bersama dengan Tuhan.
Jangan ambisi,
jangan ngotot memikirkan apa yang tidak perlu dipikirkan!
Kolose 3: 1-2
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan
Kristus, carilah perkara yang di atas, di
mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara
yang di atas, bukan yang di bumi.
Pikirkanlah perkara-perkara di atas, perkara-perkara sorgawi, bukan
perkara-perkara di bawah/di bumi.
Pemikiran ini
jangan didominasi oleh perkara-perkara lahiriah, yang di bawah, di bumi ini,
tetapi biarlah kiranya kita menjadi satu dengan pemikiran Kristus Yesus. Setelah mengadakan penyucian dosa, Dia naik dan duduk
di sebelah kanan Allah.
Matius 6: 33-34
(6:33) Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.
(6:34) Sebab itu janganlah
kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya
sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Mencari
Kerajaan Allah dan kebenarannya = memikirkan perkara-perkara yang di atas.
Kalau kita
mendahului itu, maka Tuhan akan menambahkan segala sesuatunya kepada saya dan
saudara.
Oleh sebab itu,
jangan kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan hari
ini saja belum diselesaikan, lalu untuk apa kita memikirkan kesusahan hari
esok, bukankah itu akan menambah beban semakin berat yang membuat seseorang
semakin bingung/linglung, dan akhirnya kita tidak sanggup mempersembahkan korban
yang benar kepada Tuhan, tidak fokus beribadah melayani kepada Tuhan.
Kesusahan
sehari cukuplah untuk sehari. Arti lain; Kalau kita sudah berada di hari esok,
kesusahan kemarin (kesalahan kemarin) tidak perlu diingat dan jangan terulang
lagi, sebab itu akan mempersulit diri sendiri.
Mari kita lihat
suatu kisah yang menarik.
Lukas 13:
10-11, 16
(13:10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah
satu rumah ibadat pada hari Sabat.
(13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia
sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak
dapat berdiri lagi dengan tegak.
(13:16) Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas
tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah
keturunan Abraham?"
Seorang
perempuan mengalami sakit bungkuk selama 18 tahun karena
dirasuki roh, dan iapun berada di dalam Bait Allah.
Banyak orang mengalami seperti perempuan ini, berada dalam Bait Allah,
beribadah dan melayani namun mengalami kebungkukan.
Jadi, kalau
perempuan itu bungkuk selama 18 tahun, itu karena ada roh yang merasuki.
Pengertian
bungkuk secara rohani adalah memandang/memikirkan perkara-perkara yang di bawah,
tidak mampu memikirkan perkara-perkara yang di atas.
Amsal 12: 25
(12:25) Kekuatiran dalam
hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.
Perlu untuk
diketahui; “Kekuatiran dalam hati
membungkukkan orang.”
Jadi, roh
kuatir inilah yang merasuki sehingga perempuan itu bungkuk selama 18 tahun.
Kalau kita
dipanggil di dalam kebangkitan-Nya, Tuhan memberikan ibadah dan pelayanan, saya
kira roh kekuatiran itu harus dilepaskan, untuk memikirkan perkara di atas.
2 Timotius 3:
1-4
(3:1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan
datang masa yang sukar.
(3:2) Manusia akan mencintai
dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.
Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak
tahu berterima kasih, tidak mempedulikan
agama,
(3:3) tidak tahu
mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang,
tidak suka yang baik,
(3:4) suka mengkhianat,
tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
18 macam dosa
akhir zaman membungkukkan manusia, sehingga disebutlah masa yang sukar.
1
|
Mencintai
dirinya sendiri
|
7
|
Tidak tahu
berterima kasih
|
13
|
Garang
|
2
|
Menjadi hamba
uang
|
8
|
Tidak
mempedulikan agama
|
14
|
Tidak suka
yang baik
|
3
|
Membual
|
9
|
Tidak tahu
mengasihi
|
15
|
Suka
mengkhianat
|
4
|
Menyombongkan
diri
|
10
|
Tidak mau
berdamai
|
16
|
Tidak
berpikir panjang
|
5
|
Pemfitnah
|
11
|
Suka
menjelekkan orang
|
17
|
Berlagak tahu
|
6
|
Berontak
terhadap orang tua
|
12
|
Tidak dapat
mengekang diri
|
18
|
Lebih menuruti
hawa nafsu
|
2 Timotius 3: 5
(3:5) Secara lahiriah
mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Secara lahiriah
mereka menjalankan ibadahnya, tetapi sesungguhnya mereka dikuasai roh bungkuk,
roh kekuatiran, dan firman Tuhan berkata: jauhilah roh bungkuk, tetapi saksikan
kebenaran kepada orang yang dikuasai roh bungkuk, orang yang penuh dengan
kekuatiran.
Saya tambahkan;
kalau 18 dibagi 3 à tiga angka 6 = 666.
Jadi, suatu
saat nanti orang yang penuh kekuatiran akan dikuasai / diinjak oleh antikris, sebab roh antikiris itu
berbicara tentang
perkara-perkara duniawi, yaitu roh jual beli.
Matius 6: 31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan? Apakah yang
akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya
itu.
Di sini kita
dihimbau supaya kita jangan kuatir soal makan,
minum dan pakaian, sebab semua
itu dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = bangsa-bangsa asing,
bangsa lain.
Wahyu 11: 1-2
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh,
seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut:
"Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah
dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di
sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada
bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Orang yang
dikuasai roh bungkuk, roh kekuatiran, akan diinjak-injak oleh antikris selama
3,5 tahun (42 bulan), sebab orang yang dikuasai roh kekuatiran, tidak
memikirkan perkara-perkara di atas, antara lain; Bait Suci Allah, mezbah,
dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Sedangkan,
kalau kita memikirkan perkara-perakara di atas, pasti kita memikirkan;
-
Bait Suci
Allah, berarti; menjadi rumah Tuhan di dalam roh dan kesucian.
-
Mezbah à doa penyembahan.
-
Mereka yang
beribadah di dalamnya = tekun dalam tiga macam ibadah
utama.
Cara
melepaskan diri dari roh yang menimbulkan kebungkukan/kekuatiran.
Lukas 13: 11-13
(13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan
belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak
dapat berdiri lagi dengan tegak.
(13:12) Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil
dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
(13:13) Lalu Ia
meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah
perempuan itu, dan memuliakan Allah.
Tuhan mengulurkan
dua tangan-Nya kepada perempuan yang bungkuk selama 18 tahun, artinya; perempuan
bungkuk tersebut menerima uluran dua tangan Tuhan sebagai tanda belas kasihan
Tuhan.
Dua tangan
Tuhan telah membentuk langit bumi dan segala isinya (alam semesta), dua tangan
Tuhan mengangkat keterpurukan seperti Simon Petrus diangkat sehingga ia tidak
tenggelam ke dasar keterpurukan.
Kemudian, dalam
Yohanes 8 dikatakan; Tuhan membungkuk
dua kali dan menulis dengan ujung jari-Nya ke tanah sebanyak dua kali.
Ketika Yesus membungkuk
dan menulis di tanah dengan ujung jari-Nya sebanyak dua kali, itu adalah tanda
kasih Tuhan kepada perempuan yang kedapatan berzinah di waktu pagi, sebab dengan
membungkuknya Yesus maka perempuan yang kedapatan berzinah itu terlepas dari kematian
karena hukum Taurat.
Itu sebabnya
tadi saya katakan; dua tangan Tuhan adalah tanda belas kasihan Tuhan.
Yohanes 8: 5-8
(8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk
melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal
itu?"
(8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia,
supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di
tanah.
(8:7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya
kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu."
(8:8) Lalu Ia membungkuk
pula dan menulis di tanah.
Dua kali Tuhan membungkuk dan menulis di tanah dengan ujung jari-Nya untuk
menolong perempuan yang kedapatan berzinah, untuk melepaskan perempuan itu dari kebinasaan.
Tuhan telah
menanggung kebungkukan kita, supaya kita terlepas dari roh bungkuk, roh kekuatiran
yang menguasai saya dan saudara, yang membuat kita tidak ada damai sejahtera
dalam ibadah, tidak indah di hadapan Tuhan, tidak ada sukacita,
bahkan tidak mampu mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.
Setelah perempuan itu disembuhkan dari
kebungkukkan ia berdiri tegak
serta memuliakan Tuhan.
Sesungguhnya, kalau seseorang mengalami sakit bungkuk (dikuasai roh bunguk), tidak akan mampu mencapai dan menggapai apa-apa, tidak mendapatkan apa-apa. Oleh sebab itu ada peribahasa
yang mengatakan; “bagaikan si bungkuk merindukan bulan”.
Tanda
dibebaskan dari roh bungkuk/roh kekuatiran yang senantiasa memperhatikan
perkara-perkara di bawah.
YANG PERTAMA.
Matius 6: 25-26
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah
kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu
lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Orang yang
tidak kuatir soal makanan dan pakaian, mereka memandang burung-burung di udara.
Jangan lagi
memandang perkara-perkara di bawah, perkara-perkara lahiriah yang tidak mampu
menyelamatkan.
Burung di udara
terbang tinggi di langit, berarti; terlepas dari daya tarik bumi, dengan kata
lain bumi dengan segala perkara-perkara yang ada di dalamnya tidak lagi
memiliki daya tarik.
Saya kutip
perkataan Bpk. Pdt. Pong Dongalemba: jika kapal/pesawat terbang naik semakin
tinggi, maka melihat ke bawah/perkara-perkara di bawah semuanya terlihat kecil.
Sebaliknya, kalau
kita berada di bawah/selalu memandang perkara di bawah, yang di atas/perkara-perkara
rohani menjadi kecil = tidak memikirkan perkara-perkara di atas di mana Yesus
duduk di sebelah kanan Allah yang maha besar.
Perhatikanlah;
kalau seseorang terlepas dari daya tarik bumi, sama seperti burung yang tidak
menabur, tidak mengumpulkan makanannya di dalam lumbung, karena Tuhan
memelihara burung-burung di udara.
Percayalah,
kalau saya dan saudara terlepas dari daya tarik bumi, maka Tuhan yang
memelihara saya dan saudara = hidup oleh karena kemurahan hati Tuhan.
Memang, ketika
kita memikul salib di tengah-tengah ibadah pelayanan, bagi orang dunia adalah
suatu kebodohan, tetapi bagi kita, itu adalah hikmat dan kekuatan yang berasal
dari Allah.
Kalau kita
memandang burung di udara, itu menandakan bahwa hidup (nyawa) jauh lebih
berarti dari pada soal makan dan minum = memikirkan keselamatan hidup.
Itu sebabnya
pada ayat 27 dikatakan: “Siapakah di
antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan
hidupnya?” Sehasta = ±45 cm.
Jadi, tidak
seorangpun oleh karena kekuatiran dapat menambahkan sehasta jalan hidupnya,
apalagi untuk memperoleh hidup yang kekal, berada dalam Kerajaan Sorga.
Yesuslah Jalan, Kebenaran dan hidup,
percayalah!
Justru kalau
kita di luar Tuhan, Daud berkata: maut itu selangkah dengan kita.
Awalnya, saya
masuk sekolah Alkitab hanya untuk bertobat saja, tetapi setelah 3-4 bulan
diproses, semuanya berubah, saya bulatkan tekat; harus menjadi hamba Tuhan,
sebab saya tahu di luar Tuhan saya tidak dapat berbuat apa-apa.
Tanda
dibebaskan dari roh bungkuk/roh kekuatiran yang senantiasa memperhatikan
perkara-perkara di bawah.
YANG KEDUA.
Matius 6: 28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala
kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Memperhatikan bunga bakung di ladang.
Biarlah kita
senantiasa memperhatikan ladang Tuhan sebab kita tumbuh dan hidup di ladang
Tuhan.
Dahulu, sebelum
terpanggil / di dalam Tuhan, kita hanya memperhatikan ladang dunia serta kemegahannya, sementara
kalau kita sadar, itu merupakan tawaran dari iblis setan, sebab dunia ini berada di bawah
kuasa si jahat, oleh sebab itu, jangan mudah tergoda dengan segala yang
ditawarkan oleh iblis setan.
Tuhan tidak
memperhatikan ladang dunia ini, dalam injil Matius 4, Yesus mampu mengalahkan iblis
setan soal makanan, termasuk dua tawaran berikutnya, yaitu berada di tempat
yang tinggi menunjukkan kedudukan, jabatan yang tinggi, kemudian
iblis menawarkan
kerajaan dunia, serta kemegahan-kemegahan yang ada di dalamnya. Namun Yesus menepis segala
yang ditawarkan oleh iblis setan.
Jauh lebih baik
kita memperhatikan ladang Tuhan yang disebut juga kebun anggur
Tuhuan; sebab kebun/ladang
anggur Tuhan itu dalam Yesaya 5, dicangkuli
dan batu-batunya dibuang.
- Dicangkuli =
digarap dan dikerjakan supaya menjadi tanah yang subur, tanah yang baik, dan
apabila benih ditaburkan di atas tanah yang baik, maka benih itu akan tumbah dan menghasilkan buah 30, 60, 100 kali lipat.
-
Batu-batunya
dibuang, artinya; terlepas dari kekerasan hati = terlepas dari penyembahan
berhala, sebab kekerasan hati adalah penyembahan berhala.
Sebetulnya,
kalau kita berada di kebun/ladang Tuhan, kita sama seperti pohon ara yang
berada di kebun anggur Tuhan; hidup dalam kemurahan Tuhan, sebab pohon ara yang
berada di kebun anggur Tuhan mendapat kesempatan untuk menghasilkan buah, oleh
sebab itu biarlah kita memperhatikan ladang Tuhan, bekerja, melayani Tuhan
dengan sungguh-sungguh, menghargai kesempatan yang Tuhan berikan.
Bunga bakung di ladang; ia tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Sehelai kain
adalah hasil pekerjaan dari orang-orang yang memintal, tetapi di sini kita
perhatikan; bunga bakung di ladang tumbuh tanpa bekerja, tanpa memintal,
sehingga kita perhatikan bunga bakung di ladang begitu indah, bahkan pakaian
dari raja Salomo tidak seindah bunga bakung di ladang.
Kalau hidup
tanpa bekerja dan tidak memintal, berarti hidup dalam kemurahan Tuhan karena kita
memperhatikan ladang Tuhan, berarti; beribadah, bekerja, melayani diladang Tuhan.
Kalau kita memperhatikan bunga bakung
di ladang, itu menunjukkan bahwa tubuh
lebih penting dari pada pakaian.
Saudaraku, jikalau tubuh lebih penting dari pakaian, secara
otomatis kita akan
mengingat Roma 12: 1, yang
mengatakan; persembahkanlah tubuh sebagai persembahan
yang hidup, kudus dan berkenan kepada
Allah.
Matius 6: 30
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di
ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai
orang yang kurang percaya?
Kalau Tuhan
saja mendandani bunga bakung di ladang, lebih lagi saya dan saudara akan
dipelihara, didandani oleh Tuhan.
Apa maksud
semua ini?
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang
baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut
pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari
Allah, yang berhias bagaikan pengantin
perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Inilah yang
kita idam-idamkan; menjadi mempelai wanita Tuhan, yang digambarkan seperti
Yerusalem yang baru, kota yang kudus, yang turun dari Allah, berhias bagaikan
pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Karena kita
merindukan suatu kota, itulah kota yang kudus, Yerusalem baru, maka persembahan
yang kita persembahkan adalah korban yang benar kepada Tuhan.
Kalau kita
tidak punya tujuan hidup, maka kita tidak akan pernah bisa mempersembahkan
korban yang benar kepada Tuhan, sehingga mau tidak mau Yesus harus hidup
sebagai tukang pemurni untuk memurnikan bangsa Israel.
Dan akhirnya
kita melihat; Yehuda dan Yerusalem mempersembahkan korban yang
benar kepada Tuhan
(Maleakhi 3:3).
Yerusalem adalah tempat
kita beribadah melayani, sedangkan Yehuda
à raja-raja = imamat rajani.
Berbicara raja
itu berbicara imam-imam. Kita semua telah dipanggil
dari kegelapan dan berada di dalam terangnya yang ajaib, untuk memberitakan
perbuatan – perbuatan yang besar dari Allah, berarti menjadi imamat rajani
untuk mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan. Kalau Tuhan mengangkat
kita setinggi-tingginya menjadi suatu kerajaan imam di atas muka bumi, itu
adalah kemurahan Tuhan. Amen.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment