IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 12
APRIL
2014
Tema: STUDY
YUSUF (Kejadian 37: 1-36)
(seri 72)
Subtema: KEHIDUPAN YANG BERHASIL KARENA PENYERTAAN
TUHAN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh berada di dalam
rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Kita bersyukur, pada malam hari ini kita dapat beribadah
di tempat yang Tuhan pilih, itulah gunung Sion, Rumah Allah Yakub. Di hari-hari terakhir nanti banyak orang akan
berduyun-duyun datang ke gunung Sion, rumah Allah Yakub, dari sana keluar
pengajaran.
Kembali kita memperhatikan kisah Yusuf dari Kejadian 37,
tiba saatnya bagi kita untuk memperhatikan ayat 36.
Kejadian 37: 36
(37:36) Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada
Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.
Setelah Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada orang
Ismael, saudagar-saudagar dari Midian, selanjutnya Yusuf dibawa ke Mesir dan
akhirnya Yusuf dijual kepada Potifar, kepala pengawai istana Firaun.
Begitu panjang perjalanan yang harus dilewati/dilalui
oleh Yusuf, dan perjalanan yang panjang itu penuh dengan liku-liku hidup dan
sangat rumit. Perjalanan ini adalah perjalanan yang tidak bisa diselami oleh
akal manusia karena perjalanan yang dilalui oleh Yusuf begitu unik, persis
seperti perjalanan Yesus Kristus yang dari sorga turun ke bumi untuk
menyelamatkan manusia berdosa.
Sesuai dengan Kejadian 45: 6-8, Yusuf menyadari bahwa ia
mendahului saudara-saudaranya, mendahului Yakub, ayahnya, semua atas seijin
Tuhan.
Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada orang Ismael, saudagar-saudagar dari Midian, selanjutnya ia dibawa ke Mesir dan dijual kepada
Potifar, dalam hal ini Yusuf dijadikan bola ping-pong, dia dipermain-mainkan,
tetapi Yusuf sadar akan apa yang sedang dialaminya.
Biarlah kiranya apabila pengalaman yang sama terjadi,
kita tidak perlu merasa kecil hati, tidak perlu merasa miris, rendah diri, dan
sebagainya, sebab memang itu harus dialami oleh setiap anak-anak Tuhan,
termasuk kehidupan muda remaja.
Kejadian 37: 31-33
(37:31) Kemudian mereka
mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
(37:32) Jubah maha indah
itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami
dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau
tidak?"
(37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata:
"Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah
diterkam."
Ketika kita menanggung penderitaan, mengalami penindasan
yang disebut juga aniaya karena firman/sengsara salib, ingat; Yesus Kristus
telah terlebih dahulu menanggung penderitaan di atas kayu salib atas kita
semunya, dengan bukti; jubah Yusuf, jubah yang maha indah itu telah dicelupkan
ke dalam darah anak domba.
Jubah adalah pakaian imam besar, sebagai imam besar Yesus
telah menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib untuk mengadakan pendamaian dosa.
Jadi, bagi saya dan saudara ketika mengalami kesulitan-kesulitan
atas seijin Tuhan, ingat; Yesus telah terlebih dahulu disalibkan atas saya dan
saudara = salib Kristus menjadi jaminan bagi mereka yang menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung.
Namun sekalipun demikian, kalau kita perhatikan Kejadian
37: 1-36, tidak satu kalipun Yusuf membuka mulutnya, tidak sekalipun Yusuf
bersungut-sungut atas apa yang dialaminya.
Yesaya 53: 7
(53:7) Dia
dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Ketika mulut tidak terbuka, digambarkan seperti;
-
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian
-
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting
bulunya, ia tidak membuka mulutnya
Yesus Kristus, Dia dianiaya tetapi Dia membiarkan diri
ditindas, tidak membuka mulutnya, itulah pribadi Yusuf.
Secara pribadi, saya merindukan kita sekaliannya menjadi
domba sembelihan, artinya; ketika dianiaya tidak membuka mulut.
Tidak membuka mulut, artinya; tidak
bersungut – sungut ketika menderita = tidak
hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Sungut –sungut
= suara daging.
Saudaraku, sudah berulang-ulang kali kita menerima ayat
ini, kalau Tuhan ijinkan kita kembali membaca Yesaya 53: 7 ini, berarti Tuhan
mau mengajar kita semua untuk menjadi domba sembelihan, karena Tuhan mengetahui
isi hati saya dan saudara, sebab tidak ad istilah kebetulan di dalam pengikutan
kita kepada Tuhan.
Perlu untuk diketahui;
Galatia 5: 22-24
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum
yang menentang hal-hal itu.
(5:24)
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia
telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.
Barangsiapa menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya, ia adalah milik Kristus.
Sebaliknya, kalau seseorang tidak mau menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsunya; ia bukanlah milik Kristus.
Jadi, MILIK KRISTUS meterainya adalah SALIB.
Sesuai dengan Wahyu 7: 3, “katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"”
Sebelum langit bumi dan pohon-pohonan dirusak, semua yang
menjadi milik Kristus terlebih dahulu diberikan hurut T di dahi mereka. Hurut T
à salib Kristus.
Termasuk pengikut-pengikut Kristus dalam Matius 19;
barangsiapa mengikut Kristus, dia menyangkal diri dan memikul salibnya.
Kelebihan dari orang yang menyalibkan diri.
Kejadian 39: 1-2
(39:1) Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar,
seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari
tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.
(39:2)
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam
pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Tuhan menyertai Yusuf = IMMANUEL.
Kita semua, terlebih kehidupan muda remaja, membutuhkan
penyertaan dari Tuhan dalam setiap langkah-langkah perjalanan rohani kita,
dalam setiap tindakan-tindakan, dalam setiap perbuatan kita sekalian, kita
membutuhkan penyertaan Tuhan.
Tanda penyertaan Tuhan terhadap Yusuf: Yusuf menjadi seorang yang selalu berhasil.
Itulah tanda penyertaan Tuhan kepada setiap anak-anak
Tuhan; apa saja yang kita perbuat, yang kita rencanakan selalu berhasil.
Itu sebabnya saya selalu menghimbau kehidupan muda remaja supaya semakin sungguh-sungguh memperhatikan firman Tuhan dan menyerahkan dirinya hanya kepada
Tuhan, menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu,
supaya kita menjadi milik Kristus dan Tuhan menyertai
kita, sehingga apa saja yang kita perbuat, apa saja yang kita kerjakan selalu berhasil.
Mazmur 1: 1-3
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut
nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
(1:3) Ia
seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Orang yang berhasil, ia digambarkan seperti pohon yang
ditanam di tepi aliran air.
Pohon yang
ditanam di tepi aliran air:
-
akan menghasilkan
buahnya pada musimnya
-
dan tidak layu daunnya
-
apa saja yang
diperbuatnya berhasil
Kita bisa melihat ini lebih jauh dalam ,..
Yeremia 17: 7-8
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang
menaruh harapannya pada TUHAN!
(17:8) Ia
akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang
air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap
hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah.
Pohon yang ditanam di tepi aliran air itu akan
merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air.
Jikalau pohon berakar, ada kaitannya dengan tanah hati
yang subur, sebab jika tanah itu tidak subur = tanah yang berbatu-batu,
tanahnya tipis, sehingga ketika benih itu ditabur, ia akan tumbuh sebentar
saja, namun segera layu karena ia tidak berakar.
Jadi, orang yang berhasil ini adalah orang yang
menghargai kebenaran firman Tuhan.
Orang yang menghargai kebenaran firman Tuhan digambarkan
seperti tanah yang subur, tanah yang baik.
Kalau kita kembali memperhatikan ...
Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang
tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya
ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam.
Tanah yang subur, tanah yang baik senantiasa merenungkan
Taurat Tuhan siang dan malam, sehingga dengan jelas terlihat, orang yang
merenungkan firman Tuhan siang dan malam;
-
“ia tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik”
Berarti, berjalan menurut nasihat firman Tuhan
-
“ia tidak
berdiri di jalan orang yang berdos”
Berarti, berdiri di atas korban Kristus
-
“tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh”
Berarti, duduk sehidangan dengan Allah dalam perjamuan
untuk menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani
Persamaannya ...
Yeremia 17: 7
(17:7)
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Mengandalkan
Tuhan dan menaruh
pengharapannya kepada Tuhan, tidak kepada yang lain-lain, itulah pribadi
Yusuf.
-
Mengandalkan Tuhan, berarti;
tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya
-
Menaruh pengharapannya
kepada Tuhan, berarti; menaruh pengharapan kepada yang tidak kelihatan, yaitu
perkara-perkara yang di atas/di sorga
Kita kembali memperhatikan ...
Kejadian 39: 1-2
(39:1)
Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar,
seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari
tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.
(39:2)
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil
dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Potifar, kepala pengawal istana raja Firaun telah membeli
Yusuf dari tangan orang Ismael dengan harga 20 syikal perak (Kejadian 37: 28)
1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas,
(1:19)
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak
domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Yesus telah menebus kita dari cara hidup yang lama/cara
hidup yang sia-sia, bukan dengan barang fana, bukan pula dengan perak atau
emas, melainkan dengan darah yang mahal, itu menandakan bahwa saya dan saudara
adalah MILIK KRISTUS SEUTUHNYA, sesuai dengan 1 Korintus 3: 16, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait
Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”
Sebagai milik Kristus ...
Kejadian 39: 2
(39:2)
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil
dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah
tuannya, orang Mesir itu.
Sebagai kehidupan yang telah dibeli, maka tinggallah Yusuf di rumah tuannya (Potifar), orang
Mesir itu.
Saya dan saudara adalah hamba-hamba Tuhan karena kita
melayani Tuhan, dan Yesus adalah Tuan dari hamba-hamba Tuhan, dan kita adalah
rumah Tuhan.
Sebaiknya kita berada di dalam rumah Tuhan, untuk selanjutnya beribadah melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh, karena kita telah dibeli / ditebus oleh darah Yesus Kristus, dan kita adalah milik Tuhan seutuhnya, kita tidak lagi berhak
atas diri kita masing-masing.
Ibrani 3: 1-2
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang
mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,
(3:2) yang
setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap
rumah-Nya.
Yesus adalah Rasul
dan Imam Besar, Ia setia kepada
Dia (Allah Bapa) yang telah menetapkannya sebagai kepala rumah Tuhan, demikian
halnya, Musa juga setia dalam segenap rumah Tuhan.
Kita pun harus setia di dalam rumah Tuhan, sebagai hamba
Tuhan, melayani Tuhan.
Ibrani 3: 3-5
(3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih
besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada
rumah yang dibangunnya.
(3:4)
Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan
segala sesuatu ialah Allah.
(3:5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah
sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan
kemudian,
Sebagai seorang pelayan, Musa setia dalam segenap rumah
Allah untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian.
Berarti, kesaksian Musa adalah KESAKSIAN NUBUATAN.
Dalam hal ini, Tuhan tidak menyatakan pribadi Yakub,
sekalipun ia adalah seorang yang tenang dan tinggal dalam rumah Tuhan, tetapi
di sini kita melihat Tuhan menyatakan kesetiaan Musa dalam segenap rumah Tuhan
untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan di kemudian hari,
dialah yang menerima petunjuk dari Allah di atas gunung Sinai untuk mendirikan
rumah Allah/rumah Tuhan (tabernakel).
Dan kita bersyukur tentunya, kalau kita berada di dalam
rumah Tuhan, bahkan setia di dalam rumah Tuhan, tekun dalam tiga macam ibadah
utama dan setia di dalamnya, itu adalah kemurahan Tuhan, dan akhirnya menjadi kesaksian.
Setia dalam segenap rumah Tuhan dapat diartikan: masuk
dalam pembangunan tubuh Kristus/rumah Tuhan, menjadi pribadi yang sempurna =
menjadi mempelai wanita Tuhan (dipermuliakan).
Mari kita lihat ...
Ibrani 3: 6
(3:6)
tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai
rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh
berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Kristus adalah kepala dari tiap-tiap gereja, saya dan
saudara adalah tubuh-Nya, dan sebagai kepala rumah Tuhan, ia berusaha
menyelamatkan tubuh-Nya.
Efesus 5: 23
(5:23)
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus
adalah kepala jemaat. Dialah yang
menyelamatkan tubuh.
Kristus adalah kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan
tubuh.
Ada 2 proses penyelamatan terhadap tubuh.
1.
Efesus 5: 26-27
5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Dimandikan dengan air dan firman Tuhan supaya sidang
jemaat ditempatkan di hadapan-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau
yang serupa itu = jemaat kudus, tidak bercela.
Dimandikan air dan firman, berarti; membutuhkan air yang
banyak (limpah firman Tuhan), untuk menyucikan sidang jemaat, ayat yang satu
menjelaskan ayat yang lain. Sedangkan air yang
sedikit tidak dapat membersihkan segala dosa yang membandel, kotoran – kotoran yang
berbau busuk.
Selanjutnya:
air yang banyak sanggup menyucikan hati nurani yang jahat dan dibasuh dari
perbuatan yang sia – sia.
2.
Efesus 5: 28-29
(5:28)
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa
yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29)
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,
sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Kristus mengasihi tubuh-Nya dengan jalan;
-
Mengasuh
tubuh-Nya
Kisah Para Rasul 7: 20-21
(7:20)
Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia
diasuh di rumah ayahnya.
(7:21)
Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya
seperti anaknya sendiri.
Puteri Firaun mengasuh Musa seperti anaknya sendiri.
Kisah para Rasul 7: 22
(7:22) Dan
Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir,
dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Puteri Firaun mendidik Musa dalam segala hikmat orang
Mesir, sehingga Musa berkuasa dalam perkataan dan berkuasan dalam perbuatannya.
Berarti, perkataannya itu adalah perkataan membangun dan
perbuatannya menjadi kesaksian.
Ketika Musa dididik dengan segala hikmat orang Mesir, ia
menjadi pribadi yang disiplin, pribadi yang berwibawa, seperti wibawa seorang
raja, karena ia dididik di istana kerajaan Firaun.
Kalau kita perhatikan istana kerajaan, semuanya tertib, perkataannya
teratur/tidak sembarangan, tidak terlihat sikap yang sembarangan, disiplin,
semuanya teratur, tersusun dengan rapi.
-
Merawati
tubuh-Nya
Lukas 10: 30, 33
(10:30)
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia
jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan,
tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah
mati.
(10:33)
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan
ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
(10:34) Ia
pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu
membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Orang Samaria merawat seorang yang turun dari Yerusalem
ke Yerikho, karena ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja
merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu
pergi meninggalkannya setengah mati.
Kemudian, orang Samaria ini membalut luka-lukanya, namun
sebelum luka-luka itu dibalut, terlebih dahulu;
·
Menyiraminya
dengan minyak
Untuk menghasilkan minyak zaitun, prosesnya lewat
penumbukan yang dialami oleh Yesus Kristus di atas kayu salib
·
Menyiraminya
dengan anggur
Untuk menghasilkan air anggur, maka terlebih dahulu
melalui proses pemerasan yang dialami oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.
Itu semua merupakan belas kasih dari Tuhan, sebab kalau
luka-luka batin tidak dibalut, maka seseorang akan mengalami kepahitan (akar
pahit).
saya bersyukur karena kita masih dirawat oleh Tuhan
sampai malam hari ini, karena kita setia di dalam rumah Tuhan, tergembala
dengan baik di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan, dan itu
merupakan belas kasihan Tuhan.
Kejadian 39: 2
(39:2) Tetapi
TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam
pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah
tuannya, orang Mesir itu.
Biarlah kita selalu tinggal di dalam rumah Tuhan, dan
setia beribadah melayani Tuhan, seperti Yusuf sebagai seorang hamba tinggal
dirumah tuannya.
Ibrani 3: 1
(3:1)
Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat
bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang
kita akui, yaitu Yesus,
Kehidupan yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi,
biarlah kita senantiasa memandang Rasul dan imam Besar yang kita akui, yaitu
Kristus Yesus.
Kita semua telah ditebus dari cara hidup yang lama dan
ktia semua mutlak menjadi milik Kristus, biarlah kita tinggal dalam rumah
Tuhan, menghambakan diri kepada Dia, melayani Tuhan dengan setia, seperti musa
yang setia dalam segenap rumah Tuhan, sehingga kita memperoleh keselamatan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment