IBADAH RAYA MINGGU, 08 JUNI 2014
Tema: JEMAAT DI FILADELFIA (dari
Wahyu 3: 7-13)
(Seri 06)
Subtema:
KUNCI DAUD MEMBUKA PINTU KERAJAAN SURGA BAGI KAWANAN DOMBA DALAM KANDANG
PENGGEMBALAAN
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kebaikan dan kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan
untuk berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan.
Biarlah kiranya apa yang kita persembahkan pada malam
hari ini, semuanya menyenangkan hati Tuhan.
Kita kembali memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia
dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Namun kita hanya akan membaca ayat 7 saja.
Wahyu 3: 7
(3:7) "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia:
Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila
Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Yesus tampil sebagai “Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud” untuk menyelidiki,
mengoreksi dan menyucikan dosa-dosa sidang jemaat di Filadelfia.
Sekarang kita melihat
penampilan Yesus sebagai ...
Keterangan: “YANG
MEMEGANG KUNCI DAUD”
Aktivitas dari kunci adalah membuka dan
menutup, berarti kunci kaitannya dengan pintu pada sebuah rumah, untuk masuk
dan keluar.
Di sini Tuhan memegang kunci Daud. Daud
adalah seorang raja, berarti
memegang kunci Daud fungsinya untuk membuka pintu kerajaan sorga bagi anak-anak
Tuhan, sehingga pintu maut tertutup bagi mereka.
Ayub 12: 14-16
(12:14) Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat
membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya.
(12:15) Bila Ia membendung air, keringlah semuanya; bila
Ia melepaskannya mengalir, maka tanah dilandanya.
(12:16) Pada Dialah kuasa
dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang
yang menyesatkan.
Dengan jelas di sini dikatakan; pada Dialah kuasa dan kemenangan.
Jadi, kunci Daud itu adalah kuasa dan
kemenangan, sebagaimana raja Daud; dia berkuasa dan berkemenangan di dalam setiap peperangan-peperangan yang
terjadi, bahkan kemenangan demi kemenangan yang dicapai oleh raja Daud melebihi
kemenangan yang dicapai oleh raja Saul, sehingga raja Saul menjadi iri hati
terhadap Daud,dan Saul berniat untuk membunuh Daud.
Sekali lagi saya katakan; kunci Daud adalah
kuasa dan kemenangan.
Salah satu kemenangannya Daud yang terbesar adalah ketika
mengalahkan Goliat.
1 Samuel 17: 48-50
(17:48) Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk
menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang
Filistin itu;
(17:49) lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya,
diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang
Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia
dengan mukanya ke tanah.
(17:50) Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu
dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang
Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.
Daud mengalahkan Goliat, orang Filistin itu
tanpa pedang di tangan, berarti Daud mengalahkan Goliat dengan kuasa dan
kemenangan yang bersumber dari Tuhan.
1 Samuel 17: 47
(17:47) dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami."
Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan
bukan dengan lembing berarti bukan dengan kekuatan, tetapi di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia
menyerahkan Goliat ke tangan Daud.
Jadi, jelas sekali bahwa Daud penuh dengan
kuasa, sehingga ia memperoleh kemenangan demi kemenangan di setiap
peperangan-peperangan.
Di hari-hari terakhir ini, menjelang
kedatangan Tuhan pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga,
kita diperhadapkan dengan musuh yang begitu hebat, bukan lagi musuh yang
ringan, melainkan musuh yang begitu kuat. Oleh sebab itu, dengan mengandalkan kekuatan yang berasal dari manusia, tidak akan
sanggup mengalahkan musuh sebesar raksasa Goliat, sebab kekuatan manusia terbatas adanya.
Tetapi di sini kita
melihat, Daud
mengalahkan raksasa Goliat orang Filistin itu bukan dengan pedang dan
lembing, sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia pun menyerahkan Goliat ke
tangan Daud.
Pendeknya; Tuhan yang memberi kemenangan. Kemenangan
itu bukan karena gagah, hebat,
kuatnya seseorang.
Cara Tuhan memberi kemenangan.
1 Samuel 17: 40
(17:40) Lalu Daud mengambil
tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari
dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang
dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya.
Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.
Ada dua cara Tuhan memberi kemenangan
kepada Daud.
YANG PERTAMA: “Daud mengambil TONGKATNYA di
tangannya”.
Tongkat à penggembalaan.
Yehezkiel 20: 37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang
dengan menghitung kamu.
Lewat dari bawah tongkat gembala, berarti;
domba-domba tergembala dengan baik di dalam satu kandang penggembalaan = tidak
liar.
Selanjutnya, gembala itu menghitung kawanan
domba.
Apa yang dimaksud dengan menghitung?
Yohanes 10: 3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba
mendengarkan suaranya dan ia memanggil
domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia
berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti
dia, karena mereka mengenal suaranya.
Dihitung, berarti namanya dikenal = terdaftar
dalam kerajaan Sorga, sebab namanya tertulis dalam kitab kehidupan.
Kalau domba-domba tergembala dengan baik
(lewat dari bawah tongkat gembala), maka;
-
Kawanan domba mendengarkan suara gembala.
Mendengar
suara gembala = dengar-dengaran. Kalau dengar-dengaran, berarti tidak mendengar
suara yang lain, termasuk suara hati.
-
Domba-domba mengikuti
gembala = mengikuti geraknya firman penggembalaan.
Firman
pengajaran mempelai juga firman penggembalaan, membawa kita masuk ke dalam
kegerakan yang besar; dibawa masuk ke dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna,
menjadi mempelai wanita Tuhan.
Kita dapat
lihat dalam kitab Wahyu 19:6; “Lalu aku mendengar seperti suara himpunan
besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja”. Seruan
dari himpunan besar orang banyak adalah; “haleluya”,
berarti ada hanya satu seruan yaitu; pengagungan kepada Tuhan.
Selanjutnya….
Yehezkiel 20: 38
(20:38) Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu
orang-orang yang memberontak dan mendurhaka
terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka
tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk.
Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
Tuhan memisahkan dari tengah-tengah Israel orang-orang yang memberontak dan orang-orang yang
mendurhaka. Memberontak dan mendurhaka = liar, tidak tergembala.
Mari kita lihat persamaannya ...
Yohanes 10: 12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan
yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang,
meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga
serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Diterkam dan dicerai-beraikan oleh serigala,
artinya; domba – domba menjadi liar, tidak tergembala = terpisah dari Tuhan.
Serigala adalah gambaran dari roh jahat yang menyebabkan seseorang jauh dari Tuhan, sehingga memberontak
dan mendurhaka, sekaligus tidak menghargai kandang
penggembalaan.
Tempat
bagi mereka yang memberontak dan mendurhaka:
Yehezkiel 20:38
(20:38) Aku akan memisahkan dari
tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri,
tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak
akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
Orang – orang yang
memberontak dan mendurhaka, mereka itu keluar dari negri / tanah Israel, mereka tidak masuk di dalamnya.
Dalam hal ini Tuhan tidak
membuka pintu kemurahan bagi mereka yang mendurhaka dan memberontak / liar,
tidak tergembala = tidak memiliki kunci Daud.
1 Samuel 17: 41-43
(17:41) Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud
dan di depannya orang yang membawa perisainya.
(17:42) Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke
arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu
karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.
(17:43) Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan
tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.
Di mata Daud, Goliat adalah sama seperti seekor anjing
hutan, liar, tidak tergembala, itu sebabnya untuk menghadapi Goliat tidak perlu
membawa lembing atau pun pedang, cukup dengan membawa tongkat.
Memang Goliat itu seekor anjing hutan sesuai dengan perkataannya
sendiri yaitu; “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku
dengan tongkat?”.
Goliat adalah gambaran dari musuh dalam
selimut, itulah daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, dan untuk
menghadapi musuh seperti ini cukup dengan tongkat, tidak perlu
membawa pedang dan lembing, berarti tidak perlu bunuh
diri.
Biarlah sidang jemaat memperhatikan hal ini; “apakah roh saudara masih tergembala atau tidak?”
1 Samuel 17: 44-45
(17:44) Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud:
"Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di
udara dan kepada binatang-binatang di padang."
(17:45) Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu:
"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan
tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta
alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
Dalam hal ini, Goliat menganggap Daud kecil,
Daud dipandang enteng oleh Goliat, sebagaimana dalam ayat 42: “dihinanya Daud itu karena ia masih muda,
kemerah-merahan dan elok parasnya”.
Saya tandaskan malam hari ini; untuk
menghadapi musuh dalam selimut, yaitu daging dengan segala hawa nafsunya, tidak
dilihat dari usia. Sekalipun usianya sudah tua, bahkan bertahun-tahun
digembalakan dalam satu kandang penggembalaan, kalau ia tidak membawa tongkat / tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalan, tetap saja ia akan kalah.
Goliat menganggap enteng/kecil Daud, tetapi
Daud percaya diri dan merasa diri kuat, sebagai bukti; Daud berkata: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan
tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta
alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu”, dalam hal ini Daud mengandalkan Tuhan, dia tidak mengandalkan kekuatannya.
Kalau anak-anak Tuhan tergembala dengan baik
dalam satu kandang penggembalaan, tidak memberontak, tidak mendurhaka, tidak
liar, orang semacam ini penuh dengan kepercayaan diri, di manapun ia berada dan
dalam keadaan/situasi apapun, dia percaya diri dan merasa diri kuat karena
Tuhan berpihak kepadanya. Jangan anggap
enteng, jangan anggap kecil kandang penggembalaan ini, seperti Goliat, manusia
daging yang menganggap kecil kandang penggembalaan.
Ada dua cara Tuhan memberi kemenangan
kepada Daud.
YANG KEDUA: “dipilihnya dari dasar sungai
lima BATU”.
Batu à korban
Kristus = Kristus yang disalibkan.
Dalam 1 Korintus 3: 11, batu adalah dasar
dari bangunan yang telah diletakkan, itulah pribadi Yesus Kristus yang
disalibkan.
Dalam Efesus 2: 22, Kristus Yesus adalah batu penjuru, sehingga setiap bangunan
tersusun rapi di atasnya.
1 Petrus 2: 4
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang
memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih
dan dihormat di hadirat Allah.
Yesus Kristus adalah batu
yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, Dialah pribadi yang disalibkan
oleh ahli-ahli Taurat, tua-tua dan imam-imam kepala dan orang – orang Yahudi.
Batu yang hidup dibuang
oleh manusia. Sesungguhnya Dia adalah batu yang dipilih dan dihormat di hadirat
Allah, itulah pribadi Yesus Kristus.
1 Samuel 17: 40
(17:40) Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya,
dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang
licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat
batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati
orang Filistin itu.
5 batu à korban Kristus, secara khusus 5 luka utama Yesus Kristus, yaitu;
dua tangan dan dua kaki yang terpaku, ditambah satu tusukan dilambung Yesus.
1 Samuel 17: 49-50
(17:49) lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya,
diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya,
diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan
mukanya ke tanah.
(17:50) Demikianlah Daud
mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang
Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.
Daud mengalahkan Goliat, ia membunuh orang Filistin itu dengan
batu yang diumbannya itu, terbenam di kepala Goliat, sehingga segeralah ia terjerumus ke tanah.
Kalau kita menggunakan korban Kristus sebagai
barometer di tengah-tengah pengikutan kita kepada Tuhan, terlebih di tengah-tengah ibadah
pelayanan yang Tuhan percayakan, musuh dalam selimut yaitu daging dengan segala
hawa nafsu dan keinginannya pasti kalah.
Sekali lagi saya katakan, korban Kristus /
Kristus yang disalibkan adalah ukuran dalam seluruh aspek kehidupan, berarti
kebenaran diri sendiri / kebenaran dari manusia daging bukanlah ukuruan supaya
musuh dalam selimut yaitu daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya
tidak terlihat lagi, sama halnya dengan dua tangan dan dua kaki Yesus yang
terpaku, tidak dapat berbuat apa – apa, selain tunduk dan pasrah.
Tuhan memegang kunci Daud bagi sidang jemaat
di Filadelfia, dan Tuhan telah menyatakan diri-Nya untuk kita malam hari ini,
lewat penampilan-Nya terhadap sidang jemaat di Filadelfia, supaya saya dan
saudara penuh kuasa, dan menang atas musuh di manapun kita berada dan dalam
situasi apapun.
Tuhan telah memberi kemenangan dengan dua
cara, kalau kita tetap tergembala dengan baik, dalam satu kandang
penggembalaan, tidak liar, tidak mendurhaka, dan tidak memberontak.
Sikap Daud sebagai seorang gembala.
1 Samuel 17: 12-15
(17:12) Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari
Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada
zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.
(17:13) Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi
berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah
Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah
Syama.
(17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang
besar-besar itu pergi mengikuti Saul.
(17:15) Tetapi Daud
selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.
Ketiga abang Daud, selalu mengikuti Saul untuk berperang tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk
menggembalakan kambing domba ayahnya di Betlehem.
Saudaraku, sesibuk apapun kita, baik dalam
pekerjaan dan aktivitas-aktivitas yang lain, biarlah selalu ingat untuk kembali
ke dalam kandang penggembalaan, seperti Daud; sekalipun ia berada di dalam
istana Saul yang memiliki banyak fasilitas, tetapi ia selalu pulang untuk
menggembalakan kambing domba Isai, ayahnya.
Barangkali kita memiliki kedudukan, memiliki
gelar, pekerjaan, harta uang
yang banyak, semua itu tidak cukup untuk mengalahkan Goliat,
musuh dalam selimut, selain kembali
ke dalam kandang penggembalaan.
Daud percaya diri karena dia merasa kuat, dia
yakin bahwa Tuhan dipihaknya, Tuhan gantikan dia untuk berperang melawan musuh.
Orang yang merasa diri hebat, merasa diri kuat bahkan menganggap diri memiliki kelebihan, justru kelebihan itu adalah kelemahannya.
Orang yang menemukan sesuatu, justru penemuannya
itu menghancurkan dia, misalnya; penemu bom, penemu radiasi-radiasi, itulah
yang membunuh dia.
Ingat; di luar Tuhan, kelebihan seseorang
adalah kelemahannya.
Jangan ada di antara kita yang merasa diri
kuat, supaya Tuhan mengaku kita sebagai kawanan domba-Nya.
Sikap Daud dalam persiapan-persiapannya
ketika menghadapi Goliat, musuh dalam selimut, daging dengan segala hawa
nafsunya.
1 Samuel 17: 33
(17:33) Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang
Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari
masa mudanya telah menjadi prajurit."
Saul juga menganggap enteng dan kecil Daud,
sebab ia memiliki pandangan menurut
ukuran manusia duniawi.
Pandangan manusia duniawi tidaklah rohani,
melainkan menurut pengalaman, menurut kemampuan, itu sebabnya Saul berkata: “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang
Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari
masa mudanya telah menjadi prajurit”, Saul mengecilkan Daud.
Seharusnya Saul melihat/mengukur Daud dari pengalaman Daud, tetapi Saul
mengukur Daud dari pengalaman Goliat, itu adalah pandangan manusia duniawi =
pandangan yang bukan rohani.
Mari kita lihat ...
Sikap Daud atas pernyataan Saul yang menganggap
enteng/kecil Daud.
Yang pertama.
1 Samuel 17: 34-37
(17:34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing
domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor
domba dari kawanannya,
(17:35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan
domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku
menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.
(17:36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh
hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti
salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada
Allah yang hidup."
(17:37) Pula kata Daud: "TUHAN
yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga
akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada
Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai
engkau."
Daud selalu menginventarisir, mengingat pengalamannya di dalam kandang
penggembalaan, di mana Tuhan selalu menolong dan membela Daud, sekalipun ia
masih muda, itu sebabnya Daud berkata kepada Saul; "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya.”
Sejauh ini kita telah digembalakan di dalam
kandang penggembalaan, tentu kita masing-masing mempunyai pengalaman tersendiri
ketika menghadapi musuh, dan
Tuhan selalu menolong, membela kita, melepaskan kita dari musuh, seperti Daud dilepaskan dari cakar beruang
dan cakar singa, justru Daud sanggup melepaskan domba – dombanya dari dalam mulut beruang/singa.
Musuh utama selain daging adalah iblis setan. Kalau setan mencengkram, ia tidak akan melepaskannya seperti yang tertulis didalam Yesaya 14:17, “….. tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?”.
Tetapi dengan pengalaman Daud, dia beranikan
diri untuk menghadapi Goliat, sehingga Saul tidak dapat berkata-kata apa-apa
lagi selain: “Pergilah! TUHAN menyertai
engkau.”
Daud memiliki
sikap sederhana karena dia selalu menginventarisir / mengingat pembelaan dan pertolongan Tuhan
ketika ia menggembalakan kambing domba ayahnya di Betleham.
Yang kedua.
1 Samuel 17: 38-39
(17:38) Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud,
ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya.
(17:39) Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju
perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka
berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak
dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum
pernah aku mencobanya." Kemudian ia
menanggalkannya.
Daud tidak mau mengenakan baju dari pada raja
Saul, sebab dia belum pernah mencobanya, justru ia tidak sanggup berjalan
ketika mengenakan baju Saul.
Artinya;
-
Tampil apa adanya, tidak perlu mengenakan
yang belum pernah dicoba.
Kalau
sidang jemaat, terlebih imam-imam, ketika dipercayakan suatu pelayanan, layani
Tuhan dengan baik, jangan melayani dan mencoba sesuatu yang bukan berasal dari Tuhan.
Layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan mencoba-coba dan jangan menggunakan cara-cara yang lain.
Percayakan
diri sesuai dengan pemakaian Tuhan, jangan mencoba-coba dengan sesuatu yang
belum dicoba, supaya tidak menjadi bumerang.
-
Tidak mau mencuri kemuliaan Allah, sebab sebagai seorang gembala Daud tidak mau bertindak sebagai
seorang raja, berarti; menghargai apa yang diberikan oleh Tuhan, dengan
demikian menunjukkan sikap yang sederhana.
Gunakanlah
jubahmu / pakaianmu, sesuai dengan kepercayaan Tuhan, jangan mengingini apa yang menjadi berkat orang lain.
Sesungguhnya
sadar atau tidak sadar kita sering kali mengingini berkat orang lain, ini
menunjukkan sikap yang kurang sederhana.
Akhirnya Daud melepaskan baju perang miliknya Saul, sebab ia tidak dapat berjalan dengan memakai baju perangnya Saul. Berarti dengan sikap yang sederhana, Tuhan memakai seseorang
dengan luar biasa.
1 Yohanes 2: 15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di
dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di
dalam orang itu.
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan
hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Ada tiga raksasa dibumi yaitu;
-
Keinginan daging
-
Keinginan mata
-
Keangkuhan hidup
Tiga raksasa di bumi ini hanya bisa dikalahkan dengan kunci Daud,
yaitu; dengan keinginan yang sederhana
dan pandangan mata yang sederhana,
serta tabiat / sikap perilaku yang
sederhana. Dengan sikap yang sederhana ini tiga raksasa di bumi akan
takluk, sebagaimana Daud telah menaklukan raksasa Goliat.
Saya mau tambahkan;
Daud penuh kuasa dan menang atas musuh – musuh yang dihadapinya dalam setiap pertempuran-pertempuran, sehingga kemenangan demi
kemenangan ia capai, kemenangan yang terbesar dapat kita lihat dalam
nyanyiannya yang terbesar, itulah Mazmur
23, Daud berkata: “Tuhan adalah Gembalaku”.
Selanjutnya Daud menulis didalam Mazmur 23: 4;
“Sekalipun aku berjalan dalam
lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan
tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”.
Daud mengatakan; “tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”, berarti;
di dalam kandang penggembalaan,
anak – anak Tuhan sebagai kawanan domba Allah, mendapatkan penghiburan .
Kita butuh penghiburan dari Tuhan, sebab
penghiburan yang disugguhkan oleh dunia ini tidak sanggup menyelesaikan masalah
– masalah yang terjadi oleh karena kesukaran – kesukaran, kesulitan – kesulitan,
pergumulan – pergumulan dan beban berat yang lain.
Dengan memperhatikan apa yang Tuhan
nyatakan pada malam ini lewat pribadi Daud, biarlah kiranya kuasa dan
kemenangan itu bagian dari kita masing – masing, sebab Tuhan telah mengalahkan
dunia ini dan sesuai dengan yang Dia katakan dalam Yohanes 16:33; “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera
dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu,
Aku telah mengalahkan dunia." Tuhan telah mengalahkan dunai ini dengan tiga
raksasa di dalamnya. Terpujilah
Tuhan dari sekarang sampai selama – lamanya, Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment