Tema: STUDY YUSUF (Kejadian
37: 1-36, Kejadian 39)
(seri 76)
Subtema: MELAYANI
KARENA KASIH KARUNIA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam
dalam kasih sayang, kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena
kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan untuk beribadah melayani Tuhan pada
malam hari ini, dalam Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya.
Biarlah Tuhan
melawat kita semuanya pada malam hari ini.
Kita kembali
memperhatikan PRIBADI YUSUF pada kitab Kejadian
39.
Kejadian 39: 4
(39:4) maka Yusuf
mendapat kasih tuannya, dan ia boleh
melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala
miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
Yang harus kita “maka Yusuf mendapat
kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia”, berarti; tugas pelayanan yang
dipercayakan adalah oleh karena KASIH KARUNIA.
Sebagaimana dalam ...
Efesus 4: 10-12
(4:10) Ia yang telah turun,
Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi
dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita
Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Lewat kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus, Ia memberikan 5 jabatan untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus.
Turun dan naik à kematian dan kebangkitan Yesus Kristus
= kasih karunia = kemurahan.
Berarti, kalau 5
jabatan itu diberikan lewat kematian dan kebangkitan, itu adalah kasih karunia.
Jadi, kalau pada malam
hari ini kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, itu
adalah kasih karunia demi kasih karunia Tuhan.
Untuk melengkapi
kasih karunia yang dinyatakan oleh Tuhan, kita memperhatikan ...
1 Korintus 12:
7-10
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan
penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan
kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia
berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain
Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan
kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia
untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Ada 9 karunia-karunia
Roh Kudus.
1. karunia untuk
berkata-kata dengan hikmat,
2. karunia
berkata-kata dengan pengetahuan,
3. karunia untuk memberikan
iman,
4. karunia untuk
menyembuhkan,
5. karunia untuk
mengadakan mujizat,
6. karunia untuk
bernubuat,
7. karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh,
8. karunia untuk
berkata-kata dengan bahasa roh,
9. karunia untuk
menafsirkan bahasa roh.
1 Korintus 12: 11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan
karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Karunia-karunia
Roh Kudus itu dikerjakan oleh roh yang satu dan yang sama.
Tuhan memberikan
karunia-karunia kepada pelayan-pelayan Tuhan, secara khusus, seperti yang dikehendakinya.
Dalam hal ini,
pelayan-pelayan Tuhan yang telah menerima jabatan-jabatan diperlengkapi dengan
karunia-karunia Roh Kudus.
Kalau tadi, Tuhan
memberikan jabatan-jabatan, selanjutnya Tuhan memberikan karunia-karunia Roh
Kudus untuk memperlengkapi hamba-hamba Tuhan, imam-imam di tengah-tengah
pelayanan mereka kepada Tuhan.
Kesimpulannya; jabatan-jabatan
dan karunia-karunia itu diberikan oleh Tuhan karena kasih karunia.
Jadi, kita
melayani Tuhan bukan karena keperkasaan, bukan karena kekuatan, namun oleh Roh
Tuhan sebagai tanda kasih karunia-Nya.
Kita telah
menerima jabatan-jabatan dan diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus,
maka seorang pelayan Tuhan akan menyadari betul bahwa dia melayani karena kasih
karunia.
Perlu untuk
diketahui;
1 Korintus 12: 4-6
(12:4) Ada rupa-rupa
karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan,
tetapi satu Tuhan.
(12:6) Dan ada
berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan
semuanya dalam semua orang.
- Ada rupa-rupa karunia tetapi satu Roh
Di tengah-tengah pelayanan ini Tuhan mempercayakan karunia-karunia Roh
Kudus, tetapi sekalipun karunia itu berbeda-beda, semua itu dikerjakan dengan
Roh yang satu dan yang sama.
Dan itu bisa terlihat kalau karunia-karunia Roh itu memperlengkapi
imam-imam; satu dengan yang lain saling membangun, satu dengan yang lain saling
menopang, saling melengkapi. Jadi, karunia-karunia itu sekalipun berbeda namun
tidak berdiri sendiri.
Sebaliknya, kalau masing-masing melayani namun tidak saling melengkapi,
berarti itu bukan karunia yang dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.
- Ada rupa-rupa pelayanan tetapi satu Tuhan
Pelayanan dari seorang hamba Tuhan itu berbeda-beda. Pelayanan dari seorang
penginjil berbeda dengan pelayanan dari seorang gembala; kalau penginjil tidak
terpaku pada satu tempat, sedangkan pelayanan dari seorang gembala, dia harus
bertanggung jawab untuk menggembalakan kawanan domba Allah dalam satu kandang
penggembalaan, dengan kata lain tidak boleh meninggalkannya.
Demikian juga pelayanan dari hamba-hamba Tuhan berbeda-beda, tetapi satu
Tuhan, artinya; hamba-hamba Tuhan melayani Tuhan, bukan manusia.
- Ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang
mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Jadi, semua perbuatan yang ajaib itu bersumber dari Allah.
Dengan mendapat
pengertian ini, sekarang tidak ada dasar lagi untuk bermegah, sebagaimana
pelayanan Rasul Paulus di hadapan Tuhan ...
1 Korintus 9: 16-17
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak
mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku.
Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
(9:17) Kalau andaikata aku melakukannya menurut
kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku
melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
Pelayanan itu
adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepada seorang hamba Tuhan.
Jadi, pelayanan
itu adalah kepercayaan Tuhan kepada seorang hamba Tuhan oleh karena kemurahan
hati Tuhan, untuk selanjutnya dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.
Pelayanan yang
Tuhan percayakan ini adalah tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundak
kita masing-masing, sebagai kebenaran yang sejati.
Kalau kita melayani
Tuhan, namun asal-asalan, itu bukanlah suatu kebenaran.
Kalau seorang
hamba Tuhan bertanggung jawab atas pekerjaannya, ia tidak akan mengomel,
bersungut-sungut sekalipun berat dan banyak, dan tidak bersungut-sungut,
ngomel, sekalipun ditegor.
Matius 25: 14-16
(25:14) "Sebab hal
Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang
memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
(25:15) Yang seorang
diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua
dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
(25:16) Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta
itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba
lima talenta.
(25:17) Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat
demikian juga dan berlaba dua talenta.
- Hamba yang pertama dipercaya 5 talenta, selanjutnya mengusahakannya lalu
memperoleh laba 5 talenta.
- Demikian juga dengan hamba yang kedua, dipercaya 2 talenta, lalu ia
mengusahakannya, sehingga memperoleh laba 2 talenta.
Dalam hal ini,
hamba yang pertama dan hamba yang kedua mempertanggung jawabkan talenta yang
dipercayakan oleh tuan mereka.
Sedangkan
kepercayaan seorang tuan kepada hamba-hambanya, digambarkan seperti hal
Kerajaan Sorga.
Berarti, apa yang
dipercayakan Tuhan kepada seorang imam harus dipertanggung jawabkan tidak boleh
bermain-main, karena itu ada kaitannya dengan kehidupan yang kekal (Kerajaan
Sorga).
Orang yang di luar
Tuhan, yang tidak mengerti ibadah dan pelayanan, mereka tidak mengerti bahwa
pelayanan itu adalah sebuah tanggung jawab, sedangkan tanggung jawab yang
dipercayakan oleh Tuhan ada kaitannya dengan Kerajaan Sorga. Jadi, tidak boleh
bermain-main, dan jangan mengabaikannya.
Bandingkan dengan
hamba yang ketiga ...
Matius 25: 18
(25:18) Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi
dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
Hamba yang ketiga
menerima satu talenta, berarti tuannya itu mempercayakan kepada hamba yang
ketiga itu hanya satu talenta.
Tetapi sekalipun
hamba yang ketiga ini dipercayakan satu talenta, namun ia menyembunyikan
talenta itu ke dalam tanah. Berarti, ia tidak mempertanggung jawabkan apa yang
dipercayakan oleh tuannya.
Sehingga kalau
kita perhatikan ayat berikutnya, hamba pertama dan hamba kedua disebut hamba yang baik dan setia, selanjutnya diberikan kesempatan untuk masuk di dalam kebahagiaan tuannya/kebahagiaan
yang kekal di dalam Kerajaan Sorg. Yesus Kristus adalah Tuan dari setiap
hamba-hamba Tuhan.
Biarlah kiranya
kita sungguh-sungguh mempertanggung jawabkan apa yang Tuhan percayakan di
tengah-tengah ibadah pelayanan.
Sebaliknya, hamba
yang ketiga ini disebut hamba yang malas dan jahat.
Menyembunyikan
satu talenta di dalam tanah = menganggap rendah, menganggap kecil apa yang
dipercayakan oleh Tuhan.
Orang yang
menganggap rendah dan kecil suatu pelayanan, pasti orang itu melayani Tuhan
dengan asal-asalan, tidak sungguh-sungguh, dalam segala sesuatu pasti
asal-asalan; baik dalam hal mendengar firman Tuhan, dan mengerjakan pekerjaan
yang lainnya.
Pengertian menyembunyikan talenta dalam
tanah:
1. mengubur masa
depan = masa depan suram.
Saya terlalu yakin dengan masa depan anak-anak Tuhan jika
mereka sungguh-sungguh melayani Tuhan, tidak kuatir akan masa depan. Oleh sebab
itu, saya selalu memberi nasihat kepada sidang jemaat, terlebih kaum muda
remaja supaya sungguh-sungguh melayani, sebab Tuhan pasti akan memperhatikan
saya dan saudara.
2. mengubur hidup/binasa
sebelum masa penghakiman.
Berbicara satu
talenta, berbicara tentang pelita emas (kaki dian emas dengan 7 pelita di
atasnya), sebab pelita emas terbuat dari 1 talenta emas.
Berarti,
mempertanggung jawabkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan, menjadikan seorang
pelayan Tuhan sebagai terang dunia/kesaksian.
Kalau kita gunakan
ukuran timbangan, satu talenta sebesar 3000 syikal = ± 34 kg. Ini adalah jumlah
yang sangat besar nialainya, yaitu 6000 dinar.
Kaki dian emas
/pelita emas terbuat dari satu talenta emas, artinya; hanya satu Roh Kudus yang
memenuhi dan menuntun semua anggota-anggota tubuh seantero bumi (1 Korintus 12:
11-14, Efesus 4: 4).
Itu sebabnya, bagi Rasul Paulus, tugas pelayanan ini
adalah harga mati.
1 Korintus 9:
15-16
(9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun
dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan
juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari
pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak
mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Dengan tegas Rasul
Paulus berkata: “Celakalah aku, jika aku
tidak memberitakan Injil (melayani Tuhan)”
Oleh sebab itu,
bagi Rasul Paulus, pelayanan sudah menjadi harga mati
Sebagai
pembuktian, kita bisa melihat dalam Roma 8: 35-37, di mana Rasul Paulus
berkata: “Siapakah yang akan memisahkan
kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau
kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis:
"Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah
dianggap sebagai domba-domba sembelihan."”
Domba sembelihan
berarti, siap untuk disembelih. Benarlah bahwa pelayanan itu sudah menjadi
harga mati bagi Rasul Paulus.
Saya kira, di
hari-hari terakhir, di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, saya
tandaskan; sungguh-sungguhlah melayani Tuhan, giatlah bekerja di ladang Tuhan,
jadikanlah pelayanan ini sebuah keharusan, tanpa memegahkan diri di
tengah-tengah pelayanan, dan itu sudah menjadi harga mati.
Untuk apa
seseorang memperoleh seisi dunia tetapi akhirnya dia kehilangan nyawanya.
Dan biarlah kita
mengerti apa yang diucapkan oleh Ayub: “Dengan
telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan
kembali ke dalamnya” kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan kembali
dengan tidak membawa apa-apa. darah daging tidak mewarisi Kerajaan Sorga,
apalagi yang ada di dunia ini.
Ada hal penting
yang harus diperhatikan pada ayat 15 ini, di mana Rasul Paulus berkata: “aku
lebih suka mati dari pada ...!”
Pernyataan Rasul
Paulus ini menjadi teka-teki karena tidak ada kelanjutannya. Namun atas dasar penulisan
Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 9:
14-18, kita bisa menjawab tiga titik-titik itu.
- Titik yang pertama: tidak melayani Tuhan sama sekali
- Titik yang kedua: menerima upah di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.
- Titik yang ketiga: memegahkan diri.
Jadi, kita dapat melihat
kelanjutan dari pernyataan Rasul Paulus, yaitu;
- Sebab aku lebih
suka mati dari pada tidak melayani Tuhan sama sekali.
- Sebab aku lebih
suka mati dari pada menerima upah di tengah-tengah
pelayanan kepada Tuhan.
- Sebab aku lebih
suka mati dari pada memegahkan diri.
Saya menjawab tiga
titik ini berdasarkan penulisan Rasul Paulus, dimulai dari ayat 14-18, bukan
atas dasar karena Rasul Paulus berbicara langsung kepada saya, sekali lagi saya
katakan; atas dasar penulisan Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 9: 14-18
Sesungguhnya, ini
harus menjadi motto bagi hamba-hamba Tuhan, bagi imam-imam, terlebih kaum muda
remaja di tengah-tengah pelayanan kepada Tuhan.
1 Korintus 9: 18
(9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini:
bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah,
dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Dipercaya untuk
melayani Tuhan adalah upah besar bagi seorang pelayan Tuhan.
Jadi, semakin banyak,
semakin giat, semakin sungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan Tuhan, maka
otomatis makin bertambah juga kepercayaan Tuhan kepada seorang hamba Tuhan.
Dan kalau
kepercayaan Tuhan semakin bertambah-tambah = upah semakin bertambah-tambah.
Jadi, bukan
berarti kalau semakin banyak tugas yang dipercayakan, bukan untuk memberatkan
saya dan saudara, melainkan semakin bertambah-tambah kepercayaan Tuhan, maka
semakin besar upah kita.
Kiranya kita dapat
memahami, biarlah kita melayani dengan kerelaan, bukan dengan keterpaksaan,
sehingga segala sesuatu yang kita kerjakan, semuanya menyenangkan hati Tuhan.
Sekali lagi;
pelayanan itu adalah kasih karunia.
Kalau pekerjaan kita bertambah banyak, bukan maksud Tuhan
untuk memberatkan kita, bukan semakin mempersulit kita.
Saya melakukan tugas ini semua bukan karena saya bodoh, kita
menerbitkan majalah untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak Tuhan terlebih
hamba-hamba Tuhan dari Sumatera sampai Papua, kemudian menerbitkan kotbah di
dalam multimedia supaya dapat dinikmati oleh anak-anak Tuhan di dalam maupun di
luar negeri, itu membutuhkan energi yang besar, juga membutuhkan dana dan biaya
yang besar.
Tetapi sekalipun demikian, bukan berarti Tuhan
memberatkan saya dan saudara, justru itu adalah tanda bahwa itu upah yang
besar.
1 Korintus 15: 9-10
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua
rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat
Allah.
(15:10) Tetapi karena kasih
karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia
yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja
lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih
karunia Allah yang menyertai aku.
Untuk yang
kesekian kali saya katakan; kalau Rasul Paulus dipercayakan jabatan Rasul dan
diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus dan dipercayakan suatu pelayanan,
semua oleh karena kasih karunia.
Kalau kita
perhatikan alasan Rasul Paulus yang pertama, bahwa apa yang telah dipercayakan oleh
Tuhan, semuanya adalah karena kasih karunia, sesungguhnya dia adalah orang yang paling hina, berarti tidak
layak untuk semua itu.
Dia merasa paling hina karena dia adalah penganiaya umat
Tuhan, juga pembunuh Stefanus.
Sama halnya dengan
saya dan saudara, kita adalah orang yang paling hina dan tidak layak karena dosa
kejahatan dan dosa kenajisan, namun Tuhan percayakan pelayanan, Tuhan berikan
jabatan dan diperlengkapi karunia-karunia Roh yang dipercayakan Tuhan di
tengah-tengah pelayanan ini.
Kalau kita ingat
kembali, sebelum dipanggil oleh Tuhan untuk beribadah dan melayani, begitu
jahat dan hinanya kita ini, namun sekalipun demikian kita telah dipanggil dan
diberi kepercayaan oleh Tuhan kepada saya dan saudara.
Kemudian, kasih
karunia itu tidak disia-siakan oleh Rasul Paulus, melainkan dia melayani lebih
giat dari pada yang lain. Dan kalaupun dia melayani lebih giat, itu pun karena
kasih karunia.
1 Korintus 15: 5-8
(15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
(15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus;
kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di
antaranya telah meninggal.
(15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama
seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Setelah
kebangkitan Yesus, Dia terlebih dahulu menampakkan diri kepada;
- Kefas dan 12 murid yang lain
- Lebih dari 500 saudara-saudara yang lain
- Yakobus dan kepada semua rasul
Berarti 12 murid dijadikan rasul.
- Barulah Tuhan menampakkan diri kepada Paulus.
Kepada 12 murid
yang disebut Rasul, Yesus menampakkan diri, itu berlangsung ketika Ia masih
berada di atas muka bumi. Sedangkan penampakan Yesus kepada Paulus, itu ketika Tuhan
telah diangkat dan berada di sorga.
Jadi, sesungguhnya,
hampir-hampir tidak ada kemungkinan dan harapan bagi Paulus untuk menjadi
rasul.
Itu sebabnya, ketika
Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus, ia mengumpamakan “seperti
anak yang lahir sebelum waktunya” = bayi prematur.
Ciri-ciri bayi prematur;
badan kecil, kaki & tangan kecil, artinya; lemah tak berdaya, tidak ada
kemampuan untuk melayani Tuhan.
Jadi, kalau Paulus
dipercayakan jabatan pelayanan, dan diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh
Kudus, semuanya oleh karena kasih karunia.
Oleh karena
banyaknya dosa, kita juga digambarkan seperti imam besar Yosua, bagaikan
puntung yang ditarik dari api. Seharusnya seperti yang dikatakan oleh Daud;
hidupnya selangkah dengan maut, tetapi oleh karena kasih karunia, Tuhan
mempercayakan pelayanan dan melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan
yang Tuhan percayakan ini, bahkan Tuhan mengangkat derajat kita
setinggi-tingginya, karena menjadikan kita suatu kerajaan imam di atas muka
bumi ini.
Jadi, sesungguhnya
kita ini adalah orang yang tidak layak, kalaupun layak, itu semua karena kasih
karunia. Jadi, tidak ada dasar untuk bermegah.
Sekarang kita
melihat;
Peristiwa ketika Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Rasul
Paulus.
2 Korintus 12: 2-4
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas
tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh,
aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam
tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata
yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
Rasul Paulus
menceritakan kepada sidang jemaat di Korintus, ketika ia menerima jabatan
rasul, setelah 14 tahun melayani Tuhan.
Pengalaman ketika
ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, disebut juga Firdaus, gambaran
dari Kerajaan Sorga.
Kalau kita kaitkan
dengan pola Tabernakel, terkena pada ruangan maha suci. Sedangkan di dalam
ruangan maha suci terdapat tabut perjanjian dengan tutup pendamaian di atasnya.
Jadi, ketika ia
diangkat pada tingkat yang ketiga, itu merupakan hubungan mempelai, hubungan
spesial, antara mempelai wanita Tuhan dan mempelai pria sorga = terciptanya
kesatuan tubuh dengan kepala.
Betapa mulianya Tuhan
dan Rasul Paulus mendapat bagian di dalam kemuliaan Tuhan karena menjadi
mempelai wanita Tuhan.
Bukti bahwa
tingkat tiga adalah Kerajaan Sorga: Rasul Paulus “mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan
manusia.”
Ini adalah
hubungan spesial antara mempelai wanita Tuhan dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.
Lebih jauh kita
melihat hubungan spesial ini dalam ...
Wahyu 14: 1-4
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang
dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan
desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu
seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan
takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada
seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti
Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia
sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Anak domba berdiri
di bukit Sion, dan bersama-sama dengan Dia, 144000 orang.
144000 orang itu
digambarkan seperti mempelai wanita Tuhan, perawan suci. Kemudian, mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk
dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari
nyanyian itu selain dari pada 144000
orang yang telah ditebus dari bumi.
Hubungan antara
tubuh dengan kepala adalah hubungan mempelai, di situ akan terdapat
nyanyian-nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun, selain mereka
yang melakukan hubungan itu sendiri, seperti orang yang berlogat ganjil yang
mendapatkan perhentian.
Logat ganjil =
berbahasa lidah yang tidak dapat diartikan oleh siapapun.
Hubungan mempelai
ini sungguh memuaskan, kenikmatan yang tidak ada taranya, yang tidak bisa
dilukiskan, digambarkan oleh siapapun. Persis seperti suami isteri dalam
hubungan nikah yang menyatu ada ungkapan-ungkapan yang baru, yang tidak dapat
diketahui oleh orang lain.
Saya merindukan
hal seperti ini terjadi dalam hidup kita masing-masing karena melayani Tuhan
dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan oleh
Tuhan, karena dengan kesadaran ini, kita melayani atas dasar kasih karunia,
sehingga tidak ada dasar bagi kita untuk bermegah, melayani tidak asal-asalan,
tidak acuh tak acuh saat mendengar firman.
Kalau kita kembali
perhatikan ...
2 Korintus 12: 5
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas
diriku sendiri aku tidak akan bermegah,
selain atas kelemahan-kelemahanku.
Rasul Paulus tidak
bermegah atas penyataan-penyataan Allah yang luar biasa, selain bermegah atas
kelemahan-kelemahannya (duri dalam daging), berarti; betul-betul menghambakan
diri.
Kalau pelayan
Tuhan masih bermegah atas apa yang dipercayakan Tuhan, berarti belum menjadi
hamba sepenuhnya.
1 Korintus 9: 19
(9:19) Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang,
supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin
orang.
Rasul Paulus
betul-betul menjadi hamba Tuhan karena ia menjadi hamba bagi setiap orang, dan
itu menjadi salah satu syarat untuk memenangkan jiwa sebanyak-banyaknya.
Saya merindukan
supaya kita semua benar-benar menghambakan diri di tengah-tengah ibadah
pelayanan yang Tuhan percayakan, sehingga kita dapat memenangkan jiwa
sebanyak-banyaknya, untuk turut mengenal firman pengajaran mempelai. Di mana
saja kita berada, biarlah kita menghambakan diri kepada semua orang, karena
seorang pemimpin adalah seorang pelayan.
Kiranya domba
beranak domba. Kalau gembala beranak domba, berarti ia adalah seorang pencuri.
1 Korintus 15: 11
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku
tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka
semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
(15:11) Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.
Lewat pelayanan
dari Rasul Paulus, banyak orang menjadi percaya, dan biarlah kiranya kita
melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, membawa jiwa-jiwa untuk mengenal firman
pengajaran mempelai, yang membawa kita masuk pada pembangunan tubuh Kristus,
menjadi mempelai wanita Tuhan dan selanjutnya menikmati kasih mempelai yang
tidak dapat dilukiskan/digambarkan dengan kenikmatan, kebahagiaan dunia ini.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment