IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 18 JUNI 2014
Team: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 15)
Subtema: BERTUMBUH DALAM
PENGETAHUAN YANG BENAR TENTANG ALLAH
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan
kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh
diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan pada malam hari ini.
Sebelum kita membawa diri kita masing-masing rendah di
bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman Tuhan, surat Paulus
kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 10
(1:10)
sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala
hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang
Allah,
Dari ayat 10 ini, kita akan memperhatikan secara khusus:
“...
BERTUMBUH DALAM PENGETAHUAN YANG BENAR TENTANG ALLAH ...”
Efesus 4: 13
(4:13)
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah =
bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.
Bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah memberi
pengertian 2 hal;
YANG PERTAMA: MENCAPAI KEDEWASAAN PENUH
Ibrani 5: 13-14
(5:13)
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang
kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
(5:14)
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Untuk mencapai kedewasaan penuh, berarti harus membiasakan
diri mengkonsumsi makanan keras.
Makanan keras, antara lain;
-
Firman Allah yang tidak ditambahkan, tidak dikurangkan = murni.
·
Ditambahkan, artinya;
pemberitaan firman disertai dengan dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita
isapan jempol, takhayul-takhayul, dan sebagainya.
·
Dikurangkan, artinya;
pemberitaan firman diganti dengan teori kemakmuran.
Teori
kemakmuran, artinya; anak Tuhan tidak boleh miskin, harus kaya = pemberitaan
firman dengan berkat berkelimpahan.
Biasanya kalau
firman Tuhan diganti dengan teori kemakmuran, akan mengecilkan pemberitaan
firman tentang salib Kristus.
-
Pemberitaan firman tentang salib Kristus = penyucian lewat sengsara salib = aniaya karena firman.
-
Firman Allah yang sifatnya menegor dan menasihati = firman para nabi/firman nubuatan yang menunjuk-nunjuk
dosa.
Kalau kita
perhatikan zaman para nabi; seorang nabi yang mendapat pernyataan dari Tuhan,
tidak segan-segan untuk menunjuk-nunjuk dosa sekalipun yang berdosa itu adalah
seorang raja.
Sesuai dengan firman yang tertulis di dalam 1 Korintus
14: 3, firman nubuatan itu membangun,
menasihati dan menghibur.
2 Timotius 4: 2
(4:2)
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau
tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Firman Allah itu harus diberitakan, dinyatakan kepada
setiap orang, baik atau tidak baik waktunya.
Pengertian baik atau tidak baik waktunya adalah firman
Allah disampaikan tanpa ragu dan tanpa takut, juga disampaikan dengan tidak
menunggu waktu, tidak melihat kondisi dan keadaan.
Kalau seorang hamba Tuhan takut menyampaikan firman
Tuhan, pasti ia menunggu dan melihat situasi
dan kondisi yang ada; sekiranya memungkinkan, barulah ia
menyampaikannya, sebaliknya sekiranya tidak memungkinkan, maka dia
tidak menyampaikannya = tidak siap sedia.
Umpamanya, kalau orang yang berbuat salah adalah seorang
pembesar atau orang kaya atau yang memiliki jabatan/kedudukan tinggi, biasanya
firman Tuhan yang disampaikan kepada
mereka sesuai dengan situasi.
Tetapi yang benar adalah seorang hamba Tuhan siap
sedia selalu, baik atau tidak baik waktunya, tanpa ragu-ragu dan tanpa ada
ketakutan dalam menyampaikan firman Tuhan, dalam
menyatakan kesalahan, dalam menegor dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Dampak positif menerima makanan keras.
Ibrani 5: 14
(5:14)
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Oleh karena makanan keras, orang-orang yang dewasa secara
rohani; mempunyai pancaindera yang
terlatih.
Pancaindera yang terlatih, antara lain;
1. Mata yang terlatih.
Artinya;
memiliki pandangan nubuatan. Memandang jauh ke depan = pandangan mempelai.
Kalau mata memandang jauh ke depan, berarti mata selalu tertuju pada perkara-perkara
rohani, perkara-perkara yang berasal dari atas, dari
sorga, itulah ibadah dan pelayanan.
Sebaliknya,
kalau seseorang tidak memiliki mata yang terlatih, berarti pandangannya hanya
tertuju pada perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara di bawah yang sifatnya
sementara = tidak memandang jauh ke depan.
2. Telinga yang terlatih.
Artinya;
dengar-dengaran = mendengar dan melakukan.
3. Hidung yang terlatih.
Artinya;
hidup di dalam doa penyembahan, sebab doa adalah nafas kehidupan.
4. Mulut yang terlatih.
Artinya; mengakui
bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat = terlepas dari penyembahan berhala.
Berhala
adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan = menduakan hati Tuhan =
perzinahan.
5. Kulit (pipi) yang terlatih.
= tinggal
di dalam kasih Allah, sehingga dengan kasih Allah itu kita mampu mengasihi
Tuhan dan mengasihi sesama.
Kelebihan dari pancaindera yang terlatih.
Ibrani 5: 14
(5:14)
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera
yang terlatih untuk membedakan yang baik dari
pada yang jahat.
Kelebihannya: dapat
membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Itu sebabnya, sekalipun firman Allah yang disampaikan itu
keras, terima saja, supaya saya dan saudara menjadi dewasa secara rohani,
selanjutnya memiliki panca indera yang terlatih. Dan oleh karena panca indera yang terlatih
ini, selanjutnya kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat =
memiliki hikmat dan pengertian.
1 Raja-Raja 3: 12
(3:12)
maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya
Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat
dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti
engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
Salomo memiliki hati yang penuh hikmat dan pengertian
(roh hikmat dan wahyu).
1 Raja-Raja 3: 9-11
(3:9) Maka
berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham
menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang
baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang
sangat besar ini?"
(3:10)
Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
(3:11)
Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal
yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu,
melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
Dengan hikmat dan pengertian, Salomo dapat membedakan
antara yang baik dan yang jahat, dapat menimbang perkara untuk memberikan
keputusan hukum yang benar dan adil.
SEBAGAI BUKTI;
1 Raja-Raja 3: 23-27
(3:23)
Lalu berkatalah raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan
anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan
anakkulah yang hidup."
(3:24)
Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang,"
lalu dibawalah pedang ke depan raja.
(3:25)
Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah
setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain."
(3:26)
Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab
timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku!
Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh
dia." Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun
untukmu, penggallah!"
(3:27)
Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu,
jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."
Salomo memberikan keputusan hukum yang benar dan adil, dia
dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat = paham menimbang
perkara.
Sebelum kedua perempuan sundal ini mendapatkan keputusan
yang adil dan benar, masing-masing kedua perempuan itu mengakui anak yang masih
hidup itu adalah anak mereka, dan tidak mengakui anak yang mati itu adalah anak
mereka. Hal itu menyebabkan pertengkaran, baik sebelum menghadap Salomo maupun
di hadapan Salomo.
Tetapi dengan keputusan hukum yang benar dan adil atas kedua perempuan sundal tersebut, maka masalah terselesaikan.
Dengan hikmat dan pengertian yang dimiliki oleh
seseorang, dapat menyelesaikan masalah.
Kedua perempuan sundal à nikah yang hancur.
Berarti, dengan hikmat dan pengertian, nikah yang hancur
sekalipun dapat diselesaikan.
Di sini kita melihat; Salomo memberikan keputusan hukum
yang benar dan adil dengan menggunakan PEDANG.
Pedang Roh, itulah firman Allah yang lebih tajam dari
pedang bermata dua manapun, sebab dia hidup dan kuat dan selanjutnya menusuk
amat dalam untuk memisahkan 3 perkara, yaitu;
-
Memisahkan
jiwa dan roh, artinya; menyucikan
dosa dalam jiwa dan roh.
-
Memisahkan
sendi-sendi dan sumsum, artinya;
menyucikan dosa yang bersembunyi di antara celah-celah dan yang disembunyikan dibalik
kekerasan hati, itulah kebenaran diri sendiri.
-
Dapat membedakan
pertimbangan dan pikiran hati manusia.
Itulah pedang Roh; hidup dan kuat, ia menusuk amat dalam,
ia dapat menjangkap apa yang tidak dapat dilihat oleh manusia.
Tanda lain dari pada kerohanian yang dewasa.
Kidung Agung 8: 8-10
(8:8) --
Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang
belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan
kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
(8:9) Bila
ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami
palangi dia dengan palang kayu aras.
(8:10) --
Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika
itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.
Perempuan yang dewasa terlihat jikalau ia telah memiliki
buah dada.
Kedua buah dada à dua loh batu.
-
Hukum yang pertama
sampai dengan hukum yang keempat
tertulis pada loh batu yang pertama à hubungan manusia dengan Tuhan = kasih kepada Tuhan.
-
Hukum yang kelima
sampai dengan hukum yang kesepuluh
tertulis pada loh batu yang kedua à hubungan manusia dengan sesama = kasih kepada sesama.
Berarti, kesimpulannya; gereja Tuhan yang dewasa secara
rohani mampu mengasihi Tuhan dan sesama.
-
Bukti mengasihi
Tuhan:
1.
Menghargai ibadah dan
melayani kepada Tuhan.
2.
Mempersembahkan segala
korban di tempat yang Tuhan pilih.
-
Bukti mengasihi
sesama: dapat menahan diri.
Itu
sebabnya dari hukum kelima sampai hukum kesepuluh, semuanya diawali dengan kata
“jangan”, maksudnya; supaya ada
penguasaan diri.
Kalau
tidak ada penguasaan diri, maka satu dengan yang lain akan saling menyakiti.
Biarlah kiranya kita saling menghormati satu dengan yang
lain. Kalau kita menghormati nikah, maka pasti kita
mampu menghormati orang lain, supaya terciptanya damai sejahtera.
Bandingkan
dengan kerohanian yang masih kanak-kanak.
Ibrani 5: 13
(5:13)
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia
tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Kerohanian yang masih kanak-kanak MENGKONSUMSI SUSU,
bukan makanan keras.
Oleh sebab itu, kerohanian yang masih kanak-kanak, tidak
memahami ajaran tentang kebenaran = tidak bertumbuh dalam pengetahuan yang
benar tentang Allah = kerdil rohani.
Mari kita lihat; KEROHANIAN YANG MASIH KERDIL.
Ibrani 5: 12
(5:12)
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah,
dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
Jadi, sekalipun menerima pengajaran dari tahun ke tahun
dengan waktu yang cukup lama, namun tidak mengalami pertumbuhan dalam
pengetahuan yang benar tentang Allah = tidak mengalami pertumbuhan yang sehat =
kerdil rohani.
Kalau dilihat dengan waktu yang lama seharusnya sudah menjadi pengajar.
Pengajar di sini tidak harus mengajar dengan menggunakan
mulut, kita juga bisa mengajar orang lain dengan sikap, perbuatan, dan tingkah
laku = menjadi surat Kristus, surat pujian yang bisa dibaca dan dikenal setiap
orang, sehingga menjadi contoh teladan. Tetapi kerohanian yang kerdil; ia tidak
akan bertumbuh dengan sehat.
Yang menyebabkan kerohanian kerdil adalah lebih menyukai
susu dari pada makanan keras, yaitu asas-asas pokok/dasar-dasar dari penyataan
Allah.
Dasar pengikutan kita pertama-tama percaya, bertobat dan
selanjutnya lahir baru = penginjilan, itulah asas-asas pokok. Mereka hanya
menyukai susu, itulah penginjilan, tidak mengoreksi, tidak menegur, tidak
menasihati, tidak menyatakan yang salah.
2 Timotius 4: 3-4
(4:3)
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat,
tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru
menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan
telinganya.
(4:4)
Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Kerohanian yang masih kanak-kanak tidak suka
dengan ajaran sehat, yaitu makanan keras, lebih menyukai pemberitaan firman yang ditambahkan dan
dikurangkan.
-
Ditambahkan, artinya;
pemberitaan firman yang disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng
nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, dan sebagainya.
-
Dikurangkan, artinya;
pemberitaan firman tentang salib diganti dengan teori kemakmuran.
Teori
kemakmuran = orang Kristen tidak boleh miskin, melainkan harus kaya =
pemberitaan firman tentang berkat berkelimpahan.
Di sini kita perhatikan; mereka mengumpulkan guru-guru
menurut kehendak mereka dengan satu tujuan; untuk memuaskan telinga mereka.
Di hari-hari terakhir, banyak orang akan
melakukan/berbuat demikian; mencari hamba-hamba Tuhan yang pandai mendongeng, mencari
hamba Tuhan yang pandai melucu/melawak.
Sama seperti Simson yang akhirnya melawak/melucu di
hadapan 3000 orang Filistin di kuil Dagon untuk memuaskan hawa nafsu mereka.
Tetapi perlu diketahui, kalau Simson diminta untuk
melawak, disebabkan oleh 2 hal;
1. Matanya sudah
dicungkil.
Artinya; hamba
Tuhan yang masih berada di dalam kegelapan dosa, masih suka menyembunyikan
dosa.
Dalam
Matius 6: 22-23 dikatakan: “Mata adalah
pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Kalau
seorang hamba Tuhan masih berada dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia
harus pergi, ia tidak tahu berbuat apa-apa, ia tidak dapat berbuat baik di
hadapan Tuhan (1
Yohanes 2:11).
2. Tangan dan
kakinya dirantai oleh rantai tembaga.
Artinya;
masih terikat, terbelenggu dengan segala perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara
yang tidak ada kaitannya dengan ibadah pelayanan, yang tidak ada kaitannya
dengan perkara-perkara rohani, juga masih terikat dengan dosa kejahatan dan
dosa kenajisan.
Hamba Tuhan dengan keadaan demikian, ia tidak akan
dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan firman Tuhan sesuai dengan kehendak,
sesuai dengan keinginan Tuhan, sesuai dengan rencana Tuhan, sesuai dengan
jalan-jalan Tuhan, oleh sebab itu, mau tidak mau dia harus menambahkan, dia
harus mengurangkan, serta dia harus melawak/melucu.
Kalau seorang hamba Tuhan dipakai oleh Tuhan, pasti ia
menyampaikan firman Tuhan sesuai dengan pengertian dan pengetahuan yang berasal
dari Tuhan = dipakai sesuai dengan rencana Tuhan, sesuai dengan kehendak Tuhan,
supaya mereka yang mendengarkan pemberitaan firman itu berada di dalam rencana
Allah yang besar.
Kita mengetahui firman pengajaran mempelai ini membawa
kita masuk pada pembentukan tubuh Kristus menjadi mempelai wanita Tuhan,
sebagai sasaran akhir dari pada ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Jadi apabila sekiranya saya dan saudara di dalam
pemberitaan firman ditegor, dinasihati dan kesalahan dinyatakan, biarlah itu
kita terima supaya mencapai kedewasaan yang penuh, bertumbuh dalam pengetahuan
yang benar tentang Allah.
Saudara dapat memperhatikan; mereka yang tidak sanggup
ditegor oleh firman, pasti mundur.
Firman pengajaran mempelai adalah firman kasih karunia.
Tuhan berkasih karunia kepada siapa Dia mau berkasih karunia.
Oleh sebab itu, kalau kesalahan dinyatakan, dinasihati,
jangan beranjak, jangan tinggalkan tempat itu, hadapi, terima saja untuk
mendatangkan kebaikan kepada kita sekalian.
Bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah
memberi pengertian 2 hal;
YANG KEDUA: “MENCAPAI TINGKAT PERTUMBUHAN YANG SESUAI
DENGAN KEPENUHAN KRISTUS”
Yohanes 1: 15-16
(1:15) Yohanes
memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang
kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah
mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
(1:16)
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima
kasih karunia demi kasih karunia;
Dari kepenuhan Kristus, kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.
Berarti, kepenuhan Kristus adalah kasih karunia demi
kasih karunia.
Kasih karunia = yang tidak layak menjadi layak =
kemurahan.
Kasih karunia demi kasih karunia yang kita terima, antara
lain;
-
Kasih karunia YANG PERTAMA.
Kita
adalah bangsa kafir, yang dahulu tidak mengenal Tuhan, berarti tidak mempunyai
Tuhan dan Juruselamat.
Efesus 2:
12-13
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi
"dekat" oleh darah Kristus.
Oleh
karena Kristus Yesus, YANG DAHULU “JAUH” SUDAH MENJADI “DEKAT” oleh darah Kristus.
Dengan
pengorbanan Yesus di kayu salib, darah-Nya tercurah atas kita, sehingga yang
dahulu “jauh” menjadi “dekat”.
Ukuran
jauh di sini adalah:
1.
Tanpa Kristus = tidak mempunyai kepala / tubuh tanpa
kepala.
2.
Tidak
termasuk kewargaan Israel = tidak
berhak mendapat bagian dalam kerajaan surga.
3.
Tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan = tanpa ibadah dan pelayanan.
4.
Tanpa
pengharapan =
ditentukan untuk binasa, sama
seperti orang yang putus asa.
5.
Tanpa Allah
di dalam dunia = hidup
dalam penyembahan berhala.
Jadi kalau
akhirnya kita yang dahulu “jauh”
menjadi “dekat”, itu semua oleh
karena darah Kristus, inilah yang harus kita syukuri, inilah kasih karunia itu.
Efesus 2:
14-15
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah
mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan
tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah
membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan
itu mengadakan damai sejahtera,
Oleh
karena darah salib Kristus, Tuhan merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
sehingga satu dengan yang lain tanpa perseteruan, maka dengan demikian antara
kafir dengan Yahudi disatukan, kedua belah pihak menjadi satu = membatalkan
hukum Taurat.
Hukum
Taurat itu; mata ganti mata, tangan ganti
tangan, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan =
orang yang melakukan kesalahan tidak luput dari hukuman.
Andaikata
kita menerapkan hukum Taurat di antara sesama pasti yang terjadi adalah
perseteruan.
Tetapi
dengan matinya Yesus di atas kayu salib, Ia membatalkan hukum Taurat, tanpa
perseteruan, sehingga terciptalah damai sejahtera di antara keduanya; kafir
dengan Yahudi, ini adalah kasih karunia.
Dalam
pengalaman saya, ketika ada beberapa kali orang yang menyakiti saya, baik itu
hendak membunuh, mengucapkan kata-kata kotor/jahat, saya menerima semua itu,
saya tidak membalasnya, karena saya mengetahui hukum kasih karunia.
Namun,
beberapa waktu lalu, saya mendapat SMS sebanyak dua kali, dengan inti pesan:
permohonan maaf dari orang yang menyakiti, setelah 2 tahun berlalu.
Kalau saja
saya terapkan hukum Taurat, tembok pemisah/perseteruan itu tetap berlangsung,
ada tembok pemisah, tidak ada ikatan, dan saya sendiri mengalami kerugian
karena tidak ada damai sejahtera.
-
Kasih karunia YANG KEDUA.
DOSA KITA DIAMPUNI, sebagaimana perempuan yang kedapatan berzinah di pagi
hari, dosanya yang besar itu diampuni. Dia tidak menghukum perempuan yang
kedapatan berzinah di pagi hari, justru Yesus menyatakan kasih-Nya, dimana
ketika Ia membungkuk, Ia menulis dua kali di tanah.
·
Tulisan yang pertama:
kasih kepada Tuhan.
·
Tulisan yang kedua:
kasih kepada sesama.
Kedua hal
itu diukir dalam hati saya dan saudara, Tuhan menyatakan isi hati-Nya sampai hati Tuhan menyatu dengan hati kita.
-
Kasih karunia YANG KETIGA.
Yohanes 1:
17
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Setelah
diampuni, kemudian dilayakkan dan selanjutnya DIBENARKAN DI DALAM KRISTUS YESUS.
Persis seperti
perempuan Kanaan à bangsa kafir, yang digambarkan seperti anjing, yang tidak layak menerima roti yang
akan diberikan kepada anak-anak kerajaan.
Kita tahu,
tabiat dari anjing;
1.
Menyukai borok,
menyukai kelemahan orang lain.
2.
Kembali menjilat
muntahnya, artinya; kembali mengulangi dosa kenajisan.
3.
Anjing hutan disebut
juga serigala, binatang buas, yang pekerjaannya mencerai-beraikan kawanan domba
dari kandang penggembalaan = jauh dari Tuhan.
Jadi,
kalau seseorang jauh dari Tuhan disebabkan oleh roh jahat, itulah serigala.
Kalau kita
perhatikan dalam Matius 7, ada larangan untuk memberikan barang yang kudus,
itulah firman Tuhan, sebab kalau kebenaran dinyatakan kepada seekor anjing, ia
kembali menyerang balik dan mengoyak-ngoyak.
Jadi,
seseorang yang masih mempertahankan tabiat anjing, yang masih mempertahankan
kenajisannya; ia tidak suka ditegor dengan nasihat firman, justru ia kembali menyerang.
Dan kalau seseorang
ada di dalam rumah Tuhan namun
masih tetap mempertahankan tabiat anjing;
dia paling hebat untuk menyerang balik, dia mengetahui cara untuk menyerang
balik dengan menggunakan ayat – ayat firman Tuhan.
Tetapi
perempuan Kanaan ini mendapat kemurahan/kasih karunia, sesuai dengan jawabannya
kepada Yesus Kristus: “anjing itu makan
roti yang jatuh dari meja tuannya”, artinya; menghargai firman Tuhan, ayat
demi ayat, pasal demi pasal yang disampaikan. Ini adalah kasih karunia.
Dan
selanjutnya perempuan Kanaan ini dibenarkan, dan anaknya itupun sembuh; Tuhan tolong pergumulan saya dan saudara.
Anak à beban / pergumulan =
tanggung jawab.
Saya dan
saudara banyak mengalami pergumulan, tetapi kalau kita mau menghargai firman
Tuhan, mengumpulkan ayat demi ayat, maka Tuhan akan selesaikan setiap
pergumulan, Tuhan akan mengangkat beban dan masalah.
-
Kasih karunia YANG KEEMPAT.
Yohanes 1:
18
(1:18) Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan
Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Selanjutnya
DISELAMATKAN.
Suatu kali
kelak kita akan bertemu dengan Allah di dalam Kerajaan Sorga, kita akan
mengenal Allah, dan saat ini kita hanya melihat Allah dengan samar-samar,
tetapi ketika kita diubahkan bersama-sama, saat itu juga kita akan melihat kemuliaan
Allah, diselamatkan, itulah kepenuhan Kristus.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
Terima kasih atas wejangan mengenai wisdom atau pengetahuan akan"KEBENARAN" yaitu 1. Kasih akan Tuhan 2. Kasih akan manusia. Inilah wisdom itu doctrines yang Tuhan Yahsua the Messiah Died for He put it in firm mean unmovable He died to magnified his doctrine which is His commandments and He set it for us to obey baca Galati 3:1dikatakan foolish Galatian who hath bewitched you that ye should not obey the TRUTH, (the Law of Yahweh is the TRUTH DOCTRINE Psalm 119:142) before whose eyes Yahshua the Messiah had been evidently SET forth as crucified among you.
ReplyDelete