Pemberitahuan: permohonan maaf yang sebesar - besarnya atas kesalahan dalam penerbitan khotbah dengan judul TUHAN MEMEGANG KUNCI DAUD UNTUK MEMBERI KUASA tetapi isinya lain.
IBADAH RAYA MINGGU, 15 JUNI 2014
Tema: JEMAAT DI FILADELFIA (dari
Wahyu 3: 7-13)
(Seri 07)
Subtema:
TUHAN MEMEGANG KUNCI DAUD UNTUK MEMBERI
KUASA
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Kita patut bersyukur tentunya karena Tuhan berkemurahan
bagi kita, kita diberi kesempatan untuk beribadah melayani kepada Dia, Dialah
Raja di atas segala Raja.
Kita kembali memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia
dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Namun kita hanya akan membaca ayat 7 saja.
Wahyu 3: 7
(3:7)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia:
Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup;
apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Yesus tampil
sebagai “Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud” untuk menyelidiki, mengoreksi sampai menyucikan
dosa-dosa sidang jemaat di Filadelfia.
-
Yang Kudus
Aktivitasnya
adalah hidup dalam kekudusan
-
Yang benar
Aktivitasnya
adalah hidup dalam kebenaran.
Sekarang kita
melihat penampilan Yesus sebagai “YANG
MEMEGANG KUNCI DAUD”
Aktivitas dari kunci adalah membuka dan
menutup pada sebuah pintu.
Tuhan memegang kunci Daud, Daud adalah
seorang raja, berarti Tuhan memegang kunci Kerajaan Sorga untuk selanjutnya
membuka pintu Kerajaan Sorga bagi anak-anak Tuhan.
Kalau pintu Kerajaan Sorga terbuka, maka
pintu maut tertutup bagi saya dan saudara.
Wahyu 4: 1-2
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya,
sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar,
berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku
akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
(4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu
duduk Seorang.
Pada saat pintu sorga terbuka, Rasul Yohanes
melihat sebuah takhta terdiri di sorga,
dan di takhta itu duduk Seorang, itulah pribadi Yesus, Anak Domba Allah.
Berarti, kalau pintu Sorga terbuka, maka kita
akan melihat kemuliaan Sang Raja.
Kemuliaan seorang raja terletak pada kuasanya,
tidak ada raja yang tidak berkuasa. Kalau seorang raja tidak memiliki kuasa,
maka tidak terlihat kemuliaan sang raja.
Kuasa dari imamat rajani adalah untuk
mengalahkan dosa yang ditimbulkan oleh; daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya, iblis setan itulah roh jahat dan roh najis, juga arus dan
pengaruh dunia yang menghanyutkan yang membawa pada kematian rohani.
Pada minggu yang lalu telah saya sampaikan; sebelum
Daud menjadi Raja, terlebih dahulu ia berada di antara kandang-kandang kambing
domba, menggembalakan kambing domba ayahnya, Isai.
Pengalamannya menggembalakan kambing domba
dapat mengalahkan Goliat, musuh yang terbesar. Goliat adalah gambaran dari
daging, musuh dalam selimut.
Biarlah kita memiliki kemuliaan sang raja,
sehingga dengan demikian kita dapat mengalahkan musuh yang terbesar, musuh
dalam selimut, itulah daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Wahyu 5: 2-4
(5:2) Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang
berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah
yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
(5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau
yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu
atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena
tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu
ataupun melihat sebelah dalamnya.
Rasul Yohanes menangis karena tidak satupun
yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya, artinya; kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka
yang terjadi adalah ratap tangis dan dukacita. Karena kalau tidak terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala yang terselubung tidak akan pernah
tersingkap, segala masalah tidak akan selesai, dan oleh karena masalah inilah,
air mata mengalir.
Jadi, kita membutuhkan pembukaan rahasia
firman dalam setiap ibadah, supaya masalah terselesaikan, dan Tuhan akan
menghapus air mata.
Bandingkan pada ayat 5 ...
Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua
itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu
tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan
membuka ketujuh meterainya."
Tetapi salah satu dari 24 tua-tua itu
meyakinkan Rasul Yohanes dan berkata: “Jangan
engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah
menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh
meterainya.” Artinya; terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan,
maka segala yang terselubung akan tersingkap. Kalau segala sesuatu yang
terselubung tersingkap, maka masalah selesai, dengan demikian Tuhan menghapus
air mata.
Kita bersyukur, singa dari Yehuda, yaitu
tunas Daud telah menang, Dialah Anak Domba Allah yang duduk di atas takhta-Nya
untuk selama-lamanya, dan dosa dikalahkan. Terpujilah Tuhan sampai
selama-lamanya.
Sekarang kita perhatikan; LETAK KEMENANGAN SINGA DARI YEHUDA, TUNAS
DAUD?
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan
keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk
tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Rasul Yohanes melihat, di tengah-tengah takhta
dan keempat makhluk itu, dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih.
Jadi kemenangan singa dari Yehuda, tunas Daud
adalah Dia terlebih dahulu mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib.
Telah disembelih, berarti telah
mempersembahkan tubuh-Nya sebagai korban kepada Allah.
Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang
hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Korban sembelihan kepada Allah ialah: jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk.
Kemudian, di sini dikatakan: “tidak dipandang hina”, berarti; ketika
mempersembahkan korban sembelihan justru dipandang mulia oleh Tuhan.
Kalau kita perhatikan pola Tabernakel, setelah
melewati pintu gerbang (percaya kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat),
mau tidak mau kita akan melihat mezbah korban bakaran, itulah pertobatan,
itulah dasar pengikutan kita kepada Tuhan.
Selanjutnya, bagi imam-imam yang bertugas di
dalam kemah pertemuan/ruangan suci, pekerjaan mereka adalah memperhatikan 3
alat yang ada di dalamnya;
1.
Menyajikan roti di
atas meja.
2.
Menyalakan pelita pada
waktu senja dan memadamkan pelita pada waktu fajar menyingsing.
3.
Membakar ukupan di
atas mezbah.
Untuk menyalakan 7 pelita di atas kaki dian,
apinya diambil/dibawa dari mezbah korban bakaran, artinya; pemakaian dari
seorang imam, dasarnya adalah korban Kristus.
Ketika kita mempersembahkan korban di tengah-tengah
ibadah pelayanan, jangan ada perasaan bahwa kita telah berbuat banyak, dan
andaikata saja kita telah melakukannya di tengah-tengah ibadah pelayanan,
justru kita patut bersyukur sebab itulah yang Tuhan kehendaki
Apa artinya ibadah dan pelayanan tanpa
korban? Itu semua tidak ada artinya, seujung kuku kita tidak ada artinya di
hadapan Tuhan.
Selanjutnya, setiap satu tahun sekali, imam
besar harus masuk ke dalam ruangan maha suci untuk mengadakan pendamaian dosa atas
dirinya dan dosa bangsa Israel, dia masuk satu kali ke dalam ruangan maha suci
dengan membawa darah lembu jantan muda dan darah domba jantan, selanjutnya
mengadakan 7 kali percikan di atas tutup pendamaian dan 7 kali percikan di muka
tabut perjanjian.
-
7 kali percikan di atas
tutup pendamaian à sengsara yang dialami oleh Yesus Kristus, sebagai
Mempelai Pria bagi sidang mempelainya.
-
7 kali percikan di
muka peti, artinya; sengsara sebagai penyucian yang dialami oleh gereja Tuhan
untuk mencapai kesempurnaannya sebagai mempelai wanita Tuhan.
Jadi, dasarnya itu selalu korban, dan ibadah
pelayanan itu bukan untuk mencari upah, melainkan untuk mempersembahkan korban.
Sekali lagi saya katakan; melayani tanpa
korban, seujung kuku pun tidak ada artinya. Hal ini harus betul-betul disadari!
Selanjutnya, kuasa dari korban adalah
kemenangan. Di tengah-tengah kemenangan itu, Anak Domba yang telah disembelih sanggup
membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya, sehingga kita dapat melihat
bagian dalamnya, maksudnya; kita dapat melihat isi hati Tuhan yang paling
dalam.
Tuhan menyatakan isi hatinya kepada seorang
perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari. Ia mengampuni perempuan yang kedapatan berzinah, Ia menyatakan isi hati-Nya kepada perempuan yang kedapatan
berzinah; Ia membungkuk dan menulis di tanah, sebanyak dua kali.
-
Pada saat Ia
membungkuk (untuk yang pertama kali), itulah kesempatan untuk menuliskan isi
hati-Nya, yaitu; kasih kepada Tuhan.
-
Kemudian, untuk yang
kedua kalinya Ia membungkuk kembali, itulah kesempatan untuk menuliskan isi
hati-Nya, yaitu; kasih kepada sesama.
Isi hati-Nya disampaikan ke dalam hati kita
masing-masing, berarti; hati bertemu hati, sampai betul-betul hati kita menyatu
dengan hati Tuhan.
Saudaraku, siapakah kita ini? Bukankah kita
adalah orang yang berdosa, bangsa kafir, yang digambarkan seperti anjing?
Tabiat anjing;
1.
Menyukai borok,
menyukai kelemahan orang lain (Lukas 16: 21)
Itu
sebabnya insting dari anjing kuat sekali, mengerti kekurangan/kelemahan orang
lain.
2.
Kembali menjilat muntah (2 Petrus 2: 22)
Artinya;
kembali mengulangi dosa kenajisan.
3.
Anjing hutan disebut
juga serigala.
Pekerjaan
serigala: menerkam, mencerai-beraikan kawanan domba = terpisah jauh dari Tuhan.
Orang
yang jauh dari Tuhan; tidak menghargai barang kudus, itulah firman Allah,
justru ia menyerang balik.
Tetapi sekalipun kita adalah bangsa kafir,
namun Tuhan tetap menghampiri perempuan yang kedapatan berbuat zinah, Dia
justru menyatakan isi hati yang paling dalam.
Oleh sebab itu, kita harus berdoa
sungguh-sungguh supaya Tuhan menyatakan isi hatinya dalam setiap ibadah, kalau
tidak, masalah tidak akan selesai, air mata terus mengalir karena banyaknya
kesusahan.
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan
keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba
seperti telah disembelih, bertanduk tujuh
dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah
yang diutus ke seluruh bumi.
Tanda Anak Domba yang telah disembelih:
YANG PERTAMA: BERTANDUK TUJUH
Kita mengetahui, bahwa tanduk à kuasa salib, yang memberi keselamatan (Mazmur 18: 3,
Mazmur 132: 17).
Angka 7, artinya; sempurna.
Berarti, bertanduk tujuh artinya; kuasa Allah
yang sempurna.
Saya tambahkan;
Pada pola Tabernakel, tanduk pada keempat
sudut mezbah korban bakaran terbuat dari kayu penaga, disalut dengan tembaga.
1 Korintus 1: 18
(1:18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah
kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Pemberitaan firman tentang salib adalah kuasa/kekuatan
Allah.
Lebih jauh kita lihat ...
1 Korintus 1: 21-24
(1:21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak
mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang
percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
(1:22) Orang-orang Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani
mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi,
maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah
kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Sekali lagi saya katakan; pemberitaan firman
tentang salib adalah kekuatan dan hikmat Allah.
Itulah tanduk; kekuatan yang sumbernya dari
salib Kristus, penuh dengan kuasa.
-
Bagi orang Yahudi;
pemberitaan firman tentang salib justru menjadi batu sandungan, sebab
pengikutan mereka hanya sebatas menghendaki tanda, yaitu tanda-tanda heran,
mujizat-mujizat, dan sebagainya, sehingga pemberitaan firman tentang salib
menjadi batu sandungan, mereka tersandung karena tidak hidup di dalamnya.
-
Bagi orang Yunani
(yang mewakili bangsa kafir); adalah suatu kebodohan, karena mereka hanya
mencari hikmat dan pengetahuan, persis seperti Ahli Taurat yang mengerti firman
tetapi tidak melakukannya.
Jadi, salib Kristus adalah salib yang
berkuasa. Itu sebabnya di sini dikatakan: “Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”
Sekarang kita perhatikan: DIMANA LETAK DARI KUASA ITU?
Letak dari kuasa itu bukan hanya saat kita
menghadapi pencobaan, tidak berhenti sampai di situ.
Kuasa itu akan terlihat kalau kita menjadi kesaksian, sebagaimana
kesaksian dari rasul Paulus di tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan.
Roma 8: 35
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih
Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan,
atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau
pedang?
Rasul Paulus tidak terpisah dari kasih Kristus sekalipun harus menghadapi
penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, pedang,
ini adalah kesaksian yang luar biasa.
Kuasa itu terlihat dengan jelas dan nyata di
dalam diri Rasul Paulus, sebab sekalipun ia harus menghadapi 8 perkara, namun
ia tidak takut, bahkan pada ayat 31 Rasul Paulus mengatakan: “Sebab itu apakah yang akan kita katakan
tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan
kita?”
Apa yang dapat mengalahkan setan? Yaitu kesaksiannya
dan oleh darah Anak Domba.
Wahyu 12: 10-11
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga
berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di
hadapan Allah kita.
(12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka
tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.
Kuasa itu akan terlihat dengan jelas kalau
kita menjadi satu dengan darah salib
Kristus (darah Anak Domba), yaitu mengambil bagian di dalam penderitaan
Kristus dan dengan kesaksian hidup
di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, sehingga dengan demikian kita
mampu mengalahkan pendakwa-pendakwa, yaitu iblis setan.
Maka di dalam kitab Mazmur banyak sekali
dikatakan bahwa tanduk adalah keselamatan, kota benteng perlindungan yang
teguh, tidak ada yang lain.
Banyak anak Tuhan yang ingin melepaskan diri
dari ibadah dan pelayanan, menginginkan suatu kebebasan seperti di dunia, namun
ia tidak tahu bahwa kebebasan dunia ini menjadi jerat bagi mereka.
Sesungguhnya, kebebasan itu hanya ada di dalam Kristus Yesus, sedangkan
kebebasan dunia ini adalah jerat bagi anak-anak Tuhan.
Ingatkah saudara dengan isteri Lot? Sudah
terlalu lama dia dijerat dengan harta dan kekayaan, sehingga pada saat ia hendak
dilepaskan oleh tanduk salib, semakin jauh dia melangkah, semakin ditarik,
sehingga ia tidak sanggup dan menjadi tiang garam.
Saudaraku, perhatikan kembali tujuh tanduk,
di situlah letak kekuatan Allah dan hikmat Allah.
YANG KEDUA: BERMATA TUJUH
Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke
seluruh bumi.
Pengutusan dimulai dari satu daerah, kota, pelosok,
bahkan sampai kepada bangsa-bangsa, kita semua diutus mulai dari dalam rumah.
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh
yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di
hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
7 obor yang menyala-nyala di hadapan takta
itu, itulah ketujuh Roh Allah. Sedangkan dalam Wahyu 5: 6, “bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah”
Artinya; kehidupan yang diurapi oleh Roh
Kudus menjadi terang, menjadi pelita, menjadi kaki dian di tengah-tengah dunia
yang gelap = diutus untuk menjadi terang/kesaksian.
Zakharia 4: 2-3
(4:2) Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau
lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas
seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada
masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu.
(4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya."
Kaki dian emas dengan 7 pelita menyala di
atasnya, kemudian 2 pohon zaitun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, artinya;
kehidupan yang diurapi akan menjadi pelita dan menjadi terang.
Pohon zaitun à Roh Kudus.
Dua pohon zaitun diutus ke seluruh bumi
menjadi 7 mata Tuhan, menjadi terang di tengah-tengah dunia ini, di mana saja berada,
bahkan sampai ke ujung bumi, namun dimulai dari dalam rumah.
Pelita bukan ditaruh di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian, supaya menerangi seisi rumah, sehingga orang-orang
yang melihat terang itu akan turut memuliakan Bapa di sorga.
Tidakkah saudara peduli dengan orang-orang di
sekitar, dengan mereka yang belum mengenal pengajaran mempelai.
Jadilah kehidupan yang diurapi untuk menjadi
terang, untuk diutus ke seluruh bumi. Bukan hanya seorang imam saja yang
diutus, siapapun di antara kita juga diutus oleh Tuhan.
Zakharia 4: 6
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman
TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,
melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN
semesta alam.
Untuk menjadi terang di bumi ini bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, juga bukan karena gagah hebatnya
seseorang, melainkan oleh karena Roh Tuhan, kita diutus menjadi pelita, menjadi
terang di tengah-tengah dunia ini.
Zakharia 4: 7-14
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan
Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang
orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah
ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa
TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari
peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di
tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh
bumi."
(4:11) Lalu berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah
kanan dan di sebelah kiri kandil ini?"
(4:12) Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya:
"Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua pipa emas yang
menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?"
(4:13) Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa
arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!"
Dua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan di
sebelah kiri, itulah pribadi yang diurapi; Elia dan Musa, menjadi kesaksian.
Wahyu 11: 3-6
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku,
supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari
lamanya.
(11:4) Mereka adalah
kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang
berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
(11:5) Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti
mereka, keluarlah api dari mulut mereka
menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak
menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya
jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi
darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali
mereka menghendakinya.
Kesaksian dari dua pohon zaitun, kehidupan
yang diurapi;
YANG PERTAMA: KESAKSIAN ELIA, itulah api
keluar dari mulut untuk menghanguskan musuh
Dua musuh utama;
1.
Daging dengan
segala hawa nafsu dan keinginannya.
2.
Iblis setan,
itulah roh jahat dan roh najis.
Prinsip kerja dari pada api adalah
menghanguskan tabiat daging.
Saudaraku, biarlah kiranya kita semua
dipenuhkan oleh Roh Kudus, dan menjadi terang, menjadi kaki dian dengan 7 pelita
di atasnya untuk menghanguskan musuh utama (daging dan iblis setan).
Dan biarlah kita semua berdampak sampai ke
seluruh bumi, dimulai dari dalam rumah.
Jangan seperti anjing yang hanya menyukai
kelemahan orang lain, tetapi biarlah kita menjadi pelita, diutus di mana saja,
sampai mengalahkan 2 musuh utama.
Mulai dari perkataan yang keluar dari mulut,
sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik menghanguskan
dua musuh utama, jangan mengundang-undang dosa.
Kisah Para Rasul 2: 3-4
(2:3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti
nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
(2:4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka
mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh
itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran
hinggap pada mereka, maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, dengan demikian
mereka menerima kuasa, dan itu terlihat dengan jelas, dimana 12 Rasul itu penuh
dengan kuasa di tengah-tengah pelayanan mereka, seperti Petrus; dalam satu kali
kotbah, 3000 jiwa dimenangkan.
YANG KEDUA: KESAKSIAN MUSA, itulah mengubah
air menjadi darah.
Artinya; menjadi kehidupan yang baru.
Setelah bertobat, memberi diri dibaptis air.
Berbicara mengenai baptisan air, berbicara mengenai tanda pengalaman kematian
dan kebangkitan Yesus.
-
Kuasa kematian Yesus;
mengubur hidup yang lama.
-
Kuasa kebangkitan
Yesus; hidup dalam hidup yang baru, yang lama berlalu.
Kalau kita hidup dalam hidup yang baru,
kehidupan kita berdampak di manapun kita berada, dan itu sudah pasti.
Jadilah biji mata Tuhan yang diutus di
seluruh bumi!
Kisah Para Rasul 1: 5, 8
(1:5) Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak
lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Seseorang akan menerima kuasa kalau Roh Kudus
turun atasnya, selanjutnya ia menjadi kesaksian.
Kesaksiannya dimulai dari;
-
Yerusalem
Adalah
pusat ibadah dan pelayanan. jadi, antara sesama pelayan Tuhan harus
berlomba-lomba untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan, sehingga satu dengan
yang lain menjadi kesaksian, satu dengan yang lain saling menguatkan, saling
membangun, bukan saling menjatuhkan.
Kesaksian
itu bukan hanya kepada mereka yang belum mengenal Yesus tetapi juga kepada
antara sesama pelayan, itu yang pertama.
-
Yudea
Pengertian
Yudea;
1.
Kerohanian yang masih
kanak-kanak
2.
Suam-suam; tidak panas
dan tidak dingin
Mereka
pun harus disaksikan, diterangi hatinya, sebab orang yang mendua hatinya, yaitu
tidak panas dan tidak dingin, tidak sungguh-sungguh dalam penyerahan.
-
Samaria
Berarti,
menjadi saksi bagi orang-orang yang masih jauh dari Tuhan.
Samaria
itu pernah menjadi pusat pemerintahan Israel, tetapi pada saat kisah Yesus
dengan perempuan Samaria, di situ dikatakan bahwa Yahudi dan Samaria tidak bergaul,
berarti dekat tetapi jauh = dari lahir sudah menjadi Kristen namun harinya jauh
dari Tuhan, orang yang semacam ini juga harus disaksikan
-
Sampai ke
ujung bumi
Berarti,
mereka yang belum mengenal pribadi Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat
manusia.
Biasanya
ujung adalah sesuatu yang tidak enak, diumpamakan seperti air yang sedang
disalurkan pada pipa; pada awalnya daya dari air sangat kencang namun semakin
jauh semakin lemah, hingga yang ada hanyalah tetesan.
Kalau
kita menerima Roh Kudus, maka kita akan menerima kuasa dari Tuhan, sehingga
kita menjadi terang, menjadi kesaksian sampai ke ujung bumi, Tuhan mengutus
saya dan saudara.
Kisah Para Rasul 1: 6-7
(1:6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ:
"Tuhan, maukah Engkau pada masa ini
memulihkan kerajaan bagi Israel?"
(1:7) Jawab-Nya: "Engkau
tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut
kuasa-Nya.
Tuhan akan memulihkan ibadah dan pelayanan
ini kalau Roh Tuhan, Roh Kudus turun atas imamat rajani, yaitu pelayan-pelayan
Tuhan.
Jadi, tergantung kuasa Allah Bapa, sesuai
dengan Roh Tuhan yang dicurahkannya.
Malam ini kita menantikan pencurahan Roh
Kudus turun atas kita semua, supaya Tuhan memulihkan ibadah dan pelayanan,
memulihkan kandang penggembalaan, semua terjadi pemulihan.
Hari ini kita bisa melayani dengan kekuatan
daging, tetapi kalau keinginan motivasi sudah habis, besok tidak akan ada kobaran
untuk melayani Tuhan. tetapi kalau kita menantikan kuasa Roh Kudus turun, maka
Tuhan akan memulihkan segala sesuatunya.
Jadi, bukan karena gagah hebat seseorang
diutus menjadi terang, namun oleh Roh Tuhan.
Tuhan tampil kepada sidang jemaat Filadelfia
sebagai yang memegang kunci Daud. Dia akan membuka pintu Kerajaan Sorga, maka
terbukalah pintu kasih karunia, pintu kemurahan, dan pada saat itulah kita akan
melihat Seorang duduk di atas takhta. Kita akan melihat kemuliaan Allah, kalau
Roh Tuhan turun.
Jangan lagi mengeraskan hati, berikanlah diri
dipenuhkan oleh Roh Kudus.
Wahyu 5: 7-8
(5:7) Lalu datanglah Anak
Domba itu dan menerima gulungan kitab
itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta
itu.
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing
memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus.
Ketika kitab
gulungan itu diterima oleh Anak Domba Allah untuk membuka ketujuh meterainya,
pada saat itulah 24 tua-tua tersungkur dan 4 makhluk tersungkur di hadapan
takhta Anak Domba Allah untuk selama-lamanya.
Malam ini
adalah waktu bagi kita untuk tersungkur di bawah kaki Tuhan, menantikan pintu
Kerajaan Sorga terbuka.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment