Tema: STUDY YUSUF (Kejadian
37: 1-36, Kejadian 39)
(seri 75)
Subtema: KEJARLAH KASIH UNTUK MENDAPATKANNYA.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam
dalam kasih sayang, kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena
kemurahan hati Tuhan, kita dapat berada di dalam rumah Tuhan, beribadah
melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan. Kiranya Tuhan mengindahkan kita sekaligus korban yang kita persembahkan
kepada Tuhan.
Kita kembali
memperhatikan PRIBADI YUSUF pada kitab Kejadian 39.
Kejadian 39: 4
(39:4) maka Yusuf
mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf
diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada
kekuasaan Yusuf.
Setelah dilihat
oleh Potifar, bahwa Yusuf disertai Tuhan dan bahwa Tuhan membuat berhasil
segala sesuatu yang dikerjakannya, maka
Yusuf mendapat kasih dari Potifar, tuannya
itu.
Segala apa yang
kita perbuat, kita kerjakan, ternyata disaksikan, dilihat oleh orang-orang yang
di sekitar kita/dunia, juga dilihat oleh Tuhan, kemudian dilihat oleh hati
nurani.
Intinya di sini,
bahwa; Yusuf mendapat kasih dari Potifar, tuannya itu.
1 Timotius 6: 11
(6:11) Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya
itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan,
kasih, kesabaran
dan kelembutan.
Rasul Paulus mengirim
suratnya kepada Timotius yang masih muda, sebagai pesan penutup adalah: “kejarlah
kasih”.
Ketika kasih itu
dikejar akan terlihat 5 perkara lain, yaitu keadilan, ibadah, kesetiaan, kesabaran, dan kelembutan.
Kemudian, sesungguhnya
orang yang mengejar kasih adalah orang yang menjauhkan diri dari kejahatan yang
tertulis pada ayat 10, yaitu cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan,
tetapi mereka yang mengejar kasih; menjauhkan diri dari segala kejahatan.
Yesaya 30: 18-19
(30:18) Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN
adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!
(30:19) Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem,
engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau,
apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab.
Suatu kali kelak,
pada waktu yang tepat nanti, Tuhan akan
menunjukkan kasih-Nya, Ia bangkit hendak menyayangi saya dan saudara,
hendak menunjukkan kebaikan-Nya bagi mereka yang berada di gunung Sion dan yang diam di Yerusalem.
Sekarang kita
lihat lebih rinci mengenai GUNUNG SION dan YERUSALEM.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di
hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di
atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata:
"Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar
kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Keterangan: GUNUNG SION.
Gunung Sion adalah
rumah Allah Yakub, dari sana keluar pengajaran.
Kegunaan pengajaran adalah:
mengajar mereka yang berada di gunung Sion tentang jalan-jalan-Nya,
supaya mereka berjalan menempuhnya, berarti; tidak menempuh jalan yang lain,
jalan yang menuju kepada kebinasaan.
POSISI GUNUNG SION;
- Berdiri tegak di hulu gunung-gunung
Maksudnya di sini adalah mengatasi segala gunung-gunung yang lain,
menunjukkan bahwa firman pengajaran melebihi ajaran-ajaran lain.
Ajaran lain di sini adalah ajaran yang DITAMBAHKAN dan yang DIKURANGKAN.
DITAMBAHKAN, artinya; pembertiaan firman disertai dengan cerita-cerita
isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul dan filsafat-filsafat
manusia = pemberitaan yang tidak murni.
Ajaran seperti ini
sama seperti nabi – nabi palsu yang fasih berbicara tentang dunia, sebab dunia
mendengarnya (1 Yohanes 4:1-6).
DIKURANGKAN, artinya; pemberitaan firman tentang salib Kristus diganti
dengan teori-teori kemakmuran (artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, melainkan harus
kaya raya = pemberitaan firman dengan berkat berkelimpahan).
Biasanya, orang yang suka dengan pemberitaan firman yang demikian adalah
orang yang mengesampingkan salib Kristus, sama seperti orang Yahudi hanya menghendaki
tanda / mujizat – mujizat semata dan orang Yunani hanya mencari hikmat
/ pengetahuan.
- Menjulang tinggi di atas bukit-bukit
Berarti, firman pengajaran mengatasi segala bukit-bukit persoalan, mengatasi
persoalan mengenai nikah, baik nikah jasmani maupun nikah secara rohani.
Pengajaran yang keluar dari gunung Sion, disebut juga firman pengajaran
mempelai, adalah firman yang menyelesaikan masalah nikah-nikah di dunia.
Kemudian firman pengajaran mempelai = firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, fungsinya; untuk menyingkapkan segala yang terselubung.
Suatu saat nanti,
segala bangsa/orang-orang akan berduyun-duyun naik ke gunung Sion untuk mencari
firman pengajaran, sebab di hari-hari terakhir nanti, keadaan dunia bukan lebih
baik, melainkan semakin sukar, oleh karena itulah segala bangsa akan berduyun-duyun
ke gunung Sion untuk mencari firman pengajaran mempelai / firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan, sebab firman yang
ditambahkan dan yang dikurangkan tidak mampu menyelesaikan kesukaran-kesukaran yang akan terjadi di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan pada kali yang
kedua.
Kita patut bersyukur karena Tuhan menyatakan kasih-Nya dimana kita sekaliannya digembalakan
oleh firman pengajaran mempelai di dalam kandang
penggembalaan yang Tuhan percayakan ini.
Keterangan: YERUSALEM.
Firman Tuhan dari
Yerusalem. Firman Tuhan adalah kebenaran yang menguduskan seseorang (Yohanes
17: 17).
Berarti, supaya
hidup di dalam kebenaran
yang sanggup menguduskan, tetaplah berada di Yerusalem dengan kata lain beribadah dan melayani di tengah-tengah
ibadah itu sendiri.
Dalam Imamat 21:
12 dikatakan: “Jangan keluar dari tempat
kudus supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat
kudus Allahnya.”
Tempat kudus, kalau dikaitkan dengan
pola Tabernakel, terkena kepada ruangan suci.
Di dalam ruangan suci terdapat tiga
macam alat (perabotan), menunjuk kepada ketekunan tiga macam ibadah utama.
- Meja roti sajian à ketekunan dalam
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
- Pelita emas à ketekunan dalam
Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
- Mezbah
dupa à ketekunan dalam
Ibadah Doa Penyembahan.
Pendeknya;
orang-orang yang berada di gunung Sion dan yang berdiam di Yerusalem adalah
orang-orang yang dikhususkan bagi Allah.
Dan saya mempunyai
alasan untuk mengatakan hal ini, untuk itu mari kita lihat lebih jauh lagi.
Syarat
berada di gunung Sion dan Yerusalem.
Yeremia 3: 18
(3:18) Pada masa itu kaum Yehuda akan pergi kepada kaum
Israel, dan mereka akan datang bersama-sama
dari negeri utara ke negeri yang telah Kubagikan kepada nenek moyangmu menjadi
milik pusaka.
Meninggalkan
sebelah utara, seperti Yehuda dan Israel, itulah syarat untuk berada di gunung
Sion.
Arti rohani sebelah
utara.
Yesaya 14: 13-14
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku
hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang
Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit
pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan,
hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Sebelah utara adalah takhta dari
pada Bintang Timur Putera Fajar, itulah gambaran
dari iblis setan, yaitu roh jahat dan roh najis.
Berarti,
meninggalkan sebelah utara, artinya; meninggalkan
dosa kejahatan dan dosa kenajisan
untuk berada di gunung Sion dan berdiam di Yerusalem.
Tidak mungkin
seseorang mau disucikan oleh firman pengajaran mempelai dan tetap beribadah
melayani Tuhan, apabila
seseorang masih mempertahankan dosa kejahatan dan dosa kenajisan. Jika
seorang berada ditempat yang demikian maka
ia adalah orang yang munafik.
Kita lebih jauh melihat….
Pekerjaan dari
Bintang Timur Putera Fajar, yang disebut iblis setan (roh jahat dan roh najis).
Yesaya 14: 17
(14:17) yang telah membuat
dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan
kota-kotanya, yang tidak melepaskan
orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?
Iblis setan
membuat/mengadakan 3 hal, yaitu;
Yang pertama;
“Membuat dunia seperti padang gurun”.
Artinya; dunia ini menjadi gersang/kering-kering sama seperti ranting yang
tidak melekat pada pokok anggur; ia akan menjadi kering dan tidak akan
menghasilkan buah.
Yohanes 15: 4-5
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak
berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah
pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Ranting yang tidak melekat pada pokok anggur akan menjadi kering dan tidak
akan menghasilkan buah, demikian juga kalau seseorang tidak tinggal di dalam
Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Kehidupan yang demikian = kehidupan yang kering-kering.
Jadi saudaraku, sekali lagi saya katakan; kalau seseorang jauh dari Tuhan,
tidak tinggal dalam Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa, sama seperti ranting
yang tidak melekat pada pokok anggur tidak akan menghasilkan buah dan ia akan
menjadi kering.
Keadaan orang yang kering-kering.
Yohanes 15: 6
(15:6) Barangsiapa
tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi
kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan
ke dalam api lalu dibakar.
Dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api neraka = menerima
penghukuman.
Jadi, kalau kehidupan muda remaja dipercayakan suatu tanggung jawab,
biarlah kita memikul tanggung jawab itu di atas pundak kita masing-masing, sebab
itu adalah kebenaran yang sejati dan apa yang dipercayakan oleh Tuhan itu
adalah kemurahan Tuhan.
Jadi, kalau Tuhan mempercayakan suatu tanggung jawab, jangan
bersungut-sungut, justru itu adalah kemurahan Tuhan bagi kita semua.
Oleh sebab itu, saya selalu menghimbau supaya semua sidang jemaat mengambil
bagian di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan.
Kalau hanya datang, duduk untuk beribadah, selanjutnya pulang, tidak
mendapat apa-apa, sesungguhnya itu adalah kerohanian yang kering-kering.
Yohanes 15: 3
(15:3) Kamu memang
sudah bersih karena firman yang telah
Kukatakan kepadamu.
Firman Tuhan yang kita terima itu berkuasa untuk menyucikan, membersihkan,
mulai dari hati nurani yang jahat dan perbuatan yang sia-sia, membersihkan
segala pertimbangan-pertimbangan dan pikiran hati, membersihkan jiwa dan roh,
tetapi kalau tidak ada tindak lanjutnya (artinya tidak mengambil bagian di
tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan), maka itu semua tidak ada artinya.
Masakan kita menerima firman penyucian tetapi tidak terlihat kelanjutannya,
tidak mengambil bagian di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan, ini
adalah kerohanian yang kering-kering.
YANG
KEDUA:“Menghancurkan
kota-kotanya”.
Artinya; tidak ada ibadah dan pelayanan sebagai keramaian kota.
Ibadah dan pelayanan itu adalah kota Raja Besar.
Ayub 39: 8, 10-11
(39:8) Siapakah
yang mengumbar keledai liar, atau siapakah
yang membuka tali tambatan keledai jalang?
(39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring;
(39:11) ia
menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
Keledai liar disebut juga keledai jalang, gambaran dari mereka yang tidak tergembala dengan baik, dengan satu gembala dalam satu kandang
penggembalaan.
Keadaan mereka bila tidak tergembala dengan baik;
1. Menertawakan
keramaian kota = mengecilkan
ibadah dan pelayanan.
2. Tidak mendengarkan
teriak si penggiring = tidak mendengar suara gembala = tidak
dengar-dengaran.
Kalau tidak mendengar suara
gembala, berarti rohnya telah diterkam oleh serigala,
gambaran dari pada roh jahat.
Pekerjaan dari serigala; menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba (Yohanes 10:12).
Jadi, sekalipun berada dalam kandang penggembalaan, tetapi jika anak-anak
Tuhan tidak mendengarkan suara gembala, berarti rohnya sedang dikuasai roh
serigala.
Perlu untuk diketahui; jikalau tidak dengar-dengaran, itu adalah kerugian besar sebab ia tidak akan dikenal Allah
= namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan.
Ingat; dengar
– dengaran adalah tanda bahwa seseorang hidup di dalam Roh, sedangkan Roh Kudus
adalah meterai keselamatn.
Saya sendiri sebagai gembala harus mendengarkan suara Gembala Agung, sesuai
dengan apa yang Tuhan inginkan. Saya sebagai gembala tidak boleh menggembalakan
kawanan domba dengan paksa, menggembalakan sidang jemaat hanya untuk mencari
keuntungan.
Tempat keledai liar/keledai jalang.
Ayub 39: 9
(39:9) Kepadanya
telah Kuberikan tanah dataran sebagai
tempat kediamannya dan padang masin sebagai
tempat tinggalnya.
Tempat keledai liar/keledai jalang adalah;
-
Tanah dataran.
Tanah dataran berarti, tidak berbukit dan tidak berlembah.
Berbukit dan berlembah à kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah kasih karunia.
Berarti, dapat
kita simpulkan, kalau berada di tanah dataran = jauh dari kasih karunia.
Kemudian, pengertian
dari tanah dataran adalah padang gurun = tanah gersang yang tidak menghasilkan
apa – apa.
-
Padang masin.
Padang masin adalah
tempat yang tidak berpenduduk, menunjuk kepada orang yang tidak memiliki kasih,
sebab orang yang mengasihi berada diantara sesamanya.
Kemudian, kalau anak-anak Tuhan tidak tergembala, liar; ia suka mencari
alasan.
Ayub 39: 11
(39:11) ia
menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari
apa saja yang hijau.
Kehidupan yang liar, tidak tergembala, ia suka mencari alasan dengan berkata: mencari yang hijau, mencari firman Tuhan, padahal jauh lebih
baik tergembala dengan satu gembala dalam satu kandang penggembalaan.
Sebab kalau domba-domba tergembala;
1. Domba-domba mendengar suara gembala = dengar-dengaran,
2. Kemudian domba-domba mengikuti gembala = mengikuti geraknya firman
pengajaran sampai masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai
wanita Tuhan.
Yang ketiga; “Tidak melepaskan
orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah”.
=
terikat/terbelenggu dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
Terbelenggu dengan
dosa kejahatan dan kenajisan, digambarkan seperti dua binatang yang tertulis
dalam ...
2 Petrus 2: 22
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa
yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke
muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi
ke kubangannya."
1. Anjing kembali
lagi ke muntahnya.
Artinya; kembali mengulangi dosa kenajisan.
Apa yang keluar dari mulut, itu yang menajiskan.
2. Babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya/kembali berkubang.
Artinya; kembali
mengulangi dosa kejahatan = berada dalam lumpur dosa.
Kalau kembali
mengulangi dosa kenajisan, kembali mengulangi dosa kejahatan = terkurung, terikat, terbelenggu oleh dosa kejahatan dosa kenajisan.
Keadaan
bila terkurung, terbelenggu dengan dosa kejahatan dan kenajisan.
Matius 7: 6
(7:6) "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan
diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
Kalau seseorang
tetap terikat dengan dosa kejahatan dan kenajisan, sukar sekali untuk
diubahkan, sukar untuk dibaharui, sukar untuk dikuduskan lewat kebenaran firman
Tuhan, sebab;
1. Anjing tidak menghargai barang yang kudus.
Barang kudus itulah firman Tuhan.
2. Babi tidak menghargai mutiara.
Mutiara yang indah adalah hasil dari pengorbanan Yesus Kristus. Hasil dari
pengorbanan Yesus Kristus telah kita lihat; Tuhan berikan ibadah, Tuhan
percayakan pelayanan, Tuhan percayakan karunia dan jabatan di tengah-tengah
ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Tetapi sekalipun hal itu ditawarkan terhadap kehidupan yang masih dikuasai
roh jahat dan roh najis, itu semua tidak akan dihargai, bahkan ironisnya ia
akan berbalik menyerang.
Jadi kesimpulannya;
Kalau seseorang masih terikat dengan dosa kejahatan dan dosa kenajisan,
tandanya adalah tidak suka ditegur oleh firman Tuhan.
Oleh sebab itu, kalau ditegur
, tidak perlu bersungut-sungut, tidak perlu melawan, memberontak, dengar-dengaran saja atau katakan “ya” saja.
Menerima teguran =
menerima nasihat firman Tuhan.
Dampak positif ketika meninggalkan sebelah utara untuk
berada di gunung Sion.
Yeremia 3: 17-18
(3:17) Pada waktu
itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke
sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka
tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.
(3:18) Pada masa
itu kaum Yehuda akan pergi kepada kaum Israel, dan mereka akan datang
bersama-sama dari negeri utara ke negeri yang telah Kubagikan kepada nenek
moyangmu menjadi milik pusaka.
Setelah Yehuda dan Israel meninggalkan sebelah utara, “mereka tidak lagi
akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat”
Saudara boleh
mengingat kembali; sebelum terpanggil dan digembalakan oleh firman pengajaran
mempelai, betapa kita menuruti tingkah langkah hati yang jahat atau menuruti
kedegilan hati yang jahat. Tetapi setelah dipanggil dan selanjutnya
digembalakan oleh firman pengajaran yang keluar dari gunung Sion, segala
tingkah langkah yang jahat tidak terjadi lagi.
Kalau masih ada
kejahatan dan keinginan-keinginan untuk berbuat kejahatan dan dosa kenajisan,
jangan diteruskan lagi, sebab kita telah berada di gunung Sion, di gunung Allah, beribadah di tempat yang Tuhan pilih.
Yeremia 3: 14-16
(3:14) Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah
firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu,
seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa
kamu ke Sion.
(3:15) Aku akan mengangkat
bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan
menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan
pengertian.
(3:16) Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan
beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi
akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam
hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau
membuatnya kembali.
Ketika Yehuda dan
Israel berada di gunung Sion, mereka tergembala dengan baik, sebab Tuhan telah
mengangkat seorang gembala sesuai dengan hati-Nya, maksudnya; gembala itu
menggembalakan kawanan domba/menggembalakan mereka sesuai dengan;
- Pengetahuan.
Kalau gembala menggembalakan kawanan domba dalam satu kandang penggembalaan,
berarti; gembala-gembala memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah
Tidak mungkin seorang gembala mampu menggembalakan kawanan domba kalau ia
tidak memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah
Efesus 4: 13
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Gembala-gembala yang menggembalakan kawanan domba sesuai dengan pengetahuan
yang diperoleh dari Tuhan akan menggembalakan sidang jemaat sampai mencapai
kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, sampai membawa
sidang jemaat mencapai tingkat kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus.
Kalau seorang gembala menggembalakan hanya dengan pengetahuan dunia,
seperti nabi-nabi palsu yang dikuasai oleh roh antikris, mereka fasih berbicara tentang dunia ini dan dunia mendengarkan mereka, namun mereka yang mendengarnya
tidak mencapai tingkat kedewasaan penuh (1 Yohanes 4:1-6).
Efesus 4: 14
(4:14) sehingga kita
bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,
oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Sehingga bukan lagi anak-anak yang mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa
angin pengajaran palsu, itulah ajaran sesat, yang diusung oleh nabi – nabi palsu,
dalam kelicikan mereka.
Efesus 4: 15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang
kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Justru gereja Tuhan yang dewasa secara rohani berpegang teguh kepada
kebenaran, hidup di dalam kasih, dan bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus yang adalah kepala, dengan kata lain mengalami pertumbuhan rohani,
dengan pertumbuhan yang sehat.
Kalau pertumbuhan mengarah pada penonjolan diri, itu adalah pertumbuhan
yang tidak sehat.
- Pengertian
= wahyu/ungkapan-ungkapan hati Tuhan yang paling dalam = firman pengajaran
mempelai = firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi
terang, memberi pengertian kepada orang-orang
bodoh.
Jikalau terjadi penyingkapan rahasia
firman Tuhan, selain memberi terang, juga memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh supaya jangan lagi melakukan kesalahan-kesalahan sebagai
kebodohan di hadapan Allah.
Yeremia 3: 16
(3:16) Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan
beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi
akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam
hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau
membuatnya kembali.
Berada di bukit Sion dan diam di Yerusalem, dengan kata lain tergembala
dengan baik dengan satu gembala dalam satu kandang penggembalaan, maka umat
Allah sebagai kawanan domba menjadi manusia rohani.
Dengan bukti; tidak lagi mencari/membuat tabut perjanjian secara
fisik/secara lahiriah.
Manusia rohani itu digambarkan seperti 4 makhluk di sekeliling takhta Anak
Domba
(Wahyu 4:5-8);
1.
Makhluk yang pertama memiliki rupa
seperti singa.
2.
Makhluk yang kedua memiliki rupa
seperti lembu.
3.
Makhluk yang ketiga memiliki rupa
seperti manusia.
4.
Makhluk yang keempat memiliki rupa
seperti burung nazar.
Empat
makhluk tersebut bersayap enam dan menutupi seluruh tubuh/daging, artinya;
tidak terlihat lagi tabiat-tabiat daging = tidak menuruti hawa nafsu dan
keinginan daging
= manusia rohani.
Saudaraku, biarlah hal ini nyata dalam kehidupan saya dan saudara.
Manusia rohani adalah manusia yang senantiasa memperhatikan perkara-perkara
rohani, perkara-perkara di atas, perkara-perkara di sorga, berarti terlepas
dengan daya tarik bumi = tidak tertarik dengan apa yang ada di atas muka bumi
ini.
Sebaliknya, perhatian manusia daging
tertuju pada perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara di bumi ini, sehingga
perkara-perkara yang ada di atas, perkara-perkara di sorga tidak mempunyai daya
tarik bagi seseorang yang masih hidup menuruti hawa nafsu daging dan
keinginannya,
seperti mereka yang masih jauh dari Tuhan.
Sehingga, manusia daging berat sekali untuk diangkat, dibawa masuk dalam
Kerajaan Sorga. Bukankah tujuan kita beribadah dan melayani di bumi ini untuk
berada di dalam kerajaan Sorga? Oleh sebab itu, biarlah kita mengejar kasih itu.
Ciri-ciri
bila seseorang mengejar kasih.
1 Timotius 6: 11
(6:11) Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya
itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan,
kasih, kesabaran dan kelembutan.
Mengejar kasih,
berarti akan terlihat 5 perkara yang lain, yaitu;
- Keadilan.
Keadilan bersumber dari Allah, itu sebabnya Ia mengutus anak-Nya yang
tunggal untuk menyatakan keadilan kepada manusia.
Yesaya 11: 4
(11:4) Tetapi ia akan menghakimi
orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan
keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran;
ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan
nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
Yesus Kristus yang disebut juga Tunas Daud diutus Allah ke bumi, dan Ia
tampil sebagai hakim untuk orang-orang lemah dengan keadilan. Kemudian, menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang tertindas di negeri
dengan kejujuran.
Yesaya 9: 6
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan
berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan
kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta
alam akan melakukan hal ini.
Dasar dari kerajaan Sorga adalah kebenaran dan keadilan, itulah yang dinyatakan Allah lewat
pribadi Yesus Kritus Anak-Nya yang Tunggal kepada manusia.
- Ibadah.
Ibadah kaitannya dengan pelayanan.
Pelayanan, berarti membawa korban untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Dalam Roma 12: 1-2, dengan jelas
dikatakan supaya mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus
dan yang berkenan kepada Allah.
Orang yang beribadah dan melayani Tuhan, tanda bahwa ia telah mengalami
kebebasan, dengan kata lain terlepas dari ikatan/belenggu dosa = terbebas dari
perbudakan dosa,
sebagaimana bangsa Israel dibebaskan dari Mesir, rumah perbudakan.
- Kesetiaan.
Kesetiaan seseorang menunjukkan bahwa ia adalah orang yang taat, patuh pada
ajaran yang benar.
Yesaya 11:5
(11:5) Ia
tidak akan menyimpang dari kebenaran dan
kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Orang yang setia digambarkan seperti ikat pinggang; tidak menyimpang dari kebenaran.
Di dalam kesetiaan Yesus sebagai Anak Tunggal, terangkum seluruh kebenaran,
terangkum seluruh kehendak Allah Bapa.
- Kesabaran.
Yakobus 5: 7
(5:7) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari
tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
Kesabaran itu penting, sebab kesabaran seseorang itu berguna untuk masa
sekarang dan berguna untuk masa yang akan datang.
·
Kegunaan kesabaran untuk masa sekarang
adalah mampu menanggung penderitaan
·
Kegunaan kesabaran untuk di masa yang
akan datang adalah untuk menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua,
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Kesabaran itu digambarkan seperti petani; sabar menantikan hasil yang
berharga dari tanahnya, sehingga ia sabar sampai hujan turun yaitu; HUJAN MUSIM GUGUR dan HUJAN MUSIM SEMI.
Kesabaran petani
menantikan hujan turun;
1.
Pada musim gugur.
Musim gugur à zaman akhir/akhir zaman.
Di akhir zaman nanti, banyak kerohanian/iman seseorang
yang akan
berguguran.
Wahyu 6: 13
(6:13) Dan
bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila
ia digoncang angin yang kencang.
Di hari-hari terakhir, bintang-bintang di langit akan
berjatuhan, sama seperti pohon ara mengugurkan buah-buahnya yang mentah karena
digoncang oleh angin yang kencang à angin-angin pengajaran palsu oleh karena kelicikan dari nabi-nabi palsu.
Jadi, bagi kita semua, kehidupan muda remaja, kesabaran
itu penting, berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, supaya iman jangan
gugur.
Gugur
berarti, perjuangan tidak sampai pada garis akhir pengikutannya kepada Tuhan.
2.
Pada musim semi.
Musim semi adalah musim sesudah musim dingin dan sebelum musim panas.
Musim semi, artinya; tidak panas dan tidak dingin =
suam-suam kuku di tengah-tengah pengikutan kepada Tuhan.
Pada musim ini, dibutuhkan kesabaran untuk menantikan
hujan turun.
Hujan à kemurahan Tuhan
lewat firman Tuhan yang disampaikan.
Wahyu 3: 14-15
(3:14) "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi
yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
(3:15) Aku tahu
segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan
tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
Setelah dikoreksi oleh Tuhan, jemaat di Laodikia terlihat
dengan jelas; tidak dingin dan tidak panas = suam-suam kuku.
Wahyu 3: 16
(3:16) Jadi karena
engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin
atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari
mulut-Ku.
Kalau tidak dingin atau panas (suam-suam kuku), maka akan dimuntahkan dari
mulut Allah.
dimuntahkan, artinya; menjadi kehidupan yang najis, sama
seperti antikris adalah gambaran dari orang-orang yang najis.
Petani yang sabar adalah petani yang mau menggarap dan
mengerjakan ladangnya sampai ladang/tanah itu menjadi tanah yang subur, tanah
yang baik, sehingga apabila benih ditaburkan; bertumbuh, berakar dan
menghasilkan buah 30, 60, sampai 100 kali lipat, dengan kata lain dari tanah itu petani
memperoleh hasil yang berharga.
- Kelembutan.
Matius 11: 28-29
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah
hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Yesus Kristus adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.
Kelembutan itu datangnya dari kuk yang dipikul, artinya; tetap memikul
salibnya dan menyangkal dirinya.
Keuntungan apabila memikul salib dan menyangkal diri adalah memperoleh
kelegaan dan jiwa pun akan mendapat ketenangan.
Kelegaan dan mendapat ketenangan jiwa, ternyata tidak didapat dari yang
lain-lain, tidak didapat dari apa yang disuguhkan oleh dunia ini, selain dari
salib yang harus dipikul.
Kalau seseorang menggunakan kebenaran diri sendiri, orang seperti ini tidak
akan pernah mendapat kelegaan dan ketenangan jiwa.
Justru kalau seseorang menggunakan kebenaran diri sendiri, ia pasti suka
bersungut-sungut. Orang yang bersungut-sungut adalah tanda orang yang suka
dongkol, merongkol, jengkel hatinya.
Dan kalau kita diajar untuk terus mendengar firman Tuhan, biarlah kita tetap
tenang, tidak perlu bersungut-sungut, tidak perlu merasa sesak.
Kemudian, orang yang lemah lembut menandakan bahwa Kerajaan Sorga dekat
sekali dengan orang itu, seperti perumpamaan dalam Matius 24; Tuhan mengajar
kita untuk menarik perumpamaan dari pohon ara.
Matius 24: 32
(24:32) Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
Menarik pelajaran dari sebuah perumpamaan tentang pohon ara; apabila
ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, itu menandakan musim panas
sudah dekat.
Ranting-ranting yang melembut menggambarkan hati yang lemah lembut.
Selain melembut, ranting-ranting itu bertunas.
Bertunas, berarti; tumbuh suatu kehidupan yang baru, seperti pribadi Yesus
Kristus, Dialah Tunas Daud yang tumbuh dari tunggul Isai.
Kehidupan yang baru, berarti telah meninggalkan kehidupan yang lama, sebab Kristus
di dalam dia.
Dari apa yang kita
terima malam hari ini tentang pribadi Yusuf, kita cukup dibekali untuk akhirnya memperoleh Kerajaan
Sorga.
Kiranya
pemberitaan ini membuat kita menjadi pribadi yang hidup dalam keadilan, senantiasa tekun dalam ibadah, tetap dalam kesetiaan, kesabaran dan kelembutan.
Dari 5 perkara
ini, ada
dua kata yang penting yaitu;
- Kesabaran, menunjukkan untuk sabar menantikan Yesus sebagai Raja dan mempelai pria sorga.
- Kelemah lembutan menunjukkan bahwa Yesus telah tampil
sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Amen.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment