IBADAH RAYA MINGGU (IBADAH PENYERAHAN ANAK), 01 JUNI 2014
Tema: JEMAAT DI FILADELFIA (dari
Wahyu 3: 7-13)
(Seri 05)
Subtema:
KUNCI DAUD MEMBUKA PINTU KERAJAAN SORGA
UNTUK ANAK-ANAK KECIL
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh berada di dalam
rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada
Tuhan.
Kita segera memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia
dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Namun kita hanya akan membaca ayat 7 saja.
Wahyu 3: 7
(3:7)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia:
Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila
Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Yesus tampil
sebagai “Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud” untuk menyelidiki, mengoreksi dan menyucikan dosa-dosa
sidang jemaat di Filadelfia.
-
Penampilan Yesus yang
pertama sebagai “Yang Kudus”, aktivitas-Nya adalah hidup dalam kesucian.
-
Penampilan Yesus yang kedua
sebagai “Yang Benar”, aktivitas-Nya adalah hidup dalam kebenaran.
-
Penampilan Yesus yang
ketiga sebagai “yang memegang kunci Daud”
Sekarang kita
melihat penampilan Yesus sebagai ...
Keterangan: “YANG
MEMEGANG KUNCI DAUD”
Kunci aktivitasnya adalah membuka dan menutup
pintu. Di sini kita melihat bahwa Tuhan memegang kunci Daud.
Perlu diketahui; bagi anak-anak Tuhan, kunci
Daud berfungsi untuk membuka pintu Kerajaan Sorga, sehingga dengan demikian,
pintu maut tertutup bagi mereka.
Sesungguhnya Tuhan telah membuka pintu
Kerajaan Sorga, sebab kunci Daud adalah kunci untuk membuka Kerajaan Sorga.
Kunci Daud ini dikaitkan dengan ANAK KECIL,
sebab kita melangsungkan Ibadah Raya Minggu pada malam ini disertai penyerahan
anak.
Matius 18: 1-4
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada
Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(18:4) Sedangkan barangsiapa
merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Barangsiapa
merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil, pintu Kerajaan Sorga terbuka
bagi dia.
Merendahkan
diri dan menjadi seperti anak kecil, artinya; merendahkan diri dan mau
dikecilkan.
Untuk
merendahkan diri, semua orang bisa, namun untuk dikecilkan, belum tentu mau dan
rela.
Kelebihan anak
kecil;
-
Tidak mengerti
untuk mempertahankan harga diri, sebab anak kecil itu polos dan lugu
-
Tidak berdaya =
tidak dapat/tidak mampu mengandalkan diri sendiri, artinya; bergantung kepada
uluran dua tangan Tuhan sebagai tanda kemurahan hati Tuhan
Tadi saya sudah
awali, bahwa; kunci Daud, bagi anak-anak Tuhan fungsinya hanya untuk membuka
pintu Kerajaan Sorga, sehingga bagi mereka, pintu maut tertutup.
Tetapi jikalau
seseorang tidak mau bertobat dan menjadi seperti Anak kecil, pintu Kerajaan
Sorga tertutup, sebaliknya pintu maut terbuka.
Biarlah kiranya
kita mau bertobat terlebih dahulu, selanjutnya merendahkan diri menjadi seperti
anak kecil.
Sebelum
seseorang mengalami pertobatan lahir dan batin, ia tidak akan bisa menjadi
seperti anak kecil.
Matius 18: 5
(18:5) Dan barangsiapa menyambut
seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut
Aku."
Barangsiapa
bertobat dan merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil, ia sedang
menyambut pribadi Yesus Kristus di dalam hidupnya.
Kita sering
menyambut tamu, menyambut sahabat, menyambut saudara, bila mereka mengunjungi
kita di kediaman kita masing-masing. Ketika mereka berkunjung/datang, tentu terlebih
dahulu kita membuka pintu bagi mereka, selanjutnya kita membawa mereka masuk ke
dalam rumah (ruang tamu) dan mempersilahkan duduk dan selanjutnya memberi minum
sebagai penghormatan.
Itu baru
menyambut sesama manusia, lebih lagi jikalau menyambut pribadi Yesus Kristus,
oleh sebab itu, mau tiadk mau harus bertobat dan merendahkan diri dan menjadi
seperti anak kecil.
Matius 19: 13-14
(19:13) Lalu orang membawa
anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka
dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
(19:14) Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang
kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
Lebih
diperjelas kembali; orang yang mau bertobat dan merendahkan diri, dan menjadi
seperti anak kecil adalah orang yang empunya Kerajaan Sorga = pintu Kerajaan
Sorga terbuka bagi mereka, berarti pintu maut tertutup.
Merendahkan
diri dan menjadi seperti anak kecil tidak boleh dihalang-halangi oleh siapapun.
Saya sendiri,
sebagai seorang hamba Tuhan yang menerima jabatan gembala, tidak boleh
menghalang-halangi anak-anak Tuhan untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan
lewat ibadah dan pelayanan.
Oleh sebab itu,
ketika murid-murid Yesus menghalang-halangi anak-anak kecil datang kepada Yesus,
Ia berkata: “Biarkanlah anak-anak itu,
janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku.”
Kehidupan yang
merendahkan diri dan menjadi sama seperti anak kecil adalah kehidupan yang
diberkati.
Letak
berkatnya:
Matius 19: 15
(19:15) Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan
kemudian Ia berangkat dari situ.
Orang yang merendahkan
diri dan menjadi seperti anak kecil mendapatkan/menerima uluran dua tangan
Tuhan.
Uluran dua
tangan Tuhan adalah tanda kemurahan hati Tuhan.
Mari kita
lihat; sampai kapan anak kecil mendapat
kemurahan?
Yesaya 46: 3-4
(46:3) "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub,
hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang
Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
(46:4) Sampai masa tuamu
Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu
Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul
kamu dan menyelamatkan kamu.
Sampai masa
tua, rambut putih, Tuhan tetap menggendong orang-orang yang merendahkan diri
dan menjadi seperti anak kecil.
Digendong,
berarti; menerima uluran dua tangan Tuhan.
Untuk
selanjutnya, ketika berada dalam gendongan dua tangan Tuhan, mengalami tiga
perkara:
-
Menanggung mereka terus menerus
Yesus Kristus telah menanggung segala sesuatu, kebutuhan-kebutuhan saya dan
saudara.
Tuhan telah menyediakan makanan rohani, itulah firman Tuhan dan menyediakan minuman rohani, itulah kuasa Roh Kudus, dan Tuhan memberikan
pakaian, itulah kasih-Nya untuk
menutupi dosa saya dan saudara.
-
Tuhan memikul.
Tuhan telah memikul dosa manusia di atas kayu salib, Dia harus menanggung
penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, itu adalah kasih karunia bagi manusia
berdosa.
Tuhan menjangkau 1 domba yang tersesat, dan rela meninggalkan 99 domba
untuk mencari 1 domba yang terhilang. 1 domba ini terhilang/tersesat di padang
gurun, dan untuk kembali ke kandang penggembalaan, sangat sukar sekali, sebab
tidak ada petunjuk jalan di sana, sehingga apabila ia berjalan kembali
sangatlah susah, sebab tapak-tapak yang ia lalui segera ditutupi oleh tiupan
angin.
Pada saat tersesat, domba itu ingin kembali, hanya bisa menangis dan
menangis, tetapi ada satu gembala yang baik, mencari 1 domba yang terhilang,
setelah menemukannya, domba itu diletakkan di atas bahu (Lukas 15: 4-5).
Tuhan memikul kesesatan saya dan saudara, dan kalau domba tersesat itu
karena ia mengikuti kata hati masing-masing, tidak mendengar suara gembala.
Seseorang akan tersesat apabila ia mencari damai di dunia ini, sebab dunia
ini tidak dapat memberi damai seperti yang diberikan oleh Tuhan, justru dunia
ini menyesatkan, tetapi ada satu pribadi yang begitu mengasihi saya dan saudara
supaya ada damai sejahtera dalam kehidupan saya dan saudara.
Kerajaan Sorga itu berbicara tentang kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus.
-
Menyelamatkan
Berarti, terlepas dari kebinasaan/kematian oleh kuasa kebangkitan Yesus
Kristus.
Tantangan untuk menjadi sama seperti anak kecil adalah rasa gengsi, itu
adalah tantangan yang utama. Gengsi bersumber dari kebenaran diri sendiri = kerajaan
sendiri, yang masih dipertahankan.
Tidak perlu gengsi untuk merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil,
oleh sebab itu, harus diawali dengan bertobat.
Selanjutnya
dalam kesempatan yang lain, Salomo menceritakan tentang dua tangan Tuhan.
Amsal 3: 16
(3:16) Umur panjang ada
di tangan kanannya, di tangan kirinya
kekayaan dan kehormatan.
-
Di TANGAN KANAN
Tuhan ada umur panjang
Tangan kanan Tuhan memberi kemenangan, sebab tangan kanan Tuhan mengalahkan
semua musuh yang membinasakan (Mazmur
16: 8-11, Kisah Para Rasul 2: 25-27, 35-36).
Intinya; tangan kanan Tuhan memberi kemenangan demi kemenangan, Dia menjadi
Pembela bagi kita.
-
Di TANGAN KIRI
Tuhan ada kekayaan dan kehormatan
·
Kekayaan adalah
nilai tambah bagi mereka yang mencari Kerajaan Sorga (Matius 6: 33).
·
Sedangkan
kehormatan diperoleh jikalau melayani Tuhan dengan sistim Kerajaan Sorga,
berarti melayani Tuhan bukanlah soal
makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh
Roh Kudus, karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan
pada Allah dan dihormati oleh mansuia (Roma
14: 17-18).
Keuntungan
bila merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil.
Lukas 10: 38-39
(10:38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam
perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
(10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
Bila seseorang
mau merendahkan diri dan menjadi sama seperti anak kecil, keuntungannya: mampu mendengarkan
firman Tuhan, seperti Maria duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan
perkataan-Nya.
Duduk di bawah
kaki Tuhan menunjukkan kerendahkan hati.
Jadi, kegunaan merendahkan
diri: seseorang dimampukan untuk mendengarkan firman Tuhan.
Sesungguhnya
kalau kita perhatikan di sini, yang membuka pintu untuk Yesus adalah Marta, tetapi
yang mendengarkan firman Tuhan, dekat dengan Tuhan adalah Maria.
Kalau hanya
sebatas membuka pintu, hanya melayani, tetapi tidak mau merendahkan diri,
seseorang tidak akan mampu mendengarkan firman Tuhan, hanya sebagai orang yang
sibuk, sibuk, sibuk dan sibuk saja.
Lukas 10: 40
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan,
tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri?
Suruhlah dia membantu aku."
Marta hanya
menyibukkan diri, dan orang semacam ini, tidak mau merendahkan diri untuk
mendengarkan firman Tuhan, akhirnya Marta mempersalahkan Tuhan dan mempersalahkan
Maria, itulah Marta = hanya bisa meratapi diri; serasa sudah paling menderita
paling benar sekali.
Lukas 10: 41-42
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta,
engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
(10:42) tetapi hanya satu
saja yang perlu: Maria telah memilih bagian
yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Sesungguhnya “hanya satu saja yang perlu”; duduk
merendahkan diri di bawah kaki Tuhan dan terus mendengarkan firman Tuhan, itu
saja yang penting.
Kalau masalah
kesibukan/pekerjaan, itu adalah nomor 2 atau 3 atau 4 dan seterusnya.
Jangan sampai karena
kesibukan/pekerjaan, saudara tidak mau merendahkan diri untuk mendengarkan
firman Tuhan.
Jadi, pintu
Kerajaan Sorga itu hanya berlaku bagi mereka yang mau merendahkan diri, oleh
sebab itu, dengan tegas Yesus berkata: “hanya
satu saja yang perlu: Maria telah
memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya”, yaitu; merendahkan
diri dihadapan Tuhan yang berguna untuk memberi kemampuan untuk mendengarkan
firman Tuhan.
Kita semua
tentu mau masuk dalam Kerajaan Sorga, oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama
memperhatikan firman malam hari ini untuk membawa diri kita semakin rendah dekat
kaki Tuhan.
Sesungguhnya
Daud sendiri adalah pribadi yang rendah hati. kalau kita perhatikan dalam kitab
Mazmur, di situ dengan jelas dikatakan, bahwa ...
Mazmur 78: 69-72
(78:69) Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit,
laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya;
(78:70) dipilih-Nya Daud,
hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui
didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel,
milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan
kecakapan tangannya.
Tuhan memilih
Daud dan mengambilnya dari antara kandang-kandang kambing domba untuk
dipercayakan suatu tugas, yaitu menggembalakan umat Israel sebagai kawanan
domba Allah.
Daud adalah
pirbadi yang rendah hati, dan mau menjadi sama seperti anak kecil. Sinonim anak
kecil adalah tulus, polos, tampil apa adanya. Itu sebabnya
Tuhan memilih Daud untuk menggembalakan Israel, sebagai kawanan domba Allah.
Dan proses
pemilihan itu, bisa kita lihat dalam ...
1 Samuel 16: 1
(16:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa
lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai
raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem
itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."
Tuhan mengutus
Samuel untuk memilih satu dari anak-anak Isai, sebab Tuhan telah menolak Saul
untuk menjadi raja, menggembalakan umat Israel.
1 Samuel 16: 4-7
(16:4) Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan
tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya
dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa
selamat?"
(16:5) Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk
mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan
daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan
anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.
(16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab,
lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang
diurapi-Nya."
(16:7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan
yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan
yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan
mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Samuel melihat
pribadi yang luar biasa, yang berdiri tegap, itulah Eliab, tetapi Tuhan segera
berfirman kepada Samuel: “Janganlah
pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan
yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan
mata, tetapi TUHAN melihat hati”
Manusia hanya
melihat apa yang dapat dilihat oleh matanya, tetapi Tuhan melihat hati yang
tulus seperti anak kecil.
Semakin hari
semakin mengerti kehendak Tuhan, saya belajar untuk tidak memandang muka di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, biar tua, biar muda, semuanya sama, sebab saya
mau belajar seperti cara Tuhan melihat; Tuhan melihat hati, bukan melihat apa
yang dilihat oleh mata manusia.
Tuhan tidak
melihat paras atau perawakan yang tinggi gambaran dari harta kekayaan yang
banyak dan jabatan yang tinggi, tetapi Tuhan menembusi hati, melihat batin
manusia.
Setelah anak
pertama ditolak ...
1 Samuel 16: 8-10
(16:8) Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat
di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih
TUHAN."
(16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel
berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
(16:10) Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat
di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak
dipilih TUHAN."
Untuk yang
pertama kali, Samuel salah menilai, tetapi untuk yang kedua kalinya, Samuel mulai
mengerti apa yang menjadi keinginan hati Tuhan, dan akhirnya 7 anak laki-laki
Isai tidak dipilih oleh Tuhan.
1 Samuel 16:
11-12
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah
anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke
mari."
(16:12) Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia
kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
Tuhan memilih
Daud dan segeralah Samuel mengurapi Daud, menjadi raja atas Israel untuk
menggembalakan Israel kawanan domba Allah.
Ini adalah
proses pemilihan itu; bukan yang dilihat manusia yang dilihat oleh Tuhan, manusia
hanya melihat apa yang ada di depan matanya, tetapi Tuhan menembusi batin,
menembusi hati manusia.
Tuhan berfirman
kepada Samuel untuk mengurapi Daud menjadi raja atas bangas Israel, untuk
menggembalakan kawanan domba Allah.
-
Ibrani 1:9
(1:9) Engkau mencintai
keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi
Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan,
melebihi teman-teman sekutu-Mu."
Pengurapan adalah tanda kesukaan bagi Allah, melebihi dari orang – orang
lain.
-
Imamat 21:12
(21:12) Janganlah ia keluar
dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya,
karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah
TUHAN.
Pengurapan itu tanda bahwa seseorang dikhusukan bagi Allah.
-
Pengurapan
adalah tanda bahwa seseorang adalah pemimpin, seperti belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya
berbaris dengan teratur (Amsal 30:27).
Syarat
untuk dipilih.
1 Samuel 16: 11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah
anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba."
Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan
duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Ketika Samuel
tiba di Betlehem, Daud sedang menggembalakan kambing domba, ayahnya (Isai).
Arti rohaninya;
tergembala dengan baik dengan satu gembala dalam satu kandang penggembalaan.
Bukti
bahwa Daud tergembala.
1 Samuel 17:
12-15
(17:12) Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari
Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada
zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.
(17:13) Ketiga anak Isai
yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya
yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak
sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan
anak yang ketiga adalah Syama.
(17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul.
(17:15) Tetapi Daud
selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.
Sekalipun Daud
berada diistana / kerajaan, mengabdikan diri kepada Saul, tetapi Daud selalu
pulang untuk menggembalakan kambing domba ayahnya.
Berbeda dengan
ketiga abangnya, mereka selalu mengikuti Saul berperang ke mana saja Saul
berada, tetapi tidak dengan Daud; ia selalu mengingat dan mengutamakan untuk
menggembalakan kambing domba ayanya Isai.
Kandang
penggembalaan lebih utama dari pada segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Secara logika,
tinggal di istana jauh lebih baik, menikmati fasilitas yang ada di dalam
istana, tetapi sekalipun demikian Daud tidak terpengaruh, tidak terlena dengan
fasilitas yang ada di dalam di istana itu, Daud tetap kembali, dia tidak pernah
melupakan kandang penggembalaan, sesibuk apapun, ia tidak pernah melupakan
kandang penggembalaan.
Ini harus kita
ketahui; di sini, dalam kandang penggembalaan kita diproses untuk menjadi
pribadi yang merendahkan diri dan menjadi sama seperti anak kecil.
Daud
menggembalakan kambing domba ayahnya di Betlehem.
Betlehem,
artinya; rumah roti. Berarti, bila tergembala dengan baik dengan satu gembala
dalam satu kandang penggembalaan, senantiasa mengikuti kebenaran firman Tuhan
yang adalah roti hidup.
Ada 3 kali
pemecahan roti:
-
Pemecahan
roti yang pertama; Yesus memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan.
Pada saat
pemecahan roti yang pertama, Yesus memerintahkan mereka untuk duduk di rumput.
Duduk di rumput à penggembalaan.
Berarti,
pemecahan roti yang pertama bertujuan supaya saya dan saudara tergembala dengan baik dalam satu
kandang dengan satu gembala, dalam kandang penggembalaan.
-
Pemecahan
roti yang kedua; Yesus memberi makan 4000 orang dengan tujuh roti dan beberapa ikan.
Pada saat itu,
Yesus memerintahkan 4000 orang untuk duduk
di tanah.
Artinya; lewat
pemecahan roti yang kedua, bertujuan untuk merendahkan diri serendah-rendahnya, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, sudut pandang,
gerak-gerik.
Kalau kita mampu
merendahkan diri di hadapan Tuhan, selanjutnya kita akan saling merendahkan diri, satu
dengan yang lain.
-
PEMECAHAN ROTI YANG KETIGA: PADA WAKTU YESUS DISALIBKAN
Artinya; mampu
merendahkan diri serendah-rendahnya dan rela dikecilkan.
Semua orang bisa
merendahkan diri, tetapi kalau dikecilkan, seseorang belum tentu mau.
Tetapi ini
adalah puncak pemecahan roti, yaitu merendahkan diri serendah-rendahnya
dan mampu dikecilkan.
·
Yesus diludahi.
Apa yang keluar
dari dalam mulut, itulah yang menajiskan, berarti betul-betul Yesus
direndahkan.
·
Kemudian, Dia dipukul dengan
buluh.
Buluh yang
terkulai tidak akan dipatahkan-Nya, tetapi buluh yang utuh (tidak terkulai) digunakan
untuk memukul Yesus = merendahkan diri dan rela dikecilkan.
Yesus menanggung
itu semua dari seluruh pihak, membuktikan bahwa Dia memberi diri untuk
dikecilkan.
Berbeda dengan
di dunia ...
Lukas 22: 24-26
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka
dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas
mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi
sebagai yang paling muda dan pemimpin
sebagai pelayan.
Oleh karena
merasa lebih besar, merasa paling hebat, terjadilah pertangkaran di antara 12
murid Yesus karena satu dengan yang lain berlomba-lomba menjadi yang terbesar menurut
ukuran manusiawi.
Untuk ukuran
dunia, proses untuk menjadi yang terbesar adalah;
-
Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka
-
orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut
pelindung-pelindung
Tetapi di dalam
Tuhan tidaklah demikian, melainkan:
-
Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.
Muda, artinya; minim pengalaman, berarti mau diajar, bukan mengajar.
-
Pemimpin menjadi pelayan.
Artinya; melayani satu dengan yang lain, bukan memimpin. Mengutamakan
ibadah dan pelayanan dari pada diri sendiri.
Saudaraku, kalau seseorang hendak menjadi pemimpin, layanilah Tuhan dengan
sungguh-sungguh, dengan baik, kerjakanlah apa yang bisa dikerjakan tanpa
menunggu perintah.
Kalau pengurapan Roh Kudus berlaku atas kita, maka saya dan saudara tidak
perlu diajar oleh orang lain dan ajaran dari Roh Kudus tidak pernah salah,
itulah tanda dari seoran pemimpin = hidup dalam pengurapan.
Daud tidak pernah
meninggalkan kandang penggembalaan, sesibuk apapun di dalam istana kerajaan
Saul, di dalam kandang penggembalaanlah seseorang dapat bertobat, merendahkan
diri dan menjadi seperti anak kecil.
Di
tengah-tengah kesibukan, kembalilah ke kandang penggembalaan untuk tekun dalam
3 macam ibadah utama, kembali kepada Allah, Dialah Gembala yang memelihara
jiwa.
Ingat; Yesus
tampil sebagai yang memegang kunci Daud untuk membuka pintu Kerajaan Sorga,
sebab Daud telah dipilih menjadi raja.
Oleh sebab itu,
biarlah kita merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil, dengan cara
berada di dalam kandang penggembalaan.
Perhatikanlah
firman Tuhan malam hari ini, sambutlah Yesus Kristus sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment