IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 30 JANUARI 2015
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: YANG
HILANG DIKEMBALIKAN 100 KALI LIPAT
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan
yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dapat
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Kita kembali memperhatikan KITAB MALEAKHI.
Maleakhi 3: 17
(3:17) Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN
semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama
seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
Melayani Tuhan dalam kesucian menjadi milik kesayangan
Tuhan pada hari yang Tuhan siapkan.
Mazmur 118: 24
(118:24) Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan
bersukacita karenanya!
Hari yang dijadikan Tuhan disediakan bagi mereka yang
melayani Tuhan dalam kesucian.
Kemudian kita melihat SUASANA YANG ADA: mereka bersorak sorai dan bersukacita karenanya,
berarti tidak ada kesedihan.
Kita lihat suasana itu dalam ...
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit
yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari
sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan
untuk suaminya.
Tuhan menjadikan langit yang baru dan bumi yang baru,
itulah kota yang kudus, Yerusalem yang baru, inilah hari yang dijadikan Tuhan
bagi mereka yang melayani Tuhan dalam kesucian.
Wahyu 21: 3-4
(21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata:
"Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam
bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi
Allah mereka.
(21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut
tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau
dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Tuhan menghapus segala air mata dari mata mereka = tidak
ada lagi kesedihan.
Berarti, ada kesamaan antara Wahyu 21, dengan kitab Mazmur 18: 24 yang dituliskan oleh raja
Daud.
Sebab di sana dikatakan: “sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu”
Jadi, segala sesuatu yang lama menyebabkan kesedihan dan ratap
tangis.
Mari kita lihat; SEGALA SESUATU YANG LAMA, antara lain;
Wahyu 21: 3-4
(21:4) Dan Ia akan menghapus segala
air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan
ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab
segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Wahyu 22: 3, 5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak
Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak
memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi
mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
1. maut tidak akan ada
lagi;
2. tidak akan ada lagi
perkabungan,
3. ratap tangis,
4. dukacita,
5. tidak akan ada lagi
laknat,
6. malam tidak akan ada
lagi di sana.
Wahyu 21: 5
(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku
menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah,
karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Setelah segala sesuatu yang lama itu telah berlalu, maka
Tuhan menunjukkan kepada Rasul Yohanes: “Lihatlah,
Aku menjadikan segala sesuatu baru!”
Inilah yang kita rindukan, kita dambakan, yaitu biarlah
Tuhan menjadikan segala sesuatu baru, supaya hidup kita indah, kita boleh
menikmati kasih Tuhan, karena Tuhan menghapus kesedihan.
Tetapi anehnya, sekalipun demikian, banyak orang masih
mempertahankan hidup lama, walaupun dengan sadar ia mengetahui bahwa hal itu
menyebabkan kesedihan dan ratap tangis baginya.
Menurut saya, pengalaman adalah guru yang terbaik. Cukup
satu kali melakukan kesalahan, jangan mengulangi kesalahan yang sama, jangan
mau dibodoh-bodohi oleh dosa dengan keinginannya yang dirangsang oleh hukum
Taurat.
Tuhan menjadikan segala sesuatu baru dikaitkan dengan BAIT ALLAH.
Yohanes 2: 19-20
(2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam
tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
(2:20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun
orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga
hari?"
Bait Allah didirikan selama 46 tahun = Bait Allah
didirikan menurut hukum Taurat.
Hukum Taurat ditulis pada 2 loh batu.
4 hukum ditulis pada loh batu pertama.
6 hukum ditulis pada loh batu kedua.
Jadi jelas, bahwa didirikan selama 46 tahun = didirikan
menurut hukum Taurat.
Sekarang kita kaitkan dengan PERNYATAAN YESUS tentang
HUKUM TAURAT.
Matius 5: 21,27,33,38
(5:21) Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita:
Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
(5:27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita:
Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Di sini kita melihat, Tuhan memberitahukan hukum Taurat
sebanyak 4 kali.
Pemberitahuan yang pertama (Matius 5: 21): “Jangan
membunuh; siapa yang membunuh
harus dihukum.”
Pemberitahuan yang kedua: “Jangan berzinah.”
Pemberitahuan yang ketiga: “Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan
Tuhan.”
Pemberitahuan yang keempat: “Mata ganti mata dan gigi ganti
gigi.”
Jadi, dalam injil Matius 5: 17-48, Yesus memberitahukan
hukum Taurat sebanyak 4 kali.
Yang dibagi
menjadi 2 bagian:
Bagian yang PERTAMA: Jangan membunuh, jangan berzinah,
jangan bersumpah palsu.
Bagian yang KEDUA: mata ganti mata, gigi ganti gigi.
Keterangan: BAGIAN YANG PERTAMA.
Pemberitahuan yang pertama sampai dengan yang ketiga dari
hukum Taurat yang diberitahukan Yesus, itu berbicara tentang aturan secara
lahiriah.
Jangan membunuh,
jangan berzinah, jangan bersumpah palsu adalah aturan secara
lahiriah. Dan semua orang tahu, bahwa hal ini adalah larangan, sekalipun dia
tidak beribadah, sekalipun dia tidak mengenal agama.
Itu sebabnya saya katakan, kalau seseorang hidup di bawah
hukum Taurat, ibadah yang dijalankan adalah ibadah lahiriah, hanya menjalankan
aturan-aturan semata.
Bagaimana dengan kita malam ini, apakah ibadah yang kita
jalankan malam ini adalah ibadah lahiriah?
Matius 15: 7-9
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh
dari pada-Ku.
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka
ajarkan ialah perintah manusia."
Ibadah lahiriah itu: bibir atau mulut memuliakan Tuhan
tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama seperti orang yang sedang menjalankan
aturan; dia mengikuti ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, mengikuti
ibadah-ibadah dalam kandang penggembalaan, mulutnya memuji Tuhan tetapi hatinya
jauh dari Tuhan, menolak ajaran Tuhan.
Saudaraku, ini adalah orang munafik, itu sebabnya di sini
dikatakan: “Hai orang-orang munafik.”
Itu sebabnya tadi saya bertanya: bagaimana dengan ibadah
kita malam ini?
Lebih jauh kita melihat ...
Matius 23: 1-2
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada
murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki
kursi Musa.
Kalau kita mencari kerajaan Sorga, berarti di dalamnya
ada kebenaran, itulah takhta Allah dan takhta Anak Domba, tetapi di sini kita
melihat “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi telah menduduki kursi Musa”, berarti mereka beribadah melayani
menurut hukum Taurat
Itu berarti, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
beribadah secara lahiriah = munafik.
Dimana letak kemunafikannya?
-
Matius 23: 4
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu
meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Melayani tetapi
tidak terbeban dengan pelayanan itu.
-
Matius 23: 5
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud
supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan
jumbai yang panjang;
Semua yang
mereka lakukan hanya untuk dilihat orang
Berarti, tidak
menyenangkan hati Tuhan, hanya untuk menyenangkan hati manusia saja, itu
sebabnya kita perhatikan di sini; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
Sedangkan
kebenaran yang hakiki adalah orang Yahudi tidak terlihat keyahudiannya.
-
Matius 23: 6-7
(23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam
perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan
suka dipanggil Rabi.
Suka duduk di
tempat terhormat dalam perjamuan atau duduk di tempat terdepan di rumah ibadah.
Orang yang seperti ini disebutlah orang yang gila hormat, sampai akhirnya Ahli
Taurat dan orang Farisi suka menerima
penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Pasar = tempat
jual beli = sarang penyamun, tetapi mereka suka sekali menerima penghormatan di
sana.
Itu adalah cara
pelayanan yang salah/keliru.
Sesungguhnya Rabi
hanya ada satu, itulah Allah yang hidup.
Sehingga...
Matius 23: 16-18
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah
demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci,
sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih
penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi
persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
Ahli ahli Taurat dan orang-orang Farisi terikat dengan
perkara-perkara lahiriah, sebagaimana soal...:
-
Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas
Bait Suci, sumpah itu mengikat.
-
Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi
persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
Mereka terikat dengan perkara lahiriah, sehingga jauh
dari manusia rohani = manusia nafsani, manusia daging, yang hanya memuaskan
nafsunya saja.
Matius 23: 20-22
(23:20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi
mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
(23:21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait
Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
(23:22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta
Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
Menjalankan ibadah secara lahiriah berarti terikat dengan
perkara lahiriah.
Kalau terikat dengan perkara lahiriah;
1.
Mengabaikan ibadah dan pelayanan,
itulah mezbah dan persembahan yang di atasnya.
2.
Mengabaikan rumah Tuhan dan Allah
yang berdiam di dalamnya.
Rumah Tuhan
adalah tempat Roh Allah berdiam, sebagaimana 3 alat yang ada dalam Ruangan
Suci.
-
Meja roti sajian, menggambarkan: hidup
benar sesuai dengan FIRMAN ALLAH, tabiat dari Allah Anak.
-
Pelita emas, menggambarkan: PENOLONG,
tabiat dari Allah Roh Kudus.
-
Mezbah Dupa menggambarkan: KASIH,
tabiat dari Allah Bapa.
Sekalipun seseorang mengaku ia adalah seorang Kristen,
tetapi kalau ia terikat dengan perkara lahiriah, mengabaikan ibadah dan
pelayanan, mengabaikan rumah Tuhan, tempat Allah berdiam, saya ragu degan
kekristenannya, perlu dipertanyakan apakah sudah hidup dalam Kristus atau
belum.
Kesimpulannya: Ahli Taurat dan orang Farisi disebutlah pemimpin buta.
Firman Tuhan berkata: kalau orang buta menuntun orang
buta pasti sama-sama jatuh ke kubangan.
Saudaraku, kembali saya ingatkan; biarlah kiranya sidang
jemaat mendoakan saya di dalam pengurapan dalam pemberitaan firman, berarti
menyampaikan firman Kristus.
Doakan saya supaya menjadi gembala yang baik, memberi
teladan yang baik dalam segala perkara. Kalau tidak, maka yang dituntunnya juga
terperosok dalam kubangan yang sama.
Keterangan: BAGIAN YANG KEDUA.
Matius 5: 38-39
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah
juga kepadanya pipi kirimu.
“Mata ganti mata
dan gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Kesimpulannya: mereka yang hidup di bawah hukum Taurat
tidak mendapat keselamatan.
Tetapi di sini dikatakan: “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.”
Matius 7: 12
(7:12) "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.
Berbuat jahat kepada yang jahat, berbuat benar kepada
yang benar = kejahatan dibalas dengan kejahatan, kebenaran dibalas dengan
kebenaran, itulah isi dari seluruh hukum Taurat, tergantung apa yang diperbuat
orang kepada kita, itu juga yang kita perbuat kepada dia.
Berarti berada di bawah hukum Taurat; kebenarannya tidak
sempurna, kasihnya kepada Allah tidak sempurna, ibadah dan pelayanannya tidak
sempurna, karena tindakannya tergantung orang lain, dan itu adalah roh najis.
Kalau kita perhatikan bagian kedua ini, benar-benar jauh
dari apa yang diharapkan oleh Tuhan, benar-benar jika berada di bawah hukum
Taurat; tidak layak di hadapan Tuhan.
Dampak negatif beribadah/melayani menurut hukum Taurat.
Yohanes 2: 13-15
(2:13) Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke
Yerusalem.
(2:14) Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing
domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
(2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait
Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar
dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Bait Allah menjadi tempat orang berjualan (dikuasai roh
jual beli = roh antikris).
Tempat berjualan = pasar = sarang penyamun, tempat
berkumpulnya semua kejahatan.
Sehingga Yesus mendapati 3 hal di dalam Bait Suci.
1.
“Didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati.”
Artinya; menjual
korban Kristus = tidak menghargai kasih
Allah.
Begitu besar
kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal.
Banyak kali kita
tidak menghargai kasih Allah, pengorbanan-pengorbanan, kebaikan, kemurahan
Tuhan acap kali kita kecilkan.
Oleh karena
pengorbanan Tuhan, Tuhan memberikan ibadah dan pelayanan. Setelah dilepaskan
oleh darah salib Kristus, kita diberi kepercayaan untuk beribadah melayani
Tuhan, tetapi acap kali mengecilkan pengorbanan & kasih Allah.
2.
“Didapati-Nya penukar-penukar uang.”
Artinya: cinta
akan uang, hati terikat/terpaut dengan uang.
Kalau kita
perhatikan meja roti sajian yang ada di dalam ruangan suci, di atas meja
tersaji dua susun roti yang tidak beragi, masing-masing terdiri dari 6 ketul
roti.
Seharusnya hati
adalah tempatnya firman, hati dikuasai oleh firman, supaya akhirnya kita dapat
menyajikan, menunjukkan kebenaran itu di hadapan bangsa-bangsa, itu sebabnya
disebut meja roti sajian/pertunjukkan.
Tetapi kalau
hati sudah cinta uang, pasti hatinya jauh dari kebenaran.
Dapat kita
lihat; oleh karena cinta akan uang, banyak orang yang jauh dari ibadah
pelayanan.
1 Timotius 6:
6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup,
memberi keuntungan besar.
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia
dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Asal ada makanan
dan pakaian, cukuplah.
Kemudian, kalau
ibadah itu disertai rasa cukup; memberi keuntungan besar.
Kita harus
mengerti dan mengetahui betul, bahwa kita tidak membawa sesuatu apapun ke dalam
dunia ini, juga kita tidak membawa apa-apa ketika meninggalkan dunia ini. Darah
daging tidak masuk dalam Kerajaan Sorga.
Makanan Yesus Kristus adalah (Yohanes 4: 34):
-
Melakukan seluruh kehendak Allah
Bapa. Seluruh kehendak Allah Bapa jadi/terlaksana oleh-Nya di atas kayu salib.
-
Menyelesaikan seluruh pekerjaan
Allah Bapa.
Terkhusus bagi
imam-imam yang telah mengambil bagian dalam pelayanan, bekerjalah dengan giat untuk
Tuhan, bukan untuk manusia, sampai garis akhir.
Bandingkan
dengan mereka yang hatinya terikat oleh uang.
1 Timotius 6: 9
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam
pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
-
Jatuh dalam pencobaan-pencobaan.
-
Jatuh dalam jerat Iblis Setan
-
Jatuh dalam berbagai-bagai nafsu
yang hampa
3 perkara di
atas mencelakakan, dan menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaannya.
1 Timotius 6: 10
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Akar segala
kejahatan ialah cinta uang, dan oleh karena cinta akan uang;
-
Menyimpang dari iman, menyimpang
dari kebenaran.
Orang benar
hidup oleh iman, bukan karena hasil usaha, berbeda dengan seseorang yang hidup
di bawah hukum Taurat, mereka hidup karena hasil usaha.
-
Menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka.
Inilah akibatnya
yang tidak disadari oleh banyak orang, oleh karena cinta akan uang.
Cinta Allah
lebih besar, cinta Allah menyelesaikan masalah, tetapi cinta akan uang selain
menyimpang dari iman, juga menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka.
3.
“Didapati-Nya tempat duduk.”
Artinya; adanya
kedudukan = mempertahankan harga diri.
Orang yang
mempertahankan harga diri; sangat jauh dari kerendahan hati, sukar sekali
merendahkan diri dan sukar menjadi kecil.
Dan orang yang
tidak mau merendahkan diri, tidak mau menjadi seperti anak kecil; susah diajar,
mau menjadi pengajar, mau menjadi mulut, sehingga orang lain menjadi telinga,
sampai gembala menjadi telinga bagi dia.
Anak kecil mudah
sekali untuk diajar, berbeda dengan mereka yang jauh dari Tuhan dimana dosa
telah berakar di hidupnya.
Prinsip dunia,
yang menjadi pemimpin adalah: raja-raja dan pembesar-pembesar, dan mereka susah
sekali untuk diajar.
Sehingga kalau
kita kaitkan dengan raja Herodes; ketika dia mendengarkan Yesus, Raja orang
Yahudi, raja yang baru lahir, dia terkejut, dia tidak mau menerima raja yang
lain = mempertahankan kedudukannya/harga diri.
Tetapi kalau
kita merindukan takhta Allah, takhta Kerajaan Sorga, pasti merindukan kebenaran
yang ada di dalamnya dan siap untuk diajar.
Jadi, kalau
mempertahankan harga diri; tidak ada hadirat Allah di dalamnya = Roh Allah
tidak bersemayam di dalamnya, ini adalah kerugian besar bagi anak-anak Tuhan,
sebab yang membuat kita bertahan untuk melayani adalah urapan Roh Kudus.
Kesimpulannya:
Di dalam Bait Allah tidak ada kasih, tidak ada kebenaran
firman, tidak ada Roh Allah di
dalamnya.
Inilah mereka yang berada di bawah hukum Taurat.
Oleh sebab itu, mari kita perhatikan ...
Yohanes 2: 16-17
(2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya
ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat
berjualan."
(2:17) Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta
untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
Oleh sebab itu, dengan tegas Yesus mengusir
pedagang-pedagang yang berada dalam Bait Allah, sebab sesungguhnya Bait Allah
adalah rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam, tempat firman Allah, tempatnya
kasih Allah.
Jalan keluarnya.
Yohanes 2: 19
(2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam
tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
Yesus merombak Bait Allah lewat kuasa kematian dan
kebangkitan-Nya.
3 hari à kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Sesuai dengan penyampaian firman di atas tadi, Tuhan mau
menjadikan segala sesuatu baru, itulah kerinduan Tuhan. Tuhan mau menjadikan
hari itu penuh dengan sorak-sorai dan sukacita lewat kuasa kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian Yesus: mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Yesus: hidup dalam hidup yang baru.
Saudaraku, mari kita lihat; BAIT ALLAH YANG TELAH
DIDIRIKAN SELAMA 46 TAHUN.
Matius 24: 1-2
(24:1) Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah
murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah.
(24:2) Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan
terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Yesus berkata kepada murid-murid: “Sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di
atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan” = dirombak.
Markus 13: 1-2
(13:1) Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata
kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa
megahnya gedung-gedung itu!"
(13:2) Lalu Yesus berkata kepadanya: "Kaulihat gedung-gedung yang
hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain,
semuanya akan diruntuhkan."
Batu-batu Bait Allah itu begitu kokoh dan betapa
megahnya, tetapi sekalipun demikian, semuanya akan diruntuhkan, tidak satu batu
pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.
Jadi, ukuran untuk menjadi lahir baru, ciptaan baru, bukan
diukur dari sisi hebatnya, dan sisi lahiriah.
Kita juga datang beribadah dan melayani Tuhan, bukan
karena melihat suatu bangunan yang begitu hebat dan megahnya.
Lukas 21: 5-6
(21:5) Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi
bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan
berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:
(21:6) "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana
tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya
akan diruntuhkan."
Sekalipun bangunan itu dihiasi dengan batu yang
indah-indah dan dengan berbagai barang persembahan yang dikagumi manusia
lahiriah, yaitu mereka yang beribadah secara lahiriah, tetap saja tidak satu
pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan.
Saya pun sebagai gembala tidak mau memandang muka.
Seluruh sidang jemaat sama di hadapan saya, baik dia yang mempunyai keuangan
banyak ataupun yang terbatas, semuanya sama.
Jadi, kalau saya berbuat sesuatu, itu bukanlah karena
keuangan saudara.
Tetapi berbeda dengan manusia lahiriah yang terikat
dengan ibadah lahiriah; mereka mengagumi bangunan dengan batu yang indah dan
megah.
Yang Tuhan mau, yang Tuhan tunggu dari kita adalah hati saya dan saudara
diubahkan.
Jadi, jangan coba-coba menyodorkan hal lahiriah kepada Tuhan hanya untuk
sesuatu, karena kepentingan pribadi.
Tidak ada arti kekayaan, sebab Tuhan lebih kaya, sekali lagi saya katakan,
yang Tuhan mau adalah ubah hatimu.
Saudaraku, kita melihat kekurangan-kekurangan 12 murid sebelum Yesus mati dan bangkit,
mereka semua berada dalam kelemahan.
-
SIMON PETRUS; hampir tenggelam,
kemudian menyangkal salib Kristus, hendak memutuskan telinga dari salah satu
prajurit yang hendak menangkap Yesus.
-
Dan TOMAS tidak percaya sebelum ia
melihat dua tangan dan kaki Yesus yang terpaku, juga lambung yang ditombak.
-
Juga MURID-MURID saling
membesarkan diri, siapa yang terbesar di antara 12 murid, dan itu seringkali
mereka perbincangkan.
Menunjukkan keberadaan 12 murid belum dirombak, masih
mengagumi perhiasan lahiriah, masih suka meninggikan diri, dan hal itu pula
yang terjadi menimpa setiap orang sebelum ia masuk dalam pengalaman kematian
dan kebangkitan Yesus Kristus.
Masih banyak lagi kesalahan-kesalahan, ketika Yesus
memberitakan perbuatan yang ajaib. Ketika Yesus hendak memberi makan 5000 orang
dengan 5 roti dan 2 ikan, mereka tidak percaya dengan keajaiban Tuhan.
Sesungguhnya, bagi manusia mustahil, tetapi bagi Allah
tidak ada yang mustahi.
Perbuatan yang ajaib dari awal sampai akhir.
Wahyu 22: 12-13
(22:12) "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk
membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
(22:13) Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang
Awal dan Yang Akhir."
Yesus adalah Alfa dan Omega, yang pertama dan yang
terkemudian, yang awal dan yang akhir.
Mari kita lihat pekerjaan Alfa dan Omega.
Wahyu 1: 6-8
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam
bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
Amin.
(1:7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat
Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi
Dia. Ya, amin.
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan
yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
Pekerjaan dari Alfa dan Omega, “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang” = hidup, mati,
tetapi lihatlah dia hidup kembali (bangkit) = lewat kuasa kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus, Tuhan jadikan segala sesuatu baru.
Matius 5: 17
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.
Di sini kita melihat, lewat kuasa kematian dan
kebangkitan Yesus, ia menggenapi seluruh hukum Taurat, supaya kita tidak berada
di bawah hukum Taurat, dengan segala aturan-aturan yang ada.
Roma 8: 3-4
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya
oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri
dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia
telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup
menurut daging, tetapi menurut Roh.
Berada di bawah hukum Taurat tidak mendapatkan
keselamatan karena hukum Taurat tidak berdaya terhadap kelemahan-kelemahan yang
ada dalam daging ini.
Tetapi Allah memberi jalan keluar; Ia mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal menjadi manusia yang besifat daging untuk menerima,
menanggung semua dosa di dalam daging/diri Yesus di atas kayu salib, supaya
tuntutan hukum Taurat tergenapi dalam kehidupan saya dan saudara, sehingga kita
tidak lagi hidup menurut daging, melainkan hidup menurut Roh Allah.
-
Hidup menurut daging memikirkan
hal-hal yang dari daging
-
Hidup menurut Roh memikirkan
hal-hal yang dari Roh, itulah ibadah dan pelayanan.
Yohanes 2: 17
(2:17) Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta
untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
Murid-murid teringat dengan pernyataan Yesus: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” à korban bakaran.
Korban bakaran adalah kasih kepada Allah.
Korban bakaran dibiarkan semalam-malaman sampai pagi,
sampai hangus, itulah kasih Yesus kepada saya dan saudara. (Imamat 6: 9)
Begitu luar biasa karya penyelamatan yang dikerjakan oleh
Yesus, kita tidak lagi hidup menurut hukum Taurat, dengan segala aturan yang
ada, untuk memperoleh kebenaran, melainkan hidup menurut Roh.
Dampak positif setelah diubahkan.
Yang pertama.
Matius 5: 21-22
(5:21) Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita:
Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
(5:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap
saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus
dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke
dalam neraka yang menyala-nyala.
“Jangan membunuh”,
pemberitahuan hukum Taurat yang pertama.
Lihatlah, setelah dirombak;
-
Tidak boleh marah terhadap
saudaranya.
-
Tidak boleh berkata kafir.
Kafir adalah
orang yang tidak mengenal Tuhan. Orang yang berkata kepada saudaranya: Kafir,
itu menunjukkan bahwa ia adalah orang yang suka mempersalahkan orang lain, jauh
dari Tuhan.
-
Tidak boleh berkata jahil.
Jahil adalah
perbuatan sembrono.
Yang kedua.
Matius 5: 27-28
(5:27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
(5:28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang
perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam
hatinya.
“Jangan berzinah”, pemberitahuan hukum
Taurat yang kedua.
Lihatlah, setelah dirombak oleh hukum kasih karunia: jangan
memandang perempuan serta menginginkannya,
sebab itu sama dengan berzinah.
Tidak memandang perempuan dan tidak menginginkan di dalam
hatinya = terbebas dari perzinahan, tidak dikuasai oleh roh najis.
Yang ketiga.
Matius 5: 33-36
(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita:
Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik
demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi
Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
(5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak
berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
“Jangan bersumpah palsu melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan”, pemberitahuan hukum Taurat yang ketiga.
Lihatlah, setelah dirombak dengan hukum kasih karunia; Janganlah sekali-kali bersumpah,
-
baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
-
maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya,
-
ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar
-
janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena Kristus adalah kepala yang berhak dan berkuasa atas tubuh.
Yang keempat.
Matius 5: 38-39
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah
juga kepadanya pipi kirimu.
“Mata ganti mata gigi ganti gigi”, pemberitahuan hukum Taurat yang keempat, artinya; kejahatan dibalas dengan
kejahatan.
Setelah dirombak dengan hukum kasih karunia: “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat
jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu”, artinya; kejahatan dibalas dengan kebaikan.
Sikap kejahatan dibalas dengan kebaikan.
1.
Matius 5: 40
(5:40) Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau
karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Melayani orang
yang berbuat jahat.
Baju/pakaian à kasih.
Sedangkan jubah
adalah pakaian dari imam besar/seorang yang bertugas untuk melayani Tuhan.
2.
Matius 5: 41
(5:41) Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan
sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Memberi yang
terbaik.
3.
Matius 5: 42
(5:42) Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan
janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
Memberikan/menunjukkan
kebenaran tanpa pamrih.
Jadi kalau kita
berbuat baik, tidak perlu menunggu balasan.
Matius 5: 43-45
(5:43) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah
musuhmu.
(5:44) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu.
(5:45) Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di
sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan
menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Praktek membalas kejahatan dengan kebaikan: mengasihi
musuh dengan jalan mendoakan.
Banyak orang yang memaki-maki saya tanpa alasan, tanpa
saya sebut satu per satu, berbuat jahat kepada saya, tetapi itu semua saya
terima dan saya doakan.
Apa tujuan mendoakan? (ayat
45)
(5:45) Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di
sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan
hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Membalas kejahatan dengan kebaikan, disebut/diakui
menjadi anak-anak Tuhan.
Anak-anak Tuhan;
-
menerbitkan matahari bagi orang
yang jahat dan orang yang baik = menyatakan
kasih.
-
menurunkan hujan bagi orang yang
benar dan yang tidak benar = menyatakan
kemurahan hati.
Tuhan telah bermurah hati kepada kita.
Sesungguhnya kita adalah orang yang tidak layak, tetapi
oleh karena kemurahan Tuhan, kita dilayakkan, diberi kesempatan untuk bertobat,
untuk dibaharui/dijadikan baru dalam Kristus, itu adalah kebaikan hati Tuhan.
Setelah dirombak, 12 murid diberikan hembusan nafas
Allah, giat melayani Tuhan, rela mempertaruhkan nyawanya.
Nyawa adalah segala-galanya, hidup adalah segala-galanya.
Ketika kita mau melayani Tuhan sampai mempertaruhkan
nyawa, maka Tuhan akan mengembalikan segala sesuatu yang terhilang bagi kita
100 kali lipat, sesuai dengan injil Matius 16: 24-27, “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan
Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap
orang menurut perbuatannya.”
Wahyu 21: 3, 5, 10-11
(21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata:
"Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam
bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi
Allah mereka.
(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku
menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena
segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar
lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun
dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti
permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah, cahayanya sama
seperti permata yang paling indah, lebih indah dari Bait Allah yang didirikan
46 tahun.
Wahyu 21: 18-20
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri
dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis
permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar
yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar
yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan
batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan
yang kedua belas batu kecubung.
Temboknya terbuat dari permata yaspis, dan kota itu
sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
Dasar kota itu dihiasi dengan 12 jenis permata, lebih
indah dari Bait Allah yang didirikan 46 tahun.
Mungkin kita telah dirombak dan kehilangan segala sesuatu
yang kita miliki, tetapi Tuhan akan kembalikan 100 kali lipat, cahaya kemuliaan
kota itu bagian hidup kita.
Oleh sebab itu mereka yang telah ditebus oleh darah Anak
Domba dijadikan raja-raja dan imam bagi Allah, dipermuliakan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment