Ibadah
raya minggu, 1 november 2015
Tema: “JEMAAT
DI LAODIKIA”
(seri 23)
(seri 23)
Subtema
: “BARANGSIAPA
MENANG” (bagian kedua)
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus
dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Raya Minggu, disertai kesaksian.
Wahyu 3:21
(3:21) Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku
di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama
dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
Pada kesempatan minggu lalu saya telah
menyampaikan : “Barangsiapa menang.” Saat
ini juga saya akan kembali menyampaikannya.
Kalimat
“Barangsiapa menang” à bahwa jemaat di Laodikia ini masih mengalami
kekalahan, buktinya mereka masih terdapat kekurangan kelemahan disana sini.
Pertama-tama Tuhan merindukan supaya sidang
jemaat di Laodikia ini berkemenangan. Kekurangan yang paling mendasar disini
adalah; jemaat di Laodikia tidak dingin
dan tidak panas = suam-suam kuku, artinya; tidak sungguh-sungguh dalam
beribadah dan melayani Tuhan = tidak sepenuh hati mengasihi Tuhan.
Penyebab
mereka suam-suam.
Wahyu 3:17
(3:17) Karena engkau
berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan
apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang,
miskin, buta dan telanjang,
Jemaat di Laodikia memperkayakan diri dan mereka
tidak kekurangan apa-apa.
Memperkaya diri berarti mengumpulkan harta di
bumi, bukan mengumpulkan harta di sorga. Sementara Alkitab mengatakan; dimana
hartamu berada disitu juga hatimu berada (Matius
6:19-21), pendeknya, jemaat di Laodikia ini bergantung pada harta dan
kekayaan tidak bergantung kepada Tuhan, kalau kita sungguh-sungguh beribadah dan
melayani Tuhan tidak ada yang perlu ditakuti.
Pengertian yang sederhana, sesungguhnya yang menyebabkan
seseorang sulit datang kepada Tuhan adalah daging, sehingga perjalanan rohani
semakin jauh.
Sebab itu, negara maju dasar mereka untuk
melayani Tuhan tidak ada lagi. Dasar melayani Tuhan adalah salib/korban Kristus,
tetapi mereka telah bergantung pada harta kekayaan, sehingga banyak gereja di
sana tutup/gulung tikar bahkan berubah fungsi menjadi tempat hiburan, diskotik
bahkan menjadi masjid, mereka telah menggunakan logika mereka.
Lukas 12:15
(12:15) Kata-Nya lagi
kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan,
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung
dari pada kekayaannya itu."
Walaupun seseorang berlimpah – limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaan itu.
Oleh sebab itu, berjaga-jaga dan waspada terhadap
segala ketamakan.
Lukas 12:16-18
(12:16) Kemudian Ia
mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya,
tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
(12:17) Ia bertanya dalam
hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di
mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
(12:18) Lalu katanya:
Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan
mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum
dan barang-barangku.
Orang kaya yang bodoh mengumpulkan harta di bumi
= hati terikat dengan harta di bumi.
Lukas 12:19
(12:19) Sesudah itu aku
akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!
Mengumpulkan harta di bumi, tujuannya bukan untuk
memuliakan Tuhan, melainkan hanya untuk: “beristirahatlah,
makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah” = bodoh karena hartanya tidak
digunakan untuk memuliakan Tuhan.
Lukas 12:20-21
(20:20). Ahli-ahli Taurat
dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata
yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan
suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri.
(20:21) Orang-orang itu
mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru, kami tahu, bahwa segala
perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan
dengan jujur mengajar jalan Allah.
Akhirnya orang kaya yang bodoh itu mati dengan
sia-sia, karena ternyata hartanya yang banyak itu tidak dapat menyelamatkan
dirinya. Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya
sendiri = tidak kaya dihadapan Tuhan.
Ketika jemaat di Laodikia mengaku kaya dan memperkaya diri tanpa
kekurangan apa-apa, sebaliknya di mata Tuhan mereka:
Pertama:melarat, malang dan miskin.
Kedua: buta.
Ketiga: telanjang.
Ada orang melarat, malang, miskin, tetapi tidak buta, berarti betapa
dalamnya jemaat di Laodikia ini jatuh dalam sumur penderitaan. Kejatuhan itu
membuat mereka menderita.
Banyak orang yang seperti ini di luaran sana, bahkan orang Kristen
seperti ini banyak, merasa tidak kekurangan, bisa beli ini itu, tercukupi,
tetapi justru di mata Tuhan mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.
Sebetulnya, sisi mereka melihat kita ketika memikul salib; kasihan dan
menganggap bodoh, tetapi dari sisi sudut pandang rohani justru mereka yang harus
dikasihani, sebab di mata Tuhan mereka melarat, malang, miskin, buta dan
telanjang, mereka yang paling menderita.
Orang kaya itu tidak bisa menikmati hidupnya, karena sibuk memikirkan
hartanya, uangnya. Tetapi anak Tuhan tinggal di dalam kasih, tidur pada waktu
tidur, menyembah pada waktu menyembah untuk menikmati kasih-Nya.
Sebab itu lihat nasihat firman
kepada sidang jemaat di Laodikia.
Wahyu 3:18
(3:18) maka Aku
menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah
dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya
engkau memakainya, agar jangan kelihatan
Tuhan menasihatkan supaya mereka membeli tiga perkara.
Pertama: Membeli emas dari Tuhan yang telah
dimurnikan dalam api.
1 Petrus 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan
hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan.
(1:7) Maksud semuanya itu
ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari
pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu
memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus
menyatakan diri-Nya.
Sengsara salib/pencobaan-pencobaan yang kita hadapi bertujuan untuk
membuktikan kemurnian iman. Kalau emas semakin diuji dalam nyala api, akan semakin
terlihat kemurniannya, sebab sanga dari emas itu akan terpisah, misalnya; kadar
dari besi, tembaga dan lain sebagainya akan menyingkir sendiri.
Demikian juga ketika kita menghadapi ujian dan cobaan, bukan lantas
putus asa dan kecewa, tetapi harus dihadapi untuk membuktikan kemurnian iman.
Iman ini kadang tidak dapat tahan terhadap yang tak suci, harta, kekayaan dan
lain sebagainya.
Jadi tidak usah heran terhadap nyala api siksaan, dan jangan membesar-besarkannya,
seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa.
Kemurniaan iman lebih tinggi nilainya dari emas yang telah diuji oleh
nyala api (logam mulia). Kehidupan kita bernilai dihadapan Tuhan kalau kita
mampu menunjukkan iman yang telah dimurnikan.
Apa yang membuat seseorang berharga dimata Tuhan? Bukan karena gagah,
cakap, hebat, kekuatan, seseorang menjadi bernilai dan berharga, tetapi karena
telah membuktikan kemurnian iman dihadapan Tuhan, memiliki kemampuan menghadapi
berbagai medan pencobaan.
Tujuan iman dimurnikan: Supaya
jemaat di Laodikia menjadi kaya.
Mazmur 23:5-6
(23:5) Engkau menyediakan
hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah.
(23:6) Kebajikan dan
kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam
rumah TUHAN sepanjang masa.
“Kebajikan dan kemurahan
belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku”, tanda
ia kaya dalam kemurahan dan kebajikan, dan perbuatan baik, ini yang disebut
kaya. Kalau miskin tidak kaya dalam kemurahan, kebajikan dan perbuatan baik = tidak
mampu memberi.
Buktikan diri kalau kita kaya dalam kebajikan dan kemurahan, sebab domba-domba
harus dituntun keluar, artinya; tidak boleh pendam-pendam segala kekayaan,
tetapi harus keluar supaya terwujud pembangunan tubuh Kristus.
Kekuatan kita tidak seberapa tetapi kita mampu memberi lebih dari
kapasitas kita, dan itu yang harus terjadi di dalam gereja Tuhan, seperti
jemaat di Makedonia, memberi dalam kekurangan, sehingga diperhitungkan oleh
Tuhan buktinya; rasul Paulus selalu mengunjungi jemaat di Makedonia, menjadi
central.
GPT Betania Serang dan Cilegon, kalau saya pikir-pikir kita ini kecil tetapi
kemurahan Tuhan dinyatakan bagi kita, siapa kita ini jemaat menjadi central /
pusat perhatian Tuhan. Tuhan kita hebat luar biasa dahsyat ditempat kudus-Nya.
Kita menjadi kaya di dalam Tuhan bukan kaya seperti yang dimaksud
jemaat di Laodikia tadi.
Kedua: MEMBELI PAKAIAN PUTIH DARI TUHAN.
Wahyu 19:8
(19:8) Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.)
Pakaian putih/lenan halus arti rohaninya; perbuatan-perbuatan benar dari
orang-orang kudus.
Mari kita lihat...
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada
itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak
dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan
memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Orang banyak yang tidak terhitung banyaknya / kumpulan besar dari 4
penjuru bumi, mereka semua memakai jubah putih itulah lenan halus.
Pertanyaannya: Apa yang mereka perbuat? Mereka berdiri dihadapan
takhta dan dihadapan Anak Domba dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Matius 21:8-11
(21:8) Orang banyak yang
sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang
memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.
(21:9) Dan orang banyak
yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru,
katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
(21:10) Dan ketika Ia
masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata:
"Siapakah orang ini?"
(21:11) Dan orang banyak
itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
Mereka sibuk mengikuti Tuhan, sibuk melayani Tuhan: Raja di atas
segala Raja.
Disini kita melihat yang mereka layani adalah Raja di atas segala
raja, yang telah menunggangi keledai untuk di bawa masuk ke kota Yerusalem,
berarti dibawa masuk di dalam kemuliaan sang Raja.
Pada saat itu mereka berseru; "Hosana bagi Anak Daud,
diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, dalam ayat lain dikatakan;
diberkatilah kerajaan-Nya yang datang dalam nama Tuhan.
Inilah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus, senantiasa
melayani Tuhan, yang notabennya melayani Tuhan Raja di atas segala Raja, bukan
melayani perut, manusia dan berhala.
Kalau melayani perut, manusia dan berhala itu tidak benar.
Tujuan membeli pakaian putih: “Supaya
engkau memakainya” (dipakai).
Keluaran 28:1-4
(28:1). "Engkau harus
menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari
tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan
anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau
membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah engkau
mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh
keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya
jabatan imam bagi-Ku.
(28:4) Inilah pakaian yang
harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya,
serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi
Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Mengenakan pakaian putih berarti wajib untuk melayani Tuhan, tidak
boleh tidak.
Kita harus memegang jabatan imam, layani Tuhan sungguh-sungguh, tidak
salah menerima jabatan di dunia ini tetapi yang nomor satu memegang jabatan
imam, sungguh-sungguh melayani Tuhan dalam kekudusan.
Setiap kali anak-anak Harun masuk Ruangan Suci, mereka terlebih dahulu
membasuh kaki dan tangan mereka = hidup dalam pengudusan.
Dampak positif memakai
pakaian putih: agar jangan kelihatan ketelanjangan yang
memalukan.
Berarti hanya satu cara supaya ketelanjangan yang memalukan itu tidak
terlihat yaitu; layani Tuhan dalam segala kekudusan.
Dunia ini berupaya dengan cara-cara mereka untuk menutupi
ketelanjangan mereka, tetapi ketelanjangan mereka tetap terlihat, Adam dan Hawa
berupaya untuk menutupi ketelajangan mereka dengan menggunakan daun pohon ara,
tetapi seberapa lama daun pohon ara itu bertahan / dapat menutupi ketelanjangan
itu? Cepat atau lambat akan terlihat kembali segala kekurangan, oleh sebab itu
tetap memegang jabatan imam jangan lepaskan.
Maka kalau saya renungkan dulu dalam kebodohan tiga tahun lamanya lari dari panggilan Tuhan, tetapi Tuhan tetap kejar saya.
Jangan gunakan ukuran logika di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
ini, jangan ukur akan apa yang telah engkau berikan di tengah kandang
penggembalaan ini.
Yang ketiga: MEMBELI MINYAK DARI TUHAN.
Keluaran 27:20
(27:20) "Haruslah
kauperintahkan kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak
zaitun tumbuk yang murni untuk lampu, supaya orang dapat memasang lampu agar
tetap menyala.
Disini dikatakan; membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang murni
untuk lampu.
Untuk menghasilkan minyak berarti terlebih dahulu pohon zaitun itu
ditumbuk. Yesus adalah pohon zaitun yang abadi, Dia telah mengalami penumbukan
itu di atas kayu salib untuk memperoleh minyak zaitun yang murni.
Bayarlah harganya, yaitu lewat jiwa yang hancur dan hati yang patah
dan remuk, tidak dipandang hina oleh Tuhan melainkan dipandang mulia oleh
Tuhan.
Mazmur 51:19
(51:19) Korban sembelihan
kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan
Kaupandang hina, ya Allah.
Sekalipun jiwa kita hancur; hati kita patah dan remuk tidak akan dipandang
hina oleh Tuhan.
Yesaya 57:15
(57:15) Sebab beginilah
firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan
Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat
kudus tetapi juga bersama-sama orang
yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang
rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
Lewat jiwa yang hancur dan hati yang patah inilah seseorang mengalami
pengurapan sebab Tuhan bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi
juga bersama-sama orang yang remuk
dan rendah hati.
Belilah minyak dari Tuhan, bayar harganya, dengan jiwa yang hancur dan
hati yang patah dan remuk karena Tuhan, karena ibadah, karena banyaknya
kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, karena banyaknya
pengorbanan = menjadi domba sembelihan.
Tujuan membeli minyak: “Untuk melumas mata.”
Perbandingannya.
Matius 6:22
(6:22) Mata adalah pelita
tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
Mata adalah pelita dari seluruh anggota tubuh, jadi jika mata baik
teranglah seluruh tubuh dan anggota-anggotanya. Jika mata itu baik maka akan berfungsi sedia kala
untuk menjadi pelita, sehingga seluruh anggota tubuh terang.
Maka memang kita harus membeli minyak supaya jangan buta secara
rohani. Buta adalah kegelapan yang paling gelap disitulah tempat dosa
disembunyikan. Jadi jika mata baik / telah dilumasi dengan minyak, maka; tangan,
kaki, mulut, telinga, dan anggota tubuh
yang lain tidak lagi menyembunyikan dosa.
Persamaannya.
Mazmur 119:105
(119:105). Firman-Mu itu
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku, jadi
kemanapun kita berjalan telah diterangi, mampu menghadapi / melewati sandungan-sandungan
yang menghalangi perjalanan rohani kita.
Dunia ini berada di dalam kegelapan karena dosa semakin memuncak.
Tetapi sekalipun dunia gelap kalau mata di lumas dengan minyak itu bagaikan
firman Tuhan menjadi pelita bagi kaki dan terang bagi jalan-jalan yang dilalui,
sehingga walaupun banyak sandungan kita bisa lalui, bersama dengan Tuhan kita
pasti menang.
Lumas mata dengan minyak, tetapi beli / bayar dulu harganya.
Bandingkan dengan....
Matius 6:23
(6:23) jika matamu jahat,
gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa
gelapnya kegelapan itu.
Jika mata jahat maka seluruh tubuh gelap, dan betapa gelapnya
kegelapan itu, tabrak sana dan tabrak sini, pendeknya semua dosa ditabrak.
Bagaimana menghadapi dunia yang keras kalau tidak hidup di dalam firman
pengajaran?
Dengan segala kemurahan dan rahmat-Nya dilimpahkan kepada kita, hancur
hati kita kalau mengingat peristiwa 2015 tahun yang lalu ketika Yesus Kristus disalibkan,
Dia mendoakan kita semua. Dan doa itu berlaku dan berkuasa sampai
selama-lamanya, tentu bagi setiap yang mau menerima pelayanan Imam Besar.
Syarat untuk
menerima nasihat firman.
Wahyu 3:19
(3:19) Barangsiapa
Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Pertama: “Merelakan hati terhadap
setiap tegoran dan hajaran Tuhan.”
Teguran dan hajaran Tuhan itu merupakan / tanda bahwa Tuhan mengasihi
saya dan saudara, tetapi kalau hamba Tuhan hanya melucu dan melawak, adalah
tanda bahwa Allah tidak mengasihi sidang jemaat yang dilayani= jauh dari kasih
karunia.
Kalau gereja Tuhan tidak membutuhkan tegoran dan hajaran, koreksi
firman, sangat disayangkan, itu tanda bahwa Allah tidak mengasihi mereka.
Kalau seorang anak bebas dari ganjaran disebut anak gampangan = lahir
diluar nikah, tidak ada teguran disana.
Kedua: “Bertobatlah.”
Bertobat = berkorban, sebab orang yang bertobat tandanya adalah
pengorbanan.
Kalau dulu, hati pikiran dan perasaan dipuaskan tetapi setelah
bertobat semua dikorbankan, itu syaratnya.
Perhatikan dua syarat ini untuk mampu menerima tiga nasihat di atas
tadi dan akhirnya disini Tuhan berkata (ayat
20); “Lihat, aku berdiri di muka
pintu dan mengetok.”
Diawali dengan himbauan untuk melihat.
Pertanyaannya: Apa yang dilihat? Yaitu; ketika Ia berdiri di muka
pintu dan mengetok..
Kalau disini tidak terlihat secara rinci keberadaan Yesus saat berdiri di
muka pintu dan mengetok tetapi di dalam Kidung
Agung 5:2-6 terlihat dengan jelas dalam dua hal.
- “Rambut / kepala berteteskan
embun malam” = rela menerima kehinaan di atas kayu salib.
Dia yang mulia menjadi hina supaya kita yang hina menjadi mulia, Dia yang benar dijadikan dosa supaya kita yang berdosa menjadi benar.
- “Pada pegangan kancing pintu
berteteskan cairan mur” à darah Yesus yang menetes dari luka-luka-Nya di atas kayu salib.
Ketika darah Yesus tercurah atas kita disitulah terwujud pengampunan terhadap
dosa.
Imamat 1:5
(1:5) Kemudian
haruslah ia menyembelih lembu itu di
hadapan TUHAN, dan anak-anak Harun, imam-imam itu, harus mempersembahkan darah
lembu itu dan menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah
Pertemuan.
Imamat 1:10-11
(1:10) Jikalau persembahannya untuk korban
bakaran adalah dari kambing domba, baik
dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang
tidak bercela.
(1:11) Haruslah ia menyembelihnya pada sisi
mezbah sebelah utara di hadapan TUHAN, lalu haruslah anak-anak Harun, imam-imam
itu, menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.
Imamat 1:14
(1:14) Jikalau persembahannya kepada TUHAN
merupakan korban bakaran dari burung,
haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak
burung merpati.
(1:15) Imam harus membawanya ke mezbah, lalu
memulas kepalanya dan membakarnya di atas mezbah. Darahnya harus ditekan ke
luar pada dinding mezbah.
Korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan,
antara lain;
Yang pertama: Lembu jantan.
Yang kedua: Kambing domba (jantan).
Yang ketiga: Burung (tekukur atau anak merpati).
Tetapi darah dari korban bakaran itu harus disiramkan
pada dinding mezbah = darah Yesus Kristus tercurah atas kita, artinya; dosa
kita telah ditebus oleh darah salib Kristus.
Darah Yesus yang
menetes di atas kayu salib / tercurah bagi kita untuk menebus dosa manusia.
Sekali lagi, tidak henti-hentinya saya ucapkan syukur kepada Tuhan
lebih dari pada itu, lebih dari apa yang kita korbankan, lebih dari hidup kita,
kita tidak pantas bermegah lagi selain mengucap syukur dan berterima kasih
saja.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu,
bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau
emas,
(1:19) melainkan dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang
tak bernoda dan tak bercacat.
Dosa kita telah ditebus bukan dengan barang yang fana, bukan pula
dengan emas dan perak melainkan dengan darah yang mahal yaitu; darah Kristus.
Sekarang dari pihak kita: “Jikalau
ada orang yang mendengar-Ku dan membuka pintu.” Kalimat ini dibagi menjadi
dua bagian.
Yang pertama: Mendengar suara Tuhan =
dengar-dengaran.
Apabila domba-domba tergembala dengan baik akan terlihat dua hal....(Yohanes 10:2-4).
1. Mendengar suara gembala = dengar-dengaran.
2. Mengikuti gembala.
Pendeknya, mendengar suara dan mengikuti gembala, tidak akan pernah
mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan = mengutamakan Tuhan dalam segala
hal.
Yang kedua: “Membuka pintu bagi Dia.” Artinya;
- Tidak keras hati.
- Jangan mempertahankan harga diri.
Selanjutnya, setelah mendengar suara Tuhan dan membuka pintu bagi Dia;
Dia akan masuk mendapatkannya = Tuhan di dalam aku, aku di dalam Dia = ranting
melekat pada pokok anggur (Yohanes 15).
Artinya: ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala.
Bukti adanya persekutuan yang indah:
Tuhan berkata: “Aku makan
bersama-sama dengan dia” (Wahyu 3:20).
Persekutuan ini dimulai dari sekarang, di bumi, lewat ketekunan dalam
tiga macam ibadah pokok, selanjutnya pada saat pesta nikah Anak Domba...(Wahyu 19:6-8). Amin.
Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman
oleh;
Gembala
sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment