IBADAH PENDALAMAN ALKITAB,
19 NOVEMBER 2015
“KITAB MALEAKHI”
Subtema
: PERBUATAN KASIH DARI DOMBA-DOMBA
Shalom…!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari
kitab Maleakhi.
Maleakhi
4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala
seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik
menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman
TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Kalimat
yang mengatakan: “Bahwa sesungguhnya hari
itu datang” Ini menunjuk kedatangan Yesus Kristus pada kali
yang kedua.
Wahyu
19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti
deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7)Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai,
dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan
pengantin-Nya telah siap sedia.
Pada
saat Yesus datang pada kali yang kedua, maka Ia akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Keterangan:
TAMPIL
SEBAGAI RAJA.
Matius
25:31
(25:31)"Apabila
Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan
Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
Perhatikan
kalimat yang mengatakan; “Apabila Anak Manusia
datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia
akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya” = tampil
sebagai Raja à Penghakiman
terkahir.
Matius
25:32
(25:32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di
hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
Lalu
semua bangsa dikumpulkan dihadapan-Nya untuk mengadakan pemisahan, seperti
gembala memisahkan domba dari kambing.
Berbicara
domba berarti berbicara tentang dua hal, yaitu:
Yang
pertama: “Tergembala
dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala.”
Keadaan
bila domba-domba tergembala, dilihat dari Yohanes
10:2-4:
a. Mendengar suara gembala =
dengar-dengaran.
Dengar-dengaran itu di mulai dari bapa jasmani,
meningkat kepada bapa rohani dan yang terakhir kepada Bapa di Sorga.
Kalau dengar-dengaran berarti; tidak mendengar suara
asing, itulah suara daging dan suara
Setan.
Keuntungan
kalau dengar-dengaran;
-
“Gembala
memanggil domba-dombanya masing-masing menurut nama” = dikenal = tertulis dalam kehidupan Anak Domba = terdaftar dalam
kerajaan sorga.
Saudaraku, pekerjaan kita sekarang adalah bagaimana caranya
supaya dosa kejahatan dan dosa kenajisan dihapus dari segala kitab-kitab,
supaya nama ditulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba = terdaftar di sorga.
Saya sebagai gembala rindu untuk mengenal kawanan domba
dalam kandang penggembalaan ini. Jangan sampai dalam kandang penggembalaan ini,
saat beribadah dan melayani seperti malaikat, baik perkataan dan perbuatan, tetapi
di luar tidak seperti malaikat, masih ada rasa terhadap daging, masih mendengar
suara Setan itulah roh jahat dan roh najis.
-
“Menuntunnya
keluar.”
Jadi domba-domba tidak hanya berada dalam kandang penggembalaan,
tetapi harus dituntun keluar.
Tujuannya; supaya terwujud persekutuan tubuh Kristus.
Tubuh terdiri dari banyak anggota ada tangan, kaki,
mata, hidung, mulut dan lain sebagainya, tetapi kalau kita dituntun keluar, maka
akan terwujud pembangunan tubuh Kristus, jadi tidak boleh di dalam saja, tidak boleh
menggemukkan diri.
Oleh sebab itu, dengan segala jerih payah kita membawa Firman
Pengajaran Mempelai ini keluar, sudah di mulai dari media cetak / majalah
kemudian media electronic, via internet, sudah diupayakan. Dan sudah banyak anak-anak
Tuhan dalam dan luar negeri mengikuti firman penggembalan dari GPT “Betania” Serang
dan Cilegon.
Tanggal 28 Desemeber 2015 jika Tuhan ijinkan, kita dipercayakan
untuk melayani 50 hamba Tuhan berarti 50 gereja di Binjai. Kalau kita keluar
berarti terwujud persekutuan tubuh Kristus, di mulai dari antar penggembalaan, antar
gereja / antar denominasi, sampai nanti bangsa kafir bersatu dengan bangsa
Israel, bersifat international.
Itu sebabnya dalam Wahyu
19:6-9 semua bangsa berdiri dihadapan-Nya dari empat penjuru bumi dan
bunyinya seperti desau air bah katanya; “Haleluyah”
itu bukti bahwa terwujudnya pembangunan tubuh Kristus / kesatuan tubuh Kristus.
Kalau tidak terbentuk kesatuan tubuh Kristus, terlihat
dari suara yang keluar dari mulut; orang yang satu bilang A yang lain bilang B,
itu tanda tidak terwujud kesatuan tubuh Kritus.
Kalau Tuhan percayakan saya membawa firman pengajaran
ini ke Medan, maka kita juga harus satu suara. Satu suara berarti; sehati
sepikir, sepenanggung, sependeritaan.
b. Mengikuti gembala.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh Firman
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kemana saja kita dibawa ikuti
saja. Hari – hari ini adalah kegerakan Roh Kudus hujan akhir, jangan keraskan
hati.
Alasan
mengikuti gembala:
Yohanes 10:4
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan
mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
“Domba-domba
mengenal suara gembala” suara asing tidak dikenal
domba-domba.
Kita mengenal suara firman penggembalaan yang akan
membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna itulah Firman
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Kalau suara asing tidak kita kenal karena arahnya tidak
jelas, kalau Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel kita kenal, membawa
kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai
wanita Tuhan. Sama halnya seperti Yesus berkata kepada binatang, itulah
nabi-nabi palsu, pada akhirnya tidak dikenal…(Matius 7:21-23).
berbicara domba, berarti berbicara
tentang dua hal, yaitu;
Yang
kedua:
Ibadah dan pelayanan, sebab domba-domba disebut dengan domba sembelihan…(Mazmur 51:19). Domba semebelihan =
mempersembahkan korban, inilah tugas dari pada imam-imam.
1
Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai
batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah.
Tugas
imamat rajani adalah: Untuk
mempersembahkan persembahan rohani = melayani Tuhan di dalam kekudusan. Inilah
alasan Sang Raja sehingga domba-domba dipisahkan dari kambing.
Kita
bersyukur kepada Tuhan sehingga kita mengerti kenapa Sang Raja memisahkan domba-domba
dari kambing.
Saudaraku,
kalau tergembala maka domba-domba bukan saja terpisah dari tabiat kambing
tetapi juga terpisah dari, antara lain;
-
Dunia
dengan segala arusnya yang menyeret dan menenggelamkan kerohanian anak-anak
Tuhan sampai akhirnya mengalami kematian rohani.
Untuk
kesekian kali saya sampaikan; andai kata saya tidak tergembala dengan baik
dihadapan Tuhan saya sudah terseret oleh dunia dengan segala arus pengaruhnya.
Jangan coba-coba, jangan main-main terhadap dunia, di dalam dunia hanya ada;
keinginan mata, keinginan daging dan segala keangkuhan hidup. Dunia berlomba-lomba untuk menyombongkan
diri bukan berlomba-lomba untuk merendahkan diri.
-
Daging
dengan segala hawa nafus dan keinginannya.
Ada
15 tabiat daging dalam Galatia 5:19-21.
-
Terpisah dari Setan yaitu; roh jahat dan roh najis, sehingga dengan demikian terlepas
dari penindasan, sebab seseorang akan tertindas oleh dosa kejahatan dan
kenajisan.
Bandingkan
dengan kambing, tabiatnya antara lain:
-
Menanduk
gembala = memberontak = dikuasai roh pendurhakaan.
-
Liar,
tidak tergembala.
-
Bersuara
(mengembek) = hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
-
Menginjak
– injak rumput makanannya = tidak menghargai firman
penggembalaan.
Jangan
pertahankan tabiat ini, tidak baik, merugikan kerohanian saudara, merugikan orang-orang
yang ada disekitar saudara dan penggembalaan ini, merugikan segala sesuatu.
Malam
ini tidak ada kesempatan untuk membicarakan mengenai kambing lebih jauh, selain
membicarakan tentang domba-domba.
Matius
25:33
(25:33) dan
Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di
sebelah kiri-Nya.
Selanjutnya,
sang Raja menempatkan domba-domba disebelah kanan-Nya, sedangkan kambing-kambing
disebelah kiri-Nya.
Kanan
artinya;
-
Mengalami penyucian dosa (Ibrani 10:3).
-
Berada dalam kesempurnaan seperti Abraham memilih
tanah Kanaan (Kejadian 13:11-13).
-
Dibela dan diberkati oleh Tuhan.
Mari
kita lihat pembelaan dan berkat yang diterima itu..
Matius
25:34
(25:34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang
di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Menerima
kerajaan sorga yang telah disediakan bagi domba-domba, sejak dunia dijadikan.
Kejadian
2:8
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di
Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya
itu.
Kata
“selanjutnya” menunjukkan setelah
Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya (Kejadian 1:1-31).
Kemudian,
setelah Tuhan menjadikan langit dan bumi dengan firman-Nya, maka Tuhan membuat taman di Eden di sebelah
Timur dan di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuknya itu, untuk
menikmati berkat-berkat Tuhan.
Kejadian
2:9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang
menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah
taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Manusia
yang dibentuknya itu selanjutnya menikmati pohon dari bumi, antara lain:
Pertama: “Pohon yang menarik dan yang baik untuk
dimakan buahnya” = zaman Allah Roh
kudus.
Arti
rohaninya; dengan bebas Roh Kudus berkarya dalam kehidupan seseorang = Roh Kudus
mengurapi.
Tabiat
Roh Kudus: (1) Menolong, (2) Menyertai, (3) Menghibur, (4) Mengajarkan, (5)
Mengingatkan, (6) Menginsafkan, (7) Mempimpin dalam seluruh kebenaran.
Kedua: “Menikmati buah pohon kehidupan” = zaman Allah anak.
Artinya;
dengan bebas firman Allah menggarap, mengerjakan hati kita.
Ketiga: “Buah pengetahuan tentang yang baik dan yang
jahat” = zaman taurat.
Zaman
Taurat; mengerti yang baik tetapi juga mengerti yang jahat, sehingga tidak
sempurna di dalam perbuatan kebenaran dan tidak sempurna di dalam perbuatan
kasih.
Saudaraku,
kalau bekerja jangan setengah-setengah, kalau setengah-setengah berarti berada
di bawah hukum Taurat; tidak sempurna dalam kebenaran dan tidak sempurna dalam
perbuatan kasih.
Kejadian
2:15-17
(2:15) TUHAN Allah mengambil
manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan
memelihara taman itu.
(2:16) Lalu TUHAN Allah
memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh
kaumakan buahnya dengan bebas,
(2:17) tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
“Semua pohon dalam taman Eden
boleh dimakan buahnya denan bebas” antara lain; dengan
bebas Roh Kudus menguasai seseorang, kemudian dengan bebas firman Allah
menggarap dan mengerjakan hati kita. Sebaliknya, “buah pengetahuan tentang yang baik dan jahat jangan di makan buahnya”, supaya
tidak berada di bawah hukum Taurat. Jangan berada di bawah hukum Taurat supaya
kita sempurna di dalam perbuatan-perbuatan kasih dan perbuatan baik, dan ini
harus dipelihara dan diusahakan, karena manusia dibentuk tujuannya hanya untuk mengusahakan
dan memlihara taman Eden.
Inilah
berkat yang diterima oleh domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan-Nya, harus
dipelihara dan diusahakan, seperti memelihara dan menjaga taman hati kita, sebab
dari sanalah terpancar kehidupan itu.
Praktek untuk menjadi
domba-domba secara nyata di dalam hidup.
Matius
25:35-36
(25:35)
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi
Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
(25:36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku
pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku.
Domba-domba
melakukan enam perbuatan kasih, antara lain;
-
“Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku
makan” = memberi makan orang yang lapar.
-
“Ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum”
= memberi minum orang yang haus.
-
“Ketika Aku seorang asing, kamu memberi
Aku tumpangan” = memberi tumpangan kepada orang asing.
- “Ketika Aku telanjang, kamu memberi
Aku pakaian” = memberi pakaian kepada orang telanjang.
-
“Ketika Aku sakit, kamu melawat Aku” =
memperhatikan orang sakit.
- “Ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku” = mengunjungi
orang yang ketika berada di penjara.
Inilah
perbuatan kasih itu dan semua perbuatan kasih ini diakui oleh sang Raja, jadi
bukan diakui dihadapan manusia saja, sebab ketika kita mengasihi Tuhan, berarti
kita juga mampu mengasihi sesama.
Seringkali
perbuatan kasih, perbuatan baik yang kita lakukan, semua itu supaya dilihat
manusia, dalam hal ini Tuhan tidak akan akui, berarti kita dapat simpulkan;
domba-domba di sebelah kanan ini seperti tangan kanan memberi tetapi tangan
kiri tidak melihat, maka Tuhan yang berada di tempat tersembunyi membalaskannya
terhadap domba-domba. Itu sebabnya sang Raja tidak ragu-ragu dan berkata kepada
domba-domba itu terimalah kerjaan sorga yang telah ada sebelum dunia dijadikan.
Biarlah segala perbuatan kasih itu diakui oleh Sang Raja, bukan untuk diakui
manusia.
Kita
melayani Tuhan, mempersembahkan waktu, tenaga, bahkan materi sekalipun hanya
untuk Tuhan, jangan gunakan trik dan intrik, seolah-olah memperhatikan pekerjaan Tuhan,
padahal tidak, kalau ada yang seperti itu minta ampun, biar Sang Raja saja yang
mengakui, tidak perlu kita pamer.
Saya
tidak bosan mengatakan; berkali–kali saya melakukan sesuatu yang tidak diketahui
sidang jemaat dan seringkali saya memberi dari kekurangan sekalipun ia bukan
anggota jemaat, saya tetap perhatikan, apalagi kalau sidang jemaat.
Matius
25:37-39
(25:37) Maka orang-orang
benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau
lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
(25:38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang
asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi
Engkau pakaian?
Enam perbuatan kasih
dibagi menjadi tiga bagian.
Pertama: “Memberi makan dan minum orang yang lapar
dan haus” = kebenaran.
Kebenaran
yang sejati hanya terletak pada salib Kristus di luar salib tidak ada lagi =
tabiat Anak Allah.
Kedua: “Memberi tumpangan kepada orang asing dan
memberi pakaian kepada orang yang telanjang” = kasih,
tabiat dari Allah Bapa.
Saudaraku,
kiranya ketika kita mengasihi Tuhan dan sesama itu menjadi tabiat, jadi bukan
karena ikut-ikutan, bukan untuk pamer-pamer.
Ketiga: “Mengunjungi orang yang sakit dan orang yang
berada dalam penjara” = pekerjaan Roh Kudus.
Saudaraku,
orang yang sakit dikunjungi pasti senang, juga orang yang terpenjara / terbelenggu
dalam dosa kalau dikunjungi pasti senang, berada di dalam penjara berarti;
tidak bebas, terpenjara, terbelenggu dalam dosa, mengunjungi itu adalah
pekerjaan Roh Kudus.
Biarlah
pekerjaan Roh Kudus ini menjadi tabiat, kebiasaan kita, yang tidak perlu
dipamerkan kepada orang lain.
Kebenaran
harusnya menjadi tabiat, kasih juga harus menjadi tabiat, pekerjaan Roh Kudus
juga harus menjadi tabiat = kebiasaan baik.
Matius
25:42
(25:42) Sebab ketika Aku lapar, kamu
tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
Domba-domba
yang ditempatkan di sebelah kanan itu melakukan enam perbuatan kasih kepada
salah seorang yang paling hina / paling lemah.
Pertanyaannya:
Siapakah orang yang paling hina/yang
paling lemah itu?
Yesaya
53:2-3
(53:2) Sebagai taruk ia
tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan
dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak,
sehingga kita menginginkannya.
(53:3) Ia dihina dan
dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita
kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan
bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
Hamba
Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan rela menderita.
Jadi
salah seorang yang paling hina adalah hamba Tuhan, bukan orang miskin di luaran
sana, bukan orang yang menderita karena kesalahan, jangan salah mengerti.
Yang
sudah tergembala 10 tahun lebih, 7 tahun lebih, 5 tahun lebih, saya kira tidak
salah saya mengatakan; bukan satu dua kali saya harus menanggung pemberontakan
ketika sudara dikoreksi, beratus-ratus kali saya tanggung, baik pemberontakan secara
langsung, baik sikap perbuatan dihati dan pikiran.
Sekalipun
demikain, saya harus tetap sabar dengan segala pengajaran, dan akhirnya tertolong
dan lepas dari segala tabiat daging, terlepas dari segala kekerasan, emosi, amarah
karena dikoreksi, terlepas dari persungutan dan kebodohan. Namun sekalipun
demikian, belum sebanding dengan apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas
kayu salib. Bahkan karena kenajisanmu juga saya menderita. Kalau mengerti apa
yang saya sampaikan ini, malam ini engkau harus menangis.
Jangan
merasa diri sudah berkorban, sebab kalau diukur, dengan segala apa yang telah
kita perbuat itu belum ada apa-apanya dihadapan Tuhan. Sebab itu; kebenaran, kasih dan Roh Kudus
harus menjadi tabiat.
Hamba
Tuhan yang menderita:
Pertama: “Ia
dihina.”
Dalam
hal ini berarti…
- “Dihindari orang” berarti ditolak, tidak
diakui. Kalau dihindari, ditolak itu sakit.
- “Seorang yang penuh kesengsaraan.”
- “Biasa menderita kesakitan”= orang yang
sabar.
Kedua: “Ia
sangat dihina.”
Dalam hal ini berarti…
- “Orang
menutup muka terhadap dia”, berarti dianggap kecil.
- “Tidak
masuk hitungan.”
Bayangkan, sebagai seorang hamba Tuhan
Dia telah melayani Bapa disorga, melakukan kehendak Allah Bapa, menyelesaikan
pekerjaan Allah Bapa yang mengutus Dia, tetapi tetap saja orang menutup muka terhadap
Dia. Kebenaran, kasih, Roh Kudus sudah menjadi tabiat-Nya, tetapi di sini kita
lihat; “orang menutup muka terhadap Dia”,
kemudian tidak masuk hitungan.
Andai saja ada perbuatan baik dari
orang lain, niscaya pasti kita mengucapkan terimakasih. Tetapi, ini bukan saja perbuatan
baik bahkan lebih dari perbuatan baik.
Lukas 22:24-26
(22:24) Terjadilah juga
pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar
di antara mereka.
(22:25)Yesus berkata kepada
mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang
yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah
demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang
paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Orang yang melayani ukuran dunia.
-
"Raja-raja bangsa-bangsa memerintah
rakyat mereka”
-
“Orang-orang yang menjalankan kuasa atas
mereka disebut pelindung-pelindung.”
Bandingkan dengan seseorang yang melayani
di dalam Tuhan.
-
“Yang terbesar
di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.”
Muda dalam arti biasa
minim pengalaman, berarti senantiasa mau belajara dan mau diajar.
-
“Pemimpim sebagai pelayanan.”
Pelayan Tuhan = hamba Tuhan, dalam bahasa Yunani dulos,
artinya; tidak mempunyai hak atas diri sendiri selain tuannya.
Jadilah yang terbesar di dalam
kerajaan sorga, jangan di bumi supaya jangan selalu merasa besar, jangan hanya
menjadi pemimpin, tetapi tidak terpimpin. Inilah hamba Tuhan sampai ia dihina
dan sangat dihina.
Matius
11:11
(11:11) Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan
tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun
yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Yohanes
pembaptis sebagai utusan Tuhan / hamba Tuhan mau menjadi kecil.
Kita
lihat pengakuannya dalam…
Yohanes
3:30
Sebagai
seorang hamba Tuhan perkataan yang keluar dari mulut: “Ia harus semakin besar tetapi aku harus semakn kecil.”
Luruskanlah
jalan bagi Dia, bawa orang kepada-Nya. Ini harus menjadi syarat dasar dari seorang hamba Tuhan.
Bukti
bahwa Tuhan besar di dalam diri kita masing-masing adalah: Kita mau menjadi
kecil.
Saya
sedih sekali kalau sidang jemaat tidak mengerti enam perbuatan kasih, tetapi
untuk dunia nomor satu dia lakukan, untuk saudara, tentangga kanan dan kiri dia
lakukan, saya tidak habis pikir.
Sebab
itu saya selau menghimbau sidang jemaat; saudara seiman pertama-tama orang
Kristen, lebih dalam lagi saudara–saudara dalam kandang penggembalaan, itu dulu
nomor satu. Kalau gembala sejahtera, sidang jemaat juga sejahtera.
Contoh
kecil: Dalam keadaan tidak bertenaga, cuci dulu mobil ini; saya sudah sejahtera
sedikit.
Kalau
saya sejahtera, sidang jemaat sejahtera, tidak ada berkat datang dari bawah ke
atas, yang benar; dari atas ke bawah; dari Allah turun ke suami, turun ke isteri
barulah anak.
Lukas
9:48
(9:48) dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa
menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut
Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu
sekalian, dialah yang terbesar."
Barangsiapa
mau menjadi kecil karena nama Tuhan = terbesar dalam kerajaan Sorga.
Jadi
tidak ada artinya besar di bumi tetapi kecil di sorga. Sambutlah Dia berarti
mau mejadi kecil dengan segala enam perbuatan kasih di atas tadi.
Perlui diketahui:
Amsal
19:17
(19:17) Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang
lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.
Melakukan
enam perbuatan kasih kepada salah seorang yang paling hina = memiutangi Tuhan.
Kalau
saya yang berhutang, saya akan membayar hutang itu sesuai hutang saya.
Tetpai
kalau Tuhan yang dipiutangai, Dia akan membalas lebih dari apa yang kita perbuat.
Jadi
tidak usah pakai logika untuk melakukan belas kasih kepada orang yang paling
hina, berhitung-hitung, tidak usah terlalu panjang kali lebar, itu yang membuat
saudara tidak sempurna dalam kasih. Kiranya kita dapat melakukan enam perkara
kasih. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment