IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 NOVEMBER 2015
“KITAB
KOLOSE”
(seri 63)
(seri 63)
Subtema
: PENUH
KEMULIAAN
Shalom…!!!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa
Penyembahan.
Segera
kita perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
rasul Paulus yang dikirim kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose
1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat yang harus kita perhatikan pada ayat ini:
“Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang yang tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala kefasikan mereka.
Mereka
itu memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari perbuatan yang
jahat.
Pendeknya;
setiap perbuatan jahat menunjukkan bahwa mereka memusuhi Allah di dalam hati
dan pikiran.
Lebih
jauh kita memperhatikan…
Efesus
2:11-12
(2:11). Karena itu
ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu
kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah berarti; “tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah
di dalam dunia” = binasa.
Efesus 2:1
(2:1).
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Upah dosa adalah maut, itu akan dialami oleh
orang-orang yang jauh dari Allah.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di
dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa
kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab
terjadinya dosa, antara lain;
-
Mengikuti
jalan dunia ini.
-
Mentaati
penguasa kerajaan angkasa.
-
Menuruti hawa
nafsu daging dan menuruti kehendak
daging.
Keterangan:
Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Pertanyaannya:
Siapakah mereka itu?
Mereka
adalah orang-orang yang sedang dikuasai oleh roh pendurhakaan = memberontak kepada Allah.
Mari kita lihat contoh kasus...
Bilangan 21:4-5
(21:4) Setelah mereka
berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi
tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
(21:5) Lalu mereka
berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar
dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti
dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
“Bangsa
Israel berkata-kata melawan Allah dan Musa” = memberontak kepada Allah dan Musa = dikuasai roh pendurhakaan.
Penyebabnya adalah; “tidak ada roti, tidak ada air” = kuatir soal makanan dan minuman.
Matius 6:25
(6:25) "Karena itu
Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian?
Hidup
itu lebih penting dari makanan dan minuman, jadi jangan diputar balik. Bagi
orang yang tidak mengerti firman Tuhan seringkali makanan dan minuman itu lebih
penting, sehingga mereka jauh dari Tuhan, jauh dari ibadah dan pelayanan.
Bukti bahwa hidup itu
lebih penting dari makanan dan minuman.
Ulangan
8:2-3
(8:2) Ingatlah kepada
seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun
selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai
engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau
berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan
hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak
kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau
mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari
segala yang diucapkan TUHAN.
Atas
kehendak Allah, membiarkan bangsa Israel lapar selama 40 tahun di padang gurun.
Padang gurun à jalan salib.
Jalan salib harus dipikul
oleh setiap orang, itulah kebenaran yang sejati.
Kemudian,
“Dalam keadaan lapar, bangsa Isarel
diberi makan manna yang tidak mereka kenal.”
Jadi,
dalam keadaan lapar, Allah tidak memberikan mereka makan roti makanan, maksud
dan tujuannya ialah: Untuk membuat
mereka mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup
dari segala yang diucapkan Tuhan.
Manna à firman Allah = perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Matius 4:2
(4:2) Dan setelah berpuasa
empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
“Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya
laparlah Yesus.”
Di atas tadi kita juga telah melihat, Allah membiarkan bangsa Israel mengalami
kelaparan yang hebat selama 40 tahun di padang gurun.
Matius 4:3
(4:3)
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak
Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Kemudian ular berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah
supaya batu-batu ini menjadi roti."
Dalam hal ini, ular sangat mengerti bahwa Yesus
Kristus dalam keadaan lapar yang hebat, setelah berpuasa 40 hari 40 malam. Pendeknya,
ular mencobai Yesus Kristus, memanfaatkan situasi, kondisi yang ada.
Matius 4:4
(4:4)
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Perkataan ini menunjukkan bahwa Yesus berpegang
teguh pada firman Allah sampai firman itu mendarah daging = hidup oleh karena
firman Allah.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran.
Kalimat “Firman
itu telah menjadi manusia” = firman telah mendarah daging.
Pada saat firman itu mendarah daging / hidup oleh
karena firman Allah, maka terlihatlah kemuliaan Allah, yaitu;
YANG
PERTAMA:“Penuh kasih karunia.”
Yohanes 1:16
(1:16) Karena dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
Dari kepenuhan Yesus Kristuslah kita semua
menerima kasih karunia demi kasih karunia.
Kita mendengar firman untuk dilakukan sampai
mendarah daging, pada saat mendarah daging maka terlihatlah kemuliaan Allah
antara lain; penuh kasih karunia.
Pendeknya, dari kepenuhan Yesus Kristuslah kita
semua menerima kasih karunia demi kasih karunia.
Kita hidup dalam zaman kemurahan ini karena Yesus
Kristus, kita layak melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah dalam kandang
penggembalaan ini, karena kasih karunia.
Yohanes 1:17
(1:17) sebab hukum Taurat
diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus.
Salah satu kasih karunia yang paling mendasar
yang telah dirasakan oleh anak-anak Tuhan / orang-orang percaya adalah: dibebaskan/dilepaskan dari hukum Taurat.
Dulu ketika kita berada di bawah hukum Taurat
jauh dari kebenaran, melakukan segala sesuatu menurut kehendak sendiri, hidup
di dalam kebenaran diri sendiri, tanpa meminta petunjuk dari Tuhan, tidak
dengar-dengaran / tidak mau mendengar suara gembala.
Sejenak
kita lihat hukum Taurat:
-
Matius 5:38
(5:38)
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Salah satu hukum Taurat ialah: “Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.”
Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan =
orang yang berbuat salah tidak luput dari hukuman = binasa.
Pendeknya; tidak
sempurna di dalam kebenaran.
-
Matius 5:43
(5:43) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah
sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Hukum Taurat yang lain: “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.”
Artinya; mengasihi orang yang mengasihi, tetapi
membenci musuh, yaitu; orang yang menyakiti.
Pendeknya; tidak
sempurna dalam kasih.
Kesimpulannya: Orang yang hidup di bawah hukum
Taurat tidak sempurna dalam kebenaran dan kasih = tidak memperoleh keselamatan.
Ibarani 8:7
(8:7) Sebab, sekiranya
perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk
yang kedua.
“Sekiranya
perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk
yang kedua”
-
Perjanjian pertama
à hukum
Taurat.
-
Tempat untuk
yang kedua / perjanjian kedua (perjanjian baru) à kasih karunia.
Ibrani 8:8-9
(8:8) Sebab Ia menegor
mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya,"
demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum
Israel dan dengan kaum Yehuda,
(8:9) bukan seperti
perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku
memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab
mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian
firman Tuhan.
Di sini kita melihat Tuhan membuat perjanjian
yang baru / perjanjian yang kedua, karena mereka tidak setia pada perjanjian
yang pertama, sehingga Tuhan menolak mereka.
Ibrani 8:10
(8:10) "Maka inilah
perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,"
demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi
mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka
dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Tuhan mengadakan perjanjian yang baru = kasih
karunia, antara lain:
A.
“Menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka”= Pembaharuan
akal budi.
Roma 12:2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Ketika terjadi pembaharuan
akal budi kita dapat membedakan manakah kehendak Allah: “apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”,
sehingga lewat pembaharuan akal budi kita dapat memisahkan diri dari pengaruh dunia
ini.
Dulu ketika firman Allah
belum ditulis di dahi kita, dengan kata lain belum terjadi pembaharuan akal
budi, kita tidak dapat memisahkan diri dari dunia ini. Tetapi puji Tuhan, setelah
mengalami pembarahuan akal budi, cara pikiran dan sudut pandang dirubah, kita
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna.
Ketika belum terjadi
pembaharuan akal budi, kita hanya bisa menyukakan hati manusia, sekalipun hati
Tuhan disakiti, tetapi sekarang banyak pengertian-pengertian dari firman Tuhan
yang kita peroleh. Jadi bukan karena gagah kuat dan hebat kita, tetapi karena
terjadi pembaharuan akal budi, cara berpikir / mainset sudah dirubah oleh
Tuhan, itu tanda firman Tuhan sudah ditulis di dahi, bukan dengan tinta tetapi
dengan Roh Kudus. Kalau firman Allah dimeteraikan didahi oleh Roh Kudus tidak
dapat dihapus oleh apapun, sekalipun ada ancaman.
B.
“Menuliskannya
dalam hati mereka” = Pembaharuan manusia batiniah.
2 Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi
meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.
Ketika terjadi pembaharuan
manusia batiniah, maka terlihat dengan jelas; segala sesuatu yang sifatnya
lahiriah merosot, termasuk tidak lagi bermegah atas diri sendiri, sebaliknya
kalau manusia lahiriah menonjol, maka manusia batiniah akan merosot.
Rasul Paulus secara
lahirah semakin merosot, dikecilkan, dihina, tetapi sekalipun demikian ia tidak
tawar hati, di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan, dia tetap
memberi rasa, tetap menjadi garam di tengah-tengah dunia ini, termasuk kepada sidang
jemaat yang ada di Asia kecil. Dia juga menjadi garam terhadap anak-anak rohaninya,
dimulai dari Timotius, Titus, Filemon dan lain-lain.
Ibrani 8:10
(8:10) "Maka inilah
perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,"
demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi
mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka
dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Ketika
terjadi pembaharuan akal budi dan pembaharuan manusia batiniah, itu adalah tanda bahwa mereka mengenal Allah dengan
sempuran, itulah umat Tuhan.
Umat
Tuhan harus mengenal Tuhan dengan sempurna, kalau umat Tuhan tidak mengenal
Tuhan, dia bukan umat Tuhan = orang-orang yang jauh dari Tuhan.
Ibrani 8:11
(8:11) Dan mereka tidak
akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan:
Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
Keuntungan
kalau mengenal Tuhan, tidak perlu lagi susah-susah untuk diajar = penuh dengan
Roh Kudus, karena Roh Kudus itu sifatnya mengajar. Itu sebabnya, kalau seseorang dipenuhkan Roh
Kudus, ia tidak perlu lagi diajar orang lain sebab Roh Kudus itu sendiri
mengajarkan dia, Roh Kudus tidak pernah salah mengajar dan ajarannya tidak ada
dusta. Berbeda dengan seorang guru, sekali waktu bisa salah, bahkan seorang
pendetapun sekali waktu bisa salah.
Itulah
tanda seseorang penuh Roh Kudus.
Ibrani
8:12
(8:12)
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi
mengingat dosa-dosa mereka."
Tuhan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan
mereka = tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka = kasih karunia.
Kita boleh ada, menghadap takhta kasih karunia
lewat Ibadah Doa Penyembahan pada malam ini, itu semua karena belas kasih
Tuhan, kalau tidak, kita jauh dari Tuhan = gersang.
Saudaraku, pada waktu Musa lahir banyak bayi-bayi
orang Ibrani mati, tetapi bayi Musa terluput dari ancaman maut, karena belas
kasihan.
Ibrani
8:13
(8:13)
Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang
pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi
tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Perjanjian
yang pertama = perjanjian yang sudah tua dan itu sudah usang, dekat dengan
kemusnahan, artinya: Setiap orang yang masih mempertahankan cara hidup yang
lama, yang pertama / berada di bawah hukum Taurat akan binasa.
Ciri-ciri
hidup dalam kasih karunia.
Ibrani
10:8-9
(10:8) Di atas Ia berkata:
"Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak
Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun
dipersembahkan menurut hukum Taurat--.
(10:9) Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Berada dalam kasih karunia berarti; melakukan
kehendak Allah yaitu; gulungan kitab = firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan.
Tujuannya: “Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua” = lepas dari hukum
Taurat dan dari ibadah lahiriah.
Ibrani 10:10
(10:10) Dan karena
kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh
persembahan tubuh Yesus Kristus.
Kita telah dikuduskan karena melakukan kehendak Allah (gulungan
kitab).
Jadi kalau kita dapat mempertahankan kesucian, semua karena kasih
karunia Allah.
Pada saat firman itu mendarah daging / hidup oleh
karena firman Allah, maka terlihatlah kemuliaan Allah, yaitu;
YANG
KEDUA:“Penuh
dengan kebenaran.”
Matius 4:5-11
(4:5) Kemudian Iblis
membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab
ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan
mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada
batu."
(4:7) Yesus berkata
kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah
Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
(4:11) Lalu Iblis
meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Kebenaran
yang dimaksud antara lain.
A.
“Yesus berada di bubungan Bait Allah” = berada di tempat yang tinggi = hidup suci.
Wahyu 1:5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja
bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari
dosa kita oleh darah-Nya--
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu
kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan
kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Oleh darah
Anak Domba kita dilepaskan dari dosa, selanjutnya Ia membuat kita menjadi suatu
kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah = berada
di tempat yang tinggi.
Imam-imam yang
melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh dalam kandang
penggembalaan = berada di tempat yang tinggi, dipermuliakan oleh Tuhan, sebab
itu mereka berkata: “Bagi Dialah
kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.”
Kemudian, pada
saat Yesus berada di tempat yang tinggi, Ia tidak mau menjatuhkan diri-Nya =
mempertahankan kesucian, inilah kebenaran itu.
Semakin tinggi
keberadaan / posisi seseorang, maka angin juga akan semakin kuat untuk
menggoncang kedudukan yang tinggi.
Kalau seseorang
mengerti firman Allah dan akhirnya merasa diri bisa = mulai digoyahkan /
digeser oleh angin-angin ajaran palsu.
Oleh sebab itu
hargai tempat yang tinggi, hargai kemurahan Tuhan supaya kita tetap
mempertahankan kebenaran yang datang dari Tuhan.
Perlu diketahui;
apabila seseorang jatuh dalam berbagai-bagai dosa kejahatan, jatuh dalam dosa
kenajisan, tidak seorangpun yang sanggup menatang, menolong, termasuk
malaikat-malaikat, tidak sanggup menatangnya, kecuali darah Anak Domba.
Yesus berkata
kepada ular: "Ada pula tertulis:
Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Saudaraku, hati-hati
kalau sudah berada di tempat tinggi, jangan mencobai Tuhan dengan barbagai hal,
kalau sudah tahu itu tidak baik segera menyingkir. Kalau sudah mulai merasakan
dekat dengan kejahatan dan kenajisan tinggalkan, jangan cobai Tuhan, supaya
tetap hidup di dalam kesucian.
B. “Beribadah, berbakti,
menyembah hanya kepada Tuhan Allah”, ini adalah
kebenaran sekalipun Setan menunjukkan kerajaan dunia serta kemegahannya.
Di atas tadi sudah saya katakan; banyak orang
Kristen, bagi mereka makanan dan minuman seolah-olah lebih penting dari hidup,
itu sebabnya hanya karena sesuap nasi, sepiring sop kacang merah seseorang
meninggalkan ibadah dan pelayanannya. Justru seharusnya dihari-hari terakhir
ini kita memburu, mendekat kepada kasih karunia, jangan seperti Esau memburu
daging.
Yesus berkata:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti!"
Saudaraku, di atas gunung Tuhan segalanya
tersedia, itu sebabnya sebutan lain dari Tuhan adalah Yehova Zireh artinya;
Allah yang menyediakan.
Ketika Abraham hendak menyembelih Ishak, anaknya,
sebagai korban bakaran, Tuhan segera menggantikannya dengan seekor kambing
domba jantan yang tanduknya tersangkut pada semak duri.
Kalau kita beribadah kepada Tuhan, menyembah
kepada Tuhan, berada di gunung Tuhan, segalanya tersedia. Tidak perlu kita
menyembah Setan hanya untuk memperoleh dunia dan kemegahannya. Jangan sampai
pikiran dan hati kita dibutakan oleh ilah zaman, tetapi tetaplah berpegang
kepada firman Allah, hanya kepada Dia saja kita beribadah, berbakti.
Ulangan
6:12-13
(6:12) maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau
melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah
perbudakan.
(6:13) Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu;
kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau
bersumpah.
Hanya kepada
Dialah kita beribadah, hanya Tuhan Allahlah yang harus kita sembah, tanda kita
takut pada Tuhan.
Takut Tuhan =
membenci segala kejahatan.
Ulangan 6:14
(6:14) Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari
antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu,
Kalau orang
lain sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan urusannya, sibuk dengan segala
urusan yang ada di dunia ini, jangan ikuti, tetap menyembah kepada Tuhan, beribadah
kepada Tuhan.
Ulangan 6:15-16
(6:15) sebab TUHAN,
Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit
murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka
bumi.
(6:16) Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu,
seperti kamu mencobai Dia di Masa.
Kebenaran A: Jangan mencobai Tuhan Allahmu, seperti bangsa Israel
mencobai Tuhan di Masa dan di Meriba.
Kebenaran B: Hanya kepada Tuhan kita beribadah dan berbakti, sekalipun
orang-orang disekitar kita sibuk dengan berhala-berhala mereka, sibuk dengan
urusan, pekerjaan, tetapi biarlah kita berbakti hanya kepada Tuhan = menyembah Allah
yang hidup. Dengan demikian kita penuh dengan kasih karunia dan kebenaran. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment