IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 5 JANUARI
2016
“KITAB
KOLOSE”
(SERI 67)
Subtema
: TANPA
PENYEMBAHAN TIDAK DAPAT MENGUASAI HATI
Shalom…!!!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan untuk yang pertama kali (ibadah
sulung) di tahun 2016.
Segera
kita perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
rasul Paulus yang dikirim kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose
1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat
yang harus kita perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah.”
Ini
menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang-orang yang tidak
bersunat.
-
Orang fasik dengan segala
kefasikan mereka.
Mereka
itu memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari setiap
perbuatan yang jahat.
Pendeknya;
setiap perbuatan jahat adalah tanda bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh
kita memperhatikan yang dahulu hidup
jauh dari Allah...
Efesus
2:11-13
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia,
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung kepada kematian.
Efesus
2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Orang-orang
yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran dan
banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut. Itulah keadaan orang yang dahulu
hidup jauh dari Allah.
Efesus
2:2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di
antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya
dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.
Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka
yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa, antara lain;
-
Mengikuti jalan dunia ini.
-
Mentaati penguasa kerajaan
angkasa.
-
Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kita masih memperhatikan....
Keterangan:
“MENTAATI
PENGUASA KERAJAAN ANGKASA.”
Pertanyaannya:
Siapakah mereka itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa)?
Jawabnya: Mereka
adalah orang-orang yang sedang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh
pendurhakaan = memberontak = melawan kepada Allah.
Kita lihat salah satu peristiwa ketika bangsa Israel memberontak kepada
Allah...
Bilangan
21:4-5
(21:4)
Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk
mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di
tengah jalan.
(21:5)
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin
kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini
tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah
muak."
“Bangsa Israel berkata-kata
melawan Allah dan Musa” =
memberontak = dikuasai oleh roh
pendurhakaan.
Memberontak
adalah tanda bahwa bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati mereka.
Ketika seseorang sudah tidak dapat
lagi menguasai hati, di situ banyak pemberontakan-pemberontakan, itulah yang disebut
pendurhakaan. Semoga dalam kandang penggembalaan ini tidak terjadi lagi hal itu,
semua itu masa lalu dan semua masa lalu itu adalah pengalaman dan pengalaman adalah
guru yang terbaik, jadikanlah pengalaman itu guru yang terbaik.
Perlu diketahui: Ketika Tuhan menempatkan
Adam dan Hawa di taman Eden, tujuannya; untuk mengusahakan dan memeliharakannya.
Kita ditempatkan dalam kandang
penggembalaan GPT “BETANIA” Serang &
Cilegon untuk menguasahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan yang Tuhan
percayakan, tetapi syaratnya; harus mematuhi aturan-aturan yang sudah Tuhan
tetapkan. Sebab itu, kita menjalankan ibadah ini tidak boleh menggunakan aturan
sendiri, kita juga harus memelihara taman hati kita, sebab dari sanalah
terpancar kehidupan. Hati adalah cerminan hidup.
Matius
15:18
(15:18) Tetapi apa yang keluar dari mulut
berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
Perhatikan,
ketika bangsa Isreal berkata-kata melawan Allah dan Musa mereka menjadi najis,
sebab apa yang keluar dari mulut semuanya berasal dari hati.
Jadi
kalau hati tidak dapat dikendalikan, seseorang menjadi najis, itu sudah pasti.
Matius
15:19
(15:19) Karena dari hati timbul segala
pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan
hujat.
Dari hati timbul: (1) Pikiran jahat, (2) pembunuhan,
(3) perzinahan, (4) percabulan, (5) pencurian, (6) sumpah palsu (7) hujat, sehingga seseorang menjadi najis.
1 Korintus 10:1-5
(10:1) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek
moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua
telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam
awan dan dalam laut.
(10:3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama
(10:4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka
minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah
Kristus.
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian
yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Di sini kita melihat, yaitu; Tuhan menewaskan
bangsa Israel di padang gurun, karena Tuhan tidak berkenan kepada bagian
orang-orang besar dari bangsa Israel dan ini merupakan contoh dan peringatan
bagi kita.
Bangsa Israel melakukan segala yang
jahat karena mereka sudah tidak dapat lagi menguasai hati mereka.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk
memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti
yang telah mereka perbuat,
(10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama
seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah
bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan
bersukaria."
(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga
ribu orang.
(10:9) Dan janganlah kita
mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga mereka mati dipagut ular.
(10:10) Dan janganlah
bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Ada 4 perkara yang terjadi ketika
bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati:
Pertama: “Menyembah berhala” kisahnya terdapat
pada Keluaran 32:6.
Mereka mendirikan patung anak lembu
emas tuangan, mereka menyembah sekaligus mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban
di atasnya untuk anak emas lembu tuangan itu. Artinya; bangsa Israel jatuh
dalam penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang lebih
dari Tuhan.
Kalau uang, harta, kekayaan,
pekerjaan nomor satu, sehingga kita jauh dari ibadah dan pelayanan, itu
penyembahan berhala. Mungkin kita tidak mendirikan arca dan patung di rumah,
tetapi kalau ada yang lebih dari Tuhan itu adalah penyembahan berhala.
Sehingga akibatnya.
-
"Maka duduklah bangsa itu untuk
makan dan minum.”
Mereka jatuh dalam dosa makan dan minum, itulah dosa
merokok, narkoba dan minum-minuman keras.
-
“Bangunlah mereka dan
bersukaria."
Bersukaria
karena berhala, mengarah kepada dosa kenajisan.
Ini akibat kalau jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Saya sudah
katakan di atas tadi, dari hati tercermin kehidupan.
Kedua: “Melakukan percabulan”, sesuai dengan Bilangan 21:1-18.
Mereka berzinah dengan perempuan-perempuan
Moab, sekaligus menyembah berhala-berhala dari orang-orang Moab dan mereka
turut makan dari persembahan yang akan dipersembahkan kepada berhala tersebut, sehingga
pada suatu hari telah tewas 23.000 orang dari mereka, ini merupakan peringatan
bagi kita.
Saya berkali-kali mengingatkan teramat
lebih pemuda dan pemudi, jangan karena kenalan dengan lawan jenis, kita tinggalkan
ibadah dan pelayanan dan akhirnya kita turut menyembah apa yang dia sembah, itu
adalah perzinahan secara rohani. Dan Tuhan tidak perduli, satu hari saja Tuhan
bisa tewaskan 23.000 orang dari bangsa Israel.
Ketiga: “Bangsa Israel mencobai Tuhan.”
Mari kita lihat sejenak ketika mereka
mencobai Tuhan...
Bilangan 21:5
(21:5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa
kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini?
Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini
kami telah muak."
Di sini bangsa Israel mencobai Tuhan soal
makanan dan minuman.
Teladan yang baik yang diberikan oleh
Yesus adalah; setelah Ia berpuasa 40 hari dan 40 malam, Ia tidak terpengaruh
soal makan dan minum, Ia tetap kembali pada apa yang tertulis di Alkitab, yaitu: “Manusia hidup bukan dari roti makanan
saja, melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.”
Kalau seseorang sudah melepaskan
firman Allah, pasti seringkali mencobai Tuhan soal makanan, minuman, soal ini
dan itu.
Akibatnya:
Bilangan 21:6
(21:6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang
memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
Atas seizin Tuhan ular-ular tedung memagut
bangsa Israel, sehingga banyak dari mereka yang mati.
Keempat: “Bangsa Israel bersungut-sungut dihadapan
Tuhan.”
Kisah ini pada Bilangan 16:41-49; setelah bangsa Israel binasa, di telan oleh bumi
karena pemberotakan dari bani Korah yang mempengaruhi bangsa Israel, Musa berdoa
untuk mereka supaya Tuhan ampuni dosa mereka. Setelah Tuhan mendengar doa,
bangsa Israel kembali bersungut-sungut dan mempersalahkan Musa oleh karena
kematian bani Korah dan pengikutnya.
Saudaraku, sering kali kita juga bersungut-sungut
karena hati kita tidak puas, ibadah dan pelayanan tidak sesuai dengan selera hati.
Hati bangsa Israel tidak puas, mereka bersungut-sungut melihat bani Korah
binasa, ditelan oleh bumi, namun setelah dosa mereka diperdamaikan lewat doa
Musa, besoknya hati mereka bersungut-sungut lagi. Ini sangat berbahaya sekali
tentunya dan ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Pengalaman bangsa
Israel ini adalah contoh yang baik bagi kita, juga pengalaman dan segala kegagalan-kegagalan
kita dalam mengikut Tuhan selama ini merupakan guru yang terbaik, supaya jangan
lagi kita salah-salah, jangan ada lagi penyembahan
berhala, percabulan, jangan lagi kita mencobai Tuhan soal makan
dan minum dan jangan lagi bersungut-sungut.
Kalau empat hal di atas pernah
terjadi dalam hidup kita, kiranya jangan terulang lagi. Dan saya katakan kembali,
kalau empat hal ini terjadi, itu karena tidak ada penguasaan hati.
Kita kembali menyelidiki bangsa Israel...
1 Korintus 10:1-2
(10:1) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek
moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua
telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam
awan dan dalam laut.
Bangsa Israel telah dibaptis dalam awan dan laut.
Awan à baptisan Roh Kudus.
Laut à baptisan air.
Kalau kita gunakan pola Tabernakel,
pintu gerbang artinya; percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Lalu berada di
halaman, di situ terdapat dua alat, itulah; mezbah korban bakaran artinya; orang yang sudah percaya, mau tidak
mau harus bertobat. Bejana kolam
pembasuhan à baptisan air. Pintu kemah itulah baptisan Roh Kudus.
1 Korintus 10:3-4
(10:3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama
(10:4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka
minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah
Kristus.
“Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan minum minuman rohani
yang sama."
Ayat ini kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel
terkena pada ruangan suci.
“Makan,
makanan rohani yang sama” à meja roti sajian.
“Minum-minuman rohani yang sama” à pelita emas.
1 Korintus 10:5-6
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian
yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk
memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti
yang telah mereka perbuat,
Tetapi di sini kita perhatikan; “Allah tidak berkenan kepada bagian yang
terbesar dari mereka” dan akhirnya
mereka ditewaskan di padang gurun.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel;
-
Laut à baptisan air, terkena kepada bejana kolam pembasuhan.
-
Awan à baptisan Roh, terkena pada pintu kemah.
Tujuannya; memisahkan
halaman dengan ruangan suci, ibadah tidak boleh berbau daging.
Kemudian
pada ayat 5 mereka;
-
Makan. Makanan
rohani itulah firman Allah.
-
Minum. Minuman rohani
itulah Roh Kudus.
Makanan
terkena kepada meja roti sajian, sedangkan minuman terkena kepada pelita emas, tetapi
di situ tidak disebutkan dengan doa penyembahan. Jadi, mereka mengikuti Tuhan,
mengiringi Tuhan di padang gurun, tetapi ibadah mereka tidak sampai pada doa
penyembahan, sehingga tidak berkenan.
Kita boleh saja mengerti firman dan
dipenuhkan Roh Kudus, tetapi kalau tidak mempersembahkan hidup, menyerahkan
hidup kepada Tuhan, semua itu tidak ada artinya, sehingga Tuhan tidak berkenan
dari bagian besar bangsa Israel, Tuhan tewaskan mereka di padang gurun.
Ibadah kita harus masuk pada ukuran yang
benar, yaitu; sampai pada doa penyembahan. Kalau tidak sampai pada doa penyembahan
seseorang tidak dapat menguasai hatinya, sehingga berani berkata-kata melawan
Allah dan hamba Tuhan. Sebaliknya, kalau ibadah kita sudah sampai pada penyerahan
hidup secara total / penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan, tidak akan berani berkata-kata
melawan Allah dan hamba Tuhan, karena hatinya telah dikuasai oleh kasih Allah.
Tuhan memberikan pengertian bagi kita semua
dan kita patut bersyukur di sini. Sekali lagi saya katakan tidak ada artinya
kita mengerti firman dan melayani Tuhan, tetapi tidak sampai pada doa
penyembahan, penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Kita tahu dalam Roma 12:1 dikatakan; “...Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati. Pendeknya, penyerahan adalah: Ibadah yang sejati.
Kita lihat...
1 Korintus 6: 13
(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi
kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan,
melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
“Makanan adalah untuk perut dan perut untuk
makanan”, itu yang sebenarnya, ukuran baku secara lahiriah, tetapi kedua-duanya
akan dibinasakan Allah / segala sesuatu yang sifatnya lahiriah akan dibinasakan.
Yang Tuhan mau adalah
supaya kita mempersembahkan hidup
sepenuhnya untuk Tuhan, supaya jangan ditewaskan. Yang Tuhan mau kita
menyerahkan hidup, ibadah harus memuncak sampai kepada penyembahan, penyerahan
diri sepenuhnya.
Saya bersyukur
sekarang, yang mengikuti doa penyembahan semakin bertambah-tambah, ibadah itu
sudah mulai berjalan terus supaya masuk dalam ukuran, ibadah memuncak sampai kepada
penyerahan diri sepenuhnya, tidak lagi separuh. Banyak orang mengira puncak ibadah
adalah ibadah raya minggu, kenapa? Karena mereka tidak menggunakan pola
Tabernakel sebagai miniatur kerajaan sorga.
Jalan keluarnya.
Keluaran 30:7-8
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian;
tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
(30:8) Juga apabila Harun memasang
lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang
tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.
Di sini dikatakan harus membakar ukupan dari
wangi-wangian tiap-tiap pagi dan tiap-tiap senja.
-
Tiap-tiap
pagi untuk sepanjang hari.
-
Tiap-tiap
senja untuk sepanjang malam.
Kesimpulannya; doa harus dipanjatkan kepada
Allah siang dan malam, baik doa pribadi, baik doa bersama dari sidang jemaat / doa
berjamaah seperti malam ini.
Hal yang harus diperhatikan dalam doa penyembahan.
Keluaran 30:9
(30:9) Di atas mezbah itu janganlah kamu
persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian,
juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.
Pertama: “Jangan ada ukupan asing.”
Jadi tidak diperbolehkan membakar ukupan
asing = doa harus bermotif yang murni.
Sering kali kita menyembah dan berdoa kepada
Tuhan, tetapi salah-salah. Dalam doa penyembahan tidak berlaku;
-
Keinginan
daging.
-
Hal yang
tidak benar, misalnya; dusta.
-
Kepentingan
diri sendiri.
-
Kehormatan
dan kebanggaan diri.
-
Semangat dan
kemampuan diri, dihapal-hapal dan lain sebagainya.
-
Tradisi
atau kebiasaan.
-
Api setan.
Jangan menyembah
dengan mengucapkan kata-kata yang kaitannya dengan roh jahat dan roh najis, saya
paling peka di situ. Satu kali seseorang mengucapkan kata-kata, walaupun saya
tidak tegor, saya tetap tahu kalau itu ukupan asing, jangan lagi, itu tidak
boleh.
Jadi, doa harus bermotif murni dan hasil dari
penyucian firman. Doa hanya terarah kepada Allah saja, jangan sampai
mengucapkan kata-kata tetapi terarah kepada yang lain-lain.
Wayu 19:10
(19:10)
Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata
kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan
engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah!
Karena kesaksian Yesus adalah
roh nubuat."
“Kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” Biarlah kita
menyembah Allah dalam roh dan nubuat / kebenaran .
Itulah hasil penyucian
dari firman dan Roh Kudus. Kalau penyerahan diri kita ini masih kepada yang
lain–lain, terlihat dari setiap doa masih ada ukupan asing. Malam ini kita
membutuhkan kesaksian Tuhan supaya kita tidak tewas dalam pengiringan kita, seperti
bangsa Israel.
Kedua: “Jangan
mempersembahkan korban bakaran, korban sajian, korban curahan.”
Artinya;
ketentuan-ketentuan dasar hukum Taurat tidak berlaku, karena hukum Taurat melemahkan
kehidupan doa seseorang.
Dalam hukum Taurat;
kambing domba atau lembu jantan muda, semua dipersembahkan di atas mezbah
korban bakaran, bukan sebagai ukupan. Kemudian saat mempersembahkan korban
bakaran disertai juga dengan korban sajian, setelah disembelih, darahnya
dicurahkan di dinding-dinding mezbah korban bakaran itu. Ini adalah ibadah Taurat;
melemahkan kehidupan doa. Mata ganti mata, gigi ganti gigi = kejahatan di balas
dengan kejahatan, itu melemahkan kehidupan doa, tidak boleh dipersembahkan sebagai
ukupan.
Biarlah kiranya kita
mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan. Syaratnya; jangan lagi ada ukupan
asing dan hukum Taurat.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment