IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 JANUARI 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema
: BEKERJALAH,
BUKAN UNTUK MAKANAN YANG DAPAT BINASA MELAINKAN UNTUK ROTI HIDUP.
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih
setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman
Alkitab disertai perjamuan suci.
Kita
kembali memperhatikan firman untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi
4:1
(4:1)
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Kita
perhatikan kalimat yang mengatakan: “Bahwa
sesungguhnya hari itu datang.”
Ini
berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua.
Wahyu
19:6-7
(19:6)
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan,
Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Kedatangan
Yesus Kristus untuk kali yang kedua, Ia tampil sebagai; Raja dan Mempelai
Pria sorga bagi mempelai
wanita-Nya. Mempelai wanita à kehidupan yang siap sedia.
Kesimpulannya:
Kedatangan Yesus pada kali kedua bukan untuk mencari mereka yang berdosa
melainkan untuk mereka yang sudah siap sedia. Pendeknya, Yesus menjadi Raja atas
mereka yang telah siap sedia.
Jadi
saudara jangan berpikir dan pernah berharap bahwa kedatangan Yesus untuk kali
yang kedua mencari orang yang berdosa, terlhilang atau
tersesat. Berarti kesempatan hanya datang satu kali bukan dua kali supaya kita jangan
bermain-main dalam menantikan kedatangan Tuhan untuk kali yang kedua.
Hal ini
dapat kita lihat dalam satu kisah.
Yohanes
2:2-3,10:15
(6:2)
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat
mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
(6:3)
Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
(6:10)
Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu
banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki
banyaknya.
(6:11)
Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada
mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu,
sebanyak yang mereka kehendaki.
(6:12)
Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya:
"Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang
terbuang."
(6:13)
Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan
potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
(6:14)
Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata:
"Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
(6:15)
Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan
paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
“Ia
menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Artinya:
Untuk yang kedua kali Yesus menyingkir ke gunung seorang diri menunjukkan bahwa
Yesus tidak tertarik menjadi Raja atas orang banyak.
Alasannya:
a.
Orang banyak mengikut Yesus hanya karena mujizat kesembuhan =
kesaksian / Roh Kudus.
b. Karena mujizat memberi 5000 orang makan dengan lima roti dan dua
ikan = penuh dengan firman = kesaksian firman.
Ketika
Yesus menyingkir, itu adalah tanda bahwa Yesus tidak dapat dipaksa untuk
menjadi Raja bagi mereka.
Berarti,
kalau ibadah kita hanya sebatas firman dan Roh tanpa penyembahan Yesus tetap tidak
mau tampil sebagai Raja sekalipun dipaksa seperti apapun. Sebab itu saya
berbahagia melihat keberadaan keluarga Nissi, ibadahnya sudah memuncak sampai
kepada Doa Penyembaha. Yang ibadahnya belum sampai ukuran Tuhan yaitu
penyembahan, berdoa supaya Tuhan buka jalan, sebab ibadah yang kita jalankan
ini bukan main-main tetapi ibadah ini mengandung janji baik untuk masa sekarang
maupun untuk masa yang akan datang.
- Masa
sekarang kita dipelihara, dilindungi, dibela, diberkati oleh Tuhan.
- Masa
yang akan datang bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan sorga = hidup
yang kekal.
Dalam
ibadah raya Minggu saya sudah sampaikan; yang menjadi jaminan atas celaka besar
menggoncang bumi, yaitu 3x7 yang datangnya dari atas itulah ujian dari Allah
Trinitas, hanyalah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, bahkan
perwira-perwira, pejabat tinggi, raja dan presiden, tidak dapat berlindung dari
ujian, cobaan, celaka yang begitu besar yang akan menimpa dunia ini. Maka
saudara tidak boleh pura-pura dan main-main ketika mengikuti
pertemuan-pertemuan ibadah itulah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Tadi kita
sudah melihat pengikutan orang banyak hanya sebatas mujizat kesembuhan = Roh
Kudus, mujizat lima roti dan dua ikan = penuh denga firman, tetapi kita tidak
melihat pengikutan mereka sampai kepada doa penyembahan, sebab itu Yesus tidak
tertarik sekalipun Dia dipaksa menjadi Raja.
Mari
kita perhatikan...
Matius
7:15
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi
palsu menyamar seperti domba, sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas,
berarti nabi-nabi palsu disebut juga serigala berbulu domba.
Matius
7:20-22
(7:20)
Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
(7:21)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Buah
pelayanan dari nabi-nabi palsu (serigala yang buas): Bernubuat, mengusir setan dan
mengadakan banyak mujizat.
Perlu
diketahui; nabi – nabi palsu melakukan itu semua demi nama Tuhan, bukan demi
manusia.
Tetapi
kita lihat...
Matius
7:23
(7:23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Tetapi
sekalipun demikian Tuhan tidak pernah mengenal nabi-nabi palsu. Kalau ibadah
dan pelayanan hanya sebatas;
- Bernubuat
= penuh dengan firman.
- Mengusir
Setan dan mengadakan banyak mujizat = penuh
dengan Roh Kudus.
Tuhan
tidak pernah mengenal hamba Tuhan yang seperti ini.
Maka
kita yang sudah mengerti kebenaran jangan ikuti cara pelayanan dari seorang
hamba Tuhan yang semacam ini.
Yang
Tuhan mau adalah...
Matius
7:21
(7:21)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga
Melakukan
kehendak Bapa di sorga. Jadi bukan karena beribu-ribu kali menyebut nama Tuhan,
bernubuat, mengusir Setan, dan mengadakan banyak mujizat.
Penuh
dengan firman berarti mengerti firman, penuh dengan Roh serta dengan
karunia-karunia Roh sehingga menjadi kesaksian di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan, namun tidak memuncak sampai kepada penyembahan, Tuhan tidak
berkenan, Tuhan tidak mengenal orang yang semacam ini.
Mengusir
setan demi nama Tuhan dan banyak melakukan banyak mujizat, sebetulnya pekerjaan
yang mulia, tetapi sayangnya ibadah mereka hanya sebatas di situ saja, sehingga
Tuhan tetap tidak mengenal mereka. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita
sekaliannya; jangan cukup hanya mengerti firman dan penuh dengan Roh Kudus,
yang Tuhan mau supaya kita juga melakukan kehendak Bapa di sorga = penyerahan
diri.
Matius
26:42
(26:42)
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus
harus minum cawan Allah
sehingga dengan demikian jadilah kehendak Allah.
Meminum
cawan Allah artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung =
penyerahan diri kepada Allah Bapa.
Jadi
melakukan kehendak Allah Bapa = penyerahan diri. Pendeknya, tidak cukup hanya
mengerti firman dan penuh Roh Kudus, tetapi Tuhan mau ibadah kita ini sampai
kepada penyerahan diri secara total.
Mengerti
firman Tuhan itu bagus, melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus itu
juga bagus, tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ, harus sampai pada
penyerahan diri. Kalau melakukan kehendak diri sendiri, berarti penyerahan diri
kepad daging, kalau melakukan seluruh kehendak Allah Bapa = penyerahan diri
secara total kepada Bapa di sorga, itu yang Tuhan mau.
Efesus
5:1
(5:1)
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
Menuruti
firman Tuhan seperti Yesus yang telah melakukan seluruh kehendak Allah Bapa.
Perkataan; “Ya Bapa” menunjukkan bahwa
Yesus adalah seorang Anak yang dengar-dengaran kepada Bapa di sorga.
Efesus
5:2
(5:2)
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi
kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban
yang harum bagi Allah.
Hiduplah
di dalam kasih artinya; penyerahan diri kepada Allah Bapa di sorga, sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Jadi kasih itu
bukan mengorbankan orang lain, melainkan:
- Menjadi
persembahan.
Segala
yang kita punya kita persembahkan, seluruh hidup kita persembahkan kepada
Tuhan.
- Sebagai
korban, bukan mengorbankan orang lain.
Kalau
kita sebagai korban pasti orang lain tertolong, tetapi kalau tidak memiliki
kasih, tidak mau berkorban, orang lain yang menjadi korban. Memilki kasih,
berati; mengasihi yang lemah, mengasihi yang tertindas, mengasihi orang yang
sarat dengan kelemahan.
Wahyu
5:8
(5:8)
Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua
puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu
kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang
kudus.
Kasih
itu bagaikan cawan emas penuh dengan kemenyan = dupa yang berbau harum à doa penyembahan dari orang–orang kudus. Jadi penyembahan itulah
penyerahan diri dan korban, itulah kasih.
Wahyu
8:3-4
(8:3)
Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan
sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu.
(8:4)
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari
tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Asap
kemenyan yang naik artinya; bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya, lewat doa
penyembahan.
Jadi
penyembahan adalah persekutuan dengan Kristus yang sudah menderita sedemikian,
sehingga lewat doa penyembaan ini kita diserap oleh wujud-Nya dan tenggelam
sepenuhnya di dalam kasih-Nya.
Mari
kita lihat..
Wahyu
8:5
(8:5)
Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah,
dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar
dan gempa bumi.
Oleh doa
penyembahan kita terlepas dari meterai yang ketujuh, ujian yang datang dari
atas yaitu; tiga kali tujuh dari Allah Trinitas.
Ketika
meterai yang ketujuh di buka: Malaikat menumpahkan ke atas bumi cawan emas
yaitu cawan murka Allah sehingga meledaklah bunyi guruh, disertai
halilintar dan gempa bumi. Saat ini sedang terjadi gempa bumi di mana-mana,
hati-hati ini merupakan meterai yang ketujuh, dan kita dapat tertolong dari
bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi hanya dengan penyembahan saja,
penyerahan diri, sebab itu Tuhan hanya tertarik kepada mereka yang siap sedia,
itulah mempelai wanita-Nya, yang masuk dalam doa penyembahan, penyerahan diri.
Dulu
sebelum kita mengerti ini, sering kali kita berontak dan berlagak tahu,
berontak kepada Tuhan dan gembala.
Tidak
cukup hanya mengerti firman dan penuh dengan Roh Kduus, tetapi harus sampai
pada penyembahan, supaya lepas dari meterai yang ketujuh. Jadi jangan coba-coba
merasa diri bisa dan mampu, tidak ada artinya, yang penting adalah penyerahan
diri.
Roma
12:1
(12:1)
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Demi
kemurahan Allah mari kita persembahkan hidup kita sebagai;
- “Persembahan
yang hidup” = tidak mati rohani karena keinginan daging. Daging itu mati roh
yang memberi hidup.
- “Yang kudus” = tanpa
cacat cela, kerut atau yang serupa itu = tanpa dosa kejahatan dan dosa
kenajisan.
- “Yang berkenan kepada Allah.”
Perlu
diketahui; segala perbuatan baik belum tentu dibenarkan dan berkenan dihadapan
Tuhan. Misalnya; perbuatan baik tetapi suka mendahului apa yang menjadi
kehendak Allah, sekalipun itu terlihat baik tetapi kalau suka mendahului apa
yang menjadi kehendak Tuhan; tidak benar dan tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Lebih
jauh kita lihat..
Roma
12:2
(12:2)
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Berkenan
berarti tidak serupa dengan dunia karena sudah mengalami pembaharuan budi.
Kesimpulannya;
menjadi persembahan dan korban adalah persembahan yang sejati.
Ketika
seseorang mengalami pembaharuan budi, maka kita tahu manakah kehendak Allah,
apa yang baik dan yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna, tetapi di mulai
dulu melepaskan diri dari
dunia ini.
Itu
sebabnya nasihat rasul Paulus: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini.”
Keadaan
sesorang bila mengikuti Tuhan hanya karena mujizat (tanpa penyembahan):
YANG PERTAMA.
Yohanes
6:14
(6:14)
Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata:
"Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Orang
banyak berkata: : "Dia
ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Sebetulnya
ini adalah penilaian yang keliru, kenapa? Karena mereka mengakui Yesus sebagai
nabi hanya karena mujizat kesembuhan dan mujizat lima roti dan dua ikan.
Maka
saya katakan ini adalah penilaian yang keliru dari orang-orang banyak yang
mengikuti Tuhan.
Saya
punya alasan di sini, bandingkan dengan...
Yohanes
4:15-19
(4:15)
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku
tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
(4:16)
Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke
sini."
(4:17)
Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus
kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
(4:18)
sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah
suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
(4:19)
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau
seorang nabi.
Setelah
Yesus menyucikan dosa kenajisan dari perempuan Samaria, maka perempuan itu
berkata; "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Inilah
pengakuan yang benar, karena tugas dari nabi adalah mengoreksi dan menyelidiki
segala sesuatu yang terkandung di dalam hati, sedangkan mujizat kesembuhan dan
lima roti dan dua ikan belum ada pengoreksian terhadap orang-orang banyak yang
mengikuti Tuhan. Pendeknya, belum ada penyerahan diri kepada Tuhan.
Jadi
kalau tidak mau memberi diri diselidiki = pengikutan tanpa penyerahan.Sebab itu
jangan lagi emosi, jangan bodoh, jangan bersungut-sungut, ngomel dan menggerutu,
ketika dikoreksi.
Kesimpulannya:
Perempuan samaria telah dipuaskan dari rasa dahaga, buktinya;
1.
Tidak lagi mencari kepuasan dari dunia.
Sumur
Yakub à kepuasan dari dunia.
Waktu
saya belum dipanggil dan dipilih untuk melayani Tuhan, seringkali saya berupaya
mencari kepuasan dari dunia ini, justru ketika saya mencari kepuasan dari dunia
ini, saya haus dan lapar akan kebenaran firman sehingga jatuh dalam
berbagai-bagai dosa.
Perlu
diketahui: Dunia ini tidak pernah memberi kepuasan kepada seseorang, persis
seperti perempuan Samaria tidak cukup memiliki satu laki-laki.
2.
Yohanes 4:28
(4:28)
Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan
berkata kepada orang-orang yang di situ:
Meninggalkan
tempayannya. Artinya; melepaskan segala tabiat daging = tidak hidup menurut
hawa nafsu dan keingian daging.
Tempayan
= buli-buli yang terbuat dari tanah liat à manusia daging.
Sesungguhnya,
manusia daging itu rapuh dan mudah hancur, persis seperti buli-buli tanah liat
kalau dilepaskan, dia jatuh dan hancur berkeping–keping. Untung saja kita ada
dalam dua tangan Tuhan, kita digengam, sehingga tidak jatuh dalam
berbagai-bagai dosa.
3.
Yohanes 4:29
(4:29)
"Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu
yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
Menjadi
kesaksian bagi
sesama oleh penyucian yang telah dia alami.
Kalau
seseorang sudah mengalami kesucian pasti ia dipakai Tuhan menjadi kesaksian
baik lewat perkataan dan perbuatan.
Mejadi
kesaksian berarti;
- Tidak
suka menyembunyikan dosa, persis seperti perempuan Samaria yang berkata: "Mari, lihat! Di sana ada
seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.”
- Tidak
mempertahankan harga diri.
Inilah
kehidupan yang menjadi kesaksian = tidak keras hati = tidak sombong, tidak
angkuh.
Jadi,
itulah keadaan yang pertama bila mengikuti Tuhan hanya karena mujizat (tanpa
penyembahan); keliru menilai Yesus Kristus. Yang benar adalah perempuan
Samaria, yaitu; dosa sudah disucikan baru berkata; Dia ini nabi.
Tadi
kita belum melihat Yesus menyelidiki orang banyak, tetapi tiba-tiba mereka
berkata; “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang itu”, keliru, tidak layak, tidak pantas
mereka berkata seperti itu, karena mereka belum memberi diri diselidiki dan
dikoreksi = tanpa penyerahan diri.
Setelah
dosa saya banyak dikoreksi oleh firman para nabi, saya semakin dimampukan untuk
berkata bahwa; firman para nabi, firman nubuatan, firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan, berkuasa untuk menyucikan dosa, karena banyak dosa saya
yang sudah disucikan oleh firman para nabi. Berilah diri disucikan supaya
jangan salah-salah kita mengikuti Tuhan.
Keadaan
sesorang bila mengikuti Tuhan hanya karena mujizat (tanpa penyembahan):
YANG KEDUA.
Yohanes
6:41
(6:41)
Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan:
"Akulah roti yang telah turun dari sorga."
Orang
banyak bersungut-sungut karena Yesus berkata: "Akulah roti yang telah
turun dari sorga."
Yohanes
6:42
(6:42)
Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita
kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Perkataan
orang banyak: "Bukankah
Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal?” à mereka tidak mengakui Yesus sebagai nabi.
Lebih
jauh mengenai penolakan Yesus ...
Matius
13:54-57
(13:54)
Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah
ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya
hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
(13:55)
Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan
saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
(13:56)
Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari
mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
(13:57)
Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka:
"Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri
dan di rumahnya."
Yesus
ditolak di Nazareth = tidak diakui sebagai nabi. Nazareth adalah tempat asal
bapa dan ibu Yesus.
Ketika
orang Nazareth menolak Yesus sebagai nabi, menunjukkan bahwa mereka adalah
manusia lahiriah, manusia daging, karena mereka melihat Yesus dari sisi
lahiriah, yaitu dengan berkata; “Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah
ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
Bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita?
Saudaraku,
manusia daging / manusia lahiriah sukar sekali menerima firman para nabi. Lihat
saja orang dunia, kenapa sukar sekali datang kepada Tuhan menerima firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan? Karena mereka adalah manusia daging,
manusia lahiriah.
Kelemahan
dari manusia daging / manusia lahiriah:
- Matius
13:57
(13:57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
(13:57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
Mudah sekali kecewa, berarti mudah putus asa = tidak memiliki kekuatan yang datangnya dari Tuhan. Sesungguhnya, kalau kita perhatikan tadi, orang banyak itu melihat dua hal di dalam diri Yesus sebagai nabi yaitu;
Pertama: YESUS
MEMILIKI HIKMAT.
Kegunaan
hikmat: Untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, sama seperti Salomo,
dengan hikmat dia dapat membedakan antara yang baik dan jahat. Hanya dengan
menggunakan pedang yang tajam ia dapat menyelesaikan persoalan dari dua
perempuan sundal.
Pedang
yang tajam dalam Ibrani 4:24 Dia hidup dan kuat, menusuk amat dalam
dan berkuasa untuk menyucikan;
·
Dosa yang disembunyikan dalam jiwa dan roh.
· Dosa yang disembunyikan dalam sum-sum dan sendi-sendi,
itulah dosa yang disembunyikan dibalik kekerasan hati. Sum – sum itu ada di
dalam tulang - tulang yang keras.
·
Pertimbangan dan pikiran hati.
Dia dapat menyelidiki yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Jadi
saudara jangan heran kalau tempo-tempo saya mengetahui keberadaan sidang
jemaat, bukan saya sok tahu, tetapi sebab dan akibat kita bisa tahu dari firman
para nabi.
Kedua: YESUS
BERKUASA MENGADAKAN MUJIZAT-MUJIZAT, antara lain: Mujizat kesembuhan dan
mujizat memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan.
- Matius
13:58
(13:58)
Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.
Yesus
tidak banyak mengadakan mujizat di Nazareth tempat asal-Nya, tentu ini adalah
suatu kerugian, sebab kita membutuhkan mujizat.
Mari
kita lihat mujizat -mujizat itu antara lain.
Pertama: AIR
BERUBAH MENJADI ANGGUR.
Artinya;
terjadi keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani.
Kedua: ANAK
YANG SAKIT YANG SUDAH DEKAT DEGAN KEMATIAN, DISEMBUHKAN.
Mujizat
pertama dan mujizat yang kedua semua dilakukan di negerti Kana, bukan di
Nazareth, ini adalah kerugian.
Kalau
tidak ada mujizat maka tidak ada pemulihan baik jasmani, terlebih yang rohani.
Saudaraku,
tadi oleh karena mujizat kesembuhan dan mujizat memberi makan 5000 orang
laki-laki dengan lima roti dan dua ikan, orang banyak berkata"Dia ini
adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." Tetapi dalam kesempatan yang lain
mereka tidak mengakui Yesus sebagai nabi, justru ketika Yesus berkata: “Akulah roti yang turun dari sorga”
mereka bersungut-sungut, artinya; mereka tidak mengakui Yesus sebagai nabi.
Kalau
ibadah tidak memuncak sampai kepada penyembahan ibadahnya sesuka hati,
terkadang mengakui Yesus sebagai nabi, sisi lain tidak mengakui Yesus sebagai
nabi, tergantung hatinya, kalau hatinya suka / disenangkan dengan suasana, akan
mengakui kebaikan Tuhan, sebaliknya, ketika dosanya dikoreksi, tidak mengakui
segala kemurahan Tuhan, sesuka hati, seenaknya dewek. Bagaimana ini bisa
terjadi? Berarti; ibadahnya hanya karena semangat daging, tidak boleh seperti
itu, pengikutan kita ini harus benar-benar murni.
Saya
sendiri tidak habis pikir, mereka mengakui Yesus nabi karena mujizat, kemudian
hanya karena perkataan: “Akulah roti yang turun dari sorga” mereka tidak mengakui Yesus sebagai nabi, tidak
habis pikir, terlalu sombong, bagaimana dengan kita? Kalau diturunkan dari
pelayanan karena tidak taat, setia, dengar-dengaran bisa terima atau menentang?
Atau hanya karena dipercaya lalu dengar-dengaran? Itu tidak murni. Kita banyak
dikoreksi oleh firman, tentu kita patut bersyukur, tidak perlu bersungut-sungut
untuk itu.
Hal yang
sama seringkali kita alami pada saat firman para nabi itu mengoreksi dosa kita
secara to the point, kita tidak bisa terima, akhirnya bersungut-sungut dan
ngomel, aneh bin ajaib yang datangnya dari setan.
Kita
lihat kembali..
Yohanes
6:43-45
(6:43)
Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
(6:44)
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh
Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
(6:45)
Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah.
Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa,
datang kepada-Ku.
Karena
orang banyak bersungut-sungut maka suatu kebenaran dinyatakan kepada mereka,
yaitu; setiap orang akan dihajar dan ditegor oleh firman para nabi yang
sifatnya mengoreksi, menyelidiki dosa / to the point menunjuk dosa, ini yang
terpenting, kalu tidak demikian, tidak ada satu orangpun yang masuk sorga. Jadi
sangat masuk akal sekali ketika Yesus tidak mau menjadi Raja, sekalipun dipaksa
orang banyak tadi.
Wahyu
3:19
(3:19)
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan
bertobatlah!
Syarat
di kasihi oleh Tuhan Allah:
- Merelakan
hati ditegor dan dihajar lewat firman para nabi = memberi diri disucikan oleh
firman para nabi.
- Bertobat.
Ibrani
12:5
(12:5)
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada
anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
- “Janganlah anggap enteng didikan Tuhan.”
Perlu
diketahui: Sebagai anak-anak Tuhan jangan anggap enteng didikan Tuhan sekalipun
firman itu berkali-kali disampaikan. Kadang-kadang karena kita sudah memahami,
kita tidak mau mendengar firman Tuhan yang disampaikan hamba Tuhan = anggap
enteng. Tidak boleh mengecilkan firman dan merendehkan firman apalagi firman
para nabi yang disampaikan untuk menyucikan dosa yang terselubung dalam hati.
- “Janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya.”
Nasihat
firman memang sakit bagi daging, tetapi sekalipun demikian jangan mudah putus
asa dan kecewa.
Ibrani
12:6
(12:6)
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang
diakui-Nya sebagai anak."
Tanda
bahwa kita dikasihi dan diakui sebagai anak adalah lewat tegoran dan hajaran
firman Tuhan.
Ibrani
12: 7-8
(12:7)
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
(12:8)
Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang,
maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Kalau
kita harus menanggung ganjaran berarti Allah memperlaukan kita sebagai anak,
sebab tidak ada anak yang bebas dari tegoran, hajaran dan didikkan. Kalau ada
anak yang bebas dari tegoran, hajaran dan didikkan, dia adalah anak gampangan
yang sudah dekat dengan kematian.
Praktek
makan roti hidup / roti yang turun dari sorga.
Yohanes
6:48-53
(6:48)
Akulah roti hidup.
(6:49)
Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
(6:50)
Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak
akan mati.
(6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti
ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku,
yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
(6:52)
Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana
Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
(6:53)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau
kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu.
Yesus memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai makanan dan minuman, sebab tubuh-Nya benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman=sensara salib=rela menderita.
Kalau
kita menerima Yesus sebagai roti yang turun dari sorga / roti hidup berarti mau
tidak mau kita harus menerima pemberitaan firman tentang salib, yang terbesit
dalam hati kita adalah sengsara salib, bukan semata-mata hanya perjamuan suci.
Perjamuan suci wujudnya; Yesus menjadi korban di atas kayu salib.
1 Petrus
2:19-20
(2:19)
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung = Sengsara salib = aniaya karena
firman, dan kita melakukan ini semua betul-betul di alam kesadaran kita karena
telah dimotivasi oleh Allah.
Yohanes
6:59-60
(6:59)
Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
(6:60)
Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata:
"Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Firman
tentang salib memang keras sehingga banyak orang tidak sanggup mendengarkannya,
mengundurkan diri dari firman pengajaran karena tidak mau dosa yang banyak itu
dikoreksi, dosa kejahatan dan kenajisannya tidak mau dikoreksi. Betul-betul
roti hidup, roti yang turun dari sorga itu sangat keras, itulah firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, tidak banyak yang sanggup
mendengarkannya. Tetapi kalau ada orang yang sanggup mendengarkan firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang berkuasa menyelidiki, mengoreksi
dosa, itu merupakan kasih karunia.
Kita
tergembala di kandang penggembalaan GPT “Betania” digembalakan oleh firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan, itu kasih karunia, tidak perlu ragu.
Yohanes
6:61,66
(6:61)
Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut
tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu
menggoncangkan imanmu?
(6:66)
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi
mengikut Dia.
Tuhan
mengetahui hati murid-murid-Nya itu bersungut-sungut setelah Ia menyampaikan
firman tentang salib Kristus, sebab itu Yesus berkata; “Adakah perkataan itu
menggoncangkan imanmu?”
Ketika
Yesus diserahkan untuk disalibkan, di mulai dari taman Getsemani, iman dari 12
muridpun sudah tergoncang, tetapi mereka tetap setia tetap mengikuti kecuali
Yudas Iskariot. Namun berbeda dengan pengikutan murid-murid yang lain, sebelum
sampai kepada salib, mereka sudah mengundurkan diri, ibadah mereka tidak
memuncak sampai kepada penyembahan, mereka gagal dan mengudurkan diri.
Banyak
kegagalan terjadi kalau ibadah tidak sampai kepada penyembahan, gagal dalam
nikah, ibadah, pelayana, gagal dalam pekerjaan dan segala sesuatu, itulah yang
dialami dengan murid-murid yang lain. Bagaimanakan dengan kita, masih banyak
kegagalan yang perlu diperbaiki? Kalau begitu jangan bersungut-sungut ketika
dikoreksi oleh firman tentang salib.
Saya
juga sebagai gembala sidang banyak kekurangan, sebagai suami banyak kekurangan.
Seorang imam, baik pemimpin pujian, pembaca firman, kolekte, multimedia,
singer, banyak terlihat kekurangan dan kekurangan dan itu kegagalan itu perlu
kita perhatikan.
Namun
tidak boleh menyerah, kesalahan terjadi dan sering dialami oleh setiap orang,
tetapi setiap kesalahan dan pengalaman yang terjadi, jadikanlah itu guru
supaya tidak lagi terjadi kegagalan dan kegagalan di sana-sini.
Awal
kegagalan orang-orang yang menolak Yesus sebagai nabi.
Yohanes
6:25-26
(6:25)
Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata
kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
(6:26)
Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari
Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah
makan roti itu dan kamu kenyang.
Yesus
berkata dengan jelas kepada orang banyak: “Sesungguhnya kamu mencari Aku,
bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan
roti itu dan kamu kenyang.”
Perlu
juga kita mengtahui tanda-tanda yang ada di dalam diri Yesus. Awalnya Tomas
tidak percaya dengan tanda paku pada dua tangan dan dua kaki Yesus, juga bekas
tombakan / satu tusukan di lambung Yesus, tetapi setelah melihat semua tanda
itu Thomas percaya. Berbeda dengan orang banyak ini, mereka mengikuti Tuhan
bukan karena tanda-tanda itu tetapi karena mujizat lima roti dan dua ikan. Dulu
memang kita adalah orang yang jauh dari Tuhan, tidak percaya pada kuasa mujizat
pertama; air menjadi anggur à keubahan hidup, tetapi setelah kita melihat, kita percaya, namun
di sini orang banyak tetap saja tidak percaya, mereka mengikut Tuhan bukan
karena tanda-tanda yang ada di dalam diri Yesus.
Sebab
itu, kita lihat nasihat kepada orang banyak.
Yohaens
6:27
(6:27)
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan
yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia
kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan
meterai-Nya."
Nasihat
firman kepada orang banyak: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat
binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal,
yang akan diberikan Anak Manusia.”
Kita
giat bekerja melayani di tengah ibadah dan pelayanan ini karena firman Allah
adalah jaminan hidup yang kekal. Tetapi di sini kita melihat, mereka
berbondong-bondong mencari Tuhan hanya karena mujizat lima roti dan dua ikan,
dan dikenyangkan oleh itu.
Manusia
hidup bukan dari roti makanan, melainkan dari setiap perkataan yang keluar
dari mulut Allah. Dan klau kita merindu Ia tidak akan memberikan batu tetapi
roti hidup. Dia Bapa yang baik, Dia tidak akan memberikan batu kepada anak-anak
yang meminta roti.
Yohanes
4:34
(4:34)
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan
dari Yesus Kristus (Anak Allah), ialah;
- Melakukan
kehendak Allah yang mengutus Dia.
- Menyelesaikan
pekerjaan-Nya.
Apa yang
menjadi makanan yang dinikmati oleh Yesus Kristus, itu juga makanan yang harus
kita nikmati. Kita giat bekerja melayani Tuhan hanya karena roti hidup, roti
yang turun dari sorga, bukan karena yang lain-lain.
Respon
orang banyak terhadap nasihat firman Tuhan.
Yohanes
6:28
(6:28)
Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami
mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
Di sini
orang banyak bertanya: "Apakah
yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki
Allah?"
Kemudian,
pertanyaan orang banyak itu dijawab oleh Yesus.
Yohanes
6:29
(6:29)
Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu
hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Percaya
kepada Yesus Kristus, Dialah yang telah di utus oleh Bapa, Dialah Roti hidup,
Roti yang turun dari sorga. Pendeknya; percayalah kepada firman tentang salib
Kristus, Dialah Roti hidup, jangan percayakan diri kepada pemberitaan firman
yang lain.
Saya
senang sekali melihat kesaksian mama Nisi, dia jujur kepada hati nurani. Banyak
kali kita tidak jujur kepada hati nurani, adakalanya kita tahu itu baik tetapi
tidak melakukannya, kita undur-undur, kita tunda-tuda bahkan kita sangkal,
karena gengsi, harga diri, kepentingan diri sendiri.
Kita
tahu bagaimana menempatkan Yesus sebagai kepala, tetapi seringkali kita
sangkal, tidak mau menempatkan Kristus sebagai kepala. Sebetulnya, ini adalah
kondisi rohani yang sangat dikuatirkan karena cepat atau lambat dia akan gagal
dan mengudurkan diri.
Yohanes
6:30
(6:30)
Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya
dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau
lakukan?
Orang
banyak kembali bertanya untuk kedua kali yaitu;
- "Tanda
apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya
kepada-Mu?”
- “Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?”
Pertanyaan
yang berulang-ulang menunjukkan bahwa orang banyak ini tidak percaya oleh
karena kekerasan hati, kebebalan, kesombongan dan keangkuhan.
Yesus
cukup satu kali mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib untuk menyelamatkan
kita, tidak perlu dua kali. Oleh sebab itu segera percaya saja kepada Yesus,
ini perbandingannya, tetapi di sini kita melihat orang banyak itu bertanya
berkali kali dan setiap pertanyaan dilontarkan dengan banyak pertanyaan,
menunjukkan bahwa mereka tidak percaya.
Saya
kira kalau ada tugas yang Tuhan percayakan dalam ibadah dan pelayanan langsung
saja kerjakan, jangan tanya berulang-ulang seperti orang banyak berkali-kali
bertanya, padahal itu adalah cara mereka untuk menolak.
Penyebab
mereka tidak percaya kepada Yesus.
Yohanes
6:31-32
(6:31)
Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis:
Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."
(6:32)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan
Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan
kamu roti yang benar dari sorga.
“Nenek
moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka
diberi-Nya makan roti dari sorga." Ini
menunjukkan orang banyak masih berada di bawah hukum Taurat.
Hukum
Turat berarti mata ganti mata, gigi ganti gigi= mengerti yang benar tetapi
mengerti juga melakukan yang jahat = tidak sempurna dalam kebenaran dan
kasih.
Kemudian,
menjalankan ibadahnya hanya secara lahiriah = ibadah Taurat.
Ibadah
lahiriah; bibir memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Artinya ;
mereka mempersembahkan tubuhnya tetapi tidak mempersembahkan manusia
batiniahnya, sehingga mereka hanya bisa mengasihi sesama tetapi membenci musuh,
tidak sempurna dalam kasih. Itu sebabnya Yesus lanjut berkata; "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku
yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
Bandingkan
dengan..
Yohanes
1:16-17
(1:16)
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih
karunia;
(1:17)
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran
datang oleh Yesus Kristus.
Hukum
Taruat diberikan oleh Musa tetapi kasih karunia datang dari Yesus Kristus,
itulah roti yang turun dari sorga.
Hukum
Taurat diberikan oleh Musa, berarti mereka yang berada di bawah hukum Taurat
jauh dari kasih karunia (tidak memperoleh kasih karunia). Kasih karunia =
kemurahan Tuhan = yang tidak layak menjadi layak.
Inilah
yang meyebabkan mereka akhirnya gagal mengikuti Tuhan, sehingga ibadah tidak
sampai kepada penyembahan dan Yesus tidak tertarik menjadi Raja atas mereka.
Bagaimana dengan kita dengan ukuran ibadah kita? Masih suka dolak dalik? Hari
ini kita suka, lain kesempatan ketika Yesus to the point mengakui dirinya
sebagai roti hidup, untuk mengoreksi dosa, apakah masih bersungut-sungut?
Jalan
keluarnya.
Yohanes
6:67-68
(6:67)
Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi
juga?"
(6:68)
Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
(6:69)
dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari
Allah."
12 murid
yang diwakili oleh Simon Petrus percaya bahwa Yesus adalah roti hidup, roti
yang turun dari sorga, sehingga mereka mempercayakan hidup mereka kepada roti
hidup itu sendiri, mereka tidak mempercayakan diri mereka, kepada pemberitaan
firman yang lain, jangan garansikan hidup saudara kepada ajaran yang lain.
Kuasa
dari roti hidup / roti yang turun dari sorga.
Yohanes
6:53-58
(6:53)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau
kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu.
(6:54)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55)
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
(6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia.
(6:57)
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian
juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
(6:58)
Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek
moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya."
Kuasa
roti hidup / roti yang turun dari sorga:
- “Dibangkitkan
pada akhir zaman.”
Kita
lihat peristiwa itu..
Matius
27:50-53
(27:50)
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
(27:51)
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan
terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
(27:52)
dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal
bangkit.
(27:53)
Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota
kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Inilah
kuasa roti hidup; ada kebangkitan
orang mati.
Kuasa
kematian Yesus Kristus:
1.
Masuk ke kota kudus = melayani Tuhan.
2.
Menampakkan diri kepada banyak orang = menjadi kesaksian.
- “Ia
tinggal di dalam aku dan aku di dalam Dia” = Tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam kita = penyatuan
antara tubuh dengan kepala = Bapa di dalam anak dan anak di dalam Bapa.
- “Ia akan
hidup selama-lamanya.”
Sekalipun
hayat masih dikandung badan tetapi apabila ia tidak makan roti hidup, roti yang
turun dari sorga ia sudah mati sebelum Yesus datang pada kali yang kedua,
tetapi kalau kita makan roti hidup, roti yang turun dari sorga, sekalipun dia
mati, dia akan hidup untuk selama-lamanya = berada di dalam kerajaan yang
kekal, itulah kerajaan yang tak tergoncangkan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment