IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 21 JANUARI 2016
“KITAB
MALEAKHI”
Subtema
: YESUS
TAMPIL SEBAGAI RAJA DAN MEMPELAI PRIA SORGA BAGI YANG TELAH SIAP SEDIA.
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih
setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman
Alkitab disertai perjamuan suci.
Biarlah
kiranya pelita kita tetap menyala sampai Dia datang untuk yang kedua kali,
sebab kita tahu, Dia datang pada kali yang kedua bukan untuk mencari orang yang
berdosa, melainkan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga bagi mereka yang
sudah siap sedia.
Kita
kembali memperhatikan firman untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi
4:1
(4:1)
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Kita perhatikan kalimat yang mengatakan: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus
untuk kali yang kedua.
Mari kita lihat kedatangan Yesus Kristus untuk
kali yang kedua...
Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti
deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Kedatangan
Yesus Kristus untuk kali yang kedua, maka Ia akan tampil sebagai: Raja dan Mempelai Pria sorga bagi mempelai wanita-Nya. Mempelai wanita à
kehidupan yang siap sedia.
Ini
harus kita ketahui dengan pasti, sebab banyak gereja Tuhan yang tidak
mengetahui hal ini dengan pasti, mereka hanya tahu bahwa Tuhan datang untuk
kedua kali.
Kita
patut besyukur kepada Tuhan, setelah kita digembalakan oleh firman pengajaran
mempelai, kita mengetahui bahwa Yesus datang kembali pada kali kedua sebagai
Raja dan Mempelai Pria Sorga, sesungguhnya ini adalah kemurahan dari Tuhan,
supaya kita jangan bingung dan keliru dalam pengikutan kita kepada Tuhan. Dan kalau
sudah diyakinkan oleh firman pengajaran mempelai, tidak usah ragu meninggalkan
yang lama.
Yohanes
6:1-3
(6:1) Sesudah itu Yesus
berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
(6:2) Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat
penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
(6:3) Dan Yesus naik ke
atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
“Yesus
naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya”, Yesus
menyingkir.
Yohanes
6:11-15
(6:11) Lalu Yesus
mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang
duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang
mereka kehendaki.
(6:12) Dan setelah mereka
kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan
yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
(6:13) Maka merekapun
mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan
dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
(6:14) Ketika orang-orang
itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini
adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
(6:15)
Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan
paksa untuk menjadikan Dia
raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
“Ia
menyingkir pula ke gunung, seorang diri.”
Di sini kita melihat Yesus menyingkir untuk yang
kedua kali dari orang-orang banyak yang mengikuti Dia.
Kesimpulannya: Yesus tidak tertarik untuk menjadi
Raja atas orang-orang banyak yang mengikuti Dia, karena pengikutan mereka hanya
karena mujizat saja, antara lain;
-
Karena mujizat
kesembuhan = kesaksian Roh.
-
Karena Yesus
memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan = kesaksian firman.
Kesimpulannya; Yesus tidak tertarik dengan ibadah
yang hanya ada kesaksian firman dan kesaksian Roh tetapi
tidak memuncak sampai kepada penyembahan. Sesungguhnya, dengan penyembahan
inilah kita menyerahkan diri secara total kepada Tuhan.
Kalau ibadah itu hanya sebatas mujizat, banyak
terjadi:
-
Penyembahan
berhala = mengutamakan sesuatu perkara di bumi dari pada perkara di atas.
-
Kekeliruan.
Mari kita lihat kekeliruan itu.
Yang
Pertama
Yohanes 6:14
(6:14) Ketika orang-orang
itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini
adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Mereka keliru menilai Yesus Kristus, sebab,
setelah melihat mujizat lima roti dan dua ikan mereka berkata: “Ini adalah benar-benar nabi yang akan
datang ke dalam dunia.”
Kita bandingkan dengan perempuan Samaria..
Yohanes 4:16-19
(4:16) Kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
(4:17) Kata perempuan itu:
"Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat
katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
(4:18) sebab engkau sudah
mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal
ini engkau berkata benar."
(4:19) Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Pengakuan
dari perempuan Samaria kepada Yesus sebagai seorang nabi, inilah pengakuan yang
benar, tidak keliru.
Kenapa
dia berkata Yesus itu nabi? Karena dosa kenajisannya itu sudah diselidiki,
barulah dia katakan bahwa Yesus seorang nabi.
Nabi
tugasnya; bernubuat. Firman nubuatan itu berkuasa mengoreksi, menyelidiki
segala sesuatu yang terkandung di dalam hati.
Tadi
orang banyak berbondong-bondong mengikuti Tuhan, ibadah mereka belum sampai
kepada penyerahan / menyerahkan diri untuk dikoreksi oleh firman para nabi,
tiba-tiba mereka mengatakan bahwa Yesus adalah seorang nabi, ini penilaian yang
salah. Banyak kekeliruan-kekeliruan, bahkan hamba Tuhan juga banyak yang salah,
inilah yang harus kita syukuri malam ini.
Ibadah
mereka baru sebatas kesaksian firman dan kesaksian Roh belum memuncak sampai
kepada penyembahan / belum kepada penyerahan diri. Yang benar; beri dulu
dikoreksi baru kita berkata bahwa Yesus adalah nabi.
Yang
kedua
Yohanes
6:41
(6:41)
Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan:
"Akulah roti yang telah turun dari sorga."
Di sini kita melihat, secara to the point Yesus
berkata: "Akulah roti yang telah
turun dari sorga."
Namun oleh perkataan yang to the point
inilah mereka bersungut-sungut. Seringkali ketika firman itu secara to the
point menunjuk dosa kita bersungut-sungut.
Yohanes 6:42
(6:42) Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus,
anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah
turun dari sorga?"
Di sini mereka berkata: "Bukankah
Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat
berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Menunjukkan
bahwa orang banyak ini tidak mengakui bahwa Yesus adalah nabi.
Jadi
pengikutan dari pada orang banyak ini dolak-dalik, sesuka hati, seenaknya saja.
Tidak boleh loh mengikuti Tuhan seperti ini, tadi ketika Yesus mengadakan
mujizat mereka berkata; “Dia nabi”,
namun ketika Yesus mengatakan; “Akulah
Roti hidup”, mereka katakan; “Dia
bukan nabi, mereka keliru dalam banyak hal.”
Sekarang
bagaimana dengan kita, setelah firman itu secara to the point mengoreksi kita, apakah
sama dengan pengikutan orang banyak ini? Ini harus kita bereskan malam ini. Dua
kali kekeliruan terjadi dari orang banyak.
Penyebab mereka keliru
menilai Yesus sebagai nabi.
Yohanes
6:25-26
(6:25) Ketika orang banyak
menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi,
bilamana Engkau tiba di sini?"
(6:26) Yesus menjawab
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena
kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan
kamu kenyang.
Orang
banyak mengikuti Yesus bukan karena tanda-tanda yang terdapat dalam diri Yesus,
melainkan karena mereka makan dari roti itu dan mereka kenyang.
Ada
lima tanda pada diri Yesus yaitu;
-
Dua tangan yang terpaku.
-
Dua kaki yang terpaku.
-
Dan satu tusukan pada lambung Yesus.
Bukan
karena tanda salib mereka ikut Tuhan, tetapi karena mujizat, inilah ibadah
tanpa penyerahan, tanpa penyembahan, itu sebabnya saya katakan; Yesus tidak
tertarik kepada mereka ini.
Kalau
ibadah tanpa penyerahan dan penyembahan tidak dapat melihat tanda-tanda pada
salib Yesus.
Pendeknya,
tidak dapat melihat salib Kristus, inilah penyebab pertama.
Saudaraku,
setelah Yesus berpuasa 40 hari 40 malam ular mencobai Yesus, cobaan yang
pertama adalah soal roti makanan, sebab ular itu tahu Yesus telah selesai
berpuasa, ular itu berkata; “buatlah batu
ini menjadi roti”, tetapi Yesus kembali lagi kepada kebenaran = memiliki
prinsip yang kuat.
Apa
kebenaran itu? Kebenaran itu; manusia bukan hidup dari roti makanan, melainkan
dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah / firman Allah.
Yohanes
6:27
(6:27) Bekerjalah, bukan
untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan
sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu;
sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
Yesus
memberi nasihat yang mulia kepada orang banyak. Adapun nasihat itu adalah; “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat
binasa.”
Kalau kita giat bekerja melayani Tuhan dengan
segala kegiatan-kegiatan yang begitu banyak di dalam kandang penggembalaan ini,
tujuannya; bukan untuk roti makanan, bukan untuk sesuap nasi, tetapi untuk roti
hidup, yang memberi hidup yang kekal.
Banyak imam-imam, anak-anak Tuhan yang melayani
tetapi untuk roti makanan, untuk sesuap nasi, saya berani berkata, karena untuk
menjadi pemain musik dibayar, singer dibayar, pemimpin pujian dibayar = bekerja
untuk sesuap nasi, bagaimana dengan kita, mau melayani untuk roti hidup atau
mau dibayar ketika melayani?
Yohanes 4:34
(4:34)
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan Yesus Anak Allah;
-
“Melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Dalam Matius 6:42 Yesus harus meminum cawan Allah, sehingga dengan
demikian kehendak Allah terlaksana oleh-Nya. Melakukan kehendak Allah Bapa =
penyerahan diri di atas kayu salib.
Tanpa penyerahan/penyembahan,
tidak bisa terlaksana kehendak Allah.
-
“Menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Syarat bekerja di ladang
Tuhan:
·
Jangan setengah-setengah,
belum menyelesaikan tugas pelayanan kita tinggalkan karena kesombongan, keras
hati, karena tidak mau berubah.
·
Bekerja jangan
setengah hati, melainkan harus dengan sepenuh hati.
Bekerjalah bukan untuk sesuap nasi, melainkan untuk
roti hidup, roti yang turun dari sorga, sebab Dialah yang dimeteraikan oleh Allah,
bukan Musa.
Sejenak
kita lihat respon mereka terhadap firman Allah/roti hidup.
Yohanes 6:28
(6:28)
Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami
mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
Mereka bertanya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang
dikehendaki Allah?"
Jawab
Yesus kepada orang banyak.
Yohanes 6:29
(6:29)
Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu
hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Percaya kepada Yesus Kristus sebab Dialah yang
telah diutus oleh Allah, itu saja.
Respon
mereka terhadap jawaban Yesus.
Yohanes
6:30
(6:30) Maka kata mereka
kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami
melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
- "Tanda apakah yang
Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?”
-
“Pekerjaan
apakah yang engkau lakukan?
Dengan
perkataan yang berkali-kali ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang
bebal, keras hati dan sombong, pendeknya mereka tidak percaya kepada Yesus
Kristus.
Kalau
sudah diberitahu tetapi kembali bertanya, ini adalah orang yang tidak percaya,
karena keras hati, kesombongan, bukan karena kebodohan.
Sesungguhnya,
dengan mujizat yang diadakan Yesus Kristus yaitu; memberi makan 5000 orang
dengan lima roti dan dua ikan, sisa 12 bakul, itu sudah menjadi tanda supaya
mereka percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, Dialah yang diutus oleh Bapa,
tetapi mereka bertanya berkali-kali menunjukkan mereka tidak percaya, karena
keras hati, kesombongan, lalu bagaimana dengan kita malam ini?
Di
sini kita akan melihat dengan jelas apa yang membuat mereka tidak percaya...
Yohanes
6:31
(6:31) Nenek moyang kami telah makan manna di
padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari
sorga."
Pernyataan
ini menunjukkan bahwa orang banyak masih berada
di bawah hukum Taurat.
Kita
bandingkan dalam....
Yohanes
1:16
(1:16)
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih
karunia;
Oleh
karena kepenuhan-Nya kita menerima kasih
karunia demi kasih karunia, dari kasih karunia yang satu kepada
kasih karunia yang lain.
Di
sini diperjelas lagi...
Yohanes
1:17
(1:17)
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran
datang oleh Yesus Kristus.
Hukum
Taurat itu diberikan oleh Musa, tetapi
kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Hukum
Taurat adalah tangan ganti tangan, gigi ganti gigi artinya; kejahatan dibalas
dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari hukuman.
Sebagai
bukti; seorang perempuan yang didapati berzinah pada pagi hari, dia ditarik di
bawa kepada Yesus, dan mereka hendak mengadilinya, menurut hukum Musa, apabila
perempuan tersebut di dapati berbuat zinah maka ia akan dilempari dengan batu
sampai mati, itulah hukum Taurat, tetapi kasih karunia mengampuni banyak
kekurangan.
Kasih
karunia = kemurahan = yang tidak layak menjadi layak.
Yohanes
1:18
(1:18)
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada
di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Perlu diketahui; Tidak seorangpun yang pernah
melihat Allah selain Anak Tunggal Allah.
Jadi kalau kita tidak pernah percaya kepada Yesus,
kita tidak akan pernah sampai kepada Allah Bapa.
Yang masih berada di bawah hukum Taurat, ini
menjadi suatu pelajaran bagi kita malam ini.
Yohanes 6:32
(6:32)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang
memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti
yang benar dari sorga.
Yesus
meluruskan mereka; “bukan Musa yang
memberikan roti dari sorga melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari
sorga.”
Itulah
pribadi Yesus Kristus, Dialah Roti hidup yang turun dari sorga, supaya mereka
terlepas dari hukum Taurat. Jadi dua penyebab inilah sehingga mereka keliru
menilai Yesus sebagai nabi;
-
Mereka bekerja karena roti makanan.
-
Mereka masih hidup di bawah hukum Taurat.
Sehingga
ibadah mereka tidak sampai kepada penyembahan, kepada penyerahan diri, hanya sebatas
kesaksian firman dan kesaksian Roh. Kesaksian firman = mengerti firman, kesaksian
Roh = ibadah dan pelayanan.
Beribadah
dan melayani tetapi tidak mau menyerahkan dirinya atau tidak sangkal diri dan
pikul salib lewat doa penyembahan, sehingga banyaklah penyembahan berhala dan banyaklah
terjadi kekeliruan, baik dalam hal melihat Yesus Kristus.
Pendeknya,
Yesus tidak tertarik kepada orang banyak, karena ibadah mereka hanya sebatas
kesaksian firman dan Roh, ibadah mereka tidak sampai kepada penyembahan.
Sehingga akibatnya.
Maleakhi
4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.
Mereka digambarkan seperti jerami akan terbakar dan hangus pada saat
Yesus datang pada kali yang kedua, sebab Yesus datang sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga, bukan mencari orang yang berdosa.
Kedatangan Yesus pada kali pertama untuk mencari orang berdosa, itu
sebabnya untuk menyelamatkan orang yang berdosa, Dia rela menjadi kutuk di atas
kayu salib, Dia rela dihina supaya kita mulia, Dia rela miskin supaya kita kaya.
Kalau pengikutannya hanya seperti orang banyak tadi, maka digambarkan seperti
jerami yang akan dibakar, sebab mereka adalah orang yang gegabah dan berbuat
fasik.
Siapa yang tahan terhadap api yang menghanguskan itu? Kalau hanya 100
tahun saja kita berada dalam api neraka, tidak menjadi soal, walaupun itu lama,
tetapi ada limit, ada batas, bahkan kasarnya 1000 tahun di sana, masih bisa,
ada batas, tetapi ini tidak, untuk selamanya di dalam api neraka, siapakah yang
sanggup? Panasnya api neraka itu lebih panas dari dapur api apa saja yang ada
di muka bumi ini.
Dapur api Krakatau Steel, untuk memanaskan bahan baku baja itulah yang
disebut pelet, apinya harus dipanaskan sampai 1000 derajat celcius lebih, maka
bahan baku ini hancur, bayangkan itu panasnya minta ampun. Konon katanya, waktu
itu ada orang cerita, ada kucing loncat ke peleburan api itu, tidak sampai 3
detik kucing itu habis lenyap, bagaimana dengan api neraka? Siapa yang kuat,
siapa yang sanggup, siapa yang dapat bertahan?
Ini harus menjadi perhatian bagi kita, jangan gegabah dan jangan
pertahankan lagi kefasikan itu.
Jadi ibadah kita tidak cukup hanya ibadah raya minggu disertai
kesaksian, ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, tetapi harus
memuncak sampai kepada penyembahan, itulah ibadah yang diukur oleh Tuhan.
Jalan
keluarnya.
Wahyu 19:7
(19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Yesus
tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga bagi pengantin perempuan.
Siapakah
pengantin perempuan ini? Mereka itu adalah orang-orang yang telah siap sedia.
Mari kita lihat pengantin
perempuan yang siap sedia....
Matius
25:1
(25:1) "Pada waktu
itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan
pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Kerajaan sorga itu dikaitkan dengan sepuluh gadis.
Apa yang mereka perbuat? Mengambil pelitanya. Tujuannya; menyongsong Mempelai
Laki-Laki.
Tujuan kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan adalah menyongsong
Mempelai Laki-Laki sorga.
Barulah proses mekanismenya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan..
Matius 25:2-10
(25:2) Lima di antaranya
bodoh dan lima bijaksana.
(25:3) Gadis-gadis yang
bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4) sedangkan
gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam
buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena
mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu
tertidur.
(25:6) Waktu tengah malam
terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
(25:7) Gadis-gadis itupun
bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
(25:8) Gadis-gadis yang
bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari
minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
(25:9) Tetapi jawab
gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk
kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
(25:10)
Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu
dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang
perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Yang
telah siap sedia adalah lima gadis yang bijaksana, mereka masuk dalam pesta
nikah Anak Domba.
Lima
gadis bijaksana à Mempelai wanita
Tuhan yang bersanding dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.
Inilah
tujuan kita melayani, untuk masuk pesta nikah Anak Domba, bukan untuk
gagah-gagahan.
Waktu
memulai pelayanan, banyak orang bertanya kepada saya; sudah bisa bikin rubuh
belum? Dalam hati, untuk apa saya membuat mereka rubuh, tugas saya untuk
membangun, menghibur, menasihati. Jadi mereka bangga dengan mujizat, dengan
rubuh-rubuh, justru itu menjadi pertanyaan besar bagi saya, setelah terima
Yesus terjadi kelepasan, kenapa ketika di doakan kok masih tumbang (rubuh), berarti
masih kesetanan, belum ada pegangan. Tetapi kalau ada pegangan, ada firman
Tuhan, tidak mungkin membuat kita rubuh dalam dosa kejahatan, kenajisan, dosa daging
dengan keinginannya, itu harus diketahui.
Jadi
sasaran ibadah dan pelayanan di atas muka bumi adalah; masuk dalam pesta nikah
Anak Domba, bukan untuk gagah-gagahan, tidak lebih dan tidak kurang, jangan
ditambah-tambahkan.
Semakin
jelas dan semakin terang, seperti pelita yang menyala, seperti rembang tengah
hari. Rembang tengah hari itu persis pukul 12, berarti terangnya tanpa bayang-bayang
dosa.
Proses lima gadis bijaksana
sehingga masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Sepuluh
gadis, lima diantaranya bodoh, lima diantaranya bijaksana.
-
Lima gadis bijaksana membawa pelita +
minyak dalam buli-buli.
Minyak dalam buli-buli kegunaannya adalah sebagai
persediaan. Kita tidak tahu Yesus datang kapan, kapan Dia kembali, kita tidak
tahu. Kita memang tahu Dia akan datang kembali menjadi Raja dan Mempelai Pria
Sorga, tetapi kita tidak tahu, kapan hari, tanggal, bulan, dan itu tidak perlu
dituliskan kepada kita yang terpenting kita berjaga-jaga.
-
Lima gadis yang bodoh membawa pelita tanpa
membawa minyak dalam buli-buli sebagai persediaan.
Sekarang
kita melihat cara menghasilkan minyak.
Yang pertama
“Dengan membawa minyak zaitun tumbuk.”...(Keluaran 27:20-21)
Yesus
Kristus telah mengalami penumbukkan di atas kayu salib, sehingga menghasilkan
minyak.
Kalau
kita tidak mengalami penumbukkan itulah sengsara salib, maka akan seperti pohon
zaitun yang batangnya masih utuh, masih gagah, hebat, sombong, masih merasa
diri bisa. Tetapi setelah pohon zaitun ditumbuk maka ia akan remuk dan hancur,
maka mudah diperas dan menghasilkan minyak.
Yang kedua
Imamat
21:12
(21:12)
Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan
tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia
telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Jangan
keluar dari tempat kudus, untuk menghasilkan minyak urapan, kalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel terkena kepada ruangan suci.
Di
dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, yaitu;
·
Meja roti sajian à
ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman.
·
Pelita emas à
ketekunan dalam ibadah raya Minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan harap.
·
Mezbah dupa à ketekunan
dalam ibadah doa penyembahan.
Ibadah ini menghasilkan kasih.
Untuk
menghasilkan minyak urapan, jangan keluar dari tiga macam ibadah pokok.
Doa
pagi pada hari Sabtu kemarin, untuk yang pertama kali di tahun ini, setelah
selesai penyembahan, selalu diikuti dengan pembacaan firman, sesuai dengan
tanggal dan hari yang sudah ditentukan, dan pada saat membaca, tidak ada yang
dapat membaca, kecuali si Kevin walaupun salah-salah, itu tandanya kalau kita
tidak bisa membiasakan diri dengan pekerjaan Tuhan urapan itu tidak ada, harus
terikat dengan Roh Tuhan, ibadah dan pelayanan, tekun dalam tiga macam ibadah
pokok, jangan keluar dari tempat kudus, untuk menjadi pengantin perempuan,
tubuh Kristus yang sempurna, itulah organisme, jangan pandang organisasi untuk
menjadi organisme.
Inilah
cara yang kedua; membawa pelita + minyak dalam buli-buli, memang repot.
Lima
gadis yang bodoh membawa pelita, enak, tidak direpotkan dengan minyak dalam buli-buli
sebagai persediaan, sedangkan lima gadis yang bijaksana, membawa pelita +
minyak dalam buli-buli, direpotkan dengan tiga macam ibadah pokok, tetapi
dengan demikian kita menghasilkan minyak urapan di atas kepala.
Matius
25:5
(25:5)
Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua
lalu tertidur.
Tetapi karena mempelai itu lama tidak
datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur, baik lima gadis
bijaksana maupun yang bodoh.
Tidur menunjukkan ketidaksempurnaan gereja Tuhan,
artinya; masih terdapat kelemahan di sana-sini.
1 Tesalonika 5:1-2
(5:1) Tetapi tentang zaman
dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
(5:2) karena kamu sendiri
tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
Kedatangan Tuhan itu seperti pencuri pada malam
hari, yang dibutuhkan adalah berjaga-jaga.
Namun yang pasti lima gadis yang bijaksana sudah
berjaga-jaga, dengan bukti membawa pelita dan minyak dalam buli-buli. Walaupun
masih banyak kekurangan dan kelemahan. Selama kita ada di bumi masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahan, nanti yang menyempurnakan adalah Dia dalam
waktu sekejap.
Matius 25:6
(25:6) Waktu tengah malam
terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Kemudian, di waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: “Mempelai datang! Songsonglah dia!”
Ini adalah suara firman pengajaran mempelai yang
berkuasa membangkitkan gereja Tuhan dari tidur, dari keterpurukan dan segala
kelemahan.
Kuasa
firman pengajaran mempelai.
Matius 25:7
(25:7) Gadis-gadis itupun
bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
Kerohanian mereka dibangunkan, baik lima gadis
yang bijaksana, maupun lima gadis yang bodoh.
Matius 25:8-9
(25:8) Gadis-gadis yang
bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari
minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
(25:9) Tetapi jawab
gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk
kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Namun ketika mereka membereskan pelita
masing-masing, pelita dari pada lima gadis yang bodoh ini hampir padam, sementara
mereka tidak mempunyai minyak dalam buli-buli sebagai persediaan. Pendeknya,
lima gadis yang bodoh tidak berjaga-jaga ketika menyongsong Mempelai Lai-Laki
Sorga.
Tadi saya sudah sampaikan; berjaga-jaga, berarti;
membawa pelita + minyak dalam buli-buli, artinya; untuk mempertahankan ibadah
pelayanan dan minyak urapan di atas kepala adalah lewat doa penyembahan sesuai
dengan Matius 26:40-41.
-
Membawa pelita
à ibadah dan pelayanan.
-
Minyak dalam
buli-buli à urapan Roh Kudus.
Kemudian, lima gadis yang bodoh ini berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana;
“Berikanlah kami sedikit dari minyakmu
itu, sebab pelita kami hampir padam.” Tetapi lima gadis yang bijaksana
tidak memberikannya kepada lima gadis yang bodoh, dengan alasan; “Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan
untuk kamu.”
Jangan sampai oleh karena kebodohan-kebodohan, kita keluar dari tempat
kudus, meninggalkan ibadah pelayanan, jangan mau berbagi nanti tidak cukup bagi
kita dan tidak cukup bagi mereka, apapun alasannya, baik karena pekerjaan, saudara laki-laki, saudara perempuan, jangan
mau berbagi. Ikut Tuhan jangan pakai perasaan, jangan keluar dari tempat kudus
supaya minyak urapan tetap ada di atas kepala.
Nasihat lima gadis
bijaksana kepada lima gadis bodoh: “Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak
dan beli di situ.” Nasihat ini bagus, sebab kalau kita perhatikan Wahyu pasal 3, tentang sidang jemaat di
Laodikia, nasihat Tuhan kepada mereka adalah untuk membeli minyak dari Tuhan
supaya melumas mata mereka.
Mata adalah pelita (Matius 6:22),
maka mata harus dilumas supaya kehidupan itu tetap di dalam terang, itu nasihat
yang bagus, tetapi yang menjadi persoalannya adalah waktu membeli itu tidak
tepat.
Matius 25:9-10
(25:9) Tetapi jawab
gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk
kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
(25:10)
Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu
dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang
perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Namun, pada waktu lima gadis bodoh membeli
minyak, datanglah Mempelai Laki-Laki Sorga, dan mereka yang telah siap sedia
masuk ke ruang perjamuan kawin lalu pintu di tutup.
Masuk ke ruang perjamuan = mempelai perempuan bersanding
dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.
Lima gadis yang bodoh, waktu mereka tidak tepat
saat membeli minyak. Waktu yang tepat untuk membeli minyak adalah saat ini,
tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, jangan sampai ketika Ia datang pada
kali kedua baru kita minta ampun, dan berjanji untuk tekun dalam tiga macam
ibadah pokok, sudah terlambat waktunya.
Kesempatan yang Tuhan berikan ini untuk kita
tekun dalam tiga macam ibadah pokok merupakan panjang sabarnya Tuhan, jangan
sia-siakan, waktu yang tersisa ini sangat singkat, tidak lama lagi Tuhan datang
sesuai dengan tanda-tanda zaman.
Matius 25:11
(25:11)
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan,
bukakanlah kami pintu!
Tuhan menutup pintu kepada lima gadis yang bodoh,
karena Tuhan tidak mengenal mereka.
Tidak dikenal berarti; namanya tidak tertulis
dalam kitab kehidupan Anak Domba = tidak terdaftar dalam kerajaan sorga. Segera
kita perhatikan firman ini sungguh-sungguh jangan seperti orang banyak tadi
sudah diberi pengertian tetapi masih saja banyak bertanya karena keras hati,
inilah jalan keluarnya supaya kita siap sedia, menunjuk kepada orang yang
berjaga-jaga.
Syarat untuk siap sedia.
Yang pertama.
Wahyu 19:7
(19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
“Marilah
kita bersukacita dan bersorak-sorai.” Artinya;
tanggalkanlah beban dosa dan berlarilah pada tujuan.
Yang membuat muka tidak berseri adalah beban
dosa.
Ibrani 12:1
(12:1)
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan
berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Marilah kita meninggalkan beban dosa, sebab beban
dosa itu merintangi kita untuk datang kepada Tuhan.
Selanjutnya, himbauan rasul Paulus; berlomba
dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Perlombaan di sini à pertandingan
lari, berlarilah pada tujuan akhir.
Ibrani 12:2
(12:2)
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin
kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang
dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan
bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Kalau kita sudah tanggalkan beban dosa dan
berlari pada tujuan, maka mata kita hanya terarah kepada Yesus saja tidak
kepada yang lain. Coba perhatikan orang yang berada di gelanggang pertandingan
lari, matanya tidak mungkin melihat kanan kiri, tetapi akan terus fokus
memandang ke depan, memandang kepada Kristus Yesus.
Filipi 3:14
(3:14)
dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus.
Rasul Paulus di tengah-tengah gelanggang
perlombaan mengarahkan diri dan fokus pada apa yang ada dihadapannya. Berlarilah
kepada tujuan akhir hidup, tujuan ibadah dan pelayanan di muka bumi ini adalah masuk
dalam pesta nikah Anak Domba, menjadi mempelai perempuan, yaitu; panggilan
sorgawi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam gelanggang pertandingan
lari.
YANG PERTAMA.
1
Korintus 9:24
(9:24)
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut
berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu
rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Harus
diketahui dengan baik: “Dalam gelanggang
pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja
yang mendapat hadiah”, itulah
mereka yang menjadi pemenang à
pengantin perempuan.
Sebab
itu, “larilah
begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!”
Upayakan berlari secepat mungkin supaya kita yang
menjadi pemenang. Lepaskan diri dari beban dosa yang sifatnya merintangi.
YANG
KEDUA.
1 Korintus 9:25-26
(9:25) Tiap-tiap orang
yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala
hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi
kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
(9:26) Sebab itu aku tidak
berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Ketika
berlari dalam gelanggang pertandingan ia menguasai
dirinya dalam segala hal.
Kalau
tidak ada penguasaan diri banyak kesalahan, yang harus kita perhatikan kuasai
diri, kuasai diri, kuasai diri, kuasai diri, saya sengaja berkata ini berkali-kali.
Seluruh
hidup ini harus dikuasai;
-
Hati, pikiran, perasaan, harus dalam
penguasaan
-
Tubuh, jiwa dan roh harus dalam penguasaan.
Yakobus
3:2
(3:2)
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam
perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh
tubuhnya.
Menguasai
diri = mengendalikan seluruh tubuh dalam diri masing-masing, maka yang
pertama-tama harus diperhatikan adalah lidah,
sebab kalau seseorang tidak salah dalam perkataan dia sempurna.
Jadi
yang harus kita kuasai adalah lidah, maka dengan sendirinya seluruh tubuh di
dalam diri ini akan sanggup dikuasai, dikendalikan.
Yakobus
3:3-5
(3:3) Kita mengenakan kekang pada mulut kuda,
sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga
mengendalikan seluruh tubuhnya.
(3:4)
Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin
keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak
jurumudi.
(3:5)
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat
memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia
dapat membakar hutan yang besar.
Berarti yang diperlukan adalah mengendalikan
lidah. Percayalah kalau seseorang tidak salah dalam perkataan dia sempurna.
Mengendalikan lidah = mengendalikan seluruh tubuh dalam diri ini.
Sebab itu pesan dari rasul Paulus kepada Timotius
adalah awasi dirimu dan awasilah ajaranmu.
Syarat untuk siap sedia.
Yang Kedua
Wahyu 19:7
(19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan
Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.
“Memuliakan
Tuhan.”
1 Korintus 6:20
(6:20)
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Di sini rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di
Korintus: “Muliakanlah Allah dengan
tubuhmu!”
Tubuh ini terdiri dari banyak anggota mulai dari kepala,
kaki, tangan, hidung, mata, mulut, telinga, biarlah seluruh anggota tubuh ini
memuliakan Tuhan. Berjalan tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan, dua tangan
kita gunakan untuk melayani Dia dengan benar, sepasang telinga kita gunakan
untuk dengar firman Tuhan bukan untuk dengar suara asing, hidung kita gunakan
untuk bernafas = doa penyembahan, mulut juga kita gunakan untuk memuliakan
Tuhan, tidak digunakan untuk memuji dan memuliakan yang lain-lain, pendeknya, muliakan
Tuhan dengan tubuh.
Sebab itu dalam ayat yang lain rasul Paulus berpesan
kepada jemaat di Roma: “Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati.”
Perlu diketahui: Ketika kita mempersembahkan diri
seutuhnya kepada Tuhan = tanda menyerahkan diri sepenuhnya / penyerahan diri secara
total kepada Tuhan = tinggal di dalam kasih.
Kasih berarti, menyerahkan diri kepada Tuhan
sebagai persembahan dan korban.
Kemudian, memuliakan Tuhan dengan cara yang
lain..
Amsal 3:9
(3:9)
Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala
penghasilanmu,
-
“Dengan hartamu.”
Saya patut bersyukur kepada Tuhan, karena
kemurahan hati Tuhan, Tuhan memberikan kesempatan bagi saya dan tiga orang
sidang jemaat melayani persekutuan garis depan di Binjai Medan pada tanggal 28
Desember 2015, pagi hari seminar dan sore hari KKR. Kemudian, besok harinya
tanggal 29 Desember 2015 di Paropo kita dipercaya juga untuk melayani Tuhan dan
kita juga sudah dicukupkan oleh Tuhan segala perongkosan-perongkosan. Sidang
jemaat juga yang turut menjadi bagian dalam Tuhan mempersembahkan hartanya,
uangnya. Jadi saudara tidak perlu rugi untuk mempersembahkan harta kepada
Tuhan.
Saudara telah mempersembahkan harta saudara, sehingga
saya juga dapat menutupi DP mobil sampai dengan 44 juta, ada yang sedikit, ada
yang banyak, saya bersyukur untuk itu.
Harta itu bukan saja uang, tetapi bentuk apa
saja, jemaat di Makedonia kekuatan mereka tidak seberapa tetapi mereka juga harus
memohon kepada rasul Paulus supaya diberi kesempatan untuk mempersembahkan. Korban
persembahan bagi pekerjaan Tuhan.
-
“Muliakan Tuhan dengan hasil pertama dari segala
penghasilanmu” à buah sulung.
Jadi buah sulung dari segala penghasilan apa
saja.
Sedikit kesaksian.
Persembahan sulung dari tujuh pos ibadah sekolah
minggu dan ibadah pemuda remaja Serang dan Cilegon, saya persembahkan kepada
Tuhan. Buah sulung dari melayani persekutuan hamba-hamba Tuhan juga saya
persembahkan kepada Tuhan, nilainya tidak kecil, maka saya menyampaikan firman
ini tidak ragu-ragu dan tidak takut, karena saya sudah terlebih dahulu berupaya
melakukannya.
Kalau sudah mengerti firman, lakukan, semakin
mengerti firman, semakin dituntut banyak, tetapi bersyukur supaya kita semakin
suci, sepadan dengan firman Tuhan.
Kenaikan gaji juga harus dipersembahkan kepada
Tuhan buah sulungnya, penghasilan yang lain dari usaha lain, buah sulungnya
persembahkan kepada Tuhan, apapun bentuknya. Buah dari tanam-tanaman, yang
pertama persembahkan kepada Tuhan, apapun bentuknya, barulah kita bisa memahami
bahwa ibadah dan pelayanan itu adalah hak kesulungan.
Inilah syarat mutlak yang harus kita pelajari,
ingatlah pada saat Yesus datang untuk kali yang kedua Dia akan tampil menjadi Raja
dan Mempelai Priga Sorga, Tuhan tidak tertarik menjadi Raja dan Mempelai bagi mereka
yang tidak siap–sedia, ibadah mereka hanya sebatas kesaksian firman dan kesaksian
Roh, tetapi tidak sampai kepada penyembahan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment