IBADAH
TUTUP TAHUN, 31 DESEMBER 2015
Subtema
: BEKAL
HIDUP (ROTI MALAIKAT)
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya dan puji Tuhan di malam ini kita
berada di penghujung tahun 2015 semua karena kemurahan dari pada hati Tuhan. Malam
ini kita boleh mengakhiri tahun ini lewat ibadah tutup tahun, semua karena kemurahan
Tuhan supaya nanti dengan pemberitaan firman ini kita dibekali untuk melewati segala
ujian dan cobaan silih berganti di tahun 2016.
Bukan berarti di tahun 2016 ini tidak ada ujian, semakin dekat kedatangan
Tuhan justru ujian itu semakin berat dan besar dari berbagai penjuru, tetapi
bersama dengan Tuhan kita pasti menang. Saat menghadapi ujian, itu merupakan
kesempatan bagi kita untuk mencuci jubah sampai putih bersih berkilau-kilauan.
Di
penghujung tahun ini kita mendapat masalah soal tempat dan saya mengatakan
kepada pa Barita, tidak apa-apa kita pindah saja ke belakang, tidak boleh bersungut-sungut,
karena sungut-sungut adalah tanda masih terkejut dengar firman. Dan ini adalah kesempatan
bagi kita untuk membuktikan diri bahwa kita layak menjadi rumah Tuhan.
Kadang
kita banyak kali dipercaya, tetapi kita tidak mampu menunjukkan kepercayaan itu kepada Tuhan, kalau
kita setia dalam perkara kecil nanti Tuhan percayakan dalam perkara besar. Kalau
kebenaran berasal dari bumi, berantem saja, siapa yang lebih kuat itu yang
menang, tetapi kebenaran itu datang dari sorga jadi kita tidak perlu gontok-gontokkan
dengan gereja lain karena sama-sama menumpang, kita mengalah, karena kita sudah
menerima firman pengajaran mempelai yang sudah mendewasakan kita selama ini.
Anak
kecil tidak dapat menilai orang dewasa, tetapi orang dewasa dapat menilai anak
kecil, itu tanda penggembalaan ini bukan semata-mata berdiri begitu saja,
tetapi betul-betul berdiri di atas korban Kristus. Itulah tandanya
penggembalaan berdiri di atas korban dan penggembalaan berdiri di atas dasar
yang lain.
Kemudian
saya juga harus bersaksi, malam ini isteri dan dua anak kami tidak bisa hadir,
setelah selang dicabut baru saya pulang, saya dengarkan apa yang dirasakan oleh
isteri saya, bagian perut sakit, melilit dan bagian punggung sakit, saya sangat
sedih sebetulnya mendengarnya tetapi biarlah kiranya Tuhan tolong.
Saya
berharap sekali ibu gembala bersama-sama terus mendampingi saya supaya menjadi
teladan yang baik dalam kandang penggembalaan dan juga di luar kandang
penggembalaan, menjadi teladan dimanapun berada, itu kerinduan saya. Tetapi karena
satu dan lain hal selalu menghalangi, tetapi saya tetap berdoa dan kita semua
saling berdoa supaya Tuhan membuka jalan
dan kita layak memikul tanggung jawab yang lebih besar lagi.
Kejadian
yang ada cukup mendewasakan kita, kejadian yang ada membuat hati hancur, tetapi
jangan sampai hati hancur tetapi tidak ada perubahan itu tidak ada artinya,
kejadian yang ada mendewasakan kita dalam segala sesuatu.
Kemudian
kesaksian yang kedua:
Puji
Tuhan Pelayanan di Binjai berjalan dengan baik, ibadah di undur satu jam yang seharusnya
dimulai dari jam 10 tetapi berhubung keterlambatan kami karena perjalanan yang
jauh dari Kualanamu sampai ke Binjai makan waktu dua jam, akhirnya di undur
sampai jam 11, tetapi semua berjalan dengan baik dan firman Allah disampaikan
dengan baik, menjadi berkat bagi mereka, hamba-hamba Tuhan di sana dan sidang
jemaat.
Demikian
juga hari yang kedua di daerah Paropo di kandang penggembalaan bapa Pdt.Tungkir,
ibadah hanya satu kali dimulai jam 7 malam, ibadah berjalan dengan baik dan Firman
Allah juga betul-betul berkuasa di sana. Saya hanya minta sidang jemaat untuk
maju apabila ada masalah dan perkara, tetapi yang nomor satu maju justru hamba-hamba
Tuhan.
Dari
situ saya banyak belajar sekali, ternyata memang kita harus banyak menyerah
tidak boleh pakai hati, pikiran dan
perasaan tetapi kebenaran itu harus berasal dari Tuhan supaya nanti kehidupan
saya menjadi teladan, baik kepada sidang jemaat sehingga kita semua dipakai
oleh Tuhan Yesus, Dia Raja, Dia gembala Agung yang memegang otoritas.
Kalau
DIA mengangkat tidak ada yang dapat menahan sebaliknya kalau Dia menahan tidak
ada yang dapat mengangkat, Setan sekalipun tidak mampu. Terimakasih kepada
Tuhan, kemuliaan dan pengagungan hanya kepada Dia.
Kita
akan mendengar firman penggembalaan untuk ibadah tutup tahun, kita akan memperhatikannya
dari firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan itulah surat rasul
Paulus yang dikirim kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu
hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang
nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat yang harus kita
perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
- Bangsa kafir =
orang-orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik
dengan segala kefasikan mereka.
Mereka itu memusuhi Allah
dalam hati dan pikiran dan itu terlihat dari setiap perbuatan yang jahat.
Pendeknya; perbuatan jahat, kecil, besar, menunjukkan bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh kita memperhatikan…
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah,
bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang
disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu kamu
tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus
kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah
Kristus.
Yang dahulu hidup jauh dari
Allah berarti: “Tanpa Kristus, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung kepada
kematian.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati
karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Orang-orang yang dahulu hidup
jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran
dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya,
karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan
angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya
kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya
dosa, antara lain;
- Mengikuti jalan
dunia ini.
- Mentaati
penguasa kerajaan angkasa.
- Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak
daging.
Keterangan: “MENTAATI
PENGUASA KERAJAAN ANGKASA.”
Pertanyaannya: Siapakah mereka
itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa)?
Jawabnya: Mereka adalah orang-orang yang sedang dikuasai oleh roh pendurhakaan sesuai dengan yang telah kita baca tadi. Roh pendurhakaan
= memberontak = melawan Allah.
Kita lihat salah satu
peristiwa ketika bangsa Israel melawan kepada Allah...
Bilangan 21:4-5
(21:4) Setelah mereka
berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi
tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
(21:5) Lalu mereka
berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar
dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti
dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
Bangsa Israel
berkata-kata melawan Allah dan Musa = memberontak = dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Penyebab bangsa Israel melawan Allah, dapat dilihat dari pengakuan
mereka: “Tidak ada roti dan tidak ada air” =
kuatir soal makanan dan minuman.
Sejenak
kita melihat...
Matius
6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah
kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami
minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu,
bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Orang
yang kuatir soal makan dan minum à
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = bangsa kafir.
Roh
yang menguasai bangsa kafir adalah roh jual beli = antikris, itu sebabnya hidup
mereka jauh dari Allah.
Matius
6:25
(6:25) "Karena itu
Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian?
Sesungguhnya
seseorang tidak perlu kuatir soal makan dan minum, karena hidup itu lebih
penting dari pada makanan dan minuman. Anak-anak Tuhan tidak perlu kuatir soal
makan dan minum, masa depan dari anak-anak Tuhan ada di dalam tangan Tuhan, di
tangan kanan-Nya ada umur panjang, tangan kiri-Nya ada kekayaan dan kehormatan.
Itu
sebabnya dikatakan dalam Matius 6:32:“...Akan
tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” Dan
ayat berikutnya: “...Yang terpenting
adalah cari dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya ditambahkan..” (Matius 6:33).
Sesuai
dengan pengalaman Daud, Dia seorang raja, namun tetap memberi diri digembalakan,
sehingga secara jasmani, baik secara rohani, tidak kekurangan, buktinya tidak
terlihat cacat cela, kerut, dosa kejahatan maupun dosa kenjisan, sampai
diakhiri dengan kata: “Kebajikan dan kemurahan
mengikuti aku seumur hidupku, aku tinggal di dalam rumah Tuhan”, itu sebabnya
gunung Sion disebut rumah Allah Yakub.
Sesungguhnya,
yang membangun Tabernakel adalah Musa, bukan Yakub, tetapi kalau kita tetap
tinggal di rumah Allah, tergembala dengan sungguh-sungguh pada akhirnya akan menjadi
gunung Sion.
Dampak negatif kuatir soal
makan dan minum.
Bilangan21:5
(21:5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan
Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di
padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan
makanan hambar ini kami telah muak."
Bangsa Israel muak terhadap roti manna. Ini adalah
kekeliruan dari anak-anak Tuhan yang juga sedang terjadi untuk masa sekarang.
Kita lihat
dulu...
Keluaran
16:11-12
(16:11) Lalu berfirmanlah
TUHAN kepada Musa:
(16:12) "Aku telah
mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu
senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti;
maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu."
Tuhan Allah memberikan roti manna kepada
bangsa Israel karena telah mendengar sungut-sungut mereka.
Jadi roti itu diberikan karena bangsa Israel
menginginkannya.
Lebih dipertegas oleh Mazmur Daud.
Mazmur 78:27-29
(78:27) Ia menurunkan
kepada mereka hujan daging seperti debu banyaknya, dan hujan burung-burung
bersayap seperti pasir laut;
(78:28) Ia menjatuhkannya
ke tengah perkemahan mereka, sekeliling tempat kediaman itu.
(78:29) Mereka makan dan
menjadi sangat kenyang; Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan.
Allah
memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan. Namun kita melihat dalam
kitab Bilangan, pada akhirnya bangsa Israel muak = sesuka hati, karena mereka
yang menginginkannya tetapi akhirnya muak.
Pada
awalnya mereka yang menginginkan roti manna tetapi pada akhirnya mereka muak =
sesuka hati, beribadah dan melayani sesuka hati = kehidupan yang tidak memiliki
aturan, menjalankan ibadahnya tanpa aturan.
Bukti tanpa aturan:
Mazmur
78:30
(78:30)
Mereka belum merasa puas, sedang makanan masih ada di mulut mereka;
“Mereka
belum merasa puas, sedang makanan masih ada di mulut mereka” = rakus.
Rakus ini dapat juga diartikan melayani di luar
batas daerah yang dipatok oleh Tuhan.
Sesungguhnya untuk makan roti manna itu ada aturannya.
Keluaran 16:14-16
(16:14) Ketika embun itu
telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus,
sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi.
(16:15) Ketika orang
Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah
ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka:
"Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
(16:16) Beginilah perintah
TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu
boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah
jiwa."
Tiap-tiap
orang memungut keperluannya segomer seorang menurut jumlah jiwa.
Inilah
aturan untuk makan roti manna.
Keluaran 16:17
(16:17)
Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada
yang sedikit.
Mereka mengumpulkan menurut jumlah jiwa, ada yang
banyak, ada yang sedikit, jadi kalau dalam satu kemah jumlah jiwa banyak maka dikumpulkan
banyak kalau sedikit dikumpulkan sedikit, tetapi yang pasti satu gomer untuk satu
orang.
Keluaran 16:18
(16:18)
Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak,
tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.
Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.
Apabila makan roti manna menuruti aturan :
-
“Mengumpulkan banyak tetapi tidak kelebihan.”
Artinya; kebenaran yang
harus kita miliki tidak melebihi dari firman Tuhan.
Hukum Taurat = kebenaran diri sendiri, kebenaran
dari manusia karena hukum Taurat diberikan oleh Musa.
Ada kalanya ketika kita merasa diri benar maka
tidak perlu diusik, ini kebenaran sudah melebihi dari firman Tuhan.
Sering kali ketika kita merasa melakukan sesuatu,
kemudian ketika ditegor tidak terima, karena kita merasa bahwa kita sudah
melakukan yang baik, ini adalah kebenaran yang melebihi dari firman.
Kebenaran yang tidak melebih dari firman = tidak
mendahului apa yang menjadi kehendak Allah.
Matius 26:38-39
(26:38)
lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
(26:39)
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki."
Perhatikan
pernyataan Yesus sebagai anak Tunggal Bapa: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin,
biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku”
namun ditambahkan lagi “...tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki.”
Di sini Yesus sebagai Anak, tidak mendahului apa
yang menjadi kehendak Allah Bapa.
Minum cawan Allah berarti menanggung penderitaan
di atas kayu salib.
Kehendak Allah Bapa bagi daging itu sakit,
kebenaran yang sejati kalau diterapkan bagi daging sakit, tetapi hasilnya tidak
pernah mendahului apa yang menjadi kehendak Allah dan inilah kebenaran yang
tidak melebihi dari firman.
Dan biasanya orang yang hidup dalam kebenaran
yang tidak melebihi dari firman pasti dengar-dengaran, itu dibuktikan dari pernyataan
Yesus yaitu: “Ya Bapaku.”
Biarlah
kiranya kita perhatikan itu, walaupun bagi daging itu sakit. Mungkin seseorang
berkata: “Aku sudah melakukan yang benar
tetapi mengapa ada tegoran?” Perlu diketahui; sebagai Anak Yesus telah diutus
untuk melakukan kehendak Allah Bapa, dan Dia belajar taat, setia
dengar-dengaran dan tidak mendahului apa yang menjadi kehendak Allah Bapa.
-
“Yang
mengumpulkan sedikit tidak kekurangan.”
Artinya;
tidak terlihat cacat cela / kerut atau yang serupa itu.
Kalau
kita perhatikan dalam Efesus 5, dikuduskan
sesudah dimandikan oleh air dan firman, maka sidang jemaat ditempatkan
dihadapan-Nya tanpa cacat cela, kerut atau yang serupa itu = cemerlang tidak
bercela.
Itu
akan terjadi, kita akan alami kalau kita makan roti manna sesuai dengan takaran
Tuhan sesuai dengan aturan Tuhan.
Gejala yang timbul apabila
seseorang muak terhadap roti manna.
Bilangan
21:5
(21:5)
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin
kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini
tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah
muak."
Di mulut mereka roti manna
terasa hambar, artinya; tidak lagi merasakan kuasa
firman.
Kalau
kita perhatikan firman Allah dalam suratan Timotius, firman Allah itu hidup,
kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun sehingga Dia sanggup menusuk
amat dalam dan memisahkan tiga hal, yaitu:
-
Jiwa dan
roh disucikan oleh firman Alla.h
-
Sendi-sendi dan sum-sum, dosa yang disembunyikan
dalam kekerasan hati.
-
Membedakan pertimbangan dan pikiran
hati yang salah. Pertimbangan dan
hati yang salah disucikan
Tetapi
Kalau firman terasa hambar seberapa besar pembukaan rahasia firman disampaikan,
tidak lagi dirasakan persis seperti orang bebal, firman Allah itu mental.
Kalau
firman Allah mental pertanyaannya ada dua: Hamba Tuhan itu yang tidak berkuasa,
tidak hidup dalam kesucian atau memang sidang jemaat yang sudah terlalu bebal?
Keluaran
16:31
(16:31)
Umat Israel menyebutkan namanya: manna; warnanya putih seperti ketumbar dan
rasanya seperti rasa kue madu.
Sesungguhnya
roti manna itu rasanya seperti kue madu, manis di mulut, tetapi tadi kita
melihat di mulut bangsa Israel roti manna itu terasa hambar. Ini adalah sesuatu
kekeliruan yang besar, juga menimpa anak-anak Tuhan di masa sekarang.
Wahyu
10:8
(10:8)
Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya:
"Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang
berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
Gulungan
kitab, tujuh meterainya sudah terbuka lalu ada suatu perintah kepada rasul
Yohanes ketika dalam suatu penglihatan di pulau Patmos: “Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat itu.”
Wahyu
10:9-10
(10:9) Lalu aku pergi
kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab
itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan
membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis
seperti madu."
(10:10)
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam
mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku
menjadi pahit rasanya.
Dimulut terasa manis,
tetapi di perut pahit rasanya.
Artinya:
Ketika menjadi pelaku firman Tuhan bagi
daging itu sakit, tetapi kita akan merasakan segala manisnya kebaikan dan
kemurahan Tuhan, kalau firman Tuhan kita praktekkan.
Tetapi
kalau sudah muak terhadap roti manna itulah firman Allah yang rahasianya
dibukakan akan tetap terasa hambar sebagaimanapun pembukaan rahasia firman itu
besarnya Tuhan nyatakan.
Itu
sebabnya dibalik salib Tuhan nyatakan kemuliaan-Nya, demikianlah Tuhan
menyatakan kebaikan-Nya kepada kita.
Firman
Allah itu sakit bagi daging, pahit di perut, karena mengoreksi, menyelidiki
segala rahasia yang terkandung dalam hati, ketika dosa dipreteli itu sakit
tetapi ketika dipraktekkan walau pahit akan terasa manis di mulut.
Tuhan
banyak menghajar, mengajar dan mendidik kita, seperti Naomi, dia diajar oleh
Tuhan, ketika dia tinggalkan Betlehem, rumah roti, dia tinggalkan ibadah dan
pelayanan karena di Moab ada kelimpahan dan pada saat itu Betlehem resesi besar-besaran.
Tidak lama kemudian suami Naomi mati dan dua anaknya juga mati, diajar oleh
Tuhan. Dari pelajaran demi pelajaran yang pahit itu, dia mengakui, pada saat
kembali lagi ke Betlehem.
Dia
kembali ke Betlehem dan selagi di pintu gerbang, dia berkata: “Jangan panggil aku Naomi panggil aku Mara”,
sebab segala kepahitan sudah saya rasakan, artinya; dia sudah menerima hajaran
dan ajaran. Pada saat dia kembali itu pada musim panen, manisnya dirasakan
kembali oleh Naomi.
Kita
banyak dididik oleh Tuhan, akan terasa pahit di perut kemudian akan terasa manis
kalau kita praktekkan. Sebaliknya, kalau tidak mau kembali pada kebenaran
firman akan pahit terus.
Setiap
pelajaran jangan membuat kita muak terhadap firman, setiap ajaran jangan
membuat kita jera dan putus asa, dan jangan juga menganggap rendah / enteng didikan
Tuhan.
Akibat muak terhadap roti
manna.
Bilangan
21:4
(21:4)
Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk
mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di
tengah jalan.
Bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati di
tengah jalan, itu sebabnya mereka melampiaskan amarah mereka sehingga mereka
berani berkata-kata melawan Allah dan Musa.
Jadi hati-hati, kalau muak terhadap firman Allah
apalagi firman yang rahasianya dibukakan, pasti dia tidak akan lagi sanggup
menahan hatinya dan akhirnya berani berkata–kata melawan Allah dan Musa.
Kalau seseorang berani berkata – kata melawan
Tuhan dan juga berani berkata-kata melawan gembala, itu tanda ia tidak dapat
lagi menahan hati, itu akibat kalau muak terhadap roti manna. Jangan sampai
kita muak terhadap firman Tuhan yang dibukakan rahasianya. Taat, patuh pada
ajaran yang benar supaya terlihat ketundukan itu. Ketundukan adalah perhiasan rohani
manusia batiniah yang tersembunyi, itu adalah perhiasan yang paling didambakan
oleh kepala, suami, Kristus kepala gereja dan ketundukan itu penting mengingat
para malaikat yang juga melayani Tuhan di sorga.
Kita juga harus melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh,
supaya melayani dengan benar, jangan kalah terhadap malaikat, manusia adalah
ciptaan Allah yang paling tinggi dan mulia.
Tidak dapat menahan hati = tidak dapat menguasai
hati = tidak dapat mengendalikan hatinya. Kalau dikaitkan dengan Matius 13, di situ ada 4 perumpamaan
tentang penabur, yaitu:
-
“Di pinggir jalan.”
Artinya;
mendengar firman tetapi tidak sampai mengerti.
Kerugiannya
benih itu dirampas oleh burung gambaran dari penghulu di udara itulah roh jahat
dan roh najis.
-
“Di tanah yang berbatu-batu” = tanahnya tipis.
Kerugiannya; saat
menghadapi ujian dia tidak mampu dan segera murtad / mengundurkan diri.
Tanah berbatu-batu à kekerasan hati.
-
“Di tanah bersemak duri” à kehidupan yang kuatir, ditipu oleh tipu daya kekayaan dan kekuatiran
dunia.
Hatinya itu sudah dikuasai roh jahat dan roh najis,
hatinya keras dan ditipu oleh kekayaan dan kekuatiran biar
bagaimanapun firman Tuhan disampaikan akan mental. Seharusnya hati itu
tempatnya firman tetapi kalau benih itu ditaburkan di pinggir jalan dan di tanah
yang berbatu-batu kemudian disemak duri, akan mental tidak ada artinya = muak.
Kesimpulannya: orang seperti ini tidak dapat
menahan hati.
-
“Di tanah yang baik dan subur.”
Tanah baik dan subur saat benih ditaburkan segera
bertumbuh, berakar dan menghasilkan buah.
Bertumbuh berarti ada pertumbuhan yang sehat, pertumbuhan
yang sehat arahnya kepada Kristus sebagai kepala, tidak mengarah kepada daging
dengan segala perkara lahiriah, dan penghulu di udara itulah roh jahat dan roh
najis.
Pertumbuhan rohani yang sehat sumbernya dari urat-urat dan
sendi-sendi.
Urat-urat itulah hamba – hamba Tuhan yang melayani
Tuhan. Kita adalah anggota tubuh, yang sudah menerima pertumbuhan rohani yang
sehat.
Kalau anggota tubuh tidak menerima pelayanan, dia
tidak akan pernah mengalami pertumbuhan rohani yang sehat bahkan kalau urat itu
putus maka di situlah terjadi stroke;
tangan tidak bisa digerakkan, kaki tidak bisa digerakkan, dan mulut ketika
berbicara pelo-pelo, tidak bisa memuji dan menyembah Tuhan dengan baik, maka
setiap angota tubuh harus menikmati pelayanan Roh itulah urat-urat supaya
mengalami pertumbuhan rohani yang sehat.
Selain bertumbuh dia juga berakar.
Fungsi akar; menyerap nutrisi-nutrisi yang
terkandung dalam tanah, semakin dia berakar dan dalam, dia akan semakin
menjangkau air yang dalam seperti pohon yang tumbuh di tepi sungai air
kehidupan dalam Wahyu 22.
Akar – akar pohon itu merambat kepada sungai air
kehidupan sehingga daunnya menjadi hijau, tidak akan pernah mengalami musim kekeringan.
Kalau berakar sanggup menyerap air kehidupan dan segala kandungan yang ada di
tanah, maka pohon yang tumbuh itu tetap kuat di dalam Tuhan, selain itu dia
juga berbuah ada 100, 60 dan 30 kali
lipat buahnya.
· 100 kali lipat à
menerima kembali kerajaan sorga. 100 kali lipat juga tergembala dengan baik.
· 60 kali lipat à
menikmati hak kesulungan itulah ibadah dan pelayanan, kalau dikaitkan dengan kelahiran
Yakub dan Esau, pada saat itu Ishak bergumul 60 tahun.
· 30 kali lipat à
babak baru bagi kehidupan yang baru, itu dikaitkan dengan usia Yesus ketika
memulai pelayanan berusia umur 30 tahun sesudah Ia di baptis. Baptisan air =
kehidupan yang baru.
Jalan keluarnya.
Mazmur 78:22
(78:22) sebab mereka tidak
percaya kepada Allah, dan tidak yakin akan keselamatan dari pada-Nya.
Ini bukti bahwa mereka muak terhadap firman Allah, hati mereka tidak
percaya atas keselamatan dari pada-Nya.
Mazmur 78:23-25
(78:23) Maka Ia
memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,
(78:24) menurunkan kepada
mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari
langit;
(78:25)
setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka
berlimpah-limpah.
Perlu diketahui, roti manna disebut juga dengan:
-
“Gandum dari langit.”
Itu menunjuk kepada benih yang sudah mati itu adalah tanda pengalaman
kematian. Tanda kematian berarti daging tidak bersuara, tidak bersungut-sungut
dan ngomel dalam mengikuti Tuhan apapun juga terjadi.
Ciri gandum sudah mati: Tidak berkulit, berarti rela di
kecilkan dan direndahkan sebagaimana Yesus, Dia yang mulia menjadi hina, supaya
manusia menjadi mulia, Dia yang kaya rela menjadi miskin supaya kita yang
miskin menjadi kaya, sampai akhirnya menutupi ketelanjangan, seperti Adam dan Hawa
yang melanggar hukum Allah dan akhirnya telanjang. Sebelum mereka melanggar
hukum Allah walaupun telanjang mereka tidak merasa malu, berarti dosalah yang
membuat seseorang telanjang, oleh sebab itu Tuhan membuat pakaian dari kulit
binatang dan mengenakan kepada mereka. Binatang yang dikuliti à
korban Kristus.
Benih gandum mengajar kita
masuk dalam pengalaman kematian.
Rasul paulus berkata: “Yang ku kehendaki adalah untuk mengenal
Dia kemudian mengalami kematian dan kebangkitan Yesus Kristus”, dia tidak
lagi menghendaki yang dulu yang pernah dia tinggalkan, semua itu dianggap
sampah, sehingga dia mengalami suatu kebangkitan dan dipermuliakan Tuhan. Kematian
dan kebangkitan itu merupakan satu paket.
-
“Roti malaikat.”
Ini menunjuk kepada firman
penggembalaan. Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel untuk membawa kita menjadi mempelai wanita
Tuhan yang sempurna, milik kesayangan-Nya. Sebab itu biarlah kiranya kita terus
mengikuti geraknya firman pengajaran yang telah menggembalakan kita dan
akhirnya kita akan digembalakan pada satu penggembalaan yang besar.
Kita perhatikan terlebih dahulu.
Mazmur 78:1-4
(78:1) Nyanyian pengajaran
Asaf. Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah
telingamu kepada ucapan mulutku.
(78:2) Aku mau membuka
mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.
(78:3) Yang telah kami
dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang
kami,
(78:4) kami tidak hendak
sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan
yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan
ajaib yang telah dilakukan-Nya.
Biarlah kiranya kita mendengarkan dan menyendengkan
telinga kita kepada firman penggembalaan = dengar-dengaran kepada firman
penggembalaan yang menuntun kita dan membawa kita.
selanjutnya...
Mazmur 78:68-72
(78:68) tetapi Ia memilih
suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya;
(78:69) Ia membangun
tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk
selama-lamanya;
(78:70) dipilih-Nya Daud,
hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat
domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub,
umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri.
(78:72)
Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan
kecakapan tangannya.
Penggembalaan ini akhirnya akan dibawa kepada
penggembalaan yang lebih besar yang memuncak sampai kepada gunung Sion. Tuhan
menolak kemah Yusuf dan menolak Efraim, Tuhan justru memilih suku Yehuda, gunung
Sion yang dikasihi-Nya.
Kesimpulannya: Awalnya menyendengkan telinga untuk
mendengar firman penggembalaan supaya akhirnya berada di atas gunung Sion,
menjadi gunung Sion.
Biarlah kiranya diujung tahun ini, ayo
sendengkanlah telinga kita kepada firman penggembalaan yang akan menggembalakan
kita pada suatu penggembalaan yang besar yang memuncak sampai ke gunung Sion, menjadi
mempelai wanita Tuhan milik kesayangan Tuhan.
Wahyu 1:19
(1:19) Karena itu
tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang
akan terjadi sesudah ini.
Tergembalalah dengan sungguh-sungguh. Kita bisa melihat apa yang
terjadi sekarang dan di masa yang akan datang kita bisa mengetahui semuanya
itu. Kita tahu tanda zaman, dan apa yang terjadi di akhir zaman, apa yang
terjadi pada saat Yesus datang pada kali kedua.
Dulu sebelum dipanggil, dipilih saya tidak mengenal Tuhan, tidak
mengerti apa yang akan terjadi dan tidak tahu tentang masa depan saya , tetapi
setelah dipanggil dan dipilih dan panggilan itu diteguhkan oleh Tuhan, saya bisa
melihat yang akan terjadi dan saya merasakannya.
Jadi sebetulnya kita tidak boleh mengecilkan penggembalaan, justru
kita bersyukur, sebab di situlah kita dibela di lindungi oleh Gembala Agung.
Wahyu 1:20
(1:20)
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan
ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat
dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Di sini kita melihat ada tujuh bintang dan
ketujuh kaki dian di tangan kanan Tuhan.
Ketujuh bintang itulah malaikat ketujuh jemaat yang
ada di asia kecil untuk menggembalakan tujuh sidang jemaat.
Kalau kita berada dalam kandang penggembalaan ini
kalau dikaitkan dengan Tabernakel terkena pada ruangan suci,
di situlah kita diselidiki, dikoreksi segala cacat cela kita diambil oleh Tuhan
dengan penampilan-penampilan-Nya, Dialah firman Tuhan yang tampil untuk mengambil
segala aib mereka (ketujuh sidang jemaat). Persis seperti Yesaya 4 ada tujuh perempuan memegang satu laki-laki dan aib mereka
diambil , resikonya makanan dan pakaian mereka tanggung.
Demikian halnya dengan tujuh sidang jemaat di asia kecil mereka
digembalakan oleh tujuh malaikat, lewat penampilan firman Tuhan yang dilihat
oleh rasul Yohanes di pulau Patmos, lalu dituliskan kepada para malaikat sidang
jemaat dan akhirnya ketujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil menjadi kaki
dian emas, dengan tujuh pelita yang menyala, menjadi terang dan kesaksian.
Biarlah kita hanya digembalakan oleh firman
malaikat, Tuhan mengambil cacat cela dan segala aib sekalipun kita harus menanggung
makanan dan pakaian kita. Firman Allah adalah
makanan rohani yang harus kita nikmati. Pakaian itulah kasih Allah yang
menutupi dosa yang menjadi bagian kita.
Yang penting Tuhan mengambil aib kita oleh karena
firman penggembalaan ini.
Mazmur 78:25
(78:25)
setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka
berlimpah-limpah.
Roti malaikat akan menjadi perbekalan yang
membekali perjalanan rohani kita selama
digembalakan oleh firman pengajaran yang membawa kita pada satu tujuan yaitu
memuncak sampai menjadi gunung sion
Perbekalan berarti bekal kita di tengah jalan jangan sampai kita lapar dan
haus di tengah jalan
Tuhan baik Tuhan kirimkan roti malaikat sebagai perbekalan bagi bangsa Israel supaya mereka tidak mengalami lapar dan haus dan akhirnya mereka tiba di Kanaan, memuncak ke gunung Sion. Secara
fisik gunung itu tidak ada tetapi secara
rohani Yehuda menjadi raja-raja melayani Tuhan, menjadi gunung sion, pengantin perempuan.
Tuhan sudah membekali kita dengan roti malaikat
dari awal tahun 2015 sampai ujung tahun 2015 ini di tengah pengiringan dan
pengikutan kita semua, sampai kita nanti
bisa berada di tahun 2016, bukan karena kita hebat dan
gagah kuat.
Doakan terus supaya saya menjadi teladan yang baik dan terus dipakai oleh Tuhan untuk menyampiakan firman penggembalaan. Firman
penggembalaan adalah firman pengajaran yang rahasia dibukakan dalam terangnya
Roh Kudus juga firman
pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel itulah roti malaikat yang kita
nikmati yang membawa kita pada
kesempurnaan, ruangan maha suci, itulah
gunung Sion. Apa yang tidak pernah kita pikirkan Tuhan sediakan, siapakah kita ini?
Wahyu 7:15-16
(7:15) Karena itu mereka
berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya.
Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
(7:16) Mereka tidak akan
menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan
menimpa mereka lagi.
Tidak
akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari
atau panas terik karena kita menikmati roti malaikat itulah firman
penggembalaan.
-
Panas terik
matahari tidak lagi menimpa berarti mampu menghadapi ujian dan cobaan.
-
Tidak lapar dan haus lagi berarti hidup
dalam kesucian tidak lagi hidup dalam kejahatan dan kenajisan.
Lapar
kalau kita kaitkan dengan Simon Petrus dengan tiga kali penyangkalannya tetapi akhirnya
Tuhan tolong dia, Tuhan hapus air matanya.
Haus bisa kita lihat dalam Yohanes 4 dari perempuan Samaria
dia dipuaskan dari rasa dahaganya sehingga dia tinggalkan sumur yakub, gambaran
dari dunia ini, selama dia dipuaskan dunia justru terdapat banyak kesalahan.
Juga dia tinggalkan tempayannya yang terbuat dari tanah liat, rapuh dan mudah
hancur apabila dia jatuh, dia tinggalkan itu semua dan menjadi kesaksian.
Tempayan à manusia daging.
Itulah
roti malaikat yang sudah
membekali kita supaya akhirnya kita berada di atas gunung Sion sebagai puncak penggembalaan
yang besar, puncak dari penggembalaan. Bukankan Tuhan itu baik?
Wahyu 7:17
(7:17)
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka
dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala
air mata dari mata mereka."
Akhirnya
dituntun ke sungai air kehidupan dan Tuhan hapuskan segala air mata kita
Air
mata dihapus itu tanda segala derita dan kesusahan sudah lenyap / berakhir.
Selama
ada derita dan kesusahan air mata tidak akan pernah berhenti.
Tuhan
hapus air mata Petrus, Tuhan hapus air mata perempuan Samaria dan Tuhan hapus
air mata kita.
Wahyu
22:15-16
(22:15) Tetapi
anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang
pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan
yang melakukannya, tinggal di luar.
(22:16)
"Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang
semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan
Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."
Tuhan
mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan dan memberi kesaksian tentang semuanya
itu.
Dalam
Mazmur 78 jelas dikatakan sendengkanlah terlingamu terhadap firman
penggembalaan dan ceritakan semua itu kepada keturunan mereka, dimana bangsa Israel
pada akhirnya sampai di tanah Kanaan. Dalam kitab Wahyu ini juga Tuhan mengutus
malaikat untuk menceritakan dan menyaksikan cinta kasih Tuhan, kasih-Nya satu
kali untuk selamanya di atas kayu salib, itu diceritakan bagi kita semua.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment