IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13
JANUARI 2016
“KITAB
KOLOSE”
(SERI 68)
Subtema :
MENINGGIKAN KORBAN KRISTUS
Shalom…!!!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa.
Sebelum kita membawa diri kita masing-masing rendah di
bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita perhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat rasul Paulus yang dikirim
kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose
1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat
yang harus kita perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah.”
Ini menunjuk
kepada:
-
Bangsa kafir = orang-orang yang
tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala
kefasikan mereka.
Mereka
itu memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari setiap
perbuatan yang jahat.
Pendeknya;
perbuatan jahat di dalam hati dan
pikiran adalah tanda bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.
Lebih
jauh kita memperhatikan yang dahulu hidup
jauh dari Allah...
Efesus
2:11-13
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia,
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung kepada kematian.
Efesus
2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Orang-orang
yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut. Itulah keadaan orang yang dahulu hidup jauh dari
Allah.
Efesus
2:2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di
antara orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa, antara lain;
-
Mengikuti jalan dunia ini.
-
Mentaati penguasa kerajaan
angkasa.
-
Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kita masih memperhatikan....
Keterangan:
“MENTAATI PENGUASA KERAJAAN
ANGKASA.”
Pertanyaannya:
Siapakah mereka itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa)?
Jawabnya: Mereka
adalah orang-orang yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh
pendurhakaan = memberontak = berkata-kata
melawan Allah.
Kita lihat salah satu peristiwa ketika bangsa Israel memberontak kepada
Allah...
Bilangan
21:4-5
(21:4)
Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk
mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di
tengah jalan.
(21:5)
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin
kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini
tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah
muak."
“Bangsa Israel berkata-kata
melawan Allah dan Musa” =
memberontak = dikuasai oleh roh
pendurhakaan.
Tanda bahwa seseorang dikuasai roh
pendurhakaan: Tidak dapat menahan hati = tidak dapat mengendalikan dan
mengontrol hati. Hati bangsa Israel meluap-luap di tengah jalan sehingga mereka
berani berkata-kata melawan Allah dan Musa yang sedang menggembalakan mereka.
Untuk yang kesekian kalinya kita memperhatikan
firman ini, supaya kita juga jangan sampai dikuasai roh pendurhakaan. Bangsa Israel
betul-betul dikuasai roh pendurhakaan, sidang jemaat juga, kalau berani
berkata-kata melawan gembala berarti sedang dikuasai roh pendurhakaan. Sidang
jemaat tidak akan bisa merubah sikap dan memperbaiki diri sendiri dan menyucikan
dirinya seperti Allah suci adanya, tanpa digembalakan oleh firman pengajaran
mempelai.
Jadi kita butuh firman
penggembalaan tetapi, dengan berani berkata-kata melawan Allah dan memberontak kepada
hamba Tuhan, itu sesuatu yang keliru. Siapa lagi yang bisa merubah kita kalau
bukan Tuhan? Saya sendiri sebagai gembala kecil harus tunduk kepada Gembala Agung,
supaya sidang jemaat tidak kering-kering.
Mari kita lihat kisah yang sama...
Kejadian 2:8,15
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di
Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya
itu.
(2:15) TUHAN Allah
mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan
dan memelihara taman itu.
Di sini kita melihat Tuhan membuat taman di Eden, di sebelah Timur dan
menempatkan Adam dan isterinya di sana. Tujuannya: Untuk mengusahakan dan
memelihara taman Eden.
Tuhan memberikan ibadah dan pelayanan, menempatkan kita dalam kandang penggembalaan
ini untuk mengusahakan dan memeliharakan kelangsungan ibadah dan pelayanan ini.
Jadi seharusnya kita bersyukur di tempatkan dalam kandang penggembalaan
ini, memelihara dan mengusahakan ibadah dan pelayanan dan segala kegiatan-kegiatan
yang ada di dalamnya. Coba seandainya Tuhan tidak percayakan, apa jaminan kita untuk menghadapi ujian dari atas itulah ujian
dari Allah Trinitas yang akan menimpa dunia?
Memelihara dan mengusahakan ibadah dan pelayanan dengan segala
kegiatan-kegiatan di dalamnya, itu bagaikan memelihara taman hati kita, dari
sanalah terpancar kehidupan...”Apa yang
keluar dari mulut itu berasal dari dalam hati”.
Sangat disayangkan, bangsa Israel berani berkata-kata melawan Allah
dan Musa, mereka tidak dapat lagi menguasai hatinya. Banyak orang seperti ini,
dinasihati dari kesalahan berani melawan, kalau seandainya benar tidak mungkin dinasihati,
tetapi andai kata saja kita benar tetapi masih dinasihati juga, terima saja, apa
yang salah dengan nasihat firman?
Matius 4:23
(4:23) Jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Mari kita semua mengandalikan hati, menguasai hati, memelihara taman
hati sebab dari situlah terpancar kehidupan.
Kalau bangsa Israel berani berkata-kata melawan Allah dan Musa itu menunjukkan
mereka tidak memelihara hati, tidak mampu lagi menguasai hati.
Syarat untuk mengusahakan
dan memelihara taman Eden:
Kejadian 2:9, 16-17
(2:9) Lalu TUHAN Allah
menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk
dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
(2:16) Lalu TUHAN Allah
memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh
kaumakan buahnya dengan bebas,
(2:17) tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
yang pertama: "Semua
pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas.”
Antara lain:
1. “Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya” à Buah Roh Kudus.
Galatia 5:22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak
ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Ada 9 buah Roh
Kudus, yaitu; (1) kasih, (2) sukacita, (3) damai sejahtera, (4) kesabaran,
(5) kemurahan, (6) kebaikan, (7) kesetiaan, (8) kelemahlembutan,
(9) penguasaan diri.
Hidup dengan sembilan buah Roh Kudus, tidak ada hukum yang menentang
sembilan buah Roh Kudus.
Bilangan 17:2, 7-8
(17:2) "Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka
memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus
memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah
nama setiap pemimpin pada tongkatnya.
(17:7) Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam
kemah hukum Allah.
(17:8) Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu,
maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan
kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.
Tongkat Harun
yang bertunas, berbunga dan berbuah badam = tongkat yang mati, mengeluarkan
kehidupan à kebangkitan oleh
kuasa Roh Kudus. Jadi tongkat harun yang bertunas à buah-buah Roh Kudus.
Daging itu
mati roh yang menghidupkan = kuasa kebangkitan, oleh Roh Kudus.
Mari kita
lihat...
Efesus 1:19-20
(1:19) dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang
percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,
(1:20) yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus
dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah
kanan-Nya di sorga,
Yesus telah
dibangkitan dari antara orang mati dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Dan
biarlah kekuatan kuasa ini juga nyata dalam kehidupan kita, supaya kuasa
kebangkitan itu juga menjadi bahagian dalam kehidupan kita. Roh kudus itu
membangkitkan kehidupan rohani yang sudah mati.
Pengalaman ini
dinyatakan rasul Paulus kepada jemaat di Filipi...
Filipi 3:10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Rasul Paulus
mendambakan, menghendaki dan merindukan untuk mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan. Dia tidak hanya mengenal perkara-perkara lahirah, tetapi berupaya untuk
mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, dan dia merindukan kebangkitan Yesus
Kristus menjadi nyata dalam hidupnya, bukan hanya sebatas mengenal saja tetapi juga
satu dalam kebangkitan-Nya.
Roma 8:10-11
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu,
maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena
kebenaran.
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan
Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga
tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Roh Kudus
menghidupkan tubuh yang mati à kuasa kebangkitan.
Di sini kita
perhatikan Yesus dibangkitakan oleh Roh kudus dari antara orang mati. Kalau Roh
Kudus yang satu itu juga diam diantara kita, maka daging yang mati ini akan
dihidupkan.
Kuasa Roh Kudus berbuah-buah dalam hidup kita.
Bilangan 17:10
(17:10) TUHAN berfirman kepada Musa:
"Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi
tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka
dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati."
Roh kudus
berkuasa untuk menghentikan suara daging. Sungut – sungut adalah suara daging,
supaya kita tidak lagi berkata-kata melawan Allah, tidak dikuasai roh
pendurhakaan. Ini adalah tanda bahwa hati dapat dikendalikan.
Saya kira ini suatu
pelajaran yang baik kalau kita mau dipakai Tuhan, biarkan Roh Kudus yang
membangkitkan Yesus dari antara orang mati itu diam di dalam kita, untuk
menghidupkan kehidupan yang sudah mati, menghentikan daging yang
bersungut-sungut dan tidak lagi berani berkata-kata melawan Allah dan gembala.
2. “Menikmati buah pohon kehidupan.”
Wahyu 22:2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di
seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua
belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk
menyembuhkan bangsa-bangsa.
Pohon
kehidupan di pingir sungai air kehidupan berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan
sekali.
Pohon kehidupan
à Pribadi Yesus
Kristus.
12 kali berbuah
à 12 rasul dan
pengajarannya.
Mari kita
perhatikan...
Kisah Para
Rasul 32:41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Buah pohon
kehidupan itulah 12 rasul dengan pengajaran-pengajaran mereka.
Adapun pengajaran
rasul –rasul, antara lain;
- Tekun dalam persekutuan à tekun dalam ibadah
raya minggu disertai dengan kesaksian.
Kalau ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan
kepala pasti menjadi kesaksian, menjadi teladan, dalam perkataan dan perbuatan.
- Tekun dalam memecahkan roti
à tekun dalam ibadah pendalaman alkitab disertai perjamuan
suci.
- Tekun dalam berdoa à tekun dalam ibadah
doa penyembahan untuk menikmati kasih Allah .
Puncaknya, bertemu
dengan Allah di dalam kasih-Nya lewat doa penyembahan.
Bila hati ini
dikuasai kasih Allah maka kita tidak akan berani lagi berkata-kata melawan Allah
dan gembala / hamba Tuhan.
yang
kedua: “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang
jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.”
Tahu yang baik tetapi tahu juga melakukan kejahatan menunjukkan bahwa
seseorang masih berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat = mata ganti mata, gigi ganti gigi = kejahatan dibalas dengan
kejahatan, sehingga orang yang bersalah tidak lepas dari hukuman. Pendeknya;
binasalah orang yang berada di bawah hukum Taurat.
Ciri-cirinya; menjalankan ibadah secara lahiriah saja = ibadah rutinitas = ibadah yang tidak
mengandung janji dan kuasa.
Kita lihat kenyataannya..
Kejadian 3:6-7
(3:6) Perempuan itu
melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
(3:7) Maka terbukalah mata
mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat
daun pohon ara dan membuat cawat.
Adam dan isterinya melanggar hukum Allah, melanggar aturan-aturan yang
ditetapkan di taman Eden, sehingga mereka menjadi telanjang = jatuh dalam dosa,
sebab pelanggaran hukum Allah adalah dosa.
Kemudian, kalau kita perhatikan, hati mereka telah dikuasai hukum
Taurat, mengerti yang baik tetapi juga mengerti berbuat jahat, mengasihi sesama
tetapi membenci musuh, tidak sempurna dalam kasih dan kebenaran. Inilah yang
membuat seseorang dikuasai roh pendurhakaan.
Akibat dikuasai roh
pendurhakaan.
Bilangan 21:6
(21:6) Lalu TUHAN menyuruh
ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak
dari orang Israel yang mati.
Bangsa Israel dipagut oleh ular tedung. Ular gambaran dari Iblis/Setan
itulah roh jahat dan roh najis.
Yohanes 8:41-44
(8:41) Kamu mengerjakan
pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari
zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
(8:42) Kata Yesus kepada
mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku
keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
melainkan Dialah yang mengutus Aku.
(8:43) Apakah sebabnya
kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.
(8:44) Iblislah yang
menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah
pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam
dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya
sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Karakteristik yang terlihat dalam kehidupan seseorang apabila dipagut
oleh uar:
- Pembunuh manusia dari
sejak semula. Bertolak belakang dari tabiat Allah Bapa, yaitu; kasih. sebab membunuh = membenci saudara... 1 Yohanes 3:15.
- Tidak hidup dalam kebenaran. Bertolak belakang dengan tabiat dari Allah Anak, yaitu; hidup dalam kebenaran. Kebenaran yang sejati
terletak pada salib.
- Pendusta dan bapa segala dusta. Bertolak belakang
dengan tabiat Allah Roh Kudus, sebab
dalam 1 Yohanes 2:27 Roh Kudus itu mengajar
dalam segala sesuatu dan ajaran-Nya benar, tidak dusta.
Jadi kalau sudah dipagut oleh
ular, karakter dari seseorang akan betolak belakang dengan tabiat Allah Tritunggal.
Pada saat saya melayani parsahutaon (kumpulan orang-orang batak) pada
hari Sabtu, persis di samping saya ada seorang bapa, dari sejak awal dan sampai
akhir acara tidak terlihat sukacita pada bapa itu, bahkan lebih banyak memberontak
dan itu terlihat dari raut wajah, sikap dan gerak-geriknya. Rupanya, selidik
punya selidik, bapa ini jatuh dalam dosa perzinahan. Tanpa saya tanya,
isterinya sendiri yang bercerita kepada
saya tadi malam ketika parsahutaon datang mamoholi (melihat anak kami yang baru
lahir).
Jalan
keluarnya.
Langkah pertama: Dari pihak kita.
Bilangan 21:7-9
(21:7) Kemudian datanglah
bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami
berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya
dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa
itu.
(21:8) Maka berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah
tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap
hidup."
(21:9) Lalu Musa membuat
ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut
ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Di sini kita melihat, bangsa itu telah berkata; "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan
engkau.” Artinya: Bangsa Israel mengakui
dosa pendurhakaan dan pemberontakan mereka,
berarti terlebih dahulu mengakui kesalahan-kesalahan dihadapan Tuhan.
Malam ini kalau sekiranya masih ada persungutan, berani berkata-kata
melawan Allah dan hamba Tuhan akui saja, supaya dosa yang satu ini selesai, ini
yang menghambat kita susah dipakai Tuhan, kalau tidak diakui; menipu Allah dan diri
sendiri, tidak berhenti sampai di situ; menjadikan Allah pendusta dan
firman-Nya tidak ada di dalam diri kita .. 1
Yohanes 1:8-10.
Wahy 3:19
(3:19) Barangsiapa
Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Sesungguhnya, tegoran dan hajaran Tuhan adalah tanda bahwa Tuhan
mengasihi kita, persis seperti bangsa Israel setelah mereka salah, Tuhan menghajar
mereka, Tuhan ijinkan ular memaggut mereka sampai banyak yang mati.
Syarat mengaku dosa:
- Merelakan hati terhadap tegoran-tegoran dan nasihat firman, jangan memberontak lagi.
- Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan mengulanginya lagi.
Langkah yang kedua:
“Memandang ular tembaga pada
sebuah tiang” artinya; memandang korban Kristus = tinggikan
salib Kristus.
Mari kita lihat...
Yohanes 3:14-15
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di
padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
(3:15) supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Belajar meninggikan korban kristus,
supaya kita memperolah hidup yang kekal.
Cara kedua untuk menolong bangsa
Israel adalah ketika Musa mendirikan tiang ular tembaga , itulah korban Kristus,
sehingga ketika bangsa Israel memandang dan meninggikan korban Kristus mereka
akan memperoleh hidup yang kekal.
Biarlah kiranya, kita terus meninggikan korban Kristus dalam hidup,
nikah, ibadah dan pelayanan, supaya memperoleh hidup. Kalau meninggikan yang
lain-lain, tidak memperoleh hidup. Emas, perak, harta, uang, tidak mempunyai
darah, hanya korban Kristus yang sanggup memberi hidup yang kekal. Biarlah kita
senantiasa memandang korban Kristus dalam hidup kita dan menjadikan korban
Kristus sebagai tolak ukur dalam kehidupan kita, dalam ibadah, pelayanan, nikah.
Yohanes 12:32
(12:32) dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari
bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
Kalau Anak
Manusia ditinggikan di bumi maka banyak jiwa datang kepada-Nya mulai dari anak,
suami, isteri, orang tua dan keluarga, semua datang kepada Tuhan.
Biarlah
kiranya kita sekaliannya, pribadi lepas pribadi meninggikan salib Kristus,
sehingga lewat ibadah dan pelayanan kita banyak jiwa ditarik datang kepada-Nya.
Sesungguhnya,
saya merindukan domba beranak domba, tetapi sampai sejauh ini jiwa yang
bertambah di sini, semua oleh karena kasih karunia, Tuhan sendiri yang kirim. Sebetulnya
saya bertanya; kenapa Tuhan di sini domba tidak beranak domba? Tetapi sekarang
terjawab sudah; supaya tidak bermegah, saya
tetap berpegang teguh terhadap firman pengajaran mempelai, awalnya memang
terlihat sulit tetapi pada akhirnya semua dipermudahkan oleh Tuhan, kalau kita
terus setia meninggikan Anak Manusia dan salib-Nya.
Yohanes 12:33
(12:33) Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan
bagaimana caranya Ia akan mati.
Nama Tuhan
dipermuliakan apabila daging tidak bersuara lagi = mati.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment