SESI YANG KEDUA
Tema : “..Karena dari padamulah akan
bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.”
Shalom...!
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita sekalin, salam dalam kasih Tuhan Yseus Kritsus oleh karena
kemurahan Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Perayaan Natal
Garis Depan Binjai Langkat dan sekitarnya. Dan kalau kami boleh berdiri
melayani pada malam ini semua karena kemurahan Tuhan, bukan karena gagah hebat
kuat kami atau suatu kebetulan saja, tetapi semua karena anugerah Tuhan.
Sesi pertama pada siang tadi
kita sudah melihat Injil Matius
2:1-6, terkhusus pada ayat
6 yaitu: ”... Karena dari padamulah akan bangkit
seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.”
Kita akan melihat ini lebih
jauh lagi...
Matius 2:1-6
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
(2:3) Ketika raja Herodes
mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:4) Maka dikumpulkannya
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan
dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
(2:5) Mereka berkata
kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis
dalam kitab nabi:
(2:6) Dan engkau Betlehem,
tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang
memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang
akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Dari
Betlehem akan bangkit seorang pemimpin, Dia Raja, Dia akan menggembalakan bangsa
Israel, umat-Nya dengan kekuatan Tuhan.
Penampilan dari sang Raja
telah kita lihat tadi siang pada sesi yang pertama, Dia telah menggembalakan
Israel umat-Nya dengan kekuatan Tuhan, sehingga memperoleh hasil yaitu: Ada hidup dan berkelimpahan
dalam segala sesuatu, itu yang kita peroleh tadi siang.
Tadi kita sudah melihat hal
itu dari GOLONGAN YANG KEDUA, dan GOLONGAN
KETIGA dan jalan keluarnya
dari GOLONGAN PERTAMA.
Kembali kita melihat....
Matius 2:1-6
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
Berkaitan dengan kelahiran
ini, kita dapat melihat tiga golongan, yaitu;
GOLONGAN
PERTAMA: YESUS KRISTUS.
GOLOGNAN
KEDUA: RAJA HERODES.
GOLOGAN
KETIGA: Orang-ORANG MAJUS DARI TIMUR.
Kita memperhatikan...
GOLONGAN KETIGA: ORANG-RANG
MAJUS DARI TIMUR.
Matius 2:1-6
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di
manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat
bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Orang – orang majus datang
dari Timur ke Yerusalem, tujuannya; hanya untuk menyembah Raja di atas segala
raja yang telah dilahirkan, raja orang Yahudi, itulah Yesus Kristus.
Kesimpulannya: Umat Tuhan digembalakan oleh Raja
untuk sampai kepada penyembahan, itu saja.
Jadi kita beribadah dan
tergembala hanya satu tujuan supaya ibadah itu masuk atau memuncak sampai
kepada doa penyembahan. Jadi, ibadah itu tidak boleh jalan ditempat.
Sebagai bukti.
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah
kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata
yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka
yang beribadah di dalamnya.
Yang diukur di sini adalah
bait suci Allah dan ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Mezbah à doa penyembahan.
Lebih jauh..
Ibrani 9:1-4
(9:1) Memang perjanjian yang
pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus
buatan tangan manusia.
(9:2) Sebab ada dipersiapkan
suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan
meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
(9:3) Di belakang tirai yang
kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.
(9:4) Di situ terdapat mezbah
pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut
dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi
manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan
perjanjian,
- Pada
kemah yang paling depan (ruangan suci) terdapat kaki dian emas / pelita emas dan meja
roti sajian.
- Di
belakang tirai kedua (ruangan maha suci) terdapat mezbah pembakaran ukupan dari
emas.
Menunjukkan
bahwa ibadah yang masuk dalam ukuran Tuhan adalah ibadah yang memuncak sampai
kepada doa penyembahan, itu maksudnya, dalam hal ini kita tidak usah bingung.
Saudaraku, sepintas kita
memperhatikan apa yang dilihat oleh Musa ini bertentangan dengan apa yang
dilihat oleh rasul Paulus.
Kalau kita bandingkan dengan
Tabernakel Musa, meja roti
sajian, pelita emas dan mezbah dupa ketiga alat tersebut ada di ruangan
suci, sedangkan apa yang diihat rasul Paulus ketika dia diangkat ketingkat yang
ketiga dari sorga, lalu dia tuliskan kepada jemaat di ibrani, pelita emas dan
meja roti sajian ada di ruangan suci, sementara mezbah dupa sudah ada di
ruangan maha suci, seolah – oleh ada perbedaan pandangan antara Musa dan rasul Paulus.
Sesungguhnya, ini memberi pengertian bahwa ibadah harus memuncak pada doa
penyembahan, jadi, tidak ada perbedaan pandangan antara Musa dan rasul Paulus.
Hal ini seringkali diperdebatkan oleh hamba-hamba Tuhan. Kita bersyukur malam
ini Tuhan memberi pengertian pelan-pelan, asal saudara sabar saja.
Jadi ibadah itu ukurannya
memuncak pada ibadah doa penyembahan, tidak cukup ibadah raya Minggu.
Kalau ibadah itu memuncak
sampai kepada doa penyembahan maka ibadah di bumi yang kita jalankan ini =
ibadah yang ada di sorga.
Wahyu 4:8-10
(4:8) Dan keempat makhluk itu
masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan
mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam:
"Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan
yang ada dan yang akan datang."
(4:9) Dan setiap kali
makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur
kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
(4:10) maka tersungkurlah
kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan
mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan
mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
Empat makhluk di sorga tidak
berhenti berseru siang dan malam, mereka mempersembahkan puji-pujian kepada
Anak Domba yang duduk di atas takhta itu. Dalam kesempatan yang lain 24 tua-tua
tersungkur dihadapan takhta Anak Domba.
Berarti; kalau ibadah yang
kita jalankan di bumi ini memuncak sampai kepada doa penyembahan maka ibadah
kita = ibadah di sorga, pendeknya, tidak cukup hanya ibadah raya Minggu.
Banyak gereja hanya cukup
ibadah raya Minggu pengertian mereka hanya sampai di situ, itu namanya ibadah
jalan di tempat, tidak sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan.
Maka saya sebagai seorang
gembala bertanggung jawab atas hal ini, sebagai kepercayaan yang dipercayakan
Tuhan di Serang dan Cilegon saya tidak akan pernah melepaskan ketekunan dalam
tiga macam ibadah pokok, kalau tidak ada tamu, saya bertanggungjawab di situ.
Jangan hanya terima
sepersepuluh dan buah sulung, kolekte, persembahan ini dan itu dari sidang
jemaat, tetapi tidak bertanggung jawab, itu bahaya.
Kita Perhatikan kalimat pada ayat 10:” ... Mereka menyembah Dia
yang hidup sampai selama-lamanya...” =
menyembah Allah yang hidup = terlepas dari penyembahan berhala.
24 tua-tua tidak menyebah
allah asing, mereka menyembah Allah yang hidup sampai selama-lamanya.
Pertanyaannya: APA BUKTI KITA MENYEMBAH ALLAH YANG
HIDUP?
Kisah Para Rasul 12:11-12
(4:11) Yesus adalah batu yang
dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah
menjadi batu penjuru.
(4:12) Dan keselamatan tidak
ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit
ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan."
Dibawah kolong langit ini
tidak ada nama lain selain Yesus yang harus kita sembah, sebab hanya nama Yesus
yang dapat menyelamatkan saya dan saudara.
Siapakah Yesus ini? Yesus adalah batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan = pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Tukang-tukang bangunan adalah
ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala, dan tua-tua, merekalah yang menyalibkan
Yesus Kristus, Allah yang hidup yang harus kitas sembah.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa
kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek
moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah
yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak
bernoda dan tak bercacat.
Kita telah ditebus dari cara
hidup yang sia–sia itulah dosa warisan, bukan dengan barang fana, emas, perak,
harta kekayaan tetapi oleh darah yang mahal. Allah yang mati itulah uang, emas,
perak, harta kekayaan tidak punya darah untuk menebus dosa manusia. Ini bukti
kita menyembah Allah yang hidup.
Jadi jangan salah menyembah,
banyak kali kita menyembah berhala-berhala karena ibadah yang dijalankan tidak
masuk dalam ukuran Tuhan, tidak memuncak kepada penyembahan. Berhala artinya;
segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Kalau uang melebihi ibadah
itu berhala, pekerjaan melebihi ibadah itu berhala, isteri, anak suami dan
apapun melebihi dari ibadah, dari Tuhan itu berhala, itu allah yang mati.
Sebetulnya sekarang ini saya
ingat anak dan isteri saya yang baru melahirkan anak kedua, tidak tega
meninggalkan mereka, tetapi saya lupakan semua untuk Tuhan karena saya mau
menyembah Allah yang hidup, bersama dengan hamba-hamba Tuhan di Binjai-Langkat
dan sekitarnya.
Empat mahluk tidak henti –
hentinya menyembah Tuhan dan dalam kesempatan yang lain, 24 tua-tua menyembah
Allah yang hidup, kita datang memuji Tuhan dan dalam kesempatan lain kita
menyembah Tuhan.
Kita menyembah Allah yang
hidup bukan allah yang mati, kalau kita menyembah allah yang mati rugi, kalau
kita mengikuti Tuhan tetapi tidak mengalami suasana kebangkitan, rugi dua kali
lipat, lebih malang dari orang-orang yang malang.
Filipi 2:8-9
(2:8) Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
(2:9) Itulah sebabnya Allah
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Tuhan meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, tidak ada nama lain di bawah
kolong langit ini yang sanggup menyelamatkan jiwa.
Filipi 2:10-11
(2:10) supaya dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi,
(2:11) dan segala lidah
mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Segala lutut bertelut dan
segala lidah mengaku à doa penyembahan, persis seperti empat
mahkhluk tadi, mereka memuji–muji Allah tidak henti-hentinya siang dan malam.
Lidah mengaku Yesus Kristus
adalah Tuhan, Dia Allah yang hidup, Dia rela mati menyerahkan nyawa-Nya di atas
kayu salib supaya kita hidup, allah yang lain tidak ada darahnya untuk menebus
dosa mansusia.
Itulah ibadah yang masuk
dalam ukuran Tuhan memuncak sampai kepada penyembahan.
Bandingkan dengan penyembahan
yang gagal.
Matius 2:3-4
(2:3) Ketika raja Herodes
mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:4) Maka dikumpulkannya
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan
dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Berita tentang kelahiran
Yesus Kristus sesungguhnya untuk membawa ibadah masuk dalam ukuran yaitu doa
penyembahan, tetapi kita perhatikan di sini, justru HERODES beserta Yerusalem
terkejut, ini penyembahan yang gagal. Ada tiga penyembahan, dua gagal,
orang-orang majus ibadahnya sampai kepada penyembahan, tetapi Herodes,
imam-imam kepala dan tua-tua doa penyembahan mereka gagal, sebab mereka
terkejut saat mendengar tentang kelahiran Yesus.
Terkejut itu indikasi dari 2
hal, yaitu;
- Masih
mempertahankan harga diri.
Bagian
dari mempertahankan harga diri adalah sombong, congkak, keras hati.
- Masih
mempertahankan cara hidup yang lama, ketika dikoreksi orang semacam ini pasti
terkejut.
PENYEMBAHAN
YANG GAGAL DARI RAJA HERODES.
Raja Herodes mengumpulkan
berita firman tetapi tujuannya hanya untuk membunuh Yesus Kristus, ini adalah
penyembahan yang gagal.
Banyak kali kita datang
beribadah, dengar firman, kita tunggu-tunggu pembukaan rahasia firman =
mengumpulkan firman, tetapi kalau punya niat yang jahat, ibadahnya tidak sampai
memuncak kepada penyembahan, inilah penyembahan yang gagal.
Untuk apa mengumpulkan firman
tetapi niat hati untuk membunuh raja orang Yahudi? Nanti ibadahnya hanya jalan
ditempat. Membenci sesama setara dengan dosa membunuh, sehingga seorang yang
membenci sesama di dalam dirinya tidak ada kasih.
2 Timotius 3:5-8
(3:5) Secara lahiriah mereka
menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
(3:6) Sebab di antara mereka
terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat
perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh
berbagai-bagai nafsu,
(3:7) yang walaupun selalu
ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.
(3:8) Sama seperti Yanes dan
Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka
bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.
Orang yang mengupulkan
firman:
- “Secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya”, ini
adalah ibadah jalan di tempat.
Ciri-cirinya:
Masuk, menyelundup ke rumah-rumah ibadah tetapi hanya untuk menjerat
perempuan-perempuan yang sarat dengan kelemahan, persis seperti Herodes.
- “Selalu
ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran”
Ingin
di ajar, rindu dengar pembukaan rahasia firman, kumpul-kumpulkan rahasia
firman, namun tidak penah dapat mengenal kebenaran itu.
Kebenaran
yang sejati hanya terletak pada salib Kristus, di luar itu yang ada kebenaran
hukum Taurat dan kebenaran diri sendiri.
Hukum
Taurat: Mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan. Artinya;
kejahatan di balas kejahatan.
Kalau
orang berbuat baik kita baik, kalau orang berbuat jahat kita jahat, itu hukum
Taurat.
Saya
berharap kedatangan kita pada malam ini untuk mengumpulkan firman itulah gandum
yang turun dari langit, tetapi tujuannya untuk mengenal kebenaran.
Gandum
yang turun dari langit itulah benih yang sudah mati, itulah pengalaman kematian
Yesus Kristus.
Sebagai
contoh mengumpulkan tetapi tidak mengenal kebenaran: Yanes dan Yambres yang menentang Musa. Menentang =
memberontak = dikuasai roh pendurhakaan.
Jadi,
ketika Musa melemparkan tongkatnya, berubah menjadi ular, ahli jampi dari
Firaun itulah Yanes dan Yambres melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan
oleh Musa, tongkat mejadi ular, ini namanya penentangan.
Kalau
hamba Tuhan / gembala sidang menyampaikan firman lalu sidang jemaat berkata; “aku
juga bisa” itu adalah roh
pemberontakan, itu Yanes dan Yambers, mengumpulkan firman tetapi tidak sampai
mengenal kebenaran, suka menentang. Banyak hamba-hamba Tuhan di media sosial
saling menentang, di facebook menentang, di Twitter menentang, di rumah
menentang, maksudnya; kamu bisa saya juga bisa.
Saya
kira diantara hamba-hamba Tuhan jangan ada saling menentang, itu kurang baik.
Kalaupun saya lebih muda dari bapa Pdt.Sitohang, bapa Pdt. Mangunsong, bapa
Pdt.Sihombing, saya kira satu dengan yang lain saling merendahkan diri, tidak
ada yang lebih hebat di sini, saya melayani hanya karena tugas dari Tuhan,
memikul tanggung jawab diadapan Tuhan, dan semalam-malaman saya mencari firman,
lalu saya sampaikan, untuk kita kumpulkan, bukan untuk menentang para
hamba-hamba Tuhan garis depan Binjai-Langkat sekitarnya.
PENYEMBAHAN YANG GAGAL DARI
IMAM-IMAM KEPALA DAN AHLI TAURAT.
Imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, melayani Tuhan tetapi hanya sebatas lahirah saja, hanya
menunjukkan bahwa dia dipakai Tuhan, persis seperti kisah mereka dalam Matius 23, mereka menduduki kursi Musa, berarti
menjalankan ibadah secara Taruat / lahiriah saja, lalu menggunakan jubah yang
panjang-panjang dan selendang sembahyang yang lebar-lebar itu adalah ibadah dan
pelayanan yang dijalankan secara lahiriah.
Mari kita perhatikan..
Matius 23:1-4
(23:1) Maka berkatalah Yesus
kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah
dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah
kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi
tidak melakukannya.
(23:4) Mereka mengikat
beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri
tidak mau menyentuhnya.
Ahli-ahli Taurat dan
imam-imam kepala tidak terbeban dalam pekerjaan Tuhan.
Saya sangat bersyukur sekali
ketika Tuhan mempercayakan kami pelayanan di sini, dihadapan Tuhan saya
katakan. Apa yang bisa saya perbuat saya akan lakukan, saya tidak mau
menjalankan ibadah secara lahirah, seperti imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat. Saya mau terbeban untuk pekerjaan Tuhan, karena saya ingin belajar
menjalankan ibadah yang benar, lepas dari ibadah lahiriah.
Matius 23:5
(23:5) Semua pekerjaan yang
mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
Mereka beribadah dan melayani
hanya untuk dilihat orang, dan biasanya orang seperti ini ujung jubahnya
panjang dan tali sembahyangnya lebar-lebar, supaya dilihat orang bahwa dia
pelayan.
Ini adalah ibadah yang tidak
masuk dalam ukuran Tuhan, dengan kata lain tidak memuncak sampai kepada
penyembahan = ibadah yang gagal dari ahli Taurat dan imam kepala, berarti
ibadah di bumi tidak sama seperti ibadah di sorga, percuma.
2 Korintus 3:6
(3:6) Ialah membuat kami juga
sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri
dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan,
tetapi Roh menghidupkan.
Tuhan mempercayakan kepada
rasul Paulus menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru = pelayanan
Roh.
Firman Allah yang didengar
dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik dalam hati,
sehingga menjadi surat pujian / surat Kritus yang dapat dibaca dan dikenal orang,
mulai dari sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-geriknya
(mendengar firman langsung ditindaklanjuti, difollow up) = menikmati pelayanan
Roh.
Bandingkan dengan pelayanan
tubuh.
2 Korintus 3:7
(3:7) Pelayanan yang memimpin
kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian
kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga,
cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan
menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
(3:8) betapa lebih besarnya
lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
Pelayanan tubuh sama seperti
sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu.
Huruf itu mati Roh yang
menghidupkan, tetapi kalau huruf itu sama seperti sepuluh hukum yang tertulis
pada dua loh batu = pelayanan tubuh = menjalankan ibadah secara lahiriah.
2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka
telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap
menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa
disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada
hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi
hati mereka.
Kalau hanya menikmati
pelayanan tubuh, maka selubung itu akan tetap menyelubungi hidup seseorang dan
dosa yang terselubung itu akan tetap menyembunyikan hidupnya, tidak ada
pembaharuan hidup.
Itulah pelayanan tubuh,
itulah penyembahan yang gagal, dan ibadahnya tidak akan pernah memuncak sampai
kepada penyembahan.
Lalu bagaimana dengan ibadah
kita? Hanya dengan pelayanan tubuhkah, atau mau terus memuncak sampai kepada
penyembahan?
Kalau hati diselubungi dengan
dosa-dosa yang disembunyikan, maka hati sukar untuk diubahkan, itulah ibadah
yang dijalankan secara lahiriah = pelayanan tubuh / hukum yang tertulis pada
dua loh batu saja.
Huruf itu mati Roh yang
menghidupkan, seharusnya kita menikmati pelayanan Roh, dengar firman langsung
ditindak lanjuti. Kalau terharu ketika mendengar firman lalu menangis, tetapi
tidak dilanjuti dengan perubahan = pelayanan tubuh, tidak ada artinya, ibadah
seperti ini = jalan ditempat tidak akan pernah memuncak kepada penyembahan.
Kita mau supaya kita sama
seperti orang-orang majus yang akhirnya menyembah Raja di atas segala raja.
Ibadah kita harus sama seperti di sorga, satu sisi kita memuji Tuhan lain
kesempatan kita menyembah Tuhan.
Tadi kita sudah awali dengan
puji-pujian; segala hormat, segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Enak kalau
puji-pujian itu menghantar kita sampai kepada pemberitaan firman, kita bisa
nikmati suasana sorga.
Sangat disayangkan kalau
ibadah jalan ditempat, waktu, tenaga, pikiran, energi, uang, semua habis,
sia-sia saja, sementera perbuatan sia-sia itu diwariskan dari nenek moyang
saja, kalau terus berlanjut berarti tidak menghargai darah Kristus.
Dampak negatif ibadah yang
gagal dari Herodes dan imam-imam kepala serta ahli-ahli Taurat.
YANG PERTAMA.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan
pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena
ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak
Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Ibadah yang tidak masuk dalam
ukuran / tidak memuncak sampai doa penyembahan, diberikan kepada bangsa-bangsa
lain, bangsa kafir, yaitu antikris, untuk diinjak-injak selama 42 bulan = 3,5
tahun = 1 masa + 2 masa + ½ masa = 1260 hari.
Apa kita mau pedang antikris
menggorok leher kita masing-masing? Oleh sebab itu jangan bermain-main, ibadah
jangan hanya berjalan di tempat? Saya memikirkan hidup, karena hidup lebih
penting dari makan dan minum, tubuh lebih penting dari pakaian, saya peduli
kepada hidup sesama saya, kok kita tidak peduli kepada diri kita sendiri, jujur
saya ucapkan ini.
YANG
KEDUA.
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu
tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan
di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
“Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari
dua belas bintang di atas kepalanya.”
Ini adalah gambaran dari
gereja Tuhan yang sempurna.
Tetapi ada tandingan lain
juga...
Wahyu 12:2-3
(12:2) Ia sedang mengandung
dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
(12:3) Maka tampaklah suatu
tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk
sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
Ayat 1: “....Maka tampaklah suatu
tanda besar di langit..”, ayat
3:”...Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit..”
Ada suatu tanda lain di
langit tetapi tidak besar, itulah
naga merah padam yang besar, si ular tua.
Wahyu 12:4
(12:4) Dan ekornya menyeret
sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan
naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan
Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
“Ekornya menyeret sepertiga
dari bintang-bintang di langit.”
Bintang-bintang à kehidupan yang dipermuliakan = guru-guru
dalam sidang jemaat.
Bintang-bintang juga menunjuk
kepada malaikat, gembala sidang, guru-guru dalam sidang jemaat.
Wahyu 12:5
(12:5) Maka ia melahirkan
seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi;
tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
(12:6) Perempuan itu lari ke
padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya
ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Mempelai perempuan luput dari
mata ular, karena dipelihara di padang belantara selamat 3,5 tahun.
Mari kita lihat keturunan
yang lain..
Wahyu 12:14-17
(12:14) Kepada perempuan itu
diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke
tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu
selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
(12:15) Lalu ular itu
menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya
ia dihanyutkan sungai itu.
(12:16) Tetapi bumi datang
menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang
disemburkan naga itu dari mulutnya.
(12:17) Maka marahlah naga
itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang
menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Ada atau memiliki firman Tuhan dan Roh
kudus, tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, ini
adalah sasaran dari mata ular.
Jadi di mulai dari saya
gembala sidang, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, yaitu;
- Meja
roti saijan à ketekunan dalam ibadah pendalaman
Alkitab.
- Pelita
emas à ketekunan dalam ibadah raya Minggu.
- Mezabah
dupa à ketekunan dalam ibadah doa penyemebahan.
Doa penyembahan tidak boleh
dikecilkan, saya selalu tangani ibadah doa penyembahan, tidak pernah saya
serahkan kepada siapapun, justru itu puncak dari ibadah.
Seringkali kita sebagai
gembala ibadah raya Minggu hebat, tetapi ketika ibadah doa penyembahan
diserahkan kepada orang lain, penyembahan jadi kecil, padahal itu puncaknya,
mohon maaf saya bicara seperti ini karena saya pernah melihat ini.
Saya juga menyampaikan firman
tidak mau asal comot, harus sesuai dengan pola Tabernakel, kalau tidak sesuai
jangan lanjutkan, ayat harus ketemu dengan pola, itulah yang disebut dengan
firman pengajaran dalam terangnya Tabernakel, supaya pemberitaan firman dalam
ketekunan tiga macam ibadah itu sampai memuncak kepada ibadah doa penyembahan
dan pasti tidak meleset.
Jalan keluarnya supaya ibadah
masuk dalam ukuran yang benar yaitu memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Matius 2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Kembali saya katakan: Orang
orang majus setelah tiba di Yerusalem bertanya-tanya tentang kelahiran Yesus
Kristus tujuannya; untuk menyembah sang Raja.
Usaha dari pada orang-orang
majus untuk sampai kepada penyembahan:
USAHA
PERTAMA: “Bertanya-tanya” = mencari tahu = mau tahu, kalau
tidak bertanya nanti sesat.
Kita lihat kaitannya dalam...
Matius 7:7-11
(7:7) "Mintalah, maka
akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu
akan dibukakan bagimu.
(7:8) Karena setiap orang
yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang
yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
- “Mintalah,
maka akan diberikan kepadamu.”
- “Carilah, maka kamu akan mendapa.t”
- “Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Hal ini setara dengan
bertana-tanya = mencari tahu = mau tahu.
Prakteknya.
Matus 7:9-11
(7:9) Adakah seorang dari
padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
(7:10) atau memberi ular,
jika ia meminta ikan?
(7:11) Jadi jika kamu yang
jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang
di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya."
- Tuhan
tidak memberi batu kepada anak yang meminta roti.
Yesus
adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga. Roti yang turun dari sorga dalam
Mazmur Daud disebut juga:
·
Gandum yang turun dari langit = benih yang sudah mati = daging
tidak bersuara lagi = tidak hidup menurut hawa nafsu daging.
Kalau
sudah mati berarti benih itu sudah tidak berkulit lagi, itulah kasih Allah.
Kegunaan
kasih:
Ø
Menutupi banyak sekali dosa ... 1 Petrus 4:8.
Ø
Mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan ... Kolose 3:14.
·
Roti yang turun dari sorga disebut juga roti malaikat, itulah
firman penggembalaan untuk menggembalakan sidang jemaat.
Kesimpulannya:
Roti adalah kebenaran yang sejati. Kebenaran yang sejati terletak pada salib
Kristus.
2
Petrus 1:19-20
(2:19)
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menikmati
roti yang turun dari sorga adalah kasih karunia.
Hukum
Taurat diberikan oleh Musa tetapi kasih karunia datang dari Yesus.
Hukum
Taurat, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya kejahatan di balas dengan
kejahatan, siapa yang bersalah harus dihukum, kalau tangan bersalah di potong,
dua kali salah, dipotong lagi, sampai habislah raganya.
Itulah
orang yang berada di bawah hukum Taurat, tetapi Tuhan tidak memberikan batu,
Tuhan memberikan roti. Ayo cari, ketok dan minta saja.
- Tuhan
tidak memberikan ular jika anaknya meminta ikan.
Ikan à kehidupan yang diurapi Roh Kuds.
Kalau
kehidupan kita diurapi Roh Kudus maka akan terlihat tujuh tabiat Roh kudus,
sehingga kehidupan yang diurapi itu persis seperti kaki dian dengan tujuh
pelita yang menyala, itulah tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh bumi...Wahyu
5:6, menjadi kesaksian dan terang, itu yang Tuhan berikan, Tuhan tidak
memberikan ular.
Dari
sejak dahulu ular (setan) adalah seorang pembunuh, di dalam dirinya tidak ada
kebenaran dan dia adalah bapa pendusta...Yohanes 8:44, itulah ular,
sebab itu lidah ular bercabang; satu kepada dusta dan satu kepada maut.
USAHA
KEDUA: “Memberi diri dituntun oleh bintang Timur.”
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun
banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.
Bintang-bintang menuntun
orang kepada kebenaran.
Bintang-bintang itulah orang
bijaksana itulah guru-guru dalam sidang jemaat, menuntun, memberi petunjuk dan
membawa mereka sampai kepada kebenaran. kalau kita jauh dari bintang-bintang
tidak akan pernah diarahkan kepada kebenaran. Kita mau benar, tetapi jauh dari
ibadah, tidak tergembala, itu sangat mustahil.
Mari kita lihat...
Filipi 2:12-16
(2:12) Hai saudara-saudaraku
yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu
dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi
terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
(2:13) karena Allahlah yang
mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
(2:14) Lakukanlah segala
sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
(2:15) supaya kamu tiada
beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah
angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di
antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
- Bercahaya
seperti bintang – bintang di dunia di mulai dari taat.
Taat =
patuh pada ajaran yang benar. Orang yang patuh pada ajaran yang benar pasti
tunduk seperti sarah.
- Kemauan
yang berasal dari Tuhan.
Banyak
kemauan berasal dari diri sendiri, tetapi di sini kemauan yang berasal dari
Tuhan itu untuk mengerjakan segala sesuatu dari Tuhan.
Pendeknya,
dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan segala kemuliaan dan penagungan untuk
selamanya.
- Filipi
2:16
(2:16)
sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari
Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
Berpegang kepada firman
kehidupan, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan atau yang
disebut cahaya Injil tenang kemuliaan Kristus.
Ayo berpegang pada firman
kehidupan, supaya kita bercahaya seperti bintang-bintang, menuntun orang
banyak kepada kebenaran, sehingga ibadah kita di bumi tidak berjalan di tempat,
melainkan memuncak sampai kepada penyembahan = ibadah di sorga.
Jadi, tidak ada pandangan
yang berbeda antara rasul Paulus dan Musa, tidak perlu bertanya-tanya kenapa
begini dan begitu, Tuhan sudah jawab malam ini, tinggal kita berjalan terus
sampai ke ruangan maha suci, di mulai dari pintu gerbang.
Ibrani 8:5
(8:5) Pelayanan mereka adalah
gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang
diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
"Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya
itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Ibadah di bumi harus sama
dengan ibadah yang ada di sorga.
Kalau kita menggunakan pola
Tabernakel, maka ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah yang
di sorga. Tidak boleh asal bicara firman, kalau tidak tertulis di Alkitab tidak
usah dibahas. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin..
Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga
memberkati
Pemberita firman
oleh:
Gembala
sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment