SESI YANG PERTAMA
Tema
: “....karena
dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku
Israel."
shalom...!
salam
sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya
yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah natal dan persekutuan
pada malam ini semua karena kemurahan hati Tuhan.
Saya
sangat bersyukur dari tempat yang jauh, dari seberang pulau, tepatnya pulau Jawa,
Banten, Serang dan Cilegon, kami berada di tempat ini berdiri dan melayani
Tuhan, melayani sidang jemaat di tempat ini, semua karena kemurahan Tuhan. Terimakasih
buat kepercayaan bapa gembala Pdt.Tungkir, kepada kami yang masih muda. Wajar
saja, orang muda kurang terkenal, tetapi orangtua harus dikenal, itu lazimnya.
Tadi
malam memang kami harus berangkat dari Binjai tetapi karena satu dan lain hal
kami tunda / pending sehingga kami beristirahat di Laucih, di tempat bapa Pdt.Mangunsong.
Saya juga bersyukur kepada rekan-rekan hamba Tuhan yang selalu mendukung
pelayanan bersama-sama, Pdt.Mangunsong, Pdt.Tondang, juga Pdt. Silaen dan tim
dari kandang penggembalaan kami Serang dan Cilegon. Sebetulnya mereka bekerja, tetapi
Tuhan tolong mereka untuk melayani di tempat ini. Dan kalau saya bisa berdiri
di tempat ini, bukan karena kami lebih hebat tetapi semua ada masa dan waktunya
dan semua akan dipakai oleh Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang diterima
oleh hamba-hamba Tuhan.
Mari
kita segera memperhatikan...
Matius
2:1-6
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
(2:3) Ketika raja Herodes
mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:4) Maka dikumpulkannya
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan
dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
(2:5) Mereka berkata
kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis
dalam kitab nabi:
(2:6) Dan engkau Betlehem,
tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang
memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang
akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Tema pada malam ini: “...Karena dari
padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku
Israel."
Supaya hal ini terwujud maka baiknya kita memperhatikan kembali ayat 1..
Matius
2:1
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
Yesus dilahirkan di Betlehem pada zaman Herodes. Lahir berarti natal.
Tentang kelahiran ini ada tiga golongan yang dapat kita lihat, yaitu:
GOLONGAN PERTAMA: Yesus Kristus.
GOLONGAN KEDUA: Raja Herodes.
GOLONGAN KETIGA: Orang – orang majus dari
Timur.
Kita akan melihat GOLONGAN
KEDUA yaitu; raja Herodes, yang
sekaligus akan dikaitkan dengan GOLONGAN
KETIGA yaitu; orang-orang majus.
Matius
2:2-4
(2:2) dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
(2:3) Ketika raja Herodes
mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
(2:4) Maka dikumpulkannya
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan
dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Mendengar kelahiran Yesus Kristus terkejutlah raja Herodes beserta
seluruh Yerusalem.
Yerusalem adalah ibadah dan pelayanan.
Yang berkaitan dengan ibadah dan pelayanan adalah; imam - imam kepala
dan tua-tua.
Jadi yang terkejut di sini adalah raja Herodes, imam-imam kepala dan
tua-tua.
Barangkali saja saat berita firman para nabi itu disampaikan
seringkali membuat kita terkejut, sebab firman para nabi / nubuatan sifatnya mengoreksi dan
menyelidiki segala yang terkandung di dalam hati dan pada saat hati dikoreksi,
pada saat itulah kita terkejut persis seperti raja Herodes, imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat.
Terkejut adalah indikasi dari dua hal, yaitu:
1. Adanya raja asing yang telah terlebih dahulu menguasai hati à harga diri.
Harga diri ada kaitannya dengan kesombongan, kecongkakan dan kekerasan hati,
dan orang yang seperti ini biasanya akan terkejut pada saat berita firman para
nabi itu disampaikan karena firman para nabi itu adalah firman penyucian.
2. Masih mempertahankan cara hidup yang lama.
Kalau anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan
termasuk saya sendiri, kalau masih mempertahankan cara hidup yang lama, saat
dengar firman para nabi, firman penyucian, suka terkejut.
Perlu diketahui: Kalau mempertahankan cara hidup
yang lama pasti ia menjalankan ibadah secara rutinitas = ibadah lahiriah.
Sejenak kita lihat firman
para nabi itu...
1 Korintus 14:1
(14:1) Kejarlah kasih itu
dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk
bernubuat.
Usahakanlah diri memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi yang terutama
usahakan memperoleh karunia untuk bernubuat.
Firman nubuat = firman para nabi = firman penyucian, yang sifatnya mengoreksi
dan menyelidiki segala sesuatu yang terkandung di dalam hati.
1 Korintus 14:3-4
(14:3) Tetapi siapa yang
bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati
dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Perbedaan antara bahasa roh dan firman para nabi adalah;
- Bahasa lidah / bahasa roh tidak berkata-kata kepada manusia tetapi
kepada Allah secara pribadi, berarti membangun dirinya sendiri.
- Firman nubuatan berkata kata kepada manusia, berarti;
Pertama: “Membangun sesamanya.”
Malam ini semoga kita mau menerima firman nubuatan,
firman para nabi, supaya ibadah kita tidak rutinitas dan saat mendengar firman
para nabi itu tidak terkejut atau kaget-kagetan, tidak sungut-sungut, tidak
ngomel.
Membangun selalu diawali dari bawah, dasar,
itulah pondasi. Dasar / landasan hidup kita beribadah dan melayani Tuhan
adalah korban Kristus sesuai dengan 1
Korintsu 3:9-11.
Ketika bangunan itu berdiri di atas korban
Kristus dia kokoh dan kuat sesuai dengan Matius
7:24-25, sehingga kalau ada ujian dari atas itulah roh jahat di udara, kita
kuat. Hati-hati barang elektronik itu bisa dipakai oleh Setan untuk menghancurkan
pemuda remaja, tetapi saya rasa bukan pemuda remaja saja, siapa saja yang sudah
terikat dengan alat-alat elektronik.
Kemudian, banjir datang, saat ini, dunia ini juga
sudah dilanda dengan banjir yang hebat, itulah roh najis, bukan hanya di kota
tetapi juga sampai ke desa, tetapi kalau dia dibangun oleh firman para nabi dia
akan kuat
Kemudian, angin melanda rumah, itulah ajaran palsu
dari nabi-nabi palsu, dengan kelicikan mereka, tetapi dia tidak mudah diombang-ambingkan,
dia kuat.
Itulah firman para nabi, maka jemaat yang kami
layani di Serang dan Cilegon memang sedikit, tetapi saya terus berupaya untuk menyampaikan
firman para nabi, firman penyucian, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan
dalam terang Roh El Kudus.
Kedua: “Menasihati.”
Yesus Kristus adalah firman yang menjadi manusia,
Dia juga adalah penasihat yang ajaib, dari sejak semula firman Allah menjadikan
segala sesuatu, yang tidak ada menjadi ada, firman Allah sanggup melakukan
perkara yang besar. Nasihat firman mendidik orang dalam kebenaran dan
memperbaiki kelakuan. Tidak ada yang mustahil, sejahat apapun manusia dapat
diperbaiki, dididik dalam kebenaran, sekalipun dalam pemikiran manusia itu
mustahil tetapi dalam Tuhan, yang telah menerima
pengajaran mempelai tidak ada yang mustahil, itu sebabnya Dia disebut dengan
penasihat ajaib, serusak–rusak apapun
keadaan manusia, dia dapat diperbaiki.
Saya adalah korban nikah yang hancur, salah satu satu
orang yang rusak, tetapi nasihat firman sanggup memperbaiki hidup saya dan tentu
kita sekaliannya.
Ketiga: “Menghibur.”
Karena firman para nabi / nubuatan menjadi jawaban
karena firman nubuatan memberi jalan keluar dari setiap masalah, mengangkat
beban kita, itu merupakan penghiburan bagi kita. Penghiburan manusia terbatas,
tetapi penghiburan dari firman para nabi kekal.
Tidak salah kalau seseorang dikaruniakan bahasa lidah, tetapi usahakanlah
untuk memperolah firman para nabi. Di tempat ini bapa gembala terus berupaya menyampaikan
firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel. Ayo, usahakanlah untuk
memperoleh firman para nabi itu, jangan sia-siakan, mengingat kedatangan Tuhan
sudah tidak lama lagi, waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi, singkat, jangan
sampai waktu yang singkat ini digunakan untuk memburu daging seperti Esau, nanti
kesempatan tertutup, walaupun dia mencari, dengan meraung-raung, tetapi Tuhan menolak.
Yang beribadah dan melayani sungguh-sungguh, karena ibadah dan pelayanan adalah
hak kesulungan, Israel anak sulung. Bukti Israel anak sulung; mereka berada di
tanah Kanaan untuk beribadah dan melayani Tuhan.
1 Korintus 14:5-6
(14:5) Aku suka, supaya
kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya
kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang
berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya,
sehingga Jemaat dapat dibangun.
(14:6) Jadi,
saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh,
apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah
atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan lebih berharga dari
karunia yang lain.
Beberapa waktu lalu ada anak hamba Tuhan dititipkan di tempat kami dan
sekarang sudah masuk kerja, dia bersaksi, waktu masih di gereja lama dia suka
berbahasa lidah karena di sebelah kiri dan kanannya sudah berkata-kata: “Kiraba, kiraba, kiraba” dia malu, akhirnya
dia juga berbahasa lidah; “shibahana
syekh, shibahana siki.”
Tidak salah berbahasa lidah apabila Tuhan karuniakan, tetapi jauh
lebih baik apabila seseorang memperoleh firman yang rahasianya dibukakan.
1 Korintus 14:24-25
(14:24) Tetapi kalau semua
bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan
diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
(14:25) segala rahasia
yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud
menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah
kamu."
Kalau firman para nabi, firman nubuatan disampaikan
maka ia akan mengoreksi dan menyelidiki segala sesuatu yang terkandung dalam
hati, maka kita mampu datang menyembah kepada Allah.
Seseorang sangat sukar menyembah kepada Allah kalau
dosa yang banyak itu tidak diselidiki, dosa yang terselubung itu belum
dibongkar. Walaupun seperti selebritis melayani sana sini, kalau dosa belum
dibongkar, pasti malas menyembah Tuhan, dia tidak akan pernah mempersembahkan
hidupnya.
Hidup terdiri dari:
-
Tubuh, jiwa dan roh, tidak dipersembahkan
kepada Tuhan.
-
Hati, pikiran dan perasaan, tidak dipersembahkan
kepada Tuhan.
Tetapi
setelah diselidiki, nyatalah keadaan seseorang dihadapan Tuhan, maka ia mampu
menyembah Tuhan.
Untuk
menyembah Tuhan awalnya memberi diri diselidiki, disucikan oleh para nabi
tetapi kita lihat di sini Herodes beserta Yerusalem terkejut ketika mendengar
firman para nabi.
Yerusalem
à ibadah dan pelayanan, kaitannya adalah imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, mereka masih terkejut mendengar firman para nabi.
Saya
kira bukan suatu kebetulan kita datang untuk dikoreksi firman para nabi, seberapapun
keberadaan kita. Tadi bapa gembala berdoa: “Tuhan
bukakan rahasia firman”, saya kira ungkapan itu bukan suatu kebiasaan
tetapi suatu kerinduan yang mendalam, maka kita juga harus ada suatu kerinduan
yang mendalam.
Saya
tidak akan pernah melepaskan firman para nabi sampai Tuhan datang, apapun
harganya saya akan bayar.
Matius
2:11
(2:11)
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria,
ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Demikian
halnya dengan orang-orang majus, setelah mereka berada di Yerusalem dan menemukan
sang Raja yang dilahirkan itu, mereka sujud menyembah
kepada Dia.
Tanda orang yang
menyembah, mempersembahkan tiga hal:
- Emas à tabiat Ilahi, kehidupan
yang tidak dapat dipengaruhi oleh daging, Iblis Setan itulah roh jahat dan roh najis,
dunia dengan arus dan pengaruhnya = murni, persis seperti logam mulia, setelah dia
diuji, dipanaskan tujuh kali maka sanga-sanga terlepas, dia menjadi logam yang
mulia.
Logam mulia ditaruh dimanapun akan tetap menjadi logam
mulia, dia tidak akan berubah sekalipun berada di tempat yang kotor /
menjijikkan.
-
Kemenyan à
orang yang senantiasa membawa hidupnya dan perkaranya di bawah kaki salib
Kristus.
Orang yang menyembah Tuhan tidak akan pernah membawa
perkaranya kepada siapapun selain kepada Tuhan, lewat penyembahannya.
Sedikit kesaksian:
Waktu mengawali pelayanan di Provinsi Banten terkhusus Serang
dan Cilegon, saya memulai pelayanan betul-betul dari nol, setelah lepas sekolah
Alkitab Lempin-El Makassar tahun 1999,
kemudian menjadi pengerja dan setelah satu tahun ada orang menawarkan untuk
membuka pelayanan di Banten, tetapi orang yang menawarkan ini tidak bertanggung
jawab, dia tidak menyuplai seperti yang dijanjikannya.
Singkat cerita akhirnya saya memulai pelayanan itu
dengan jalan kaki, dari satu komplek ke komplek yang lain sementara komplek itu
luas ada blok A, B, C, D dan E. kemudian pindah dari satu kota ke kota yang lain,
dari Serang, ke Cilegon, ke Merak, saya jalan kaki, saya hanya bisa menangis
dan katakan: “Tuhan, Tuhan, siapa yang
mau pedulikan saya Tuhan, dimana nanti siang atau nanti malam saya makan dan
minum.” Saya hanya membawa tas di dalamnya Alkitab, orang pikir saya saksi Yehova.
Jarang sekali saya menemukan orang yang menawarkan makan kepada saya. Sekali
waktu saya ceritakan ini kepada seorang hamba Tuhan, dia justru mengatakan: “Berlutut! Kamu kurang iman, kurang
penyerahan”, ternyata membawa perkara kepada manusia kita justru dikecilkan.
Dan betul-betul ketika masuk dalam pengalaman kematian itu bau, dihindari
orang, tidak ada yang suka, itu pengalaman saya, tetapi kalau kita satu dalam
kematian yang benar pasti kita satu dalam kebangkitan yang benar juga, sebab
ada kebangkitan palsu, terlihat hebat padahal tidak masuk dalam pengalaman kematian
yang benar, daging masih bersuara. Tetapi kalau kita masuk dalam pengalaman
kematian, biar kita diam tak bicara, pasti didatangi orang, itu saya sudah
rasakan sekarang ini. Belajar membawa hidup di bawah kaki Tuhan jangan dibawa
kepada siapapun, justru nanti dikecilkan.
-
Minyak
mur
à kehidupan
yang diurapi Roh Kudus.
Ada tujuh tabiat Roh Kudus sesuai dengan Injil Yohanes 14 dan 16 yaitu; (1) Memimpin, (2) Menghibur, (3) Menolong, (4) Mengingatkan,
(5) Menyertai, (6) Mengajar, (7) Menginsafkan.
Maka kalau kita perhatikan juga di dalam Wahyu 5:6 di situ disebutkan bahwa Anak
Domba Allah itu bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh
bumi, artinya; kehidupan yang diurapi Roh Kudus menjadi terang, menjadi
kesaksian, sama seperti kaki dian emas dengan tujuh pelita yang bernyala-nyala.
Inilah tanda orang yang menyembah.
Dampak positif menerima
firman nubuatan.
1
Petrus 1:19
(1:19)
Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh
para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti
memperhatikan pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit
bersinar di dalam hatimu.
Firman
para nabi, firman nubuatan sanggup meneguhkan hati kita = kuat dan teguh hati =
tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan, berada dalam pendirian yang benar, tidak
mudah diombang-ambingkan oleh situasi, kondisi, sekalipun dalam keadaan
terjepit.
Maka
di sini pun ada himbauan supaya kita memperhatikan firman nubuatan itu, dan
jikalau kita memperhatikan itu sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya
di tempat yang gelap, supaya nanti seluruh anggota tubuh diterangi baik luar
dan dalam, sehingga membawa kita kepada dua hal.
-
“Sampai
fajar menyingsing.”
Ketika fajar menyingsing berarti kegelapan malam terlewati,
tidak lagi berada dalam kegelapan dosa.
-
“Sampai
bintang timur terbit bersinar di dalam hati kita masing-masing.”
Fungsi dari bintang Timur: Memberi petunjuk / menuntun
orang dalam kebenaran.
Matius
2:2
(2:2) dan
bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah
Dia."
Bintang timur menuntun orang-orang majus kepada kebenaran
dan di dalam kebenaran itu ada penyembahan.
Itulah sedikit mengenai firman para nabi, ketika
disampaikan Herodes beserta Yerusalem terkejut. Yerusalem itulah ibadah dan
pelayanan kaitannya dengan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Kalau
ada sungut-sungut, ngomel itu adalah tanda bahwa seseorang masih terkejut
mendengar firman para nabi.
Pertanyaannya:
MENGAPA RAJA HERODES BESERTA SELURUH
YERUSALEM TERKEJUT?
mari
kita lihat dari sisi Herodes...
yang pertama: “Herodes adalah seorang
pembunuh.”
Lukas
13:31-32
(13:31) Pada waktu itu
datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah,
tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
(13:32) Jawab Yesus kepada
mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan
dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku
akan selesai.
Kalimat: “Herodes hendak
membunuh Engkau." Menunjukkan bahwa Herodes adalah seorang pembunuh.
1 Yohanes 3:15
(3:15) Setiap orang yang
membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa
tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam
dirinya.
Membenci sesama setara dengan dosa membunuh.
Dulu kita seringkali mengecilkan seorang
pembunuh, tidak tahu diri padahal kita juga seorang pembunuh.
Jangan suka mengecilkan atau menghakimi seorang pembunuh,
karena ternyata kita juga seorang pembunuh, jangan sinis kepada seorang
pembunuh.
Yohanes 8:44
(8:44)
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam
kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia
berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala
dusta.
Tabiat yang paling mendasar dari Setan adalah
pembunuh manusia dari sejak semula.
Berarti raja Herodes telah dirasuki oleh Setan. Orang
yang dirasuki Setan, saat dengar firman para nabi pasti terkejut tidak bisa
tidak, buktinya suka ngomel, bersungut-sungut.
Ciri-ciri
orang yang suka membenci sesama.
-
“Tidak hidup di dalam kebenaran.”
kebenaran yang sejati terletak
pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, yang ada hukum Taurat
atau kebenaran diri sendiri.
-
“Pendusta.”
Kalau seseorang berdusta
akan menjadi anak Setan, sebab Setan adalah bapa pendusta.
Tidak ada bohong / dusta
demi kebaikan, tidak ada dusta kecil dan dusta besar, seringkali kita menutup-nutupi
alasannya demi kebaikan, itu tidak ada, kalau Ya
di atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari itu berasal dari si jahat.
Hamba Tuhan tidak boleh
berdusta baik dalam sepersepuluh, perkataan dan perbuatan, tetapi saya tidak mengatakan
saya adalah orang yang sempurna. Orang kalau tidak terbiasa berdusta, saat dia
berdusta pasti ketahuan.
Roh Kudus tidak pernah
mengajarkan kita dusta, Dia Guru Agung ajarannya selalu benar.
Matius 2:16
(2:16)
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia
sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya,
yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat
diketahuinya dari orang-orang majus itu.
Sampai akhirnya Herodes membunuh anak-anak di
Betlehem berumur dua tahun ke bawah.
Berarti yang menjadi korban dari raja Herodes adalah
kerohanian yang masih kanak-kanak, maka memang sidang jemaat harus didewasakan
oleh firman para nabi, supaya jangan menjadi korbannya raja Herodes.
yang kedua:
“Herodes disebut juga si serigala.”
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang
upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri,
ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari,
sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Pekerjaan dari serigala adalah:
-
Menerkam,
berarti; menyakiti.
-
Mencerai-beraikan kawanan domba, berarti; kawanan domba menjadi
liar, jauh dari kasih Allah, jauh dari ibadah dan pelayanan.
Serigala
adalah gambaran dari roh jahat, memang pekerjaan roh jahat hanya bisa menyakiti
dan mencerai-beraikan sehingga kawanan domba jauh dari ibadah, pelayanan dan
kasih Allah. Maka keluhan Yesus: “Burung mempunyai
sarang, serigala mempunyai liang, tetapi Anak manusia tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepala.”
Mari kita lihat keadaan domba-domba yang liar.
Ayub 39:8-11
(39:8) Siapakah yang
mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai
jalang?
(39:9) Kepadanya telah
Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai
tempat tinggalnya.
(39:10) Ia menertawakan
keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring;
(39:11) ia menjelajah
gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
Ketika domba-domba liar (dicerai-beraikan oleh si
serigala):
-
“Menertawakan keramaian kota”, artinya;
mengecilkan ibadah dan pelayanan.
Kota Raja Besar itulah Yerusalem,
pusat kerajaan damai, tempat ibadah dan pelayanan.
Perhatikan orang diluaran
sana, kalau tidak tergembala pasti akan mengecilkan ibadah dan pelayanan.
Siapa yang masih
mengecilkan ibadah dan pelayanan segera terima firman para nabi, oleh sebab itu
kalau dikoreksi jangan suka bersungut-sungut.
-
“Tidak mendengar teriak si penggiring” = tidak dengar-dengaran kepada suara gembala.
Kita patut bersyukur
kepada Tuhan, kenapa? Karena sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman
pengajaran mempelai, biarlah kita terus mengikuti kemana saja kita dibawa,
kemana saja kita digembalakan, tetapi yang pasti firman pengajaran mempelai
membawa kita masuk dalam penggembalaan yang besar, masuk dalam pesta nikah Anak
Domba dan menjadi mempelai wanita Tuhan.
Tetapi di sini dia tidak
mendengar suara si penggiring, lebih suka mendengar suara asing, seperti Hawa, sehingga
dia diperdaya dengan suara daging, menuruti kata hati dan mendengar suara
Setan.
-
“Menjelajah
gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau”, artinya: Beribadah
di sembarang tempat, hari ini ibadah di sini, minggu depan tempat yang lain, minggu
depannya lagi di tempat yang lain, terus silih berganti.
Dia menjelajah gunung-gunung
padang rumputnya, alasannya; mencari apa saja yang hijau. Mendengar firman tetapi
pergi ke sana sini sampai tidak tergembala itu tidak benar.
Praktek serigala mencerai-beraikan kawanan domba.
Matius 7:15
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu disebut juga dengan serigala yang
buas, mereka menyamar seperti domba.
Berarti nabi-nabi palsu disebut dengan serigala
berbulu domba, waspada!
Matius 7:20
(7:20) Jadi dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Kalau mau mengenal nabi-nabi palsu, binatang buas (disebut juga
serigala), lihat dari buah pelayanan mereka.
Apa buahnya........?
Matius 7:21-22
(7:21). Bukan setiap orang
yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Ini buah dari nabi-nabi palsu, yaitu:
-
Bernubuat.
-
Mengusir setan.
-
Mengadakan
tanda-tanda heran / mujizat-mujizat, yang sakit jadi sembuh.
Saudaraku,
semua hal itu dilakukan demi nama Tuhan.
Perlu
diketahui; mujizat boleh terjadi, banyak hamba Tuhan saat ini menggombar-gambirkan
mujizat masih ada, betul, tetapi kalau buah pelayanan itu tidak memuncak sampai
kepada salib, tidak benar, sebab itu dalam Yohanes
pasal 6, kisah mengenai Yesus mengadakan banyak mujizat, lalu banyak orang mengikuti
Yesus, tetapi Yesus segera menyingkir, karena Tuhan Yesus tahu mereka mengikuti
Dia hanya karena kesembuhan.
Kemudian
pada kesempatan yang lain Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan
dua ikan, lalu melihat mujizat itu mereka datang berbondong – bondong dan
berkata; “Engkau nabi” lalu Tuhan
tahu mereka datang untuk menempatkan Dia menjadi Raja, tetapi Yesus kembali
menyingkir untuk yang kedua kali.
Yesus tidak
tertarik kalau pengikutan kita kepada Tuhan hanya karena mujizat, Yesus tidak
akan pernah tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Sedikit
kesaksian:
Di awal
pelayanan saya, banyak yang sakit sembuh, yang kanker sembuh, yang kista sembuh,
tertutup kandungan sembuh , yang matanya kemasukan pasir sembuh. Ada orang
dirasuki Setan, tinggal doa; dalam nama Tuhan Yesus pergi kau Setan, dia pergi,
tetapi apakah itu menjadi suatu ukuran saya hidup suci dihadapan Tuhan, ukuran
saya orang benar? Tidak, ingat itu.
Mujizat
boleh, terakhir mujizat dalam kandang penggembalaan yang saya layani, usia
hampir 67, sembuh dari usus buntu, kemudian dicek lagi, batu dengan diametar ±
1 CM di empedunya, kista di ginjal, saya sudah memimpikan berkali-kali bahwa
mama saya akan mati, tetapi suatu kali saya bermimpi juga mama saya wajahnya
putih dan ia membawa bendera warna hijau dan kuning, saya langsung ingat kitab
Wahyu, wah ini maut. Mama saya lari, saya tahan tidak bisa, kemudian dalam
mimpi itu datang seorang sidang jemaat, bapa B. Panggabean, dia datang kepada
saya dan mengantakan: “Amang, ini
benderanya, tolong bawa ke rumah.” Saya baru mengerti bisa selamat dari maut
kalau saya membawa perkara ini di bawah kaki salib Kristus, itu mujizat.
Orangtua
saya sembuh, apakah itu ukuran saya masuk sorga? Tidaklah.
Yang Tuhan mau..
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang
yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Yang Tuhan mau supaya melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Matius 26:42
(26:42)
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus harus meminum cawan Allah sehingga dengan demikian
jadilah kehendak Allah Bapa di bumi dan di sorga.
Meminum cawan Allah artinya: Yesus harus menanggung
penderitaan di atas kayu salib.
Dalam ayat lain dikatakan: Seluruh kepenuhan Allah
terdapat di dalam Dia. Dalam Korintus juga berkata: Di dalam Dia hanya ada Ya atas seluruh janji Allah dan di sini
juga Ia berkata: “Ya Bapa-Ku” artinya;
sebagai Anak Dia taat, setia dengar-dengaran dan menaklukkan diri-Nya kepada
Allah bapa.
Jadi buah pelayanan hanya sebatas kesembuhan,
mujizat, mengusir setan, itu bukanlah puncak pelayanan seorang hamba Tuhan,
puncak pelayanan hamba Tuhan adalah: Salib Kristus, untuk melakukan kehendak
Allah Bapa, biarlah kita semua meminum cawan Allah, jangan puas hanya sebatas
mujizat / tanda-tanda heran.
Kembali kita memperhatikan...
Matius 7:22-23
(7:22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Tuhan
tidak pernah mengenal serigala yang ibadahnya hanyalah mengusir Setan demi nama
Tuhan, bernubuat dan mengadakan banyak mujizat.
Kalau
Tuhan tidak mengenal, maka pintu hati Tuhan tertutup kepada dia, buktinya;
ketika lima gadis bijaksana masuk lalu pintu ditutup, lima gadis bodoh datang, Tuhan
berkata: “Aku tidak mengenal” artinya;
pintu hati Tuhan tertutup.
Sudah
paling bersyukurlah kita ini telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai
supaya pintu hati Tuhan tidak tertutup, sehingga masuk dalam pesta nikah Anak
Domba, itulah kerinduan kita. Apa artinya kita berkorban, berjerih lelah dalam
ibadah dan pelayanan tetapi yang diikuti buah dari nabi-nabi palsu, si
serigala?
Jalan keluarnya
dengan cara memperhatikan golongan
pertama, itulah Yesus Kristus,
Raja orang Yahudi.
Matius
2:1-2
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
(2:2) dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Yesus
yang dilahirkan di Betlehem adalah Raja orang Yahudi.
Dahulu
telah ada raja yang menguasai hati itulah raja Herodes, dengan ibadah yang
dijalankan secara lahiriah itulah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, maka
Yesus juga harus lahir, Yesus yang adalah Raja orang Yahudi, jadi tandingan
raja Herodes adalah Yesus Kristus, Raja orang Yahudi. Tandingannya raja harus
raja, jangan raja tandingannya pion.
Matius
2:6
(2:6)
Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di
antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit
seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Bangkit
seorang yang akan memerintah, Dia Raja orang Yahudi dan pemimpin untuk
menggembalakan umat-Nya Israel.
Matius 2:6
ini adalah pernyataan yang diberikan oleh ahli Taurat dan imam kepala atas pertanyaan
raja herodes.
Mari
kita lihat...
Matius
2:4-5
(2:4)
Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu
dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
(2:5)
Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah
ada tertulis dalam kitab nabi:
Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam
kitab nabi.
Mari kita lihat nabi Mikha...
Mikha 5:1-3
(5:1) Tetapi engkau, hai
Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan
bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah
sejak purbakala, sejak dahulu kala.
(5:2) Sebab itu ia akan
membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan;
lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.
(5:3)
Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN,
dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang
ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,
“...Ia
akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan.”
Yesus Raja, Dia memerintah Israel, Dia
menggembalakan Israel dengan kekuatan Tuhan, bukan dengan kekuatan manusia.
Seseorang tidak akan bisa tergembala dengan kekuatan
manusia, sehebat apapun seorang motivator yang kita tonton di televisi dan
sehebat apapun motivator untuk mempengaruhi jiwa seseorang, dia tidak akan pernah
tergembala dengan baik dan tidak akan pernah menjalankan hidup yang sempurna.
Kita perhatikan kekuatan Tuhan...
Yohanes 10:11
(10:11)
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi
domba-dombanya;
“Gembala
yang baik memberikan nyawanya kepada domba-dombanya”, berarti Yesus menggembalakan Israel dengan
kekuatan Tuhan, kekuatan Tuhan yang dimaksud di sini adalah salib Kristus,
sebab Yesus menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib.
Tidak boleh menggembalakan sidang jemaat dengan
kekuatan manusia, kekuatan daging, pengertian sendiri, pemahaman manusiawi atau
dengan membaca buku-buku, tetapi lupa salib, atau juga menyampaikan firman yang
ditambahkan, cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat
kosong, ini tidak akan bertahan lama. Atau dengan firman yang dikurangkan,
yaitu; pemberitaan tentang salib diganti dengan dua hal:
-
Teori
kemakmuran, artinya orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya. Biasanya
hamba Tuhan seperti ini meninabobokan sidang jemaat, terlebih orang kaya, tidak
boleh disentil dosanya, nanti terkejut, takut, mundur, sehingga yang menjadi
majikan di dalam gereja adalah orang kaya.
-
Tanda-tanda
heran / mujizat.
Tuhan menggembalakan sidang jemaat dengan
kekuatan Tuhan, kalau tidak, penggembalaan bubar. Kalau bukan karena salib saya
tidak akan bisa bertahan di Banten. Sidang jemaat juga bertahan, tergembala
karena salib, itulah kekuatan Allah.
1 Korintus 1:18
(1:18)
Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan
binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan
Allah.
Pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah
kekuatan Allah.
Kalau kekuatan Allah saja terletak pada salib,
seharusnya lebih lagi hamba-hamba Tuhan dalam melayani Tuhan.
1 Korintus 1:22
(1:22) Orang-orang Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
Perhatikan:
-
Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda.
Mereka menghendaki tanda-tanda
heran dan nubuat sendiri, bukan nubuat firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan. Suka menunggu-nunggu perkataan hamba Tuhan: “Engkau kepala bukan ekor, engkau
naik bukan turun”, suka dengar yang seperti itu.
- Orang-orang
Yunani mencari hikmat, mengerti cara melayani, mengerti firman tetapi tidak
menjadi pelaku.
Bandingkan pendirian rasul
Paulus...
1 Korintus 1:23
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Rasul Paulus memberitakan Kristus yang disalibkan dan pendiriannya
kuat tidak berubah-ubah. Ini yang Tuhan mau.
Sekalipun salib Kristus menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi
dan suatu kebodohan bagi orang-orang Yunani (kafir).
- Orang-orang Yahudi tersandung terhadap salib Kristus, karena ibadah
mereka hanya sebatas tanda-tanda heran / mujizat-mujizat semata.
- Orang Yunani menganggap bahwa salib adalah kebodohan, karena ibadah
mereka hanya sebatas pengetahuan (hikmat) bukan sebagai pelaku firman.
1 Korintus 1:24
(1:24) tetapi untuk mereka
yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah
kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Bagi mereka yang dipanggil, Kristus adalah kekuatan
Allah, salib Kristus adalah hikmat Allah.
Kalau tidak ada salib kita bodoh, tidak tahu mana
yang baik mana yang benar. Dengan adanya salib kita tahu mana yang benar, yang
berkenan dan sempurna bagi Allah, sesuai dengan tulisan rasul Paulus kepada
jemaat di Roma jangan menjadi sama dengan dunia, supaya mengerti kehendak
Allah.... Roma 12:2.
Tidak ada yang bisa menentang salib Kristus yang
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah, maka itu juga harus menjadi pendirian kita
baik dalam nikah, ibadah dan pelayanan dan dalam segala perkara.
1 Korintus 1:25
(1:25)
Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang
lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Oleh karena salib kita kuat, kita dapat membedakan
mana yang baik, mana yang tidak baik.
Bagi orang dunia ibadah dan pelayanan yang
bentuknya salib adalah bodoh. Dari Serang pulang – pergi empat orang dibutuhkan
biaya yang cukup besar, belum lagi waktu, tenaga, pikiran terkuras. Justru
karena salib saya memiliki hikmat, mengerti mana yang baik dan berkenan
dihadapan Tuhan, walaupun raga ini habis dan lelah. Tidak bisa dibantahkan
pengalaman salib.
Dampak positif digembalakan dengan kekuatan Allah.
Yohanes 10:10
(10:10)
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang,
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Pertama: “Supaya ada hidup.”
Seperti Lazarus sudah mati tetapi dia hidup.
Matius 16:24
(16:24)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Syarat mengikuti dan melayani Tuhan:
-
Sangkal diri berarti tidak mengakui keberadaan diri sendiri, persamannya tidak suka
bermegah, tidak merasa diri bisa dan mampu, tidak merasa diri lebih dari yang
lain, pendeknya, tidak mengakui segala yang ada di dalam diri sendiri.
Rasul Paulus tidak bermegah, sekalipun ia
diangkat ketingkat yang ketiga dari sorga, dan pada saat itu juga ia mendapat
penyataan-penyataan yang hebat, dan penglihatan-penglihatan yang hebat. Dalam
suatu kesempatan, rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Untuk orang itu aku bermegah, tetapi untuk
diriku aku tidak bermegah” = menyangkal diri.
-
Pikul salibnya = memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan.
Saya sebagai gembala sidang bertanggungjawab terhadap
kawanan domba dalam kandang penggembalaan. Keselamatan jiwa dari kandang
penggembalaan ada di atas pundak saya, sebab itu saya harus tetap berpegang
pada firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, digembalakan
olehnya dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itu tanggung jawab saya
sebagai gembala.
Sebagai imam-imam; pemimpin pujian, singer,
kolektan, pemain musik, penerima tamu, pikul tanggung jawab itu, jangan
dilepaskan, salib tidak boleh dilepaskan, harus dipikul dengan benar, jangan
pura-pura, jangan untuk menonjolkan diri. Sebagai anak hormat kepada orangtua,
sebagai suami mengasihi isteri dan anak, sebagai anak dihadapan Tuhan, pikul
saja, apapun tugas kita di sekuler, dalam dunia ini, pikul saja.
Matius 16:25
(16:25) Karena barangsiapa
mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Tidak sangkal diri dan pikul salib akan binasa.
Tetapi sebaliknya sangkal diri dan pikul salib,
maka dia hidup, itulah dampak positif digembalakan dengan kekuatan Tuhan/salib
Kristus.
Matius 16:26
(16:26)
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan
apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Sekalipun seseorang memperoleh seisi dunia, tidak
ada artinya kalau dia mati, tidak sangkal diri dan pikul salib.
Untuk yang kesekian kali bahkan ratusan kali saya
sampaikan, andaikata dunia ini dikasih kepada saya, tetapi syaratnya lepaskan
ibadah dan pelayananmu, dengan tegas saya katakan; tidak, ikut Tuhan sudah
harga mati dengan segala syaratnya.
Sebab itu, ujian pertama mengenai roti, ujian
kedua dibubungan Bait Allah, dan ujian yang ketiga setelah Yesus berpuasa yaitu
Iblis Setan membawa Yesus ke tempat yang tinggi lalu Setan menunjukkan seluruh
kerajaan dunia dan kemegahannya dan mengatakan; ini akan diberikan kepada-Mu
menjadi milik-Mu, tetapi syaratnya sembah Iblis, Yesus berkata; ada tertulis: “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu.”
Kalau kita menyembah harta, isteri, anak,
kekayaan, pekerjaan tidak ada hidup karena semua allah yang mati, kita hidup
karena darah Anak Domba, Dia menebus kita di atas kayu salib.
Kedua: “Supaya mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Kita lihat pengalaman seorang raja besar ketika dia
digembalakan oleh Gembala Agung dengan kekuatan Tuhan.
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN
adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Pengalaman
Daud ketika digembalakan oleh Gembala Agung.
Raja
Daud, tidak kekurangan / berkelimpahan dalam segala sesuatunya, yaitu;
-
Secara
jasmani: Sandang pangan dicukupkan, makan, minum dan pakaian,
dicukupkan.
-
Secara
rohani: Tidak terlihat lagi segala kelemahan dan cacat cela,
dosa kejahatan tidak terlihat lagi, tidak terlihat lagi kesombongan, kejahatan
dan kefasikan.
Mazmur 23:2-3
(23:2) Ia membaringkan aku
di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
(23:3) Ia menyegarkan
jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
- “Ia membaringkan aku di padang
yang berumput hijau” = digembalakan oleh firman.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena
kepada ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
- “Ia membimbing aku ke air yang
tenang” = digembalakan oleh Roh Kudus.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena
kepada ibadah raya Minggu
- “Ia menyegarkan jiwaku” =
bertemu dengan Allah dalam kasih-Nya lewat ibadah doa penyembahan. Dan oleh
kasih-Nya jiwa disegarkan
Mazmur 23:4
(23:4) Sekalipun aku
berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Dalam segala sesuatu tidak takut bahaya, saya tidak takut karena
gada besi dan tongkat menjadi penghiburan.
Firman pengajaran mempelai mengajarkan saya dan saudara dalam segala sesuatu dan
itu merupakan penghiburan.
Tongkat à kuasa Roh Kudus. Kalau daging mulai bersuara, Roh Kudus kuasai dan
pimpin dalam seluruh kebenaran itulah penghiburan.
Mazmur 23:5
(23:5) Engkau menyediakan
hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah.
- “Engkau menyediakan
hidangan bagiku, di hadapan lawanku.”
Kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada meja roti sajian. Kebenaran itu
kita sajikan dihadapan musuh (lawan). Kalau kita menyatakan kebenaran kepada
orang yang menyakiti = menaruh barah di atas kepala, karena kita limpah dengan
kebenaran, sehingga dapat menyajikan kebenaran, kalau tidak limpah tidak
mungkin kita bisa menyediakan hidangan bagi musuh.
- “Engkau mengurapi kepalaku
dengan minyak; pialaku penuh melimpah.”
Istilah
melimpah adalah satu wadah diisi penuh itu belum limpah, tetapi apabila wadah itu penuh lalu diisi
lagi sampai luber, itulah melimpah. Dengan demikian orang lain turut merasakan.
Mazmur 23:6
(23:6)
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan
diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
-
Kebajikan
mengikuti seumur hidup berarti limpah dalam segala perbuatan baik.
Tadi kami ke sini dibawa oleh pa Panjaitan, itu
bagian dalam kebajikan. Kalau limpah tidak kekurangan akan mengikuti seluruh
hidup.
- Kemurahan mengikuti seumur hidup, berarti murah hati, tidak susah.
Kalau disuruh sapu gereja,
langsung Ya Bapa, bersungut-sungut, itu bukan Ya Bapa, kehendak sendiri yang
jadi.
Tandanya: Diam
dalam rumah Tuhan seperti Yakub, berarti; puncaknya menjadi gunung Sion.
Yang membangun Tabernakel adalah Musa, kenapa tidak
dibilang Sion itu adalah rumah Allah Musa? Tetapi dalam Yesaya Sion itu disebut
rumah Allah Yakub, kenapa? Karena dia tinggal diam dan tenang di dalam kemah... Kejadian 25.
Kalau disebut Musa, nanti hanya Musa saja yang
menjadi gunung Sion, untung saja rumah Allah Yakub yang menjadi gunung Sion,
supaya kita juga yang menjadi keturunan Yakub yang berganti nama menjadi Israel,
dan menjadi pengantin perempuan Tuhan.
Inilah kelimpahan, memuncak sampai kepada gunung Sion,
semakin terang semakin jelas seperti rembang tengah hari.
Rembang tengah hari persis jam 12 siang tidak ada lagi bayang – bayang dosa, seperti perempuan samaria Tuhan sucikan segala sesuatu = kelimpahan.
Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment