IBADAH RAYA MINGGU, 10
JANUARI 2016
“Wahyu pasal empat”
(SERI 1)
Subtema
: celaka besar ATAS dunia, 3x7 dari Allah Trinitas
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus oleh karena
kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu pada malam ini. Waktu yang
singkat ini jangan dipakai untuk berburu daging, seperti Esau, sehingga pada
saat dia merindukan hak kesulungan itu, dia ditolak, kesempatan yang kedua
tidak didapatkan lagi, sekalipun dia sudah mencucurkan air mata.
Kita
telah menikmati firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu dari tujuh sidang
jemaat yang ada di Asia kecil yang sekarang disebut Turki / Istanbul. Ini bermula
dari satu keluarga di Dadap-Tangerang yang ingin tergembala, tetapi rupanya mereka
tidak lanjut.
Setiap
anak Tuhan yang menikmati firman pengajaran mempelai itu kasih karunia, karena
tidak banyak orang sanggup menerimanya. Firman pengajaran mempelai menerapkan
pola kerajaan sorga, ayat tidak asal main comot, inilah kasih karunia kepada
kita semua. Sesuatu yang kita peroleh dengan mahal, harus dibayar juga dengan
mahal, kalau murah, berarti harganya juga murahan. Kerajaan sorga bukan
murahan, semua butuh perjuangan.
Setelah
menikmati firman penggembalaan dari Wahyu
pasal 2-3, saya berharap Tuhan meneguhkan Wahyu pasal 4 untuk selanjutnya saya sampaikan, bantu doa supaya
Tuhan tolong, dan pemberitaan firman ini kita nikmati.
Sebetulnya
saya tidak terpikir untuk menyampaikan Wahyu
pasal 4 sebab wahyu ini sangat berat sekali, betul-betul dengan segala penyerahan
untuk menyampaikan ini. Saya berdoa dan berharap kiranya Tuhan tolong kita malam
ini.
Segera
kita perhatikan..
Wahyu
4:1
(4:1)
Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga
dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi
sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang
harus terjadi sesudah ini.
Penglihatan
rasul Yohanes ketika di Pulau Patmos adalah; “Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga.”
Ini
adalah dambaan dari setiap orang, setiap manusia, dambaan kita semua, biarlah
kiranya pintu sorga terbuka bagi kita semua. Ketika tingkap-tingkap langit
terbuka, Tuhan mencurahkan segala kemurahan-Nya dan berkat-berkatnya, itu
sebabnya pintu kerajaan sorga dambaan dari setiap orang. Berbahagialah rasul
Yohanes, karena pintu sorga telah dibuka baginya, tetapi kita juga berbahagia
karena Tuhan menyatakan firman-Nya malam ini bagi kita.
Pelajaran ini dapat kita
petik dari jemaat Filadelfia.
Wahyu
3:7
(3:7)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari
Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada
yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Tuhan
tampil sebagai;
-
“Yang kudus.” Aktifitas-Nya; hidup dalam
kekudusan.
-
"Yang benar.” Aktifitas-Nya; hidup benar.
-
“Yang memegang kunci daud.”
Aktifitas kunci; untuk membuka pintu yang tertutup.
Itulah
penampilan Tuhan bagi sidang jemaat filadelfia untuk mengoreksi kerohanian
mereka.
Wahyu
3:8
(3:8)
Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang
tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa,
namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Setelah
dikoreksi, diselidiki, Tuhan berkata:
Yang
pertama: “Aku tahu segala
pekerjaanmu”, sehingga
Tuhan membuka pintu sorga bagi mereka.
Pendeknya,
pintu sorga terbuka bagi sidang jemaat di Filadelfia.
Yang
kedua:
“Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa”.
Kekuatan sidang jemaat filadelfia tidak seberapa,
begitu juga kita jemaat yang masih kecil ini, kekuatan kita tidak seberapa.
Jadi sekalipun kekuatan dari jemaat di filadelfia
tidak seberapa, tetapi biasanya jemaat yang seperti ini mengerti pekerjaan
Tuhan, seperti jemaat di Makedonia, kekuatan mereka tidak seberapa tetapi mengerti
untuk berkorban, bahkan Jemaat di Makedonia memohon kepada rasul Paulus, supaya
memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkorban.
YANG
KETIGA: BAGIAN A.
“....ENGKAU menuruti
firman-Ku.”
Menuruti firman Tuhan berarti; patuh pada ajaran
yang benar = taat.
Kalau seseorang patuh pada ajaran yang benar
pasti menundukkan diri kepada Kristus sebagai kepala.
Samuel, sekalipun dia masih kecil, ketika Allah memanggil
dia tiga kali ia selalu menjawab; “Ya
Bapa.” Kemudian Samuel menghampiri imam Eli, tetapi Imam Eli berkata: “Aku tidak memanggil.” Begitu juga
panggilan yang kedua, ia segera menjawab; “Ya
Bapa”, dan menghampiri imam Eli, tetapi imam Eli berkata: “Aku tidak memanggil.” Sebetulnya, waktu
tidur adalah zona nyaman, tetapi Samuel tidak bersungut-sungut ketika dipanggil
dan tetap berkata; “Ya Bapa.” Begitu
juga pada panggilan yang ketiga ia berkata; “Ya Bapa” dan pada saat itu mengertilah imam Eli bahwa Allah yang memanggil
Samuel, dan ia mengatakan kepada Samuel, kalau engkau dipanggil katakan; “Ya Bapa hamba-Mu ini mendengar.” Samuel
yang masih kecil menuruti firman Tuhan, tidak satupun firman itu dibiarkan
gugur dari kehidupannya.
Orang yang menuruti firman Tuhan pasti taat,
setia, dengar-dengaran dan menunjukkan ketundukannya kepada kepala. Jangan
biarkan firman itu gugur, itu adalah tanda bahwa kita menuruti setiap firman yang
kita dengar dan terima lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Kenapa
saya katakan jangan biarkan gugur? Karena kita sudah menghabiskan banyak
waktu, tenaga, pikiran dan materi, lalu membiarkan firman itu gugur, apa artinya
kita beribadah, bukankah itu adalah ibadah kesia-siaan?
Mari kita semua menuruti firman Tuhan, jangan membiarkan
firman Tuhan itu gugur begitu saja, supaya kita menjadi pribadi yang taat,
setia dan dengar-dengaran.
YANG
KETIGA: BAGIAN B.
“..ENGKAU TIDAK
MENYANGKAL NAMA-KU.”
Berarti;
sangkal diri dan pikul salib, dan itu merupakan syarat mutlak mengikuti dan
melayani Tuhan.
-
Sangkal
diri berarti menyangkal segala sesuatu yang ada di
dalam diri, berarti tidak merasa diri bisa, mampu dan hebat.
Orang
yang menyangkal diri adalah tanda bahwa dia adalah orang yang diurapi Roh
Kudus, sebab orang yang menyangkal diri tidak mengakui kelebihan dalam diri,
tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu, tidak merasa diri hebat = nol. Nol adalah titik terendah, permukaan
air adalah titik terendah.
Mari
kita lihat...
Kejadian
1:1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi.
(1:2)
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh
Allah melayang-layang di atas permukaan air.
“Roh
Allah melayang-layang di atas permukaan air.”
Roh
kudus seperti air yang mengalir, Ia hanya
akan mencari dataran yang rendah, lalu berkumpul di suatu tempat / wadah itulah
laut. Laut disebut dengan permukaan air dan dari lautlah diukur suatu
ketinggian, itulah kerajaan sorga.
Biarlah
kita semua menyangkal diri tanda kehidupan yang dipenuhkan Roh Kudus.
-
Pikul
salib.
Mari
kita semua memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan, di mulai dari saya sebagai
seorang gembala; harus menggembalakan
kawanan domba dalam tiga macam ibadah pokok, tidak boleh menyerahkan kepada
sembarang hamba Tuhan dan membuat jadwal.
Banyak
gereja sekarang ini, gembalanya digilir, sedangkan hamba-hamba Tuhan yang
digilir tidak tahu keberadaan dari sidang jemaat, ada yang masih keras hati,
memberontak, berdusta, mereka tidak tahu, yang tahu keadaan dari sidang jemaat
hanya gembala sidang, sebab itu mimbar tidak boleh diserahkan kepada
hamba-hamba Tuhan seenaknya. Itulah tanggung jawab saya sebagai gembala.
Sebagai
suami; bertanggung jawab kepada isteri dan anak. Sebagai imam-imam; pikullah
tanggung jawab yang sudah Tuhan percayakan, baik sebagai pemimpin pujian, pemain
musik, pembaca, singer, kolekte, bendahara, sekretaris, dan lain sebagainya,
pikul saja, jangan bersungut-sungut. Kepercayaan Tuhan adalah kemurahan Tuhan
untuk menolong hidup rohani kita, supaya kita selamat di bumi dan di sorga. Sebagai
seorang isteri; tunduk kepada suami. Sebagai seorang anak; hormat kepada
orangtua. Masing-masing kita harus memikul salib tidak boleh dilepaskan.
Wahyu
3:10
(3:10) Karena engkau
menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi
engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai
mereka yang diam di bumi.
Sidang
jemaat di filadelfia menuruti firman Tuhan. Tujuannya; untuk tekun menantikan kedatangan Yesus Kristus untuk yang
kedua kali.
Banyak
orang salah mengerti, salah presepsi soal menuruti firman, sebab banyak orang
berusaha untuk mengerti firman Tuhan tujuannya supaya diangkat menjadi diaken,
imam-imam, diberi suatu jabatan di gereja. Jangan keliru, tujuan kita menuruti
firman Tuhan adalah untuk tekun menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.
Sejenak
kita melihat kedatangan Yesus pada kali yang kedua..
Wahyu
19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti
deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Kedatangan
Yesus pada kali yang kedua:
Pertama: “Tampil
sebagai Raja yang duduk di atas takhta untuk menghakimi seluruh bumi.”
Ia akan tampil sebagai raja yang
berkuasa, yang duduk di atas takhta, untuk menghakimi seluruh bumi, Ia mengumpulkan
seluruh bangsa dihadapan-Nya, selanjutnya mengadakan pemisahan seperti gembala
memisahkan domba dari kambing. Domba ditempatkan di sebelah kanan, kambing di sebelah
kiri.
Perlu diketahui; Yesus tidak tertarik
menjadi raja kepada mereka yang pengikutannya hanya sebatas mujizat-mujizat.
Yesus tampil menjadi raja atas mereka yang telah siap sedia.
Kita selidiki..
Yohanes 6:1-3, 10-15
(6:1) Sesudah itu Yesus
berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
(6:2) Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat
penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
(6:3) Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di
situ dengan murid-murid-Nya.
(6:10) Kata Yesus:
"Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput.
Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
(6:11) Lalu Yesus
mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang
duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang
mereka kehendaki.
(6:12) Dan setelah mereka
kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan
yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
(6:13) Maka merekapun
mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan
dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
(6:14) Ketika orang-orang
itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini
adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
(6:15) Karena Yesus tahu,
bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan
Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Perhatikan pada ayat 3; “Yesus menyingkir”
dan pada ayat 15; “Yesus menyingkir pula ke gunung, seorang
diri”.
Artinya; Yesus tidak tertarik menjadi
raja atas orang banyak, sebab orang banyak mengikuti Yesus oleh karena mujizat kesembuhan
dan mujizat lima roti dan dua ikan.
-
Mujizat
pertama; terjadi kesembuhan, itu pekerjaan Roh Kudus.
-
Mujizat
kedua;
Yesus memberi makan 5000 orang laki-laki dengan lima roti dan dua ikan, itu firman Allah.
Tetapi kita perhatikan ibadah mereka
tidak memuncak sampai kepada penyembahan. Itulah sebabnya Yesus tidak tertarik
menjadi Raja atas orang banyak.
KEDUA: “Tampil
sebagai mempelai pria sorga, bagi mempelai wanita-Nya.”
Jadi kedatangan Yesus pada kali kedua
bukan lagi mencari orang berdosa, jangan keliru, tetapi tampil sebagai Raja dan
Mempelai Pria Sorga bagi mempelai wanita-Nya.
Berbicara mempelai berarti; berbicara
hubungan intim antara Kristus sebagai kepala dengan sidang jemaat sebagai
mempelai wanita-NYA. Sebab itu, ketika pemberkatan pada kedua mempelai (mempelai
wanita dan mempelai pria) tidak boleh jauh-jauh, mereka harus dekat, sebab
mereka akan disatukan.
Pertanyaannya: Layakkah kita menyatu
dengan kepala? Sementara dalam suatu nas Yesus
berkata: "Serigala mempunyai liang
dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk
meletakkan kepala-Nya".. Matius
8:20.
Pekerjaan
serigala: Menerkam dan mencari-beraikan kawanan domba.
-
Menerkam =
menyakiti.
-
Mencerai-beraikan
= memisahan kawanan domba dari Tuhan, terpisah dari ibadah dan pelayanan,
terpisah dari kasih Tuhan.
Kemudian,
mungkinkah ada penyatuan antara tubuh dengan kepala sementara tubuh sudah
menjadi sarangnya burung? Sarangnya burung / penghulu di udara = dikuasai roh
najis.
Kalau hal
ini terjadi, itu tidak mungkin, karena pada saat Yesus datang, Ia bukan mencari
orang berdosa, tetapi Ia datang untuk mempelai wanita-Nya yang sudah siap
sedia.
Sekarang
kita lihat mempelai wanita-Nya..
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di
langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah
kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
“Seorang perempuan berselubungkan matahari,
dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya” à
Gereja Tuhan yang sempurna = mempelai perempuan Tuhan.
Kondisi mempelai perempuan.
-
“Berselubungkan Matahari”, ini pakaian, menunjuk kepada kasih dari Allah
Bapa.
Kegunaan kasih; menutupi
banyak sekali dosa...1 Petrus 4:8. Dalam
Kolose 3:14, kasih mempersatukan dan
menyempurnakan.
Dari sejak semula kasih
Allah telah dinyatakan, begitu Adam dan isterinya jatuh dalam dosa karena telah
melanggar hukum Allah, mereka telanjang dan pada saat mereka telanjang, Tuhan
mengenakan kulit binatang, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalib untuk
menutupi dosa kita.
-
“Bulan di bawah kakinya.”
Bulan à
pribadi Yesus Kristus yang disalibkan, itulah dasar bangunan, landasan hidup
kita, kalau kita berdiri di atas korban, kita kuat.
Ini merupakan suatu
pendirian dari anak Tuhan sehingga pendirian menjadi kokoh. Landasan dari
kehidupan anak Tuhan adalah korban Kristus, supaya kita kuat.
Matius 7:25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab
didirikan di atas batu.
Kita lihat di sini ketika
rumah didirikan di atas batu, rumah itu kokoh dan kuat sekalipun menghadapi
banyak ujian, antara lain:
Ujian pertama: “hujan
turun” = ujian yang
datang dari atas à penghulu di udara.
Dalam Efesus 6:11-12; perjuangan kita bukan melawan darah dan daging
tetapi melawan tipu muslihat dari penghulu-penghulu di udara. Jadi, kalau ada
anak Tuhan suka berjuang, berselisih dengan sesamanya ini adalah anak Tuhan
yang keliru.
Kalau kita perhatikan
ketika Yesus ditangkap kemudian diserahkan untuk disalibkan, tidak sekalipun
Yesus mengadakan perlawanan, Ia tidak melakukan pembelaan. Kalau Yesus melakukan
perlawanan, maka Ia sedang terperangkap oleh tipu muslihat dari Iblis/Setan,
justru Yesus berkata kepada Pilatus: “Kerajaan-Ku
bukan berasal dari bumi, tetapi dari sorga.” Kebenaran tidak datang dari bumi
tetapi dari sorga. Kalau kebenaran dari bumi maka yang terjadi adalah gontok-gontokkan,
siapa yang kuat itu yang menang, berarti sedang terperangkap oleh tipu daya Iblis
Setan. Sebab itu Yesus juga berkata; kalau kerajan-Nya dari bumi, saat ini juga
Yesus akan membawa para malaikat-Ku untuk berhadapan dengan mereka, tetapi kebenaran
itu datang dari sorga, sehingga Dia tidak perlu berjuang melawan darah dan
daging. Pendeknya, rumah Tuhan akan menjadi kuat, karena didirikan di atas batu
itulah; korban Kristus. Rasul Paulus adalah ahli bangunan yang cakap dan dia
sudah meletakkan dasar itu.
Ujian kedua: “datanglah banjir.”
Saat ini banjir itu sudah
datang dan melanda dunia dan kita juga melihat banjir itu sudah melanda pada zaman
Nuh, sehingga kalau kita perhatikan, anak-anak manusia itu dosanya semakin hari
semakin banyak, sehingga setiap laki-laki mengambil perempuan siapa saja yang
disukai. Sekarang ini dosa kenajisan sudah melanda dunia, bukan hanya kota
besar tetapi sudah masuk desa, tetapi kalau bangunan itu didirikan di atas
korban Kristus dia kuat, tidak rubuh tidak jatuh dalam dosa kenajisan.
Ujian ketiga: “angin melanda”i à angin-angin
pengajaran palsu.
Sekarang ini marak firman
yang ditambahkan dan dikurangkan.
· Firman yang ditambahkan:
Menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol,
takhayul-takhayul, silsilah-silsilah dan filsafat-filsafat kosong manusia.
· Firman yang dikurangkan:
Pemberitaan firman tentang salib Kristus diganti dengan dua hal, yaitu;
Ø Teori
kemakmuran artinya; orang Kristen
tidak boleh miskin harus kaya.
Hamba Tuhan yang
menerapkan pelayanan seperti ini biasanya meninabobokan orang kaya, supaya
orang kaya itu tidak mundur dari ibadah dan pelayanannya, sehingga yang menjadi
majikan di gereja adalah orang kaya.
Ø Mujizat-mujizat
atau tanda-tanda heran.
Biasanya hamba Tuhan yang
menerapkan hal ini mengecilkan salib. Tetapi kalau kita katakan hal ini, mereka
tidak terima, cukup kita mengerti kebenaran dan kita lakukan.
-
“Mahkota
dari dua belas bintang di atas kepalanya.”
Ini adalah kehidupan yang diurapi Roh Kudus. Kehidupan yang diurapi Roh Kudus bercahaya
seperti bintang-bintang di cakrawala.
Mari kita lihat kehidupan yang diurapi itu...
Daniel 12:2
(12:2) Dan banyak dari antara orang-orang yang
telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup
yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Pada saat Yesus datang
pada kali yang kedua, orang yang mati akan dibangkitkan dari kuburan, ada yang
memperoleh hidup kekal ada yang binasa.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya
seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bermahkotakan 12 bintang
di atas kepala sama seperti orang bijaksana, menuntun orang dalam kebenaran.
Sama seperti Roh Kudus dengan tujuh tabiatnya, yaitu; (1) Penolong (2) Menyertai
(3) Penghibur (4) Mengajarkan (5) Mengingatkan (6) Menginsafkan (7) Memimpin
dalam seluruh kebenaran. Jadilah
bintang-bintang yang bercahaya untuk menuntun orang dalam kebenaran.
Inilah gereja Tuhan yang
sempurna, yang layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Kalau tubuh menjadi liangnya
serigala dan sarangnya burung, anak manusia tidak ada tempat untuk meletakkan
kepala-Nya, tidak ada penyatuan antara tubuh dengan kepala.
Dari pengertian-pengertian
inilah kita tertolong, kalau hanya cerita-cerita dan mujizat-mujizat apa yang
bisa menolong kita? Biar saya berkali-kali mengadakan mujizat-mujizat terlebih
pada awal-awal pelayanan, apakah itu ukuran saya masuk surga? Ya tidak lah. Baru-baru
ini orangtua saya sembuh dari kista, batu empedu, doa-doa di dengar Tuhan, puji
Tuhan, mujizat berlaku, tetapi itu bukan ukuran untuk masuk sorga, yang
terpenting cari dahulu kerajaan Allah semua ditambahkan termasuk kesembuhan.
Praktek untuk
tekun dalam menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua:
Ibrani
10:22
(10:22) Karena itu marilah
kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan
tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Iman à Ketekunan
dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, sebab tekun dalam
ibadah pendalaman Alkitab menghasilkan iman. Iman; percaya kepada firman.
Kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada meja roti sajian. Di atas meja
roti sajian terdapat dua susun roti, masing-masing terdiri dari 6 ketul roti, tetapi
bila disatukan menjadi 66, itulah jumlah seluruh kitab dalam perjanjian lama dan
perjanjian baru.
Ibrani
10:23
(10:23) Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
Pengharapan à Ketekunan dalam
ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian, sebab ibadah raya minggu menghasilkan
pengharapan.
Ibrani
10:24
(10:24) Dan marilah kita
saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
Kasih à ketekunan
dalam ibadah doa penyembahan, sebab ibadah doa penyembahan menghasilkan kasih.
Inilah praktek untuk tekun menantikan kedatangan Tuhan, sebab itu
judul pada pasal ini adalah; ketekunan.
Biarlah kita berdoa dengan kerinduan yang mendalam supaya Tuhan buka
jalan untuk tekun dalam tiga macam ibadah sebab itulah praktek tekun menantikan
kedatangan Tuhan sesuai dengan pola Tabernakel, miniatur kerajaan sorga.
Pada minggu yang lalu saya sudah sampaikan; banyak sebutan ibadah, tetapi
tidak sesuai dengan pola Tabernakel.
Sebab itu...
Ibrani 10:25
(10:25 )Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh
beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
“Janganlah kita menjauhkan
diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.”
Kenapa ada pernyataan pertemuan-pertemuan? Itu menunjuk kepada ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok, di sini tidak dikatakan; jangan menjauhkan diri dari
pertemuan ibadah, melainkan pertemuan-pertemuan.
Jadi, puncak ibadah bukan ibadah raya minggu, itu belum masuk dalam
ukuran, ibadah yang diukur itu memuncak sampai kepada penyembahan.
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita
sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka
tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Sudah
mengerti tentang tiga macam ibadah pokok, tetapi sengaja menjauhkan diri, maka darah
Yesus tidak berlaku atas dia, terutama imam-imam yang sudah melayani Tuhan. Lalu
pakai apa lagi dosa ini ditebus? Apakah dengan darah babi? Apakah dengan barang
fana?
Tuhan
baik, Tuhan memberi pengertian-pengertian kepada kita, supaya meggunakan rumus
yang benar sesuai dengan pola Tabernakel, oleh sebab itu ayat itu tidak boleh
asal comot; lalu dikhotbahkan.
Tuhan
memberi pengertian yang begitu dalam yang tidak dapat diselami oleh pikiran
manusia untuk menolong kehidupan kita, ibadah
dan pelayanan kita, nikah rumah tangga kita. Firman pengajaran mempelai itu
berbicara tentang nikah.
Ibrani
10:27
(10:27)
Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang
dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Darah
Yesus tidak berlaku atas dia berarti; binasa, dilemparkan ke dalam api neraka
yang menghanguskan.
Saya
kira tidak ada yang tahan terhadap api neraka, begitu panasnya, kena panas api
dari dapur saja sudah panas, apa lagi dapur api neraka 7 kali lebih panas dari
dapur api. Angka 7 à sempurna, berarti
panasnya itu sempurna, siapa yang mampu bertahan di situ?
Lebih
baik dari sekarang singkirkan egois, keras hati itu, karena tidak ada yang
mampu bertahan di sana, segera tundukkan diri kepada Kristus sebagai kepala. Jangan
ada kepentingan diri, Tuhan tidak mau ada dua lisme, yang Tuhan mau tundukkan
diri kepada Kristus sebagai kepala, kalau masih dua lisme, mulai malam ini
pelan-pelan singkirkan, itu tidak ada artinya.
Dapur
api dari Krakatau Steel itu beribu-ribu derajat celcius, barulah bahan baku
dari baja itu bisa lebur. Konon ada cerita, kucing lompat ke dapur api Krakatau
Steel, tidak sampai 3 detik, sudah tidak terlihat. Itu baru dapur api Krakatau
Steel, apalagi dapur api neraka. Hayo, siapa yang berani tinggalkan tiga macam
ibadah?
Kalau
kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok dengan segala kegiatan di dalamnya
bukan Tuhan mau menyusahkan kita, justru itu kemurahan Tuhan untuk menyelamatkan
keluarga kita, dari dapur api itu.
Ibrani
10:19-21
(10:19) Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke
dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah
membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya
sendiri,
(10:21) dan kita mempunyai
seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
Perlu
diketahui; oleh karena darah Anak Domba Allah, kita sekarang penuh dengan
keberanian beribadah dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok, bukan karena
gagah hebat kita melainkan oleh darah Yesus.
Ibrani
9:11
(9:11)
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang
akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna,
yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan
ini, --
Tugas Imam Besar adalah melayani dan memperdamaikan
dosa manusia di atas kayu salib, Dialah pengantara antara Allah dengan manusia.
Kalau dalam perjanjian lama; Harun sebagai imam
besar mengadakan pendamaian dosa dengan membawa darah anak domba jantan dan
anak lembu jantan masuk ke ruangan maha suci, selanjutnya diadakan tujuh kali percikan
di atas tutup pendamaian dan di depan tabut perjanjian untuk memperdamaikan dosa
manusia. Dalam perjanjian baru; Yesus telah datang sebagai Imam Besar bukan
lagi membawa darah anak domba jantan dan anak lembu jantan, tetapi membawa
darah-Nya sendiri.
Ibrani
9:12-14
(9:12) dan Ia telah masuk
satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa
darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya
sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(9:13) Sebab, jika darah
domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan
mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya
darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri
kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani
kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada
Allah yang hidup.
Oleh
darah Anak Domba kita dapat beribadah kepada Allah.
Gereja-gereja
diakhir zaman ini banyak beribadah karena uang, bukan karena darah Anak Domba, bukan
karena pengorbanan lagi, sudah mulai keliru, keluar dari kebenaran, beribadah
karena sembako. Para pelayan, antara lain; pemimpin pujian, pemain musik,
singer, dibayar ada yang 100 ribu ada yang 50 ribu, tidak lagi menghargai
korban Kristus.
Hargai
darah Anak Domba, sebab itu melayani tidak boleh mengandalkan kekuatan,
kecakapan dan uang, tetapi dengan segala pengorbanan, jangan ukur darah Yesus
dengan uang.
Camkan
hal ini dengan baik, tuliskan itu, tukik dalam hati, ingat selalu kebenaran
firman supaya tidak lagi mengecilkan darah Anak Domba.
Dampak positif tekun dalam
tiga macam ibadah pokok:
“...Maka
Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh
dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.”
Ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok adalah jaminan untuk melindungi kita atas
pencobaan yang akan menimpa seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di
bumi.
Kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, terkena
pada ruangan suci.
Di
dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, antara lain;
-
Meja roti sajian à ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab.
-
Pelita emas à ketekunan dalam ibadah
raya minggu disertai kesaksian.
-
Mezbah dupa à ketekunan dalam ibadah
doa penyembahan.
Pada
ruangan suci sampai ruangan maha suci, di atasnya ada tudung dengan empat warna
untuk melindungi tiga macam alat yang ada di ruangan suci.
Sebab
itu tidak boleh asal menyampaikan khotbah, kalau saudara perhatikan dari awal
saya menyampaikan firman; ayat menjelaskan ayat, tidak seenaknya sendiri, supaya
kita mengerti dan mata rohani kita tercelik, kita melihat sorga, jadi sorga itu
tidak sempit, luas, selama ini terlalu sempit pengertian kita kepada sorga.
Saudaraku
pencobaan dari atas yang akan menimpa dunia ini datangnya dari: Allah Trinitas.
Perhatikan
rentetan kitab Wahyu: Wahyu pasal 1:
Penglihatan Rasul Yohanes di Pulau Patmos. Wahyu
pasal 2-3: Berbicara tentang tujuh sidang jemaat di Asia kecil. Wahyu pasal 4: Tuhan membuka kerajaan
sorga bagi rasul Yohanes. Wahyu pasal 5
masih ada kaitannya dengan pasal 4, namun pada Wahyu pasal 6 dan seterusnya adalah pencobaan dari atas, 3x7 celaka
besar yang akan menimpa dunia yang datangnya dari Allah Trinitas.
Mari
kita perhatikan celaka:
Yang pertama: Anak
Domba membuka ketujuh meterai.
Yang kedua:
Ketujuh malaikat meniup ketujuh sangkakala.
Yang ketiga:
Ketujuh malaikat menumpahkan ketujuh cawan Allah.
Judul Wahyu pasal 6: Enam meterai dibuka. Kemudian, Wahyu pasal 8: Materai yang ketujuh dibuka. Kemudian, setelah tujuh materai dibuka,
tujuh sangkakala ditiup, terdapat pada Wahyu
pasal 8-9. Setelah tujuh
sangkakala dititup, barulah tujuh cawan murka Allah ditumpahkan ke atas bumi,
terdapat pada Wahyu pasal 16.
-
Celaka dari ketujuh meterai yang dibuka,
menimpa mereka ynag melepaskan ibadah raya minggu.
-
Celaka dari ketujuh sangkakala yang ditiup,
menimpa mereka yang melepaskan ibadah pendalaman Alkitab.
-
Celaka dari tujuh cawan murka Allah
ditiupkan atas mereka yang melepaskan diri dari ibadah doa penyembahan.
Mari
kita lihat sejenak akhir dari tujuh cawan murka Allah...
Wahyu
16:20-21
(16:20) Dan semua pulau
hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
(16:21)
Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan
manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu
sangat dahsyat.
“Hujan es
besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia.”
Bulan
Oktober lalu hujan es turun di Australia sebesar kelereng dan tiga minggu lalu
hujan es turun sebesar bola tenis, tahun depan akan lebih besar lagi, yaitu
sebesar bola voly sampai puncaknya turunlah hujan es sebesar 100 pon = 50 Kilogram.
Kalau sebesar kelereng saja turun, matilah semua orang, apalagi 100 pon, siapa
yang akan mampu menghadapinya?
Jadi
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok dampak positifnya melindungi kita dari
ujian, cobaan yaitu celaka besar yang akan menimpa dunia, yang datangnya dari Allah Trinitas, yaitu;
tujuh meterai itulah Roh Kudus, tujuh sangkakala itulah firman
Allah, tujuh cawan murka Allah
itulah kasih Allah Bapa. Kalau tidak tekun dalam tiga macam ibadah
pokok tidak ada perlindungan kepada kita.
Saat
ini Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk melangsungkan tiga macam ibadah
pokok, ini adalah panjang sabarnya Tuhan, jangan sampai panjang sabar Tuhan ini
diambil dari kita, maka habislah kita. Sebab itu tadi sudah saya katakan;
jangan ada dua lisme, segera tunjukkan ketundukkan kepada Kristus sebagai
kepala, jangan ada kepentingan diri sendiri, singkirkan keras hati itu, tidak
ada artinya. Tidak ada lagi waktu untuk mendengarkan firman yang ditambahkan
dan firman yang dikurangkan; cerita-cerita, isapan-isapan jempol, takhayul-takhayul,
filsafat-filsafat kosong, tidak ada artinya. Kesempatan ini adalah panjang
sabar Tuhan, tidak boleh bermain-main.
Sejenak
kita melihat..
Wahyu
6:15-16
(6:15)
Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan
orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang
merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
(6:16)
Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu:
"Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk
di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
Siapapun
tidak bisa berlindung dari cobaan yang akan menimpa dunia, termasuk, petinggi
negara; raja, presiden, jenderal, tidak
bisa, yang bisa melindungi adalah tiga macam ibadah pokok, itu jaminannya.
Jadi
jangan sekali-kali berlindung kepada raja, presiden, jenderal, berlindunglah
kepada Tuhan, tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Waktu yang ada tinggal
sedikit, singkat, jadi jangan lagi mengutamakan pekerjaan, uang, harta,
kekayaan.
Jelas
sekali bahwa perlindungan kita dari tiga
macam ibadah pokok, perwira saja tidak bisa berlindung, hanya di dalam
Tuhan saja, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok dan saya selalu memproklamirkan
terus tentang tiga macam ibadah pokok, ini bukan ajaran sesat, ini kebenaran,
karena ada rumusnya, tidak asal comot ayat.
Kembali
kita memperhatikan..
Wahyu
3:11
(3:11)
Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun
mengambil mahkotamu.
-
“Aku datang segera. Peganglah apa yang ada
padamu...”
Tuhan akan datang segera menjadi Raja dan Mempelai
Pria Sorga. Kemudian, peganglah apa yang ada padamu, apa yang kita punya
sekarang ini? Yang pasti firman pengajaran mempelai, jangan lepaskan itu, kemudian
tekun dalam tiga macam ibadah pokok, jangan lepaskan, firman Allah, Roh Allah, kasih Allah, jangan lepaskan, harta
yang indah itulah karunia-karunia Roh yang kita peroleh sehingga kita mampu
melayani Tuhan, jangan lepaskan itu.
Tuhan membuka pintu sorga dan kita masuk dan
melihat suasana di dalamnya, ketika pintu sorga terbuka maka segala berkat
kelimpahan, kemurahan dan kasih karunia selalu mengikuti kita sepanjang hidup
kita.
-
“....Supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.”
Tuhan
sudah menyediakan mahkota kepada kita sejak dunia dijadikan, seperti rasul Paulus
telah disediakan mahkota kepadanya, sebab ia telah mengakhiri pertandingan
sampai garis akhir, berarti sampai mati dan sampai Tuhan datang pada kali yang
kedua. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment