IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 20
JANUARI 2016
“KITAB
KOLOSE”
(SERI 69)
Subtema :
PEMBERONTAKAN
KORAH
Shalom…!!!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam hari ini.
Sebelum kita membawa diri kita masing-masing rendah di
bawah kaki Tuhan untuk menyembah Dia, terlebih dahulu kita
perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari
surat rasul Paulus yang dikirim kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose
1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat
yang harus kita perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah.”
Ini
menunjuk kepada:
-
Bangsa kafir = orang-orang yang
tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala
kefasikan mereka.
Mereka
itu memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari setiap
perbuatan yang jahat.
Pendeknya;
setiap perbuatan jahat di dalam hati dan
pikiran adalah tanda bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.
Lebih
jauh kita memperhatikan orang yang dahulu
hidup jauh dari Allah...
Efesus
2:11-13
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut
daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan
dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan
manusia,
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung kepada
kematian.
Efesus
2:1
(2:1)
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Orang-orang
yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut. Itulah keadaan orang yang dahulu hidup jauh dari
Allah.
Efesus
2:2-3
(2:2)
Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di
antara orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa, antara lain;
-
Mengikuti jalan dunia ini.
-
Mentaati penguasa kerajaan
angkasa.
-
Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kita masih memperhatikan....
Keterangan:
“MENTAATI PENGUASA KERAJAAN
ANGKASA.”
Pertanyaannya:
Siapakah mereka itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan
angkasa)?
Jawabnya: Mereka
adalah orang-orang yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh
pendurhakaan = memberontak = berkata-kata
melawan Allah dan hamba Tuhan.
Kita lihat salah satu peristiwa mengenai
pemberontakan Korah.
Bilangan 16:1-2
(16:1) Korah bin Yizhar
bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin
Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang
(16:2)
untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel,
pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya
orang-orang yang kenamaan.
Korah berserta Datan, Abiram dan On mengajar 250 pemimpin
umat Israel untuk memberontak
melawan Musa. Memberontak kepada Musa = dikuasai roh pendurhakaan.
Bilangan 16:3
(16:3)
Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada
keduanya: "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang
kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu
meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?"
Di sini kita
perhatikan Korah dan kumpulannya mengerumuni Musa dan Harun serta berkata; “cukuplah itu!” à Korah dan kumpulannya memberontak kepada Musa
dan Tuhan = dikuasai roh pendurhakaan.
“Cukuplah
itu!” maksudnya di sini adalah bahwa Musa
meninggi-ninggikan diri dihadapan jemaah Tuhan seperti perkataan mereka; “Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di
atas jemaah TUHAN?"
Alasan Korah dan kumpulannya memberontak kepada
Musa:
-
Segenap umat
Israel adalah orang-orang kudus.
-
Tuhan ada di
tengah–tengah mereka, artinya; bukan hanya Musa saja yang layak melayani Tuhan,
tetapi Korah dan kumpulannya juga bisa melayani Tuhan = merasa diri bisa, mampu
dan layak untuk itu.
Inilah asalan mereka memberontak kepada Musa, sebab
itu perhatikanlah firman Tuhan malam ini, kalau dosa semacam ini masih ada,
segera diperhatikan, yang merasa diri layak, merasa diri bisa dan mampu, segera
perhatikan ini sungguh-sungguh.
Saya berkali-kali menyampaikan hal ini, tetapi
seringkali juga di antara kita ada yang mensejajarkan diri, menyamakan diri, ini
jangan diulangi, orang yang semacam ini = memberontak, dikuasai roh
pendurhakaan. Jangan pernah lagi merasa diri bisa, merasa diri mampu, dan
merasa diri layak.
Bandingkan
dengan pribadi Yesus Kristus.
Filipi 2:5-6
(2:5) Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus,
(2:6)yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan,
Biarlah kiranya kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, yaitu: Tidak mempertahakan
hak-Nya sebagai milik yang harus dipertahankan.
Kalau itu nyata dalam hidup kita barulah selanjutnya terlihat perbuatan-perbuatan yang ajaib dalam
kehidupan kita, antara lain
Filipi 2:7-8
(2:7) melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
Adapun perbuatan-perbuatan ajaib itu adalah:
1.
Mengosongkan diri
sendiri artinya; tidak merasa
diri bisa, mampu dan layak à Kehidupan yang diurapi Roh Kudus.
Zakharia 4:3-6
(4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu
di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya."
(4:4) Lalu berbicaralah aku, kataku kepada
malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini,
tuanku?"
(4:5) Maka berbicaralah malaikat yang berbicara
dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya
ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah
firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan
kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Untuk menjadi pelita /
menjadi kesaksian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan melainkan dengan Roh Tuhan, sebab
tanpa Roh Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, inilah kebenaran. Jadi jangan
pernah merasa diri bisa.
Kemudian, perlu juga saya
beritahu, kosong = nol, artinya; berada di titik terendah.
Titik terendah itulah
permukaan air laut. Jadi, untuk mengukur suatu ketinggian termasuk mengukur
tingginya gunung, di mulai dari permukaan laut.
Kejadian 1:1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi.
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya,
dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
“Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”
Artinya; kehidupan yang
diurapi adalah kehidupan yang rendah hati.
Jadi ukuran seseorang
layak tidak layak melayani Tuhan dilihat dari kerendahan hatinya bukan karena
kepintaran, kecakapan, merasa diri layak dan mampu.
Itu sebabnya sekali lagi
saya katakan; untuk mengukur suatu ketinggian itu di mulai dari permukaan air,
artinya; gereja Tuhan yang ditinggikan adalah mereka yang diurapi Roh Kudus =
orang-orang yang rendah hati.
Jadi jangan coba-coba
merasa diri layak dihadapan orang yang seharusnya kita tidak perlu lakukan itu,
apalagi terhadap gembala. Kadang-kadang iri hati itu kuat sekali, melihat sidang
jemaat hormat kepada gembala, seseorang pura-pura rendah hati, supaya jemaat
juga memberi hormat kepada dia, merugikan kerohaninan, nanti tidak dipakai
Tuhan.
2.
Mengambil rupa seorang
hamba, berarti;
tidak mengambil rupa seorang tuan.
Lukas 22:24-25
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
(22:25) Yesus berkata kepada mereka:
"Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang
menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Yang terbesar
menurut ukuran dunia:
- “Raja-raja bangsa-bangsa
memerintah rakyat mereka.”
- “Orang-orang yang
menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.”
Bandingkan dengan ukuran
yang terbesar di dalam Tuhan.
Lukas 22:6
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan
yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan
pemimpin sebagai pelayan.
Ukuran terbesar dalam
Tuhan:
-
“Yang terbesar
di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.”
Muda à
minim pengalaman. Orang yang minim pengalaman adalah orang yang selalu rindu
untuk diajar.
1 Petrus 5:5
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang
muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah
dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Nasihat firman Tuhan
yaitu: “Hai orang-orang muda, tunduklah
kepada orang-orang yang tua.”
·
Orang-orang muda
à minim pengalaman, rindu untuk diajar.
·
Orang-orang
tua à orang yang layak untuk mengajar karena yang tua
lebih banyak pengalaman di dalam Tuhan tentunya.
Dulu pertama kali Gideon
datang ke tempat ini, banyak hal yang belum dia ketahui tentang kebenaran, dia
tunjukkan bahwa dia benar, dan orangtuanya benar, dan dia mengajar saya, tidak
menghormati gembalanya.
-
“Pemimpin
sebagai pelayanan.”
Untuk melihat bahwa
seseorang layak disebut seorang pemimpin adalah; melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh dan bukan untuk dilayani.
Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang
duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada
di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Yesus memberi teladan yang
mulia dalam pelayanan, sebab Ia mau menjadi kecil dan dikecilkan = memberi
makan 12 murid.
3.
Menjadi sama dengan
manusia.
a. Manusia
yang rendah hati.
Kita
lihat terlebih dahulu melihat orang yang rendah hati..
Filipi
2:3-4
(2:3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang
lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
(2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya
sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Di tengah-tengah ibadah dan pelayanan:
-
Tidak mencari
kepentingan diri sendiri melainkan kepentingan bersama dalam kandang
penggembalaan.
-
Tidak mencari
puji-pujian yang sia-sia.
Kalau mencari puji-pujian
di tengah-tengah ibadah, maka sia-sialah waktu, tenaga, pikiran, uang,
pelayanan dan segala yang dia sumbangkan kepada Tuhan. pertanyaannya, mau
menjadi sia-sia apa mau menjadi berarti / berkenan dihadapan Tuhan?
b. Manusia
yang taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib= setia.
Perlu
diperhatikan: Di dalam kesetiaan Yesus Kristus, terangkum seluruh kehendak
Allah Bapa sesuai dengan Matius 26:42,
Yesus harus memincum cawan Allah sehingga dengan demikian jadilah kehendak
Allah.
Kalau
kita setia beribadah dan melayani Tuhan sampai mati, sampai Ia datang pada kali
kedua, di situ akan terangkum seluruh kehendak Allah. Hari ini mungkin kita
gagal, oleh karena banyaknya persoalan, pergumulan ini dan itu, tetapi harus setia,
supaya Tuhan tolong kita, jangan segera putus atas, jangan segera menyerah.
Kita membaca kembali..
Filipi 2:8-9
(2:8) Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
(2:9)
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama
di atas segala nama,
Kalau kita setia sampai mati, maka Tuhan akan
meninggikan kita.
Di tinggikan = terlepas dari lembah kekelaman,
yaitu; persoalan hidup.
Ciri-ciri
orang yang merasa diri bisa, mampu dan layak.
Bilangan 16:-10
(16:10)
dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu
bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?
Korah yang notabennya adalah keturunan Lewi, namun
menuntut pagkat imam, sementara Korah sebagai keturunan Lewi telah diperbolehkan
untuk mendekat kepada Tuhan, artinya; dipercaya tugas pelayanan kepada bani
Lewi, tetapi sekalipun demikian masih menuntut pangkat imam.
Ini ciri-ciri orang yang merasa diri bisa, mampu
dan layak. Sudah diberi kepercayaan tetapi masih suka menuntut-nuntut dan
meninggi-ninggikan diri.
Keluaran 32:25-26
(32:25) Ketika Musa
melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang--sebab Harun telah
melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka--
(32:26)
maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa
yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya
seluruh bani Lewi.
Di sini kita melihat Tuhan telah memisahkan bani
Lewi dari suku Israel, selanjutnya dipercayakan tugas pelayanan kepada mereka.
Ini adalah suatu kemurahan, tetapi tadi kita melihat Korah masih menuntun pangkat
imam.
Saudaraku, tidak perlu menuntut suatu pangkat
yang tinggi, yang penting dipercaya melayani Tuhan itu saja, titik.
Memang yang melayani di bait suci itu adalah
imam-imam, tetapi kalau orang Lewi pada akhirnya mendekat bersama dengan
imam-imam itu kan kemurahan Tuhan, tidak perlu kita menuntut pangkat lagi.
Seringkali kita menuntut pangkat supaya terlihat
tinggi dan hebat, itu tidak perlu, melayani Tuhan saja itu sudah kemurahan
Tuhan, sudah lebih dari cukup. Semoga itu tidak terjadi lagi diantara kita, Tuhan
tidak bisa ditipu dari cara lemah, lembut, pura-pura rendah hati, tidak perlu,
tempatkan diri saja.
Kalau kita melayani Tuhan disebut bangsa yang
kudus, milik kepunyaan Allah, itu lebih dari pada cukup, tidak perlu kita menuntut
pangkat yang tinggi-tinggi, supaya terlihat gagah, hebat.
Keluaran 32:27
(32:27) Berkatalah ia
kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu
masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke
mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah
masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
Kalau melayani Tuhan, dipercayakan mengikatkan
pedangnya pada pinggangnya = menyandang pedang.
Kalau kita dipercayakan untuk menyandang
kebesaran kuat kuasa firman pengajaran mempelai, itu adalah kemurahan Tuhan
sebab berkuasa untuk memisahkan kita dari dosa yang ditimbulkan oleh segala
hawa nafsunya.
Saudaraku, “membunuh
saudaranya dan temannya dan tetangganya " à
terpisah dari daging dengan segala hawa nafsunya.
Orang yang dipercaya melayani adalah orang yang
dipercaya menyandang pedang untuk memisahkan kita dari hawa nafsu dan keinginan
daging, sandanglah firman pengajaran mempelai dan jangan dilepaskan.
Selanjutnya..
Bilangan 16:11
(16:11)
Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan TUHAN.
Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya?"
Bersungut-sungut kepada hamba Tuhan / gembala
sidang = memberontak kepada Allah.
Saya ini adalah hamba Tuhan yang telah menerima
jabatan gembala. Jabatan gembala ini telah saya terima bukan dari manusia, tetapi
Tuhan telah mentahbiskan saya. Saya ini menjadi hamba Tuhan dan menerima
jabatan gembala bukan maunya saya, jadi kalau bersungut-sungut terhadap hamba Tuhan
= bersungut-sungut terhadap melawan Tuhan.
Kerugian karena merasa diri layak, bisa dan mampu.
Bilangan 16:12-14
(16:12) Adapun Musa telah
menyuruh orang untuk memanggil Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, tetapi jawab
mereka: "Kami tidak mau datang.
(16:13) Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin
kami keluar dari suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya untuk
membiarkan kami mati di padang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan
dirimu tuan atas kami?
(16:14) Sungguh, engkau
tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun
memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik
pusaka. Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau
datang."
Yang pertama:
Datan dan Abiram, anak-anak Eliab tidak dengar-dengaran kepada Musa.
Tidak dengar-dengaran = tidak patuh pada ajaran
yang benar = tidak taat.
Roma 8:5-7
(8:5) Sebab sungguhpun ada
apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang
benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian--
(8:6) namun bagi kita
hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu
dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang
oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
(8:7) Tetapi bukan semua
orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat
pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan
oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
Orang yang hidup menurut keinginan daging, tidak
patuh pada ajaran yang benar, sehingga menjadi seteru Allah, seperti Datan dan
Abiram tidak dengar-dengaran kepada Musa.
Keadaan
orang yang tidak dengar-dengaran.
Bilangan 16:13-14
(16:13) Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin
kami keluar dari suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya untuk
membiarkan kami mati di padang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan
dirimu tuan atas kami?
(16:14) Sungguh, engkau
tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun
memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik
pusaka. Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau
datang."
-
Hidup dengan pemikiran yang keliru.
Pemikiran yang keliru;
yang salah menjadi benar, yang benar menjadi salah, seperti apa yang mereka
katakan; “Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin kami keluar dari suatu
negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya untuk membiarkan kami mati di
padang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas kami?”
Mereka mengatakan di Mesir
limpah susu dan madu, sehingga membiarkan mereka mati di pandang gurun.
Ini adalah pemikiran yang
keliru, kebenaran itu diputar balik.
-
Tidak memperoleh milik pusaka.
Sesungguhnya, tanah kanaan
adalah milik pusaka bangsa Israel. Tanah kanaan adalah tanah yang dijanjikan
Allah kepada nenek moyang bangsa Isarel itulah; Abraham, Ishak dan Yakub untuk
menjadi milik pusaka mereka.
Ibadah dan pelayanan ini
adalah milik pusaka kita dan Tuhanlah yang menjadi bagian kita, tetapi kalau
seseorang tidak dengar-dengaran lagi, maka tidak memperoleh milik pusaka.
Tuhan tidak tertarik dengan
seorang imam yang melayani Tuhan dengan giat, dia pandai, dia pintar, tetapi
tidak bisa menyatu dengan seorang gembala/penggembalaan itu sendiri.
Ini harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh, jangan sampai kita tidak memperoleh ibadah dan
pelayanan, milik pusaka.
Tanah Kanaan itu.
a. Berlimpah-limpah susu dan madu.
b. Ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai
milik pusaka.
Ibadah
dan pelayanan adalah ladang-ladang Allah dan kebun anggur Allah.
Berarti;
tidak memperoleh milik pusaka = jauh dari kebenaran dan kasih Allah.
Anggur à
kasih Allah.
Yang
kedua: Mempersalahkan hamba Tuhan, seperti
perkataan mereka; “masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas
kami?”
Dulu awal mula kita
digembalakan di tempat ini kita di ajar untuk taat, setia dengar-dengaran, dan
belajar menempatkan Kristus sebagai kepala. Awal kita tahu, kita kaget dan
menuduh gembala ini gila hormat, malam ini rubah cara pikiran seperti ini, saya
tidak bermaksud menjadi tuan kepada sidang jemaat, saya hanya bekerja sesuai
dengan apa yang sudah dipercayakan Tuhan, itu saja.
Supaya kita terlepas
dari situasi yang mengkuatirkan ini.
Bilangan 16:3
(16:3) Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan
Harun, serta berkata kepada keduanya: "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus,
dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri
di atas jemaah TUHAN?"
Perkataan ini sama dengan ayat 13 tadi yaitu: “Masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas
kami?”
Kita lihat cara Musa menghadapi pemberontakan
Korah dan kumpulannya.
Bilangan 16:4
(16:4)
Ketika Musa mendengar hal itu, sujudlah ia.
Musa menyerahkan
segala persoalannya yang dihadapi kepada Tuhan, dia tidak menghadapi bangsa
Israel dengan cara pertengkaran.
Tidak perlu kita
berhadapan dengan manusia yang terpenting bawa diri kita rendah di bawah kaki
Tuhan + membawa perkara kita, tidak perlu kita ngotot-ngototan.
1 Petrus 2:22-23
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena
Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu,
supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada
dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas
dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Kita dipanggil untuk
mengikuti jejak Kristus, antara lain;
-
“Ia tidak berbuat dosa” = hidup dalam
kesucian.
-
“Tipu tidak ada dalam mulut-Nya” = tidak
berdusta.
-
“Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki” = tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
-
“Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya
kepada Dia, yang menghakimi dengan adil” = menyerahkan
segala persoalan kepada Tuhan, sebab Allah adalah hakim yang adil dan Ia tidak
mengadili dengan sekilas pandang dan menurut kata orang, tetapi mengadili
dengan salib Kristus.
1 Petrus
2:24
(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di
dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa,
hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Yesus
sendiri telah memikul kita di dalam tubuh-Nya di atas kayu salib, tujuannya;
-
Supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup
untuk kebenaran, bukan hidup untuk yang lain-lain.
-
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
1 Petrus
2:24
(2:25)
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali
kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Mari kita kembali
kepada gembala yang memeliara jiwa, tinggalkan kehidupan yang lama, Dialah Gembala
Agung yang memelihara jiwa, jangan bersungtu-sungut, jangan memberontak, jangan
biarkan diri dikuasai roh pendurhakaan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment