IBADAH RAYA MINGGU, 14 AGUSTUS 2016
“WAHYU
PASAL LIMA”
(Seri 1)
Subtema : INJIL
YANG TERTUTUP.
Shalom...!
Selamat malam,
salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena
kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan
kesaksian.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 5.
Wahyu 5:1
(5:1)
Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah
gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai
dengan tujuh meterai.
Sebuah gulungan
kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan
tujuh meterai ini disebut dengan injil yang tertutup, rahasia firman belum
terbuka.
2
Korintus 4:3-4
(4:3)
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk
mereka, yang akan binasa,
(4:4)
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Jika tidak terjadi
pembukaan rahasia firman; manusia akan binasa.
Injil yang tertutup
itu ditujukan hanya bagi mereka yang ditentukan untuk binasa.
Siapakah
mereka yang ditentukan untuk binasa?
Yaitu orang-orang
yang tidak mempercayakan hidupnya dengan sepenuh hati kepada Tuhan.
Orang-orang yang
tidak percaya itu bukan saja orang-orang yang di luaran sana tetapi juga
orang-orang yang beribadah bahkan yang sudah melayani, namun tidak
sepenuh hati mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, seperti
jemaat di Laodikia.
Wahyu
3:15-16
(3:15)
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16)
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas,
Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Sidang jemaat di
Laodikia dalam pengikutan mereka kepada Tuhan: tidak dingin dan tidak panas =
suam-suam kuku.
Arti rohaninya;
tidak sungguh-sungguh, tidak sepenuh hati mempercayakan hidupnya kepada Tuhan.
Wahyu
3:17
(3:17) Karena
engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat,
dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Jemaat di Laodikia
bergantung atau mempercayakan hidup mereka kepada harta dan
kekayaan. Jemaat di Laodikia merasa bahwa mereka tidak kekurangan apa-apa.
Tetapi justru
sebaliknya di mata Tuhan bahwa mereka melarat, malang, miskin,
buta dan telanjang.
Ada orang
melarat, malang dan miskin, tetapi tidak buta dan telanjang, namun di mata
Tuhan, jemaat di Laodikia melarat, malang, miskin, buta dan telanjang, artinya;
betapa dalamnya jemaat Laodikia jatuh di dalam kubang penderitaan. Banyak orang
Kristen yang seperti ini.
Lukas
12:15
(12:15)
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
“Sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari
pada kekayaannya itu."
Jadi, kekayaan
tidak memberi jaminan keselamatan untuk hidup yang kekal.
Waspadalah terhadap
ketamakan, cinta uang karena kekayaan tidak memberi jaminan keselamatan untuk
hidup yang kekal.
Tetapi tidak salah ada harta, ada uang, tercukupi segala
sesuatu, asal jangan menjadi tamak.
Tamak = cinta akan
uang berarti tidak cinta Tuhan.
Lukas
12:16-17
(12:16)
Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada
seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
(12:17)
Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak
mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
Ada seorang kaya
tanahnya berlimpah-limpah hasilnya, tetapi ia tidak punya tempat untuk
menyimpan hasil tanahnya.
Orang kaya itu
bertanya dalam hatinya, apa yang ia harus perbuat.
Lukas
12:18
(12:18)
Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku
dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan
menyimpan
di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
Karena orang kaya
bodoh ini bertanya dalam hatinya maka hatinya sendiri yang akan menjawab
pertanyaan itu, dan jawabannya adalah ia akan
memperbesar lumbung-lumbungnya kemudian menyimpan di dalamnya segala
gandum dan segala harta benda yang lain = memperkayakan diri atau mengumpulkan
harta di bumi.
Terjadi kesalahan
besar tanda kebodohan orang kaya tersebut sebab ia tidak bertanya kepada Tuhan.
Lukas
12:19
(12:19)
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang,
tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!
Ternyata orang kaya
itu menimbun hartanya di dalam lumbung yang besar itu untuk jaminan masa depan.
Pendeknya, dia
mempercayakan hidupnya kepada hartanya bukan lagi mempercayakan hidupnya kepada
Tuhan.
Selanjutnya, orang
kaya itu berkata: ”Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!”
Tujuan
mempercayakan hidupnya kepada hartanya:
untuk memuaskan hawa nafsu dagingnya.
Roma 8:5
(8:5)
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Orang yang hidup
menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging, memuaskan hawa nafsu dan
keinginan daging, tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak memikirkan
perkara di atas/perkara rohani, tidak memikirkan ibadah dan pelayanan di
mana salib ditegakkan di dalamnya.
Pendeknya; tidak
mau pikul salib.
Lukas
12:20-21
(12:20)
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga
jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah
itu nanti?
(12:21)
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri,
jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Kalau mempercayakan
hidup kepada harta kekayaan maka akan binasa, oleh sebab itu kekayaan tidak
dapat menjamin hidup kekal.
Demikianlah jadinya
dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak
kaya di hadapan Allah, tidak mengumpulkan harta di sorga.
Dampak negatif mempercayakan hidup kepada harta kekayaan...
2
Korintus 4:4
(4:4)
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus,
yang adalah gambaran Allah.
Orang-orang yang
tidak percaya pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman, dunia
dengan arusnya sangat mempengaruhi pikirannya.
Kerugiannya: tidak dapat melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus
atau tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman walaupun firman Allah itu
dahsyat sekali, dapat menyingkapkan rahasia yang terkandung di dalam hati
(menyucikan dosa) menciptakan yang tidak ada menjadi ada, namun tetap saja dia
tidak dapat melihat semua itu.
Ibrani
1:3
(1:3)
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi,
Kuasa dari cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus adalah; sanggup untuk mengadakan penyucian
terhadap dosa.
Siapapun manusia di
atas muka bumi ini tidak dapat menyucikan dirinya dari dosa, sekalipun dia
orang yang pintar, hebat, kaya, punya kedudukan yang tinggi, selain cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus yang penuh dengan kekuasaan menopang segala yang
ada maksudnya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Tapi itu semua diabaikan
karena pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini.
2
Korintus 3:14
(3:14)
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung
itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca
perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat
menyingkapkannya.
Kemudian
kalau tanpa pembukaan rahasia Firman Tuhan yang disebut dengan
cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, pikiran menjadi tumpul.
Tumpul, berarti;
tidak dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna…Roma 12: 2.
Pendeknya, selain
pikiran dibutakan oleh ilah zaman, juga pikiran menjadi tumpul tidak dapat
melihat segala kemurahan hati Tuhan.
Sekarang
kita melihat ayat dua…
Wahyu
5:2
(5:2) Dan
aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya?"
Tidak ada yang
dapat membuka gulungan kitab dengan ketujuh meterainya maka secara
otomatis yang sakit tetap sakit, yang jahat tetap jahat, yang suam tetap
suam, tidak mengalami pemulihan, itu sebabnya Injil yang tertutup
itu ditujukan
hanya bagi mereka
yang ditentukan untuk binasa…2 Korintus 4:3.
Wahyu
5:3
(5:3)
Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah
bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah
dalamnya.
Tidak seorang pun
yang dapat membuka gulungan kitab, yaitu:
-
Baik yang di Sorga ->
para Malaikat yang di sorga.
-
Baik yang di bumi ->
Hamba-hamba Tuhan, baik ia Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala dan Guru, termasuk
saya tidak dapat membukakan rahasia Firman dari diri saya sendiri.
-
Baik yang di bawah bumi -> Iblis
atau setan yaitu roh-roh yang ada di dalam neraka alam berzah.
2
Petrus 1:20-21
(1:20)
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci
tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
(1:21)
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh
dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Nubuat-nubuat
dalam Kitab suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
sebab tidak pernah nubuatan firman dihasilkan oleh kehendak manusia selain oleh
dorongan Roh El kudus, itulah firman Kristus, firman yang diurapi.
Firman yang diurapi
itu saling berkaitan satu dengan yang lain, saling menguatkan antara ayat yang
satu dengan ayat yang lain.
Dalam Alkitab
terdapat 66 Kitab, 39 Kitab Perjanjian lama dan 27 Kitab Perjanjian baru,
dengan puluhan ribu ayat di dalamnya dimulai dari kitab Kejadian (Perjanjian
Lama) diakhiri dengan kitab Wahyu (Perjanjian Baru),
namun semuanya saling berkaitan satu dengan yang lain.
66 kitab ditulis
oleh hamba-hamba Tuhan lewat ilham Roh Kudus. Kalau ditulis menurut pemahaman
manusia, maka satu dengan yang lain tidak akan pernah menyatu atau berkaitan,
buktinya; hidup kita suka berselisih.
2
Korintus 4:5
(4:5)
Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan,
dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
Rasul Paulus dengan
jelas menyatakan kepada jemaat di Korintus "bukan diri kami yang kami beritakan tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan"
= memberitakan firman tentang salib Kristus = memberitakan firman Pengajaran
yang rahasianya dibukakan.
Sebaliknya, kalau
yang diberitakan adalah perkara-perkara lahiriah, atau membesar-besarkan
dirinya dalam pemberitaan firman dengan kata lain pemberitaan firman hanya
untuk memuaskan hawa nafsu daging, itu bukan cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus.
Dan kalau kita
menikmati pembukaan rahasia firman maka kita akan kembali kepada wujud semula,
segambar, serupa dengan Tuhan.
Lebih
jauh kita melihat pemberitaan Yesus Kristus...
2
Korintus 11:1-2
(11:1
Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang
kamu sabar terhadap aku!.
(11:2)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan
suci kepada Kristus.
Bahwa Rasul Paulus
menyampaikan firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Rasul Paulus tidak memberitakan dirinya…2 Korintus 4:5.
Kata
mempertunangkan kepada satu laki-laki menunjukkan bahwa
Rasul Paulus menyampaikan firman Pengajaran Mempelai.
Pengajaran mempelai
membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh yang sempurna, masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Saudaraku, Pengajaran
Mempelai tidak terpisahkan dari pengajaran Tabernakel sebab
Pengajaran Mempelai harus menggunakan pola miniatur Kerajaan Sorga untuk
menjadi serupa dengan Dia. Di mulai dari pintu gerbang sampai
berada di ruangan Maha suci.
Pintu gerbang
artinya: percaya kepada Yesus Kristus. Ruangan maha suci -> kesempurnaan.
Di dalam ruangan
Maha suci terdapat satu alat yang utama yaitu: tabut perjanjian.
Tabut perjanjian
terdiri dari dua bagian yaitu:
Pertama: Peti
dari tabut.
Terbuat dari kayu
penaga dilapisi dengan emas bagian luar dan bagian dalam berarti tabiat
daging tidak terlihat lagi yang terlihat adalah tabiat ilahi, yaitu emas =
tabiat ilahi. Kayu penaga -> tabiat daging.
Kedua: Tutup
pendamaian.
Tutup dari peti
perjanjian itu sendiri terbuat dari emas murni -> pribadi Yesus Kristus,
Dialah Kepala, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga. Pendeknya tubuh dan kepala
menyatu.
Jadi Pengajaran
Mempelai ini harus diikutsertakan dengan Pengajaran tabernakel, kita tidak
bisa menjadi Mempelai kalau tidak menggunakan pola tabernakel, kita juga tidak bisa mengatakan Pengajaran tabernakel kalau tidak memberitakan Pengajaran
Mempelai karena itu seiring.
Akibat
jika tidak ada pembukaan Rahasia Firman.
Wahyu
5:4
(5:4)
Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang
dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya.
Rasul Yohanes
menangis karena tidak ada pembukaan rahasia firman.
Menangis adalah
tanda kesedihan karena masalah belum diselesaikan, di atas tadi telah saya
kemukakan, bahwa yang sakit tetap sakit, yang jahat tetap jahat dan yang
lain-lain, masalah ini menimbulkan ratap tangis dan dukacita disertai
kesedihan yang mendalam.
2
Korintus 3:14-15
(3:14)
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung
itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu
tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15)
Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa,
ada selubung yang menutupi hati mereka.
Selubung itu masih
tetap menyelubungi mereka, artinya; dosa yang disembunyikan itu belum
terbongkar dengan tuntas karena tidak terjadi pembukaan rahasia firman.
Kerugian-kerugian
yang terjadi bila dosa belum terbongkar…
Kejadian
3:6-7
(3:6)
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu
ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya
yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
(3:7)
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang;
lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Adam dan Hawa jatuh
dalam dosa, karena melanggar hukum Allah, sehingga mereka menjadi telanjang.
Sebelum melanggar hukum Allah, mereka tidak menyadari diri telanjang sekalipun
mereka tidak memakai pakaian, berarti dosa adalah ketelanjangan.
Kemudian mereka menyemat
daun pohon ara dan membuat cawat, artinya; berusaha untuk menutup-nutupi dosa
dengan kebenaran diri sendiri.
Daun pohon ara
-> kebenaran manusia daging.
Saat mereka jatuh
ke dalam dosa mereka menutupi dosa dengan kebenaran mereka sendiri, tapi kebenaran
diri sendiri tidak bertahan lama, cepat atau lambat daun pohon ara itu akan
hancur maka akan terlihat kembali segala dosa segala kekurangan dan
ketelanjangan yang sangat memalukan itu.
Kejadian
3:8-10
(3:8)
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam
taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu
terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
(3:9)
Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di
manakah engkau?"
{3:10)
Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman
ini, aku
menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.
Adam dan isterinya
menjadi takut, karena dosa (ketelanjangan) itu masih disembunyikan, belum
dibongkar sampai tuntas.
Kalau bersembunyi,
berarti selain ada rasa takut juga ada rasa malu, kemudian kalau ada rasa
malu pasti diikuti dengan minder, rendah diri.
Mereka mendengar
bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari
sejuk bukan pada waktu hari kepanasan, terik matahari.
Malam ini kita
dilawat oleh Tuhan dan telah mendengar bunyi langkah Tuhan yang berjalan
di tengah-tengah ibadah pelayanan ini yang juga gambaran taman Allah dan kita
dengar firman Tuhan ini pada waktu hari sejuk karena firman itu menyejukan hati
kita.
Tetapi karena
firman itu secara to the point
menunjuk dosa, kita menjadi takut dan merasa malu.
Kejadian
3:11-13
(3:11)Firman-Nya:
"Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah
engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
(3:12)
Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang
memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
(3:13)
Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah
kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan
aku, maka kumakan."
Di sini kita
melihat Adam dan Hawa saling mempersalahkan, saling menuduh
berarti saling membela diri. Ketika Tuhan menegakkan
keadilan, Adam mempersalahkan isterinya, sudah tahu isterinya lemah dia justru
kompromi dengan kelemahan itu.
Kemudian Hawa mempersalahkan
ular (Setan), bagaimana mungkin setan kita persalahkan? dari sejak dahulu saja
Setan sudah salah. Sesuai dengan pernyataan dari Rasul Paulus aku takut
kalau-kalau pikiran kamu disesatkan oleh ajaran asing sama seperti
Hawa diperdayakan ular itu. Kalau saling mempersalahkan berarti berada di bawah
Hukum Taurat berarti: “mata
diganti mata, gigi diganti gigi”, arti rohaninya: kejahatan
dibalas dengan kejahatan.
Dan kalau
seseorang masih berada di bawah Hukum Taurat dia menjalankan ibadahnya secara Taurat, lahiriah dan rutinitas, mulut, bibir memuliakan Tuhan tapi hatinya jauh
dari Tuhan, mempersembahkan tubuh jasmani tapi batiniah tidak dipersembahkan
kepada Tuhan.
Mari kita
lihat kerugian yang lain, jika dosa belum dibongkar…
Matius
13:22
(13:22)
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman
itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga
tidak berbuah.
Kalau seseorang
masih dikuasai dengan ketakutan, kekuatiran, maka firman Allah yang disampaikan
itu tidak bertumbuh persamaannya, selubung masih menutupi
hati …2 Korintus
3:15.
Sehingga orang yang
takut selalu disertai dengan tangisan, orang yang malu selalu disertai dengan
tangisan, orang yang menderita selalu disertai dengan tangisan, inilah yang
terjadi jika firman Tuhan belum tersingkap, firman itu tidak berkuasa dalam
hati, karena dosa belum terbongkar.
Biar bagaimanapun
hebatnya seorang hamba Tuhan dalam pemberitaan firman pengajaran, kalau
selubung itu masih menutupi, itu tidak ada artinya. Karena rasa malu, takut,
kuatir, cemas akan terjadi, selubung itu masih menutupi hatinya.
Inilah yang dialami
seseorang bila firman belum terbuka rahasianya.
Jalan
keluarnya
Wahyu
5:5
(5:5)
Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau
menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah
menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh
meterainya."
Singa dari suku Yehuda itulah tunas Daud telah menang, oleh karena kemenangan ini Ia dapat membuka gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya, puji Tuhan.
Wahyu
6:1-2
(6:1)
Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu,
dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara
bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
(6:2)
Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota.
Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Penunggang kuda
putih itu maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Itu sebabnya
penunggang kuda putih ini dapat membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya,
dari meterai yang pertama, sampai meterai yang ketujuh.
Kalau berbicara
menang berarti kemenangan itu harus diperoleh dan diperjuangkan.
Singa dari suku
Yehuda tunas Daud, itulah penunggang kuda putih yang maju sebagai pemenang
untuk merebut kemenangan.
Kuda putih itu
berbicara tentang kekuatan dari kuasa Roh kudus.
Kemudian kalau
tidak menang namun tidak kalah artinya sama, itulah nyanyian berbalas-balasan.
Ketika bangsa Israel jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala, Musa turun dari
gunung beserta dengan Yosua, dari kejauhan Yosua mendengar pada perkemahan
orang Israel nyanyian kemenangan tetapi Musa menanggapi bahwa itu bukan
nyanyian kemenangan yang dia dengar tetapi nyanyian orang yang
berbalas-balasan.
Tidak menang dan
tidak kalah dan itu terjadi karena dosa penyembahan berhala, menyembah patung
anak lembu emas tuangan.
Lebih jauh kita
melihat si penunggang kuda putih...
Wahyu
19:11
(19:11).
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia
yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia
menghakimi dan berperang dengan adil.
Yang
menunggang kuda putih itu bernama "Yang Setia dan Yang
Benar".
YANG
SETIA:
Filipi2:8
(2:8)
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Taat sampai mati
bahkan sampai mati di kayu salib -> Yesus setia kepada Allah Bapa,
di mulai dari panggilan, pilihan dan setia. Dia
menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan kepada Dia sebagai Anak Tunggal Bapa.
Tugasnya tidak
hanya mengadakan mujizat, menyembuhkan yang sakit tetapi
dalam keadaannya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Jika seorang
pelayan Tuhan mundur dari ibadah pelayanan apapun alasannya maka dia
adalah orang yang tidak setia, dan akan merusak pelayanan.
Ketidaksetiaan
penyebabnya: keras hati, sombong, angkuh, merasa diri hebat dan benar,tidak
mau diatur, tidak mau dididik, tidak menempatkan Kristus sebagai kepala, roh
najis, roh jahat dan lain sebagainya.
Selesaikanlah
pekerjaan Tuhan sampai garis akhir sampai selesai, dan akhirilah dengan baik.
2
Timotius 4: 7
(4:7)
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan
aku telah memelihara iman.
Rasul Paulus mengakhiri
pertandingan dengan baik, dia telah mencapai garis akhir.
Mencapai garis
akhir, artinya:
-
Sampai Tuhan datang untuk yang
kedua kali.
-
Sampai mati.
Rasul Paulus
mengakhiri pertandingan yang baik karena ia telah memelihara iman, sebab iman
tanpa perbuatan = nol.
2
Timotius 4:8
(4:8)
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan
kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya
kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Tuhan akan
mengaruniakan mahkota kebenaran kepada siapapun, yang merindukan
kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria
sorga.
Selain setia, si penunggang
kuda putih itu juga bernama “yang benar.”
Kebenaran yang
sejati terletak pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi
kebenaran.
Matius
27: 54-55
(27:54) kepala
pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat
takut ketika melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh
Ia ini adalah Anak Allah.”
(27:55)
Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu
perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia.
Kepala pasukan
berkata: “Sungguh Ia ini adalah Anak
Allah” ini adalah pengakuan yang tulus, pengakuan dari dalam hati.
Lukas
23: 46-47
(23:46)
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu
Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan
nyawa-Nya.
(23:47)
Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah,
katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Setelah melihat apa
yang terjadi kepala prajurit memuliakan Allah dan ada pengakuan dari
mulutnya, katanya: "Sungguh, orang
ini adalah orang benar!"
Kepala Prajurit ini
dibenarkan oleh salib Kristus sekalipun dia bangsa Romawi, bangsa Kafir.
Dan orang benar itu
terlihat dari pengakuan-pengakuan dari mulut yang selalu memuliakan Tuhan, tidak
mempersalahkan yang salah, tidak membenarkan orang yang benar melainkan selalu
memuliakan Tuhan ada pengakuan-pengakuan tentang keberadaan Allah.
Salib Kristus yang
membenarkan kepala prajurit. Kebenaran yang sejati adalah kebenaran yang
datangnya dari salib.
Wahyu
19:11
(19:11)
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia
yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia
menghakimi dan berperang dengan adil.
Yang setia dan yang
benar menghakimi dan berperang dengan adil.
Untuk merebut
kemenangan kita harus maju berperang menghadapi musuh yang
menimbulkan dosa.
Kita maju berperang
bukan melawan darah dan daging tapi yang kita hadapi adalah penghulu dunia yang
gelap dengan tipu dayanya yang menyebabkan: dosa kejahatan, kenajisan, dan
dosa-dosa kefasikan yang lain. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberitaan Firman:
Gembala Sidang:
Daniel.U.Sitohang
No comments:
Post a Comment