IBADAH RAYA MINGGU, 21 AGUSTUS 2016
KITAB
WAHYU
(SERI:
32)
Sub
tema: SINGA
DARI SUKU YEHUDA, YAITU TUNAS DAUD.
Shalom...!
Salam
sejahtera bagi kita semuanya, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Tiba saatnya bagi kita untuk memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah
Raya Minggu dari kitab wahyu pasal
5.
Wahyu
5:1
(5:1) Maka aku melihat di tangan kanan Dia
yang duduk di atas takhta itu, sebuah
gulungan kitab, yang ditulisi sebelah
dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai
dengan tujuh meterai.
“Sebuah
gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai
dengan tujuh meterai“ disebut
dengan Injil yang tertutup (rahasia Firman Tuhan belum dibukakan), sehingga
tidak dapat melihat tulisan disebelah dalam dan di sebelah luarnya.
- Tidak
dapat melihat sebelah dalam, artinya:
tidak dapat menyelami isi hati Tuhan = tidak dapat mengerti apa yang baik, yang
berkenan, dan yang sempurna bagi Allah.
- Tidak
dapat melihat sebelah luar, artinya:
tidak dapat melihat segala perbuatan-perbuatan yang ajaib yang dikerjakan oleh
Allah.
Inilah
kerugiannya kalau tidak terjadi pembukaan rahasia Firman Tuhan.
Benarlah
perkataan nas Firman Tuhan: mereka mempunyai mata tetapi tidak dapat
melihat, mempunyai telinga tetapi tidak dapat mendengar.
Wahyu
5:2
(5:2)
Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya?"
Kalau
terjadi pembukaan rahasia Firman maka segala yang terselubung akan disingkapkan
dan segala sesuatu akan nyata sampai akhirnya dia akan memuliakan Allah (Allah
bertabernakel) tetapi sebaliknya kalau tidak terjadi pembukaan rahasia Firman
maka yang sakit tetap sakit, yang suam tetap suam = masalah belum
terselesaikan.
Wahyu 5:3
(5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di
sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan
kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
Tidak
ada yang dapat membuka gulungan
kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya baik yang
di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi.
- Yang di sorga ini menunjuk kepada para malaikat.
- Yang di
bumi ini
menunjuk kepada manusia termasuk hamba-hamba Tuhan, yaitu: rasul, nabi,
penginjil, gembala, guru, termasuk saya sendiri, tidak dapat membukakan rahasia Firman
dari diri saya sendiri.
- Yang di
bawah bumi ini
menunjuk kepada iblis / setan.
Tidak
ada yang dapat membukakan rahasia Firman Tuhan.
2
Korintus 4:3-5
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih
tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4 )yaitu orang-orang yang tidak percaya,
yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak
melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami
beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu
karena kehendak Yesus.
Kalau
tidak terjadi pembukaan rahasia Firman Tuhan maka manusia akan binasa.
Orang-orang
yang ditentukan untuk binasa, yaitu:
-
Orang-orang yang tidak percaya.
-
Orang-orang yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini.
Sekali
lagi saya tandaskan; tidak ada hamba Tuhan yang dapat membukakan rahasia Firman
Tuhan dari dirinya sendiri.
Kolose
2:18
(2:18 )Janganlah kamu biarkan kemenanganmu
digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada
malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan
membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi,
Hamba
Tuhan yang berkanjang pada
penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi menunjukkan bahwa malaikat tersebut
berusaha membukakan rahasia Firman Tuhan dari dirinya sendiri.
Tujuannya:
Supaya jemaat beribadah kepada dia bukan kepada Kristus sebagai kepala.
Kolose 2:19
(2:19 ) sedang ia tidak berpegang teguh
kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu
oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
Kalau berkanjang pada
penglihatan-penglihatan, oleh pikirannya yang duniawi,
berarti tidak berpegang teguh kepada Kepala, artinya:
tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala.
2 Petrus
1:20-21
(1:20 )Yang terutama harus kamu ketahui,
ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut
kehendak sendiri,
(1:21 )sebab tidak pernah nubuat dihasilkan
oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara
atas nama Allah.
Nubuat-nubuat
dalam Kitab Suci (Firman Tuhan)
tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri.
Alkitab
terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, seluruhnya berjumlah 66 kitab
yang ditulis oleh hamba-hamba Tuhan sesuai dengan Ilham Roh Kudus, buktinya:
tersusun dengan rapi, seluruh isi Alkitab saling berkaitan dan saling
menguatkan antara ayat satu dengan ayat yang lain, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu.
Kalau
nubuat-nubuat ditafsirkan menurut
kehendak sendiri, banyak penipuan yang terjadi, sehingga sidang jemaat
beribadah kepada malaikat bukan kepada Tuhan.
Sebaliknya,
kalau terjadi pembukaan rahasia Firman oleh
dorongan Roh Kudus, orang-orang
berbicara atas nama Allah, tidak ada kepalsuan di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan tersebut.
Resiko
bila tidak terjadi pembukaaan rahasia Firman Tuhan:
Wahyu
5:4
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat
sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka
gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
Rasul
Yohanes menangis dengan amat sedihnya, menunjukkan masalah belum terselesaikan.
Jalan
keluarnya:
Wahyu
5:5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua
itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku
Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan
kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Hanya Singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, yang dapat membuka
gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.
Dalam Wahyu 6:1-2, Dia adalah penunggang kuda putih Ia
maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan ... Wahyu 6: 1-17 dan si
penunggang kuda putih itu bernama Yang
Setia dan Yang Benar...Wahyu 19:11.
Keterangan: SINGA DARI SUKU YEHUDA.
Kejadian
49:8-9
(49:8 )Yehuda, engkau akan dipuji oleh
saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud
anak-anak ayahmu.
(49:9 )Yehuda adalah seperti anak singa:
setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia
meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah
yang berani membangunkannya?
Singa
dari suku Yehuda berbicara tentang raja-raja yang berkuasa sehingga ia
berkemenangan terhadap musuh.
Wahyu
5:8-9
(5:9 )Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian
baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau
telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan
bangsa.
(5:10 )Dan Engkau telah membuat mereka
menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan
memerintah sebagai raja di bumi."
Menjadi
suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan
memerintah sebagai raja di bumi berarti
tidak diperintah oleh dosa, artinya: berkemenangan terhadap dosa.
Singa
dari suku Yehuda adalah Raja yang berkemenangan terhadap musuh.
Memang
sebaiknya orang yang sudah melayani Tuhan harus berkemenangan terhadap dosa.
Ada 2
musuh abadi, yaitu:
1. Daging
dengan segala keinginannya.
Sesungguhnya daging adalah
musuh dalam selimut sebab daging tinggal bersama dengan kita.
Kalau daging tidak dikuasai
maka akan menjadi binatang buas yang siap menerkam kerohanian anak-anak
Tuhan.
Jadi jangan memanjakan daging
(jangan malas-malas mengerjakan pekerjaan Tuhan).
2. Iblis/setan
= penghulu di udara (roh jahat dan roh najis).
Lebih
jauh kita melihat Singa dari suku Yehuda...
Kejadian
49:9
(49:9 )Yehuda adalah seperti anak singa:
setelah menerkam, engkau naik
ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti
singa jantan atau seperti singa betina; siapakah
yang berani membangunkannya?
Singa
dari suku Yehuda, “setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang
tinggi, ia meniarap dan berbaring
seperti singa jantan atau seperti singa betina, siapakah yang berani membangunkannya?”
Ini
menunjukkan, bahwa Singa dari suku Yehuda Berkemenangan dan Berkuasa.
-
Setelah menerkam -> berkemenangan.
-
Siapakah yang berani membangunkannya?
Berarti: Berkuasa.
-
Tempat yang tinggi -> Posisi dari
Imamat yang rajani yaitu: orang-orang yang melayani/Singa dari suku Yehuda.
Kejadian
49:10
(49:10) Tongkat kerajaan tidak akan beranjak
dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang
yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
Tongkat
kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari
antara kakinya berarti
kemuliaan Tuhan tetap dinyatakan (kuasa dan otoritas Tuhan tidak pernah
beranjak).
Selain
dari apa yang berkenaan dengan Singa dari suku Yehuda, ada sesuatu yang mulia yang
dikerjakannya...
Kejadian
49:11
(49:11) Ia akan menambatkan keledainya pada
pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci
pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.
Ia akan
menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur
pilihan.
Kesimpulannya:
Singa dari suku Yehuda merindukan supaya bangsa kafir menjadi bagian dari tubuh
Kristus.
Yesus
adalah pokok anggur yang benar... Yohanes
15:1-6
Keledai
beban -> bangsa kafir.
Mari kita lihat bangsa kafir...
Matius
15:22-24
(15:22) Maka datanglah seorang perempuan
Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud,
karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
(15:23) Tetapi Yesus sama sekali tidak
menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah
ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
Perempuan
Kanaan dengan anaknya yang kerasukan setan dan sangat menderita -> keledai beban, gambaran dari bangsa
kafir dengan segala pergumulannya.
Di sini
kita melihat; perempuan Kanaan membawa segala pergumulannya kepada Tuhan,
berteriak-teriak memohon belas kasih Tuhan.
Matius
15:24-25
(15:24 )Jawab Yesus: "Aku diutus hanya
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
(15:25) Tetapi perempuan itu mendekat dan
menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
Seolah-olah
Yesus tidak mempedulikan bangsa kafir namun perempuan Kanaan tersebut tidak
berhenti memohon pertolongan dari Tuhan (kerinduannya tidak surut).
Dalam
kitab Mazmur 121:1-2, Daud berkata: Aku
melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang
menjadikan langit dan bumi.
Matius
15:26
(15:26) Tetapi Yesus menjawab: "Tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Bangsa
kafir (perempuan Kanaan) digambarkan seperti anjing.
Tabiat-tabiat
anjing, antara lain:
Yang
pertama:
Lukas
16:21
(16:21) dan ingin menghilangkan laparnya
dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang
dan menjilat boroknya.
Anjing-anjing menjilat borok Lazarus,
artinya: menyukai kekurangan/kelemahan orang lain.
Yang
kedua:
2 Petrus
2:22
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan
peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi
yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Anjing
kembali lagi ke muntahnya, artinya:
kembali mengulangi kesalahan yang sama/dosa masa lalu.
Yang
ketiga:
Yohanes
10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan
gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat
serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu
menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Serigala
menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba, artinya: membuat
domba-domba menjadi liar/tidak tergembala. Serigala = anjing hutan.
Matius
15:27
(15:27) Kata perempuan itu: "Benar Tuhan,
namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Perkataan:
"benar Tuhan”, menunjukkan kalau perempuan Kanaan ini mengakui
segala kesalahan/dosa kekafiran.
Tuhan
menunggu kita untuk mengakui segala dosa kita supaya kita berharga sama seperti
bangsa Israel.
Tanda seseorang mengakui kesalahannya:
Menghargai
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya = menghargai pembukaan rahasia Firman
Tuhan.
Remah-remah -> Firman Tuhan ayat demi ayat, pasal
demi pasal, yang disampaikan.
Matius
15:28
(15:28) Maka Yesus menjawab dan berkata
kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang
kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Hasilnya:
Terjadi pemulihan = pertolongan Tuhan nyata kepada perempuan Kanaan ini
(keledai beban).
Biarlah
kita hidup benar berdasarkan iman, bukan berdasarkan kebenaran diri sendiri.
Inilah
tugas dari singa dari suku Yehuda yaitu untuk membawa keledai beban (bangsa
kafir) kepada Yesus (pokok anggur yang benar).
Keterangan: TUNAS DAUD
Yesaya
11:1-2
(11:1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul
Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
(11:2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat
dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan
TUHAN;
Tunas Daud keluar
dari tunggul Isai, penuh dengan ketujuh Roh Allah, yaitu:
(1) Roh TUHAN, (2) roh
hikmat, (3) roh pengertian,
(4)roh nasihat (5) roh keperkasaan, (6) roh
pengenalan dan (7) Roh takut akan TUHAN;
Yesaya
11:3
(11:3) ya, kesenangannya ialah takut akan
TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan
keputusan menurut kata orang.
Tidak
menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata
orang = Hakim yang adil.
Seorang
hamba Tuhan harus berlaku adil di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Yesaya
11:4
(11:4) Tetapi ia akan menghakimi
orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap
orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar
bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan
membunuh orang fasik.
Tugas
tunas Daud, yaitu:
-
Menghakimi orang-orang lemah dengan
keadilan.
Berarti; keadilan untuk
orang-orang lemah.
Kalau melihat orang yang lemah,
kita harus memberikan keadilan, jangan dimanfaatkan kelemahannya.
-
Menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang
yang tertindas di negeri dengan kejujuran.
Tertindas oleh karena banyak
dosa kejahatan yang belum diselesaikan.
Orang yang tertindas sangat
membutuhkan keputusan dengan kejujuran dari seorang pelayan.
Kalau
ada tunas baru, itulah tunas Daud, maka memberi harapan bagi yang lemah dan
memberi harapan bagi yang tertindas. Itulah sebabnya kita membutuhkan ketujuh
Roh Allah.
Kalau
keadilan bagi yang lemah dan kejujuran bagi yang tertindas, maka tidak ada lagi
kefasikan di atas muka bumi ini.
Tuhan
telah menjadikan mulut kita sebagai pedang yang tajam sehingga setiap perkataan
yang keluar dari mulut kita berkuasa untuk menyelesaikan segala kefasikan
(segala masalah). Kita juga bagaikan anak panah yang runcing itulah ayat-ayat
Firman Tuhan yang tertulis di dalam loh-loh daging dimeteraikan dengan Roh
Kudus dan ditukik di dalam hati kita. Kalau itu tertancap di dalam hati orang
maka nyatalah keadilan dan nyatalah kejujuran.
Pertanyaannya:
Apakah
kita sudah menjadi pedang yang tajam? Apakah kita sudah menjadi anak panah yang
runcing yang siap ditancapkan (ayat-ayat Firman Tuhan yang tertulis yang dapat
dibaca)?
Kalau
masih terlihat sikap yang tidak baik, tidak adil dan tidak jujur, bagaimana
bisa menolong yang lemah dan tertindas?
Pada dasarnya
setiap orang yang berada di luar Tuhan adalah orang yang tertindas oleh
karena dosa kejahatan, kenajisan dan kelaliman/kefasikan.
Dahulu
yang tertindas tetap tertindas, yang lemah tetap lemah, hanya tunas Daud
memberi harapan bagi orang yang lemah dan tertindas.
Oleh
sebab itu biarlah kita mengakui segala kekurangan/dosa kekafiran, seperti
perempuan Kanaan tersebut.
Tuhan
saja yang benar, jangan panas hati ketika dikoreksi oleh Firman, sebaliknya
dengan tulus mengakui segala dosa karena itulah yang Tuhan tunggu dari kita.
Perbedaan
dari bangsa kafir dan bangsa Israel adalah:
-
Bangsa kafir harus terlebih dahulu harus mengakui segala
dosa/kesalahan lalu memberi diri kepada Tuhan.
-
Bangsa Israel hanya cukup mengakui bahwa Yesus adalah Mesias yang
telah disalibkan.
Sama
halnya dengan 4 luka Yesus untuk bangsa Israel sedangkan 1 luka oleh
tombak pada lambung Yesus untuk bangsa kafir supaya kita dilahirkan kembali,
harus ada tanda darah dan air barulah keluar anak.
Selanjutnya, seorang hamba Tuhan harus adil dan
jujur...
Yesaya
11:5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan
kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Hamba
Tuhan tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
Tidak
menyimpang dari kebenaran.
Kebenaran
yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada kebenaran, maka jangan
lepaskan salib itu.
Tidak
ada dusta yang datangnya dari salib tetapi kebenaran hanya berasal dari salib.
Salib
ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan memang terasa berat dan sakit
bagi daging, namun tetap harus dipikul, jangan lari dari kenyataan.
Contohnya:
ketika kita harus merendahkan diri kepada orang lain apalagi kepada pimpinan
yang bengis, rasanya sangat sukar sekali, apalagi kalau kita melihat
kekurangannya banyak sekali seperti asal bicara, merokok, minum minuman keras
dan sebagainya, namun oleh karena dia adalah atasan kita maka kita harus tunduk
kepada dia, itu rasanya sukar sekali tetapi oleh karena Firman Tuhan kita harus
tunduk, maka biarlah salib itu kita pikul saja.
Tidak
menyimpang dari kesetiaan.
Kesetiaan
diawali dengan dipanggil dan dipilih....Wahyu 17:14
Dipanggil = berpadanan dengan kebenaran Firman Tuhan, jangan berpadanan
dengan dosa.
Dipilih = melayani Tuhan, memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia.
Dan
terakhir setia, itulah
pribadi Yesus Kristus. “... sebagai
manusia Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di atas kayu salib” = setia.
Mari
kita lihat DIPILIH...
1 Petrus
2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih,
imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya
kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Dipilih,
artinya: melayani Tuhan = memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari
Allah.
Mari
kita lihat KESETIAAN...
Filipi
2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib =
setia.
Yohanes
19:28-29
(19:28) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala
sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis
dalam Kitab Suci --: "Aku haus!"
(19:29) Di situ ada suatu bekas penuh anggur
asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang
hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Yesus
menanggung yang pahit dan asam, bukan yang manis saja (bukan yang enak saja).
Kalau
tetap setia di dalam pengikutan kepada Tuhan maka masalah-masalah akan selesai.
Prakteknya:
Yohanes
19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya.
Sesudah
Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai", artinya:
a) Jangan mengulangi
kesalahan yang lama/dosa masa lalu.
b) Jangan
mengungkit-ungkit dosa orang lain sebab tidak ada manusia yang tidak melakukan
dosa.
Kalau
mengungkit dosa orang lain, nanti urusannya bukan kepada orang itu melainkan
kepada salib. Jangan bicarakan yang lama, mari kita bicarakan yang sekarang dan
yang akan datang.
Mari
kita lihat gambarannya....
Yesaya
11:5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari
kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Tidak menyimpang dari kebenaran dan
kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Kalau ikat pinggang tetap terikat pada
pinggang maka tidak terlihat lagi
kekurangan-kekurangan dan ketelanjangan yang memalukan.
Contoh
ikat pinggang tetap terikat pada pinggang:
1. Ketika
Yesus melayani 12 murid dengan cara mencuci (membasuh) kaki 12 murid dan Ia
mengikatkan kain lenan pada pinggangNya...Yohanes 13:1-20
Tujuannya: Supaya 12 murid
mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus.
2. Orang-orang
Lewi.
Keluaran 32:25-27
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu
seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai
menjadi buah cemooh bagi lawan mereka --
(32:26) maka berdirilah Musa di pintu gerbang
perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah
kepadaku!" Lalu
berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
(32:27) Berkatalah ia kepada mereka:
"Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada
pinggangnya dan berjalanlah
kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan
biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
Bani Lewi berpihak kepada
Tuhan, sejak saat itulah bani Lewi dipercayakan untuk melayani dalam kemah
Allah (Tabernakel).
Kalau kita tetap melayani Tuhan
maka ikat pinggang tetap terikat
pada pinggang, fungsinya: untuk mengikatkan/menyandang pedang.
Fungsi pedang: untuk menghabisi
tabiat daging.
Untuk menghabisi keinginan
daging berarti tidak kompromi terhadap tabiat-tabiat daging baik itu tabiat
daging dari anak, isteri, suami, orang tua. Cara menghabisi tabiat daging:
menunjukkan bahwa kita memiliki pedang Roh (Firman Tuhan) di dalam hidup kita.
Inilah yang disebut hamba Tuhan
yang tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
Inilah
perbuatan-perbuatan dari raja-raja yang berada di tempat yang tinggi.
Kalau
Firman Allah hanya menjadi pengetahuan saja maka yang lemah tetap lemah dan
yang tertindas tetap tertindas. Kalau rindu untuk melayani Tuhan harus berpihak
kepada Tuhan, tidak boleh kompromi terhadap dosa.
Inilah
yang disebut Singa dari suku Yehuda, tunas Daud.
Singa
dari Yehuda -> raja, yang berkuasa dan berkemenangan
terhadap musuh.
Tunas
Daud -> raja, yang memberikan
harapan.
Jadi
sama-sama berkuasa dan berkemenangan terhadap dosa. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang Pdt. Daniel.U. Sitohang
No comments:
Post a Comment