IBADAH RAYA MINGGU, 24 JULI 2016
KITAB WAHYU
(SERI: 30)
(SERI: 30)
Sub tema: MENYEMBAH ALLAH
DIDALAM ROH DAN KEBENARAN
Shalom...!
Shalom saudaraku, selamat malam, salam sejahtera bagi
kita sekaliannya, kita bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan masih memberi kesempatan
bagi kita untuk beribadah dan melayani Dia, dengan kata lain berada di tengah tengah takhta dan
sekelilingnya untuk melayani raja di atas segala raja, itu semua karena
kemurahan Tuhan, puji nama Tuhan.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu
dari Wahyu 4
Wahyu 4: 8
(4:8) Dan
keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah
dalamnya penuh dengan mata, dan dengan
tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus,
kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan
datang."
Kita melihat kembali keberadaan dari empat makhluk ini, dimana memang mereka berada ditengah-tengah takhta dan disekelilingnya...Wahyu 4: 6
Pada wahyu pasal 4 ini kita dapat melihat Tabarnakel sorgawi kalau kita urut
dari ayat 1 sampai ayat yang ke 7, empat
makhluk dengan segala kegiatan-kegiatan mereka serta dua puluh empat tua-tua dan biarlah kiranya kita berada
didalam kegiatan-kegiatan dalam ibadah dan pelayanan.
Biarlah kita mendominasi semua pekerjaan-pekerjaan Tuhan apapun yang
dipercayakan oleh Tuhan.
“Empat
makhluk itu dengan tidak henti-hentinya mereka berseru siang dan malam” berarti
memuliakan Tuhan setiap waktu dalam situasi apapun.
Empat mahluk hidup itu gambaran dari manusia
rohani (manusia batiniah) terus menerus memuliakan Tuhan. Adapun seruan dari empat makhluk tersebut: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan
Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Seruan empat mahluk ini, dibagi menjadi 2
bagian yaitu:
Seruan
yang pertama:
“Kudus,
kudus, kuduslah Tuhan Allah Yang Mahakuasa” biarlah kiranya
seruan ini turun ke bumi
supaya kita melayani Tuhan dengan sistem kekudusan / dalam kekudusan.
1 korintus 10:16-20
(10:16) Bukankah
cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan
dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan
adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
(10:17) Karena
roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita
semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
(10:18 ) Perhatikanlah
bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang
dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
(10:19) Apakah
yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa
persembahan berhala adalah sesuatu?Atau bahwa berhala adalah sesuatu?
(10:20) Bukan!
Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada
roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu
dengan roh-roh jahat.
Ada persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus
Kristus tetapi sekaligus ada persekutuan dengan roh-roh jahat ini pelayanan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan,
seperti pernyataan rasul Paulus: aku tidak mau kamu bersekutu dengan roh-roh
jahat.
Tuhan mau supaya kita melayani Dia dengan sistem kekudusan Allah.
Persekutuan dengan roh-roh jahat ini
dimulai dari penyembahan berhala.
Berhala artinya: segala sesuatu yang
melebihi dari Tuhan salah
satunya adalah kekerasan hati.
Perlu untuk diketahui: Orang yang keras
hati sukar untuk diubahkan.
1 korintus 10:21
(10:21) Kamu
tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.Kamu tidak
dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh
jahat.
Tidak boleh ada persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus
namun juga ada persekutuan dengan roh-roh jahat, Tuhan tidak membenarkan hal
ini terjadi.
Selama kita hidup diatas muka bumi ini, maka
dunia dengan arusnya tidak akan pernah berhenti, juga daging dengan segala hawa nafsunya itu
selalu ada diantara kita, termasuk pengaruh dari roh jahat dan roh najis,
tetapi kita harus tahu bahwa persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus dan juga
persekutuan dengan roh jahat ini tidak boleh terjadi.
1 korintus 10: 6-7
(10:6) Semuanya
ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya
jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
(10:7) dan supaya jangan kita menjadi
penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti
ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian
bangunlah mereka dan bersukaria."
Jangan inginkan hal-hal yang jahat didalam hatimu seperti yang diperbuat oleh bangsa Israel.
Perbuatan jahat dimulai dari penyembahan berhala sampai
akhirnya mereka duduk makan dan minum.
Dosa makan minum: merokok, narkoba dan minum-minuman keras.
1 korintus 10: 8-9
(10:8) Janganlah
kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang
dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
(10:9) Dan
janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa
orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
(10:10)
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti
yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan
oleh malaikat maut.
Setelah bangsa Israel menyembah berhala disertai dengan dosa makan dan minum, selanjutnya melakukan 3 hal, yaitu:
-
percabulan,
-
mencobai
Tuhan
Hanya
karena soal makanan dalam Bilangan 21.
-
bersungut-sungut.
Orang yang bersungut-sungut adalah orang yang tidak tahu mengucap syukur, tidak ada kepuasan dalam
dirinya, dan tidak dapat menerima keputusan Tuhan.
1 korintus 10: 11
(10:11) Semuanya
ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan
bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Apa yang dialami oleh bangsa Israel ini adalah contoh nyata supaya hal ini jangan
menimpa hidup, nikah, ibadah dan pelayanan kta masing-masing.
Ijinkanlah seruan
empat makhluk ini turun kebumi supaya kita melayani
Tuhan dengan sistem kekudusan /
dalam kekudusan.
Kalau dikaitkan dengan
doa Bapa kami,
ada penyebutan “dikuduskanlah
namaMu datanglah kerajaanMu”
berarti melayani dengan sistem kekudusan menghadirkan kerajaan surga ke bumi,
dalam Roma pasal 14: 17-18 kerajaan
sorga bukan soal makan, minum dan pakaian tapi soal kebenaran, damai sejahterah, dan sukacita oleh Roh Kudus.
Kemudian kalau kita melayani dengan sistem kerajaan sorga dalam kekudusan dikenan
oleh Tuhan dan secara otomatis dihormati oleh manusia.
Jadi orang yang
melayani dengan orang yang tidak ibadah dan pelayanan itu berbeda penghormatan
yang akan diterima meskipun sesungguhnya kita tidak mencari penghormatan, hal
itu terjadi secara otomatis.
Kemuliaan dari matahari, bulan,
bintang itu berbeda-beda namun penghargaan dimata Tuhan sama. Pokoknya orang yang melayani sekalipun karunia-karunia yang diperoleh
tiap-tiap orang berbeda-beda tetapi itu berharga dimata Tuhan (dikenan oleh Tuhan)
dan dihormati manusia.
Jadi kemuliaan manusia rohani dengan
kemuliaan tubuh jasmani juga berbeda... 1 Korintus 15:40
Seruan
yang kedua:
”Yang
ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.” Dialah ALFA dan OMEGA.
Dari ALFA tidak akan sampai kepada OMEGA
kalau tidak melalui IOTA dan TITIK.
Wahyu 1: 4,8
(1:4) Dari
Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai
sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan
datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman
Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang
Mahakuasa."
Yang ada dan yang sudah ada dan yang
akan datang itulah pribadi ALFA dan OMEGA.
Untuk dapat kepada yang akan datang, kita dapat melihat
jawabannya dari...
Wahyu
1:17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia,
tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia
meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun
lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut
dan kerajaan maut.
Jadi
ALFA dan OMEGA (Yang Awal dan Yang Akhir) disebut
juga Dia Yang
hidup, kemudian telah
mati, dan hidup kembali sampai selama-selamanya.
Jadi
jembatan dari ALFA ke OMEGA adalah mati.
Proses
untuk masuk ke dalam kematian ialah IOTA dan TITIK
- IOTA adalah merendahkan diri,
- TITIK →
mau menjadi kecil dan mau dikecilkan (rela untuk direndahkan)
Melayani
Tuhan harus terlihat sikap
merendahkan diri jangan sampai melayani tapi sikap serupa dengan orang-orang diluar Tuhan.
Sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri dan taat
sampai mati bahkan mati dikayu salib menunjuk kepada orang-orang yang setia. Banyak orang menyebut diri baik hati tapi orang yang setia siapakah menemukannya ???
Mari
melayani Tuhan dengan setia berarti
sampai puncaknya untuk menjadi
TITIK, kalau tidak setia maka tidak sampai
kepada TITIK berarti yang dipikul hanya separuh salib.
Wahyu 1: 4
(1:4)Dari
Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai
sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan
datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, Dari Yohanes
kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera
menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan
dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
Kalau kita
memperhatikan Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang maka kasih karunia dan damai sejahtera
menyertai kita sampai selama-lamanya.
Wahyu
1: 18
(1:18)
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Tidak berhenti sampai disitu, Dia yang
memegang segala kunci maut dan kerajaan maut, Dia juga yang menentukan hidup
dan mati manusia.
Wahyu 4:9-10
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
(4:10) maka tersungkurlah
kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan
mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan
mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
Setiap kali empat makhluk itu memuliakan
Tuhan, dalam kesempatan yang lain dua puluh empat tua-tua tersungkur sujud menyembah dihadapan
Dia Yang Hidup sampai selama- lamanya = Rumah penuh dengan asap.
Empat mahluk hidup ini berkobar-kobar melayani
Tuhan siang dan malam dengan tidak henti-hentinya karena hati mereka telah
dibakar oleh api Roh Kudus sampai rumah itu penuh
dengan asap... Yesaya 6:4
Jangan sampai melayani Tuhan tapi tidak
hidup dalam doa penyembahan, kalau ada orang yang
melayani tapi tidak hidup dalam doa penyembahan berarti melayani dengan api asing
yaitu ada kepentingan diri sendiri,
ingin menonjolkan diri (menampilkan diri) dan sebagainya.
Kalau sengaja menghindari doa penyembahan
berarti melayani karena kepentingan-kepentingan, melayani dengan maksud yang tidak murni.
Kita dapat melihat keempat makhluk tersebut
betul-betul manusia roh, berkobar- kobar melayani Tuhan dan didalam kesempatan
yang
lain dua puluh empat tua-tua tersungkur dihadapan Dia,
sujud menyembah Dia Yang Hidup sampai selama- lamanya.
Roma
12:9-10
(12:9) Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah
yang jahat dan lakukanlah yang baik
(12:10) Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
(12:10) Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
(12:11) Janganlah hendaknya kerajinanmu
kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Melayani
Tuhan dengan roh yang bernyala-nyala (berkobar-kobar), syaratnya:
-
hendaklah kasih itu jangan pura-pura,
-
jauhilah yang jahat dan lakukan lah
yang baik,
-
hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara,
-
saling mendahului dalam memberi hormat,
-
janganlah hendaklah kerajinanmu kendor.
Wahyu 4: 10
(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup
sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu,
sambil berkata:
Dua
puluh empat Tua-tua sujud menyembah kepada Allah
Yang Hidup bukan allah yang
mati.
Bukti menyembah Allah Yang Hidup:
1 Petrus1:18-19
(1:18) Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas,
(1:19)
melainkan dengan darah yang mahal,
yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat.
Dosa
keturunan itu berasal dari orang tua lalu turun kepada anak-anaknya, dan ini
harus dipatahkan. Kita telah ditebus dari dosa (cara
hidup yang sia-sia), dosa yang diwariskan dari
nenek moyang (turunan) bukan dengan barang fana, emas atau
perak melainkan oleh darah Yesus
kristus,
darah yang mahal dan tak bercacat celah.
Inilah
bukti bahwa Allah kita hidup, kalau allah mati (barang fana, emas
dan perak) tidak mempunyai darah, barang fana (harta kekayaan, uang, kedudukan,
jabatan, pekerjaan kesibukan) justru membuat kita jauh dari Tuhan.
Efesus
2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu --
sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak
bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat
lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu
itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat
bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa
Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Oleh
darah Yesus Kristus yang dahulu
hidup jauh dari Allah sudah menjadi dekat dan menjadi bagian dari anggota tubuh
Kristus.
Efesus 2: 14
(2:
14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak
dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan
Oleh
darah salib Kristus, bangsa kafir dan Israel dapat bersatu menjadi satu tubuh.
Ia telah merubuhkan tembok pemisah (perseteruan antara yang
satu dan yang lain) dari dua belah pihak supaya dua belah pihak tidak terpisah.
Perseteruan adalah tembok pemisah
antara satu dengan yang lain.
Efesus 2: 15
(2:15)
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan
segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu
manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Bangsa kafir dan Israel menjadi satu tubuh sebab
Ia telah merobohkan tembok pemisah yaitu
perseteruan yang disebabkan oleh hukum taurat dengan segala perintah dan ketentuannya.
Kalau kita tekun mengikuti 3 macam ibadah
pokok maka
disitu akan ada
tanda darah yang mempersatukan dua belah pihak yang berseteru, dan hanya bisa
dirubuhkan oleh darah Yesus saja.
Kita beribadah, untuk memikul salib, bukan
untuk pamer-pamer, dan ditengah ibadah dan pelayanan salib harus ditegakan, dan
oleh darah salib inilah terjadi kesatuan dari orang yang berseteru, tembok
pemisah yang disebabkan oleh hukum
taurat dengan segala perintah dan ketentuannya.
Hukum taurat berarti: “mata ganti mata, gigi ganti gigi”, arti rohaninya:
kejahatan dibalas dengan kejahatan = Orang
yang bersalah tidak luput dari
penghukuman = jauh dari kasih karunia.
Ibadah taurat,
ibadah yang dijalankan secara
lahiriah, mulut
memuliakan Tuhan tapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmani
tapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, sedangkan daging
dan darah
tidak mewarisi kerajaan sorga, yang mewarisi
kerajaan sorga adalah manusia batiniah, itu sebabnya Tuhan
harus menggenapi hukum taurat dan
segala ketentuan-ketentuan dan perintah-perintahnya.
Setelah memperoleh pengetahuan yang benar
tentang Anak
Allah, kita mendapatkan kasih karunia yang tidak layak menjadi layak, kita
lepas dari hukum taurat.
Puncaknya: Dua orang yang berseteru tidak dapat diperdamaikan kalau masih
didalam kebenaran diri sendiri (masih berada dibawah hukum taurat).
Efesus 2: 16-17
(2:16)
dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh
salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
(2:
17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang
"jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",
Dia turun kebumi untuk membawa damai
sejahtera kepada bangsa kafir dan Israel supaya kita
menjadi satu tubuh. Tubuh itu memiliki anggota yang
berbeda-beda dan fungsinyapun berbeda-beda tujuannya supaya saling melengkapi.
Menjadi
satu didalam tubuh Kristus = Sempurna = Mulia seperti cahaya sekinah
glory yang terdapat diantara kedua kerub pada tabut perjanjian, semuanya ini oleh
darah salib Kristus.
Kesimpulannya: Penyembahan dua puluh epat tua-tua ini
adalah penyembahan yang benar tidak salah
= menyembah didalam Roh
dan Kebenaran, tidak boleh menyembah
ditopang yang lain-lain.
Mari kita lihat penyembahan yang ditopang oleh yang
lain-lain...
Yohanes 4: 19
(4:
19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa
Engkau seorang nabi.
Perempuan
samaria ini disucikan dari dosa masa lalunya yaitu dosa kenajisan oleh firman para
nabi / firman nubuatan itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Yohanes
4: 20-21
(4:20)
Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa
Yerusalemlah tempat orang menyembah."
(4:21) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah
kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa
bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
Dulu perempuan
samaria ini menyembah diatas gunung dan di Yerusalem, sebelum disucikan oleh
firman para nabi / firman nubuatan itulah firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, ini adalah penyembahan yang ditopang
oleh dua hal yang salah (penyembahan yang keliru).
-
Diatas gunung,
Setelah
berpuasa 40 hari 40 malam Yesus dicobai oleh iblis, dari atas bukit iblis
memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahannya.
Penyembahan
yang ditopang oleh kerajaan dan kemegahan
dunia itu adalah penyembahan yang
keliru.
-
Menyembah di Yerusalem
Berarti beribadah masih melihat hal-hal yang lahiriah,
Menyembah Tuhan tidak harus ke
Yerusalem = tidak ditentukan oleh sisi lahiria.
Banyak orang Kristen datang beribadah karena melihat
timbanya, artinya: Hamba
Tuhan tersebut sudah punya nama atau belum,
sudah tekenal atau belum, persis seperti perempuan samaria… Yohanes 4:11
Bagian dari Yerusalem yaitu: ahli-ahli taurat, dan imam-imam
kepala dan tua-tua
Ini juga adalah penyembahan yang keliru.
Kesimpulannya:menyembah diatas gunung dan di Yerusalem, ini adalah penyembahan yang ditopang oleh dua hal yang salah (menyebah didalam kekeliruan).
Mari kita lihat penyembahan yang benar…
Yohanes
4: 22
(4:22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal,
kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa
Yahudi.
(4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
(4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Penyembah yang benar adalah menyembah
Allah didalam Roh dan kebenaran,
Allah menghendaki penyembahan yang
seperti ini.
Dua puluh empat tua-tua betul-betul menyembah
Allah Yang Hidup dan mereka menyembah Allah didalam Roh dan kebenaran, mari kita lihat penguraiannya:
-
Empat makhluk hidup adalah manusia Roh
- Dua puluh empat
tua-tua
kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel itu
terkena kepada Meja Roti Sajian = kebenaran.
Diatas meja itu
tersaji dua belas ketul roti, terdiri dari dua
susun, masing-masing enam ketul roti.
Dua belas roti
diatas meja→ dua belas rasul
hujan awal dan dua belas rasul hujan akhir.
Jadi kesimpulannya: kedua puluh
empat tua-tua ini menyembah Allah yang hidup, menyembah
dalam Roh dan kebenaran.
Keadaan
ketika menyembah Allah yang hidup:
Wahyu 4: 10
(4:10)
maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di
atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan
mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
Mereka
melemparkan mahkotanya dihadapan takhta, arti
rohaninya: tidak ada lagi kebanggaan diri, tidak lagi bermegah,
Kalau kita menyembah Allah yang hidup menyembah didalam
roh dan kebenaran maka tidak suka bermegah, tidak memiliki kebanggaan diri, sebab segala puji-pujian, hormat, dan kuasa hanya bagi Dia yang duduk diatas takhta
itu sampai selama-lamanya.
Wahyu
4:11
(4:11) "Ya
Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa;
sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya
itu ada dan diciptakan.”
Hanya kepada
Dialah segala puji-pujian dan
hormat dan kuasa sampai selama-lamanya= tidak ada lagi
kebanggan diri.
Jadi kalau dipercaya untuk
melayani jangan merasa diri dibutuhkan, jangan sombong, sebaliknya kitalah
yang membutuhkan Tuhan, Dialah kepala yang menyelamatkan
tubuh.
Tuhan tidak memanggil orang yang pintar dari dunia melainkan
orang yang bodoh untuk mempermalukan hikmat dunia, Tuhan tidak memanggil orang yang kuat melainkan orang yang lemah dari
dunia untuk mempermalukan orang yang kuat dari dunia.
Alasan mereka menyembah Allah yang
hidup:
Mereka
sadar betul bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatunya, sejak
semula Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya.
Kejadian2:1
(2:1) Demikianlah
diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
Tuhan
menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya oleh Firman Alllah dari sejak
semula.
Kejadian 2:2-7
(2:2) Ketika Allah
pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu,
berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya
itu.
(2:3) Lalu Allah
memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia
berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
(2:4) Demikianlah
riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan
bumi dan langit, --
(2:5) belum ada
semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab
TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk
mengusahakan tanah itu;
(2:6) tetapi ada
kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --
(2:7) ketika
itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup.
Allah
menyelesaikan langit dan bumi selama 6 hari lamanya.
Dua puluh empat tua-tua sadar
bahwa Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya.
Tuhan
juga menciptakan manusia dari segumpal tanah liat, ini harus kita
sadari bahwa kita berasal dari Tuhan kita tidak lahir atau keluar dari buluh
/ bambu seperti peribahasa orang batak.
Dia menciptakan
kita oleh dua tangan Tuhan, dibentuk segambar serupa dengan
Dia sama mulia dengan Dia. Jadi inilah yang alasan dua puluh empat tua-tua
menyembah Allah yang hidup, ada kalanya kita tidak sadar bahwa semua yang kita
peroleh dari Allah melainkan dari usaha kita.
Setelah
semuanya diciptakan, Tuhan juga
berhenti pada hari ke tujuh.
Hari ketujuh = Hari
perhentian bagi yang lelah dan yang berbeban berat.
Kita
harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan memberikan hari ketujuh, dan pada hari
ketujuh itu masalah kita diselesaikan = lepas dari kelelahan.
Kejadian2:6
(2:6) tetapi ada kabut naik keatas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu—
kabut
naik keatas dari bumi, arti rohaninya: Doa penyembahan dari
orang-orang kudus.
Kita
bawa segala persembahan kepada Tuhan, kita diberi hari ketujuh sehingga masalah
selesai tapi tidak hanya berhenti sampai disitu seluruh hidup kita harus kita bawa
kepada Tuhan sebagai korban dan
persembahan. Tanda bahwa kita mengasihi Tuhan ialah doa
penyembahan, lewat doa
penyembahan kita bertemu dengan Dia dalam
kasihNya. Biarlah senantiasa hati kita dihiasi dan
dipuaskan oleh kasih Allah. Jangan lagi hati kita dihiasi dan dipuaskan oleh daging,
dunia,
dan roh
jahat dan roh najis. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala Sidang Pdt. Daniel.U. Sitohang
No comments:
Post a Comment