IBADAH RAYA
MINGGU, 02 OKTOBER 2016
“WAHYU PASAL lima”
(Seri 8)
Subtema
: PERJANJIAN TUHAN DAN PERJANJIAN BANGSA
ISRAEL.
Shalom
saudaraku!
Salam
sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh
karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untukmelangsungkan Ibadah Raya
Minggu disertai dengan kesaksian dan dalam kesempatan ini juga disertai dengan
perjamuan suci.
Kita
kembali memperhatikan Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 5.
Wahyu
5:9-10
(5:9) Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan
kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih
dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau
telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Dasar
terjadinya pembukaan rahasia firman adalah karena Anak Domba telah disembelih, kemudian
oleh karena darah-Nya, Ia telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku
dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Dan
selanjutnya, Ia telah membuat mereka suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi
Allah untuk memerintah sebagai raja di atas muka bumi ini.
Memerintah
sebagai raja di bumi, berarti tidak diperintah oleh dosa, tidak diperbudak oleh
dosa melainkan berkuasa atas dosa itu.
Kita
lihat; MEREKA YANG MEMERINTAH SEBAGAI RAJA DI BUMI.
Keluaran
19: 5-6
(19:5) Jadi
sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang
pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku
sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan
menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah
semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Kerajaan
imam dan bangsa yang kudus adalah harta kesayangan Tuhan -> orang-orang yang
melayani Tuhan.
Syarat untuk
melayani Tuhan: mendengar
dan melakukan firman Allah, dan sungguh-sungguh berpegang pada perjanjian
Tuhan.
Keluaran
19:7-8
(19:7) Lalu
datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan
mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya.
(19:8) Seluruh
bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan
kami lakukan." Lalu Musa pun menyampaikan jawab bangsa itu kepada
TUHAN.
Tuhan
sudah berjanji mengangkat bangsa
Israel sebagai harta kesayangan, kerajaan imam, untuk melayani Dia.
Kemudian
dari pihak bangsa Israel (sebagai milik kepunyaan Allah, harta kesayangan),
juga berjanji untuk melakukan firman
Tuhan.
Sekarang
kita lihat; PEMBUKTIANNYA.
Ulangan
26:18-19
(26:18) Dan TUHAN
telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat
kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang
pada segala perintah-Nya,
(26:19) dan Ia pun
akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk
menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang
kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya."
Tuhan
telah menerima janji dari bangsa Israel yaitu untuk mendengar dan melakukan
firman Allah sebagai syarat untuk menjadi harta kesayangan, milik kepunyaan
Allah, yaitu menjadi suatu kerajaan, suatu imam bagi Allah, supaya terpuji,
supaya ternama, supaya terhormat.
Jadi,
orang yang melayani Tuhan: terpuji, ternama, terhormat. Itu adalah janji dari
Tuhan, asal kita mau berpegang kepada perjanjian kita kepada Tuhan, mendengar
setiap firman (peraturan dan perintah-Nya), serta melakukannya, sebab itu
adalah syarat mutlak untuk melayani Tuhan.
Ulangan
26:16
(26:16) "Pada
hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan
ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu
dan segenap jiwamu.
Lakukanlah
firman itu dengan setia, dengan segenap hati dan segenap jiwa.
Segenap,
berarti tidak setengah hati, tidak setengah jiwa, serta melakukannya dengan
setia, berarti sampai mati.
Tujuan
melakukan firman.
Ulangan
4:12-14
(4:12) Lalu
berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar,
tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara.
(4:13) Dan Ia
memberitahukan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk
dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.
(4:14) Dan pada
waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepadamu ketetapan dan
peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk
mendudukinya.
Allah
berfirman kepada bangsa Israel supaya mereka mendengar dan melakukan firman
Allah sampai mereka berada di tanah
perjanjian, yaitu tanah Kanaan, yang telah diwariskan kepada nenek moyang
bangsa Israel; Abraham, Ishak, Yakub.
Ulangan
4: 15-18
(4:15) Hati-hatilah
sekali -- sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman
kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api --
(4:16) supaya jangan
kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apa
pun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan;
(4:17) yang
berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di
udara,
(4:18) atau
berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di
dalam air di bawah bumi;
Bangsa
Israel harus memperhatikan setiap firman Allah yang mereka dengar. Mereka mendengar
tetapi tidak melihat wajah Allah ketika Allah berfirman, oleh sebab itu mereka
harus berhati-hati, jangan berlaku busuk.
Mengapa
ada pernyataan “jangan berlaku busuk”? Biasanya kalau seseorang merasa tidak dilihat dan tidak melihat, orang yang
semacam ini suka main belakang, tetapi Musa ingatkan mereka supaya mereka
berhati-hati, tetap melakukan firman Tuhan, sekalipun mereka tidak melihat
Allah ketika berfirman di atas gunung Sinai, gunung Horeb, gunung Tuhan.
Maksud
“jangan berlaku busuk”, berarti;
jangan membuat patung yang menyerupai berhala apapun = jangan mendua hati.
Hati-hati
jangan berlaku busuk, hati-hati jangan mendirikan patung dalam bentuk apapun,
hati-hati jangan mendua hati dan jangan bercabang hati.
Ada empat jenis
bentuk berhala.
1. Patung dalam bentuk
laki-laki atau perempuan.
2. Patung dalam bentuk
binatang di bumi yang merayap.
3. Patung dalam bentuk
burung di udara.
4. Patung dalam bentuk
ikan di dalam air.
Biarlah
kita semua memperhatikan firman Tuhan ini dengan baik, supaya keadaan kita baik
dan layak melayani Tuhan. Hati-hati, tetaplah berpegang pada perjanjian Tuhan,
yaitu dengar dan lakukan firman Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan
setia, sehingga kita layak dan berkenan kepada Tuhan sebagai seorang imam.
Layanilah
Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kalau orang dunia saja mengenal istilah
profesional, maka anak Tuhan harus lebih sungguh-sungguh lagi, harus lebih dari
orang dunia yang menggunakan istilah profesional, penyerahan diri harus semakin
bertambah-tambah, sebab tanpa kesucian hati, kita tidak dapat melihat Allah. Biarpun
terlihat suci, tetapi kalau hati tidak suci, sia-sialah ibadah dan pelayanan ini.
Empat jenis
bentuk berhala ini dibagi menjadi dua bagian.
BAGIAN
PERTAMA: PATUNG BENTUK LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN.
Ini
menunjuk kepada kekerasan hati.
1
Samuel 15:22-23
(15:22) Tetapi jawab
Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23) Sebab
pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama
seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman
TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Saul
mendengar firman tetapi tidak melakukannya, karena kekerasan hati Saul.
Kekerasan
hati = dosa penyembahan berhala = mendirikan patung terafim atau arca.
Jadi,
tidak boleh ada bentuk berhala apapun, baik itu patung bentuk laki-laki atau
perempuan = kekerasan hati.
Matius
13:5
(13:5) Sebagian
jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu
pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tanah yang berbatu-batu adalah gambaran dari orang yang keras hati, sebab tanah yang berbatu-batu tidak banyak tanahnya atau tanahnya tipis.
Matius
13:20-21
(13:20) Benih yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan
segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia
tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau
penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
Gambaran
dari orang yang keras hati: mendengar firman Tuhan dan segera menerimanya
dengan gembira, tetapi firman itu tidak sampai berakar.
Kerugiannya
adalah tidak tahan terhadap aniaya karena firman, sengsara salib, ujian/cobaan dan
akhirnya murtad.
Ibrani
3:7-12
(3:7) Sebab itu,
seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar
suara-Nya,
(3:8) janganlah
keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,
(3:9) di mana nenek
moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat
perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.
(3:10) Itulah
sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati,
dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,
(3:11) sehingga Aku
bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
(3:12) Waspadalah,
hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya
jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.
Dalam
keadaan keras hati menghadapi ujian dan pencobaan di padang gurun, akhirnya
bangsa Israel murtad dari Allah.
“...
janganlah keraskan hatimu seperti dalam
kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun ...”
Pencobaan
di padang gurung adalah aniaya karena firman, sengsara salib.
Murtad,
artinya; hatinya jahat karena tidak percaya kepada Tuhan.
Sudah
berapa banyak firman yang kita terima, sudah berapa kali kita melihat kuasa
Tuhan baik dalam nikah rumah tangga maupun di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan dalam kandang penggembalaan ini, sudah berapa banyak dan berapa besar
kemurahan Tuhan yang kita terima.
Tanah
yang baik berbeda dengan tanah yang berbatu-batu (gambaran dari keras hati).
Tanah
yang baik, tanah yang subur; ketika benih itu ditaburkan, ia tumbuh, ia berakar, dan akhirnya berbuah
seratus, enam puluh, dan tiga puluh kali lipat. Dan kalaupun suatu kali nanti batang
pohon itu dipotong, artinya; harus menghadapi ujian, cobaan, aniaya karena
firman, batang pohon yang dipotong, akan bertunas.
Yesus
adalah Tunas Daud. Sebagai tunas;
- Ia memberi keadilan untuk mereka yang lemah dan kebenaran untuk mereka yang tertindas.
- Ia juga memberi pengharapan kepada yang tidak berdaya, seperti
kepada buluh yang patah terkulai tidak diputuskan-Nya, sumbu yang pudar nyalanya
tidak dipadamkan-Nya.
Jadi
tunas Daud itu memberi iman, memberi
pengharapan kepada orang yang putus
asa supaya tetap bernyala untuk melayani Tuhan, tetap berdiri tegak. Juga tunas
Daud ini memberikan suatu kasih yang
sempurna, kuat terhadap ujian/aniaya karena firman, itulah tanah yang subur, sebab
benih yang ditaburkan tumbuh, berakar dan berbuah. Kalaupun menghadapi ujian, bagaikan
batang pohon yang dipotong, sekali waktu akan bertunas.
Beda
dengan orang yang keras hati; ia tidak sanggup menghadapi sengsara salib/aniaya
karena firman, dan orang yang seperti ini selalu berada di jalan yang sesat.
Oleh
sebab itu, larangan keras kepada imam-imam; jangan mendirikan patung dalam bentuk
laki-laki atau perempuan. Yang laki-laki atau perempuan jangan keras hati.
Kelembutan
hati bukan dilihat karena tubuhnya lemah gemulai. Biarpun seseorang terlihat
lembut tetapi kalau tidak mau berubah dari kejahatan dan kenajisannya, itulah
yang disebut keras hati.
Ukurannya
adalah firman, pribadi Yesus yang tidak kelihatan itu, bukan yang kelihatan
itu.
Perhatikanlah
firman dengan sungguh-sungguh, jangan keras hati.
Empat
jenis bentuk berhala ini dibagi menjadi dua bagian.
BAGIAN
KEDUA:
1. Binatang di bumi
yang merayap.
2. Burung di udara.
3. Ikan di dalam air.
Kejadian
1:21-22
(1:21) Maka Allah
menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup
yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang
bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(1:22) Lalu Allah
memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah
banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi
bertambah banyak."
Manusia
diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.
Kemudian,
Tuhan memberkati mereka, dengan syarat: memperhatikan firman Allah, yaitu:
- Taklukkanlah
ikan-ikan di laut.
- Taklukkanlah
burung-burung di udara.
- Taklukkanlah segala
binatang yang merayap di bumi.
Keterangan:
TAKLUKKANLAH BURUNG-BURUNG DI UDARA.
Burung-burung
di udara gambaran dari penghulu di udara.
Efesus
6:11-12
(6:11) Kenakanlah
seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu
muslihat Iblis;
(6:12) karena
perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu
dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Perjuangan
kita bukan melawan darah dan daging (manusia), melainkan melawan penghulu/roh
jahat di udara yang gelap dengan segala tipu muslihatnya -> burung di udara.
Jadi,
burung di udara adalah gambaran dari penghulu di udara yang gelap dengan segala
tipu muslihatnya.
Yesus
tidak terperangkap dengan tipu muslihat Iblis/Setan. Buktinya apa? Dia tidak
berjuang melawan darah dan daging, tidak berjuang melawan orang Yahudi, tidak
berjuang melawan tentara Romawi, tidak berjuang melawan mereka yang menyalibkan
Dia.
Andaikata
Yesus berjuang melawan mereka yang menyalibkan Yesus Kristus, maka rencana
Allah tidak akan terlaksana, itulah tipu muslihat Iblis/Setan dalam hal proses
salib, dari awal sampai berakhirnya berjalan dengan baik, sebab apa? Yesus
tidak berjuang melawan darah dan daging, tetapi Dia berjuang melawan tipu
muslihat Iblis/Setan.
Kalau
orang Kristen berjuang menghadapi sesamanya (darah dan daging), itu adalah
perjuangan yang keliru, perjuangan yang bodoh.
Sebab
itu Yesus tidak bodoh, Dia tidak berjuang melawan darah daging, Dia berjuang
melawan tipu muslihat Iblis/Setan, supaya kehendak Allah terlaksana. Yesus
harus minum cawan Allah, Dia harus menanggung penderitaan yang tidak harus Ia
tanggung, supaya dengan demikian, jadilah kehendak Allah.
Matius
4:4-10
(4:4) Tetapi Yesus
menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
(4:5) Kemudian Iblis
membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab
ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan
mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk
kepada batu."
(4:7) Yesus berkata
kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
(4:10) Maka
berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!"
Iblis/Setan
sedang melancarkan tipu muslihatnya kepada Yesus lewat ujian demi ujian.
Ujian yang pertama yang dihadapi Yesus
dari Iblis/Setan adalah batu berubah menjadi roti, tetapi Yesus berkata: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”
Tipu
muslihat Iblis/Setan yang pertama adalah soal makanan. Apalagi pada waktu itu
Iblis tahu bahwa Yesus baru saja berpuasa empat puluh hari empat puluh malam.
Manusia
hidup bukan dari roti, tetapi terkadang manusia mencari roti makanan supaya dia
hidup, itu adalah tipu muslihat yang pertama dari Iblis/Setan.
Sesungguhnya,
Yesus telah memberikan hidup itu di atas kayu salib, sebab tubuh-Nya adalah
benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman. Jadi salib itu memberi
hidup.
Yesus
tidak mau terperangkap oleh tipu muslihat Iblis/Setan, Yesus tidak mau
menggagalkan rencana Allah, tetapi Yesus mau proses Salib harus berjalan sampai
selesai, harus terlaksana, supaya manusia hidup bukan dari roti makanan,
melainkan dari tubuh dan darah Yesus.
Tipu muslihat Iblis
yang kedua;
membawa kepada bubungan bait Allah -> tempat yang tinggi.
Bubungan
Bait Allah = tempat yang tinggi. Setelah berada di tempat yang tinggi,
Iblis/Setan berusaha untuk menjatuhkan manusia ke dalam berbagai-bagai dosa,
dengan alasan malaikat akan menatang.
Perlu
untuk diketahui; kalau manusia jatuh dalam dosa, siapapun tidak akan bisa
mengangkat seseorang selain darah salib Kristus. Dan biarlah kita berada di
tempat yang tinggi, menjadi suatu kerajaan, menjadi suatu imam hanya bagi
Allah, supaya tidak jatuh dalam berbagai-bagai dosa, darah salib Kristus adalah
tanggungannya/jaminannya.
Banyak
orang berusaha untuk berada di tempat yang tinggi, dengan meraih S1, S2, S3,
dengan satu harapan/tujuan berada di tempat yang tinggi. Tetapi bila itu tidak
dari Tuhan, engkau jatuh dalam berbagai dosa, sebab Setan pintar dengan segala
tipu muslihatnya, yaitu: berkata malaikat akan menatang engkau. Tidak ada
jaminan dari malaikat. Jaminan hanya dari salib Kristus.
Saya
tidak pernah melarang sidang jemaat untuk kuliah, tetapi kalau engkau berusaha
di tempat yang tinggi karena keinginanmu, maka siap-siap kejatuhan demi
kejatuhan akan terjadi kalau engkau di luar Tuhan, sebab Iblis dengan tipu
muslihatnya berkata malaikat akan menatang engkau.
Tetapi
Yesus tidak mau terperangkap dengan tipu muslihat Iblis/Setan supaya proses
salib tergenapi.
ujian yang ketiga: Iblis/Setan
membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, kemudian memperlihatkan semua
kerajaan dunia dan segala kemegahannya, dengan syarat harus menyembah kepada
Iblis/Setan, ini adalah tipu muslihat, kaya tetapi menyembah kepada Setan.
Sama
seperti tipu muslihat yang pertama dan kedua, hidup tetapi hanya karena
makanan, kemudian berada di tempat yang tinggi tetapi jatuh ke dalam berbagai
dosa, juga yang ketiga memperlihatkan segala kerajaan dunia dan segala
kemegahannya, tetapi harus menyembah kepada Setan, ini adalah tipu muslihat.
Tetapi
Yesus berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab
ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti!”
Ukupan
kemenyan yang dibakar itu, apinya berasal dari mezbah korban bakaran, jadi
jaminan dari segala sesuatu adalah salib Kristus.
Kita
hidup oleh karena salib, Yesus telah disalibkan di atas kayu salib, tubuh
darah-Nya dipersembahkan kepada kita sebagai makanan dan minuman, kemudian kita
diangkat di tempat yang tinggi, menjadi suatu kerajaan, menjadi suatu imam bagi
Allah, jaminannya adalah salib. Kemudian, kita juga menyembah Allah kalau kita
terbebas dari kerajaan dan kemegahan dunia, juga jaminannya adalah salib.
Itulah
berhala, itulah burung di udara.
Imam-imam
jangan membuat patung dalam bentuk apapun, termasuk gambar dari burung di udara,
supaya kita layak melayani Tuhan.
Keterangan:
IKAN DI LAUT.
Wahyu
13: 1
(13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala
tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya
tertulis nama-nama hujat.
Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.
Kita
akan lihat;WUJUD DARI ROH ANTIKRIS.
Wahyu
13:16-18
(13:16) Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak
seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting
di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung
bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Jadi,
mereka yang berhak menjual dan membeli, akan menerima/diberi cap meterai di
tangan kanannya atau pada dahi.
Pendeknya;
roh antikris adalah roh jual dan membeli, sebagai alat penukarnya adalah uang.
Jadi,
suatu kali nanti kita akan melihat, uang akan berkuasa di atas muka bumi ini.
Setelah terwujudnya pasar tunggal terhadap seluruh dunia ini, maka otomatis
yang berlaku pada saat itu juga adalah mata uang tunggal, sehingga
terlaksanalah apa yang menjadi recana antikris. Setiap orang boleh menjual dan
membeli, dengan catatan harus mendapat cap meterai 666 di dahi ataupun di
tangan kanan. Selain itu, tidak berhak.
Kesimpulannya;
uang adalah patung yang berbicara.
Wahyu
13:14-15
(13:14) Ia
menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan
kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka
yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang
yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
(13:15) Dan
kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu,
sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa,
sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
Suatu
kali nanti, binatang pertama dan binatang kedua akan mendirikan patung. Patung
itu berbicara demikian rupa, ia mengatur segala sesuatu. Mereka yang tidak
menyembah dan tidak mendengar suara patung itu akan dibinasakan.
Jadi
kalau tidak dari sekarang kita berkuasa atas roh jual beli, sebagai alat
penukarnya adalah uang, suatu kali nanti orang yang seperti ini akan ditimpa
oleh malapetaka yang besar itu.
Jadi
kalau hanya karena uang saudara meninggalkan ibadah, hanya karena uang seseorang tidak
berani mengembalikan sepersepuluh, hanya karena cinta uang tidak berani
mempersembahkan persembahan khusus setelah persembahan sepersepuluh, saya tidak
yakin dengan keselamatan jiwa seperti ini.
Oleh
sebab itu dengan jelas di sini dikatakan; jangan mendirikan patung dalam bentuk
apapun, termasuk berupa ikan di dalam laut.
Pendeknya;
jangan dikuasai roh antikris, jangan dikuasai uang.
Nanti
uang akan berbicara dan menjadi patung yang akan disembah, dia yang akan
mengatur roda perputaran perekonomian dunia ini karena sistem pasar nanti akan
bersifat globalisasi/mendunia, maka otomatis mata uang sebagai alat tukarnya
hanya satu.
Keterangan:
BINATANG YANG MERAYAP DI BUMI.
Wahyu
13: 11
(13:11) Dan aku
melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama
seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Binatang
yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu.
Nabi-nabi
palsu bertanduk dua sama seperti anak domba, tetapi kalau berbicara sama
seperti seekor naga, berarti nabi-nabi palsu, perkataannya palsu, firman yang
disampaikan palsu, seperti ular naga dengan lidah yang bercabang, satu menuju
maut, satu menuju dosa karena dusta.
Matius
7:15
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu itu sama seperti serigala berbulu domba.
Sama
seperti binatang yang keluar dari dalam bumi; bertanduk dua tetapi kalau
berbicara sama seperti seekor naga, inilah serigala berbulu domba.
Matius
7:16-23
(7:16) Dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari
semak duri atau buah ara dari rumput duri?
(7:17) Demikianlah
setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak
baik menghasilkan buah yang tidak baik.
(7:18) Tidak mungkin
pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak
baik itu menghasilkan buah yang baik.
(7:19) Dan setiap
pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke
dalam api.
(7:20) Jadi dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
(7:21) Bukan setiap
orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23) Pada waktu
itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Untuk
mengenal serigala berbulu domba adalah dari buahnya.
Tidak
mungkin orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput
duri.
Jadi
setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, dan pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.
Buah
dari serigala berbulu domba digambarkan seperti pohon yang tidak baik menghasilkan
buah yang tidak baik, yaitu mereka melakukan tiga perkara:
1. Bernubuat.
2. Mengusir setan.
3. Mengadakan banyak
mujizat.
Dan
tiga perkara ini mereka lakukan demi nama Tuhan, bukan demi yang lain-lain.
Tetapi
sekalipun demikian, Tuhan berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!
Kalau
melakukan tiga perkara di atas tetapi tidak melakukan kehendak Allah Bapa
adalah perbuatan jahat, Tuhan tidak mengenal hamba-hamba seperti ini.
Matius
7: 21
(7:21) Bukan setiap
orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Inilah
buah pohon yang baik: melakukan kehendak Allah Bapa di sorga.
Yesus,
sebagai Anak Tunggal Bapa telah melakukan kehendak Allah Bapa di sorga, Dia
telah minum cawan Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung,
sehingga dengan demikian jadilah kehendak Allah Bapa ... Matius 26: 42.
Inilah
buah pohon yang baik, buah pohon yang benar, itulah buah anggur dan buah ara.
Buah
anggur itulah kasih Allah, sedangkan buah ara itulah kebenaran.
Demikianlah
kita telah melihat empat jenis patung secara garis besar, dan yang dibagi
menjadi dua bagian, supaya kita lebih hati-hati di hari-hari terakhir ini.
Ulangan
7: 5-6
(7:5) Tetapi
beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu
robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka
kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis.
(7:6) Sebab
engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh
TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat
kesayangan-Nya.
Pada
saat bangsa Israel tiba di tanah Kanaan, tanah perjanjian, mezbah-mezbah dari
penduduk negeri Kanaan harus dirobohkan, tugu-tugu berhala mereka diremukkan,
tiang-tiang berhala mereka dihancurkan dan patung-patung mereka dibakar habis.
Alasan
Tuhan mengatakan itu adalah karena mereka adalah harta kesayangan, milik
kepunyaan Allah, imamat rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah.
Kita
sudah berada di negeri yang dijanjikan Tuhan, Tuhan sudah berikan kenyamanan,
keamanan, dan kita sudah menikmati buah pohon yang tidak ditanam, dan berada di
kota-kota yang tidak kita bangun.
Tuhan
sudah berikan tempat ini (negeri yang Tuhan janjikan ini) ibadah dan pelayanan
ini kepada kita.
Sebagai
imamat rajani, harus melepaskan diri dari segala jenis bentuk berhala apapun,
karena kita sudah berada di negeri yang sudah Tuhan tentukan, beribadah dan melayani. Tuhan sudah beri keamanan, sehingga kita merasakan
kenyamanan. Oleh sebab itu, tidak boleh lagi ada patung dalam bentuk laki-laki
atau perempuan (kekerasan hati), tidak boleh lagi ada patung dalam bentuk
burung di udara (tipu muslihat roh jahat di udara), tidak boleh ada patung
dengan bentuk binatang merayap di bumi (nabi palsu dengan segala kepalsuan
perkataan mereka), tidak boleh ada lagi patung dengan bentuk ikan-ikan di dalam
air (roh jual beli, dengan alat penukar uang), itulah patung yang berbicara sedemikian
rupa, mengatur roda perekonomian dunia ini pada saat era globalisasi sudah
terwujud, dan arahnya sudah terlihat, buktinya pemerintah sudah campur tangan di dalam gereja. Hamba Tuhan yang tidak memberkati LGBT akan ditangkap
dan dipenjarakan, sudah mengarah ke sana, tinggal sebentar waktu lagi.
Itulah
syarat untuk melayani Tuhan; robohkan, hancurkan, remukkan segala jenis
berhala.
Dirobohkan berarti tidak
terlihat lagi wujudnya. Tiang berhalanya dipatahkan,
tidak ada lagi berhala yang menopang hidup kita. Dihancurkan, diremukkan,
berarti sampai tidak berharga lagi.
Syarat
mutlak lepas dari empat jenis berhala.
Ulangan
7:1-4
(7:1) "Apabila
TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk
untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni
orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi
dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu,
(7:2) dan TUHAN, Allahmu,
telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka
haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan
perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka.
(7:3) Janganlah juga
engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan
kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil
bagi anakmu laki-laki;
(7:4) sebab mereka
akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari pada-Ku, sehingga mereka beribadah
kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan
memunahkan engkau dengan segera.
Di mulai
dari, antara lain:
1.
Janganlah engkau
mengadakan perjanjian dengan mereka.
Artinya; jangan mengikuti tabiat daging dari tujuh penduduk
negeri, jangan terikat dengan perbuatan daging mereka.
2.
Jangan mengasihani
mereka.
Artinya; jangan kompromi terhadap dosa yang diperbuat
oleh mereka.
Jangan membela yang salah, baik itu orangtua, anak,
kakak, adik, saudara, sesama. Jangan membela diri dengan air mata.
3. Jangan kawin mengawin dengan mereka, baik itu anak
perempuan jangan diberikan kepada anak laki-laki mereka, atau anak
laki-laki mereka jangan diambil bagi anak perempuan bangsa Israel.
Tujuannya: supaya jangan menyimpang dan jangan
beribadah kepada Allah lain.
Jangan ada perkawinan silang supaya tidak menjadi
pasangan yang tidak seimbang, sebab gelap dan terang tidak bisa menyatu.
Tiga
hal ini harus diperhatikan.
Jadi
sebetulnya tujuh penduduk negeri Kanaan lebih kuat dari bangsa Israel tetapi
Tuhan sudah menyerahkan mereka.
Kita
juga berada di dalam negeri yang dijanjikan ini, di tengah ibadah pelayanan
ini, bukan karena kita ini orang hebat, bukan keturunan konglomerat. Kita ini
orang yang hina, orang yang papa karena banyaknya dosa, tetapi kalau kita
sungguh-sungguh di dalam Tuhan, maka Ia akan menyerahkan musuh ke dalam tangan
kita, sebab Tuhan yang berperang menggantikan kita. Haleluya.
Ulangan
7: 8
(7:8) tetapi karena
TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada
nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat
dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.
Dengan
tangan yang kuat, Tuhan menebus dosa kita, menebus kita dari dunia ini oleh
darah Anak Domba, supaya menjadi milik kepunyaan-Nya.
Kemudian,
kita meningkat ke tingkat yang lebih tinggi setelah melakukan firman Tuhan
sebagai syarat melayani Tuhan -> milik kepunyaan Allah, bangsa yang
kudus/imamat rajani.
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah
bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar
dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Imamat
rajani harus memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.
Tadi
dimulai dari melakukan, itu adalah untuk pribadi kita dengan Tuhan. Sekarang
tidak hanya lagi hubungan kita dengan Tuhan, tetapi meningkat, beritakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.
Dia
sudah memanggil kita dan sudah menebus kita oleh darah Anak Domba. Setelah
ditebus, dijadikan suatu kerajaan imam bagi Allah untuk melakukan firman Allah
sebagai yang pertama, kemudian yang kedua meningkat, yaitu untuk memberitakan
perbuatan-perbuatan besar dari Dia.
Tadi
melakukan untuk kita kepada Tuhan, sekarang kita kepada yang lain untuk dibawa kepada
Tuhan. Harus meningkat, harus naik.
Sekarang
kita lihat; PERBUATAN BESAR DARI DIA.
1
Petrus 2:2-8
(2:2) Dan jadilah
sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni
dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
(2:3) jika kamu
benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
(2:4) Dan datanglah
kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang
dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah
kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani,
bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena
Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
(2:6) Sebab ada
tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah
batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya
kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu
bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya:
"Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu
penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
(2:8)
Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan
untuk itu mereka juga telah disediakan.
Dialah
batu yang dipilih, batu penjuru yang mahal, namun dibuang oleh tukang-tukang
bangunan = disalibkan.
Karya
Allah yang terbesar adalah salib Kristus, Kristus Yesus yang disalibkan, inilah
yang harus diberitakan, berarti memikul salib di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan kepada Tuhan.
Tidak
harus memberitakan dari mulut, dengan memikul salib di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan sama dengan memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia.
Jadi
semata-mata bukan lagi untukku kepada Tuhan, tetapi untuk mereka bagi Tuhan.
Perbuatan
besar mutlak harus diberitakan kepada orang lain.
Praktek
memberitakan perbuatan yang besar dari Dia.
1
Petrus 2: 4-5
(2:4) Dan datanglah
kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang
dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan biarlah
kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani,
bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena
Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Prakteknya:
datanglah kepada-Nya, batu yang hidup, itulah batu pilihan, batu penjuru yang
mahal, artinya; menghargai korban Kristus, meninggikan salib Kristus, di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tujuan
datang kepada Dia:
1. “Dipergunakan
sebagai batu hidup.”
Tujuannya: untuk pembangunan suatu rumah rohani atau
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir ini, biarlah kita
semua dipakai menjadi batu hidup, dalam rangka pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna yang membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, sasaran akhir
dari ibadah di bumi ini.
Kita bersyukur, kita sudah digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai, yang akan membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
2. “Bagi suatu imamat
kudus”
-> orang-orang yang melayani dalam kesucian.
Tujuannya: untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Dalam Perjanjian Lama, imam besar harus mempersembahkan
persembahan yang bentuknya lahiriah, mulai dari kambing domba, lembu sapi, juga
mempersembahkan roti sajian di atas meja, semuanya dalam jenis bentuk lahiriah.
Tetapi setelah kita menjadi Imamat kudus, melayani
dalam kesucian, kita harus mempersembahkan persembahan yang rohani, bukan lagi
dalam bentuk yang lahiriah.
Rasul Paulus dengan jelas memperkenalkan ibadah yang
sejati kepada jemaat di Roma: ibadah sejati adalah mempersembahkan tubuh
sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan kepada Allah.
Jadi, kita melayani dalam kesucian supaya
mempersembahkan persembahan rohani, bukan persembahan lahiriah.
Dengan
memberitakan perbuatan yang besar dari Dia, maka orang akan melihat bahwa Dia
adalah batu hidup, orang bisa melihat bahwa Dia adalah Imamat kudus. Orang yang
tidak kenal Tuhan pun bisa mengenal, bisa melihat-nya.
Jadi,
memberitakan perbuatan Allah yang besar tidak harus dari mulut, tetapi dari
setiap perbuatan, batu hidup untuk menjadi batu rohani, pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, kemudian Imamat Kudus mempersembahkan persembahan yang
rohani, kemudian orang melihat bahwa ia sudah memberitakan perbuatan yang besar
dari Dia, yang telah memanggil dia dari kegelapan, ditebus oleh darah Anak
Domba.
Tidak
perlu bersuara. Kalau bersuara banyak kesalahan yang terjadi. Tunjukkan saja
perbuatan yang besar dari Dia. Kita melayani dengan memikul salib, beritakan
itu, supaya kita terpuji, ternama,
terhormat, tidak menjadi sasaran dari roh najis.
Bukankah
Tuhan baik, membuat saya dan saudara terpuji, terhormat, ternama. Tidak ada
yang dapat menjatuhkan kita, baik lewat roh jahat maupun roh najis, Tuhan
membuat kita bermartabat.
Layanilah
Tuhan, beritakan perbuatan yang besar dari Dia.
Untuk
datang kepada batu yang hidup ada langkah-langkahnya ...
1
Petrus 2:1-3
(2:1) Karena itu
buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan,
kedengkian dan fitnah.
(2:2) Dan jadilah
sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni
dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
(2:3) jika kamu
benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
Langkah pertama: “buanglah segala kejahatan, segala tipu
muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah”’
Langkah kedua: “jadilah sama seperti bayi yang baru lahir”
Apa
yang menjadi kelebihan bayi yang baru lahir? selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, tidak suka
dengan firman yang ditambahkan dan dikurangkan, tidak suka dengan firman yang
dicampur-campur.
Firman
yang ditambahkan dan dikurangkan tidaklah murni dan tidak rohani.
Air
susu yang murni adalah menyampaikan firman Allah dengan baik dan benar, yaitu
ayat menerangkan ayat, dan saling menguatkan antara ayat yang satu dengan ayat
yang lain, itu murni, itu rohani. Tetapi kalau ayat satu diperjelas oleh cerita
isapan jempol, anekdot, takhayul-takhayul, itu tidak murni dan tidak sehat.
Hasil
minum air susu yang murni: “bertumbuh dan
beroleh keselamatan”
Inilah
langkahnya, supaya terpuji, ternama, terhormat, bermartabat, karena lepas dari
kejahatan dan kenajisan.
Terlihatlah
dengan jelas, orang-orang yang melayani Tuhan mampu melakukan firman, bahkan
mampu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberitaan Firman oleh:
Gembala sidang: Daniel.U.Sitohang
Pemberitaan Firman oleh:
Gembala sidang: Daniel.U.Sitohang
No comments:
Post a Comment