IBADAH RAYA MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
“WAHYU
PASAL LIMA”
(Seri
7)
Subtema: MENGHARGAI PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN = ORANG YANG
MEMPUNYAI.
Shalom saudaraku!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 5.
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:
"Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu
Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum
dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu
kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi."
Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Engkau layak
menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih.”
Artinya; terjadinya pembukaan rahasia firman karena Anak
Domba Allah telah disembelih.
Ibrani 9: 17-18
(9:17) Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat
wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih
hidup.
(9:18) Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama
tidak disahkan tanpa darah.
Perjanjian yang pertama tidak akan disahkan tanpa darah =
tidak akan terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan kalau Anak Domba Allah tidak
disembelih.
Perjanjian pertama -> hukum Taurat.
Berarti, huruf-huruf yang tertulis pada loh-loh batu itu
semakin terang/terbuka setelah ada tanda darah, lewat penyembelihan terhadap
Anak Domba.
2 Korintus 3: 6-7
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi
pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang
tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh
menghidupkan.
(3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir
dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya
waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu
cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika
pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
Hukum yang tertulis pada loh-loh batu itu mematikan
artinya; kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan; tidak memberi
jaminan keselamatan = binasa.
Itulah yang disebut pelayanan yang memimpin kepada
kematian.
2 Korintus 3: 14
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab
sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka
membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja
yang dapat menyingkapkannya.
Selubung itu masih tetap menyelubungi mereka jika mereka
membaca perjanjian lama tanpa disingkapkan.
Rahasia yang terkandung dalam hati/dosa yang terselubung
tidak akan bisa terbongkar kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman.
Kemudian di sini dengan jelas dikatakan: “... hanya
Kristus saja yang dapat menyingkapkannya”, artinya; penyingkapan rahasia
firman terjadi hanya karena Anak Domba Allah yang telah disembelih.
Jadi, melayani di bawah hukum Taurat akan menuju pada
kematian, sebab beribadah di bawah hukum Taurat itu sama seperti huruf-huruf
yang tertulis pada dua loh batu, artinya tidak ada pembukaan rahasia firman
Tuhan = ibadah lahiriah.
Kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka
selubung itu tetap menyelubungi seseorang, dosa tidak dapat dibongkar, itulah
yang disebut pelayanan yang menuju pada kematian.
Hanya Kristus saja yang sanggup menyingkapkan rahasia
firman, itulah pribadi Yesus, pribadi Anak Domba Allah yang telah disembelih (oleh
darah-Nya) terjadi Pembukaan rahasia firman.
Ibrani 9: 19
(9:19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah
hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah
domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab
itu sendiri dan seluruh umat,
Di sini kita melihat; Musa mengambil darah anak lembu dan
darah domba jantan kemudian memerciki kitab Taurat itu dengan hisop.
Jadi, sudah sangat jelas sekali, hanya Kristus saja yang
sanggup menyingkapkan rahasia firman, sebab Ia telah disembelih.
Inilah yang harus terus kita gumuli, kita doakan, supaya
dalam setiap ketekunan tiga macam ibadah pokok, kita senantiasa menikmati Pembukaan rahasia firman.
Kalau kita menjalankan ibadah Taurat/ibadah lahiriah, di
mana tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan yang digambarkan seperti
huruf-huruf yang tertulis pada loh-loh batu, pelayanan yang seperti ini akan
memimpin pada kematian, ibadah yang seperti ini tidak mengandung janji dan
kuasa baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Itu sebabnya, segera saja hamba Tuhan yang lemah lembut
ini, yaitu Musa, mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan, lalu
memerciki kitab Taurat itu dengan hisop. Jadi, sudah sangat jelas; hanya Kristus
saja yang dapat menyingkapkan rahasia firman.
Wahyu 5: 3
(5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga
atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab
itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
Tidak seorang pun dapat membukakan rahasia firman Tuhan,
yaitu;
- Baik yang di sorga -> para malaikat.
- Baik yang di bumi -> manusia, yaitu
hamba-hamba Tuhan, baik itu rasul-rasul, nabi-nabi, penginjil,
gembala, guru-guru, termasuk saya sendiri tidakdapat menyingkapkan rahasia firman
dari diri saya
sendiri kalau
Tuhan
tidak berkemurahan.
- Baik yang di bawah
bumi -> roh-roh jahat, itulah roh-roh yang berada di alam neraka (alam
berzah).
Pertanyaannya; KEPADA SIAPA TUHAN MEMBERIKAN PEMBUKAAN
RAHASIA FIRMAN?
Wahyu 5: 8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah
keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba
itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan
kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Ketika Ia (Anak Domba) mengambil gulungan kitab itu,
tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu.
Tuhan membukakan rahasia firman kepada mereka yang
membutuhkannya.
Orang yang membutuhkan rahasia firman dilihat dari
penyerahan dirinya, sama seperti keempat makhluk dan kedua puluh
empat tua-tua tersungkur di hadapan Anak Domba.
Tersungkur = penyerahan diri secara total kepada Tuhan.
Tanda-tanda penyerahan
diri seseorang: “... masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh
dengan kemenyan...”
- Satu kecapi ->
hubungan nikah yang begitu intim antara tubuh dengan kepala.
Ketika hubungan intim itu berlangsung ada persekutuan
yang indah antara tubuh dengan kepala, di situ akan terdengar suatu
nyanyian-nyanyian baru (ayat 9).
Wahyu 14: 3
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di
hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang
pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh
empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu
selain mereka yang mengalami hubungan intim.
Nyanyian baru yang terdengar yang tak terkatakan dan yang
tidak boleh diucapkan oleh siapapun, persis seperti orang-orang yang berlogat
ganjil/berbahasa asing/berbahasa lidah.
Ketika hubungan itu begitu intim, terjadilah logat ganjil/berbahasa asing/berbahasa lidah, dan tidak ada seorangpun yang dapat mengerti bahasa lidah/bahasa roh, selain orang yang mengalami
itu sendiri.
Kalau antara suami isteri hubungannya begitu intim,
selalu ada kata-kata baru, yang tak terkatakan dan tidak dapat dikatakan oleh
siapapun. Kalau misalnya hubungan intim itu diketahui oleh orang lain, berarti
ada roh najis di situ.
Jadi kesimpulannya, satu kecapi -> orang-orang
yang hidup dalam Roh Kudus dan memberi diri dipimpin Roh Kudus.
- Satu cawan emas, penuh
dengan kemenyan -> doa penyembahan = KASIH.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan
kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan
doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan
doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Cawan emas berisi kemenyan, itulah doa penyembahan yang
berbau harum dari orang-orang kudus.
Lewat doa penyembahan ini kita dapat bertemu dengan Allah
di dalam kasih-Nya, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadapan Tuhan.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkhusus pada
Ruangan Suci,
dalam Wahyu 5 ini ada satu hal lagi yang masih kurang;
- Tadi hidup dalam
Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh,
- kemudian hidup dalam doa
penyembahan = kasih,
ada satu lagi yang
masih kurang, tetapi di sini tidak kita temukan.
Segera kita perhatikan ...
Matius 13: 9-11
(13:9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
(13:10) Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya
kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam
perumpamaan?"
(13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia
untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
Yesus berkata-kata kepada orang lain dalam bentuk
perumpamaan, tetapi kepada dua belas murid dikaruniakan untuk mengetahui
rahasia Kerajaan Sorga lewat penyingkapan rahasia firman.
Perbedaan antara dua
belas murid dengan orang lain.
Matius 13: 12
(13:12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan
diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya.
Apa yang dimaksud: SIAPA YANG TIDAK MEMPUNYAI?
Matius 13: 13-14
(13:13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam
perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan
sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.
(13:14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang
berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu
akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
Mempunyai mata tetapi tidak melihat, mempunyai telinga
tetapi tidak mendengar dan tidak mengerti, berarti menjalankan ibadah secara
lahiriah saja = ibadah Taurat -> orang yang tidak mempunyai.
Banyak orang Kristen menjalankan ibadahnya secara
lahiriah, berada di bawah hukum Taurat; seperti kelihatan benar tetapi manusia
batiniahnya belum mengalami keubahan, itu sebabnya mereka mempunyai mata tetapi
tidak bisa melihat rahasia Kerajaan Sorga, punya telinga tetapi tidak dapat
mengerti rahasia Kerajaan Sorga = orang yang tidak mempunyai.
“Itulah sebabnya Tuhan berkata-kata dalam perumpamaan” = huruf yang tertulis pada loh-loh batu, yang memimpin pada kematian ->
ibadah yang dijalankan secara lahiriah.
Bagi mereka yang menjalankan ibadah secara lahiriah,
genaplah nubuatan nabi Yesaya, yaitu;
- “... kamu akan mendengar dan
mendengar, namun tidak mengerti...”
- “...kamu akan melihat dan
melihat, namun tidak menanggap...”
Sangat disayangkan punya telinga tetapi tidak mendengar,
sangat disayangkan punya mata tetapi tidak melihat/tidak tanggap, tidak tahu
apa yang dilihat. Ini adalah gambaran dari kerohanian yang masih kanak-kanak.
Kalau kerohanian yang sudah dewasa; biasa menikmati
makanan yang keras, sebab mereka memiliki panca indera yang terlatih, antara lain mata yang terlatih dan telinga yang terlatih,
mulut yang terlatih, hidung yang terlatih, kulit pipi yang terlatih.
Jadi, kerugian menjalankan ibadah Taurat, tidak memiliki
panca indera yang terlatih.
Matius 13: 15
(13:15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan
telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka
melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan
hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
Penyebab mendengar tetapi tidak mengerti, melihat tetapi
tidak tanggap adalah HATI TELAH MENEBAL.
Ukurannya adalah firman, bukan yang dilihat mata. Bisa
saja terlihat baik tetapi hati tidak baik, bisa saja terlihat seperti tidak
baik, tetapi ukurannya adalah hati.
Gambaran dari hati yang
menebal.
Matius 13: 5, 7
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang
tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu
makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
1. Tanah berbatu-batu, tanahnya
tipis/tidak banyak tanahnya -> orang yang keras hati.
Kerugian bila tanahnya berbatu-batu: benih yang
ditaburkan tumbuh sebentar, namun tidak tahan terhadap ujian karena
tidak berakar.
Ketika ada penindasan/aniaya karena firman/sengsara
karena salib, ia segera murtad/mengundurkan diri, sama seperti benih yang
ditaburkan itu tumbuh tetapi ketika matahari terbit, layulah ia, karena tumbuh
tidak berakar, tidak tahan terhadap ujian/cobaan = tumbuh sebentar.
Sementara matahari adalah gambaran dari kasih Allah.
Begitu besar kasih Allah bagi dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal.
Aniaya karena firman/sengsara salib = kasih Allah.
2. Ditumbuhi semak duri.
Matius 13: 22
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang
yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya
kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit firman
itu sehingga tidak berbuah.
Manusia duniawi adalah manusia yang menjalankan hidupnya
secara duniawi, maka manusia duniawi akan mudah sekali dipengaruhi oleh arus
dunia. Seperti apa gaya dunia, ia akan mengikuti arus itu. Itulah manusia
duniawi, sehingga kekuatiran dunia ini akan mempengaruhi hidupnya,
mempengaruhi gaya hidupnya.
Tipu daya kekayaan, berarti; ada keinginan untuk kaya. Tetapi perlu untuk diketahui,
keinginan untuk kaya membuat seseorang;
- Jatuh dalam berbagai pencobaan.
Pencobaan yang satu belum selesai,
muncul pencobaan yang kedua, dan seterusnya.
- Jatuh dalam jerat,
karena menginginkan kebebasan dunia.
Terikat dalam pelayanan, puji Tuhan, tetapi
kalau seseorang ingin melepaskan diri dari pelayanan karena
menginginkan kebebasan dunia, itu adalah
jerat.
- Jatuh dalam berbagai-bagai
nafsu yang hampa.
Setelah terwujud keinginannya menjadi orang kaya terjatuh
dalam berbagai nafsu yang hampa, Dahulu waktu miskin, ia menangis selalu di
bawah kaki Tuhan dan berjanji untuk terus melayani Tuhan, tetapi setelah
keinginan untuk kaya terwujud, ia terjatuh dalam berbagai nafsu yang hampa, ingin ini, ingin itu/daging bersuara.
Inilah penyebab benih yang ditaburkan itu tidak bertumbuh
oleh karena dua perkara di atas, itulah gambaran dari hati menebal.
Mari kita intropeksi diri di hadapan Tuhan dengan
bercermin kepada firman Allah.
Matius 13: 17
(13:17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak
nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak
mendengarnya.
Banyak nabi, banyak hamba Tuhan, banyak pelihat dan orang
benar ingin melihat Kerajaan Sorga, tetapi mereka tidak dapat melihat.
Ingin mendengar suasana riuh pesta nikah Anak Domba bagaikan desau air
bah, tetapi mereka tidak dapat mendengarkannya, karena hatinya telah menebal
... Wahyu 19: 6-7.
Jadi saudaraku, tidak semua orang dapat melihat Kerajaan
Sorga, tidak semua dapat mendengar bunyi desau air bah suasana pesta nikah Anak
Domba, karena hati telah menebal -> orang yang tidak mempunyai.
Dari awal mereka menjalankan ibadah secara lahiriah, dengan bukti mereka tidak membutuhkan pembukaan rahasia firman, mereka hanya suka
menjalankan ibadah secara lahiriah, ibadah Taurat.
Suatu kali nanti, mereka ingin melihat suasana Kerajaan
Sorga, tetapi tidak dapat melihat, mereka ingin mendengarkan desau air bah
dalam suasana pesta nikah Anak Domba tetapi tidak dapat mendengar.
Oleh sebab itu, saya dan saudara harus berjuang untuk
membawa Firman Pengajaran Mempelai sampai semua orang mengenalnya.
Tidak semua orang dapat melihat Kerajaan Sorga kalau
tidak mendengarkan Pembukaan rahasia firman, yaitu Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel, saya berani menyampaikan ini.
Banyak orang benar yang ingin melihat Kerajaan Sorga
tetapi tidak dapat melihatnya, ingin mendengar desau air bah suasana pesta
nikah Anak Domba tetapi tidak dapat mendengarnya, bahkan hamba-hamba Tuhan yang juga disebut
nabi-nabi tidak akan bisa.
Jadi, ukurannya bukan ibadah lahiriah yang dikaruniakan
kepada hamba Tuhan untuk mengadakan mujizat kesembuhan, tanda-tanda heran dan
lain sebagainya, bukan itu ukuran untuk melihat Kerajaan Sorga, bukan itu
ukuran untuk dapat mendengar desau air bah suasana pesta nikah Anak Domba.
Ukurannya adalah PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN TUHAN, karena
kitab Taurat itu sudah diperciki oleh darah Anak Domba jantan. Pembukaan
rahasia firman terjadi oleh karena Anak Domba Allah telah disembelih, hanya Dia
saja yang dapat menyingkapkan rahasia firman, itulah pemberitaan firman tentang
salib yang sifatnya to the point menunjuk dosa.
Pendeknya; “tidak mempunyai” berarti mempunyai
telinga tetapi tidak mendengar, mempunyai mata tetapi tidak melihat.
Sekarang, apa yang dimaksud: SIAPA YANG MEMPUNYAI?
Ini sudah jelas menunjuk kepada dua belas murid.
Matius 13: 12
(13:12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan
diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa
pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Siapa yang mempunyai; kepadanya akan diberi, yaitu karunia
untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga = mendapatkan pembukaan rahasia
firman Allah, yaitu Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Matius 13: 11
(13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia
untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
Karena mereka mempunyai, sehingga kepada yang mempunyai
dikaruniakan pembukaan rahasia firman, dikaruniakan untuk mengetahui rahasia
Kerajaan Sorga -> dua belas murid.
Gambaran dari orang yang mempunyai:
Matius 13: 8
(13:8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu
berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang
tiga puluh kali lipat.
Mereka yang mempunyai digambarkan
seperti tanah yang baik, tanah yang subur.
Matius 13: 23
(13:23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang
yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada
yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh
kali lipat."
Tanah yang baik, tanah yang subur -> orang yang
mendengar firman sampai mengerti, mendengar firman sampai menjadi pelaku.
Kalau kita merindukan Pembukaan rahasia
firman, tujuannya hanya satu yaitu, untuk melakukannya di hadapan-Nya.
Kalau tadi, orang lain mendengar tetapi tidak mengerti,
jadi tidak perlu diberitahukan Pembukaan rahasia firman kepada dia, tetapi kepada dua belas murid dikaruniakan untuk mengetahui rahasia
Kerajaan Sorga.
Saya bersyukur sekali memperoleh kemurahan semacam ini.
Dengan pengertian ini, saya dan tentu kita semua akan diteguhkan. Andaikata
kita tidak memperoleh pengertian semacam ini, mudah sekali kita
diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu yang tidak memberi jaminan
apa-apa.
Dengan pengertian demi pengertian lewat ketekunan dalam
tiga macam ibadah pokok, hati kita semakin diteguhkan/dimantapkan untuk
mempunyai, yaitu pembukaan rahasia firman, itulah orang yang mendengar dan
sampai mengerti (tanah yang subur, tanah yang baik).
Jadi, ukurannya bukanlah kuantitas. Kuantitas kecil,
tetapi kemurahan Tuhan besar, itu puji Tuhan. Tetapi kalau kuantitas luar biasa
namun kemurahannya kecil, untuk apa? Punya mata tetapi tidak dapat melihat,
punya telinga tetapi tidak dapat mendengar desau air bah (suasana pesta nikah
Anak Domba), kuantitas yang luar biasa/besar itu sangat menyedihkan.
Sebagai pembuktian, bila seseorang mendengar dan
mengerti/menjadi pelaku?
Perbandingannya begini;
Di tanah yang berbatu-batu; benih yang ditaburkan tumbuh
hanya sebentar karena tidak berakar.
- Di semak duri; benih yang ditaburkan tumbuh
namun tidak berbuah.
- Sedangkan tanah yang baik,
tanah yang subur, itulah orang yang mendengar dan mengerti (menjadi
pelaku).
Ketika benih itu
ditaburkan ke atas tanah yang baik, maka benih itu akan tumbuh, berakar dan
berbuah.
Berakar -> pengalaman kematian. Di dalam pengalaman kematian ini, kita
banyak menyerap hikmat
Allah yang begitu dalam yang tidak bisa diselami oleh akal pikiran manusia,
banyak terjadi perkara
perkara besar yang tidak dapat diselami akal pikiran manusia.
Berbeda dengan tanah yang berbatu-batu, benih itu tumbuh sebentar, tetapi
tidak berakar, kemudian
tanah
yang ditumbuhi semak duri; tumbuh tetapi tidak berbuah,
berbanding terbalik dengan tanah yang
baik; tumbuh dan sudah pasti berakar, kemudian berbuah seratus, enam puluh, tiga puluh kali
lipat.
Pelayanan berbuah-buah, melayani dalam kesucian -> suasana kebangkitan
Yesus Kristus.
Pelayanan tanpa kesucian adalah kebangkitan palsu, kematiannya tidak benar.
Kalau berbuah-buah, itu
adalah suasana kebangkitan, melayani dalam kesucian.
Inilah buktinya mendengar dan mengerti, menjadi pelaku
firman; ada tanda di dalam pengalaman kematian bersama dengan Yesus
Kristus,dan
ada tanda di dalam pengalaman kebangkitan bersama
dengan Yesus Kristus (berbuah dalam kesucian) -> orang yang mempunyai.
Dampak positif dialami
oleh orang yang mempunyai.
Matius 13: 12
(13:12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan
diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa
pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
“... kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan
...”
Lewat pembukaan rahasia firman yang Tuhan berikan ini,
Tuhan mau membuat kita berkelimpahan di dalam Dia.
Jadi, pendeknya; mereka yang mau menghargai pembukaan
rahasia firman adalah orang yang mempunyai (mendengar dan mengerti), itulah
hidup di dalam kebenaran firman.
Berarti sudah lengkap; tadi hidup dalam Roh bagaikan empat makhluk, hidup dalam penyembahan (kasih), dan hidup dalam kebenaran/firman
iman,
yaitu: orang yang mempunyai.
Sekarang kita lihat; MEREKA YANG HIDUP DALAM FIRMAN IMAN.
Matius 25: 16-18
(25:16) Segera pergilah hamba yang menerima lima
talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
(25:17) Hamba yang menerima dua talenta itu pun
berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
(25:18) Tetapi hamba yang menerima satu talenta
itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
Tuan dari hamba-hamba itu mempercayakan talentanya:
-
Kepada hamba yang pertama dipercaya lima
talenta, lalu hamba itu mengusahakannya dan
memperoleh laba
lima talenta, sesuai dengan kepercayaan tuannya.
-
Juga hamba yang kedua dipercaya dua talenta,
lalu mengusahakannya dan memperoleh laba dua
talenta, sesuai
kepercayaan tuannya.
-
Hamba yang ketiga dipercaya satu talenta,
namun ia menyembunyikannya di dalam tanah, mengubur
dalam-dalam.
Mengubur talenta, artinya;
1. Mengubur masa
depan.
2. Binasa sebelum Tuhan datang untuk kali yang
kedua.
Kita lanjut memperhatikan HAMBA YANG KETIGA.
Matius 25: 24-25
(25:24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu
talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam
yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat
di mana tuan tidak menanam.
(25:25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan
talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
Hamba yang malas suka mempersalahkan firman Tuhan dan
tuannya, itulah hamba yang ketiga.
Kalau mengubur talenta, tidak mau melayani Tuhan: suka
mempersalahkan Tuhan Yesus, tuan dari hamba-hamba Tuhan. Menyalahkan firman
Tuhan yang disampaikan, menyalahkan gembala sidang, menyalahkan salib Kristus,
suka menyalahkan orang lain.
Sesungguhnya mempersalahkan itu hanyalah alasan untuk
membenarkan diri.
Matius 25: 26
(25:26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang
jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana
aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
Kalau mengubur talenta disebutlah hamba yang malas.
Kalau seorang hamba Tuhan malas melayani Tuhan = jahat.
Jadi, malas itu jahat. Malas mengerjakan pekerjaan Tuhan
itu jahat, malas melayani Tuhan itu jahat, malas beribadah itu jahat, malas
memikul salib itu jahat.
Lihat saja orang yang tidak beribadah, ia tidak bisa
menyucikan dirinya. Orang yang jauh dari Tuhan, orang yang tidak beribadah,
tidak melayani, tidak bisa membuat dirinya suci, tidak bisa membuat dirinya
benar, sudah pasti jahat.
Oleh sebab itu, jangan dikuasai oleh roh malas!
Matius 25: 28-29
(25:28) Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan
berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
(25:29) Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya
akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak
mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Satu talenta diambil dari hamba yang ketiga, lalu
diberikan kepada hamba yang mempunyai sepuluh talenta.
Tujuannya adalah: karena setiap orang yang mempunyai,
kepadanya akan diberi sehingga ia semakin berkelimpahan.
Seharusnya, kalau menurut logika; satu talenta yang
diambil dari hamba yang ketiga diberikan kepada hamba yang kedua supaya talenta
hamba yang kedua menjadi tiga talenta (bertambah banyak).
Tetapi rupanya, di dalam Tuhan tidak seperti itu; kepada
siapa yang mempunyai, kepadanya diberi, supaya ia semakin berkelimpahan.
Jadi, kalau kita menikmati pembukaan rahasia firman (itu
namanya mempunyai), kepadanya diberi, supaya limpah kasih karunia, supaya
limpah rahasia Kerajaan Sorga, supaya semakin berkelimpahan dalam kemurahan,
supaya semakin berkelimpahan dalam kebajikan, dan sebagainya.
Tidak terselami kebaikan hati Tuhan. Saya bahagia,
terimakasih Tuhan, Engkau berikan kami Firman Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel, kami mempunyai, dan kepada kami diberikan, supaya semakin berkelimpahan.
Matius 25: 30
(25:30) Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna
itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap
dan kertak gigi."
Kepada yang mempunyai, suatu kali kelak akan melihat
suasana Kerajaan Sorga dan akan mendengarkan suara riuh suasana pesta nikah
Anak Domba bagaikan desau air bah, semuanya karena kemurahan hati Tuhan.
Tetapi bagi mereka yang tidak mempunyai, dari padanya
akan diambil apapun juga lalu dicampakkan ke dalam api neraka, di sana ada
kertak gigi, di sana ada dukacita dan kesedihan yang mendalam sampai
selama-lamanya.
Kemudian ...
Matius 13: 23
(13:23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang
yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang
seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali
lipat."
Orang yang mendengar firman Tuhan dan mengerti
(melakukannya), ia akan berbuah seratus, enam puluh, tiga
puluh kali lipat.
- Berbuah seratus kali lipat.
Matius 19: 29
(19:29) Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan
rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya,
anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan
memperoleh hidup yang kekal.
Buah seratus kali lipat adalah hidup yang kekal, bahagia
bersama dengan Dia di dalam kerajaan yang kekal.
- Berbuah enam puluh kali lipat.
Kejadian 25: 26
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang
tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun
pada waktu mereka lahir.
Pada saat Yakub lahir, dia memegang tumit Esau, dan pada
saat itu Ishak, ayahnya, berumur enam puluh tahun.
Berarti, buah enam puluh kali lipat, artinya; hak
kesulungan.
Hak kesulungan adalah ibadah dan pelayanan yang
diwariskan kepada kita sebagai milik pusaka yang harus
dipertahankan, itulah negeri yang kita kenal. Di luar ibadah pelayanan ini
adalah negeri yang tidak kita kenal. Kalau seseorang lebih menyukai berada di
negeri yang tidak dikenal, itu menunjukkan ia sedang diperbudak dosa.
- Berbuah tiga puluh kali lipat.
= babak baru dalam hidup yang baru.
Yesus memulai pelayanan pada saat usia tiga puluh tahun,
setelah Dia dibaptis.
Pelayanan -> babak baru. Baptisan -> hidup baru.
Jadi kesimpulannya; babak baru dalam hidup yang baru,
itulah buah tiga puluh kali lipat.
Tanah yang baik, tanah yang subur menghasilkan buah
seratus, enam puluh, tiga puluh kali lipat. Itulah orang yang menghargai pembukaan rahasia firman; hidup
dalam Roh, hidup dalam doa penyembahan (kasih), hidup dalam
kebenaran firman (iman).
Tuhan Yesus baik bagi kita semua, Dialah Mempelai
Pria Sorga yang kita cintai. Bersyukurlah
kepada Tuhan.
Kita
kembali memperhatikan Wahyu 5:9.
Wahyu 5: 9
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:
"Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya;
karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli
mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Tadi, oleh darah Anak Domba Allah terjadi pembukaan rahasia
firman, kemudian kalimat berikutnya: “ ... dengan darah-Mu Engkau telah
membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.”
Berarti, darah Anak Domba Allah berkuasa untuk menebus
dosa dunia.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara
hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan
barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Tuhan menebus kita dari perbuatan yang sia-sia (dosa
turunan, kutuk nenek moyang) dengan darah yang mahal, itulah darah Anak Domba
Allah yang telah disembelih.
Jadi, kita ditebus bukan dengan barang fana, yaitu emas
dan perak, harta, kekayaan, uang, dan sebagainya, tetapi dosa kita ditebus
dengan darah Anak Domba Allah.
Kalau kita ditebus oleh darah, maka kita tentu menjadi
milik si Penebus, menjadi milik Kristus.
Apa maksudnya kita menjadi milik Kristus? Kita tidak
berhak lagi atas diri sendiri, selain Yesus Kristus atas kita.
Tetapi anehnya, kita seringkali membatasi Tuhan bekerja
dalam kehidupan kita, menghalangi kuasa Tuhan, tidak mau pikul salib, jauh dari
ibadah pelayanan, seolah-olah hidup kita adalah milik kita, sementara dosa kita
sudah ditebus berarti kita adalah milik Kristus, kita tidak berhak atas diri
sendiri selain Kristus itu sendiri kepada kita.
Tetapi kita seringkali ogah-ogahan beribadah, ogah-ogahan
melayani, seolah-olah kita adalah milik kita sendiri. Saya tidak habis pikir
dengan orang yang seperti ini; terpaksa beribadah, terpaksa melayani.
Kalau hidupmu adalah milik diri sendiri, bukan milik
Kristus, tidak usah beribadah, tidak apa-apa, tetapi tanggung resiko.
Kalau kita sudah ditebus, berarti kita menjadi milik
Kristus, menjadi hamba Kristus.
Dalam bahasa Yunani disebut doulos, artinya; tidak
berhak atas dirinya sendiri selain tuannya atas dia, persis seperti Yusuf
ketika dibeli oleh Potifar.
Maka, kehendak Tuhan yang jadi bagi kita, bukan kehendak kita, tidak boleh
keras hati. Tuhan yang berkuasa, Tuhan yang berdaulat atas saya dan kita semua.
Kita adalah milik-Nya, buktinya apa? Darah-Nya sudah
tercurah menebus dosa, harganya sudah lunas dibayar dengan darah-Nya, bukan
dengan uang. Kalau dosa kita ditebus dengan uang, itu bisa kita ganti dengan
uang.
Tetapi dosa kita dibayar dengan darah, bisakah kita
menggantinya dengan darah? Bisakah kita membayar darah Yesus dengan darah kita
sendiri? Jabwabnya tentu tidak, bukan?!
Jadi, tidak boleh sombong, tidak boleh keras hati, tidak
boleh angkuh, kehendak Tuhan yang jadi atas kita. Kita tidak berhak atas diri
kita sendiri. Jadilah doulos, ikuti cara Tuhan. Dia yang memberi, Dia yang
mengambil, terserah Tuhan, kehendak Tuhan yang jadi, tidak boleh
bersungut-sungut.
Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu
kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Setelah kita ditebus oleh darah Anak Domba Allah, dengan kata lain kita menjadi milik Kristus, selanjutnya kehendak Dia yang menentukan kita jadi apa.
Yang pasti Tuhan membuat kita: “menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah”.
Jadi, kehendak Tuhan bagi kita adalah supaya kita
melayani Dia. Tidak boleh lagi ada orang yang menolak pelayanan, kehendak Dia
menjadikan kita imam, melayani Tuhan.
Kalau seseorang menolak kehendak-Nya, berarti ia belum
mengerti firman atau kebenaran, pemahamannya masih dangkal. Pemahaman ini
menolong kita. Kita bisa melakukan karena kita bisa mengerti. Kalau tidak
mengerti, tidak mungkin bisa melakukan. Oleh sebab itu, banyak mengerti, banyak
dituntut, tetapi kita harus tetap bersyukur jika kita banyak mengerti dan
banyak dituntut supaya kita semakin sempurna. Kalau sedikit mengerti, sedikit
tuntutannya, sehingga tidak akan sempurna.
Sekali
lagi saya tandaskan, kehendak Tuhan adalah supaya kita
melayani
Dia.
Orang yang melayani Tuhan berada di tempat yang tinggi.
Menjadi suatu kerajaan adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi.
Posisi orang yang melayani: berada di tempat yang tinggi,
sehingga kalau kita perhatikan dalam suratan Roma, mereka yang melayani Tuhan
akan dihormati manusia dan dikenan oleh Allah.
Menjadi suatu kerajaan adalah kedudukan yang tinggi,
sebab seorang raja punya wibawa karena kuasanya.
Seorang raja duduk di atas takhta kemuliaan dengan
memegang tongkat kerajaan di tangan kanan penuh dengan wibawa, berkuasa terhadap dosa. Itu yang
membuat kita berharga dan mulia di hadapan Tuhan, dihormati manusia dan dikenan
oleh Allah.
Kalau kita sembarangan dan tidak berwibawa, itu tidak ada
harganya. Apa buktinya tidak ada harganya? Tahu bahwa orang itu dikuasai roh
najis dan ia menjadi sasaran roh najis. Kalau ia tidak dikuasai roh najis, ia
pasti dihormati, takut melihat wibawa yang ada di dalam dirinya.
Mengapa sidang jemaat tidak berani kepada gembalanya,
terkhusus wanita-wanita? Karena ada wibawa di dalam diri gembala itu, dia
imamat rajani.
Itulah ukuran wibawa sang raja, tidak murahan, mahal,
karena sikapnya saja mahal.
Inilah yang kita syukuri, selama ini kita banyak keliru,
banyak kebodohan, sampai memahitkan hati, banyak penderitaan, banyak tangisan,
tertindas, ditekan, tetapi oleh kemurahan Tuhan kita bisa merasakan
keadilan-Nya dan keputusan-Nya yang jujur.
Malam ini, kita ditebus oleh darah-Nya, menjadi
milik-Nya, sehingga dengan demikian kehendak-Nya yang jadi untuk membuat kita
menjadi suatu kerajaan dan
imam-imam bagi Allah, berharga bagi Allah, itulah sasaran
Tuhan kepada kita semua.
Tetapi terkadang pemikiran kita ini membuat bodoh,
akhirnya sama seperti anjing dan babi. Seharusnya dari anjing dan babi
dipermuliakan, hina karena dosa dipermuliakan oleh karena kehendak Tuhan yang jadi.
Ijinkan kehendak Tuhan yang jadi, bukan kehendak kita,
supaya kita
tidak salah-salah lagi.
Wahyu 5: 10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu
kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi."
Orang yang melayani Tuhan, “memerintah sebagai raja di bumi” = berkuasa atas dosa, karena tidak diperintahkan oleh dosa.
Nyatakanlah kemuliaan-Nya di tengah-tengah nikah rumah
tangga, dalam hidup, dalam ibadah, dalam pelayanan kita, dalam segala sesuatu,
supaya nama Tuhan dipermuliakan.
Biarlah kehendak Tuhan yang jadi, bukan lagi kehendak
kita. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
No comments:
Post a Comment